MONOLOGUE #1
Hai suhu2, untuk kali ini gw mau terbitin monolog dgw sendiri dulu, untuk kalian, bahwa tujuan gw menceritakan apa yg gw ceritakan ini semata2 bukan hanya untuk kepuasan fantasi serta perlendiran.
Apa yg ada di kisah Bagas ini merupakan penggalan, bagian dari diri gw, untuk kalian, dengan harapan semoga kalian bisa relate apa yg gw alami dan rasakan.
Dengan harapan bahwa apa yg gw tumpahkan dalam tulisan bisa menjadi bagian nostalgia kalian, agar kalian bisa tenggelam dalam segmen2 tertentu dalam hidup kalian, sebagai pembelajaran, sebagai pengingat bahwa dalam satu poin tertentu dalam pencarian jati diri serta perjalanan kalian, sampai kalian di posisi sekarang yg sedang membaca cerita Bagas.
Karena bagi gw yg awalnya menceritakan kisah Bagas sebatas membagi pengalaman, namun seiring dengan chapter2 yg berlalu, tidak terasa bahwa memang ini merupakan salah satu ekspresi hati gw untuk berbagi.
Selain waktu dan kesibukan, membagi sebagian dari diri gw cukup berat, apa yg gw ketik membuat gw cenderung kembali ke masa itu, membuat gw kembali merasakan hal2 itu, membuat gw berpikir apakah langkah yg gw ambil adalah langkah yg tepat, membuat gw wondering what if?
Dalam monolog ini gw pun ingin berbagi bahwa musik memiliki peran penting dalam hidup gw. Gw bukan musisi, gw bukan orang paling berselera tinggi, tapi setidaknya musik yg ada dalam hidup gw turut mengiringi layaknya soundtrack setiap cerita dan momen didalamnya.
Dalam musik, gw menikmati tidak hanya melodi, namun sajak atau syair yg cenderung masuk ke hati gw, menjadi narasi dalam setiap langkah2 gw, karena itulah gw merasa gw hanya menyukai musik yg memiliki bobot dalam musikalitasnya.
Oleh karena itu, gw mengajak kalian untuk turut mendengarkan βsoundtrackβ hidup gw di setiap cerita gw, listen to it while you read it, karena saat itu, waktu itu, syair dari musik itulah yg mewakili perasaan gw yg kadang tidak bisa gw bicarakan, melodi yg membuat jantung gw berdebar.
Bagi para Bagas disini, semoga nostalgia ini menimbulkan senyum.
P.S.: buat para suhu yg sabar nungguin, terima kasih, buat para suhu yg ga sabar, ya mohon sabar