Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Back to Nature [2019]

kalu ado uwong kito. ngapo nak meleh uwong laen. lanjot suhu @rad76 keep spirit semoga menang. tolong di post ing yg ketigo selipin adegan ss nyo jgn lupo mulustrasi cek mila nyo. mokaseh
 
kalu ado uwong kito. ngapo nak meleh uwong laen. lanjot suhu @rad76 keep spirit semoga menang. tolong di post ing yg ketigo selipin adegan ss nyo jgn lupo mulustrasi cek mila nyo. mokaseh
Sudah dak pacak lagi Mang Heheheh... Semalem udh ditutup. Maaf kalo dak sesuai harapan keburu dikejar deadline.
 
Apik bener iki........ada cerita panas dengan nasehat dan pengalaman sbg pelajaran hidup
 
om rad turun gunung :papi:

gacada niatan dibikin cerbung nih om? :papi:
 
Kesannya kok buru buru Bah!!
Dibuat cerbung dong Abah @rad76 ... :sendirian:
Iya ada rencana mau ane bikin cerbung.
Ga puas aja ga sesuai draft yg udh ane susun.
Semoga ane punya banyak waktu luang buat nulis.
 
Selamat om rad76,smoga menjadi salah satu pemenang :semangat: :semangat:

Penggambaran karakter sosok Raka top habis om :jempol::jempol:
 
Setelah kedatangan Bagas dan Henny pagi tadi sekitar jam 5.30 wib, disusul berikutnya yang mengunjungi Raka Aditya adalah Heru Tri Guntara, SH. MH atau biasa disapa dengan nama Heru. Beliau yang berprofesi sebagai lawyer dan kuasa hukum PT. Oetama Mandiri Tbk (Persero) yang datang ke Polsek Menteng pada jam 9.00 wib bersama istrinya yang bernama Rasti Hartati. Heru adalah adik dari Henny Dwi Lestari istri dari Bagas Adi Utama.

Selain mengunjungi Raka, tujuan Heru mendatangi Polsek Menteng ini untuk memperkenalkan diri sebagai lawyer atau kuasa hukum untuk Raka. Tugas seorang lawyer; mendampingi Raka menghadapi tuntutan hukum, baik dalam proses hukum dari pembuatan Berkas Acara Pidana (BAP)yang dibuat oleh pihak Kepolisian, diteruskan ke Kejaksaan sebelum berkas itu diajukan ke muka persidangan atau Pengadilan.

Heru bersama istrinya menemui Raka selain kunjungan antara Oom dan Tante pada ponakannya Heru ingin meminta keterangan Raka tentang kejadian yang sebenarnya yang terjadi pada saat itu. Heru juga menanyakan beberapa hal kepada Claudya dan Siska sebagai bahan yang bisa meringankan Raka nanti jika perkara ini berlanjut sampai ke persidangan.

Hari berganti hari, kini sudah seminggu Raka berada di sel tahanan Polsek Menteng. Berkas Acara Pidana sudah dibuat dan ditandatangani oleh Raka dengan didampingi oleh kuasa hukumnya Heru Tri Guntara, SH. MH. Begitu pula keterangan dari kedua saksi, saksi pertama adalah Claudya dan saksi kedua adalah Siska lebih banyak meringankan dibandingkan memberatkan Raka. Begitu pun dari hasil tes urine Raka, Claudya dan Siska dinyatakan ‘NEGATIF’ dari Narkoba. Hanya saja yang memberatkan Raka adalah ditemukannya barang bukti Bong dan paket sabu-sabu seberat 400 gram di apartemen Raka. dari UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, Raka dikenakan pasal 111, 112 jo 132 sebagai bandar, pengedar, kurir. Dengan ancaman hukuman minimal 4 tahun atau denda lima miliar rupiah dan maksimal hukuman 20 tahun bahkan hukuman mati. Namun Raka tidak dikenakan pasal dari UU No. 44 tahun 2008 tentang Pornografi karena tidak cukup bukti untuk didakwakan.


12 Juni 2010..

Hari terakhir persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat. Raka ditetapkan sebagai tersangka sesuai BAP dengan tuntutan pasal berlapis. Pasal 111, 112 jo 132 sebagai bandar, pengedar dan kurir dengan ancaman hukuman minimal 4 tahun penjara atau denda lima miliar rupiah dan maksimal hukuman 20 tahun bahkan hukuman mati.

JPU (Jaksa Penuntut Umum) membacakan dakwaannya dan tuntutannya kepada majelis Hakim untuk tersangka Raka Aditya dengan hukuman 6 tahun penjara. Namun dari tim advokasi yang diketuai oleh Heru Tri Guntara melakukan upaya perlawanan hukum dengan menyiapkan dua orang saksi yaitu Claudya dan Siska, menyertakan dokumen hasil tes urine dari BNN yang menyatakan Raka ‘NEGATIF’. Heru Tri Guntara, SH. MH menolak tuntutan JPU yang memberatkan kliennya dan meminta majelis hakim memutuskan hukuman seringan-ringannya untuk kliennya bernama Raka Aditya karena selain masih muda, selama persidangan berlangsung Raka bersikap ko-operatif dan berkelakuan baik serta belum pernah tersangkut kasus hukum apapun.

Setelah mendengar, mempertimbangkan dan menelaah kasus Raka Aditya maka majelis hakim PN Jakarta Pusat memutuskan; menghukum Raka Aditya dengan vonis hukuman penjara selama 2 tahun. Sidang ditutup Hakim Ketua mengetok palu setelah tidak ada lagi keberatan dari kedua belah pihak.

Raka pun dibawa oleh petugas kejaksaan dikawal ketat oleh petugas dari kepolisian lalu dinaikan ke mobil khusus tahanan untuk dititipkan di Rutan (Rumah tahanan) Salemba.
#####
13 Desember 2012...

Raka hanya menjalani masa hukumannya selama 17 bulan atau 1,5 tahun dari vonis hakim tanggal 12 Juni 2010 yang memutuskan hukumannya selama 24 bulan atau 2 tahun penjara. Dikurangi hukuman 1 bulan sebelum waktu sidang dan Raka mendapatkan dua kali remisi atau pengurangan masa hukuman dari Presiden R.I saat hari kemerdekaan dan Hari Raya Idul Fitri sebanyak 6 bulan.

Mobil Mercedez E Class sudah berada di sana. Dari dalam mobil itu keluar Bagas, Henny, Claudya dan Siska. Mereka berempat sengaja
datang untuk menyambut kebebasan Raka Aditya.

Seorang sipir penjara sempat memberikan nasehatnya buat Raka sebelum Raka meninggalkan tempat itu. “Jangan sampai kembali lagi ke tempat ini, jadikanlah pelajaran untuk menjadi individu yang menaati hukum dan kembali menjadi individu yang bisa memberikan kontribusi buat Bangsa dan Negara.”

Pintu kecil yang berada disamping pintu gerbang utama Rutan Salemba mulai terbuka. Dari dalam, keluarlah seorang pemuda memakai baju kaos putih bertuliskan Freedom. Wajahnya nampak sangar karena terdapat kumis dan berewok, rambutnya pun terlihat tak rapi dan sedikit lebih panjang dari biasanya.

“Raka....!” Teriak Claudya sambil melambaikan tangannya pada pemuda itu. Bagas, Henny dan Siska pun ikut melambaikan tangan mereka.

Raka mulai berjalan ke arah mereka, sambil tersenyum bahagia. Dari kejauhan, Raka bisa melihat wajah-wajah penuh bahagia dari mereka berempat atas kebebasan dirinya.

“Papa, Mama, Claudya dan Siska, terima kasih. Kalian berempat selalu ada dan selalu memberikan semangat buatku untuk kuat menjalani masa-masa hukuman ini.” Gumam Raka dalam hati, dia terharu dan sempat menitikkan air mata.

Begitu Raka sampai di tempat itu, orang pertama yang dipeluknya adalah Henny. Lalu Papanya, Claudya dan Siska. Setelah acara kangen-kangen selesai mereka semua masuk ke dalam mobil Mercedez E-Class itu menuju ke kediaman Bagas Adi Utama.
#####​

Setelah makan siang, Bagas sengaja meminta Henny dan Raka untuk kumpul di ruang keluarga.

Bagas kemudian menceritakan persoalan yang sedang dihadapi oleh anak perusahaannya yang sekarang mengalami kerugian, dari informasi yang ia dapatkan PT. Oetama Platation Tbk (Persero) mengalami kerugian sebesar 5,5 miliar rupiah dari tahun sebelumnya yang sempat memperoleh laba sebesar 2 miliar rupiah.

“Kok bisa ya Pa PT. Oetama Platation Tbk (Persero) mengalami kerugian? Padahal tahun ini harga CPO dunia naik dibandingkan tahun sebelumnya.” Raka merasa kebingungan dengan kondisi tersebut.

“Nah itu Nak masalahnya.” Bagas mengiyakan pendapat Raka. “Harusnya dengan tinggginya harga CPO dunia PT. Oetama Platation Tbk (Persero) bukan merugi melainkan memperoleh laba.”

“Apa mungkin sawitnya udah tidak produktif lagi?” Tanya Raka pada Papanya. “Berarti kita mesti buka lahan baru dan tanam kelapa sawit yang baru.”

”Kalo soal produksi sawit dan peremajaannya sudah Papa dibantu oleh tim ahli sudah direncanakan 10 tahun yang lalu waktu pertama kali kita ingin memperluas usaha di bidang perkebunan ini. Papa rasa bukan itu masalahnya Nak.” Bagas menanggapi pertanyaan Raka barusan.

“Berarti ini salah dari manajemennya, Pa.” Raka memberikan analisanya. “Apa Papa sudah cek n ricek mengenai masalah ini.”

“Papamu beberapa bulan ini memang curiga dengan penurunan laba dari bulan pertama, kedua sampai pas tutup buku terjadi defisit atau kerugian.” Henny ikut berbicara mengenai permasalahan ini. “Sejak manajemen PT. Oetama Platation Tbk (Persero) dipimpin oleh Juniarto Wijaya seperti ini jadinya.”

“Siapa Juniarto Wijaya?” Gumam Raka pelan. Namun gumaman Raka terdengar oleh Bagas.

“Dia itu anaknya almarhum sahabat Papa.” Bagas menyahuti perkataan Raka. “Namun anak perempuannya hilang saat berusia 9 tahun.”

“Siapa almarhum ayahnya Juniarto Gunawan Pa?” Raka makin penasaran karena Papanya seperti menyimpan sebuah rahasia besar. ”Kenapa Papa seperti orang yang bersalah terhadap kematian sahabat Papa itu?”

“Tunggu sebentar, Mama mau ke kamar dulu!” Henny langsung beranjak meninggalkan keduanya menuju kamarnya.
Bagas hanya diam dan tak bisa berkata-kata, air matanya mulai turun dari sudut matanya.

Tak lama kemudian Henny datang sambil membawa buku diary lalu ia serahkan kepada Raka sambil berkata. “Semua yang kamu tanyakan ada di dalam buku diary itu Nak. Papamu tidak akan bisa mengatakan semuanya karena akan mengingatkan kembali peristiwa berdarah itu.”

Raka menerima buku diary itu dan ingin membacanya.

Namun dicegah oleh Henny. “Nanti saja dibaca. Sekarang masalah ini lebih penting Nak.”

Bagas terlihat sudah bisa mengendalikan dirinya lalu berbicara serius pada Raka. “Kemaren Papa sudah penuhi kedua permintaanmu Nak. Kini gantian Papa yang mengajukan permintaan.”

“Apa permintaan Papa, Raka siap melakukannya?” Jawab Raka tegas dan tanpa ragu-ragu lagi.

“Papa memintamu pergi ke perkebunan sawit kita. Papa percaya kamu pasti bisa mengatasi masalah ini Nak.” Bagas mengatakan permohonannya pada Raka.

Raka tersenyum lalu mencium tangan Bagas. “Kalo Papa yang memberi ijin Raka siap Pa. Raka ingin buktikan bahwa Raka bisa menyelesaikan masalah ini sampai kembali baik seperti semula. Raka minta doa dan restunya.”

“Lusa kamu berangkat ke sana, Ka.” Bagas senang karena Raka mau membantu permasalahan ini. “Nanti Mamamu yang urus semua keperluanmu.”

“Siap Pa.” Jawab Raka singkat. “Raka mau ziarah ke makamnya Rio dan mungkin malam ini Raka akan tidur di apartemen.”

“Iya Nak Papa dan Mama ijinkan.” Bagas menjawab dengan disertai senyum yang lebar. “Tapi kamu hati-hati ya!”

“Iya Pa.” Raka lalu mencium tangan Henny lalu kemudian mencium tangan Bagas. Dan ia beranjak meninggalkan kedua orangtuanya menuju bagasi mobil.
#####​

Mobil Jaguar yang dikendarai Raka mulai membelah jalanan ibukota. Mobilnya sempat melintas di depan kantor pusat PT. Oetama Mandiri Group Tbk (Persero). Raka melihat Claudya baru saja keluar dari warung nasi Padang.

TIINN...

TIINN...

Suara klakson mobil itu membuat Claudya mencari asal suaranya dan ia pun tersenyum saat melihat siapa yang membunyikan klakson itu.

“Temenin gue ziarah ke makam Rio.” Raka mengatakan dengan suara lantang setelah mobilnya berhenti.

Claudya pun naik ke dalam mobil, kemudian mobil itu melaju ke perkuburan tempat pemakaman Rio yang berada di Tanah Kusir.

Mereka sudah sampai di sana. Raka dan Claudya segera berjalan menuju makam Rio. Di atas batu nisan itu tertulis nama Rio Hargianto. Raka lalu berdoa di pusara Rio, air matanya menetes karena kembali terkenang persahabatan mereka hingga peristiwa itu membuat persahabatan mereka mesti terputus.

Setelah dari makam Raka mengantarkan Claudya ke kostannya. Namun Claudya ingin menghabiskan malam itu bersama Raka karena mendengar Raka akan berangkat ke perkebunan sawit. Ia ingin bersama Raka karena Raka sudah mengangkat derajatnya dari wanita penghibur kini bisa memiliki penghasilan yang lumayan besar untuk membiayai hidup dan kuliahnya.
#####​


15 Desember 2012...

Sesuai dengan perkataan Bagas bahwa semua sudah diurus sama Henny untuk keperluan Raka berangkat ke perkebunan sawit. Hari ini, Raka sudah take off dari Bandara Internasional Soeta menuju Bandara SMB II.

Sesampainya di Bandara SMB II, Raka dijemput oleh salah satu karyawan perkebunan sawit yang bernama Aldi Supratman. Beliau berusia 45 tahun. Raka bertanya pada Pak Aldi jarak dari Bandara SMB II ke perkebunan itu yang ternyata menempuh jarak sekitar 180 KM atau sekitar 3 jam perjalanan.

Perkebunan kelapa sawit ini di kelola oleh PT. Oetama Plantation Tbk (Persero) adalah salah satu anak perusahaan dari PT. Oetama Mandiri Group Tbk (Persero) yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Bagas Adi Utama. Lokasi perkebunan sawit itu berada di Kecamatan Sungai Lilin, kabupaten Banyu Asin Provinsi Sumatera Selatan.

Akhirnya mereka sampai juga di lokasi. Raka ditempatkan di perumahan yang memiliki fasilitas lengkap.

16 Desember 2012...

“Pak Aldi boleh saya pinjam mobilnya, saya ingin berkeliling dan ingin mengenal lingkungan di perkebunan ini.” Raka berbicara pada Aldi yang merupakan Mandor dan orang kepercayaan Bagas.

“Ini kunci mobilnya!” Pak Aldi menyerahkan kunci mobil itu pada Raka.

Raka pun membawa mobil itu berkeliling desa itu. Namun pada saat berada di tengah hutan tiba-
tiba terdengar suara sesuatu yang menabrak mobilnya.

BUUGGHH...

Embek....

Embek...

Raka segera turun dari mobil itu untuk melihat apa yang barusan menabrak mobilnya.

Ternyata ada seekor kambing sedang tergeletak sambil mengeluarkan suara “Embekkk....”

“Hei kamu...! Kamu ya yang nabrak kambingku ini?” Seorang gadis berpakaian tomboy marah-marah pada Raka saat mendapati kambing peliharaannya tertabrak oleh mobil itu.

“Gue ga nabrak kambing lo.” Raka terpancing emosinya dia merasa tak bersalah sama sekali dituduh sebagai pelaku. “Makanya kalo ngangon kambing tuh yang bener!”

PLAAAAKKKK... Sebuah tamparan yang sangat kuat di pipinya.

“Jangan karena kamu orang kaya merasa paling benar.” Gadis itu tidak mau kalah bahkan dia mencaci maki Raka yang merasa harga dirinya terhina saat itu.

“Berapa harga kambing lo gue ganti sekarang?” Raka kesal lalu melempar uang pecahan seratus ribu rupiah sebanyak 10 lembar ke muka wanita itu.

BUUUGGHHH.... Sebuah pukulan mendarat telak di perut Raka

BUUUGGHHH... dilanjutkan dengan tendangan yang mengarah di rusuk kiri Raka.

Gadis itu lalu pergi meninggalkan Raka sambil membawa kambingnya yang tergeletak tak bisa berjalan.

Raka hanya termangu dan tak membalas sama sekali selain karena kaget dia pun shock dengan kejadian ini. Ia kemudian memungut uang yang tadi ia lempar dan memasukkannya kembali ke dompetnya.
#####​


Terlihat seorang gadis sedang duduk diayunan yang terbuat dari ban bekas. Seketika wajahnya berubah menjadi galak ketika teringat kejadian sore tadi saat dia menghajar seorang pria ganteng, gagah yang sombong.

“Mila...” teriak seseorang dari dalam rumah memanggil namanya.

“Iyo ayah.” Ia pun langsung berlari menuju rumahnya.

“Duduk kau!” Perintah orang itu tegas.

Mila segera duduk menuruti perintah orang itu yang tak lain adalah ayahnya.

“Apo gawe kau tadi sore?” (Apa kerjaan kau tadi sore?) “Kau habes mukulin wong.” (Kau habis mukulin orang) Tanya ayahnya.

“Iyo ayah. Habesnyo dio ngeselin. Awak salah ngaku bener songong pulo. Apo aku dak kesel? Ku goco bae dio waktu hamburke duit ke rai aku.” (Iya, ayah. Habisnya dia ngeselin. Dia salah ngaku bener sombong pula. Apa aku tidak kesal? Ku pukul saja dia waktu hamburkan duit ke wajah aku)

“Mila, Mila.” Ayahnya hanya geleng-geleng kepala. “ Tau dak kau tuh, siapo yang kau goco tadi tuh? (Tau tidak kau itu, siapa yang kau pukul tadi itu?)

Mila geleng kepala.

“Dio itu anak bos yang punyo kebon sawet ini. Ayah kau ini pacak dipecatnyo. Tadi dio cerito ketemu gadis marah-marah kambingnyo tertabrak, padahal kambingnyo dewek yang nabrak mobil itu. Ayah malu jingok sikap kau nih cak lanang.” (Dia itu anak bos yang punya kebon sawit ini. Ayah kau ini bisa dipecatnya. Tadi dia cerita ketemu gadis marah-marah kambingnya tertabrak, padahal kambingnya sendiri yang nabrak mobil itu).

“Pokoknyo besok kau temui dio dan minta maaf. Faham dak kau?” (Pokokonya besok kau temui dia dan minta maaf. Faham tidak kau?)

Dari arah dapur tiba-tiba muncul seorang ibu sambil membawa 2 piring berisi singkong dan menenteng sebuah teko menemui Mila dan ayahnya.

“Oi Mila. Ambeke gelas buat ngopi.” Perintah wanita itu pada Mila. (Oi Mila, ambilkan gelas buat ngopi).

Mila bangkit dari duduknya lalu berjalan ke dapur.

“Ado apo yah?” Tanya wanita itu. (Ada apa, yah?) “Tadi denger rebut-rebut.” (Tadi denger ribut-ribut)

“Itu anak gades kau Dek. Cak lanang bae tingkahnyo. Apo-apo bebalah, begocoan, berantem, bahkan main bola. Dio itu anak lanang apo betino?” (Itu anak gadis kau Dek. Seperti lelaki saja tingkahnya. Apa-apa berkelahi, main pukul-pukulan, berantem, bahkan main bola. Dia itu anak lelaki apa wanita?)

“Dak taulah Kak. Ngapo pecak ini jadinyo anak gades kito. Hehehe... Sabar bae Kak doake bae jodohnyo gek dapet wong yang ngerti dio.” (Tidak taulah Kak. Kenapa seperti ini jadinya anak gadis kita. Hehehe... Sabar saja Kak doakan saja jodohnya nanti dapat orang yang ngerti dia).
#####​

17 Desember 2012..

Mila pagi itu terlihat cantik sekali, semalam sebelum tidur ia diminta ayahnya untuk dandan yang cantik karena diajak ikut ke kantor. Setelah sarapan pagi Mila, pamit kepada ibunya sambil mencium tangan ibunya. Ayahnya sudah menunggu di atas motor, Mila turun dari rumah kemudian segera naik ke atas motor.

Tak berselang lama mereka pun sampai ke kantor.

Mila terlihat malu dan kikuk melihat karyawan yang bekerja tersebut rata-rata berpakaian rapi ganteng dan cantik.

“Mila, ayo ikut ayah!” Ajak Ayahnya pada Mila.

Mila mengekor di belakang ayahnya tak lama kemudian mereka sampai di ruangan pimpinan.

Tok... Tok... Tok...

“Masuk saja!” terdengar suara seseorang menyuruh masuk.

Betapa kagetnya Raka dan Mila saat keduanya bertemu. Mila malu dan menundukkan kepala sementara Raka sempat tertegun melihat kecantikan Mila.

“Siapa dia Pak Aldi?” tanya Raka.

“Ini Mila, anak saya Pak Raka.” Jawab Pak Aldi. “Kejadian kemaren ternyata salah faham saja dan
kedatangan saya dan Mila ke sini untuk minta maaf pada pak Raka.”

Hmmm...!” Raka sempat berdehem. “Saya bisa memaafkan dia Pak asalkan dia mau menemani saya berkeliling selama saya berada di sini!”

“Kalau masalah itu saya serahkan kepada kalian berdua. Saya permisi dulu!” Pak Aldi mau meninggalkan tempat itu namun tangannya tiba-tiba ditahan oleh Mila. “Ayah kok ninggalin Mila di sini?”

“Selesaikan masalah kalian berdua dengan kepala dingin Mil. Ayah keluar bentar.” Bisik ayahnya pada Mila.

Sepeninggal ayahnya Mila seperti salah tingkah, gugup dan grogi. Jujur jantungnya terasa berdetak kencang saat berduaan dengan lelaki berwajah rupawan itu.

“Ternyata kamu cantik, beda sekali dengan penampilanmu kemaren. Oiya kita belum kenalan. Raka....” Raka mengulurkan tangan sambil menyunggingkan senyumannya.

“Miii...lllaaa....” Terbata-bata Mila menyebutkan namanya dan tangannya gemetar saat menyambut uluran tangan Raka.

“Kenapa hati gue berdetak kencang seperti ini? Dia benar-benar cantik alami.” Raka membatin dalam hatinya.

Sejak itulah hubungan Raka dan Mila dari hari ke hari makin dekat, akrab dan selalu tertawa bahagia. Mila bersikap apa adanya, dirinya tidak mau menjadi orang lain. Raka mulai nyaman dengan apa adanya Mila, malah ia ikut membantu Mila menjaga kambing peliharaannya. Selain Raka beradaptasi dengan lingkungan yang baru, ia pun punya misi untuk memperbaiki manajemen, produksi dan pemasaran kelapa sawit.


Juni 2013...

Sudah 6 bulan Raka tinggal di sini. Raka sudah mulai mengerti adat istiadat, tata krama, adap sopan santun penduduk desa sebelah maupun para pekerja di perkebuna sawit ini.

Malam itu Raka terlihat sulit untuk memejamkan matanya. Ia sempat merenung sejenak apa yang mesti ia perbaiki karena seperti tidak ada celah dan kesalahan yang ia temui. Raka kemudian dengan sebuah diary yang diberikan mamanya tempo hari. Ia pun membuka lembar pertama.


“Gue faham kenapa Papa tidak bertindak tegas pada Juniarto Wijaya karena ia menghargai betul persahabatan mereka walau mungkin ada peristiwa yang membuat keluarga almarhum Om Antoni Wijaya menjadi salah faham.” Raka mencoba memaknai perkataan dari tulisan di buku diary itu.

10 Juni 2013...

Raka mulai menyusun siasat untuk membongkar permasalahan ini;
  • Bicara empat mata antara ia dengan Juniarto Wijaya.
  • menyelidiki kebocoran-kebocoran keuangan perusahaan.
  • Dengan memanggil dan mengumpulkan semua orang di divisi keuangan untuk menyerahkan laporannya.
  • Mengecek bagian produksi dan transportasi.
  • Bagian ini sangat potensial terjadinya kecurangan-kecurangan.
  • Pemasaran.
  • Memetakan siapa saja market pasar untuk produksi perusahaan.
Hari ini Raka akan melakukan langkah yang pertama yaitu bicara empat mata dengan Juniarto Wijaya. Dia pun tak sungkan mendatangi ruangan Direktur Utama PT. Oetama Platation Tbk (Persero). Dari pertemuan keduanya, Raka bisa menilai Juniarto Wijaya orang yang licik dan ambisius.


11 Juni 2013...

Raka sengaja mengajak Mila ke kota Palembang selain untuk jalan-jalan, membelikan baju dan gaun buat Mila. Mereka sekarang dalam perjalanan pulang dari Palembang menuju Kecamatan Sungai Lilin.

Saat memasuki hutan dan tempat yang gelap tiba-tiba sebuah batang yang sangat besar seperti tumbang dan seketika menutupi jalan. Dari semak-semak itu keluarnya 6 orang memakai jemper dengan membawa berbagai jenis senjata.

“Mas Raka jangan turun, biar Mila aja yang hadapi mereka. Kunci mobilnya dan jangan dibuka sebelum Mila yang minta.” Mila lalu turun dari mobil melawan 6 orang itu. Mila bisa melumpuhkan semua yang ingin merampok atau mencelakakan mereka. Raka turun dari mobil saat Mila memintanya turun.

Raka pun terkejut ketika ia membuka jemper itu ternyata itu adalah Juniarto Wijaya. Orang ini ternyata berniat sekali untuk menghabisi dirinya supaya kejahatannya tidak bisa dilacak dan semakin bebas ia mengeruk kekayaan yang bukan haknya.

Raka mengambil foto Juniarto Wijaya sebagai barang bukti bila ia berbuat nekat sekali lagi.

Raka mencoba berdamai dengan memberikan kesempatan kedua pada Juniarto Wijaya karena ia teringat dengan buku diary Papa yang akan menjaga anak-anak dari almarhum Wijaya Hadi Kesuma.


12 Agustus 2013...

Raka memantapkan dirinya untuk menembak Mila dan sekaligus melamarnya untuk dijadikan seorang istri. Mila malu-malu mengangguk menerima Raka untuk menjadi suaminya.

Laporan akhir tahun dari perusahaan menunjukkan hasil yang signifikan Laba perusahaan meningkat tajam dari yang kemaren mengalami kerugian sekarang perusahaan mendapatkan laba sebesar 4 miliar rupiah, karena Raka sudah membenahi semua kecurangan, kebocoran dan kelemahan sistem.

10 Oktober 2013...

Raka dan Mila melangsungkan pernikahan mereka. Akad nikah dilaksanakan pagi jam 9.00 wib pagi dengan wali nikah ayah kandungnya Mila Aldi Supratman. Bagas, Henny terlihat sangat bahagia karena Raka mendapatkan pendamping yang bisa melengkapi kekurangan Raka.

P3N mulai memimpin acara akad nikah tersebut. Lalu mempersilahkan Aldi Supratman untuk memulai ijab qobul. Kedua mempelai sudah berada di hadapan P3N. Kedua saksi baik saksi dari mempelai wanita maupun saksi dari mempelai pria sudah siap.

Aldi Supratman : “Raka Aditya, Engkau saya nikahkan dengan anakku Karmila binti Aldi Supratman dengan mas kawin 10 gram emas.”
Raka Aditya : Saya terima nikahnya Karmila binti Aldi Supratman dengan mas kawin tersebut dibayar TUNAI.”


Kembali di hari Senin, 3 September 2018...

“Mas, kok malah melamun.” Mila menepuk pundak Raka membuat Raka tersadar dari lamunannya.

Dilihatnya Dimas kini sudah bangun dan langsung melompat memeluk Raka. “Papa....!” seru Dimas memanggil Raka dengan sebutan Papa.

“Mandi dulu!” Mila mengingatkan Raka suaminya. “Air hangatnya sudah siap.”

Mereka bersiap-siap untuk pergi ke Jakarta melihat Bagas Adi Utama, Papa sekaligus kakek buat Dimas.

“Selamat Jalan Papa, Anakmu akan selalu mendoakanmu. Tunggu kami di surga-Mu nantinya.” (Raka Aditya, 3/9/2019)

T A M A T
om Rad emang keren dah, dlm ngatur kata2... thanks atas karyanya, smg lahir karya2 yg menarik dari om Rad
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd