Juragan_kecit
Semprot Lover
- Daftar
- 19 Sep 2017
- Post
- 289
- Like diterima
- 207
Lanjuut huu putrii
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
DRAMA Aku dan Putri
- Thread starter reizarchmn
- Start date
reizarchmn
Adik Semprot
Lanjuuuuut
beller19
Adik Semprot
- Daftar
- 8 Nov 2016
- Post
- 116
- Like diterima
- 243
Mantap huu di tunggu ..
Lanjuuuuut
reizarchmn
Adik Semprot
Terimakasih suhu, sarannya. Kalo bisa sama kritikannya juga dong
gawesemprot
Semprot Lover
- Daftar
- 23 Sep 2017
- Post
- 212
- Like diterima
- 69
waaah, ada cerita bagus, lanjutkan suhu
blabarblas
Semprot Lover
- Daftar
- 13 Aug 2014
- Post
- 226
- Like diterima
- 142
Kalo ngebaca komen suhu2 diatas yg setuju dan ga setujunya genre ntr dimasukin ke cerita ini.. kalo menurut ane sih balik lagi ke suhu reizar sebagai penulis.. kalo emang benang merah ceritanya ga mengandung ntr.. ya mending ga usah dimasukin ke alur inti cerita daripada ntar malah ngerusak alur ceritanya.. tapi ngeliat dari pov utama cowonya yg sodok sana sini.. ane saranin buat bikin side story kenakalan si putri versi ntr sebagai penyeimbang.. jujur sebagai salah satu penggemar genre ntr ane sih nunggu2 adegan kenakalan putri hu.. tapi ya balik lagi semua pilihan ada ditangan suhu reizar.. ane cuma bisa dukung yg terbaik aja biar ceritanya bisa dapet prefix tamat..
reizarchmn
Adik Semprot
Terimakasih banyak suhu atas kritik dan sarannya
blabarblas
Semprot Lover
- Daftar
- 13 Aug 2014
- Post
- 226
- Like diterima
- 142
Mantep ini hahaha
yahem_yahem69
Senpai Semprot
- Daftar
- 11 Jul 2017
- Post
- 852
- Like diterima
- 697
Lanjut suhu
reizarchmn
Adik Semprot
Lanjuuuuut
reizarchmn
Adik Semprot
Siapa suhu, update part selanjutnya siang ini
reizarchmn
Adik Semprot
“Adduuuhhh bangsaat kepala gua beraat banget” Ujar gua yang terbangun disebuah kamar. Gua merasa pusing banget. Sakit kepala.
“Elah ini kenapa sih baju gua acak-acakan...” Kata gua merasakan pakaian yang gua kenakan acak-acakan.
Kemudian gua menatap langit-langit kamar. Semalem gua mimpi aneh banget. Gua mimpi sedang bersetubuh dengan Ayu. Mungkin karena gua kebanyakan pikiran dengan kejadian di rumah Ayu, jadinya gua malah mimpi yang nggak-nggak. Saat gua cek jam dinding di kamar tersebut, waktu menunjukkan pukul 9 pagi.
Lalu gua mencoba duduk di kasur tersebut, dengan menyender pada kepala kasur. Gua ambil hp gua di meja samping kasur.
Mm apaan nih? Kata gua dalam hati.
Gua melihat sebuah sticky note di samping hp gua. Saat gua baca...DEG
Thanks for tonight Ndree J - Ayu
Mampus gua... Apaan nih?? Kata gua masih dalam hati.
Nggak...nggak...nggak mungkin... Pasti itu cuman mimpi.
Lalu gua terdiam, mencoba mengingat-ingat kejadian semalem. Kalo kejadian itu cuman mimpi, lantas sticky note ini apaan!? Siaal! Gara-gara kebanyakan minum jadi nggak sadar gua.
Kemudian gua berjalan ke luar kamar dengan berjalan terhuyung-huyung karena kepala yang masih berat. Gua menuruni tangga dengan tangan erat memegang pegangan tangga. Di bawah ternyata masih ada beberapa orang teman seangkatan yang masih tertidur, mulai dari di sofa sampai di atas karpet. Keliatannya pesta semalam emang benar-benar heboh.
“Ndre baru bangun lu, sarapan yuk, udah rame noh di rumah 1.” Sapa salah seorang teman mengajak gua untuk sarapan.
“Eh iya, duluan aja.” Balas gua singkat.
“Yaudah gua duluan ya.”
Gua hanya memberikan senyum kepada teman gua tersebut. Saat di depan teras terlihat sekali situasi bekas pesta tadi malam. Balon-balon yang berantakan di atas kolam renang. Sound system yang sudah di tutupi terpal. Bekas gelas dan piring plastik yang berceceran di atas rumput. Sampai pada botol-botol minuman keras yang terletak di pot-pot tanaman.
Dengan perlahan gua berjalan menuju rumah 1. Kaki yang telanjang gua terasa basah saat berjalan di atas rumput, entah karena embun atau memang terjadi hujan. Gua melintasi kolam renang, terlihat di gazebo masih ada orang yang mengobrol dan tidur-tiduran. Mereka menyapa gua mengajak join, namun gua hanya memberikan lambaian tangan dan seulas senyum.
Saat sampai teras rumah 1, telah banyak teman-teman gua yang duduk berkelompok dengan tangan memegang piring dan mulut mengunyah. Ya mereka sedang sarapan bersama. Gua menghampiri sahabat-sahabat gua yang telah lengkap berkumpul membentuk lingkaran.
“Weeeey baru bangun tong, capek banget kayaknya nih.” Sapa Diki dengan sedikit rusuh menampar rambut gua.
“Kebanyakan minum sih lu. Awalnya muna di tawarin nggak mau. Tapi akhirnya minum juga sebotol. Hahaha. “ Sela Boy mengejek kepada gua.
Gua hanya memberikan mereka seulas senyum kecut pada bibir.
“Ndre ngambil sono sarapan di dalem, terus gabung sama kita.” Kata Fachrul sambil menunjukan jarinya ke arah tempat makanan.
Gua hanya diam sejenak, kemudian berjalan ke meja makan.
“Ndre! Kerupuknya ambil yang banyak yaa.”Teriak Angga di belakang saat gua sudah berjalan beberapa langkah.
Gua cuman mengacungkan jempol ke arah dia tanpa menoleh.
Makan pagi hari ini berupa prasmanan. Jadi kita ngambil sendiri nasi dan lauk yang kita inginkan. Terdapat meja panjang yang berisi lauk pauk beserta nasi dan buah-buahan. Ada beberapa orang yang sedang mengantri di meja. Saat itu gua melihat Ayu yang sedang memberikan piring kepada peserta yang ingin makan.
Dan saat itu lah dia menatap gua. Dia keliatan salah tingkah dengan senyum-senyum sendiri. Saat gua sudah di depan meja untuk mengambil piring. Dia sudah menyodorkannya kepada gua.
“Thanks” Jawab gua singkat sambil menerima piring dari Ayu.
“Gua yang harusnya bilang makasih” Balas Ayu pelan hampir berbisik.
Shit! Shit! Shit! Maki gua dalam hati untuk diri sendiri.
Gua nggak berkata apa-apa lagi. Langsung berjalan untuk mengambil lauk pauk. Ingatan gua sedikit demi sedikit pulih dan dapat mengetahui kejadian semalam gua dengan Ayu. Siaaaaal! Ini mah namanya gua sudah main serong di belakang Putri.
Karena pikiran gua sudah sepenuhnya kembali, sampe lupa jika Angga tadi menitip kerupuk.
“Yah sorry deh Ngga, apul (lupa dibalik) gua. Lu ambil aja sono sendiri, tinggal jalan bentar doang.” Kata gua yang sudah duduk bergabung dengan sahabat gua.
“Malu gua Ndree, dikira rakus nanti gua..” Jawab Angga
“Nah itu lu tauuuu” Sela Diki kepada Angga
Kemudian kami semua tertawa bersama.
Saat sedang menyantap makanan gua kembali kepikiran mengenai kejadian tadi malam. Sejenak gua menatap Diki, dia kan yang awalnya ngentot sama Ayu. Apa sedikit pun nggak merasa bersalah sama Boy? Dia terlihat biasa saja saat ini. Dan Boy? Tadi malam kan gua liat dia menggandeng tangannya Ayu ke rumah 2, bukannya untuk ngentot dengan Ayu? Atau gua salah perkiraan. Aaaaahh pikiran gua kacau sekarang.
***
Akhirnya acara gathering berakhir. Semua peserta terlihat sangat senang dan ceria. Apa di sini hanya gua yang merasa tidak senang?
Bus yang kami tumpangi telah sampai kembali di lapangan kampus. Semua peserta diizinkan untuk pulang ke rumah masing-masing. Termasuk Boy, Diki, Angga dan Fachrul. Gua panitia gimana? Yap panitia ngumpul dulu di kampus. Akan ada evalusi mengenai acara gathering tersebut. Evaluasi ini berguna untuk mengetahui segala kendala dan hambatan acara, supaya di tahun selanjutnya tidak terjadi lagi. Hal seperti ini lumrah di kalangan mahasiswa sehabis melaksanakan sebuah event.
Kami semua panitia berkumpul di sekretariat himpunan. Setiap divisi melalui koordinatornya menjelaskan mengenai kendala yang terjadi di lapangan. Lalu dari senior atau dari panitia yang lain memberikan sebuah saran untuk event ke depannya. Sebenarnya yang beginian itu basi menurut gua. Dalam sebuah kegiatan atau event tertentu, pasti bakal muncul suatu kendala. Terlebih kendala dari masa lalu yang terulang kembali. Jadi biasanya yang kita evaluasi ini akan terjadi lagi di event atau kegiatan selanjutnya.
Akhirnya divisi gua, dokumentasi, selesai juga menjelaskan segala kendala yang ada. Gua pribadi sih dari dokumentasi merasa nggak ada masalah di lapangan. Palingan masalahnya adalah masalah pribadi gua sendiri. Huft.
Setelah selesai evaluasi, gua segera pulang ke kosan. Gua nggak lupa ngabarin Putri jika acara sudah selesai dan gua sudah balik ke kosan. Lalu muncul notifikasi dari Putri.
“Sayaang kamu capek nggak?” Tanya Putri lewat chat
“Nggak sih Put, kenapa emangnya?” Balas gua. Capek badan sih nggak, biasa aja. Cuman capek pikiran doang. Kata gua dalam hati.
“Aku ke kosan kamu ya Ndre?” Tanya Putri kembali lewat chat
“Ya dateng aja sayaaang, kamu kayak ke kosan siapa aja sih.”
“Okeee tunggu aku ya muach” Kata Putri
Gua sudah tau Putri pasti mau tanya-tanya mengenai kegiatan di sana ngapain aja, hm lebih tepatnya sih dia pengen interogasi gua tentang acara gathering. Jujur gua nggak merasa sama sekali Putri itu over protektif, justru gua senang kalo Putri itu banyak tanya. Karena gua tau sebenarnya dia itu Peduli.
Tapi... mengenai kejadian dengan Ayu, kayaknya gua nggak usah ceritain deh. Takut rumnyam urusannya. Yang pasti gua harus menyiapkan jawaban kalo Putri nanya yang macem-macem.
Akhirnya gua tiba juga di kosan. Serasa sudah pergi lama ninggalin ini kosan. Begitu sampai gua langsung merebahkan badan tanpa melepas sepatu. Sejenak gua nenangin pikiran gua yang kalut di villa semalam.
***
“Ya emang segitu doang Put, ya kayak yang udah-udah acaranya.” Kata gua menjelaskan rangkaian acara gathering.
“Yakin itu aja? Nggak ada lagi?” Tanya Putri dengan ragu sambil matanya di sipitkan seperti orang sedang menyelidik sesuatu.
“Iyaaa, kalo kamu nggak percaya tanya aja temen-temen aku.” Jawab gua sambil mengacak-acak rambut di ubun-ubunnya Putri.
“Udah doooong, jangan cemberuuutt.” Lanjut gua mencoba menenangkan Putri yang saat ini terdiam dengan bibir di manyunkan.
Saat ini gua tengah duduk sila sambil berhadapan dengan Putri di atas kasur.
“Kalo kamu berenti cemberut nanti aku kasih hadiah dehhh.” Kata gua sambil mencoba merayu Putri.
“Apa?” Jawab Putri dengan cepat. Dia memang kalo membicarakan tentang hadiah seperti anak kecil. Matanya langsung berbinar-binar antusias.
“Ini.” Ujar gua sambil menunjuk ke arah selangkangan tempat andre junior bersarang.
“Andreeeee! Ih! Dasar mesuuuummm!! Kesel tau nggak!!” Teriak Putri sambil memukul-mukul dada gua sampai gua jatuh rebahan di kasur, sehingga Putri ikut jatuh di atas badan gua.
Kita saling menatap satu sama lain.
“Emangnya kamu nggak mau hadiahnya?” Tanya lagi gua dengan suara pelan.
Putri terdiam sejenak, namun setelahnya Putri hanya mengangguk-ngangguk pertanda mau.
“Mau berapa ronde??” Tanya kembali gua
“Mau sampe pingsan.” Jawab Putri singkat
***
Hari telah pagi menjelang siang, ketika gua terbangun dan mendapati sesosok tubuh Putri yang telanjang bulat sedang memeluk tubuh gua. Layaknya sebuah guling, tubuh gua dipeluk dengan sebelah kakinya ditumpangkan di atas paha gua.
Gua usap rambutnya yang walau belum mandi sekalipun, tetap saja masih tercium wangi samponya.
“Morning sayaaang. Bangun dong udah hampir siang loh ini.” Kata gua setengah berbisik di telinganya.
“Ehhhhmmmm badan aku lemes nih, kamu sih salahnyaa” Balas Putri dengan mata masih terpejam. Lalu kemudian dia melepas pelukannya di tubuh gua. “Hooaaaammm capeeek.” Lanjut Putri yang sedang ngulet merentangkan kedua tangannya, sebelah tangannya menyenggol kepala gua.
“Masih untung kamu nggak aku buat pingsan.” Gua memiringkan tubuh, lalu memencet hidungnya sehingga dia tidak dapat bernapas.
“Eeemmmm kamu emang terbaik dah Ndree.” Ujar Putri dengan melepas pencetan gua di hidungnya.
Hari ini hari Minggu. Jadi masih ada waktu untuk bersantai di kosan setelah gathering yang sangat memeras tenaga dan pikiran, dan... peju mungkin??
Setelah semalam gua bergulat dengan Putri, akhirnya gua suruh untuk menginap. Putri sudah biasa menginap di kosan gua, sehingga ada beberapa pakaiannya yang di tinggal di lemari gua. Hari ini kami berdua belum memutuskan untuk melakukan aktivitas apa-apa.
Badan gua remuk kelelahan. Semua bagian tubuh gua juga terasa sakit saat digerakkan. Mungkin akibat karena sudah lama tidak berolahraga. Dulu sewaktu jaman masih semester 2, tiap dua sampai tiga kali seminggu pasti gua selalu ngegym. Kini sudah 2 bulan lebih gua nggak ngegym lagi. Hhhmm apa gua ajak Putri ngegym aja yaa.
“Put.. ngegym yuk. Udah lama nih aku nggak ngegym.” Ajak gua sambil memiringkan tubuh ke arah Putri. Tubuh kami berdua masih sama-sama telanjang bulat tanpa sehelai benangpun.
“Hmmm ngedate sehat ya berarti Ndre hari ini.” Jawab Putri tidak memberikan jawaban mau atau tidak.
“He’eh” kata gua singkat.
“Boleh deh yuk, aku juga udah lama nih nggak olahraga. Jadi tambah gendut kayaknya aku Ndree.” Putri menyetujui ajakan gua untuk ngegym.
“Gendut? Biasa aja ah Put. Ini kali yang makin gendut.” Gua sambil memegang toketnya dan sedikit meremasnya.
“Iya kalo yang itu kamu terus yang buat jadi gendut.” Sahut Putri.
“Kalo ini kamu terus yang buat jadi gendut Put.” Kata gua sambil mengambil tangannya, dan di arahkan ke kontol gua yang tanpa terasa sudah setengah ngaceng.
“Ini mah emang udah gendut dari lahir Ndre.” Jawab Putri sambil mengocok kontol gua dan meremasnya. Kemudian Putri menyentil kepala dari kontol gua itu.
“Aaaawww jangan di sentil dong Put.” Jawab gua yang meringis ngilu. “Awas ya kamu, nanti aku sentil pake lidah baru tau rasa.” Ancam gua kepada Putri.
“Hahahaha kalo gini terus nanti malah nggak jadi ngegym Ndre, yang ada kita olahraganya di sini.” Kata Putri dengan tertawa.
Akhirnya kami memutuskan untuk segera bangun, sebelum birahi kami bangkit dengan maksimal.
***
Tempat gym yang kami kunjungi berada di dalam sebuah mall yang tidak jauh dari kampus. Setelah kami berdua sampai di parkiran mall, kami langsung masuk ke dalam. Karena hari sudah tengah siang bolong, jadi mungkin tempat gym tersebut masih terbilang cukup sepi. Biasanya rame jika hari sudah menjelang sore sampai malam hari. Hanya ada beberapa orang saja yang sedang asyik menggunakan treadmill dan mengangkat beban. Itu juga mungkin trainer dari tempat gym ini.
Setelah registrasi dan membayar, kami masuk ke ruang ganti gym tersebut. Setelah berganti menjadi pakaian olahraga kami keluar untuk memulai kegiatan gym hari ini. Putri hari ini mengenakan legging berwarna abu-abu yang memperlihatkan belahan pantatnya yang semok. Dan untuk atasannya Putri memilih mengenakan kaos ketat berwarna merah yang menonjolkan toketnya yang montok.
Kegiatan gym kami hari ini dimulai dengan pemanasan terlebih dahulu, setelah itu kami menggunakan treadmill untuk mengeluarkan sedikit keringat dan melemaskan otot-otot tubuh. Gua dan Putri menggunakan treadmill bersebelahan sehingga kami dapat mengobrol. Disekitaran ruang gym tersebut dipasang kaca, jadi kita dapat melihat sekitaran ruang tanpa harus menoleh ke belakang.
Lewat kaca tersebutlah gua perhatiin ada seorang trainer dari tempat gym tersebut selalu melihat ke arah Putri. Trainer tersebut berbadan cukup berisi dengan tonjolan otot di sekitar lengannya. Dan Putri akhirnya menyadari juga jika dirinya diperhatikan terus-menerus.
“Ndre, kayaknya orang yang baju biru itu ngelirik aku terus deh” Kata Putri sambil melihat ke kaca yang ada di depannya.
“Kamu cantik sih sayaang makanya dilirik terus.” Ujar gua kepada Putri.
“Kamu pacar sendiri dilirik orang lain emang nggak cemburu apa?” Lanjut Putri.
“Haha ya nggak lah, justru aku bangga kalo pacar aku dilirik orang lain berarti dia cantik. Ya kan?” Balas gua.
Lalu sepintas lewat dalam pikiran gua untuk memberikan pelajaran terhadap orang tersebut. Hm kalo diliat dari penampilannya sih kayaknya umurnya belum lewat 30thn. Mukanya sih lumayan lah, cukup good boy.
“Ih kamu, nanti kalo aku direbut orang lain jangan-jangan kamu cuman diem doang.” Sambil berlari di atas treadmill, Putri cemberut sejadi-jadinya.
“Yaudah gini deh. Karena itu orang udah bikin kamu nggak nyaman, kita kerjain aja dia. Gimana kamu mau nggak?” Kata gua.
“Kerjain gimana Ndree?” Sahut Putri dengan raut wajah penuh tanya.
“Hm tapi kamu setuju nggak?, soalnya ini rada riskan juga buat kamu.”
“Riskan gimana Ndree? Emang kamu punya rencana apaan sih?” Kata Putri masih bertanya-tanya tentang rencana gua.
“Kamu harus setuju dulu Put. Mau apa nggak?”
“Ih, yaudah deh aku ngikutin apa kata pacar aku aja.” Putri akhirnya menyetujui ajakan gua.
Gua pelankan treadmill yang gua gunakan, Putri pun mengikuti gua. Lalu dengan setengah berbisik gua katakan soal rencana gua. Rencana ini nggak gua paksa ke Putri, jika dia setuju maka bisa dilanjutkan, jika tidak setuju ya nggak usah dilanjutin. Simple.
“Kamu serius sayaang? Kalo nanti aku di apa-apain gimana??” tanya Putri.
“Yah Put, kalo di apa-apain nanti aku langsung nolong kamu. Kamu tenang aja.” Kata gua menenangkan Putri.
Putri hanya diam sejenak, treadmill kami sudah sama-sama dihentikan.
“Kamu janji ya bakal terus merhatiin aku sayang?” Putri mencoba untuk diyakinkan oleh gua.
“Iya aku janji, kamu juga bisa liat aku kok dari ruang gym ini.” Balas gua mencoba untuk meyakinkan Putri.
Akhirnya Putri setuju dengan rencana gua. Maka gua pergi ke meja registrasi bersama Putri. Gua bilang jika Putri ingin menyewa seorang trainer untuk menemaninya gym, dengan beralasan gua sedang ada urusan mendadak. Maka sudah dapat dipastikan jika orang yang ngelirik Putri terus itu yang menjadi trainernya. Namanya ternyata Teddy. Setelah kami sama-sama berkenalan, Putri gua tinggal bersama Teddy.
Jadi tempat gym tersebut bersebelahan dengan sebuah restoran cepat saji, dan hanya dibatasi dengan sebuah kaca tebal. Orang-orang yang di dalam restoran tersebut dapat melihat seluruh ruangan gym, begitupun sebaliknya. Gua awalnya pura-pura ke toilet terlebih dulu. Setelah menunggu beberapa menit, gua ke restoran cepat saji samping gym tersebut dan mencari posisi yang strategis. Sambil memesan makan siang pastinya. Dari posisi ini gua dapat melihat Putri telah bersama Teddy.
Ternyata mereka memilih untuk menggunakan angkat beban dulu. Putri ngelirik ke arah gua berada dan gua balas dengan anggukan mantap.
Putri merentangkan kedua tangannya, seperti posisi angkat tangan saat sedang ada polisi. Dari posisi tersebut Teddy dapat melihat dengan leluasa toket Putri yang menonjol. Dengan mengambil kesempatan Teddy mendekati Putri dengan memegang tangannya, sehingga wajah Teddy berada tepat di atas toket Putri. Begitu seterusnya sampai beberapa repetisi.
Lalu mereka berganti alat. Kali ini untuk melatih bagian otot kaki. Teddy terlebih dulu memberikan contoh cara menggunakannya. Setelah Putri mengangguk, maka gantian Putri yang mencoba alat tersebut.
Putri senderan di alat tersebut, dengan mengaitkan kedua kakinya. Kemudian menggerakkan kedua kakinya secara bersamaan. Kali ini Teddy mengambil kesempatan dengan menyentuh memegang betis Putri. Dari tempat gua duduk aja sudah terlihat bahwa Teddy bukan memegang, tapi lebih ke meremas. Putri sesekali melirik ke gua dengan mengedipkan sebelah matanya. Dan gua balas dengan senyuman.
Seketika birahi gua meningkat. Apalagi saat Teddy sudah menaikkan tangannya dari betis ke lututnya. Dengan legging ketat yang di gunakan Putri, dapat tercetak miss V nya. Teddy dengan rakus melahap pemandangan tersebut. Selama 10mnt berlalu akhirnya mereka ganti alat lagi.
Kali ini Putri didudukan pada sebuah alat gym. Kakinya dikaitkan, kemudian seperti gerakkan menarik tali. Dengan alat tersebut, Teddy memegang tangannya dari belakang, sehingga dadanya Teddy menyentuh punggungnya Putri. Putri sendiri seperti sudah tidak fokus lagi terhadap gesekan yang diberikan Teddy di punggungnya.
Kali ini Putri memutuskan menyudahi kegiatannya. Dan Putri bersama Teddy pergi ke ruang bilas yang tersedia dalam gym tersebut. Melihat mereka berdua pergi lantas gua merasa harus segera kembali ke gym tersebut.
***
POV Putri.
Setelah selesai aku di ajak Teddy untuk bersih-bersih di ruang bilas yang tersedia di dalam gym. Teddy menunjukkan tempatnya padaku lalu dia keluar kembali ke meja registrasi. Anehnya ruangan tempat untuk bilas ini, antara laki-laki dan perempuan di gabung menjadi satu. Dan antar ruangannya pun hanya dipisah dengan tembok tipis dan ditutupi oleh tirai.
[HIDE]
[/HIDE]
Setelah mengambil tas dari loker, aku bergegas menuju tempat bilas tersebut. Ternyata tempat bilas ini tidak ada orang satu pun. Benar kata Andre ketika sampai di tempat gym ini, jika siang hari bolong maka pengunjungnya sepi dan akan ramai waktu sore menjelang malam.
Aku berpikir jika rencana Andre untuk ngerjain Teddy telah gagal, karena hanya sampai saat selesai gym saja. Setelah itu Teddy pergi meninggalkan aku sendirian di ruang bilas ini. Padahal selama ngegym tersebut, jantungku degdegan, apalagi sewaktu Teddy meremas betis dan naik sampai pahaku tadi. Kemudian punggungku juga di gesekkan dengan dadanya yang besar tersebut. Mati-matian aku rasanya menahan birahiku. Sampai aku merasa jika vaginaku mulai basah dengan kegiatan yang kulakukan dengan Teddy barusan.
Masuklah aku ke dalam tempat bilas. Setelah menutup tirai, maka aku mulai membuka semua bajuku yang telah basah karena keringat. Dan benar saja, saat aku melihat celana dalam yang kugunakan tadi, telah sedikit basah karena cairan vaginaku.
Setelah telanjang bulat aku mulai menyalakan shower. Aaahh segarnya. Aku gosokkan seluruh badan termasuk kedua payudaraku yang cukup bikin repot ini. Saat itu aku sedang menghadap ke tembok. Dan aku tidak menyadari ketika ternyata tirai penutup ruang bilas telah dibuka oleh seseorang. Ketika aku berbalik, betapa kagetnya mulutku langsung dilumat oleh orang tersebut. ASTAGA ini Teddy.
Seketika itu jantungku rasanya berhenti beberapa detik. Teddy langsung mencoba untuk melumat mulutku, lidahnya berusaha untuk membuka mulutku mencari celah. Tangan Teddy tidak tinggal diam, dia remas kedua payudaraku. Aku berontak dengan mencoba mendorong Teddy, namun jelas aku kalah tenaga.
Jujur aku panik sekali. Tidak menyangka Teddy bakal seberani itu. Aku mencoba untuk menahan akal sehatku dengan semua rangsangan yang Teddy berikan. Mulai dari mulutnya, sampai kedua tangannya yang sekarang memilin puting payudaraku.
Dan akhirnya akupun terbawa suasana oleh rangsangan yang Teddy berikan. Mulutku pun terbuka dengan perlahan, hingga lidahnya dapat menari di langit-langit mulutku. Lidahku namun masih belum bereaksi. Lidahnya terus mencoba untuk menyedot lidahku keluar.
Setelah merasa menaklukkan mulutku, ciuman Teddy turun menuju leherku. Teddy tidak peduli dengan bajunya yang masih lengkap basah kuyup terkena shower. Saat mulutku terlepas aku mencoba teriak dengan kesadaranku yang tersisa. Namun sebelah tangannya membungkam mulutku.
Kemudian Teddy memindahkan sebelah tangannya lagi dari payudaraku ke vaginaku. Digesek-gesekkan tangannya disana. Tanganku sendiri masih mencoba untuk mendorongnya menjauh.
Ssssssshhhhhhh aaaaaaahhhhhh desahku tanpa bisa ditahan ketika tangannya menemukan klitoris.
Digesek-gesek dan sesekali di selipkan diantara belahan vaginaku. Klitorisku terus di pilin dan di sentil dengan sebelah tangannya. Akhirnya aku merasa akal sehatku hilang, aku mulai menikmati setiap belaian yang Teddy berikan. Walaupun cukup kasar permainan Teddy kepadaku.
Aaaaaaahhhhhhhhh
Sebenarnya aku kurang suka dengan permainan yang tergesa-gesa. Namun karena sudah horny berat dengan rangsangan tersebut maka aku tidak punya pilihan selain mengikuti permainannya Teddy.
Dikocok vaginaku dengan sebelah tangannya, dan tangannya yang lain masih membungkam mulutku agar tidak bersuara. Dan semenit kemudian aku merasa akan orgasme.
AAAAAAHHHHHHH akhirnya aku klimaks karena permainan tangannya Teddy tersebut.
Setelah tau aku telah klimaks, Teddy langsung menelanjangi dirinya sendiri. Aku hanya mendesah kelelahan akibat orgasme barusan. Aku pasrah dengan apa yang akan Teddy lakukan selanjutnya. Aku berharap Andre dapat segera muncul.
Otot-otot pada tubuhnya Teddy terlihat menonjol ketika dia sudah bugil sepenuhnya. Namun kontolnya masih jauh lebih gede kontol Andre aku pikir.
Dengan kasarnya tubuhku langsung dibalikkan menghadap tembok sambil kembali membungkam mulutku.
Ndree kamu dimanaa, cepet tolongin aku ujarku dalam hati.
Dan ketika dia akan mengarahkan kontolnya ke vaginaku...
Sssssrrrrreeeeeetttttt suara tirai dibuka dengan paksa.
“EH ANJING LU NGAPAIN PACAR GUA?!”
Andre langsung masuk dan mencekik Teddy serta mendorongnya ke tembok. Aku mencoba melerai mereka. Aku tau jika ini semua awalnya hanya akting Andre. Namun jika sekalipun harus berantem benaran, maka Andre kemungkinan akan menang. Secara Andre telah memiliki ban hitam bela diri karate.
“PERGI LU ANJING!!” Kata Andre sambil mendorong Teddy keluar ruangan bilas hingga terjerembab jatuh ke lantai.
“Ndreee” Ujarku langsung memeluk tubuhnya dengan tubuhku yang bugil. “Untung kamu cepet datengnyaa.” Lanjut gua
Setelah Teddy pergi dengan berlari, tirai yang tadi terbuka, langsung ditutup kembali oleh Andre. Dengan cepat Andre melepas pelukanku dan langsung membuka seluruh pakaiannya hingga kami sama-sama bugil di dalam ruang sempit ini. Terlihatlah kontol favoritku. Dengan tegak mengacung ke atas. Tanpa berbicara apa-apa lagi, Andre mendorongku bersender ke tembok.
Lalu dia mengangkat satu kakiku hingga hampir sampai pundaknya. Aaahhh sepertinya posisi baru lagi ini. Andre memang pintar dengan selalu membuat kegiatan sex kami terasa menyenangkan dengan posisi-posisi yang baru aku ketahui.
[HIDE]
[/HIDE]
Sebelum memasukkan kontolnya ke dalam vaginaku, Andre berbisik di telingaku.
“Memek kamu cuman untuk kontol aku Put, ingat itu.” Bisik Andre.
Setelah berbisik seperti itu, kontol Andre langsung di masukkan setengahnya.
“Aaaaaaahhhhhhh Ndree” Aku mendesah karena kontolnya yang terasa penuh di dalam vaginaku.
Lalu di keluarkan lagi kontolnya, kemudian di masukkan lagi begitu terus hingga beberapa kali.
Tatapan Andre menatap tajam ke arah mataku. Kemudian dengan satu hentakkan kontolnya didorong sepenuhnya pada vaginaku.
“Aaaaaaahhhhhhhhh Ssssssshhhhhhh ggeeedddeee.” Kataku. Rasanya seperti tidak ada celah sedikitpun pada vaginaku, penuh sekali. Andre memberikan waktu sejenak untuk vaginaku beradaptasi. Ini yang paling aku suka dari Andre saat berhubungan sex. Dia tidak terbawa nafsunya, dia dapat mengendalikannya.
“Gede Put? Gedean mana sama trainer itu?” Kata Andre bertanya.
“Aaaahh ssssshhhh jaaauuhhh kaaamuuu Ndreee.” Jawabku dengan mendesah.
Andre masih menatap gua tajam. “Mau dilanjutin?” Lanjut Andre.
“Aaaahhh sssshhhh aaaaaahhh eeeeehhhheeee” gua hanya menganggukan kepala.
Lalu Andre langsung melumat lidahku bersamaan dengan di genjot kontolnya. Dengan posisi seperti ini rasanya kontol Andre sampai mentok rahimku.
Sebelah menahan kakiku dan tangannya yang lain meremas pantatku. Sedangkan kedua tanganku hanya mengelus punggungnya.
“Mmmppphhhh Cllrrruuuuppp” Desahanku tertahan karena sedang berpagut lidah.
Andre kemudian melepas lumatannya. Dia kembali hanya menatapku dengan tajam. Sedangkan hentakkan kontolnya semakin cepat.
“Aaaaahhhh aaaahhh aaaaaahhhh aaaahhhh aaaaahhh” Desahanku mengikuti hentakkan kontol Andre.
Aku merasa hampir orgasme, dan Andre menyadari itu. Dia semakin mempercepat genjotannya. Hingga tercipta alunan indah antara selangkanganku dengan selangkangan Andre.
Plok Plok Plok Plok Plok tanpa dapat di tahan lagi aku berteriak, namun Andre segera melumat kembali mulutku.
“MMMMMMPPPPHHHHHHH HHHH HHHHHH MMMPPPHHHH” Teriakku dengan mulut yang tersumpal oleh lidahnya. Aku tau Andre sengaja dengan menutup mulutku agar tidak ada orang yang curiga jika kami sedang bercinta di ruang bilas ini.
Seketika kakiku yang tadi di naikkan, di turunkan kembali. Kemudian aku jatuh terduduk lemas di dalam ruangan ini. Tiba-tiba Andre mematikan shower. Kemudian dia terlihat kembali memakai pakaiannya.
“Kamu hhh kan belum keluar Ndree hhhh” Ujarku dengan napas ngos-ngosan.
“Nanti kalo kamu lemes orang-orang di luar bakal curiga Put, masa keluar gym kamu harus aku gendong, kamu masih sanggup jalan kan?” Jawab Andre.
“Tapi kamu kannn....” sebelum aku selesai berbicara Andre segera memotong.
“Aku gampang lah, masih bisa di kosan nanti.” Sela Andre.
Lalu dengan perlahan aku bangkit dengan lutut yang masih gemetaran. Mengambil semua pakaian gantiku dan segera memakainya. Setelah selesai, kami keluar bersama. Untungnya saat kami keluar masih tidak ada orang di ruang bilas tersebut. Sehingga tidak ada yang mencurigai kami.
Sesaat kami akan keluar gym, terlihat Teddy yang duduk dengan perasaan bersalah. Dengan tidak perduli, kami terus berjalan keluar dengan mengaitkan lenganku di lengan Andre. Sebelum pulang Andre memintaku untuk makan dulu karena aku belum makan siang. Kami memilih restoran di luar mall biar jika sudah selesai bisa dekat dengan parkiran.
“Kamu gapapa Ndre belum tuntas tadi?” Tanyaku kepada Andre.
Aku bingung dengan Andre, dia dapat menahan dirinya untuk klimaks. Setau aku cowok kalo udah hampir klimaks sudah nggak bisa ditahan. Andre memang hebat, dia lebih mentingin pasangannya dari dirinya sendiri. Dia nggak mau aku terlihat lemas oleh orang-orang. Aku bangga sama kamu Ndre.
“Gapapa Put, kamu tenang aja, udah kamu makan aja yang banyak.” Jawab Andre sambil mencubit pipiku yang besar.
Kemudian Andre memajukan wajahnya. Lalu dia berbisik...
“Kamu makan yang banyak, biar kuat. Tugas kamu belum selesai soalnya” katanya sambil mengacak-acak rambutku.
Aku hanya memonyongkan mulut.
“Siapa takuuut. weekk” kataku dengan lidah dikeluarkan dan hanya dibalas oleh Andre dengan senyuman.
Aku sayang kamu Ndre...
To Be Continue
“Elah ini kenapa sih baju gua acak-acakan...” Kata gua merasakan pakaian yang gua kenakan acak-acakan.
Kemudian gua menatap langit-langit kamar. Semalem gua mimpi aneh banget. Gua mimpi sedang bersetubuh dengan Ayu. Mungkin karena gua kebanyakan pikiran dengan kejadian di rumah Ayu, jadinya gua malah mimpi yang nggak-nggak. Saat gua cek jam dinding di kamar tersebut, waktu menunjukkan pukul 9 pagi.
Lalu gua mencoba duduk di kasur tersebut, dengan menyender pada kepala kasur. Gua ambil hp gua di meja samping kasur.
Mm apaan nih? Kata gua dalam hati.
Gua melihat sebuah sticky note di samping hp gua. Saat gua baca...DEG
Thanks for tonight Ndree J - Ayu
Mampus gua... Apaan nih?? Kata gua masih dalam hati.
Nggak...nggak...nggak mungkin... Pasti itu cuman mimpi.
Lalu gua terdiam, mencoba mengingat-ingat kejadian semalem. Kalo kejadian itu cuman mimpi, lantas sticky note ini apaan!? Siaal! Gara-gara kebanyakan minum jadi nggak sadar gua.
Kemudian gua berjalan ke luar kamar dengan berjalan terhuyung-huyung karena kepala yang masih berat. Gua menuruni tangga dengan tangan erat memegang pegangan tangga. Di bawah ternyata masih ada beberapa orang teman seangkatan yang masih tertidur, mulai dari di sofa sampai di atas karpet. Keliatannya pesta semalam emang benar-benar heboh.
“Ndre baru bangun lu, sarapan yuk, udah rame noh di rumah 1.” Sapa salah seorang teman mengajak gua untuk sarapan.
“Eh iya, duluan aja.” Balas gua singkat.
“Yaudah gua duluan ya.”
Gua hanya memberikan senyum kepada teman gua tersebut. Saat di depan teras terlihat sekali situasi bekas pesta tadi malam. Balon-balon yang berantakan di atas kolam renang. Sound system yang sudah di tutupi terpal. Bekas gelas dan piring plastik yang berceceran di atas rumput. Sampai pada botol-botol minuman keras yang terletak di pot-pot tanaman.
Dengan perlahan gua berjalan menuju rumah 1. Kaki yang telanjang gua terasa basah saat berjalan di atas rumput, entah karena embun atau memang terjadi hujan. Gua melintasi kolam renang, terlihat di gazebo masih ada orang yang mengobrol dan tidur-tiduran. Mereka menyapa gua mengajak join, namun gua hanya memberikan lambaian tangan dan seulas senyum.
Saat sampai teras rumah 1, telah banyak teman-teman gua yang duduk berkelompok dengan tangan memegang piring dan mulut mengunyah. Ya mereka sedang sarapan bersama. Gua menghampiri sahabat-sahabat gua yang telah lengkap berkumpul membentuk lingkaran.
“Weeeey baru bangun tong, capek banget kayaknya nih.” Sapa Diki dengan sedikit rusuh menampar rambut gua.
“Kebanyakan minum sih lu. Awalnya muna di tawarin nggak mau. Tapi akhirnya minum juga sebotol. Hahaha. “ Sela Boy mengejek kepada gua.
Gua hanya memberikan mereka seulas senyum kecut pada bibir.
“Ndre ngambil sono sarapan di dalem, terus gabung sama kita.” Kata Fachrul sambil menunjukan jarinya ke arah tempat makanan.
Gua hanya diam sejenak, kemudian berjalan ke meja makan.
“Ndre! Kerupuknya ambil yang banyak yaa.”Teriak Angga di belakang saat gua sudah berjalan beberapa langkah.
Gua cuman mengacungkan jempol ke arah dia tanpa menoleh.
Makan pagi hari ini berupa prasmanan. Jadi kita ngambil sendiri nasi dan lauk yang kita inginkan. Terdapat meja panjang yang berisi lauk pauk beserta nasi dan buah-buahan. Ada beberapa orang yang sedang mengantri di meja. Saat itu gua melihat Ayu yang sedang memberikan piring kepada peserta yang ingin makan.
Dan saat itu lah dia menatap gua. Dia keliatan salah tingkah dengan senyum-senyum sendiri. Saat gua sudah di depan meja untuk mengambil piring. Dia sudah menyodorkannya kepada gua.
“Thanks” Jawab gua singkat sambil menerima piring dari Ayu.
“Gua yang harusnya bilang makasih” Balas Ayu pelan hampir berbisik.
Shit! Shit! Shit! Maki gua dalam hati untuk diri sendiri.
Gua nggak berkata apa-apa lagi. Langsung berjalan untuk mengambil lauk pauk. Ingatan gua sedikit demi sedikit pulih dan dapat mengetahui kejadian semalam gua dengan Ayu. Siaaaaal! Ini mah namanya gua sudah main serong di belakang Putri.
Karena pikiran gua sudah sepenuhnya kembali, sampe lupa jika Angga tadi menitip kerupuk.
“Yah sorry deh Ngga, apul (lupa dibalik) gua. Lu ambil aja sono sendiri, tinggal jalan bentar doang.” Kata gua yang sudah duduk bergabung dengan sahabat gua.
“Malu gua Ndree, dikira rakus nanti gua..” Jawab Angga
“Nah itu lu tauuuu” Sela Diki kepada Angga
Kemudian kami semua tertawa bersama.
Saat sedang menyantap makanan gua kembali kepikiran mengenai kejadian tadi malam. Sejenak gua menatap Diki, dia kan yang awalnya ngentot sama Ayu. Apa sedikit pun nggak merasa bersalah sama Boy? Dia terlihat biasa saja saat ini. Dan Boy? Tadi malam kan gua liat dia menggandeng tangannya Ayu ke rumah 2, bukannya untuk ngentot dengan Ayu? Atau gua salah perkiraan. Aaaaahh pikiran gua kacau sekarang.
***
Akhirnya acara gathering berakhir. Semua peserta terlihat sangat senang dan ceria. Apa di sini hanya gua yang merasa tidak senang?
Bus yang kami tumpangi telah sampai kembali di lapangan kampus. Semua peserta diizinkan untuk pulang ke rumah masing-masing. Termasuk Boy, Diki, Angga dan Fachrul. Gua panitia gimana? Yap panitia ngumpul dulu di kampus. Akan ada evalusi mengenai acara gathering tersebut. Evaluasi ini berguna untuk mengetahui segala kendala dan hambatan acara, supaya di tahun selanjutnya tidak terjadi lagi. Hal seperti ini lumrah di kalangan mahasiswa sehabis melaksanakan sebuah event.
Kami semua panitia berkumpul di sekretariat himpunan. Setiap divisi melalui koordinatornya menjelaskan mengenai kendala yang terjadi di lapangan. Lalu dari senior atau dari panitia yang lain memberikan sebuah saran untuk event ke depannya. Sebenarnya yang beginian itu basi menurut gua. Dalam sebuah kegiatan atau event tertentu, pasti bakal muncul suatu kendala. Terlebih kendala dari masa lalu yang terulang kembali. Jadi biasanya yang kita evaluasi ini akan terjadi lagi di event atau kegiatan selanjutnya.
Akhirnya divisi gua, dokumentasi, selesai juga menjelaskan segala kendala yang ada. Gua pribadi sih dari dokumentasi merasa nggak ada masalah di lapangan. Palingan masalahnya adalah masalah pribadi gua sendiri. Huft.
Setelah selesai evaluasi, gua segera pulang ke kosan. Gua nggak lupa ngabarin Putri jika acara sudah selesai dan gua sudah balik ke kosan. Lalu muncul notifikasi dari Putri.
“Sayaang kamu capek nggak?” Tanya Putri lewat chat
“Nggak sih Put, kenapa emangnya?” Balas gua. Capek badan sih nggak, biasa aja. Cuman capek pikiran doang. Kata gua dalam hati.
“Aku ke kosan kamu ya Ndre?” Tanya Putri kembali lewat chat
“Ya dateng aja sayaaang, kamu kayak ke kosan siapa aja sih.”
“Okeee tunggu aku ya muach” Kata Putri
Gua sudah tau Putri pasti mau tanya-tanya mengenai kegiatan di sana ngapain aja, hm lebih tepatnya sih dia pengen interogasi gua tentang acara gathering. Jujur gua nggak merasa sama sekali Putri itu over protektif, justru gua senang kalo Putri itu banyak tanya. Karena gua tau sebenarnya dia itu Peduli.
Tapi... mengenai kejadian dengan Ayu, kayaknya gua nggak usah ceritain deh. Takut rumnyam urusannya. Yang pasti gua harus menyiapkan jawaban kalo Putri nanya yang macem-macem.
Akhirnya gua tiba juga di kosan. Serasa sudah pergi lama ninggalin ini kosan. Begitu sampai gua langsung merebahkan badan tanpa melepas sepatu. Sejenak gua nenangin pikiran gua yang kalut di villa semalam.
***
“Ya emang segitu doang Put, ya kayak yang udah-udah acaranya.” Kata gua menjelaskan rangkaian acara gathering.
“Yakin itu aja? Nggak ada lagi?” Tanya Putri dengan ragu sambil matanya di sipitkan seperti orang sedang menyelidik sesuatu.
“Iyaaa, kalo kamu nggak percaya tanya aja temen-temen aku.” Jawab gua sambil mengacak-acak rambut di ubun-ubunnya Putri.
“Udah doooong, jangan cemberuuutt.” Lanjut gua mencoba menenangkan Putri yang saat ini terdiam dengan bibir di manyunkan.
Saat ini gua tengah duduk sila sambil berhadapan dengan Putri di atas kasur.
“Kalo kamu berenti cemberut nanti aku kasih hadiah dehhh.” Kata gua sambil mencoba merayu Putri.
“Apa?” Jawab Putri dengan cepat. Dia memang kalo membicarakan tentang hadiah seperti anak kecil. Matanya langsung berbinar-binar antusias.
“Ini.” Ujar gua sambil menunjuk ke arah selangkangan tempat andre junior bersarang.
“Andreeeee! Ih! Dasar mesuuuummm!! Kesel tau nggak!!” Teriak Putri sambil memukul-mukul dada gua sampai gua jatuh rebahan di kasur, sehingga Putri ikut jatuh di atas badan gua.
Kita saling menatap satu sama lain.
“Emangnya kamu nggak mau hadiahnya?” Tanya lagi gua dengan suara pelan.
Putri terdiam sejenak, namun setelahnya Putri hanya mengangguk-ngangguk pertanda mau.
“Mau berapa ronde??” Tanya kembali gua
“Mau sampe pingsan.” Jawab Putri singkat
***
Hari telah pagi menjelang siang, ketika gua terbangun dan mendapati sesosok tubuh Putri yang telanjang bulat sedang memeluk tubuh gua. Layaknya sebuah guling, tubuh gua dipeluk dengan sebelah kakinya ditumpangkan di atas paha gua.
Gua usap rambutnya yang walau belum mandi sekalipun, tetap saja masih tercium wangi samponya.
“Morning sayaaang. Bangun dong udah hampir siang loh ini.” Kata gua setengah berbisik di telinganya.
“Ehhhhmmmm badan aku lemes nih, kamu sih salahnyaa” Balas Putri dengan mata masih terpejam. Lalu kemudian dia melepas pelukannya di tubuh gua. “Hooaaaammm capeeek.” Lanjut Putri yang sedang ngulet merentangkan kedua tangannya, sebelah tangannya menyenggol kepala gua.
“Masih untung kamu nggak aku buat pingsan.” Gua memiringkan tubuh, lalu memencet hidungnya sehingga dia tidak dapat bernapas.
“Eeemmmm kamu emang terbaik dah Ndree.” Ujar Putri dengan melepas pencetan gua di hidungnya.
Hari ini hari Minggu. Jadi masih ada waktu untuk bersantai di kosan setelah gathering yang sangat memeras tenaga dan pikiran, dan... peju mungkin??
Setelah semalam gua bergulat dengan Putri, akhirnya gua suruh untuk menginap. Putri sudah biasa menginap di kosan gua, sehingga ada beberapa pakaiannya yang di tinggal di lemari gua. Hari ini kami berdua belum memutuskan untuk melakukan aktivitas apa-apa.
Badan gua remuk kelelahan. Semua bagian tubuh gua juga terasa sakit saat digerakkan. Mungkin akibat karena sudah lama tidak berolahraga. Dulu sewaktu jaman masih semester 2, tiap dua sampai tiga kali seminggu pasti gua selalu ngegym. Kini sudah 2 bulan lebih gua nggak ngegym lagi. Hhhmm apa gua ajak Putri ngegym aja yaa.
“Put.. ngegym yuk. Udah lama nih aku nggak ngegym.” Ajak gua sambil memiringkan tubuh ke arah Putri. Tubuh kami berdua masih sama-sama telanjang bulat tanpa sehelai benangpun.
“Hmmm ngedate sehat ya berarti Ndre hari ini.” Jawab Putri tidak memberikan jawaban mau atau tidak.
“He’eh” kata gua singkat.
“Boleh deh yuk, aku juga udah lama nih nggak olahraga. Jadi tambah gendut kayaknya aku Ndree.” Putri menyetujui ajakan gua untuk ngegym.
“Gendut? Biasa aja ah Put. Ini kali yang makin gendut.” Gua sambil memegang toketnya dan sedikit meremasnya.
“Iya kalo yang itu kamu terus yang buat jadi gendut.” Sahut Putri.
“Kalo ini kamu terus yang buat jadi gendut Put.” Kata gua sambil mengambil tangannya, dan di arahkan ke kontol gua yang tanpa terasa sudah setengah ngaceng.
“Ini mah emang udah gendut dari lahir Ndre.” Jawab Putri sambil mengocok kontol gua dan meremasnya. Kemudian Putri menyentil kepala dari kontol gua itu.
“Aaaawww jangan di sentil dong Put.” Jawab gua yang meringis ngilu. “Awas ya kamu, nanti aku sentil pake lidah baru tau rasa.” Ancam gua kepada Putri.
“Hahahaha kalo gini terus nanti malah nggak jadi ngegym Ndre, yang ada kita olahraganya di sini.” Kata Putri dengan tertawa.
Akhirnya kami memutuskan untuk segera bangun, sebelum birahi kami bangkit dengan maksimal.
***
Tempat gym yang kami kunjungi berada di dalam sebuah mall yang tidak jauh dari kampus. Setelah kami berdua sampai di parkiran mall, kami langsung masuk ke dalam. Karena hari sudah tengah siang bolong, jadi mungkin tempat gym tersebut masih terbilang cukup sepi. Biasanya rame jika hari sudah menjelang sore sampai malam hari. Hanya ada beberapa orang saja yang sedang asyik menggunakan treadmill dan mengangkat beban. Itu juga mungkin trainer dari tempat gym ini.
Setelah registrasi dan membayar, kami masuk ke ruang ganti gym tersebut. Setelah berganti menjadi pakaian olahraga kami keluar untuk memulai kegiatan gym hari ini. Putri hari ini mengenakan legging berwarna abu-abu yang memperlihatkan belahan pantatnya yang semok. Dan untuk atasannya Putri memilih mengenakan kaos ketat berwarna merah yang menonjolkan toketnya yang montok.
Kegiatan gym kami hari ini dimulai dengan pemanasan terlebih dahulu, setelah itu kami menggunakan treadmill untuk mengeluarkan sedikit keringat dan melemaskan otot-otot tubuh. Gua dan Putri menggunakan treadmill bersebelahan sehingga kami dapat mengobrol. Disekitaran ruang gym tersebut dipasang kaca, jadi kita dapat melihat sekitaran ruang tanpa harus menoleh ke belakang.
Lewat kaca tersebutlah gua perhatiin ada seorang trainer dari tempat gym tersebut selalu melihat ke arah Putri. Trainer tersebut berbadan cukup berisi dengan tonjolan otot di sekitar lengannya. Dan Putri akhirnya menyadari juga jika dirinya diperhatikan terus-menerus.
“Ndre, kayaknya orang yang baju biru itu ngelirik aku terus deh” Kata Putri sambil melihat ke kaca yang ada di depannya.
“Kamu cantik sih sayaang makanya dilirik terus.” Ujar gua kepada Putri.
“Kamu pacar sendiri dilirik orang lain emang nggak cemburu apa?” Lanjut Putri.
“Haha ya nggak lah, justru aku bangga kalo pacar aku dilirik orang lain berarti dia cantik. Ya kan?” Balas gua.
Lalu sepintas lewat dalam pikiran gua untuk memberikan pelajaran terhadap orang tersebut. Hm kalo diliat dari penampilannya sih kayaknya umurnya belum lewat 30thn. Mukanya sih lumayan lah, cukup good boy.
“Ih kamu, nanti kalo aku direbut orang lain jangan-jangan kamu cuman diem doang.” Sambil berlari di atas treadmill, Putri cemberut sejadi-jadinya.
“Yaudah gini deh. Karena itu orang udah bikin kamu nggak nyaman, kita kerjain aja dia. Gimana kamu mau nggak?” Kata gua.
“Kerjain gimana Ndree?” Sahut Putri dengan raut wajah penuh tanya.
“Hm tapi kamu setuju nggak?, soalnya ini rada riskan juga buat kamu.”
“Riskan gimana Ndree? Emang kamu punya rencana apaan sih?” Kata Putri masih bertanya-tanya tentang rencana gua.
“Kamu harus setuju dulu Put. Mau apa nggak?”
“Ih, yaudah deh aku ngikutin apa kata pacar aku aja.” Putri akhirnya menyetujui ajakan gua.
Gua pelankan treadmill yang gua gunakan, Putri pun mengikuti gua. Lalu dengan setengah berbisik gua katakan soal rencana gua. Rencana ini nggak gua paksa ke Putri, jika dia setuju maka bisa dilanjutkan, jika tidak setuju ya nggak usah dilanjutin. Simple.
“Kamu serius sayaang? Kalo nanti aku di apa-apain gimana??” tanya Putri.
“Yah Put, kalo di apa-apain nanti aku langsung nolong kamu. Kamu tenang aja.” Kata gua menenangkan Putri.
Putri hanya diam sejenak, treadmill kami sudah sama-sama dihentikan.
“Kamu janji ya bakal terus merhatiin aku sayang?” Putri mencoba untuk diyakinkan oleh gua.
“Iya aku janji, kamu juga bisa liat aku kok dari ruang gym ini.” Balas gua mencoba untuk meyakinkan Putri.
Akhirnya Putri setuju dengan rencana gua. Maka gua pergi ke meja registrasi bersama Putri. Gua bilang jika Putri ingin menyewa seorang trainer untuk menemaninya gym, dengan beralasan gua sedang ada urusan mendadak. Maka sudah dapat dipastikan jika orang yang ngelirik Putri terus itu yang menjadi trainernya. Namanya ternyata Teddy. Setelah kami sama-sama berkenalan, Putri gua tinggal bersama Teddy.
Jadi tempat gym tersebut bersebelahan dengan sebuah restoran cepat saji, dan hanya dibatasi dengan sebuah kaca tebal. Orang-orang yang di dalam restoran tersebut dapat melihat seluruh ruangan gym, begitupun sebaliknya. Gua awalnya pura-pura ke toilet terlebih dulu. Setelah menunggu beberapa menit, gua ke restoran cepat saji samping gym tersebut dan mencari posisi yang strategis. Sambil memesan makan siang pastinya. Dari posisi ini gua dapat melihat Putri telah bersama Teddy.
Ternyata mereka memilih untuk menggunakan angkat beban dulu. Putri ngelirik ke arah gua berada dan gua balas dengan anggukan mantap.
Putri merentangkan kedua tangannya, seperti posisi angkat tangan saat sedang ada polisi. Dari posisi tersebut Teddy dapat melihat dengan leluasa toket Putri yang menonjol. Dengan mengambil kesempatan Teddy mendekati Putri dengan memegang tangannya, sehingga wajah Teddy berada tepat di atas toket Putri. Begitu seterusnya sampai beberapa repetisi.
Lalu mereka berganti alat. Kali ini untuk melatih bagian otot kaki. Teddy terlebih dulu memberikan contoh cara menggunakannya. Setelah Putri mengangguk, maka gantian Putri yang mencoba alat tersebut.
Putri senderan di alat tersebut, dengan mengaitkan kedua kakinya. Kemudian menggerakkan kedua kakinya secara bersamaan. Kali ini Teddy mengambil kesempatan dengan menyentuh memegang betis Putri. Dari tempat gua duduk aja sudah terlihat bahwa Teddy bukan memegang, tapi lebih ke meremas. Putri sesekali melirik ke gua dengan mengedipkan sebelah matanya. Dan gua balas dengan senyuman.
Seketika birahi gua meningkat. Apalagi saat Teddy sudah menaikkan tangannya dari betis ke lututnya. Dengan legging ketat yang di gunakan Putri, dapat tercetak miss V nya. Teddy dengan rakus melahap pemandangan tersebut. Selama 10mnt berlalu akhirnya mereka ganti alat lagi.
Kali ini Putri didudukan pada sebuah alat gym. Kakinya dikaitkan, kemudian seperti gerakkan menarik tali. Dengan alat tersebut, Teddy memegang tangannya dari belakang, sehingga dadanya Teddy menyentuh punggungnya Putri. Putri sendiri seperti sudah tidak fokus lagi terhadap gesekan yang diberikan Teddy di punggungnya.
Kali ini Putri memutuskan menyudahi kegiatannya. Dan Putri bersama Teddy pergi ke ruang bilas yang tersedia dalam gym tersebut. Melihat mereka berdua pergi lantas gua merasa harus segera kembali ke gym tersebut.
***
POV Putri.
Setelah selesai aku di ajak Teddy untuk bersih-bersih di ruang bilas yang tersedia di dalam gym. Teddy menunjukkan tempatnya padaku lalu dia keluar kembali ke meja registrasi. Anehnya ruangan tempat untuk bilas ini, antara laki-laki dan perempuan di gabung menjadi satu. Dan antar ruangannya pun hanya dipisah dengan tembok tipis dan ditutupi oleh tirai.
[HIDE]
[/HIDE]Setelah mengambil tas dari loker, aku bergegas menuju tempat bilas tersebut. Ternyata tempat bilas ini tidak ada orang satu pun. Benar kata Andre ketika sampai di tempat gym ini, jika siang hari bolong maka pengunjungnya sepi dan akan ramai waktu sore menjelang malam.
Aku berpikir jika rencana Andre untuk ngerjain Teddy telah gagal, karena hanya sampai saat selesai gym saja. Setelah itu Teddy pergi meninggalkan aku sendirian di ruang bilas ini. Padahal selama ngegym tersebut, jantungku degdegan, apalagi sewaktu Teddy meremas betis dan naik sampai pahaku tadi. Kemudian punggungku juga di gesekkan dengan dadanya yang besar tersebut. Mati-matian aku rasanya menahan birahiku. Sampai aku merasa jika vaginaku mulai basah dengan kegiatan yang kulakukan dengan Teddy barusan.
Masuklah aku ke dalam tempat bilas. Setelah menutup tirai, maka aku mulai membuka semua bajuku yang telah basah karena keringat. Dan benar saja, saat aku melihat celana dalam yang kugunakan tadi, telah sedikit basah karena cairan vaginaku.
Setelah telanjang bulat aku mulai menyalakan shower. Aaahh segarnya. Aku gosokkan seluruh badan termasuk kedua payudaraku yang cukup bikin repot ini. Saat itu aku sedang menghadap ke tembok. Dan aku tidak menyadari ketika ternyata tirai penutup ruang bilas telah dibuka oleh seseorang. Ketika aku berbalik, betapa kagetnya mulutku langsung dilumat oleh orang tersebut. ASTAGA ini Teddy.
Seketika itu jantungku rasanya berhenti beberapa detik. Teddy langsung mencoba untuk melumat mulutku, lidahnya berusaha untuk membuka mulutku mencari celah. Tangan Teddy tidak tinggal diam, dia remas kedua payudaraku. Aku berontak dengan mencoba mendorong Teddy, namun jelas aku kalah tenaga.
Jujur aku panik sekali. Tidak menyangka Teddy bakal seberani itu. Aku mencoba untuk menahan akal sehatku dengan semua rangsangan yang Teddy berikan. Mulai dari mulutnya, sampai kedua tangannya yang sekarang memilin puting payudaraku.
Dan akhirnya akupun terbawa suasana oleh rangsangan yang Teddy berikan. Mulutku pun terbuka dengan perlahan, hingga lidahnya dapat menari di langit-langit mulutku. Lidahku namun masih belum bereaksi. Lidahnya terus mencoba untuk menyedot lidahku keluar.
Setelah merasa menaklukkan mulutku, ciuman Teddy turun menuju leherku. Teddy tidak peduli dengan bajunya yang masih lengkap basah kuyup terkena shower. Saat mulutku terlepas aku mencoba teriak dengan kesadaranku yang tersisa. Namun sebelah tangannya membungkam mulutku.
Kemudian Teddy memindahkan sebelah tangannya lagi dari payudaraku ke vaginaku. Digesek-gesekkan tangannya disana. Tanganku sendiri masih mencoba untuk mendorongnya menjauh.
Ssssssshhhhhhh aaaaaaahhhhhh desahku tanpa bisa ditahan ketika tangannya menemukan klitoris.
Digesek-gesek dan sesekali di selipkan diantara belahan vaginaku. Klitorisku terus di pilin dan di sentil dengan sebelah tangannya. Akhirnya aku merasa akal sehatku hilang, aku mulai menikmati setiap belaian yang Teddy berikan. Walaupun cukup kasar permainan Teddy kepadaku.
Aaaaaaahhhhhhhhh
Sebenarnya aku kurang suka dengan permainan yang tergesa-gesa. Namun karena sudah horny berat dengan rangsangan tersebut maka aku tidak punya pilihan selain mengikuti permainannya Teddy.
Dikocok vaginaku dengan sebelah tangannya, dan tangannya yang lain masih membungkam mulutku agar tidak bersuara. Dan semenit kemudian aku merasa akan orgasme.
AAAAAAHHHHHHH akhirnya aku klimaks karena permainan tangannya Teddy tersebut.
Setelah tau aku telah klimaks, Teddy langsung menelanjangi dirinya sendiri. Aku hanya mendesah kelelahan akibat orgasme barusan. Aku pasrah dengan apa yang akan Teddy lakukan selanjutnya. Aku berharap Andre dapat segera muncul.
Otot-otot pada tubuhnya Teddy terlihat menonjol ketika dia sudah bugil sepenuhnya. Namun kontolnya masih jauh lebih gede kontol Andre aku pikir.
Dengan kasarnya tubuhku langsung dibalikkan menghadap tembok sambil kembali membungkam mulutku.
Ndree kamu dimanaa, cepet tolongin aku ujarku dalam hati.
Dan ketika dia akan mengarahkan kontolnya ke vaginaku...
Sssssrrrrreeeeeetttttt suara tirai dibuka dengan paksa.
“EH ANJING LU NGAPAIN PACAR GUA?!”
Andre langsung masuk dan mencekik Teddy serta mendorongnya ke tembok. Aku mencoba melerai mereka. Aku tau jika ini semua awalnya hanya akting Andre. Namun jika sekalipun harus berantem benaran, maka Andre kemungkinan akan menang. Secara Andre telah memiliki ban hitam bela diri karate.
“PERGI LU ANJING!!” Kata Andre sambil mendorong Teddy keluar ruangan bilas hingga terjerembab jatuh ke lantai.
“Ndreee” Ujarku langsung memeluk tubuhnya dengan tubuhku yang bugil. “Untung kamu cepet datengnyaa.” Lanjut gua
Setelah Teddy pergi dengan berlari, tirai yang tadi terbuka, langsung ditutup kembali oleh Andre. Dengan cepat Andre melepas pelukanku dan langsung membuka seluruh pakaiannya hingga kami sama-sama bugil di dalam ruang sempit ini. Terlihatlah kontol favoritku. Dengan tegak mengacung ke atas. Tanpa berbicara apa-apa lagi, Andre mendorongku bersender ke tembok.
Lalu dia mengangkat satu kakiku hingga hampir sampai pundaknya. Aaahhh sepertinya posisi baru lagi ini. Andre memang pintar dengan selalu membuat kegiatan sex kami terasa menyenangkan dengan posisi-posisi yang baru aku ketahui.
[HIDE]
[/HIDE]Sebelum memasukkan kontolnya ke dalam vaginaku, Andre berbisik di telingaku.
“Memek kamu cuman untuk kontol aku Put, ingat itu.” Bisik Andre.
Setelah berbisik seperti itu, kontol Andre langsung di masukkan setengahnya.
“Aaaaaaahhhhhhh Ndree” Aku mendesah karena kontolnya yang terasa penuh di dalam vaginaku.
Lalu di keluarkan lagi kontolnya, kemudian di masukkan lagi begitu terus hingga beberapa kali.
Tatapan Andre menatap tajam ke arah mataku. Kemudian dengan satu hentakkan kontolnya didorong sepenuhnya pada vaginaku.
“Aaaaaaahhhhhhhhh Ssssssshhhhhhh ggeeedddeee.” Kataku. Rasanya seperti tidak ada celah sedikitpun pada vaginaku, penuh sekali. Andre memberikan waktu sejenak untuk vaginaku beradaptasi. Ini yang paling aku suka dari Andre saat berhubungan sex. Dia tidak terbawa nafsunya, dia dapat mengendalikannya.
“Gede Put? Gedean mana sama trainer itu?” Kata Andre bertanya.
“Aaaahh ssssshhhh jaaauuhhh kaaamuuu Ndreee.” Jawabku dengan mendesah.
Andre masih menatap gua tajam. “Mau dilanjutin?” Lanjut Andre.
“Aaaahhh sssshhhh aaaaaahhh eeeeehhhheeee” gua hanya menganggukan kepala.
Lalu Andre langsung melumat lidahku bersamaan dengan di genjot kontolnya. Dengan posisi seperti ini rasanya kontol Andre sampai mentok rahimku.
Sebelah menahan kakiku dan tangannya yang lain meremas pantatku. Sedangkan kedua tanganku hanya mengelus punggungnya.
“Mmmppphhhh Cllrrruuuuppp” Desahanku tertahan karena sedang berpagut lidah.
Andre kemudian melepas lumatannya. Dia kembali hanya menatapku dengan tajam. Sedangkan hentakkan kontolnya semakin cepat.
“Aaaaahhhh aaaahhh aaaaaahhhh aaaahhhh aaaaahhh” Desahanku mengikuti hentakkan kontol Andre.
Aku merasa hampir orgasme, dan Andre menyadari itu. Dia semakin mempercepat genjotannya. Hingga tercipta alunan indah antara selangkanganku dengan selangkangan Andre.
Plok Plok Plok Plok Plok tanpa dapat di tahan lagi aku berteriak, namun Andre segera melumat kembali mulutku.
“MMMMMMPPPPHHHHHHH HHHH HHHHHH MMMPPPHHHH” Teriakku dengan mulut yang tersumpal oleh lidahnya. Aku tau Andre sengaja dengan menutup mulutku agar tidak ada orang yang curiga jika kami sedang bercinta di ruang bilas ini.
Seketika kakiku yang tadi di naikkan, di turunkan kembali. Kemudian aku jatuh terduduk lemas di dalam ruangan ini. Tiba-tiba Andre mematikan shower. Kemudian dia terlihat kembali memakai pakaiannya.
“Kamu hhh kan belum keluar Ndree hhhh” Ujarku dengan napas ngos-ngosan.
“Nanti kalo kamu lemes orang-orang di luar bakal curiga Put, masa keluar gym kamu harus aku gendong, kamu masih sanggup jalan kan?” Jawab Andre.
“Tapi kamu kannn....” sebelum aku selesai berbicara Andre segera memotong.
“Aku gampang lah, masih bisa di kosan nanti.” Sela Andre.
Lalu dengan perlahan aku bangkit dengan lutut yang masih gemetaran. Mengambil semua pakaian gantiku dan segera memakainya. Setelah selesai, kami keluar bersama. Untungnya saat kami keluar masih tidak ada orang di ruang bilas tersebut. Sehingga tidak ada yang mencurigai kami.
Sesaat kami akan keluar gym, terlihat Teddy yang duduk dengan perasaan bersalah. Dengan tidak perduli, kami terus berjalan keluar dengan mengaitkan lenganku di lengan Andre. Sebelum pulang Andre memintaku untuk makan dulu karena aku belum makan siang. Kami memilih restoran di luar mall biar jika sudah selesai bisa dekat dengan parkiran.
“Kamu gapapa Ndre belum tuntas tadi?” Tanyaku kepada Andre.
Aku bingung dengan Andre, dia dapat menahan dirinya untuk klimaks. Setau aku cowok kalo udah hampir klimaks sudah nggak bisa ditahan. Andre memang hebat, dia lebih mentingin pasangannya dari dirinya sendiri. Dia nggak mau aku terlihat lemas oleh orang-orang. Aku bangga sama kamu Ndre.
“Gapapa Put, kamu tenang aja, udah kamu makan aja yang banyak.” Jawab Andre sambil mencubit pipiku yang besar.
Kemudian Andre memajukan wajahnya. Lalu dia berbisik...
“Kamu makan yang banyak, biar kuat. Tugas kamu belum selesai soalnya” katanya sambil mengacak-acak rambutku.
Aku hanya memonyongkan mulut.
“Siapa takuuut. weekk” kataku dengan lidah dikeluarkan dan hanya dibalas oleh Andre dengan senyuman.
Aku sayang kamu Ndre...
To Be Continue
reizarchmn
Adik Semprot
Karena para suhu meminta POV Putri, jadi ane buat. Mohon maaf ya jika kurang menarik menurut suhu-suhu. Maklum nubie 
86_pikachu
Semprot Addict
- Daftar
- 16 Nov 2016
- Post
- 420
- Like diterima
- 495
Izini putri cuckold donk hu..
blabarblas
Semprot Lover
- Daftar
- 13 Aug 2014
- Post
- 226
- Like diterima
- 142
Mantap surantap hu.. overall udah bagus hu dari pov putrinya.. sekedar saran hu.. kalo bisa intensitas 'revenge' dari sisi putrinya ditambah biar seimbang sama andrenya.. jadi konflik ena ena nya jangan cuma dari pov andre aja.. alur nakalnya udah smooth banget tinggal ditambah intensitasnya.. semangat terus hu.. #kubuNTR
WayangMerah
Semprot Lover
- Daftar
- 17 Feb 2018
- Post
- 206
- Like diterima
- 24
Mantaaaaaappp gaaannm
duh kentang banget tuh trainer
gak dikasih keluar, minimal di hj gitu hu
hehehe
gak dikasih keluar, minimal di hj gitu hu
hehehe
Don_Bin_Gibs
Semprot Holic
- Daftar
- 24 Jun 2018
- Post
- 361
- Like diterima
- 61
Om putri jangan dibikin binal kasihan...
#safesiputri
#teamputri
#safesiputri
#teamputri
Similar threads
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
