Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Babak Akhir Sebuah Perantauan : Babak II - Racun Alam dan Racun Dunia

nakeddevil

Semprot Baru
Daftar
18 Dec 2011
Post
25
Like diterima
13
Bimabet
Mohon Maaf Sebelumnya kepada Momod dll, Tampaknya Babak I - Eksotisme Bali dan Sebuah Tragedi Di hapus Oleh Momod, Mungkin itu karena kisah nyata yang ada kaitannya dengan peristiwa pembunuhan turis jepang pada 2009. dan diketahui banyak orang dan polisi. Saya bisa bercerita detail seperti itu karena saya memang salah satu yang mengenal korban dan di mintai keterangan oleh polisi disana meskipun tidak terlalu signifikan. Terima kasih.

Babak II - Racun Alam dan Racun Dunia

Juni 2009.

Kalau saja bola itu tak mengenai kakiku, pasti saja aku akan terlelap. Rasanya botol-botol bir bekas semalam masih menggelantung di bulu mataku, bertalikan string bikini milik Sofie. Perempuan belanda 16 tahun yang digagahi Ari Minggu lalu di siang bolong. Benar-benar bedebah si Ari, punya jampi-jampi apa dia sampai-sampai bisa menggagahi perempuan semuda dan semontok itu. Ahhh, Aku maklah teringat ama Sofie.

Tapi Benar, Berat rasanya membuka mata ini. Terang saja, Jam 3 dini hari aku baru saja pulang dari bar yang mempunyai lagu wajib “Anak Pantai ” yang dipopulerkan oleh “Imanez”. Ya tebak saja, Reggae Bar. Aku berdua saja sama si Rofiq. Yah, memang tak biasanya kami cuma pergi berdua, soalnya 3-4 hari kedepan Ari dan Usro tidak akan pulang ke kos-kosan, mereka sedang jadi tour guide kali ini ke G-Land atau mungkin dikenal dengan nama lain Grajagan / Plengkung Beach Banyuwangi dengan menggunakan Speed Boat. Mereka menenemani 4 pria asal Australia para perncari ombak yang memang tujuan utamanya Surfing Trip, setelah kemaren berselancar di Pantai Padang-Padang dan Uluwatu. Mungkin nanti malam aku akan tidur di Alfred saja, Karena aku yakin si Makbul juga tidak akan pulang ke kos-kosan kalau Ari dan Usro tidak pulang ke kos-kosan, dia paling tidak betah sendirian. Ari dan Usro lebih sering menggandeng tourist berbahasa inggris meskipun sekali dua kali mereka juga menggandeng tourist jepang, sebaliknya si Makbul dan si Rofiq lebih specialist ke tourist asal jepang jarang sekali mereka menggandeng tourist yang berbahasa inggris.

Ari, Usro dan Makbul berkumpul dalam satu kamar kos, tentu saja itu sangat menghemat bayaran kos perbulannya, toh juga kadang-kadang mereka tidak pulang ke kos-kosan dan tidur di hotel ataupun villa yang di booking para tamunya atau selain itu si Makbul sering juga tidur di teman-teman pantai nya yang lain. Sedangkan si Rofiq dia Cuma kos sendirian tidak tahu kenapa, tapi yang pasti meskipun si Rofiq salah satu dari anggota tetap kumpul dan minum dengan kita, adakalanya dia lebih suka menyendiri. Kita masih dalam satu kompleks kos-kosan hanya terpisah dua kamar saja. Sedangkan aku sendiri Hampir Pasti tidur disana kalau malam minggu ataupun tanggal merah. Tapi kalau Ari, Usro dan Makbul tidak pulang ke kos-kosan aku biasanya tidur di kos-kosan si Rofiq ataupun si Alfred.

Alfred adalah teman SMAku tapi dia tidak naik kelas selama 2 tahun, dia bukan anak pantai tapi dia juga peminum berat sejak SMA, Alfred berasal dari Keluarga ibu Tionghoa dan bapak Madura, Keluarganya berantakan dia pernah berkata dia memilih untuk Atheis, dia kerja sebagai penjaga warnet di daerah kuta, warnetnya berupa ruko kecil disampingnya ada mini market kepunyaan satu owner, di belakang ruang warnetnya ada kamar yang lumayan besar yang dia jadikan kamar tidur. Sebenarnya Alfred pernah dibali dari Tahun 2004-2006 setelah kelulusan SMAnya, tapi dia kabur ke Madura tahun 2006 setelah diminta pertanggungan jawab karena menghamili gadis asal Jawa. Dia kembali kembali ke Bali sekitar pertengahan 2007, karena dia lebih suka dengan kebebasan yang dia rasakan di Bali.


“Oiii.. Pi.. Tendang bolanya kesini !!!... Ngapain kamu tidur jam segini ??? ” Pinta salah satu anak pantai yang bermain bola di pantai.

Ternyata tak jauh di sebelahku tepatnya dibawah pohon kelapa sudah ada Made, Kutendang bola itu ke arah anak-anak pantai yang bermain bola dan berdiri menghampiri si Made.

Dia duduk bersama salah satu Group Band besar dan terkenal asal Singapore, aku lupa nama Band nya tapi paling tidak itulah yang dikatakan si Made, karena kulihat si Made benar-benar Antusias berbicara masalah musik sampai-sampai si Made menunjukkan rekaman indie Band Mereka, si Made sendiri kerja di Surf School pada siang hari dan dengan Band Lokalnya kadang-kadang memjadi Band Pembuka di Hard Rock Bali ataupun acara-acara musik lainnya. Aku kenal dengan si Made karena sering ngumpul dipantai meskipun tidak terlalu akrab, mereka berbicara musik sampai ke clubbing tadi malam, mereka tertawa-tawa dengan bahasa campuran Melayu-Inggris. Awalnya mereka penasaran ingin mencoba Mushroom/Jamur yang bisa membuat orang mabuk atau bahkan banyak yang bilang bisa membuat orang berhalusinasi, meskipun aku sendiri belum pernah mengalami halusinasi apapun selama mengkonsumsi Jamur itu, hanya saja aku merasa dunia ini berputar lebih lambat dari biasanya, Slow and Relaxing, begitulah kira-kira yang aku bisa gambarkan, meskipun mungkin saja itu hanya terjadi padaku.

Di seberang jalan persis didepan Circle-K, ada bule joget-joget sendiri dari alunan musik Elektro Dance Music yang keluar dari speaker Circle-K dan disoraki para oleh para pejalan kaki lainnya termasuk bule dan turis lokal, para anak Band Singapore bertanya itu kenapa si bule joget-joget sendiri tidak peduli orang, aku dan si Made secara kompak berkata itu pasti pengaruh Mushroom kalau bukan pengaruh Mushroom tidak mungkin seperti itu walaupun itu hanya spekulasi kami saja. Akhirnya para anak Band Singapore itu meledakkan tawanya dan mengurungkan niatnya untuk mencoba Mushroom.

Dari arah jalan raya dua orang wanita membawa tas backpack kearahku, satunya tinggi langsing berkulit agak sawo matang model kulit seperti Julia Perez, memakai kaos casual longgar tipis lengan pendek dengan lingkaran leher yang besar hingga kebelahan dadanya, dengan bawahan memakai legging, dadanya tidak terlalu besar tapi perutnya membulat menandakan dia sedang hamil, Aku suka dengan wanita berkulit seperti ini meskipun dia biasa-biasa saja tidak cantik, yang satunya cantik tingginya kira-kira sedikit lebih pendek dariku sedikit lebih sintal dari Lastri begitupun juga dengan dadanya, kulitnya putih tapi sedikit lebih gelap daripada lastri, dia memakai kaos putih tipis ketat seperti tanktop tapi berlengan dengan lingkaran leher yang lumayan besar sehingga tidak bisa menyembunyikan dada yang besar dengan seluruhnya, bawahannya dia memakai hotpant jeans yang memamerkan kemulusan pahanya, tapi aku lebih konsen melihat dadanya tercetak dibelakang kaos ketatnya, aku kira dia sedikit lebih muda dariku mungkin saja sekitar umur 22 tahun.

Mereka duduk di pasir tak jauh dariku, sekitar satu jam sudah mereka duduk disitu ngobrol berdua, Para anak Band Singapore itu pamitan cabut bersama si Made. Akhirnya si wanita hamil itu membuka percakapan diantara kita, ternyata si wanita hamil itu bernama Silvi dia berasal dari Lombok, sedangkan yang satunya ternyata Linda dia berasal dari Makassar. Silvi hamil 5 Bulan dia pulang merantau dari Jakarta. Sedangkan Linda kabur dari rumah karena mau dijodohkan oleh orang tuanya, mereka bertemu di terminal Bungurasih Surabaya. Linda banyak mengunjungi tempat di Indonesia sebelum dia berlabuh Ke Bali. Sebenarnya mereka sudah tiba di Bali kemaren tapi mereka kehabisan uang yang memaksa mereka bermalam di jalanan sekitar pantai Kuta. Tak lama dari itu Linda ingin berenang di pantai, tanpa melepaskan kaosnya dia membuka BHnya dengan lihai, Aku sedikit tercengang tentu saja pentilnya terlihat begitu jelas di balik kaos tipisnya itu cokelat kemerah-merahan, payudaranya bulat besar, dia sangat cuek seakan-akan berkata dalam hatinya “Toh besok ato lusa kita tak akan bertemu lagi..”, akupun pura-pura cuek seakan-akan adegan seperti itu sudah biasa aku lihat disini, tapi kenyataannya memang demikian, Bikini ataupun tanpa BH juga sudah jadi santapan biasa di pantai itu. Dan dengan entengnya Linda melenggak-lenggok tanpa dosa ke arah pantai dan menceburkan dirinya ke Laut. Silvi lanjut bercerita ada beberapa orang yang menawar tubuh Linda tapi Linda gak mau karena masih kurang mahal dan masih kurang kepepet, Entahlah kenapa si Silvi bercerita detail seperti itu, aku jadi tidak terlalu percaya padanya, Apa iya wanita baik-baik akan berbicara masalah menjual tubuh dengan entengnya ?, Tapi siapa peduli, aku hanya mendengarkan saja. Toh masalah pergaulan sebebas itu bukan baru di Kuta.

Silvi tambah ngelantur menjadi-jadi, dia bercerita bahwa Vagina yang paling enak adalah vagina orang lombok, rasanya hangat, pacar-pacarnya tidak ada yang bertahan lama berhubungan dengannya, meskipun bisa bertahan lama dengan wanita lain karena merasa keenakan, spontan kubilang saja aku jadi penasaran. Aku jadi curiga jangan-jangan anak yang dikandungannya pun sekarang tidak punya bapak. Aku jadi memutar otak bagaimana caranya untuk meniduri Silvi malam ini.

Hari mulai siang menjelang sore, aku beranjak sebentar untuk jalan jalan keaarah utara ke tempat anak-anak pantai lainnya nongkrong, Sekitar setengah jam aku kembali ke tempat aku nongkrong semula, kulihat hanya Linda yang masih disana sedangkan Silvi tak kulihat batang hidungnya, mungkin saja dia sedang ke toilet atau mencari makanan.

Jam 17.00 WITA Anak-anak pantai di sekitar tempatku nongkrong sebagian berkumpul patungan untuk membeli Mansion Whisky dan Coca-Cola untuk campurannya, meskipun aku tidak kuat dengan minuman ini tetapi aku tetap menyumbang dan meminum seteguk dua teguk untuk penghormatan saja, secara iseng aku basa-basi untuk menawarkan minuman oplosan itu ke Linda, tapi herannya tanpa ada penolakan sedikitpun dari Linda, Dia langsung meneguk minuman setan itu tanpa menunjukan ekspresi apapun, seperti meneguk air putih saja, tidak mungkin bagi orang yang baru mengenal alkohol terutama whisky meneguknya dengan tanpa ekspresi rasa pahit ataupun panas di tenggorokannya.. Aku rasa dia bukan baru saja mengenal Alkohol.

Kuambil sebotol bir dingin kecil dari penjual minuman di pantai dan memisahkan diri lebih mendekatkan diri ke arah pantai, duduk menikmati Sunset menjemput malam, memang benar-benar tak ada yang lebih indah daripada sunset dan sebotol bir di tangan. Tak lama dari itu Linda datang duduk di sampingku.

Boleh minta tolong gak kak ???”, Tanya Linda kepadaku.

“Minta tolong apa ???”, Aku balik bertanya kepadanya,

“Aku ingin menitip tasku untuk malam ini saja…” Pintanya kepadaku,

“Mungkin untuk malam ini, aku tetep tidur di jalan seperti tadi malam… tapi besok atau lusa aku akan mencari kos-kosan…” Lanjutnya meminta tolong kepadaku.

“Boleh,.. ”, Jawabku singkat, dia tersenyum tampaknya senang atas jawabanku itu, tapi aku baru sadar daripada dia hanya menitipkan tasnya saja kenapa dia tidak menginap saja toh teman-teman yang lain tak akan pulang malam ini pikirku.

“Loh Silvi Gimana ???” tanyaku mengorek keterangan,

“Dia pulang ke Lombok kak, dia naik taksi ke terminal Ubung”, Jawabnya,

“Kalau kamu mau, kamu bisa tidur di kos-kosan malam ini, temen-temen yang lain gak ada yang pulang malam ini…”, lanjutku menawarinya, dengan sedikit penyesalan tampaknya rencana yang kususun sudah gagal total.

“Ehhh… Memang gak apa-apa ya kak ???,..”, tanyanya lagi, meskipun aku tidak mengerti dengan jelas maksud pertanyaan ini,

“Yaaa… gak masalah… memang apa masalah nya ???... tapi itu, kalau kamu mau… soalnya kita akan tidur sekamar…”, Jawabku mencoba untuk menjelaskannya,

“Ohhh Boleh.. Gak masalah itu…”, Ujarnya dia tersenyum senang, tampaknya dia tak terlihat beban apapun untuk seorang wanita yang akan tidur sekamar dengan seorang laki-laki yang baru ia kenal, aku juga tidak begitu berniat macam-macam dengannya, aku hanya kasihan saja kalau dia harus tidur dijalan malam ini, aku sudah sering tidur dengan wanita sekamar tanpa terjadi apa-apa, seperti halnya waktu si Ari membawa dua wanita perancis setengah mabuk kami tidur berempat tanpa aturan saling bertimpa satu sama lain atau si Makbul yang membawa wanita jepang ataupun wanita lokal dan lain-lain yang hanya sekedar menginap saja, tapi kalau memang terjadi sesuatu diluar rencana yah tidak apa-apa yang terjadi terjadilah. Lain halnya dengan si Silvi sebenarnya memang sudah aku rencanakan karena aku penasaran dengan rasa Vagina orang hamil yang memang belum pernah aku rasakan. Meskipun takdir berkata lain.

Kubonceng dia dengan motorku meluncur menuju kos-kosan tetapi sebelum itu, kuajak dia makan, ku tanya dia mau makan apa, dia hanya bilang terserah aku saja, jadi kubeli nasi goreng saja dipinggir jalan dan langsung pulang. Ternyata si Rofiq ada di kos-kosannya.

“Woiii Man… Bawa cewek lokal nihh… boleh juga tuhhh… Monggo dilanjut…” Ucapannya waktu aku melintas didepan kamar kosnya dengan menggunakan bahasa madura. Aku hanya menyengir saja mengdengan sapaannya itu.

Sesampai di kos-kosan kusuruh dia mandi duluan, kamar mandinya diluar kamar kost, tanpa pompa air ataupun air PAM, jadi aku harus mengisinya dengan menimba di sumur, dua kamar mandi untuk lima kamar kost, sedangkan dua kamar mandi lagi untuk lima kamar kost disebelah ujung sana. Memang apa yang mau diharapkan dari harga kos-kosan Rp 150 Ribu perbulan waktu itu. Lalu kita gantian untuk mandi. Keluar dari kamar mandi dia berpakaian hampir seperti yang tadi tapi kali ini dia memakai kaos singlet memang tanpa lengan, dengan celana pendek lumayan ketat tapi kali ini bukan dari bahan jeans, dadanya yang menyembul itu tetap jadi perhatian utamaku.

Setelah aku mandi kita duduk-duduk dikamar nonton tv, sambil bercerita tentang petualangan si Linda mengenai pemandangan-pemandangan yang indah di beberapa pulau di Indonesia yang belum terlalu tersentuh baik wisatawan dan pemerintah, aku merasa kali ini ada sesuatu yang belum lengkap dengan suasana obrolan kami, aku tahu kali ini aku sedang mempunyai persediaan dana yang tipis untuk membeli beberapa botol bir. Makanya iseng-iseng kucoba ia tawarkan Mushroom/Jamur, toh dia sepertinya bukan pemula untuk urusan Alkohol.

“ehhh… Lin… Kamu udah pernah nyoba Jamur gak ???...” Tanyaku,

“Maksudnya ??? Jamur yang bikin nyengir-nyengir sendiri ???..”, Dia balik bertanya kepadaku,

“Yaaa… kira-kira begitu…”, Jawabku singkat,

“Belum… memangnya kenapa ???”, Jawabnya singkat,

“Kamu mau nyoba gak ???, Kalau kamu mau biar aku beli sekarang…” tanyaku meyakinkan kepadanya,

“Ehhh… Boleh juga tuh… aku memang penasaran sudah lama ingin nyobain rasanya gimana… biar gak cuman mendengar ceritanya saja”, ujarnya kepadaku.

“Ya sudah kalau begitu, kamu tunggu disini saja…” kataku seraya pergi mengambil motorku dan pergi membeli ke seorang anak pantai yang menjual itu seharga Rp. 15.000 satu paket pada waktu itu, cukuplah untuk 2-4 orang. Aku mampir dulu diwarung depan sebelum masuk ke kompleks kos-kosanku, untuk mengolah jamurnya, ku kasih saja ke ibu yang jualan es jus, untuk minta tolong di blender dan dicampur Fanta merah, ibunya sudah mengerti karena memang sudah biasa melayani anak-anak pantai lainnya mengenai hal ini. Metode lainnya adalah di goreng campur telur, tapi aku sendiri belum pernah menggunakan metode ini.

“Loh Jamurnya mana kak…”, tanyanya heran kenapa aku tidak membawa jamur,

“Ini sudah dicampur dengan Fanta…”, Jawabku sambil memperlihatkan bungkusan plastik bening yang biasa digunakan untuk minuman yang di bungkus.

“Ohhh begitu…. Aku hanya pernah mendengar kalau digoreng dengan telur… ”, ujarnya heran, tampaknya dia baru tahu metode ini. Kita meminum ramuan setan ini perlahan-lahan yang sudah di tuangkan ke dalam gelas. Mungkin setengah atau satu jam telah berlalu ramuan setan itu sudah habis dari tadi, film action di TV pun sudah bisa membuat nyengir si Linda perlahan-lahan, akupun jadi tertawa juga tapi aku tidak menertawai film action yang di TV tersebut. Entah mengapa pikiranku selalu normal dan tidak mengalami halusinasi seperti yang teman-teman lain katakan, hanya saja aku merasa dunia ini berputar semakin lambat saja seakan-akan aku bisa melakukan semuanya dengan santai tanpa tergesa-gesa. Tak lama kemudian aku merasa aku ingin buang air kecil, entah berapa lama aku berjalan dan didalam kamar mandi, semenitkah ???, lima menitkah ??? atau lima belas menitkah ??? aku tidak bisa mengatakan pasti, tapi yang pasti setelah kembali dari kamar mandi, sepertinya dia mengalami halusinasi yang aneh, dia melepaskan kaos singlet dan celana pendeknya, tinggal BH dan CD saja yang melekat pada tubuhnya, dia seperti berenang-renang diatas kasur, aku jadi tertawa sendiri berdiri di pintu kamar yang masih terbuka, dia belum sadar kalau aku berdiri di pintu, tak lama dari itu tiba-tiba dia melihatku dengan tatapan tajam seperti orang kaget.

“Kak yono ???... Kenapa Kak yono ada disini ???... Pasti Kak yono sudah mencariku kemana-mana…”, Ujarnya mulai berdiri dari posisi tengkurap, tonjolan dadanya itu mencuat tak tersembunyikan oleh balutan BHnya, mataku langsung tertuju ke belahan dadanya itu, dan sekali lagi aku katakan pikiranku benar-benar normal, ahhh benar-benar tak bisa kubendung rasa birahiku. Dia berdiri mendekatiku kemudian langsung memelukku.

“Kak yono..??? Ini benar-benar kamu Kak,.. Aku kangen padamu ???... ”, Celotehnya mendekap erat tubuhku, Ahhh aku benar-benar tidak tahu siapa si Kak Yono yang dia maksud, tapi aku sadar mungkin dia berada dalam halusinasinya sendiri.

“Maafkan aku kak… aku tak bermaksud lari dari kakak… aku hanya kecewa dengan orang tuaku yang selalu membanding-bandingkan, Kak Herman yang bekerja sebagai Pegawai Bank dan Kakak sebagai penjual soto Lamongan...”, lanjutnya lagi masih tanpa perkataan jawaban apapun dariku, aku juga penasaran sebenarnya apa yang terjadi, sekarang aku mulai bisa menebak-nebak secara umum apa yang terjadi.

“Ahhh… Sudahlah Lin… Kakak tidak apa-apa… Kakak bisa mengerti kok…”, Ucapku mencoba menenangkannya, entahlah aku sedang ****** atau nekat, bisa-bisanya aku berakting dan terseret sebagai Kak Yono. Dia melepaskan pelukannya, tangan halusnya memegang pipiku dan,

“Terima kasih, Kak… Clupp…”, Ucapnya, bibirnya mendarat dibibirku dengan perlahan.

“Mungkin ada untungnya juga aku meladeni kisah cerita si Kak Yono ini”, gumamku dalam hati, aku yang semula kaget dan tak siap dengan ciumannya ini sekarang mulai meladeni kecupan bibirnya, brengseknya tanganku tanpa disuruh otakkupun, secara reflek mendarat di dadanya yang montok itu, benar-benar tangan kurang ajar, untung saja dia melepaskan kecupan bibirnya dan seperti tersenyum bahagia. Aku benar-benar tak menyangka ramuan setan itu mengakibatkan peristiwa seperti ini.

“Ahhh… sebentar aku tutup pintu dulu…”, Aku jadi lupa bahwa untuk menutup pintunya, tapi untung saja kos-kosan ini terletak paling ujung di dalam kompleks, jadi hampir tidak mungkin orang lewat didepan kamar kos ini, tapi meskipun ketahuan juga gak akan jadi masalah besar, disini tak ada yang namanya saling mencampuri urusan lain yang menjurus ke urusan pribadi.

Linda mendekatiku dan kembali mendaratkan ciumannya kepadaku, Aku semakin berani. Jari-jariku mulai kuarahkan daerah pangkal pahanya yang sudah terbuka lebar. Bahkan kadang aku sedikit menyentuhkan tanganku pada gundukan di selangkangannya yang terbungkus celana dalam putih itu dengan gerakan yang seolah-olah tidak sengaja. Napas Linda mulai memburu. Dan ia melenguh pelan saat tanganku menyentuh gundukan bukit di selangkangannya. Hal ini membuat aku lupa diri. Aku semakin berani lagi. Dari hanya menyentuh sekarang aku sudah mulai berani memegang bukit kemaluannya, walaupun hanya dari luar CD-nya.

Celana dalamnya sudah mulai basah. Tetapi aku belum berbuat lebih jauh lagi. Aku hanya meremas lembut dan memijat bukit kemaluannya dari luar CD. Mungkin karena aku ragu-ragu, Linda yang sudah terangsang langsung memelukku. Bibirnya terbuka dan matanya terpejam. Mendapat reaksi seperti itu keberanianku timbul.

Tangan kananku kulingkarkan ke punggung Linda dan meraihnya ke pelukanku, tangan kiriku semakin berani menelusup ke dalam celana dalam Linda dan meraba-raba bukit kemaluan Linda yang sudah semakin basah. Sementara bibirku langsung menyergap bibir Linda yang setengah terbuka, lidahku kudorong masuk bibirnya dan menjilat-jilat langit-langit mulutnya. Tangan Linda pun tidak tinggal diam. Jari-jarinya membuka kaosku dan mengelus dadaku.

"Hhhhhh.." napasku tersengal saat tangan Linda meraba-raba dadaku.

Lidahku dan lidah Linda saling berkutat. Jari tanganku mulai menyentuh cairan pekat yang sangat licin di celah-celah gundukan bukit kemaluan Linda. Aku semakin terangsang. Jariku kugesek-gesekkan ke dalam celah hangat di selangkangan Linda dan bergerak sepanjang alur sempit di sela-sela gundukan bukit kemaluan Linda dari atas hingga ke bawah.

"Ohh.." Linda mendesis sambil matanya tetap terpejam menerima rangsanganku.

Pahanya semakin dibuka lebar-lebar sehingga memudahkan jariku masuk lebih dalam lagi. Aku terus menggerak-gerakkan jariku di dalam jepitan bukit kemaluan Linda yang semakin licin. Jari-jariku terus mencari dan mencari hingga kutemukan sebentuk tonjolan kecil di ujung atas di celah-celah bukit kemaluan Linda. Kugesek tonjolan itu dengan penuh perasaan. Linda semakin menggerinjal dalam dekapanku. Napasnya kian memburu. Bibirku digigit Linda dengan gemas.

Tangan Linda pun mulai membuka zipper celana pendekku dan terus menyusup ke dalam CDku. Diremasnya penisku yang sudah mulai mengeluarkan cairan dengan lembut sambil sesekali diurut dan dikocok. Hal ini membuat aku semakin blingsatan. Tangan Linda semakin gemas meremas buah zakarku saat kugerak-gerakkan jariku di tonjolan kecil di celah bukit kemaluannya dengan gerakan memutar.

"Akhh.. Terusshh.. It.. Ituu.. Kak" tubuhnya melonjak-lonjak dalam dekapanku.

Pantatnya terangkat dan kepalanya terdongak ke belakang. Tangannya semakin kencang meremas buah zakarku hingga kurasakan agak ngilu.

"Akk. U.. Mau kell.. Luarhh.. Ohh.. Ter.. Russhh" mulutnya terus mendesis.

Aku pun semakin cepat memutar jariku menggesek tonjolan kecil itu. Akhirnya tubuh Linda terhentak dan meliuk-liuk saat mencapai puncak kenikmatannya. Matanya terpejam semakin erat bibirnya digigitnya sendiri dan tangannya semakin erat meremas buah zakarku.

"Ohh.. Terima.. Kasih.. Kak.." desisnya sambil mengatur napas.

Ia langsung ambruk dan menelentang di tempat tidur. Setelah napasnya agak teratur aku semakin berani lagi. Kutarik CD-nya ke bawah. Linda membantuku dengan mengangkat pantatnya sehingga aku mudah meloloskan CD-nya dan melemparkannya ke lantai. Kemudian kutarik kedua kakinya hingga menjulur ke lantai.

Dengan telentang di kasur dan kakinya terjulur ke lantai, bukit kemaluan Linda nampak semakin membusung. Tanpa membuang-buang waktu aku segera mendekatkan wajahku ke selangkangan Linda dan mulai menciumi bukit kemaluannya yang menggiurkan itu.

Dengan cepat aku berdiri melepas celana pendek dan CDku. Kini aku sudah telanjang bulat tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuhku. Penisku yang ukurannya sedang berdiri tegak dengan ujung yang mengkilat karena basah oleh cairan.

Aku menindih tubuhnya dan menempatkan diriku di tengah-tengah kedua pahanya. Penisku yang sudah tegang terjepit di antara gundukan bukit kemaluan Linda dan tubuhku sendiri. Tanganku kulingkarkan ke belakang tubuh Linda dan kubuka kaitan BHnya dan Ahhhh, Akhirnya aku bisa terbelalak melihat payudara yang dari tadi menjadi perhatianku, Payudaranya bulat dan besar benar-benar menggairahkan. Kugumuli tubuh Linda yang masih lemas. Kucium bibir Linda dengan gemas. Kudorong lidahku menyusup ke dalam mulut Linda yang terbuka dan kugesek-gesekkan lidahku ke langit-langit mulutnya.

Reaksi Linda luar biasa. Dengan ganas ia menyambut bibirku dan menyedot lidahku sekuat tenaga. Tanganku bergerak liar mengelus dan menjamah seluruh tubuh telanjangnya. Tangan Linda pun melingkar ke punggungku dan mengelus-elus punggungku. Pantat Linda bergeser ke kanan dan ke kiri menyambut gesekan penisku pada bukit kemaluannya.

"Ughh.." aku sulit bernapas karena lidahku disedot bibir Linda. Rasa nikmat menjalar dari ujung kaki ke ubun-ubun. Batang penisku yang sudah sangat keras terjepit bukit kemaluan Linda yang hangat dan licin.

"Ohh.. Shh.." tubuhnya semakin melengkung ke atas saat kedua puting payudaranya kumasukkan ke dalam mulutku dan kupermainkan dengan lidahku sepuas-puasnya.

"Sudahh.. Ohh.. Sekarrangghh.. Auchh.." Linda merintih-rintih memohon agar aku segera menyudahi permainan lidahku di kedua payudaranya.

Karena tidak tahan dengan serbuanku Linda memberontak dan bangun. Tubuhku digulingkannya hingga jatuh telentang di kasur. Ditindihnya tubuhku sambil melumat bibirku. Lidahku disedot bibir Linda. Tubuhku yang telentang diduduki Linda tepat di penisku sehingga penisku terjepit buah pantatnya yang padat dan kenyal.

Dari menyedot lidahku, mulut Linda sekarang balas menjelajahi tubuhku. Kedua putingku disedotnya habis-habisan. Kemudian lidah Linda bergeser turun dan menjilati perutku. Lidahnya terus bergerak ke bawah dan dengan diselingi gigitan-gigitan kecil di perut bagian bawahku lidahnya bergeser menjilati ujung penisku.

"Hahh.. Shh" sekarang giliran aku yang mendesis-desis kenikmatan.

Ujung penisku hingga ke pangkalnya dijilati lidah Linda dengan gemasnya. Pantatku spontan terangkat ke atas saat ujung lidah Linda mengai-ngais lubang di ujung penisku. Otot-otot perutku serasa ditarik ke atas.

Tidak berhenti sampai di situ. Buah zakarku pun tak luput dari sedotan mulut Linda. Nikmat bercampur ngilu rasanya. Lidah Linda terus bergerak menyusur urat yang memanjang sepanjang penisku dari pangkal hingga ke ujungnya lalu berhenti di lekukan ujung topi baja kepala penisku dan menjilati lekukan itu hingga aku mendesis nikmat. Secara spontan kupegang kepalanya agar tidak bergeser dari situ. Seperti tahu keinginanku, mulut Linda terus merangsek batang penisku sambil tangannya tak henti-hentinya mengurut batang penisku sambil sesekali meremasnya.

"Ughh.. Ss.. Sudah.. Lin.." desisku tak tahan.

Kutarik tubuh Linda agar naik ke perutku. Lalu Linda menghentikan aktivitasnya dan duduk di atas perutku. Diangkatnya pantatnya dan dikangkangkannya kedua kakinya. Dipegangnya batang penisku dan diarahkan ke celah bukit kemaluannya.

"Upff.. Ohh.." aku dan Linda mendesis hampir bersamaan saat Linda secara perlahan menurunkan pantatnya. Perlahan-lahan ujung kepala penisku mulai terbenam dalam jepitan bukit kemaluan Linda. Beberapa kali Linda menaik-turunkan pantatnya sampai akhirnya seluruh batang penisku melesak ke dalam celah sempit di celah bukit kemaluannya. Hangat sekali rasanya batang penisku terjepit di tengah-tengah celah bukit kemaluannya. Ujung kepala penisku seperti menumbuk sesuatu yang lembut di dalam sana.

Linda terdiam, akupun terdiam menikmati menyatunya tubuh kami. Aku merasakan betapa batang penisku seperti diremas-remas oleh daging yang licin dan hangat. Kepala penisku seperti berkedut-kedut. Mataku seperti berkunang-kunang merasakan aliran kenikmatan yang mulai menjalar.

Kedua tangan Linda bertumpu di dadaku. Kemudian secara berirama Linda mulai menaik-turunkan pantatnya dengan diselingi gerakan memutar. Batang penisku serasa dipilin-pilin, nikmat sekali rasanya. Perlahan-lahan aku merasakan otot-otot perutku seperti ditarik-tarik.

"Terushh.. Lin.. Aku.." aku sudah hampir tidak dapat mengontrol diriku lagi. Ramuan setan itu telah membuat kita mabuk kepayang dalam pergumulan ini.

Lama sekali Linda dalam posisi itu tidak ada tanda-tanda dia menginginkan pergantian posisi seakan-akan rasa haus kerinduan pada si Yono belum juga terobati dan sudah membunuh rasa lelahnya itu. Tanganku segera bergerak ke belakang tubuh Linda dan meraih kedua buah pantatnya. Kuremas pantatnya dan lebih kutekan agar ujung penisku mentok sedalam-dalamnya. Linda pun semakin liar menggerakkan pantatnya.

Tak puas dengan posisi itu, ku isyaratkan Linda untuk menungging, aku ingin sekali melihat pantat montoknya itu tersentak-sentak, Kuarahkan batang penisku ke belahan di bukit kemaluannya yang sudah dibasahi cairan pelicin. Dengan pelan kudorong pantatku ke depan hingga ujung kepala penisku menerobos celah sempit di tengah bukit kemaluannya. Aku segera dapat merasakan betapa batang penisku terjepit daging hangat dan licin.

Sedikit demi sedikit batang kemaluanku menyeruak ke dalam. Setiap satu inci masuk kutarik lagi sedikit lalu kodorong lagi lebih maju. Hal itu terus kulakukan berulang ulang hingga ujung kepala penisku seperti menumbuk daging lembut di dalam sana.

"Hkk.. Hh" aku dan Linda menahan napas hampir bersamaan. Kudiamkan sejenak batang penisku yang sudah terbenam seluruhnya ke dalam celah sempit di belahan bukit kemaluannya.

Seperti di aba-aba, aku dan Linda bergerak mengayunkan pantat secara bersama-sama. Bedanya arahku maju mundur Linda arahnya memutar!! Berbeda tapi satu tujuan.. Kenikmatan!! Alangkah harmonisnya!! Tanganku yang mencengkeram buah pantat Linda selalu menarik kuat-kuat menekan ke arahku saat aku mengayunkan pantatku ke depan. Hingga ujung kepala penisku menghantam mulut rahimnya agak keras. Setiap kali itu pula kudengar Linda menjerit "Owghh.. Owghh.. Owghh!!"

Merasa capai dengan posisi demikian, Linda memintaku berganti posisi. Ia meminta untuk memegang kendali kembali permainan dengan bermain di atas. Aku segera menggulingkan tubuhku dan telentang di kasur. Sejenak kemudian Linda naik ke atas perutku dan membuka pahanya lebar-lebar. Dipegangnya batang penisku dan diarahkan ke celah sempit di tengah bukit kemaluannya. Kemudian perlahan lahan pantatnya diturunkan.. “Bless..!!” Batang penisku langsung tertelan celah bukit kemaluannya hingga amblas sampai pangkalnya.

"Owghh.." aku dan Linda tanpa aba-aba melenguh secara bersamaan. Batang penisku serasa diremas dan dipilin sangat nikmat oleh gerakan memutar pantat Linda yang berjongkok di atas perutku.

Linda terus bergerak semakin liar. Payudaranya berayun-ayun indah saat ia bergerak memutar. Tanganku segera meraihnya dan meremas serta memilin kedua putingnya. Kulihat mata Linda terpejam dan mulai menggigit bibirnya sendiri. Gerakannya semakin liar dan tubuhnya terhentak-hentak..

Tanganku segera bergerak ke belakang tubuh Linda dan meraih kedua buah pantatnya. Kuremas pantatnya dan lebih kutekan agar ujung penisku mentok sedalam-dalamnya. Linda pun semakin liar menggerakkan pantatnya.

"Terushh.. Ayyoo.. Kita.." belum selesai Linda bicara tiba-tiba tubuhnya berkejat-kejat.

Gerakannya semakin menggila. Batang penisku yang terjepit di dalam celah bukit kemaluan Linda berdenyut aku semakin keras menahan sperma yang sudah terkumpul di ujung kepala penisku. Tubuhku semakin mengejang. Kuputar pantatku seirama dengan putaran pantat Linda yang semakin liar.

"Akhh.." Linda menjerit pelan, tampaknya dia meledakkan orgasmenya lagi. Tapi bersamaan dengan itu kemaluannya berkontraksi memilin-milin penisku tanpa terkonrol lagi olehnya, aku sudah tidak bisa lagi meminta Linda untuk menghetikan sedotan-sedotan kemaluannya itu Akhirnya kuremas pantat Linda dengan gemas dan kutekan lebih ketat, dan

“Croottt.. Crooottt.. Croooott.. Crot.. Crroott..”, Akhirnya sperma yang sudah tertahan di ujung kepala penisku tumpah bersamaan dengan denyutan lubang kemaluan Linda yang menjepit erat batang penisku. Linda masih berkelejatan beberapa saat lalu ambruk di dadaku. Tubuhku dan tubuh Linda sudah basah oleh keringat. Napasku masih menderu. Kubersihkan cucuran spermaku dengan CDku yang keluar dari kemaluan si Linda supaya tidak mengotori Sprei kasur punya teman-teman.Kucium pipi Linda sebagai ucapan terima kasih atas kenikmatan yang ia berikan.

“Terima kasih kak… aku kangen sama kakak…”, Hanya itu yang keluar dari mulutnya waktu itu, dia memelukku erat-erat disamping tubuhku, seolah-olah aku tak akan ia lepaskan. Detik demi detik matanya mulai terpejam dan tertidur. Akupun juga begitu. Kita tertidur masih dalam keadaan telanjang. Entahlah berapa lama kita bergumul aku juga tidak tahu, 10 Menitkah ?, 30 Menitkah ? Atau bahkan 1 Jamkah ? aku benar-benar tidak tahu, hanya saja efek jamur membuat dunia berputar lebih lambat.

Pagi sekitar jam 08.00 WITA aku baru terbangun, kulihat Linda sudah berpakaian lengkap pakaian yang dia pakai tadi malam, sepertinya dia sudah mandi tampak dari rambutnya yang masih basah dia menoleh ke arahku yang menggeliat serta perlahan membuka mata.

“Kak… Tadi malam kita berhubungan seks ya ???...”, Tanyanya seperti orang penasaran, entahlah dia akan marah atau tidak tapi yang jelas aku sudah tidak menyembunyikannya.

“Iya… Habisnya kamu yang memeluk dan menciumku duluan…”, Ucapku mencari alas an.

“Ahhh… Yang bener ?... Bukannya kakak yang curi-curi kesempatan waktu aku tak berdaya ?” Lanjut tanyanya.

“Bener Lin,… Sumpah deh bukan aku yang mulai…” Jawabku mencari pembelaan.

“Hahahaha… Sorry-sorry kak… aku pikir aku bermimpi berhubungan seks dengan pacarku…”, Jawabnya sambil tertawa, aku sedikit terkejut dengan tawanya, tampaknya dia tak terbebankan sedikitpun, tapi syukurlah aku juga lega dengan gelak tawanya yang menandakan dia tidak marah. Tentu saja aku benar-benar puas menggumulinya terutama dengan payudaranya itu dan aku kira dia juga bukan perawan dari aksi malam yang lancar-lancar saja tanpa hambatan yang berarti.

“Ehh Lin… Bagaimana kalau kamu hamil… ???”, tanyaku sedikit takut,
“Yaah… Kakak harus tanggung jawab dong… ”, Jawabnya dengan senyuman iblis.

“Yahhh… Yang benar nih lin… ”, tanyaku lagi masih dipenuhi rasa khawatir.

“Bercanda kok kak,… Sepertinya aku lagi tidak subur kok kak… Lagian gampang kok kalo cuman telat seminggu dua minggu bisa diatur yang penting tidak sampai hamil 3 bulan saja… Hahahaha”, Jawabnya lagi tertawa, entahlah dia menakut-nakutiku atau tidak.

“Ngomong-ngomong enak nggak kak tadi malam ?... Hahaha” Tanyanya menggoda seraya meledakkan tawanya lagi.

“hmmmm… Gak enak…” Jawabku bercanda sambil memonyongkan bibirku. Dia menimpukku dengan bantal.

Itu pertama dan yang terakhir aku berhubungan seks dengannya, kita tetap sering nongkrong bersama di pantai kuta tanpa terbebankan oleh masalah itu, seakan-akan tidak terjadi apa-apa diantara kita. setelah sekitar seminggu tinggal di kuta warna kulitnya bertambah gelap dari sewaktu kita kenal, dia akhirnya kos tak jauh dari tempat kos-kosan teman-teman kurang lebih 1 Km, dia tinggal sekitar 3 bulan di kuta sebelum akhirnya kembali ke Makassar. Dia semakin akrab dengan anak-anak pantai lainnya yang sebagian besar laki-laki, masalah apakah dia berhubungan seks dengan anak pantai lainnya aku juga tidak tahu. Tapi yang pasti dia bukan tipe wanita centil, hypersex ataupun Eksibisionisme, melainkan sangat menikmati berteman dengan pria.
 
Mohon Sundulannya Kalau berkenan Biar bisa terangkat dan dibaca sama yang lain, Terima kasih.
 
Terakhir diubah:
Keren banget gan, ane juga penasaran sama itu mushroom hahaha
 
Semoga babak 1 bisa dimunculkan lagi, sayang banget kalo dihapus, karena ceritanya bagus..
 
Semoga babak 1 bisa dimunculkan lagi, sayang banget kalo dihapus, karena ceritanya bagus..

Setuju suhu.. Cuma yg cerita sama lastrinya aja.. Soalnya ane ketinggalan sama kelanjutan cerita sama lastrinya.. :galau:
 
detil yang akurat dari background cerita plus cerita tokoh aku yang mengalir begitu membuat pembaca seperti menjadi pelaku cerita :)
 
masih penasaran dengan terapi kontie mbak lastri...malah ilang threadnya...:hua:
anyway,cerita suhu ttg kehidupan anak pantai mmg menarik untuk dinikmati..lanjutkan terus suhu..
 
cerita yang menarik, terlihat seperti nyata. . .di tunggu kisah2 selanjutnya suhu. .tetap :semangat: ya. . .
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd