.Dia menarik kepalaku hingga mendongak. Aku bergidik ngeri ketika pisau itu kini ia ubah posisinya menjadi siap menggorok leherku. Air mataku yang tertampung akhirnya meluncur juga. Lututku lemas, dadaku pun sesak dengan degub jantung yang lebih cepat ini. Perlawanan yang niatnya akan aku lakukan seketika terurungkan setelah mata ini mendapati dua laki-laki lain masuk kesini dan menghampiri kami.
“Ini ceweknya?” Tanya seorang dari mereka.
“Gila, cantik bener.” Kata seorang yang lain dengan senyum mesum.
Rasa takut yang teramat sangat ini telah sukses membelengguku. Perlawananku bisa berakhir sia-sia karena kalah jumlah. Berteriak pun percuma karena hujan deras kini telah menghantam diluar, suaraku tidak akan terdengar.
“Udah udah, ini iket dulu.”