roronoa beta
Adik Semprot
- Daftar
- 2 Jan 2015
- Post
- 122
- Like diterima
- 217
Haloooo warga cerbung semprot
Assalamu'alaikum
Salam sejahtera
Om Swastiastu
Namo budhaya
Salam Kebajikan
Salam
Rahayu Rahayu Rahayu
Titah Sagung Dumadi
Newbie tadinya hanyalah silent reader, yang sesekali komen di threat suhu suhu disini
Sekarang ingin mencoba membuang unek unek dari pikiran
Maaf kan jika cerita ini ga jelas, Newbie masih belajar menulis, Ini cerita kedua Newbie
Maaf atas segala typo, penggunaan tanda baca yang kurang tepat, dan tidak sesuai EYD
Silahkan beri kritik dan saran nya bagi newbie ini, tapi jangan digalakin, Newbie gampang nangis, besar harapan newbie untuk bisa menulis lebih baik lagi
Cerita ini akan update kalau Newbie ada waktu dan pikiran lagi fresh aja, jadi jangan berharap banyak dari cerita ini hehe
diusahakan sampai bisa sampai tamat, kalau tidak sampai tamat ya maafkan wkwkwkwk
Silahkaan
Assalamu'alaikum
Salam sejahtera
Om Swastiastu
Namo budhaya
Salam Kebajikan
Salam
Rahayu Rahayu Rahayu
Titah Sagung Dumadi
Newbie tadinya hanyalah silent reader, yang sesekali komen di threat suhu suhu disini
Sekarang ingin mencoba membuang unek unek dari pikiran
Maaf kan jika cerita ini ga jelas, Newbie masih belajar menulis, Ini cerita kedua Newbie
Maaf atas segala typo, penggunaan tanda baca yang kurang tepat, dan tidak sesuai EYD
Silahkan beri kritik dan saran nya bagi newbie ini, tapi jangan digalakin, Newbie gampang nangis, besar harapan newbie untuk bisa menulis lebih baik lagi
Cerita ini akan update kalau Newbie ada waktu dan pikiran lagi fresh aja, jadi jangan berharap banyak dari cerita ini hehe
diusahakan sampai bisa sampai tamat, kalau tidak sampai tamat ya maafkan wkwkwkwk
Silahkaan
Bagaimana cara sang dewa memikirkan yang tertindas, sementara yang berjaya terus berdoa dengan hikmatnya, agar kejayaannya tidak pernah luntur
Dalam kesunyian pagi ini, aku merenung, entah apa yang aku renungkan,pikiranku berjalan, berlari, beristirahat, tanpa ada ujung dari titik temu suatu persoalan, random berkecamuk dalam otak, seberapa besar dosa, kesalahan begitupun khilaf yang telah aku perbuat, yang telah aku ulang-ulangi untuk kesekian kalinya
Aku beranjak dari lamunanku, menuju ke kamar mandi, menuntaskan panggilan alam yang sedari tadi sudah teriak untuk dituntaskan, tapi enggan aku lepaskan
“hah cokkk, enaaak eeerrrhrrrreeeemmmm” aku mengejan ketika melepaskan butir-butir kotoran dalam tubuhku, memaksanya untuk kembali menyatu dengan alam, seolah tak rela beliau dengan keras melawan balik, ingin kembali ke TPT (Tempat Pengolahan Tai), aku pun tak mau kalah, ku dorong dia untuk dengan segera melepaskan diri dari tubuhku, pertarungan sengit terjadi hingga beliau menyerah, dengan teriakan memilukan, jatuh lah sang butir butir kuning jelek ke dalam lubang kematiannya
PLUNG, Byuuuurrrr
Ku sudahi hajatku, dilanjutkan dengan ritual pembersihan diri, ku basuh seluruh badanku mulai dari kepala, menikmati setiap tetes air mengalir dari puncak badanku, rasanya seluruh Lelah, masalah dan pikiran, ikut mengalir kembali kealam, ku letakkan sabun ke shower puff, lanjut dengan menggosok seluruh permukaan tubuhku
“aah, seger” ku selesaikan ritual pagi ku tanpa ritual lain lain, aku kan laki-laki, untuk apa mandi lama-lama kecuali untuk coli
Selesai memakai semua pakaian kuteruskan Langkah ku menuju ke meja makan, menuruni tangga dari lantai dua rumahku, berharap sudah tersedia segala tetek bengek pengisi perut yang entah kenapa sudah meraung-raung
“huft, ngene men nduwe bojo tapi rasa jomblo (huft, gini amat punya istri tapi rasa jomblo)” ratapku didepan tudung saji, berharap dia tak menertawakanku
Aku kembali ke atas, melirik ke salah satu pintu kamar yang ada bersebelahan dengan ruang TV, dengan penerawanganku, tampaknya sang empu kamar belum bangun, masih terlihat sepi, ku dekati dan kucoba untuk mengetuk pintunya
TOK TOK TOK
“Dek, udah bangun?” aku berusaha mencari jawaban dari dalam kamar, tapi tak kutemukan jawaban yang aku inginkan, seperti hari hari sebelumnya
Itu bukan lah kamar adikku, itu kamar istriku, kenapa kami tidur dikamar terpisah? Well, ini tahun 2023, sudah mau menuju ke 2024, dijaman yang serba modern ini, kami berdua masih terlibat perjodohan, hahahaha iya, kami dijodohkan, dia dijodohkan oleh orang tuanya, aku dijodohkan dengan keadaan
Entah apa yang membuat kita bertemu dalam suasana tak mengenakkan ini, seolah takdir bekerja dengan begitu jahatnya bagi dia, hari ini adalah tepat 5 bulan usia pernikahan kami, dari 5 bulan ini, bisa dibilang aku baru mendengar suaranya sekitar 20-30 kali, dan itu pun paling juga kata iya, tidak, belum, sudah, dllsb (dan lain-lain sebagainya)
Sulit baginya untuk menerima kenyataan pahit dari kedua orang tua dia, di usianya yang menginjak 22 tahun, sudah sepantasnya bagi dia untuk masih menikmati masa mudanya, berpacaran, mencoba meraih karir setinggi-tingginya, atau menikah dengan pasangan yang benar-benar dicintainya
Bukan karena aku jelek ya, gini-gini banyak juga wanita yang tergila-gila dengan ku, aku dilahirkan dengan tubuh yang nyaris sempurna menurut standart kegantengan masa kini, kulit putih, tinggi 182cm, perut dibalut dengan roti sobek, perpaduan wajah mongoloid, kaukasian, dan jawa, bisa membayangkan bukan bagaimana elok nan indah rupawan ku
Yah tapi apapun alasannya, dijodohkan walaupun dengan manusia sosok sempurna sekalipun, kalau bukan dia yang kita inginkan, maka ya akan enggan untuk menjalani, cenderung menolak, tapi semua akan kalah jika harus menurut dengan orang tua.
Ku raih gawai pintarku, mencoba mencari aplikasi untuk memesan makanan lewat online, ku pilih bubur ayam sebagai sarapan pagi ku kali ini, ku pilih pesanan, tak lupa ku selipkan catatan untuk memisahkan kuah dengan buburnya, ku beli 2 porsi, lalu klik pesanan diterima oleh driver yang bertugas
Sembari menunggu makanan datang, aku cek beberapa kerjaan rumah tangga, dirumah ini aku memperkerjakan 2 orang sebagai art sama tukang kebun, rumah ku tak begitu luas, hanya berukuran sekitar 20x30m, dari depan ada ruang tamu, mundur kebelakang ada ruang tivi, ada 1 kamar, sebelah kamar ada tangga yang menuju kelantai 2, mundur lagi ada dapur dengan segala tetek bengeknya, mundur lagi kita disambut dengan kolam renang 6x10m, disertai taman kecil untuk sekedar cuci mata dan diujung belakang sebelum tembok batas rumah, ada 2 kamar untuk art dan tukang kebunku, sedikit gambaran dari rumahku, oh iya, tiap tiap kamar yang didalam rumah, ada kamar mandi sendiri
“Ya halo?” kuangkat telpon dari nomor tak dikenal, ku dengar seperti suara cewek di seberang
“[benar ini mas Andika?]” benarkan, suara cewek
“eh, iya benar mbak, ada perlu apa ya?” ku coba terka ada apa gerangan sepagi ini dhen bagus tampan nan menawan ini mendapat telepon dari seorang gadis dengan suara yang amat merdu ini, apakah ini akan menjadi salah satu dari kesekian kalinya petualanganku dengan wanita
“benar mas Andika yang beralamat di jalan mandali no.23?” lho lho lho, ada apa ini, kok dia menanyakan alamat, apakah dia dari kepolisian yang ingin mengincar info dari ku, atau kah dia ingin menawarkan jasa apapun itu kepadaku, atau kah dia adalah seorang partner bisnis yang ingin mencoba mencoba peruntungan denganku?
“ya benar mbak, ada apa ya?” dengan was was aku menjawab pertanyaannya, sedikit deg-degan berurusan dengan wanita sepagi ini, mental dan pikiranku yang baru tersegarkan setelah mandi, harus berhadapan dengan makhluk dengan logika yang kadang kita para kaum adam mencoba untuk menghindari untuk berurusan dengannya
“Dari Go-prot mas, saya sudah didepan mengantarkan bubur pesanan anda”...........
“ah oke, wait mbak”………
Kiraaain, apaan heheheh
“halo mbak” kusapa dengan senyum mautku, si mbak go-prot yang ternyata parasnya pun seindah suaranya tadi di telepon
“eh, iya halo mas, mas andika ya? Ini mas pesanannya, tadi udah pake go-spray ya mas bayarnya?” kulihat dia malu malu sambari menyerahkan kantung kresek berisi 2 porsi bubur ayam, terlihat muka nya bersemu merah, bisa jadi kesempatan nih
“ah iya, makasih ya mbak?” dengan penekanan tertentu dinada bicaraku yang bermaksut ingin mengetahui Namanya
“Santi mas, nama ku Santi” ah jadi Namanya santi, se santik orangnya
“Oh mbak Santi ya, makasih ya, mau mampir dulu?” well, dengan parasku ini, mana mungkin aku melewatkan kesempatan menggoda wanita yang masuk kriteriaku
“emang boleh mas? Hehe”
Lampu ijo nih…..