Menurut Dr. Gary Chapman, ada lima jenis bahasa kasih (dikenal dengan The Five Love Languages):
1. Kata-kata penguatan (Words of Affirmation)
Bahasa ini digunakan untuk menguatkan atau memotivasi orang lain. Orang-orang yang mahir berbicara dalam bahasa ini suka membangun lewat kata-kata yang positif dan penuh semangat. Mereka murah hati dalam memberikan pujian (yang tulus tentunya). Sebisa mungkin mereka berusaha untuk tidak mencela atau menghina orang lain. Namun, orang-orang ini juga lah yang paling rentan terhadap kata-kata yang mematahkan semangat.
2. Tindakan melayani (Acts of Service)
Orang-orang dengan tipe bahasa ini punya prinsip: “Tindakan nyata selalu lebih baik daripada kata-kata belaka” atau dalam istilah aslinya: “Action speaks louder than words”. Kadang-kadang mereka tidak banyak bicara, yang penting bekerja. Mereka adalah tipe orang yang murah hati dalam memberikan pertolongan dan peka terhadap kebutuhan orang lain. Ketika melihat orang lain sedang kesusahan membawa barang, misalnya, orang-orang ini akan segera membantu dengan senang hati tanpa diminta atau disuruh.
3. Pemberian hadiah (Receiving Gifts)
Beberapa orang mengekspresikan kasih dengan cara memberi hadiah, misalnya pada momen-momen spesial, seperti ulang tahun atau perayaan kelulusan, dsb. Biasanya orang-orang dengan tipe ini juga akan lebih merasa dicintai jika orang lain memberi mereka hadiah. Terkadang mereka tidak banyak pikir mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk membeli barang (yang cukup mewah tentunya) sebagai hadiah bagi orang yang dicintainya.
4. Waktu yang berkualitas (Quality Time)
Bagi orang-orang dengan tipe bahasa ini, hal paling penting yang dapat mereka berikan adalah perhatian penuh (undivided attention). Mereka senang meluangkan waktu bersama orang-orang yang dicintai, untuk mendengar dengan tulus, serius, dan fokus tentang kisah hidup mereka. Jelas sekali bahwa orang-orang ini adalah pendengar yang baik, cocok dijadikan partner bagi mereka yang suka curhat
5. Sentuhan fisik (Physical Touch)
Bahasa ini dikuasai oleh orang-orang yang senang memberikan sentuhan fisik kepada lawan bicara mereka. Bagi mereka, sentuhan fisik dapat berbicara lebih ‘dalam’. Tentu saja yang dimaksud sentuhan fisik di sini adalah sentuhan yang sopan dan tepat pada waktunya. Terkadang saat seorang wanita menangis, yang mereka perlukan hanyalah sebuah pelukan tanpa kata-kata nasihat atau solusi. Saat kita masih kanak-kanak, seringkali kita merasa nyaman dan damai ketika orang tua memegang kepala dan mengusap-usap rambut kita, sebagai tanda kasih sayang dan penerimaan mereka.
Apa bahasa kasih kalian ? Share pengalaman kalian dong
Terakhir diubah: