Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

AYAH MERTUA -lanjutannya

inez53k51

Tukang Semprot
Daftar
19 Mar 2012
Post
1.356
Like diterima
743
Lokasi
Diatas suka, dibawah suka juga
Bimabet
Lanjutan dari https://v1.semprot.com/threads/1127652?-Ayah-mertua
Sejak dia ngen totin aku, ayah sering menggarap aku kalau suamiku gak dirumah. Suamiku selalu ngasi tau waktu kapan aja

dia akan ngerjain bisnisnya keluar kota, jadi aku bebas aja ngen tot dengan ayahnya. Ku dah gak perduli bahwa dia ayah

mertuaku, dimataku dia adalah lelaki perkasa yang sanggup memuaskan napsuku yang sekian lama diabaikan suamiku.

Sampe satu hari, ayah ngajak aku ikut party dengan temen bisnisnya. Aku seneng ja diajak party gitu.

Seblon brangkat, aku masih mengkaitkan bra ku ketika ayah masuk ke kamar, "Lon beres Sin". "Bantuin ngaitin bra ku dong

Yah", kataku sambil berdiri memunggungi ayah dan menghadap cermin. Ayah berdiri di belakangku dan kedua tangannya

meraih kedua ujung kaitan braku. Bukannya memasangkan, ayah malah melepaskan bra tersebut dan kedua tangannya

meraup kedua tetekku. “Aihh….” jeritku kaget. “Gemes Sin”, katanya sambil meremes2 tetekku dengan penuh napsu. “Aahh..

Udah dong Yah, nanti dah dijemput aku lon siap”, kataku sambil melepaskan kedua tangannya. “Iya.. aku gemes si kalo liat

tetek kamu Sin, kaya ngundang minta diremes", jawabnya sambil memasang kaitan braku dan kemudian meremes pantatku.

Aku memang bertubuh langsing, pinggang ramping tapi mempunyai pinggul yang lebar dan pantat bulat yang menonjol bikin

ayah nafsu untuk meremasnya, aku memakai mini dress warna hitam yang sedikit menunjukkan belahan tetekku. Mobil

jemputan sudah dateng, aku dan ayah duduk dibelakang, dan mobil meluncur meninggalkan rumahku menuju ke rumah

partner bisnis ayah, om Ahmed, keturunan timur tengah yang tinggi besar. Ternyata rumahnya besar juga untuk ukuran

ditinggali sendirian oleh om Ahmed. Ternyata yang dibilang party oleh ayah adalah makan malem bertiga saja. Makanannya

enak dan banyak macamnya. Om Ahmed ramah sekali ke aku, dia ngajak aku ngobrol terus ketika kami santap malem sedang

ayah hanya senyum2 saja melihat om Ahmed berusha akrab dengan aku, dia menawarkan untuk mengambilkan lauk yang

tersedia macam2 di meja makan, sampe kenyang banget aku jadinya. Aku bingung juga kerna om Ahmed kan partner bisnis

ayah tapi mreka gak ngobrolin sama sekali urusan bisnis malah om Ahmed berusaha akrab dengan ku sepanjang acara

makan, wah jangan2....

Sehabis makan, om Ahmed menyuguhkan bir untuk ayah dan aku, mreka mulai ngobrol2 ringan berdua sambil minum bir, aku

gak suka minum bir tapi untuk menghormati tuan rumah aku minum juga sedikit dengan gelas kecil. Walaupun cuma meneguk

sedikit bir, alkohol mulai membuat aku menjadi lebih gairah, aku mulai bisa mengimbangin banyolan om Ahmed yang sudah

mengarah ke hal yang vulgar. Aku mulai terbiasa dengan bir itu dan gak terasa aku nambah lagi segelas dan segelas lagi.

“Toiletnya dimana om", tanyaku. Om Ahmed menunjukkannya. 3 gelas bir rupanya membuat ginjalku aktif bekerja sehingga

aku jadi pengen pipis. Selesai menuntaskan pipisku aku kembali ke ruang makan. Mereka sudah gak ada disitu, "Sin,

terdengar panggilan om Ahmed dari ruang sebelah. Ternyata ayah dan om Ahmed sedang main bilyar di tempat yang

seharusnya ruangan keluarga. “Ikut main Sin", ajak om Ahmed. Aku gak bisa main bilyar, tapi pengaruh alkohol masi kuat

pada diriku sehingga aku ikut aja maen. Dalam sekejap permainan tersebut menjadi berantakan karena ulahku yang memang

tidak bisa main bilyar. Ketika sodokanku yang ketiga membuat bola putihnya terbang ke ujung ruangan, om Ahmed terbahak

aja melihatnya. Dia mengambil bola putih dan becandain aku, "Kamu gak bisa nyodok bolanya ya Sin, terbiasa disodok si ya".

“Uu-uhh.. Apaan sih om,” jawabku agak tersipu sambil beranjak mengambil bola putih dari tangan om Ahmed. “Kamu terusin

maen ma om Ahmed ya Sin, ayah mo liat berita di TV", kata ayah sambil meninggalkan ku berdua dengan om Ahmed.

“Baiknya aku ajarin dulu deh cara nyodoknya ya Sin", kata om Ahmed mengarahkan tangannya untuk memegang stik bilyar

dengan cara yang benar. “Biar kamu bisa lihat arah bola putih dengan baik, kamu harus nunduk Sin, paling bagus punggung

kamu jadi sejajar dengan tongkat. Kaki lebarin dikit biar seimbang” jelasnya. Aku pun membungkuk, dan membungkuk lebih

dalam lagi karena dia menekan punggungku sehingga tetekku lebih mendekati meja lagi. “Gini bener ya om?” tanyaku. Dua

detik kemudian dengan agak kaget dia baru menjawab, “Eh iya, bener. Nah sekarang coba sodok bola putihnya perlahan saja.

Tempatkan ujung stik ditempat yang kamu mau. Bidik tengah aja dulu.” jelasnya panjang lebar. Aku tidak tau bahwa

perhatiannya sempat teralih sejenak tadi karena begitu aku membungkuk, mini dressku ikut terangkat dan dia sekilas melihat

dua bongkah pantat putihku dan segaris tipis bentuk tali merah ditengahnya. Aku memang mengenakan gstring merah malem

itu. “Wah.. bolanya lurus larinya” jeritku gembira. “Tapi pelan om” kataku sambil berbalik ke om Ahmed yang rupanya masih

terpengaruh dengan pemandangan sekejap pantatku. “Oh iya, jelas pelan. Posisi tangan kamu masih ga nyaman pas megang

stiknya. Dan kaki kamu kurang lebar, jadi posisi kamu kurang kokoh”, jawabnya. “Ayo aku bimbing kamu”, katanya sambil

memegang kedua tanganku dan meletakkan di posisi stik bilyar yang tepat. Aku membungkukkan badannya sejajar dengan

meja, membuka kakiku lebih lebar. “Gini bener om?” tanyaku. “Bentar..” katanya sambil melangkah dari samping ke

belakangku, rupanya dia pengen ngeliat dengan jelas bagaimana setengah bongkah pantatku dan gstring merah yang

membelah pantatku. Dia sedikit membungkukkan badannya. “Kaki kamu lebarin dikit lagi Sin. Pokoknya sampe kamu ngerasa

kokoh posisinya” tambahnya lagi dengan suara rada bergetar, rupanya napsunya mulai naik. “Aku bantu arahin tangan kamu.”

Dia membungkuk di atas tubuhku dan memegang stik di belakang tanganku, sedang satunya memperbaiki posisi tangan

kiriku. “Wah bisa gepeng ni Sintia ketindih badan om", kataku manja. Dia ketawa aja mendengar kata2ku, "ya gak lah Sin".

Dengan dipandu tangannya, aku menyodok bola putih lagi. Kali ini karena dibantu power dan arahan om Ahmed, bola putih

melaju dengan lurus dan cukup kencang untuk membentur bola sasarannya. Bunyi benturan bola membuat aku tertawa puas.

“Berhasil om,” jeritku senang sambil mengangkat kedua tanganku. Dia ikut terkekeh puas. “Ayo kita coba lagi om, pokoknya

sampe Sintia bisa” ajakku yang disambut gembira oleh om Ahmed. Aku mencoba lagi dan lagi untuk menyodok sementara om

ahmed membantuku memperbaiki posisiku sambil mengambil kesempatan untuk membelai dan meremas pelan tubuhku.

Remasan om Ahmed di pantatku untuk meminta aku merendah sedikit, dan sentuhan agak lama di paha dalamku untuk

meminta aku melebarkan sedikit pahaku, mulai membuat me mekku berkedut-kedut gatal. Jantungku mulai berdebar lebih

keras dan nafasku sedikit tersengal. Aku mulai horny. “Nah, kita coba lagi ya”, kata om Ahmed. "Ya om", jawabku sambil

mengambil posisi membungkuk. Dan kembali om Ahmed terkesiap melihat pemandangan tersebut. “Lebarin kaki kamu dikit

lagi Sin” katanya sambil memegang dan meremas kedua paha dalamku. Aku nyaris mendesah karena sentuhan tiba-tiba di

bagian tubuhku yang sensitif itu. Aku menggigit bibir ketika tangannya yang besar menekan dan meremas pantatku untuk

sedikit diturunkan. Kali ini remasan dipantatku terasa lebih lama dari seharusnya. Dia kembali menempatkan tubuhnya diatas

tubuhku, dan kedua tangannya memperbaiki posisi kedua tanganku. Bedanya kali ini dia sudah tidak tahan lagi. Dia

menempelkan selangkangannya ke gundukan pantatku. Aku agak terhenyak kaget ketika merasakan tonjolan kon tolnya

yang menekan pantatku. Aku sedikit bingung mau menyentak agar dia menyingkirkan batangnya dari pantatku, tapi tuntutan

birahi di sekujur tubuhku menginginkan agar dia menekankan batangnya lebih dalam lagi. saat dia menekankan

selangkangannya, dia masih ngomong tentang posisi tanganku yang kurang tepat dalam megang stik. Sambil terus

menyeracau tentang posisi tangan yang tepat untuk pegang stik, dia mulai menggoyangkan pantatnya dan menekankan

selangkangannya lebih keras lagi di pantatku. “Rendahin dikit lagi badan kamu Sin”, katanya agak bergetar sambil tangan

kirinya menekan punggungku agar lebih rendah. “Bener, segini?” tanyaku tanpa prasangka. Sambil tetap menahan

punggungku dengan tangan kiri, tangan kanan Ian menyasar pantatku lagi. “Rendahin sedikit lagi pantat kamu Sin.” Aku

menuruti tekanan tangannya pada pantatku untuk sedikit direndahkan. Tapi, beberapa detik kemudian aku sadar bahwa

tangan kanannya tidak berpindah dari pantatku, bahkan mulai meremas-remasnya. “Ehhhh… ngapain tuh tangan om", pekikku

tapi tangan besarnya menahan punggungku semakin menempel pada meja bilyar.

Om Ahmed rupnya gak bisa menahan dirinya lagi, "Aku napsu banget liat bokong kamu Sin. Semok banget,” ujarnya dengan

suaranya yang mulai serak karena birahi. “Aku mau lihat pantat kamu ya Sin,” ujarnya sambil langsung mengangkat mini

dressku sampai naik ke pinggang. “Aihh…. om,” pekikku. Kaget, dan merasakan hembusan dingin AC menerpa kulit pantatku

yang nyaris tidak tertutupi karena menggunakan gstring. Dengan gemas jemarinya yang besar meremas bergiliran kedua

bongkahan putih kenyal pantatku yang sedang menungging tak berdaya itu. Aku mulai merasakan rangsangan yang

diakibatkan ulahnya hanya tinggal bisa mendesah saja, " aaaaahhhh.... om..." Dia sudah dikuasai nafsu birahi, malah semakin

semangat meremas-remas pantatku. Bahkan kini jemarinya sesekali menyerempet selangkanganku. “om.......”, desahku lagi

ketika dengan tiba-tiba jemari dia meremas gundukan memekku. Dia semakin semangat meremas-remas gundukan me mekku.

Aku makin geliat dan mendesah ketika tiba2 kurasakan ada sesuatu yang memasukin me mekku. Jemarinya dengan

mudahnya menyingkirkan secarik tipis g string yang memisahkan jari-jarinya dengan lubang me mekku. Dengan sedikit

memaksa, jari tengahnya yang besar menyelusup ke jepitan bibir me mekku sampai langsung 2 ruas. “Ohh.. dah basah ni Sin,

"katanya lagi. "Ahhhh… ouuhhhh…”, desahku yang tidak tertahankan karena jari tengahnya digerakkan keluar masuk

mengocok me mekku yang sudah basah. Aku berusaha menahan desahan dengan menggigit bibir bawahku, tapi tetap saja

suara tersengal keluar dari mulutku karena dia juga sudah membenamkan jari tlunjuknya ke dalam me mekku dan berputar-

putar, mengobel-ngobel me mekku. “Hmmppfffh… hmpfffh… Haaahhhh….ooommm,” desahku, mataku merem melek karena

kenikmatan melanda badanku. Dengan gemasnya dia menggigit-gigit bongkahan pantatku sambil terus mengerjai lubang me

mekku dengan kedua jarinya, sampai pantatku mengejang-ngejang menahan kenikmatan yang melanda. “Kalo mo keluar kasi

tau ya Sin", katanya ketika melihat aku mulai mengejang-ngejang. Dan benar, setengah menit kemudian jemarinya merasa

diremas-remas oleh dinding me mekku, dan lenguhanku terdengar, "Oooommm....Sintia....kheluuarrr….hhhaahhhh…”.

Mengejang-ngejang sedikit, lalu aku mulai membuka mata dan menatap om ahmed. Dia masih ja terus menghujamkan ke 2

jarinya dalam-dalam ke me mekku, yang membuat aku memekik kaget “Aiiihhh…”. Tapi kocokan dan diselingi gesekan intens

di g-spot ku membuat gelombang birahi kembali melandaku. Rasa gatal disekeliling me mekku menggila lagi dan menuntut

untuk digaruk, digesek, dan dikocok dengan cepat. Bunyi kecipakan me mekku yang banjir, ditingkahi oleh desahan dan

lenguhanku yang keras membuat nafsunya semakin diubun-ubun. tangan kirinya yang tadi menahan punggungku sibuk

meremas-remas toketku. “Hahhh…… shhhhhhh…… ouuhhh..” ceracauku tidak karuan. Dia makin tidak tahan lagi. Sambil terus

tangan kanannya mengocok me mekku yang banjir habis sampai tetesan cairannya membasahi pahaku dan jemarinya, tangan

kirinya sibuk melepaskan gesper dan risluiting celananya. Tidak sampai 3 menit dari orgasme pertama, aku merasakan gatal

di me mekku semakin memuncak, mengumpul di ujung itilku. Semakin dikocok, rasa gatal tersebut semakin terasa menyiksa,

menuntut untuk digesek lebih cepat lagi. Akhirnya rasa gatal itu meledak dan menyemburkan arus kenikmatan dari

selangkangan ke seluruh kujur tubuhku. “Ooaaahhhhh……hhhaahhhh …. Sintia kheeluuuarrr…” pekikku dengan mata yang

membeliak dan tubuh bergetar-getar mengejang penuh kenikmatan. “hah.. hah.. hah..”, aku memejamkan mata sambil

berusaha mengatur nafas yang memburu setelah terpaan orgasme yang kedua. Tubuhku tertelungkup lemas di atas meja

bilyar dan kakiku mangangkang menapak tidak kokoh di lantai.

Om Ahmed sudah berhasil mengeluarkan kon tolnya yang panjang besar dari balik risluitingnya. Dia tidak menurunkan

celananya, hanya mengeluarkan kon tolnya dari celah risluitingnya. Pelan-pelan dia memelorotkan gstringku. Aku yang masih

di awang-awang sensasi kenikmatan, tanpa sadar menurut saja ketika kaki kiriku diangkat untuk meloloskan gstringku.

Gstringku kini hanya tergulung tidak rapi di pergelangan kaki kananku. Me mekku terkespos jelas. Bibir me mekku yang merah

basah sudah agak terbuka akibat serangan pertama, seperti siap menyambut serbuan berikutnya. Dia sedikit menarik

pinggulku agar lebih menungging dan memposisikan me mekku tepat di depan kon tolnya yang sudah keras banget. Aku baru

sadar dia mo ngen totin aku ketika kurasakan ada desakan benda tumpul besar yang menyibak bibir memekku. Aku berusaha

membalik, tapi lagi-lagi tangan besar Ian mencegah hal itu. Dia semakin menekan pinggulnya dan berusaha membenamkan

kon tol jumbonya ke belahan me mekku. Karena dinding-dinding me mekku sudah basah kuyup, kepala kon tolnya mudah

menerobos masuk. Aku menggeliat2 sehingga batang kon tolnya melesak makin dalam. Diiringi mengerang dia menekan

dalam-dalam pinggulnya “Hhrrrrrhmmm….”. me mekku sesek banget keisi kon tol jumbo yang dah ambles semuanya. Gede

banget rasanya, lebi gede lagi dari kon tol ayah. Bener dugaanku di awal, ayah ngajak ku ketemu om Ahmed supaya om

Ahmed bisa ngen tiotin aku demi lancarnya kerja sama bisnisnya, Aku dah gak perduli soal itu, yang penting sekarang aq

sedang menikmati sodokan kon tol om Ahmed yang gede banget itu.

“Hoouuuhhhhh….” lenguhku. Sambil tetap menahan punggungku, dia mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur. Ditarik

perlahan, kemudian dilesakkan lagi dalam-dalam. Tarik perlahan-lahan lagi, lalau dibenamkan lagi sampai mentok. Aku

merasakan setiap senti dinding me mekku digesek perlahan oleh kon tolnya yang keluar masuk. Me mekku makin banjir,

membuat suara berkecipakan ketika dikocok. Dia mempercepat tempo genjotannya. “huhh..me mek kamu sempit banget Sin…

enakk banget..”, desahnya penuh nafsu menggenjot me mekku sambil meremas-remas pantatku. Aku melenguh kenikmatan

sambil menggoyang pinggulku berusaha mengimbangi dia. “Ouhh.... Hhahhhh….terus oooommm....…,” lenguhku binal.

“Woaa… lagi pada asyik rupanya” tiba-tiba terdengar suara ayah. om Ahmed gak peduli dan tetap menggenjot me mekku

semakin semangat. “Kamu duduk manis aja ya disitu. Nonton aja. Mantu kamu nikmat banget deh di en totnya", katanya pada

ayah yang nyengir aja melihat aku lagi di dogi penuh semangat oleh om Ahmed. Gocekan kon tol om Ahmed membuat aku

mendesah kembali, "hahhhhh… shhhhhh….”, Kulirik ayah yang senyum2 aja melihat aku kelonjotan penuh kenikmatan di

depan matanya. Tangan ayah reflek membelai selangkangannya. Tidak sampai 5 menit digenjot, aku mulai merasakan bahwa

desakan orgasme mulai meningkat. Lenguhan dan teriakanku semakin tidak terkendali seperti halnya goyangan pinggulku.

“Ouhh.. ouhh.. Kocok makin cepat.. om…” ceracauku yang sudah diambang klimaksnya. Dia menanggapi requestku dengan

semakin cepat memompa me mekku. Akhirnya, “Hiaaahhhhh…. Ouughhhhhh….Shhhhhhhhh…Sintia keluar oooommmm....",

lenguh orgasmeku membahana lagi.

Om Ahmed yang belum orgasme, mengangkat tubuhku yang masih lemas karena orgasme yang terakhir. Membopongku dan

merebahkan aku ke sofa besar. Aku pasrah saja melihat dia melucuti kemeja dan celananya, dan berdiri telanjang bulat

dengan kon tol yang masih tegak mengacung, berkilatan basah karena cairan me mekku. “Buka baju kamu Sin". Aku langsung

menyanggupinya. Ketika aku melepaskan mini dressku, om Ahmed membelalak memandangi tubuh molekku. “Buka BeHanya

Sin.” Tanpa diperintah dua kali, tanganku langsung bergerak ke belakang pungggungku melepas kait braku. Belum lagi aku

meloloskan bra dari tanganku, kedua tangan om Ahmed yang besar sudah menyergap kedua bongkah daging kenyalku.

“Ahhhhhh…!!!” desahku, tidak menduga dia senapsu itu ngeliat tetekku yang proporsional dengan badanku, gak besar tapi

juga ga bisa dibilang kecil. kedua tangannya yang besar dengan penuh nafsu jemarinya meremas, menekan, memilin kedua

toketku. Lalu dengan rakusnya mulutnya menelan dan melumat pentilku. “UUhhhhhh….. hhhhmmpfffff…” aku mendesah

kesakitan sekaligus keenakan. Toketku, terutama pentilnya, adalah salah satu titik tersensitif tubuhku. Reaksinya nyaris

instan. Bibir memekku mulai berkedut-kedut gatal lagi meminta dipuaskan.

Aku menggenggam kon tol om Ahmed yang masi keras banget, kutarik dan ku arahkan ke bibir me mekku yang sudah

merekah. Dia yang merasakan genggaman hangat tanganku, langsung paham maksudku dan menggerakkan pinggulnya maju

sehingga kon tolnya menempel di bibir me mekku. Dengan satu sentakan keras, Kon tol ukuran jumbo itu langsung amblas

dan menyipratkan cairan me mekku keluar. “AAGHHHH..” jeritku tanpa sadar karena desakan tiba-tiba pada lubang me

mekku.Tanpa buang waktu lagi dia langsung menggenjot aku dalam cepet. Slepp… sleppp.. sleppp… kecipakan bunyi kocokan

terdengar lagi. Mataku membeliak karena berbagai rangsangan yang kuterima. G-spot dan dinding me mekku tergesek-gesek

oleh kon tolnya yang berurat. Toketku diremas-remas, diunyel-unyel penuh nafsu. Ditambah lagi sedotan-sedotan di pentil dan

jilatan lidah kasarnya di sepanjang leherku. “HHaaaahhh… … Ouugggghhh….….Enakk ooommm..” lenguhku penuh birahi.

“Hoohh.. hohh..iya sayang…” tanggapnya tak kalah nafsunya. Aku merangkulkan kedua kakiku dibalik punggungnya dan

memeluknya kuat-kuat, aku dah nerasa sebentar lagi akan nyampe lagi. Dia juga sudah tidak kuat lagi menahan napsunya.
Kakiku semakin erat merangkulnya. Diiringi lenguhan keras, dia membenamkan kon tolnya dalam-dalam dan menyemprotkan

pejunya kuat-kuat ke dalam me mekku sampai berlelehan keluar. “HUAAHHHHHH…. Hahhhh… Hahhhhh…” desahnya penuh

kepuasan sampai tubuhnya mengejang-ngejang. Selama beberapa saat dia masih menindihku menikmati sisa terpaan

gelombang orgasmenya. “Makasi ya Sin,” bisiknya sambil melumat bibirku. Pelan dia mencabut kon tolnya yang mulai

mengecil. Membawa banjir peju keluar membasahi bibir me mekku dan mengalir turun. Lalu dia beranjak mengambil tisu dan

membersihkan kon tolnya. Ditawarkannya tisu tersebut ke aku yang masih tergeletak mengangkang di sofa dengan lelehan

peju di sekujur selangkanganku. Aku menerimanya tanpa banyak bicara. Pelan kebersihkan peju om Ahmed dari

selangkanganku.

"Kamu lon kluar ya sayang", tiba2 ayah menghampiriku, dia membantu membersihkan leleran peju om Ahmed

diselangkanganku, Kuliat ayah dah bugil, sekarang rupanya gilirannya untuk menggarap aku, kerna aku lon kluar pada

permainan terakhir ya ku diem aja waktu ayah memasukkan kedua jarinya dengan ke me mekku. aku melenguh tertahan

Jemari ayah dengan ahlinya mengocok me mekku. Bibirnya juga langsung melumat bibirku sampe aku terengah-engah. Puas

melumat bibirku ayah menjelajahi pipi, leher dan menuju toketku dengan bibirnya. Jarinya menghentikan aktivitasnya di area

selangkanganku, dan mulai menjamah tetekku. Ayah menelungkup diatas aku, kedua tangan meremas-remas tetekku. Ketika

dia mulai memilin dan menjepit pentilku, aku mulai mendesah napsu, “Sshhhh… ahhhhh....” Ayah sudah tidak tahan lagi,

maka diangkatnya pantat ku dan diarahkan ke kon tolnya yang sudah keras banget. Ketika kon tolnya terbenam ke dalam me

mekku, kembali aku mendesah, “Aiiihhhhh….”. Sambil menahan pinggulku, ayah memaju-mundurkan pantatnya dengan penuh

semangat. Kedua tangannya mencengkram kuat-kuat kedua tetekku dan semakin mempercepat kocokannya. Tidak sampai 5

menit orgasme aku meledak dan membanjiri me mekku dengan cairan. “NGAhhhHhhhhhh…. Houuuuuhhhhh… Sintia

kluarrrr…”, desahku. Pinggulku mengelinjang selama beberapa saat sampai terpaan gelombang klimaksnya mengendur.

“Hahh.. enak banget.. .. akhirnya sampe juga” desahku sambil menyapu keringat dari wajahku.

“Sin, nungging ya”. Langsung aja ayah menghajar aku lagi Boris dengan doggie style. Aku melenguh kenikmatan. Kedua

tetekku mengayun bebas akibat goncangan dan benturan paha ayah pada pantatku. Aku semakin blingsatan ketika tangan

ayah meraih tetekku dan meremasnya kuat-kuat. Om Ahmed duduk diseberang ruangan, minum bir sambil menikmati life show

aku ma ayah. Doggie style membuat g-spot ku dihajar kon tol ayah terus2an, sehingga gelombang gatal yang nikmat itu

menyeruak lagi di area memek dan selangkanganku. Meluas ke perut, ke tetekku, ke pentilku dan sampai ke ujung jemari

kakiku. Ledakan orgasme yang ke-lima ini betul-betul dahsyat sampai membuat aku mencengkram jok sofa kuat-kuat dan

mendeah, “OUUUUUGGHHHHHHHH…. Gahhhhhhhh…… Sintia kluaarrrrrrr…”. Ayah mengecup pundak dan punggungku. Kon

tolnya masih di dalam me mekku, tapi tidak dikocoknya. Ditunggunya aku sampai tenang sedikit dari nafas yang tersengal-

sengal karena terpaan orgasme. Sementara itu, menyaksikan orgasmeku yang dahsyat, om Ahmed horny lagi. Kon tolnya

ngaceng lagi. “Maen dikamar aja yuk, kita garap Sintia bareng” ujarnya sambil membopong tubuhku. Ketika dibopong aku

berbisik, “Sintia haus om". “Tolong bawain minum buat Sintia”, kata om Ahmed ke ayah. Ayah Boris kembali dengan sebotol

kecil bir dingin yang langsung kutenggak abis. Selanjutnya gak usah diceritain terus ya, dah pada tau kan bahwa aku bakal

digarap ma ayah dan om Ahmed barengan, padahal aku dah lemas dihajar 5 orgasme berturut-turut.
 
Pertamax kah...
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Kok mirip sama ceritanya ethan yg "ajakan party berbuah threesome"?
Cuman beda dikit namanya
 
mantap sist..... :beer:

bisa dikembangin lagi nih ceritannya, Sintia jadi istri yang binal bukan hanya ke mertuannya saja, tapi ke orang2 disekeliling dia atau mungkin ke orang2 yang belum dia kenal.......
dilanjut sist...
 
copas abis dri crita nya si Vani (ajakan party berbuah threesome) karya legen suhu Ethan, cuma ganti nama pemeran doank
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd