mafiapasar
Semprot Kecil
- Daftar
- 22 Feb 2011
- Post
- 71
- Like diterima
- 208
Salam Sejahtera untuk para Sesepuh, Panitia dan Member Forum.
Akhirnya selesai juga cerita untuk even LKTCP 2020.
Karya ini terinspirasi dan saya tujukan sebagai penghormatan pada Suhu @arczre .
Karya beliau yaitu I Love You Handsome mengilhami saya dalam penulisan cerita ini.
Selamat Menikmati.
Lelaki itu menendang pintu sekuat tenaga. Pintu yang terbuat dari tripleks murahan itu pun langsung terbuka akibat tendangannya. Bahkan salah satu engsel pintu copot dari tempatnya.
Apa yang terpampang di hadapan lelaki itu membuat dirinya murka. Wajahnya tampak memerah. Kepalan tangannya tergenggam semakin kuat.
“Bajingan kalian!!!” katanya murka.
“Hana…!!! Kau benar-benar wanita pelacur!!! Aku ini tunanganmu, tapi kau malah bercinta dengan orang lain!!!” dia bertambah murka.
Di hadapannya, Hana, si wanita terlihat sedang mengoral penis seorang lelaki. Si lelaki terlihat begitu menikmati jilatan dan hisapan itu. Matanya setengah terpejammenikmati layanan mulut wanita itu di penisnya.
Lelaki yang sedang menikmati layanan oral itu tak terlihat terkejut atau gentar. Wajahnya bahkan terkesan meremehkan lelaki yang sedang murka di depannya itu. Bahkan dia tersenyum sinis pada lelaki di depannya itu.
“Kau cuma lelaki pecundang!” ujarnya merndahkan lelaki yang marah itu.
“Secara status dia memang kekasihmu, tapi dia lebih bahagia denganku. Iya ‘kan, Sayang?” tambahnya sambil memasukkan penisnya semakin dalam ke mulut wanita itu.
Si wanita melepaskan hisapannya pada penis itu. Namun tangannya tetap mengocok dan memijat penis lelaki itu perlahan. Pandangannya terlihat meremehkan lelaki yang sedang murka di depannya.
“Kau memang kekasihku. Tapi itu karena paksaan orang tua yang berhutang budi pada orang tuamu. Aku lebih cinta padanya, yang lebih mengerti aku daripada kamu….!!!”
“Tanpa orang tuamu kau hanya kroco tak berguna!!!” tambahnya sambil meraih dan kemudian menghisap penis lelaki yang ada di depannya.
“Kau wanita jalang…!!!Akan kuhabisi kalian sekarang juga…!!!” lelaki itu semakin murka dan bersiap menyerang pasangan yang kembali asyik bercinta itu.
Lelaki itu mengeluarkan pisau yang ada di jaketnya. Dia kemudian melompat menyerang pasangan itu sambil mengayun-ayunkan pisaunya. Kemarahan dan kemurkaan karena dikhianati tampak jelas menyala di matanya.
Tiba-tiba sebuah pukulan menghantam belakang kepala lelaki itu. Pukulan yang membuat lelaki itu terhuyung dan terjatuh ke lantai. Bertubi-tubi pukulan dan tendangan kemudian menghujani tubuh lelaki marah yang tak berdaya itu.
Pandangannya perlahan menggelap. Dia sudah pasrah bila ajal menjemputnya di depan perempuan yang mengkhianati cintanya. Sebelum kesadarannya hilang, dia masih melihat lelaki di depannya mengocok dan menyemprotkan spermanya ke wajah perempuan yang sangat dicintainya itu.
Mataku perlahan terbuka. Suasana terlihat remang. Suara musik berdentam-dentam diiringi sesekali suara DJ menyemangati manusia yang bergoyang memenuhi lantai dansa.
Lengan kiriku terasa ada yang memeluk dengan erat. Begitu eratnya sehingga gundukan lembut di dada pemiliknya itu begitu menekan lenganku. Ditambah dengan elusan lembut pemilik gundukan itu mem buat aku terlena.
“Mas Ryan tega bener sama aku, sudah dandan cantik tapi dianggurin,” kata pemilik gundukan lembut yang sedari tadi memeluk lenganku.
“Itu tandanya si Ryan pingin diservis sama kamu,” kata temanku Beny yang sedang menggerayangi perempuan di sebelahnya.
“Hi…hi…hi…bilang dong, Mas kalo pingin diservis,” kata perempuan itu sambil tersenyum genit.
“Mas Ryan saya panasi dulu ya,” tambahnya sambil tangannya beralih meraih bagian depan celanaku.
Tangannya dengan lincah membuka gesper ikat pinggang, dilanjutkan membuka resleting dan menurunkan celana dan bokser sekaligus. Tangan halus itu kemudian meraih penisku yang masih tertidur dan memijatnya lembut.
“Minum dulu ya, Mas. Sambil saya bersihkan sebelum saya servis,” katanya menyodorkan gelas yang langsung kutenggak habis.
Minuman itu tersa hangat di tenggorokan. Perlahan kehangatan itu meluncur ke perut. Entah sudah berapa gelas yang kemudian kutenggak sampai kepala ini terasa melayang.
Sementara di bawah sana ada terasa hangat dan basah. Sambil turun naik, kepala perempuan itu terasa menjilat dan menghisap penisku. Sesekali mulut itu beralih menghisap kantong testisku, sementara tangan lembutnya mengocok batangku perlahan.
Mataku yang setengah tertutup menikamati layanan mulut dan tangan perempuan itu tiba-tiba terpaku pada handphone yang tergeletak di meja. Handphone itu menyala dan bergetar tanda ada panggilan masuk. Nama yang terlihat di layarnya, bukan nama yang asing. Di layar itu tertera nama: JOE XXX.
Aku tidak habis piker kenapa Joe, yang nama aslinya Joshua, Kepala Security Night Club XXX, menelponku. Apa karena malam ini aku lebih suka menghabiskan malam di Golden Flower Club daripada di tempatnya, tanyaku dalam hati. Tapi apa urusannya Kepala Security mau melarang orang bersenang-senang.
Tanganku yang mencoba meraih handphone di meja, rupanya menjadi perhatian perempauan yang sedang menghisap penisku. Dia melepaskan hisapannya dan mengocok penisku perlahan. Itu agar aku bias meraih handphone di meja.
“Halo,” sapaku.
“Halo, Bos. Selamat Malam, mohon maaf mengganggu waktunya. Ada sesuatu yang penting, Bos,” balas Joe di ujung telpon.
“Kalo gak penting, kucopot kepalamu,” kataku agak marah karena mengganggu kenikmatanku.
Sementara di bawah sana perempuan itu kembali menghisap dan menjilati penisku.
“Mohon maaf sebesar-besarnya, Bos. Jadi, ada seorang wanita yang mengacau di sini. Setelah diamankan dia malah meracau menyebut-nyebut nama Bos. Bahkan sambil setengah mabuk dia menunjukkan nomor ponsel Bos di HP nya,” terangnya.
“Ah…ah…bisa saja orang itu Cuma ngaku tahu denagn aku,” sambil mendesah aku berkata.
“Saya kirim foto dan KTP-nya ya, Bos. Pesan Bos saya, sebaiknya segera ke sini,” ujar Joe dari seberang telpon.
“Uh…iya. Bos mu emang ada?” tanyaku yang keenakan dengan sedotan di bawah sana.
“Sedang menjinakkan wanita pengacau ini, Bos. Tapi diselesaikan aja dulu urusaanya, Bos. Biar gak kentang. Hehehe…,” jawab Joe sambil tertawa kecil.
“Sialan, kau. Ok, habis ini aku kesana,” Jawabku sambil menutup telepon.
Aku tah tahan lagi dengan hisapan dan jilatan di bawah sana. Sambil terseru tertahan aku melepaskan sperma ku di mulut perempuan itu. Benar-benar nikmat.
Bukannya berhenti, perempuan itu justru menyedot dan memijit batang serta kantong testisku dengan lembut. Seakan ingin memerah dan mengeluarkan setiap milliliter sperma dari batangku.
“ah…ah..ah…cukup..cukup…geli banget,” kataku smabil berusaha melepaskan mulut perempuan yang terus menghisap batang penisku.
Perempuan itu akhirnya melepaskan penisku. Dia membuka mulutnya, sambil memperlihatkan sperma yang tertampung. Kemudian, glek, dia menelannya sekaligus.
“Ternyata rasa peju Mas Ryan Mamoto enak juga. Asin-asin gurih, ada manis-manisnya gitu,” katanya tersenyum.
Sambil terengah, aku mengambil gelas, mengisinya dengan minuman dan menandaskannya dalam sekali teguk. Kemudian kuraih dompetku, menarik beberapa lembar kertas bergambar proklamator, melipatnya dan menyumpalkannya ke dalam g string yang dipakainya, sambil tak rupa meremas memek perempuan itu.
“Ah…Mas Ryan nakal. Apa mau dilanjutkan dengan menu utama?” perempuan itu bertanya sambil melihatku genit.
“Lain kali ya. Aku ada urusan di Triple X. Sudah ditunggu nih,” tolakku halus, sambil tak lupa membelai bagian yang tertutup g string.
“Mas Ryan ini bikin aku jadi kentang nih, “ Balas perempuan itu.
“Friends, aku pergi dulu ya. Lagi ditunggu di sebelah ini,” pamitku pada Beny, Andre dan Tommy yang sedang asyik bercumbu dengan para wanita. Bahkan di pangkuan Andre ada wanita yang sedang menaik turunkan pinggulnya. Pamitanku hanya dijawab dengan kode jari tanda OK dari mereka yang sedang bercumbu itu.
Dengan langkah agak terhuyung aku menghampiri security yang berjaga di bagian belakang. Kusampaikan agar bisa dipesankan taksi. Security itu mengangguk dan segera berbicara di HT nya. Kuucapkan terimakasih, sambil tak tupa menggenggamkan kertas bergambar Proklamator. Dia membalas dengan sikap hormat.
Di depan, taksiku ternyata sudah menunggu. Sang sopir membantu membuka pintu belakang dan menutupnya dengan halus begitu aku masuk. Sejenak kusandarkan kepalaku.
“Selamat Malam, Bos. Mau diantar ke mana ini?” tanya sang sopir dengan sopan.
“Ke Triple X, ya Pak,” jawabku.
“Siap, Bos”
Sambil bersandar, tanganku meraih handphone ku. Ada notifikasi kiriman foto dari Joe. Rupanya dia menepati janji untuk mengirim foto dan KTP wanita pengacau itu.
Setengah tak percaya aku pandangi foto wanita itu.
“Ini bukan dia…! Pasti mataku kena pengaruh minuman tadi!!” kataku dalam hati.
Kutekan foto KTP wanita itu. Nama yang tertera membuatku tambah terkejut tak percaya.
Di KTP tertulis, Nama : Hana Anisa.
Perlahan kusandarkan badanku dan mulai menutup mata.
Akhirnya selesai juga cerita untuk even LKTCP 2020.
Karya ini terinspirasi dan saya tujukan sebagai penghormatan pada Suhu @arczre .
Karya beliau yaitu I Love You Handsome mengilhami saya dalam penulisan cerita ini.
Selamat Menikmati.
BALAS DENDAM UNTUK HANA
“Braakkk!!!”
Lelaki itu menendang pintu sekuat tenaga. Pintu yang terbuat dari tripleks murahan itu pun langsung terbuka akibat tendangannya. Bahkan salah satu engsel pintu copot dari tempatnya.
Apa yang terpampang di hadapan lelaki itu membuat dirinya murka. Wajahnya tampak memerah. Kepalan tangannya tergenggam semakin kuat.
“Bajingan kalian!!!” katanya murka.
“Hana…!!! Kau benar-benar wanita pelacur!!! Aku ini tunanganmu, tapi kau malah bercinta dengan orang lain!!!” dia bertambah murka.
Di hadapannya, Hana, si wanita terlihat sedang mengoral penis seorang lelaki. Si lelaki terlihat begitu menikmati jilatan dan hisapan itu. Matanya setengah terpejammenikmati layanan mulut wanita itu di penisnya.
Lelaki yang sedang menikmati layanan oral itu tak terlihat terkejut atau gentar. Wajahnya bahkan terkesan meremehkan lelaki yang sedang murka di depannya itu. Bahkan dia tersenyum sinis pada lelaki di depannya itu.
“Kau cuma lelaki pecundang!” ujarnya merndahkan lelaki yang marah itu.
“Secara status dia memang kekasihmu, tapi dia lebih bahagia denganku. Iya ‘kan, Sayang?” tambahnya sambil memasukkan penisnya semakin dalam ke mulut wanita itu.
Si wanita melepaskan hisapannya pada penis itu. Namun tangannya tetap mengocok dan memijat penis lelaki itu perlahan. Pandangannya terlihat meremehkan lelaki yang sedang murka di depannya.
“Kau memang kekasihku. Tapi itu karena paksaan orang tua yang berhutang budi pada orang tuamu. Aku lebih cinta padanya, yang lebih mengerti aku daripada kamu….!!!”
“Tanpa orang tuamu kau hanya kroco tak berguna!!!” tambahnya sambil meraih dan kemudian menghisap penis lelaki yang ada di depannya.
“Kau wanita jalang…!!!Akan kuhabisi kalian sekarang juga…!!!” lelaki itu semakin murka dan bersiap menyerang pasangan yang kembali asyik bercinta itu.
Lelaki itu mengeluarkan pisau yang ada di jaketnya. Dia kemudian melompat menyerang pasangan itu sambil mengayun-ayunkan pisaunya. Kemarahan dan kemurkaan karena dikhianati tampak jelas menyala di matanya.
Tiba-tiba sebuah pukulan menghantam belakang kepala lelaki itu. Pukulan yang membuat lelaki itu terhuyung dan terjatuh ke lantai. Bertubi-tubi pukulan dan tendangan kemudian menghujani tubuh lelaki marah yang tak berdaya itu.
Pandangannya perlahan menggelap. Dia sudah pasrah bila ajal menjemputnya di depan perempuan yang mengkhianati cintanya. Sebelum kesadarannya hilang, dia masih melihat lelaki di depannya mengocok dan menyemprotkan spermanya ke wajah perempuan yang sangat dicintainya itu.
***
Mataku perlahan terbuka. Suasana terlihat remang. Suara musik berdentam-dentam diiringi sesekali suara DJ menyemangati manusia yang bergoyang memenuhi lantai dansa.
Lengan kiriku terasa ada yang memeluk dengan erat. Begitu eratnya sehingga gundukan lembut di dada pemiliknya itu begitu menekan lenganku. Ditambah dengan elusan lembut pemilik gundukan itu mem buat aku terlena.
“Mas Ryan tega bener sama aku, sudah dandan cantik tapi dianggurin,” kata pemilik gundukan lembut yang sedari tadi memeluk lenganku.
“Itu tandanya si Ryan pingin diservis sama kamu,” kata temanku Beny yang sedang menggerayangi perempuan di sebelahnya.
“Hi…hi…hi…bilang dong, Mas kalo pingin diservis,” kata perempuan itu sambil tersenyum genit.
“Mas Ryan saya panasi dulu ya,” tambahnya sambil tangannya beralih meraih bagian depan celanaku.
Tangannya dengan lincah membuka gesper ikat pinggang, dilanjutkan membuka resleting dan menurunkan celana dan bokser sekaligus. Tangan halus itu kemudian meraih penisku yang masih tertidur dan memijatnya lembut.
“Minum dulu ya, Mas. Sambil saya bersihkan sebelum saya servis,” katanya menyodorkan gelas yang langsung kutenggak habis.
Minuman itu tersa hangat di tenggorokan. Perlahan kehangatan itu meluncur ke perut. Entah sudah berapa gelas yang kemudian kutenggak sampai kepala ini terasa melayang.
Sementara di bawah sana ada terasa hangat dan basah. Sambil turun naik, kepala perempuan itu terasa menjilat dan menghisap penisku. Sesekali mulut itu beralih menghisap kantong testisku, sementara tangan lembutnya mengocok batangku perlahan.
Mataku yang setengah tertutup menikamati layanan mulut dan tangan perempuan itu tiba-tiba terpaku pada handphone yang tergeletak di meja. Handphone itu menyala dan bergetar tanda ada panggilan masuk. Nama yang terlihat di layarnya, bukan nama yang asing. Di layar itu tertera nama: JOE XXX.
Aku tidak habis piker kenapa Joe, yang nama aslinya Joshua, Kepala Security Night Club XXX, menelponku. Apa karena malam ini aku lebih suka menghabiskan malam di Golden Flower Club daripada di tempatnya, tanyaku dalam hati. Tapi apa urusannya Kepala Security mau melarang orang bersenang-senang.
Tanganku yang mencoba meraih handphone di meja, rupanya menjadi perhatian perempauan yang sedang menghisap penisku. Dia melepaskan hisapannya dan mengocok penisku perlahan. Itu agar aku bias meraih handphone di meja.
“Halo,” sapaku.
“Halo, Bos. Selamat Malam, mohon maaf mengganggu waktunya. Ada sesuatu yang penting, Bos,” balas Joe di ujung telpon.
“Kalo gak penting, kucopot kepalamu,” kataku agak marah karena mengganggu kenikmatanku.
Sementara di bawah sana perempuan itu kembali menghisap dan menjilati penisku.
“Mohon maaf sebesar-besarnya, Bos. Jadi, ada seorang wanita yang mengacau di sini. Setelah diamankan dia malah meracau menyebut-nyebut nama Bos. Bahkan sambil setengah mabuk dia menunjukkan nomor ponsel Bos di HP nya,” terangnya.
“Ah…ah…bisa saja orang itu Cuma ngaku tahu denagn aku,” sambil mendesah aku berkata.
“Saya kirim foto dan KTP-nya ya, Bos. Pesan Bos saya, sebaiknya segera ke sini,” ujar Joe dari seberang telpon.
“Uh…iya. Bos mu emang ada?” tanyaku yang keenakan dengan sedotan di bawah sana.
“Sedang menjinakkan wanita pengacau ini, Bos. Tapi diselesaikan aja dulu urusaanya, Bos. Biar gak kentang. Hehehe…,” jawab Joe sambil tertawa kecil.
“Sialan, kau. Ok, habis ini aku kesana,” Jawabku sambil menutup telepon.
Aku tah tahan lagi dengan hisapan dan jilatan di bawah sana. Sambil terseru tertahan aku melepaskan sperma ku di mulut perempuan itu. Benar-benar nikmat.
Bukannya berhenti, perempuan itu justru menyedot dan memijit batang serta kantong testisku dengan lembut. Seakan ingin memerah dan mengeluarkan setiap milliliter sperma dari batangku.
“ah…ah..ah…cukup..cukup…geli banget,” kataku smabil berusaha melepaskan mulut perempuan yang terus menghisap batang penisku.
Perempuan itu akhirnya melepaskan penisku. Dia membuka mulutnya, sambil memperlihatkan sperma yang tertampung. Kemudian, glek, dia menelannya sekaligus.
“Ternyata rasa peju Mas Ryan Mamoto enak juga. Asin-asin gurih, ada manis-manisnya gitu,” katanya tersenyum.
Sambil terengah, aku mengambil gelas, mengisinya dengan minuman dan menandaskannya dalam sekali teguk. Kemudian kuraih dompetku, menarik beberapa lembar kertas bergambar proklamator, melipatnya dan menyumpalkannya ke dalam g string yang dipakainya, sambil tak rupa meremas memek perempuan itu.
“Ah…Mas Ryan nakal. Apa mau dilanjutkan dengan menu utama?” perempuan itu bertanya sambil melihatku genit.
“Lain kali ya. Aku ada urusan di Triple X. Sudah ditunggu nih,” tolakku halus, sambil tak lupa membelai bagian yang tertutup g string.
“Mas Ryan ini bikin aku jadi kentang nih, “ Balas perempuan itu.
“Friends, aku pergi dulu ya. Lagi ditunggu di sebelah ini,” pamitku pada Beny, Andre dan Tommy yang sedang asyik bercumbu dengan para wanita. Bahkan di pangkuan Andre ada wanita yang sedang menaik turunkan pinggulnya. Pamitanku hanya dijawab dengan kode jari tanda OK dari mereka yang sedang bercumbu itu.
Dengan langkah agak terhuyung aku menghampiri security yang berjaga di bagian belakang. Kusampaikan agar bisa dipesankan taksi. Security itu mengangguk dan segera berbicara di HT nya. Kuucapkan terimakasih, sambil tak tupa menggenggamkan kertas bergambar Proklamator. Dia membalas dengan sikap hormat.
Di depan, taksiku ternyata sudah menunggu. Sang sopir membantu membuka pintu belakang dan menutupnya dengan halus begitu aku masuk. Sejenak kusandarkan kepalaku.
“Selamat Malam, Bos. Mau diantar ke mana ini?” tanya sang sopir dengan sopan.
“Ke Triple X, ya Pak,” jawabku.
“Siap, Bos”
Sambil bersandar, tanganku meraih handphone ku. Ada notifikasi kiriman foto dari Joe. Rupanya dia menepati janji untuk mengirim foto dan KTP wanita pengacau itu.
Setengah tak percaya aku pandangi foto wanita itu.
“Ini bukan dia…! Pasti mataku kena pengaruh minuman tadi!!” kataku dalam hati.
Kutekan foto KTP wanita itu. Nama yang tertera membuatku tambah terkejut tak percaya.
Di KTP tertulis, Nama : Hana Anisa.
Perlahan kusandarkan badanku dan mulai menutup mata.
Terakhir diubah: