Ya harus punya komitmen dan tendensi dasar kuat.
Seperti alasan kenapa kamu sampai mau sama dia, alasan kenapa kamu akan/berakhir sama dia,
Dan tujuan kamu.. Apa tujuan kamu menjalani sama dia sekaligus apa tujuan kamu untuk menjalin + menjalani sebuah hubungan.
Point prtama ini penting, karena klo ga ada ini cuma modal cinta apalagi cuma modal scrwenjng dia "orang punya"... Kamu akan jadi cewe gampangan terus.
Gampang jatuh cinta lah, gampang terbuai, gampang ngambil jalan, dan gampang milih "orang yg salah" lagi.
Jangan gatel buat membandingkan, jika ada aspek sedikit lebih baik drpd yg sebelumnya.
Kamu itu juga gampang terlena klo disuguhi apa2 yg lebih baik daripada yg sudah kamu punya/dapatkan sebelumnya.
Jadi untuk mengisi yg ga kamu dapatkan dari dia kamu main slonong aja menikung tajam ambil celah yg ada. Dan kamu berpendapat itu ga ada salahnya.
Dan ini yg terpenting, kamu ga punya sikap bersyukur.
Karena merasa selalu ga puas klo ga dapetin yg kamu mau, bukan yg kamu butuhkan.
Jadi hubungan itu di prinsip tanpa sadar mu adalah sebuah kemauan bukan kebutuhan :
Mau mau aja, ya sama siapa aja yg penting bonafit banyak untuk dirimu.
Mau ga mau juga, klo udah dapetin.
Mau mau engga, klo udah deket atau terjalin dengan siapapun yaudah jalanin aja yg penting udah dapet sampai akhirnya nemuin yg lebih baik akan terus berujung hunting lagi buruan kamu.
Ga pernah ada rasa puasnya.
Materialistis sebenarnya wajar2 engga.
Tapi coba pikir, materialistis itu juga ga semudah itu klo kelak kamu jadi istrinya..
Klo terus berkecukupan, coba klo pasangan kamu bangkrut apa kamu ga pusing dengan modal tuntutan materialistis ego mu sendiri?
Lalu aku ga tau standar hadiah kecil kamu itu kayak gimana, bisa aja hadiah kecil bagi mu dan yg selama ini udah kamu nikmat sekelas highend brand.
Anggaplah begitu, setidaknya sifat materialistis kamu itu juga di imbangin sikap sekaligus sifat yg berkelas tidak dengan kelas yg sekrnag.
Kenapa?
Karena saya sering sekali menemukan istri2 dari beberapa teman2 saya, itu amat sangat menggelikan.. Karena sikap dan sifat materialistis mereka ga sepadan dengan kelas suami2nya.
Jadi terlihat tidak layak mengemban semua materil yg diterima/diberika oleh suaminya.
Ya memang itu bukan urusan ku, tapi setidaknya dari situ ada satu sisi lain kehidupan yg bisa saya ambil.. Jikalau aku diberikan suami yg super tajir, aku ga mau seperti mereka2.
Dimana sikap dan sifat materialistis ku ga tertutupi secara elegant, sehingga materil tsb yg seharusnya memperkuat aku malah melemahkan ku karena membuat diriku jadi bahan gunjingan.
Jadi saran ku klo kamu udah memutuskan untuk menjadi wanita yg bold ke ranah materialistis, ya seimbangkan.. Bila perlu jangan menjadi materialistis dari modal harta orang lain, namun dari hasil sendiri.
Soalnya ini akan berhubungan ke arah yg lebih fatal seperti korupsi misalnya.
So be careful dengan persoalan materialistis itu.
Sadar+jujur kamu materialistis itu bagus, tapi klo ga punya rem seperti halnya rantai hubungan kamu sejauh ini terhadap beberapa pria itu... sama aja akan memperburuk dirimu lebih lagi.
Bukan lagi menjadi rantai memuakan yg ga berujung namun akan menjadi rantai setan yg ga berujung.