Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG AZUMATH: WORLD OF MAGIC

Status
Please reply by conversation.
Gemana kalo Quirima ketemu Ratu Retania

Dengan naluri wanitanya kemungkinan dia akan menyarankan Azka menikahi juga

Sementara Ratu Retania statusnya boom jelas

Apakah bakal jadi salah satu anggota Hareem nya Azka atau nanti di plot untuk menganggap Azka Kakak
 
Luar biasa cerita suhu @Aswasada ini. Jika mau dikembangkan bisa luas sekali ceritanya dan banyak alur cerita yg bisa digali. Tapi semoga alur cerita utama ttp fokus. Mungkin jika suhu @Aswasada punya waktu luang bisa ditambahkan side story tentang kekaisaran bangsa naga atau yg lainnya atau flashback awal mula Quirima dikurung jutaan tahun. Maaf suhu ini hanya saran saja dari penikmat setia cerita suhu. Terima kasih up datenya.
 
Gemana kalo Quirima ketemu Ratu Retania

Dengan naluri wanitanya kemungkinan dia akan menyarankan Azka menikahi juga

Sementara Ratu Retania statusnya boom jelas

Apakah bakal jadi salah satu anggota Hareem nya Azka atau nanti di plot untuk menganggap Azka Kakak
Nah ini salah satu pertanyaan ane kenapa ratu retania belum minta azka buat jadi apapun yak

Secara istri sahnya aja dah bolehin azka punya banyak hareem

Hahahah
 
Terakhir diubah:
Luar biasa cerita suhu @Aswasada ini. Jika mau dikembangkan bisa luas sekali ceritanya dan banyak alur cerita yg bisa digali. Tapi semoga alur cerita utama ttp fokus. Mungkin jika suhu @Aswasada punya waktu luang bisa ditambahkan side story tentang kekaisaran bangsa naga atau yg lainnya atau flashback awal mula Quirima dikurung jutaan tahun. Maaf suhu ini hanya saran saja dari penikmat setia cerita suhu. Terima kasih up datenya.
Wihhh permintaan yang menarik nih suhu sapa tau tar di bikinin prequel baru sama om jurangan soalnye banyak latar yang belum dibuka

Sebagai contoh

1. Kenapa bisa ada banyak kerajaan di ras manusia demon dan elf sedangkan naga cuma punya satu kekaisaran

2. Kenapa bisa muncul liu gang sampe dia di sebut2 sebagai demont slayer

3. Fungsinya si rima dulu mau nguasain azumat apa, kalo tujuan kan. Mungkin buat naklukin naga suci khor, tapi kalo asal muasalnya (siapa tau ada dendam gitu atau apa ).

Sama itu sampe sekarang belum ada satu pun karakter yang punya sihir bawaan keluarga

Kaya sharingan nya sasuke kalo ga salah dulu itu termasuk dari 7 jenis sihir yang pernah di jelasin juragan dah
 
maaf hu.. nyumbang sketsa kasar benua di Azumath.. untuk batas kerajaan masih nunggu nama2 kerajaan muncul di cerita.. he..he..

semoga berkenan.. :Peace:

m3n8OgZ.jpg
 
CHAPTER 14 B


Aku mulai mengajari Daru ilmu sihir elemen petir dan Puspa ilmu sihir elemen cahaya. Sudah maklum semua, jika mempelajari ilmu sihir artinya harus mengolah energi sihir terlebih dahulu. Di tahap ini lah yang tersulit dalam mempelajari sihir. Daru dan Puspa yang memiliki dasar elemen sihir api harus berjuang menciptakan sinar elemen sihir baru buat mereka. Bermeditasi sambil berusaha mengubah warna energi sihir memerlukan konsentrasi dan fokus yang sangat kuat. Hingga satu minggu terlewati, Daru dan Puspa belum memperlihat perkembangan yang berarti.

“Suamiku ... Sihir elemen cahaya adalah sihir terkuat dan sangat ditakuti semua makhluk di Azumath, tak terkecuali bangsa naga pun segan pada ksatria sihir yang memiliki elemen cahaya. Kenapa suamiku hanya memberikannya pada Puspa? Kenapa tidak diberikan juga pada Daru?” Tanya Quirima di sela acara makan pagi kami.

“Hhhmm ...” Aku bergumam dulu sebelum menjawab, “Sihir elemen petir adalah sihir pengrusak paling dahsyat, tapi dia juga sangat memakan energi sihir saat digunakan. Syarat seorang penyihir elemen petir adalah kapasitas energi sihirnya harus tinggi. Daru sudah memiliki kapasitas energi sihir sebesar 248000 poin dan dia layak menjadi ksatria sihir elemen petir, walaupun menurutku Daru masih harus lebih meningkatkan kapasitas energi sihirnya. Kedua, watak sihir elemen cahaya adalah kelembutan, kedamaian, kasih sayang dan cinta. Aku menemukan sifat-sifat itu di Puspa dan tidak ada di Daru. Walau pun Daru anak yang baik, tetapi watak dasarnya kekerasan dan ambisius. Daru tidak akan bisa menguasai sihir elemen cahaya. Ketiga, sihir elemen cahaya tidak memerlukan kapasitas energi sihir yang tinggi. Dengan kapasitas energi sihir Puspa yang hanya 115000 poin sudah cukup baginya untuk menjadi ksatria sihir elemen cahaya yang tangguh.” Jelasku panjang lebar.

“Oh ... Begitu ... Kalau begitu, aku tidak bisa mempunyai sihir elemen cahaya ...” Ujar Quirima baru mengerti sambil tersenyum.

“Kamu bisa menjawabnya sendiri.” Kataku sembari membalas senyumannya. “Tapi, anak kita nanti akan mempunyai sinar energi sihir elemen cahaya dariku. Walau begitu, sinar elemen sihir cahaya pada keturunan kita akan muncul bila watak yang terbentuk adalah kelembutan, kedamaian, kasih sayang dan cinta. Jika sifat Demon milikmu yang lebih menguasai anak-anak kita, tetap saja mereka tidak akan bisa menjadi penyihir elemen cahaya.” Lanjutku.

“Hi hi hi ... Aku akan berusaha membuat anak-anak kita sebagai orang yang lembut, suka akan kedamaian, penuh kasih sayang dan cinta. Supaya mereka sepertimu menjadi ksatria sihir elemen cahaya.” Ujar Quirima sambil mengelus-elus perutnya.

“Kenapa kamu mengelus-elus perutmu seperti itu? Apakah sudah berisi?” Tanyaku setengah bercanda.

“Aku merasakan kalau di perutku ini ada kehidupan.” Jawab Quirima yang sukses membuatku terhenyak.

Aku segera bangkit dari duduk dan menghampirinya, “Coba aku periksa!”

Aku ubah warna sinar elemen sihirku menjadi hijau. Kusimpan tanganku di perutnya lalu melakukan sihir pendeteksian. Aku hampir menjerit senang, ternyata benar, di dalam perut Quirima sudah terdapat detak-detak kehidupan. Hal itu berarti Quirima sedang mengandung anakku. Saking bahagianya, hal itu malah membuatku tidak percaya. Setelah bolak-balik memeriksanya, baru aku percaya kalau ternyata memang istriku sedang mengandung.

“Selamat datang anakku.” Kataku sambil mencium perut Quirima.

“Hi hi hi ... Aku kok gak nyangka bisa punya anak.” Ucap Quirima.

“Kok bisa begitu?” Tanyaku sambil menatap wajahnya.

Quirima manangkup wajahku dengan kedua tangannya dan berkata, “Sebelum bertemu denganmu, aku adalah Demon yang buruk rupa. Selama itu, aku merasa tidak punya harapan untuk mempunyai pasangan, apalagi mempunyai anak. Bahkan, orangtuaku sendiri merendahkanku dan mengatakan kalau aku tidak akan mempunyai pasangan seumur hidupku. Aku selalu dicaci dan dimaki karena wajahku yang menakutkan dan menyeramkan. Sekarang, aku bisa mematahkan ucapan orangtuaku. Aku bahagia sekali karena mereka salah menilaiku. Terima kasih suamiku, karena kamu lah satu-satunya makhluk yang mau menerimaku bahkan memintaku untuk menjadi istrimu.” Ungkap Quirima penuh dengan muatan hati dan perasaan.

“Ini semua sudah takdir kita. Kita ditakdirkan untuk mencintai dan dicintai. Cahaya semesta dalam diriku tunduk pada cahaya semesta di dalam dirimu. Saat itu aku berpikir, kita semua terhubung ke satu sumber. Ini menegaskan bahwa selain perbedaan yang kita pikir dan kita rasakan, sebenarnya kita adalah sama. Aku mencintaimu tanpa tahu bagaimana, atau kapan, atau dari mana. Aku mencintaimu dengan sederhana, tanpa masalah atau kebanggaan. Aku mencintaimu dengan cara ini, karena aku tidak tahu cara lain untuk mencintai selain ini.” Kataku berusaha memujanya.

“Kamu memang terbaik, suamiku ...” Quirima tiba-tiba memeluk leherku dan menarikku agar bibirnya bisa mencium bibirku. Aku memang tidak mengatakan kejujuran, tetapi ciuman kami adalah kebenaran yang nyata. “Terima kasih suamiku.” Ucap Quirima setelah melepas ciumannya.

“Aku yang harus berterima kasih.” Jawabku sambil mencubit hidung mancungnya lalu bangkit dan duduk kembali di kursiku semula. “Bolehkah aku menanyakan sesuatu yang sangat pribadi tentang dirimu?” Tanyaku kemudian.

“Apa saja ... Tanyakan saja ...” Jawab Quirima penuh keyakinan.

“Kamu tadi menyebut-nyebut orangtuamu. Bolehkah aku mengetahui siapa orangtuamu, tepatnya siapa mertuaku?” Aku bertanya sambil menatap wajah cantik Quirima yang tiba-tiba sendu.

Quirima menghela napas berat, seperti ada beban kesedihan yang tidak bisa dijelaskan. Matanya menatap lurus seolah sedang mengingat-ingat kejadian masa lalunya. Tak lama kemudian, Quirima pun bersuara, “Aku dilahirkan sekitar tujuh juta tahun yang lalu dari seorang ayah bernama Agharesh dan ibu bernama Oretha. Tujuh juta tahun yang lalu, saat aku dilahirkan, ayahku adalah seorang kaisar bangsa Demon. Saat itu bangsa Demon bersatu sebagai suatu kekaisaran. Sejak lahir, aku berwajah buruk, sampai-sampai ayah dan ibuku tidak menyayangiku. Aku dibuang dan diurus oleh seorang penyihir bangsa Elf. Ayahku mempunyai enam permaisuri, dan ibuku adalah permaisuri nomor satu. Setiap permaisuri ayahku memiliki satu keturunan yang kesemuanya laki-laki. Aku boleh menyebut mereka adik-adikku walau mereka tidak mau mengakuinya.” Quirima menjeda ceritanya sambil menyeka air mata yang jatuh ke pipinya.

“Kalau tidak ingin menceritakan masa lalumu. Jangan diteruskan.” Kataku sembari memegang lembut tangannya.

“Tidak ... Kamu harus mengetahuinya.” Ujar Quirima sambil tersenyum yang dipaksakan. Kemudian dia memulai lagi ceritanya, “Aku hidup di tengah bangsa Elf yang cantik-cantik dan rupawan. Karena wajahku yang buruk, mereka semua mengejek dan mengolok-olokku. Aku marah dan pergi dari sana. Aku datang ke dunia bangsa manusia. Sama juga apa yang aku terima di bangsa Elf. Bahkan lebih parah, aku dikejar-kejar dan diburu oleh bangsamu. Akhirnya aku terdampar di sebuah pulau tak bernama dan tak bertuan. Di pulau itu aku menemukan harta karun yang tak ternilai harganya bagiku saat itu, yaitu sebuah buku sihir elemen angin. Berpuluh-puluh tahun aku mempelajari sihir elemen angin dan menguasainya. Dari situlah aku mulai berpetualang meningkatkan kapasitas energi sihirku. Pindah dari satu pulau ke pulau lain hanya untuk menemukan magical beast, karena dengan cara itu kapasitas energi sihirku bisa meningkat dengan mudah. Ya, aku menemukan magical beast itu dan membunuhnya.” Quirima menjeda lagi ceritanya.

“Sampai kamu menemukan buah Karmahedelma. Buah magis yang membuat makhluk yang memakannya tidak berhenti berkembang biak, dan kamu memberikannya pada Jhana dan Jhani?” Tanyaku.

“Saat itu usiaku baru genap satu juta tahun, aku menemukan sebuah peti di pulau kecil yang berisikan buah Karmahedelma. Aku tahu khasiat buah Karmahedelma seperti itu karena dalam peti yang kutemukan berisi catatan-catatan tentang buah Karmahedelma. Aku tidak tahu siapa yang menulis, tapi yang jelas buah Karmahedelma tidak pernah busuk walau sudah tersimpan selama puluhan tahun. Yang menarik di catatan itu dikatakan bahwa Petteri sedang memusnahkan keberadaan pohon-pohon buah Karmahedelma, tidak dijelaskan kenapa Petteri memusnahkan pohon-pohon buah Karmahedelma itu.” Kata Quirima.

“Nanti akan aku tanyakan padanya.” Kataku.

“Dengan buah itu aku memaksa beberapa magical beast untuk memakannya dan beranak pinak, sehingga aku tidak kekurangan sumber energi sihir untuk meningkatkan kapasitas energi sihirku. Perlu suamiku tahu, kalau aku mempunyai delapan magical beast yang kuberi buah Karmahedelma. Dua diantaranya dekat benua manusia yaitu Pulau Kobba Klintar dan Pulau Diomede yang sekarang sudah kosong. Masih ada tiga pulau lain berisikan magical beast sebagai sumber peningkatan energi sihirku.” Ungkap Quirima.

“Aku rasa Petteri sudah menyelubungi pulau-pulau itu biar tidak ketahuan makhluk-makhluk di Azumath. Jika saja Petteri bisa membunuh, sudah pasti magical beast itu sudah dibunuhnya.” Kataku mengira-ngira.

“Mungkin suatu saat nanti, Petteri akan memindahkan mereka ke tempat yang lebih luas dan lebih tersembunyi.” Kata Quirima sambil tersenyum. “Aku teruskan dulu kisah hidupku.” Lanjut Quirima sambil meremas tanganku.

“Silahkan.” Jawabku.

“Selama satu juta tahun, aku terus meningkatkan kapasitas energi sihirku sambil mempelajari sihir eleman api. Ya, aku mempunyai dua elemen sihir yaitu angin dan api. Aku merasa elemen angin tidak terlalu kuat dalam menyerang, makanya aku mempelajari juga sihir elemen api. Aku memang bercita-cita menjadi Demon terkuat dan disegani di Azumath agar tidak ada yang menghinaku lagi. Ternyata perkiraanku salah besar. Walau aku telah menunjukkan kalau aku adalah penyihir yang sangat kuat, tetap saja aku dikucilkan dan diejek karena wajahku yang buruk. Saat itu, aku banyak mengalahkan penyihir-penyihir hebat bangsa Demon. Mereka berhasil aku taklukan. Tetapi, ketika aku kembali kepada orangtuaku, mereka tetap tidak menerimaku. Aku kecewa dan marah sampai-sampai aku menantang duel ayahku yang saat itu adalah Demon terkuat. Aku memenangkan duel tetapi aku tidak membunuhnya. Sekitar enam bulan setelah duel itu, ayahku meninggal. Dan semua orang menuduhku kalau aku yang membunuhnya. Demi apapun saat selesai duel, ayahku menerima kekalahannya dengan tubuh sehat dan bugar, ada luka-luka sedikit adalah wajar.” Quirima menghentikan penjelasannya lagi.

“Kemudian kamu diburu dan membuat keonaran?” Tanyaku di sela penjelasan Quirima.

“Belum ... Aku memang diburu oleh bangsa Demon tetapi mereka selalu gagal karena bisa aku kalahkan. Tapi saat itu, aku masih belum membuat keonaran. Aku membuat keonaran setelah cintaku ditolak oleh pria tampan bangsa Elf. Saat itu aku jatuh cinta pada pria bangsa Elf bernama Oritris. Aku sadar sepenuhnya kalau aku pasti ditolak Oritris, tetapi aku terlalu mencintainya. Suatu ketika, untuk yang kesekian kalinya, aku menyatakan cinta lagi pada Oritris, dan tetap dia menolakku. Yang membuatku marah adalah Oritris menolakku sambil menghina dan melempar kotoran kuda ke wajahku. Saat itu aku membunuh Oritris dan sejak saat itulah aku mulai membuat keonaran. Setiap makhluk yang menghinaku pasti aku bunuh. Bahkan aku menebar teror dan kejahatan di mana-mana. Aku berbuat demikian karena aku ingin dihargai oleh makhluk-makhluk yang selalu saja menghinaku. Aku ingin mereka tahu bahwa aku ingin dihargai dan dicintai.” Jelasnya lagi lalu menghela napas. Raut wajah penuh penyesalan terlukis jelas di wajahnya.

“Hhhmm ... Lalu ... Kenapa kamu bisa terkurung di dalam crystal selama tiga juta tahun?” Tanyaku ingin tahu.

“Aku membunuh seekor naga remaja, karena daging naga bisa menaikan kapasitas energi sihir berkali-kali lipat.” Jawabnya yang membuatku terkejut.

“Kamu dapat dari mana teori itu?” Tanyaku kembali sembari mendekatkan dudukku pada Quirima saking penasarannya.

“Aku mendapatkannya di perpustakaan Petteri di Kota Lochalsh.” Jawab Quirima lagi dan tentu saja aku harus terkejut yang kedua kalinya.

“Apakah itu tempat Ragnala?” Tanyaku dan kini Quirima yang menatapku heran.

“Siapa Ragnala? Aku tidak mengenalnya.” Jawab Quirima. Aku baru sadar, tidak mungkin Ragnala berumur sampai jutaan tahun karena Quirima sedang menceritakan pengalamannya jutaan tahun yang lalu.

“Oh maaf ... Aku terlalu terbawa ceritamu. Ragnala adalah pengelola perpustakaan Petteri di Kota Lochalsh yang kamu ceritakan itu. Aku mengenalnya dengan sangat baik.” Kataku.

“Dulu ... Perpustakaan itu dikelola oleh seorang wanita bernama Manika. Dia wanita bangsa manusia yang baik padaku dan satu-satunya makhluk yang mau berteman denganku. Tapi kami berteman sangat sebentar. Manika meninggal dunia karena usia manusia sangat sebentar dibanding dengan usiaku.” Ungkap Quirima.

“Nah ... Setelah kamu membunuh naga remaja dan memakan dagingnya, apa yang terjadi selanjutnya?” Tanyaku mengembalikan topik pembicaraan.

“Sebelum menjawab pertanyaanmu. Perlu suamiku ketahui bahwa setelah ayahku meninggal dunia, kekaisaran ayahku dibagi menjadi lima yang dibagikan kepada adik-adikku. Aku sebut berturut nama adik-adikku dari paling tua sampai paling muda. Rhodesh adalah adikku yang persis di bawahku, Gavriil, Bedrosh, Sebastha, dan yang terakhir Baell.” Jelas Quirima yang lagi-lagi menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong.

“Seharusnya kamulah penerus tahta kekaisaran bangsa Demon.” Lirihku.

“Ya ... Tapi karena aku adalah iblis jahat yang dikejar-kejar oleh bangsaku sendiri, juga bangsa manusia dan Elf. Aku menjadi dipandang tidak layak menggantikan ayahku. Kenyataan itu membuatku semakin kecewa dan semakin membuatku sangat jahat. Tak lama dari situ, aku membunuh naga remaja yang akhirnya aku dikejar-kejar oleh penyihir-penyihir bangsa naga.” Quirima tersenyum getir.

“Sampai akhirnya kamu terpenjara dalam batu crystal ...” Kataku.

“Belum ... Aku masih bisa lolos dari kejaran siapapun. Aku masih bisa membunuh orang-orang yang aku benci. Sebenarnya aku berencana akan membunuh kelima adikku. Tetapi aku terperdaya dengan ucapan kelima adikku yang akan secara sukarela menyerahkan kerajaan-kerajaan mereka padaku. Aku dijebak untuk datang ke tempat Rhodesh. Ternyata di sana sudah ada naga sakti yang memang bertugas untuk menangkapku. Nama naga itu Kharik. Saat itu aku tahu kalau aku pasti kalah melawan naga sakti yang bernama Kharik itu, ditambah lagi kelima adikku turut mengerubutiku. Ya, akhirnya aku kalah dan menyerah. Aku tidak bisa kabur kemana-mana karena aku sudah terperangkap di selubung sihir ciptaan Naga Kharik. Aku kemudian dibawa ke hadapan Naga Suci Khor untuk diadili. Untungnya Naga Suci Khor masih berbaik hati tidak menghukumku mati. Naga Suci Khor berpendapat bahwa aku menjadi jahat karena ditekan keadaan. Dan Naga Suci khor hanya memenjarakanku dengan crystal moonstone yang dia ciptakan. Crystal moonstone yang Naga Suci Khor benar-benar sangat kuat, tidak bisa pecah dan bisa menyerap energi sihir. Tapi aku sangat ingat ramalan Naga Suci Khor, suatu saat nanti ada manusia cahaya yang bisa membebaskanku.” Quirima memandaku dengan tatapan penuh kasih sayang.

“Ramalan Naga Suci Khor ternyata terbukti.” Aku tersenyum sambil membelai pipi Quirima.

“Ya ... Dan ada satu lagi ramalannya lagi yang tidak pernah aku lupakan.” Ujar Quirima sambil menggenggam tanganku yang ada di pipinya.

“Apa itu?” Tanyaku penasaran.

“Manusia yang membebaskanku akan membimbingku menjadi makhluk yang baik dan aku akan hidup bahagia jika aku tunduk dan patuh pada manusia yang membebaskanku.” Ucap Quirima penuh perasaan.

“Naga Suci Khor terlalu berlebihan.” Aku jadi malu sendiri setelah mendengar ramalan Naga Suci Khor tersebut.

“Hi hi hi ... Naga Suci Khor tidak salah. Aku sekarang sangat bahagia, apalagi dengan adanya bayi di perutku ini.” Ujar Quirima lalu mencium telapak tanganku.

Kini semuanya sudah terbuka. Aku sudah mengetahui masa lalu Quirima yang begitu kelam. Rasanya sudah cukup aku mengorek masa lalu istriku ini. Aku menutup pembicaraan dengan memberi Quirima motivasi bahwa pelajaran terbaik yang harus dipelajari berasal dari kesalahan dan kegagalan. Kesalahan masa lalu adalah kebahagiaan dan kesuksesan di masa depan. Masa lalu merupakan momen yang sudah terlewat dan tidak perlu selalu diingat. Orang boleh menengok sebentar ke masa lalu, hanya untuk membuatnya sebagai pelajaran agar tidak salah langkah pada masa kini dan masa depan.

.....
.....
.....

Peperangan antara Kerajaan Duvador dengan Kerajaan Bhodur berkecamuk dengan dahsyatnya. Aku berada di pihak Kerajaan Duvador semata-mata untuk melaksanakan misiku menyelamatkan ras manusia di Azumath. Sementara itu, matahari di atas Bukit Harsana telah bergeser turun ke arah batas cakrawala. Dentang senjata beradu dan suara gemuruh peperangan begitu riuh memenuhi Bukit Harsana. Sorak dan sorai suara prajurit masih silih berganti dari kedua pasukan manakala kemenangan berpihak diantara mereka. Hanya saja sorak dan sorai pasukan Kerajaan Duvador lebih banyak terdengar dibandingkan pasukan Kerajaan Bhodur.

Pada hari kelima, hasil peperangan sudah mulai terlihat wujudnya. Pasukan Kerajaan Duvador semakin menguasai medan peperangan karena pasukan Demon yang mendukung pasukan kerajaan Bhodur semakin habis. Aku sendiri sudah kehilangan hitungan nyawa bangsa Demon yang sudah aku musnahkan. Tak lama aku mendapat informasi kalau pasukan Demon menarik diri dari pertempuran. Jelas sudah, kekuatan menjadi sangat timpang. Dan itu terlihat jelas saat pasukan Kerajaan Duvador ‘menggerus’ pasukan Kerajaan Bhodur seperti air bah yang datang secara bergelombang.

Jumlah prajurit Kerajaan Bhodur terlihat semakin menyusut tajam, korban di pihak prajurit Kerajaan Bhodur seperti daun di musim kemarau panjang, telah terlihat berguguran, mati atau terluka parah di ujung pedang pasukan Kerajaan Duvador yang trengginas, yang punya banyak pengalaman bertempur, para prajurit terbaik dari bangsa manusia yang sangat terkenal dan disegani. Saat Kerajaan Duvador tak lagi bisa dibendung, sementara Kerajaan Bhodur tak sanggup lagi menghitung luasnya luka, maka Kerajaan Bhodur tersadar bahwa limitnya sudah tiada. Kemudian berkibarlah bendera putih tanda menyerah.

Di antara sorak sorai kemenangan dan lautan airmata bahagia, perang tetaplah sebuah tragedi yang menyimpan duka. Dahsyatnya dunia yang dilanda perang selain meninggalkan aroma permusuhan dan sakit hati, kematian yang sia-sia dan kehilangan, perang juga tetap menyimpan senarai kisah yang mengharu biru, kesedihan yang tak selesai, atau bahkan bisa menjadi semacam romantisme sejarah yang tak akan terlupakan. Peperangan selalu menyertai dua kubu yang beradu dan memiliki kepentingan. Masing-masing punya alibi tersendiri bahwa dirinyalah yang berada dalam jalur kebenaran. Peperangan adalah imbas ketika cinta sudah tak lagi menjadi dasar dalam mengambil suatu kebijaksanaan. Dalam ihwal percekcokan pemikiran, hasrat, ideologi, atau kepentingan yang lain, klaim sudah menjadi santapan lezat bahwa unsur-unsur tersebutlah yang selayaknya harus terus menunjukkan taringnya meskipun dengan konsekuensi tragis.

Setelah Kerajaan Bhodur resmi menyerah kepada Kerajaan Duvador, Kerajaan Bhodur sebagai negara yang kalah perang harus melepaskan wilayahnya dan menyerahkannya pada Kerajaan Duvador sebagai pemenang perang. Raja Bhodur beserta keluarga dan kerabatnya melarikan diri ke kerajaan Elf lainnya. Sebanyak 30 juta lebih penduduk Kerajaan Bhodur berbondong-bondong keluar dari wilayah kerajaannya yang baru saja jatuh. Mereka mencari perlindungan ke kerajaan-kerajaan tetangga sesama bangsa Elf.

Untuk tugas pengawasan eksodus rakyat Bhodur keluar wilayahnya, aku diperintah Raja Duvador untuk mengawasinya. Maksud Raja Duvador memerintahkan aku untuk mengawasi perpindahan penduduk ini agar tidak terjadi kekacauan dan tindak kejahatan yang dilakukan bangsa manusia pada warga bangsa Elf yang lemah. Raja Duvador menginginkan warga bangsa Elf terlindungi dari perilaku buruk bangsa manusia. Dan akhirnya, dalam waktu sepuluh hari, wilayah kerajaan Bhodur benar-benar telah ditinggalkan bangsa Elf tanpa sisa. Suatu kerugian besar bagi warga Kerajaan Bhodur meninggalkan tempat kelahiran mereka, karena wilayah ini memiliki pemandangan yang begitu indah dan sumber daya alam yang melimpah.
Bersambung

Chapter 15 A di halaman 143 atau klik di sini.
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd