Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Antara Gia, risa dan adiknya

needlenbitch

Guru Semprot
Daftar
5 Nov 2014
Post
531
Like diterima
291
Bimabet
Antara Gia,
risa dan adiknya. Marissa (24 tahun,
selanjutnya disebut Risa) adalah
seorang mahasiswi di sebuah
perguruan tinggi swasta di kota
Yogyakarta. Setelah semester 6 ini
dia libur selama sekitar satu bulan.
Dia mengisi waktu dengan melakukan
kerja praktek pada sebuah industri di
sebuah kota di Jawa Tengah. Karena
tidak mempunyai saudara atau
teman di kota tersebut, maka oleh
direksi industri tersebut dia
dititipkan ke rumah kontrakan salah
satu karyawati yang bernama Gia
Amalia (23 tahun, selanjutnya
disebut Gia). Kebetulan Gia tinggal
sendirian di rumah itu.Malam itu
Risa telah tiba di rumah Gia dan
langsung dijamu dengan makan
malam. Mereka berdua berbincang-
bincang mengenai banyak hal.
Selesai makan malam pun mereka
masih asyik berbincang-bincang.
Selama berbincang-bincang tersebut
Risa sesekali melirik kedua payudara
Gia yang berukuran 40. Kedua
payudara Gia yang dilapisi bra
berwarna hitam dan kaos putih ketat
itu membuat iri Risa. Dia iri karena
kedua payudaranya hanya berukuran
32.
 
“Kenapa Ris ?” Tanya Gia yang
rupanya memperhatikan lirikan mata
Risa.
“Nggak kok.” Elak Risa sambil
tersenyum.
“Jujur saja. Aku tahu apa yang kau
pikirkan.”
“Bener mbak. Nggak apa-apa kok.”
Risa masih mengelak. Dia juga
menyebut mbak kepada Gia
meskipun dia lebih tua dari Gia. Risa
sendiri yang minta untuk memanggil
Gia dengan sebutan mbak ketika tiba
di rumah Gia karena alasan
senioritas. Gia telah bekerja
sedangkan dia masih kuliah.
“Kamu heran ya ? Kenapa kedua
payudaraku lain dengan kedua
payudaramu ?”
“Iya. Diapakan mbak ? Pakai obat ya
mbak ?” Tanya Risa yang rambut
lurus cepaknya berwarna kemerah-
merahan.
“Pakai oil.” Jawab Gia singkat.
“Boleh minta ?”
Gia hanya mengangguk dan berdiri
dari kursi menuju kamarnya.
“Nggak usah sekarang mbak. Besok
saja. Risa sudah ngantuk. Mau tidur.
Besok kan mulai kerja.” Cegah Risa
yang juga berdiri dari kursi.
 
Gia yang rambut panjangnya
berombak dan hitam serta diikat
membalikkan tubuhnya dan
membereskan meja makan dibantu
oleh Risa sambil membicarakan
masalah-masalah pekerjaan besok.
Setelah itu mereka berdua menonton
televisi. Hanya sebentar Risa
menonton televisi. Gia menyuruh
Risa tidur di kamar yang telah
disiapkannya. Dia sendiri juga
menyusul tidur.
Risa yang masih lelah karena
perjalanan dari Yogya berusaha
tidur. Bayangan kedua payudara Gia
yang besar membuatnya sulit tidur.
Akhirnya setelah beberapa saat dia
pun tertidur. Pagi harinya dia
terbangun. Dia lalu menuju dapur.
Disana telah ada Gia yang tingginya
sama dengan tingginya, yaitu sekitar
165 cm. Beratnya saja yang beda.
Beratnya sekitar 48 kg. Sedangkan
berat Gia sekitar 50 kg. Dia sedang
membuat teh. Risa menghampirinya.
Gia yang menyadari kedatangan Risa
lalu berbalik.
“Bagaimana ? Bisa tidur nggak ?”
Tanya Gia.
“Nggak bisa mbak. Ingat payudara
mbak sih.” Jawab Gia sambil
tersenyum yang dibalas oleh Gia
dengan senyuman. Kemudian
lanjutnya.
“Boleh nggak mbak, Risa lihat kedua
payudara mbak ?”
Tanpa menunggu persetujuan Gia,
Risa sudah membuka ikatan kimono
tidur berwarna coklat yang dipakai
Gia. Rupanya tubuh berkulit sawo
matang tersebut hanya memakai
celana dalam berwarna putih. Gia
juga membuka ikatan kimono tidur
berwarna hitam yang dipakai Risa.
Sama dengan dirinya. Risa yang
berkulit putih mulus juga hanya
memakai celana dalam berwarna
kuning. Mereka berdua menjatuhkan
kimono masing-masing ke lantai. Dan
Risa langsung membelai payudara
kanan Gia.
 
“Eeehmmm…” Desah Gia.
Gia lalu membalikkan tubuh Risa.
Dibelainya tato bergambar kepala
cewek di punggung sebelah kanan
Risa. Dia lalu membelai paha kiri
Risa dengan tangan kirinya.
“Eeehmmm…” Desah Risa.
Lalu diturunkannya celana dalam
yang dipakai Risa sampai terlepas
dari tubuhnya. Kemudian giliran Risa
yang menurunkan celana dalam yang
dipakai Risa sampai terlepas juga
dari tubuhnya. Risa lalu jongkok dan
membelai belahan kedua payudara
Gia dengan tangan kanannya.
“Eeehmmm…” Desah Gia.
Tangan kiri Gia lalu memegang
tangan kanan Risa dan
diremaskannya ke payudara kirinya.
“Ooohhh…” Desah Gia.
Risa lalu mundur dan duduk di kursi
sambil menarik tubuh Gia. Sambil
duduk dia menjilati payudara kanan
Gia.
“Eeehmmm…” Desah Gia.
Tangan kirinya membelai vagina Gia.
Tangan kirinya lalu meremas
payudara kanan Gia dan lidahnya
menjilati puting payudara kanan Gia.
“Ooohhh…aaahhh…ooohhh…
eeehmmm… ” Desah Gia.
Beberapa saat kemudian Risa
membalikkan tubuh Gia. Dari
belakang kedua tangannya lalu
membelai kedua payudara Gia dan
dilanjutkan dengan meremas kedua
payudara Gia.
“Eeehmmm…ooohhh…” Desah Gia.
“Sudah Ris. Nanti kita terlambat. Kita
kan belum mandi dan sarapan.” Kata
Gia sambil melepaskan diri dari
jamahan Risa. Kemudian Gia masuk
ke kamar mandi yang tepat berada di
samping dapur. Risa mengikutinya.
“Bolehkah aku ikut mandi dengan
mbak ?” Tanya Risa yang masih
berdiri di pintu kamar mandi.
Gia yang sedang mandi di bawah
pancuran hanya menganggukan
kepala sambil tersenyum menantang.
Risa kemudian bergabung mandi
dibawah pancuran. Dia langsung
disambut dengan Gia yang
menempelkan tubuhnya ke tubuh
Risa. Dia mematikan pancuran dan
tangan kirinya membelai vagina Risa
dan tangan kanannya memeluk
pinggang Risa.
 
“Ooohhh…aaahhh…” Desah Risa.
Kemudian Gia semakin merapatkan
tubuhnya yang basah ke tubuh Risa
yang juga basah. Kedua payudaranya
menempel di kedua payudara Risa
yang kecil.
“Ooouhhh…” Mereka berdua sama-
sama mendesah.
Bibirnya ditempelkan juga ke bibir
Risa. Mereka berdua berciuman dan
saling berjilatan lidah. Tiba-tiba Risa
terpeleset. Untung dia bisa cepat
menguasai tubuhnya sehingga dia
tidak merasa kesakitan. Tapi dia
tidak segera berdiri. Dia ingin Gia
menolongnya. Dengan harapan dia
dapat menarik tubuh Gia supaya ikut
terjatuh. Ternyata Gia mengambil
selang pancuran dan airnya
disemprotkan ke vagina Risa. Hanya
sebentar. Dia lalu berjongkok dan
menyabuni vagina Risa dengan
sabun. Diciumnya juga bibir Risa
yang membalas dengan hebatnya.
Lama sekali Gia menyabuni vagina
Risa sambil sesekali jari tengah
tangan kanannya dimasukkkan ke
vagina Risa. Sementara tangan
kirinya menuangkan sabun cair ke
dalam bathtub.
Lalu Gia menarik tubuh Risa untuk
masuk ke dalam bathtub. Mereka
berdua lalu saling mengusapkan
busa sabun ke tubuh mereka.
Sesekali mereka berdua berciuman
sambil saling menjilatkan lidah.
Mereka berdua juga saling
berpelukan dan menempelkan kedua
payudara mereka.
“Ooouhhh…” Mereka berdua sama-
sama mendesah.
Kemudian Risa membersihkan busa
sabun yang berada di kedua
payudara Gia dengan kedua
tangannya. Dijilatinya puting
payudara kanan Gia.
 
“Eeehmmm…” Desah Gia.
Perlakuan Risa membuat tubuh Gia
semakin naik dan menjadikan dia
berdiri dengan bersandar pada
dinding kamar mandi. Risa sudah
tidak lagi menjilati puting payudara
kanan Gia. Kini dia membersihkan
busa sabun di vagina Gia dengan air.
Lalu dia menghisap vagina Gia
dengan lidahnya.
“Aaaghh…ooohhh…” Desah Gia.
Gia hanya bisa meremas-remas
sendiri kedua payudaranya dengan
kedua tangannya. Sesekali tangan
kiri Risa juga meremas payudara kiri
Gia.
“Ooohhh…” Desah Gia.
Mulutnya naik kembali ke atas dan
menghisap payudara kiri Gia sambil
jari tengah tangan kanannya
mengocok vagina Gia.
“Oooughhh…aaahhh…ooouhhh…”
Desah Gia.
Dia lalu menempelkan kedua
payudaranya ke kedua payudara Gia.
“Ooouhhh…”
Dipeluknya Gia sambil menjilati
lehernya. Tangan kiri Gia juga
meremas pantat Risa.
“Eeehmmm…” Mereka berdua sama-
sama mendesah.
Risa kemudian menyodorkan
payudara kanannya yang kecil ke
mulut Gia yang mau saja
menghisapnya.
“Oooughhh…” Desah Risa.
Tetapi hanya sebentar. Gia
menuntun Risa untuk membungkuk
dengan kedua tangan berpegangan
pada dinding kamar mandi. Digesek-
gesekannya kedua payudaranya ke
punggung Risa.
“Ooouhhh…” Desah Gia.
Mereka berdua kemudian sadar
bahwa mereka akan bekerja.
Sehingga akhirnya mereka menyudahi
permainannya. Mereka berdua
kemudian mandi sambil sesekali
masih saling membelai tubuh
mereka. Terutama Risa yang sering
membelai kedua payudara Gia
bergantian. Dia terpesona dengan
kedua payudara Gia yang besar.
Sore harinya ketika pulang dari
bekerja. Permainan mereka berdua
berlanjut kembali.
“Mbak. Minta oilnya dong.” Kata
Risa.
“Sini.” Kata Gia sambil menarik Risa
ke kamarnya.
“Buka semua pakaianmu.” Lanjut Gia.
Risa hanya menurut saja. Dia
membuka semua pakaiannya.
Ternyata Gia juga membuka semua
pakaiannya. Kecuali celana dalam.
Gia lalu mengambil sebuah botol
dari lemarinya. Botol yang
bertuliskan Breast Oil. Kemudian
dihampirinya Risa yang sedang
melepas miniset yang dipakainya.
Dia tinggal memakai celana dalam.
Gia kemudian memegang payudara
kanan Risa dan menuangkan isi botol
ke payudara kanan Risa setelah
membuka tutupnya. Tangan kirinya
kemudian meremas-remas payudara
kanan Risa.
 
“Ooohhh…” Desah Risa.
Kemudian remasan tangan kirinya
berpindah ke payudara kiri Risa.
“Ooohhh…” Desah Risa.
Dia lalu membalikkan tubuh Risa dan
menuangkan isi botol ke punggungg
Risa. Diletakkannya botol itu ke meja
dan dengan kedua tangannya
diratakannya cairan itu ke seluruh
tubuh Risa bagian atas.
“Eeehmmm…” Desah Risa.
Lalu dibalikkan kembali tubuh Risa
sambil tangan kanannya mengambil
botol di meja. Diserahkannya botol
itu ke Risa.
“Gantian ya.” Kata Gia.
Risa hanya mengangguk sambil
menerima botol itu dari tangan Gia.
Dia kemudian menuangkan isi botol
ke kedua payudara Gia sekaligus
dalam jumlah besar. Kemudian
dilemparkannya botol itu ke tempat
tidur setelah ditutup. Kedua
tangannya kemudian meratakan
cairan itu ke seluruh tubuh Gia
bagian atas terutama ke kedua
payudara Gia.
“Eeehmmm…ooohhh…” Desah Gia.
Setelah dirasa cukup, Gia lalu
memeluk Risa dan menggesek-gesek
kan kedua payudaranya ke kedua
payudara Risa selama beberapa
menit.
“Ooouhhh…”
Lalu mereka berdua melepaskan
pelukan dan saling meremas kedua
payudaranya.
 
“Ooohhh…”
Gia menghentikan remasannya pada
kedua payudara Risa. Dia keluar
kamar dan mengambil dua botol air
mineral dari kulkas. Dia masuk
kembali ke kamar dan dilihatnya Risa
masih meremas sendiri kedua
payudaranya.
“Ooohhh…” Desah Risa.
Di depan Risa, Gia membuka salah
satu botol dan dengan menari-nari
dia mengucurkan sedikit demi sedikit
air itu ke kedua payudaranya. Gia
membersihkan cairan dengan air
mineral itu.
“Eeehmmm…” Desah Gia.
Risa tertarik dan mengambil botol
satunya dari tangan Gia. Dengan
berhadap-hadapan Risa juga
membersihkan cairan pada kedua
payudaranya sendiri.
“Eeehmmm…” Desah Risa.
Gia melihat sebuah kesempatan.
Tangan kirinya meremas dan
menjilati payudara kanan Risa yang
bertambah besar dari biasanya
meskipun tidak sebesar dari yang dia
punya.
“Ooohhh…eeehmmm…” Desah Risa.
Dibalikkannya tubuh Risa dan dari
belakang tangan kirinya meremas
kedua payudara Risa bergantian.
“Ooohhh…” Desah Risa.
Sementara tangan kanannya masih
mengucurkan air dari botol. Tangan
kanan Risa juga mengucurkan air ke
kedua payudaranya. Tubuh mereka
berdua basah dan Risa membalikkan
tubuhnya. Dipeluknya Gia. Kedua
payudara mereka yang berbeda
ukuran menempel dan saling
menggesek.
“Ooouhhh…” Mereka berdua sama-
sama mendesah.
Hampir tiap hari Gia meremas kedua
payudara Risa dengan Breast Oil
yang berlanjut dengan percumbuan
yang sangat panas.. Sampai akhirnya
kedua payudara Risa sama besarnya
dengan kedua payudaranya
bertepatan dengan berakhirnya masa
kerja praktek Risa di tempat Gia
bekerja.
Aku sekarang duduk di bangku SMU
kelas IPA, aku anak pertama dari dua
bersaudara, adikku namanya Wawan.
Kemarin siang ayah ku pergi seminar
di jakarta karena seorang direktur
sebuah bank swasta dan ibuku juga
ikut bersamanya. sedang
pembantuku minta ijin pulang
kampung karena keluarganya ada
yang sakit. jadi, malam ini rumah
sepi banget rumah segede itu cuma
dihuni dua manusia, bayangin aja.
Wawan sekarang udah duduk di SMU
kelas 2, karena umur kami hanya
selisih satu tahun. dia pulang pukul
19.00 karena dari rumah temennya.
“Dari mana kamu Wan ?”
“Dari rumah Aji”
“Ngapain ?”
“Maen, emangnya ada apa ?”
“Oh…nggak ada apa-apa, ya udah
cepetan sana mandi”
“O.K kakakku yang manis” sembari
nunggu adikku mandi iseng aku
meriksa isi tasnya cuman pengin tau
aja. Ketika aku nemuin VCD BF
spontan aku kaget, tapi normallah
anak seumuran dia, lalu aku masukin
lagi ke dalam tasnya. selesai ganti
baju dia duduk di sofa kamar tengah
sambil tiduran. aku di dapur. Aku ke
kamar tengah sambil bawa dua jus
jeruk kesukaan kami.
 
“mau nggak ?”
“thanx kakakku yang baik”
“kak mau nonton nggak ?”
“nonton apaan ?” aku udah milai
curiga.
“…ini ” kata wawan sambil ngeliatin
BF temennya itu.
“boleh ” soalnya aku juga pengin
tahu kaya apa sich cerita temen-
temenku itu. langsung aja dia
ngidupin TV terus masukin VCD itu
ke Playernya, aku bener-bener deg-
degan… sambil nonton itu wawan
tiduran di karpet aku tetep di atas,
tanpa sengaja ketika aku ngeliatin
wawan ternyata boleh juga, soalnya
dia pemain sepakbola inti di
sekolahnya, bodinya tinggi kekar. tak
terasa memek-ku terasa hangat aku
coba merasakannya aku udah mulai
orgasme. aku cepet-cepet ke kamar
mandi bersiin memek kesayanganku
itu. saat aku keluar aku liat wawan
sedang ngelus-elus Mr. P-nya. aku
makin deg degan. Setelah selesai
filmnya aku pergi kekamar tidur.
“kak aku boleh nggak tidur
sekamar ?”
“boleh aja” ada perasaan aneh tiba
tiba aku pengin maen kaya di film itu
tadi. sampai di kamar wawan
langsung terlentang di bed.
“aku mau ganti baju” kataku
“silakan aja, kakak ” satu persatu
kancing baju aku lepas tinggal BH
pink, terus rok yang aku pake juga
aku lepas tinggal CD ku yang
bergambar mawar. saat aku mau
ngambil piyama tiba-tiba wawan
memanggilku
“kak, ternyata kakak ini sexy juga ya ”
“jelas dong”
“boleh nggak wawan memeluk
kakak ?”
Aku mikir lama banget, tiba-tiba
wawan memeluk aku dari belakang.
sejak saat itu aku sudah pasrah di
pelukan adik kandungku sendiri. ia
mulai menarik aku ke tempat tidur
lalu menidurkan aku dengan posisi
terlentang dengan kakiku menginjak
lantai. dia langsung buka baju,
celana dan semuanya dia lepas
sampai bugil. secara perlahan dia
menarik CD ku lalu melemparkannya.
dari kaki dia menjilatiku, sampai di
paha mulai ada yang lain, entah
perasaan apa itu. dia terus naik ke
atas lalu dia menyibak rambut halus
yang menutupi memekku lalu
menjilatinya terus terang aku
menikmatinya.
“wan…terus wan”
“mmmh…kkakk…nikmati aja kak…”
” terus wan…jangan berhenti di situ”
dia kembali naik, lalu melucuti Bh ku
toket putihku di jilatinya dia remas
penuh nafsu lalu dia mengulumnya
sedang tangan kakannya main-main
di clitorisku.
“teruskan wan…jangan menyerah”
“mmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmhhhhhh h…” dia
terus ke atas, lalu menarik ku. kini
tubuhku semua ada di springbed.
tanpa basa basi dia langsung
menanamkan roketnya di liang gua
milikku. dia terus memainkannya di
dalam dengan penuh semangat
seorang atlet.
“sorry kak hampir keluar”
“di dalem aja” aku sudah orgasme
berkali-kali dan dia baru satu kali ini
…dan..
“ahhhh…kak”
“nikmatnya wan”
“aku nggak kuat lagi kak” dia
langsung rebahan di sampingku aku
masih memegangi memekku itu. aku
liat burun kesayangannya udah
hampir tidur. lalu aku dekatkan
wajahku ke kontol-nya, aku jilat, aku
kocok secara bergantian, mulai
tegang kembali. wawan kini
menikmatinya
“nikmati aja wan”
“kak…”
aku terus mengocoknya, lalu aku
kulum aku biarkan kontolnya mainan
di mulutku di sangat menikmatinya.
sekarang wawan bersemangat lagi dia
bangun tapi dia tetap di bawah dan
aku tetap di atas jadi sekarang
giliranku main. aku tuntun alat
vitalnya menuju memekku dan aku
masukkan lalu aku menidurinya aku
menjilati dadanya yang bidang
sambil terus memainkan memekku,
sampai akhirnya kami mencapai
ejakulasi yang kedua kalipun
akhirnya pasrah.
 
“gimana wan, siapa yang menang ?”
“kakak memang hebat,” katanya.
Lalu aku bangun, terus ke kamar
mandi untuk mandi sebelum tidur.
aku sandaran di tembok kamar mandi
yang ada di kamarku itu sambil
memegang shower dan tanganku
yang sakit memegang memek yang
terasa agak sakit karena pertama kali
aku main. tiba-tiba wawan
mendekatiku lalu meminta
showernya, kamipun mandi bersama.
aku membelakangi tembok dan
wawan menghadap tembok. wawan
memulai penetrasi lagi.
“mau lagi wan…”
“sebentar aja kak ”
“ayo…” dia mulai menciumi bibirku
lalu kebawah hingga leher lalu di
main di belakang telingaku. tangan
nya memegang toketku sedang dia
terus melakukan penetrasi ke memek-
ku. dan akhirnya babak ketiga
selesai. lalu dia membopongku ke
sofa. lalu menidurkan aku di situ,
kini dia lebih variatif mulai dari main
belakang, anal, oral, dog style, pet
style, 69 sampai posisi yang aku
nggak tahu namanya. dia benar-
benar hebat. dia mengangkatku
kembali ke springbed lalu dia
menyelesaikan permainan babak ke
empatnya di sana sampai coverbedku
basah oleh keringat dan spermanya.
“maafin wawan ya kak yang lancang”
“tak apa, bahkan aku yang terima
ksaih kamu mau mengajariku”
akhirnya kami berdua tertidur. jam
enam pagi saat aku bangun aku
kaget melihat kami telanjang, tapi
lalu aku sadar dan teringat kejadian
semalam. tiba-tiba keinginan itu
muncul kembali di benakku. langsung
aku jilati kontol-nya. dan dia
terbangun.
“ya ampun kakak ” …drama lima
babakpun selesai.
Tamat
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd