Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Aku, dan Dosa terselubungku!

Blom up ya....
Ditunggu suhu, moga lancar......
:semangat:

Mo keliling dulu klo gitu
:polisi:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Kutunggu jandamu, eh, janjimu Suhu.

#update1minggu1x
 
Dari tata bahasanya enak di baca nih.
KEep post suhu.ditunggu dan jangan terlalu lama lah updatex...
 
Sabtu, 10 mei 2014

"nonton yuk?" pesan singkat yang dikirimkan alex lewat facebook yang baru ku buka satu jam setelah dikirimkan.
"sorry, tadi lagi nggak buka facebook, kenapa nggak lewat sms aja sih kaya biasa?" tanyaku setelah keluar dari akses 0.facebook
"haha, tadi lagi online aja, gimana? mau ga?"
"kapan? nanti?"
"yoi, ada pilm bagus tuh dibioskop..."
"iya deh, jam 2 jemput ya?"
"oke, jam lebih dikit siap siap yak"

akupun menoleh dan melihat kearah jam dinding, yang ternyata masih pukul satu lebih sedikit. aku pun kemudian memilih baju apa yang akan kupakai dan kerudung apa yang cocok dengan baju yang akan kupakai. seperempat jam berlalu, dan akhirnya aku memutuskan untuk memilih baju berbahan katun warna hot pink dengan motif garis putih horizontal lengan panjang dan menutupi bokong kupadukan dengan jilbab polos warna merah muda. biarlah bawahan tetap pakai celana jeans yang ngepas.

"TINNN... TIIINNN..." suara klakson dari arah teras membuatku bergegas untuk berjalan ke arah pintu rumahku

"sini masuk dulu, ada ibu..." pintaku agar dia menyempatkan diri untuk turun dari motor dan berpamitan ke ibu, maklum, dirumah ini hanya ada 3 orang, aku, ibuku dan adek cowok ku yang lebih sering nongkrong daripada dirumah, ayahku sendiri bekerja di luar kota yang balik hanya dua minggu sekali kecuali ada urusan dadakan.

"loh, lex lama nggak mampir, ini pada mau kemana?" tanya ibuku
"ini bu, mau nonton... hehe" jawabnya sambil berjalan ke arah ibu yang sedang duduk di ruang tamu merapikan catatan pesanan detail baju dari pelanggannya. oh iya, ibuku adalah seorang ibu rumah tangga yang menerima pesanan jahitan, katanya sih untuk mengisi waktu luang biar ada kesibukan kalau ditinggal sama ayah.
"ini kalian nggak duduk duduk dulu?" tanya ibuku lagi
"wah enggak bu, film nya jam 3 lebih dikit soalnya, kalo kelamaan nanti malah telat" jawab alex sambil salim sekalian pamitan mau mengajakku keluar

"saya keluar dulu ya bu, salamualaikum..." pamitku
"ati ati dijalan, jangan balik kemaleman..." balas ibu sambil melanjutkan pekerjaannya. dan kamipun bergegas menuju bioskop.

kami tiba di bioskop pukul tiga sore dan masih sempat ke loket penjualan tiket untuk membeli tiket The Amazing Spiderman 2 yang sudah tayang dari beberapa waktu sebelumnya. memang, berbeda jauh dengan ku yang lebih suka film drama, alex lebih suka nonton film Action maupun Sci-fi. Mau tidak mau aku jadi ikut nonton toh juga aku tetep menikmati film nya, walaupun jarang dapat momen mengharukan dari film yang ditonton.

"Mohon perhatian, pintu theater 3 telah dimulai..." tergema diseluruh lobby bioskop,
"eh beb, bioskop kita tuh" kataku
"halah, masih iklan ini... beli makan minum dulu deh daripada kelaparan didalem" sautnya

kami mengantri minuman dan pop corn dan segera menuju theater 3 untuk mencari kursi kami dan menikmati film spiderman yang sudah kami beli. Tidak ada hal istimewa selama menonton, well, alex bukan tipikal orang yang kebioskop untuk mengobrol maupun melakukan hal lain, begitu sudah duduk, sudah, tidak akan ada obrolan kecuali sekadar menjawab pertanyaanku ketika aku kelewatan suatu adegan.

Tak terasa film sudah selesai, dan kami segera mencari musala untuk salat magrib baru kemudian kami kembali ke food court untuk mencari makan. untuk beberapa saat ketika makan, baik aku maupun alex masih membahas terkait film tadi, entah bagian yang disukai maupun tidak.

"EH JANGAN DIAMBIL! IH DIBILANGIN..." suaraku meninggi memarahi alex, satu hal yang aku tidak suka dari alex, dia suka mengambil lauk yang ada dimakananku, maklum, sebagai orang jawa yang sudah terpatri kebiasaan leluhur, apalagi kalau bukan menyisakan makanan paling enak untuk di nikmati terakhir.

"halah, cuman gitu we... sewot... masa sama pacar sendiri pelit, gimana besok kalo punya anak? anakmu nyomot makanan di piringmu... hayo?" jawabnya

"Ya kan beda aleeex... Ih, apaan sih mikir sampe sejauh itu... emang udah kepikiran kapan mau nikah?" tanyaku mencoba mencari tau

"lima taun..." jawabnya pendek

"hah? kok lama banget sih lex..."

"lah, ga pengen kuliah dulu? kamu kira nikah modal dengkul cukup? sante, lima taun tuh bentar kok..."

"owh..." sela ku pendek sembari meneruskan makan.

dibalik jawaban pendek itu, entah kenapa aku meng-iya-kan pernyataan alex. Dia masih melanjutkan makan sambil sesekali melihat sekeliling, disaat itu juga aku kagum, bahwa dia sudah memikirkan sejauh itu, semakin ku pikirkan, semakin hangat wajahku, aku yakin pasti wajahku merah sekali karena malu atas diriku sendiri yang tidak memikirkan sejauh itu, dan kagum...

aku tau alex bukan tipikal orang yang suka gombal, bahkan untuk mengatakan aku cantik tidak sekacangan itu, kalau dia tidak benar benar merasa aku cantik, dia tidak akan sama sekali mengatakannya, dan hal tersebut membuat setiap pujian yang sangat jarang dia ungkapkan itu begitu istimewa.

jantungku berdebar-debar tidak karuan, bahkan sampai saat perjalanan balik dari Mall. kami hanya menaiki motor jupiter z yang sudah di blok hitam miliknya, dan untuk menenangkan jantungku yang berdebar debar, aku memeluknya dari belakang.

"udah?" tanya nya memulai obrolan setelah menepuk pelan paha kiriku.

"eh? anu... enggak kok ye..." jawabku asal, karena mungkin memang masih setengah melamun

"yaudah, wong cuman asal tanya... haha"

"ih apaan sih..."

"makanya, ngobrol dong, masa bonceng diem aja... tar jatoh ga ketauan lho..."

"ya enggak lah! ih amit amit sampe jatuh, kan ini juga udah pegangan wek..."

obrolan demi obrolan berlalu, detak jantungku juga sudah normal sedari tadi. begitupun peganganku, yang tadinya agak kencang, mulai melonggar karena sudah asyik berbincang. Saking longgarnya, ketika melewati jalan berlubang, peganganku lepas, kedua tanganku terjatuh bebas dan mendarat mulus di paha kanan dan kiri alex. aku tak menyadari ada apapun yang berbeda sampai alex tiba-tiba menarik tangan kanan ku kembali kedepan perutnya lagi

"jangan disana, bahaya..." kata alex

aku bingung sejadi jadinya, kenapa jangan? bahaya apa? akupun ragu mau menanyakan alasannya, tapi kalau tidak bertanya aku juga bakalan kebingungan sampai kapanpun

"e... emang kenapa lex?" akhirnya aku bertanya

"kasian, nanti dedeknya yang lagi tiduran kebangun..."

"owh.. oke..." jawabku mengiyakan tapi masih mencoba menerka, dan justru semakin banyak pertanyaan berkeliling di pikiranku. ditengah usahaku memecahkan arti dari jawaban alex tadi, kami melewati polisi tidur, maklum, bukan melewati jalan arteri tapi mlipir ke jalan kecil menghindari lampu merah, dan kembali lagi peganganku terlepas, jatuh ketempat yang sama, dan baru sekarang aku menyadari, ada yang berbeda antara tempat jatuh tangan kanan dan tangan kiri seakan ada yang mengganjal di sebelah kanan. dan entah kenapa, muncul ide untuk mencari tahu benda apakah itu dengan cara mencapitnya diantara jempol dan jari telunjuk, benda yang kenyal, dan aku masih belum tau itu apa

"alaaahh... kan... bangun..." kata alex sambil membuka kaca helm kemudian menyingkirkan tanganku.

"jangan jangan itu..."

"iya, itu dedek..." sela nya

"loh, tapi kok kalo... dedek? iya? kamu nyebutnya dedek? kok letaknya disitu?" tanyaku polos

"maklum, ga sempakan..."

"iiihh... kok kamu ga pake celana dalem? emang nggak risih?" tanyaku penasaran

"nggak ki, selama nggak kegiatan fisik banyak, dan cuman sante sante gini biasanya emang ga pake"

"oohh... kirain nggak pake terus"

"ya gila aja kalo nggak pake terus, lecet ntar... haha..."

belum sempat aku memberikan respon, dia melanjutkan berbicara

"oh iya, waktu itu kamu pengen tau kan punyaku kaya gimana? nih... pegang aja... haha" katanya sembari menggodaku

"emang ga papa? megangnya gimana?" tanyaku karena memang masih bingung harus bagaimana

"masuk aja kantong kanan, bolong tuh..."

"kok kamu pake celana yang kantongnya bolong sih?"

"kapan itu kecantol kawat pas narik dari jemuran... mau njahitin males..."

"ini beneran nggak apa apa?"

"iyee... santee..." jawabnya mencoba meyakinkan dan menurunkan kecepatan motornya. aku langsung melihat sekeliling memastikan tidak ada yang melihat dan perlahan menyelipkan tanganku kedalam saku celana kain yang dia pakai. ya, dia pakai celana kain yang kantongnya agak lebar yang mempermudah akses masuk... tiba tiba tanganku tertahan sesuatu, jari jemariku mencoba melingkarinya, dan akhirnya terpegang...

"ih, kok anget... dan... kok beda? kayanya tadi agak empuk deh..." pertanyaan bodoh terlontar dari kepolosanku sendiri

"yaelah, namanya juga bangun, ngaceng... ya keras... haha" jawabnya lancar

"tapi anget..."

"yaudah pegang aja terus, haha"

dan entah bagaimana kami melanjutkan ngobrol hal lain, dengan tangan yang masih memegang burung pacarku sendiri sampai kami hampir tiba didepan rumahku.

"lepasin, bahaya..." sambil menarik tanganku dari kantongnya...

"aahhh..." lenguhnya panjang

"kenapa kamu lex?"

"gapapa... legak... udah ga di cekek... haha, yaudah pamitan sama ibumu dulu deh, mana?" tanyanya mengkonfirmasi


"lex, ga ada orang ini..." kataku setelah masuk ke rumah dan beberapa kali memanggil sambil mencari sekeliling yang teryata sedang tidak ada orang dirumah.

"hmm... mumpung sepi, mau liat ga?"

"liat apa? dedek? haha..." tanyaku menggoda, karena yakin pasti dia tidak akan memamerkan senjatanya.

"iya" singkat, padat jelas. jawaban yang sama sekali tidak aku harapkan.

"eh lex, aku cuman bercanda..."

"serius juga boleh kok, cuman liat aja... tinggal buka resleting ini..."

jawaban yang sangat menggoda, tapi kami diruang tamu, pintu rumahku banyak kacanya, dan bisa terlihat dari luar, tapi entah kenapa aku juga ingin mematikan rasa penasaran ini.

"yaudah, bentar aja tapi..." jawabku setelah memastikan tidak ada orang, dan kemudian dia menurunkan resletingnya, dan seperti mengambil barang ditas, dia memasukkan tangannya ke dalam resleting dan mengeluarkannya.

"ih, kok bentuknya beda ya? tak kirain kaya punya anak kecil tapi versi lebih gede..." entah mengapa aku menanyakan pertanyaan itu, pertanyaan super bodoh.

"beda lah, udah sunat... makanya ada kepalanya..." jawabnya sambil menunjukkan bagian yang dia sebut sebagai kepala, benda yang terlihat seperti jamur,

"oohh..." jawabku yang masih tercampur rasa penasaran tentang organ yang lazim disebut penis itu, selayaknya anak kecil melihat hal yang baru, rasanya penasaran, dan akhirnya aku memencet mencet kepala penis alex, seolah itu tombol ajaib.

"nah, kalo HJ gini nih..." selanya ditengah rasa penasaranku, ya dia memperagakan sedang mengocok penisnya sendiri. didepanku, dan menawarkanku untuk mencoba

"emang rasanya beda ya kalo digituin lex?"

"ya beda lah, enak... haha"

akupun mencoba nya, memegang penisnya dan diarahkan oleh alex untuk menggerakkan maju mundur tanganku. aku mengamati perubahan ekspresinya, tiba-tiba menggigit bibir bawahnya sembari melihatku mengocok penisnya. aku yang duduk dikursi ini walaupun masih bingung, aku juga merasakan ada yang berbeda, tiba-tiba aku merasa seperti yang ku rasakan ketika berciuman dengan alex diwarnet beberapa waktu lalu.

aku merapatkan kakiku, sedikit menggesek gesekkan pahaku secara reflek, dan entah kenapa itu terasa enak.

"loh? udah pada balik kah..." terdengar suara lirih dari luar rumah, yang tak lain adalah ibuku sendiri. alex segera membenahi celananya dan memasukkan kembali penisnya dan ditutupi lagi pakai tas slempangnya.

lagi, kembali terhenti disaat aku mulai merasakan ada yang berbeda. tapi mau gimana lagi?

"bu, pamitan ya, dah malem ini, anaknya balik utuh kok..." pamitnya dengan sedikit kelakar

"ya, udah malem, ga usah ngebut" kata ibu mengantarkan alex yang sudah berpamitan.

aku segera cuci muka dan gosok gigi dan bersiap istirahat, sesekali membuka hape membalas pesan alex, yang entah bagaimana seolah kejadian dijalan dan di ruang tamu rumahku tadi tidak pernah terjadi, aku mau bertanya, tapi bingung mau memulai dari mana.

----------------------------------------------
----------------------------------------------

"cling" suara smartphone berbunyi, ada kiriman gambar dari WA nomor alex.

"halah, kamu kirim apa lagi sih lex? poto dedek paling?"

"pasti... buat nemenin tidur mu... biar ngimpi ketemu dedek... haha"

"kampret lu lex, bodo ah... ga ta download, ta delete langsung aja!"

"yaaaaaaaaahh..."

"bodok, mau tidur... good night" jawabku mengakhiri chat malam ini,

sangat berbeda dengan dulu, dulu bahkan untuk memulai perbincangan menjurus, baik aku dan alex menunggu kesempatan yang pas, kini seakan obrolan selingan yang sekonyon-konyong bisa muncul, begitu kepikiran langsung tanya, langsung bahas.

Empat tahun memang bukan waktu yang singkat, sudah mengenal satu sama lain luar dalam. secara kiasan maupun arti yang sebenarnya. ah, biarlah, saatnya tidur...
 
Nanti yg gunting pita .. Alex apa bukan yaaa ..?
 
Terakhir diubah:
Lanjutkan Suhu...
Lum bisa komen..
Sejauh ini ceritanya :jempol:
Smoga aja Alex lekas dapat HJ sekalian BJ:pandaketawa:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd