Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT A Kohinoor Diamond

:mantap: :beer: dulu deh
 
Kaya nya si beny gak selamat dech, terus si santi nyalahin si gilang..
Gak jadi lunas dech utang nya si gilang..
 
Bimabet
Part 15
Terdengar beberapa mobil pemadam sudah berada di lokasi, gilang di larikan ke rumah sakit begitu pun shanty yang masih tak sadarkan diri.

“ngghh” gumam shanty mulai sadarkan diri sambil memegang kepalanya saat bang benny membersihkan wajah dengan air hangat yang di berikan suster.

“lo gpp shan?” tanya bang benny, dengan raut wajah yang senyum lebar melihat shanty sadar tanpa luka sedikit pun, walau tercium bau asap di rambutnya

“siii gilangg gimana bang keadaannya?” tanyanya langsung membuka mata lebar-lebar.

“di ruang ugd, masih belum sadarin diri” jawab bang benny pelan, shanty pun dengan masih sedikit pusing turun dan menuju ruang UGD, dan tepat gilang keluar dengan tubuh yang penuh perban di tubuhnya.. Shanty pun mengikuti suster dan sampai di ruang VIP.

“maaf mbak gak boleh masuk” ucap suster saat shanty ingin mengintip Dari luar karena penasaran kondisinya.

“dia kelurga kok suster” ucap pria dengan anda berat dan berutubuh tinggi, shanty pun langsung menoleh kearahnya dengan tatapan terkejut.

“ohhh maaf, saya kira bukan, silahkan” pria itu menyuruh shanty masuk dan duduk dekat ranjang dimana gilang masih belum sadarkan diri, shanty langsung terdiam tak berani menatapnya.

“kamu yang di maksud gilang ya?” tanyanya yang ternyata papa gilang sendiri.

“maksudnya pak? Eh om” jawabnya sekenannya karena entah kenapa ia merasa gugup.
“kamu yang di maksud gilang adalah kunci dari kasus ini atau pacarnya?” tanyanya tersenyum

“haa?? Ha gak kok, uhmm” Jawab shanty spontan sambil menunduk karena baru sadar pria itu orang tua gilang.
“kenapa gugup gitu? Saya gak bakal tangkap kamu atau pun abang kamu” ucapnya santai sambil tersenyum pelan.

“saya bukan siapa-siapa anak om, saya dan dia kebetulan aja terlibat kasus ini, “ jawabnya dengan harap-harap cemas.

“oke kalau gitu, saya tinggal, tolong jaga gilang sampai siuman ok, luka bakarnya gak terlalu parah, liat kamu kayaknya sembuh” tawa kecil papa gilang, karena papanya tau alasan mengapa gilang melakukan hal itu.

“tapiii tapi?”
“jangan protes dan jangan kwahtir soal abang kamu, tugas kamu jaga gilang ok. Kamu biSa protes ke gilang soal hal ini.” ucapnya lagi sambil keluar kamar. Shanty hanya bias menghela nafas dan kenapa ia mau menurut ucapan papanya gilang.

Dengan langkah pelan, shanty mendekati gilang yang masih belum sadar dengan tubuh diperban.
“kenapa lo lakuin hal bodoh??, gue gak berharap kita ketemu, tapi kenapa lo lakuin itu?”
“kesel banget sebenarnya sama lo, tapi gue ucapin terima kasih” gumamnya pelan terus menatap wajah gilang. Shanty yang lelah merebahkan kepalanya di samping gilang.


***

“engghhh hmmm” shanty menggeliatkan tubuhnya yang Sudah berada di ranjang gilang, matanya terbuka perlahan. Dan langsung terbuka lebar saat sadar ia berada di ranjang gilang

“uhmm” gumamnya panik ketika tangan gilang memegang tangan shanty yang hendak turun dari ranjang
“mau kemana?” tanya gilang yang terlihat sudah baikan walau tubuhnya masih terbalut perban,

“keluar, tugas gue udah selesai” ucapnya mencoba melepaskan tanganya dan seolah tak beniat bertemunya, tiba-tiba gilang menarik tanganya sampai wajah mereka bertatapan lagi.

“gue seneng lo gak kenapa-kenapa, tidurnya nyenyak?” ucap gilang tersenyum dan langsung mencium bibirnya mesra, shanty langsung terkejut dan mendorong pelan.

“ada yang kwahtirin yaitu lo, kenapa lakuin hal yang bodoh kayak gitu, gue juga gak ada hubungan apa-apa sama lo dan gak berharap lo dateng” ucapnya spontan.

“sejak kapan lo kwahtirin gue?” gilang kembali mengelus pipi shanty.
“uhhm, gue keluar dulu mau bilang bokap lo kalau lo udah sadar” ucapnya mengalihkan pembicaraan sambil menepis tangannya dan berjalan perlahan mengarah ke pintu.

“gue lakuin buat 10 tahun lalu, gue mau bilang terima kasih buat bantuin gue keluar dari gudang itu,” ucapnya membuat shanty menghentikan langkahnya, gilang pun langsung memeluk shanty dari belakang. Dan terdiam sejenak

“gue tau semuanya pas lo mabuk, dan gue yakin lo yang sekarang lo yang dulu. Gue yakin 100000 persen" bisiknya pelan.

“dan hutang gue lunas,” gilang langsung membalikan tubuhnya dan tersenyum lepas sambil memegang tangannya.

“cihh, dan sekarang lepasin tangan lo, kita gak ada apa-apa lagi” ucap shanty dengan nada tinggi, karena ini bukan waktu yang pas untuk membicarakan masa lalu.

“gak.. gue mau kita gak ada apa-apa, gue mau lo jadi cewek gue” di tariknya tubuh shanty kembali bertatapan.

“mau apa lo?” tanya shanty pelan tanpa memberontak, dan membuang mukanya.
“mau yang tadi” jawab gilang pelan.
“jangan harap, mentang-mentang kita udah gitu.. hmm“ ucapnya menurunkan nadanya.

“gak perduli lo kayak apa sekarang, yang jelas gue mau lo di sisi gue sekarang dan seterusnya” gilang kembali melumat bibir shanty pelan, dan membuat shanty terdiam kembali, semakin lama membuat shanty menikmatinya dan ikut membalas ciumannya. Gilang merangkul tubuh shanty semakin erat di ikuti ciumannya yang semakin mesra. Tanganya memeluk pinggang gilang erat.

“luka di tubuh lo, itu bekas luka bakar kan?” tanya gilang di sela-sela ciumannya. Shanty hanya mengangguk pelan.

“pasti menyakitkan yah,” gilang mengelus rambut shanty,
“lo tau kenapa gue mau jadi polisi?” shanty hanya terdiam. Gilang mengajak shanty duduk di ranjang,

“semua ini karena lo, 10 tahun lalu gue kabur dari rumah karena didikan orang tua gue yang keras dan gue termasuk anak manja, cupu, dan lo bilang lemah.”

“tapi lo kasih pelajaran ke gue, kalau ada kehidupan yang lebih berat dari gue alami , setelah kejadian itu gue gak bisa nemuin lo, dan menyangka lo udah gak ada” helaan nafas gilang.

“gue tumbuh jadi orang yang mempunyai rasa positif yang tinggi karena senyuman lo yang selalu gue inget. Dimana lo selalu kena tampar, pukulan, cacian, lo terlalu tersenyum di depan gue seolah lo gak salahin gue walau memang semua salah gue”

“dan terima kasih lo masih hidup, “ gilang tersenyum bahagia menatap shanty yang terkejut tak menyangka gilang menjadi seperti ini karena dirinya. Dan hanya menunduk meremas tangan gilang.

“maka dari itu, gue mau lo disisi gue, gue gak perduli kata orang, yang jelas gue mau lo disisi gue “ ucap gilang kembali mencium bibirnya dengan mesra.

“lo maukan?” tanya gilang pelan, shanty kembali terdiam,
“tapi jalan kita udah berbeda, pasti lo sadar pasti sadar itu.lo udah tau gue apa yang sebenarnya, lo udah jadi orang yang terhormat, dan kalau gue masuk ke hidupan lo, sampah kayak gue gak pantes untuk itu, banyak yang lebih baik dari gue” ucap shanty senyum dengan mata yang memerah.

“walau mereka bakal lo anggap sampah, masih banyak yang lebih buruk dari sampah. Gue tetep mau lo di sisi gue“ gilang menggengam tanganya dan menatapnya dalam. Shanty kembali tertunduk diam pikirannya kini campur aduk dengan persaan tak menentu,

Tiba-tiba gilang merebahkannya di ranjang, dan langsung melumat bibirnya kembali, shanty terpejam menikmati lumatan gilang dan membiarkan gilang mengelus bagian pahanya dan mengelus selangkangannya.

“enggh “ erang shanty saat ciuman gilang turun ke lehernya, dan Seolah pasrah apa yang di lakukan gilang kepadanya.

“lo lebih cantik rambut pendek gini, aauhhh” ucap gilang sambil meringis saat ingin membungkukan tubuhnya.
" gpp?” tanya shanty membantu gilang duduk di ranjang.
“gpp, perih ajah” wajahnya tak menunjukan tak apa-apa hanya meringis kesakitan.

“gue panggil dokter aja” ucapnya langsung turun, gilang kembali menahan shanty dengan memegang tangannya.
“gue gpp kalau lo di deket gue” senyum gilang,

“uhhuukk uhuukk” suara batuk berdehem dokter, membuat gilang melepaskan genggamannya.

“pagi mas gilang,, kita cek luka nya dulu ya” ucap dokter sambil menyuruh suster membuka perbannya, dan langsung di bukanya perlahan, shanty pun tak sengaja melihat, terlihat setengah dari punggung terkena luka bakar. Ia pun memilih keluar dari ruangan itu.

“huuuft” helaan nafas, sambil berjalan keluar meninggalkan kamarnya, shanty pun berhadapan lagi dengan papa gilang yang bersama tommy.

“gimana tidurnya?” tanya papa gilangg dengan nada yang santai dan tau ia ketiduran.

“uhm maaf om saya ketiduran. “ucapnya entah kenapa tiba-tiba gugup, pikirannya tiba-tiba memikirkan orang di depannya adalah ayah mertuanya, shanty pun langsung menggelangkan kepalanya agar ucapan gilang barusan tak bermain bebas di pikirannya.

“ohh gak gak, om tadi gak sengaja dengar pembicaraan kalian, dan terima kasih udah jaga gilang waktu dulu” ucapnya mengelus rambutnya dan masuk kedalam.

“oh ia kamu pulang di antar tommy, abang kamu udah pulang di rumahnya, dia bilang mau beres-beres rumah” lanjutnya kembali masuk kedalam. Shanty kembali menghela nafas.

***

“lo temen gilang 10 tahun lalu?” tanya tommy saat perjalan pulang, shanty sempat terkejut tommy menanyakan hal itu.
“iah” jawabnya singkat.
“tapi kehidupan kita berbeda, dia bagian yang baik, dan gue bagian buruk” lanjutnya menghela nafas.

“tapi kayaknya gilang benar-benar suka sama lo, dan ide semalam itu dari gilang. Gue baru kali ini lihat gilang kwahtir kayak gitu, seolah tak mau kehilangan lagi”

“kenapa lo jadi pendiem sekarang?” Lanjutnya melihat shanty yg berbeda saat ini.

“gue gak sengaja ngumping pembicaraan lo, gue gak belain gilang soal ini, tapi yang tau dari gilang sejak gue kenal, dia bakal serius dengan ucapaanya ketika ada sesuatu yang bearti baginya. Dan mungkin lo udah bearti baginya sekarang”.

“hehe, thanka udah di anterin" jawabnya sambil tawa pelan shanty, tak bisa harus menjawab apa, shanty pun turun dari mobilnya dan melihat bang benny dengan kakinya di perban.

“banngggg” ucapnya kencang langsung memeluknya erat.
“lo gpp kan bang? “ tanya dengan tersenyum lebar.

“lo yang harusnya gue tanya!!, bangun-bangun langsung pergi gitu aja balik pagi-pagi gini., yakin lo gak kenapa-kenapa?” tanyanya menjitak pelan kepalanya.

“gpp, cuman ini aja” ucapnya menunjukan luka memar di kepalanya.
“ terus kaki lo kenapa di perban?” tanyanya penasaran.
“ini?, kaki gue barusan di hentakin biar tulang kaki gue lurusan dikit, walau gak bisa total sembuh tapi gak terlalu sakit buat jalan.

“dah jangan sedih, jangan mikirin yang dulu ah” di usapnya rambut shanty yang terdiam melihat kakinya dan kembali teringat kaki bang benny yang di hajar sampai patah.

“oh ia terus gimana tuh anak?” bang benny mencoba membahas yang lain.
“uhm, lumayan, luka bakar aja di pungungnya” hela nafasnya.
“lo hutang nyawa sama dia dong?” tanya bang benny sambil memberikan minuman.

“udah ngak, hutang nyawanya lunas” jawabnya pelan sambil membuka minumannya.

“kok bisa?”
“orang itu yang gue bantuin dari kebarakan juga pas 10 tahun lalu, dan akhirnya gue jatuh ke sungai” ucapnya menenggak minumannya.
“polisi itu? “ angguknya pelan.
“dia masih inget lo?” angguknya lagi.
“baguslah kalau gitu” ucapnya menyeringai lebar.

“maksud nya?”
“siapa tau dia bisa tuntun lo ke jalan yang benar, dan gak bakal jomblo sampai tua” lanjutnya menjitak kembali kepalanya.
“ihh apa sih bang, ahhh. Dah gue mau beres-beres”

“udah gue beresin, sini dulu aja santai, udah lama gak ngomong santai tanpa masalah” ucap bang benny sambil menepuk kursi isyarat agar shanty duduk kembali.

“iah dehh"
“masih ada kali bang, masalah sama big boss, tunggu waktu aja”
“maksudnya?”
“nihhh, masih gue simpen” ucapnya menunjukan kembali bungkusan hitam yang berisi berlian.

“gila lo, kenapa lo simpen, wahh kita hampir mati gara-gara tuh berlian!!” ucapnya dengan wajah meninggi.
“rejeki kali bang ahaha, lagian mereka bakal kira tuh berlian udah ancur “

“ya kalau kgak?”
“ihh tenang aja kali bang, gue juga bakal kasih ini berlian ke tuh orang, biar si big boss ketangkep”

“lo yakin mau serahin?” anggukan pasti dari shanty.
“oh ia ngomong-ngomong si botak kabarnya gimana?”
“entahlah gue denger dia di bawa ke kantor polisi buat bertanggung jawab atas kejadian itu.”

“gue harap mereka gak bakal ganggu kita lagi” angguk pelan shanty menarik nafasnya dalam-dalam. Senyum shanty lebar mendengar big boss sudah tak kebal hukum. shanty merebahkan kepalanya Di bahu bang benny.

***

Gilang terlihat sedang merapihkan pakaiannya, karena ia meminta hari ini pulang walau dokter menyarankan agar ia di rawat 3 hari,

“udah siap?” tanya papanya, gilang mengangguk pelan,
“gimana pa soal si pemilik club itu?”

“itu, mereka kena sanksi atas kelalaian yang mengakibatkan orang lain celaka”
“soal berlian?” papa hanya geleng-geleng kepala.
“gak ada bukti berlian, jadi gak bisa tangkap mereka” gilang hanya menghela nafas.

“mungkin berlian itu udah hancur”
“oh ia tomy udah antar cewek itu ke rumahnya, pacar kamu yah?” Tanya papanya spontan

“apa sih papa, kan udah gilang bilang dia yang selamatin gilang, “ wajahnya sedikit malu saat papanya membicarakan shanty.
“ya gpp kalau pacar kamu, kenalin ke mama papa, papa udah liat latar belakangnya dari tommy “ tawanya mengejek gilang.
“haaa?? “ papanya hanya tersenyum pelan.

“nih kunci mobilnya, tepatin janji kamu ke dia, “ gilang hanya tersenyum, papa membuka kesempatan secara langsung kepada shanty, dan tersenyum sendiri karena tommy menceritakan semuanya kepada papanya.


Gilang langsung menuju rumah shanty, perasaannya kini campur aduk antara senang dan gugup, ia pun kembali bercermin sambil merapihkan rambutnya. Dengan pasti gilang keluar mobil melangkah ke warung bang benny yang sedikit terbuka.

“banggg” ucap gilang menyapa,
“lohh ngapain lo kesini? Bukannya di lo di rawat?” tanyanya terkejut.
“luka kecil kok bang, gpp, abang sendiri ?”

“baik aja, oh ia Mau ketemu tuh anak? “tanya bang benny tanpa tanda titik.
“ia mau ketemu shanty, ada tuh anak?” jawab gilang sekenanya.

“ada, tuh di kamarnya, masuk aja” ucap bang benny dengan santai.
“oke makasih bang,” gilang pun bersemangat langsung ke kamarnya, bang benny hanya tersenyum kecil, melihat tinggkah gilang yang menunjukan kalau ia memang menyukai shanty.

“aahhhhh” jeritt shanty saat pintu kamarnya terbuka
“sorryyy gue gak sengaja” ucapnya gilang tak sengaja melihat shnaty yang baru selesai mandi dan shanty menendang kencang pintunya.

“bukkk” hidungnya langsung terkena pintu yang tertutup.

“ahh Awhhhh” Gumamnya memegang hidungnya yang ternyata berdarah terkena pintu.

“krekkkk” suara pintu kamarnya terbuka setelah cukup lama, shanty pun melangkah keluar perlahan.

“ngapain lo kesini?”
“terus idung lo kenapa?” tanyanya melihat hidungnya di sumpal tissue.

“gak kok, mimisan liat body lo” celetuk gilang tertawa. Shanty hanya terdiam Dengan ucapan gilang.

“Maksudnya gue mau balik, gue kesini mau tepatin janji gue ke lo” Ucapnya tanpa basa basi karena melihat ekpresi dr shanty

“apa?” Tanya dengan nada yang jutek.
“gue udah janji bakal keluarin lo dari kota ini kan? Dan sekarang gue mau ajak lo dan abang lo “ ucap gilang dengan wajah yang serius kali ini. Shanty kembali terdiam sejenak.

“gue udah bilang kea bang lo, dan semua ada di lo, mau ikut gue apa ngak?”
“ke kota mana?”
“tempat gue tinggal, “ jawabanya.
“dah sana siap-siap, gue tunggu di warung,”

“oh ia, pakaian lo yang lo bawa ke apartement gue udah di bagasi mobil, tommy yang udah rapihin” ucapnya langsung melangkah keluar.

Dari kejahuan shanty melangkah sambil membawa tas kecil kesayangannya, Mau tak mau shanty pun akhirnya mau. “lo ikut?” Tanya bang benny. Shanty menangguk pelan.

“ayoo, keburu kemalaman nanti” gilang dengan semangat langsung menuju mobil, dan langsung membuka kan pintu Depan mobil. Tetapi Shanty membuka pintu belakang dan langsung masuk, tak lama bang benny langsung duduk di kursi depan.

Gilang melirik dari spion tengah, melihat shanty yang duduk terdiam sambil memejamkan matanya, Senyumnya senang masih bisa melihat shanty. mobil pun mengarah ke tempat tinggal gilang.

To be continue.. .

Note, masih belum bisa bikin indeks hu.. Hehe update seadanya dr hp.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd