Abelly
Semprot Kecil
- Daftar
- 18 Apr 2021
- Post
- 52
- Like diterima
- 157
"Hai semuaa.. Selamat datang di cerita saya..".
"Saya berharap kalian semua yang membaca cerita ini nyaman akan bahasa yang saya tulis, karena saya sendiri masih bingung cara pemakaian bahasa yang mudah di pahami pada dasarnya saya orang ndeso (kampung) mangkanya sedikit belepotan hihi. Motivasi saya buat cerita ini karena saya sangat suka berimajenasi menghayal dan juga suka membaca. Dengan membuat tulisan ini semoga apa yang saya inginkan dari dulu bisa terpenuhi"
"Oke gausah lama-lama langsung saja kita mulai ceritanya.."
"JII...... ROO... LUU.... PAAT....".
.
.
.
Pada dasarnya seorang perempuan biasanya bersifat kalem,lembut ,feminim dan tertutup buat kaum laki-laki tapi bukan bagi Oliv dia lebih terbuka, usil, senang bergaul sama kaum lelaki, gayanya juga seperti laki-laki (tapi sopan) lebih terkesan tomboy.
Sang ibu sering memberitahu Oliv bawasannya perempuan itu harus feminim dan lebih kalem tapi tidak berlaku bagi Oliv, baginya "Perempuan itu harus kuat bisa diandalkan dan tidak manja. Perempuan harus bisa cari uang sendiri sebelum menjadi beban suami karena kalaupun sudah menikah ekonomi keluarga akan tetap stabil dengan tujuan untuk menetralisir pertengkaran".
Mendengar hal itu sang ibu hanya bisa mendukung semua kegiatan yang di lakukan putri semata wayangnya.
Sang ibu begitu menyayangi Oliv apalagi sedari kecil tanpa kasih sayang dari sang ayah, dimana kebanyakan anak seusinya mendapatkan support, kasih sayang dan juga segala sesuatu yang dia butuhkan dari ayahnya oliv tidak mendapatkannya dia hanya di besarkan oleh kasih sayang seorang ibu bagi Oliv kasih sayang seorang ibu sudah lebih dari cukup dia gak butuh sosok seorang ayah. Padahal dalam hatinya dia ingin sekali seperti teman-temannya yang mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya maka oliv harus ikhlas dengan kenyataan ini.
.
.
POV MAMA
.
.
Pagi ini aku sedang bersih-bersih ruangan mulai dari Ruang tamu, Ruang keluarga hingga tempat penyimpan tidak terpakai atau bisa di sebut gudang.
.
"Livv.... Oliv...". Teriakku memanggil putriku
.
.
"Livv..... Olivv... Sayang....". Panggilku lagi
.
.
"Duh kemana sih ni anak tadi bukannya di teras sambil foto-foto cepat sekali ngilangnya". Gunamku sambil berjalan mencari putriku
.
.
Sayup-sayup aku mendengar suara Oliv di dalam kamarnya berbicara sendiri di depan layar monitor jadi aku mengurungkan niatku karena takut mengganggu.
Kegiatan putriku kalo di kamar kalau gak buat konten ya main game walaupun terkadang aku sering memarahinya karena sering begadang dan sampai lupa belajar tapi biar bagaimana pun juga dia putriku aku sangat sayang padanya.
Akhirnya aku bersih-bersih ruangan seoarang diri karena di rumah kami gak ada pembantu alasannya ya ekonomi kita pas-pasan jangankan buat bayar pembantu bisa makan untuk hari esok aja udah bersyukur.
Aku membiayai keluarga kecilku dengan menerima pesanan Nasi box ibu-ibu gang sini dan juga gang sebelah yang sudah sering memesan padaku kalau ada acara hajatan. walaupun gak seberapa tapi aku bersyukur tuhan masih memberi jalan rezeki untuk kelangsungan hidup keluarga kami.
Setelah bersih-bersih ruangan keluarga, aku menuju gudang untuk membersihkan barang-barang yang sudah tidak terpakai kalau di jual hasilnya juga lumayan tempat gudangnya ada di sebelah dapur jadi ruang keluarga persis di tengah.
Disaat aku membersikan gudang aku menemukan sebuah photo yang agak lusuh karena photo tersebut memang agak lama saat kulihat ternyata itu photo Oliv bersama Andre waktu kecil
.
.
"Kenapa ini photo ada disini? Issh.. Oliv ceroboh sekali sih kan ini photo kenangan". Gunamku setelah melihat photo itu
.
.
Setelah selesai bersih-bersih di gudang aku menuju ke kamar mandi untuk membersikan badanku karena gerah. Selesai mandi dan ganti pakaian karena pakaian tadi bekas keringat jadi baunya tak sedap selesai berganti pakaian aku berjalan menuju ke ruang keluarga sambil membawa photo tadi.
.
.
"Nah kalo gini kan jadi bagus photonya walau agak lusuh karena usia". Aku berbicara sambil memandang photo yang telah aku kasih bingkai
.
.
"Liv.. Oliv... Kamu sudah selesai belum". Aku memanggil oliv dari ruang keluarga karena letak kamar Oliv menghadap ke ruang keluarga
.
.
" Livv... Olivv...". Panggilku lagi sedikit agak keras karena belum muncul juga
.
.
To be continued
"Saya berharap kalian semua yang membaca cerita ini nyaman akan bahasa yang saya tulis, karena saya sendiri masih bingung cara pemakaian bahasa yang mudah di pahami pada dasarnya saya orang ndeso (kampung) mangkanya sedikit belepotan hihi. Motivasi saya buat cerita ini karena saya sangat suka berimajenasi menghayal dan juga suka membaca. Dengan membuat tulisan ini semoga apa yang saya inginkan dari dulu bisa terpenuhi"
"Oke gausah lama-lama langsung saja kita mulai ceritanya.."
"JII...... ROO... LUU.... PAAT....".
.
.
.
PROLOG
Seorang perempuan muda sedang fokus menatap layar komputer selama berjam - jam memainkan game. Kegiatan itu dia tekuni semenjak mendapatkan hadiah dari sang ibu berkat prestasinya di sekolah menjadi juara kelas dia adalah OLIVIA WIJAYA nama perempuan tersebut. Mempunyai sifat yang ramah,baik, dan tentunya banyak orang yang senang bisa berteman dengannya.
Pada dasarnya seorang perempuan biasanya bersifat kalem,lembut ,feminim dan tertutup buat kaum laki-laki tapi bukan bagi Oliv dia lebih terbuka, usil, senang bergaul sama kaum lelaki, gayanya juga seperti laki-laki (tapi sopan) lebih terkesan tomboy.
Sang ibu sering memberitahu Oliv bawasannya perempuan itu harus feminim dan lebih kalem tapi tidak berlaku bagi Oliv, baginya "Perempuan itu harus kuat bisa diandalkan dan tidak manja. Perempuan harus bisa cari uang sendiri sebelum menjadi beban suami karena kalaupun sudah menikah ekonomi keluarga akan tetap stabil dengan tujuan untuk menetralisir pertengkaran".
Mendengar hal itu sang ibu hanya bisa mendukung semua kegiatan yang di lakukan putri semata wayangnya.
Sang ibu begitu menyayangi Oliv apalagi sedari kecil tanpa kasih sayang dari sang ayah, dimana kebanyakan anak seusinya mendapatkan support, kasih sayang dan juga segala sesuatu yang dia butuhkan dari ayahnya oliv tidak mendapatkannya dia hanya di besarkan oleh kasih sayang seorang ibu bagi Oliv kasih sayang seorang ibu sudah lebih dari cukup dia gak butuh sosok seorang ayah. Padahal dalam hatinya dia ingin sekali seperti teman-temannya yang mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya maka oliv harus ikhlas dengan kenyataan ini.
.
.
POV MAMA
.
.
Pagi ini aku sedang bersih-bersih ruangan mulai dari Ruang tamu, Ruang keluarga hingga tempat penyimpan tidak terpakai atau bisa di sebut gudang.
.
"Livv.... Oliv...". Teriakku memanggil putriku
.
.
"Livv..... Olivv... Sayang....". Panggilku lagi
.
.
"Duh kemana sih ni anak tadi bukannya di teras sambil foto-foto cepat sekali ngilangnya". Gunamku sambil berjalan mencari putriku
.
.
Sayup-sayup aku mendengar suara Oliv di dalam kamarnya berbicara sendiri di depan layar monitor jadi aku mengurungkan niatku karena takut mengganggu.
Kegiatan putriku kalo di kamar kalau gak buat konten ya main game walaupun terkadang aku sering memarahinya karena sering begadang dan sampai lupa belajar tapi biar bagaimana pun juga dia putriku aku sangat sayang padanya.
Akhirnya aku bersih-bersih ruangan seoarang diri karena di rumah kami gak ada pembantu alasannya ya ekonomi kita pas-pasan jangankan buat bayar pembantu bisa makan untuk hari esok aja udah bersyukur.
Aku membiayai keluarga kecilku dengan menerima pesanan Nasi box ibu-ibu gang sini dan juga gang sebelah yang sudah sering memesan padaku kalau ada acara hajatan. walaupun gak seberapa tapi aku bersyukur tuhan masih memberi jalan rezeki untuk kelangsungan hidup keluarga kami.
Setelah bersih-bersih ruangan keluarga, aku menuju gudang untuk membersihkan barang-barang yang sudah tidak terpakai kalau di jual hasilnya juga lumayan tempat gudangnya ada di sebelah dapur jadi ruang keluarga persis di tengah.
Disaat aku membersikan gudang aku menemukan sebuah photo yang agak lusuh karena photo tersebut memang agak lama saat kulihat ternyata itu photo Oliv bersama Andre waktu kecil
.
.
"Kenapa ini photo ada disini? Issh.. Oliv ceroboh sekali sih kan ini photo kenangan". Gunamku setelah melihat photo itu
.
.
Setelah selesai bersih-bersih di gudang aku menuju ke kamar mandi untuk membersikan badanku karena gerah. Selesai mandi dan ganti pakaian karena pakaian tadi bekas keringat jadi baunya tak sedap selesai berganti pakaian aku berjalan menuju ke ruang keluarga sambil membawa photo tadi.
.
.
"Nah kalo gini kan jadi bagus photonya walau agak lusuh karena usia". Aku berbicara sambil memandang photo yang telah aku kasih bingkai
.
.
"Liv.. Oliv... Kamu sudah selesai belum". Aku memanggil oliv dari ruang keluarga karena letak kamar Oliv menghadap ke ruang keluarga
.
.
" Livv... Olivv...". Panggilku lagi sedikit agak keras karena belum muncul juga
.
.
To be continued