Hari itu akan selalu kuingat, entah itu mimpi buruk atau mimpi terpendam yang jadi nyata, dalam satu hari hati dan tubuhku digilir dua laki-laki terdekatku, meski dalam waktu dan tempat yang berbeda.
Suara-suara burung kecil yang bercampur suara lalu lalang sepeda motor membangunkan tidur dan lelahku.
" Tadi malam mama gila banget mainnya..gitu dong " suamiku menyapaku sambil merapikan kemejanya.
" ayaah mau kemana libur-libur udah dandan rapi ? " Aku mengucek mataku yg masih terasa berat.
" Mau keluar sebentar , ngecek persiapan tempat peresmian pak bos bsok senin "
" Nanti sore ayah paling udah pulang, mama klo ada acara, anak2 dititipin mami saja..oya klo ada chat masuk dari siapapun jangan dihapus ! "
Setelah menikmati kopi sejenak, suamiku-pun pamit pergi.
Akupun kembali ke kamar, rasanya ingin merebahkan tubuhku lagi untuk beristirahat,tapi sepertinya tubuhku masih terasa gerah dan lekat karena sisa-sisa keringat tadi malam. Masih dengan rasa sempoyongan aku kemudian bersiap-siap untuk membersihkan badan.
Segarnya air shower yang membasahi tubuhku mulai membuatku merasa segar, namun aku belum tahu mengapa seolah memekku masih ingin merasakan sodokan kontol, pikiranku masih ingin mengulangi sentuhan-sentuhan di tubuhku, seperti ada sesuatu yang membuatku selalu bergairah untuk bercinta.
Aku berusaha membuang jauh-jauh pikiran dan imaginasi seksku, tapi begitu aku mulai mencuci dan membersihkan tempikku , aku kembali merasa terangsang oleh gerakan-gerakan tanganku sendiri.
Tanpa berpikir panjang, meskipun sebagian tubuhku masih basah, hanya dengan menyematkan handukku, aku keluar dari kamar mandi dan mencari dildo suamiku yang dia simpan di dalam almarinya.
Akhirnya kuambil dildo tempel yang sudah terbungkus rapi di bawah laci almari. Haaaah..aku tak tahu kenapa gairahku masih terus berkobar pagi itu.