Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

3 some

st4rs

Adik Semprot
Daftar
27 Jan 2011
Post
133
Like diterima
218
Bimabet
Sebulan setelah meeting di Sukabumi, kepala cabang Sukabumi, dinas ke Jakarta.
Ketika aku mau pulang karena jam kerja telah usai, dia mengajakku ngobrol. Kantor
sudah sepi karena memang sudah lewat waktu karyawan pulang. “Sin, kamu nginep
aja malem ini sama aku, katanya suami lagi gak dirumah”, katanya to the point. "Aku
denger, meeting yang lalu kamu dateng sama laki2 ya, dua orang lagi”, Lanjutnya.
“Kok bapak tau sih”, jawabku. “Ya, aku kan punya mata dan telinga dimana2, jadi
taulah kalo kamu dibawa lelaki itu nginep, mau ya nginep sama aku”, rayunya.
“Nginep sama bapak, emangnya kita mau ngapain”, kataku pura2 tidak tau
maksudnya. “Kamu pake pura2 gak tau lagi, kalo nginep sama kamu ya ngapain lagi
kalo gak ngen tot. Aku napsu liat kamu, aku pengen ngen tot sama kamu, mau ya”,
katanya, maksa lagi.”Emangnya bapak mau bawa sintia nginep dimana, baik2
ketauan yang lain lo pak, kan mata dan telinga juga ada dimana2?, kataku menirukan
perkataannya. “Beres lah soal itu, aku ada tempat yang cukup tersembunyi, aman
dari mata dan telinga yang lain, kamu mau ya”, jawabnya mencoba meyakinkan aku.
Aku akhirnya menggangguk saja. “Tapi sintia gak bawa baju ganti pak”, kataku lagi.
“Kita beli pakaian ganti deh, sebenarnya untuk malem ini kan kamu gak perlu
pakaian yang”, jawabnya sambil tersenyum. Dia mengajak aku ke toko untuk
membeli pakaian. Aku membeli beberapa potong pakaian, termasuk daleman yang
merangsang. Kemudian kita pergi makan malam, dari situ baru meluncur ke hotel
yang dia maksud. Hotelnya memang tidak nampak seperti hotel dari luar. “Ini motel
ya pak, bapak kok tau sih tempat kaya beginian, sering kesini ya pak”, tanyaku.
“Bukan yang, hotel tapi lokasinya tersembunyi dari keramaian, suka juga sih
keyangi, kalo pengen ngen tot ama abg”, jawabnya. Dia langsung masuk ke garasi
dan petugas segera menutup rolling door garayangya. “Aku sudah book satu kamar
yang untuk kita malem ini”, katanya sambil keluar dari mobil. Aku mengikutinya
sambil membawa tas yang berisi pakaian.
Di kamar, aku dirangkulnya. Sebuah ciuman mendarat dipipiku. Aku berdebaran.
DIa menggandengku dan duduk di sofa empuk yang ada di kamar. Kamar hotelnya
cukup besar, berisi satu tempat tidur besar dan seperangkat sofa, selain meja rias.
Dia mengambil minuman kaleng yang dibawanya, dibukanya dan diberikan
kepadaku. "Ayo minum, santai saja, mau mandi dulu enggak, kan tadi panas diluar",
katanya sambil menepuk2 pahaku. Sambil tersenyum-senyum dia berlalu ke kamar
mandi. Aku heran juga kenapa dia tidak mengajakku mandi bersama, tapi aku diam
saja. Gak lama kemudian, dia keluar dari kamar mandi hanya dengan bersarungkan
handuk dipinggangnya. "Gantian deh mandi biar segar". Di kamar mandi, di bawah
shower, aku mengelus2 to ketku dengan busa sabun, demikian pula dengan
jembut dan no nokku, sehingga napsuku menjadi ber kobar2. Selesai mandi aku
memakai dalemanku yang seksi, bra dan CD mini yang tipis model bikini, sehingga
bra hanya ditalikan di belakang leher dan punggungku, sedang CD mininya ditalikan
di kiri dan kanannya. Karena branya tipis, otomatis pentilku yang sudah mengeras
menonjol sekali, demikian juga jembutku yang lebat sangat berbayang dengan CD
tipis itu. Karena bentuknya yang mini, jembutku menyembul di bagian atas, kiri dan
kanan CD ku. Dia yang sedang duduk di sofa membelalakkan matanya ketika
melihat aku keluar dari kamar mandi hanya berbalut bikini tipis dan seksi itu. "Lama
sekali sih mandinya, pasti deh ngelus2 diri sendiri, ya. Kamu cantik sekali Sin, seksi
sekali" katanya. Aku duduk disebelahnya dan menjawab "Habis bapak sih mandinya
gak ngajak2, sehingga terpaksa sintia ngelus2 sendiri. Bapak suka kan ngeliat sintia
pakai bikini seperti ini". "Suka banget, kamu napsuin deh". "Udah nga ceng dong
pak". Aku yakin melihat pemandangan yang menggairahkan ini pasti mengungkit
nafsu nya. kon tolnya terlihat mulai bergerak-gerak dibalik handuk yang disarungkan
dipinggangnya."sintia tahu, pasti bapak suka, tak usah khawatir, kan malam ini
sepenuhnya milik kita." Ia lalu mencium pipiku. Nafasnya menderu-deru. Dalam
hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan. Aku direngkuh dengan ketat ke
dalam pelukannya. Tangannya mulai bergerilya me remas2 to ketku. Pentilku yang
sudah mengeras dipelintir2 nya dari balik bra tipisku, Ini membuat rangsangan yang
lebih hebat lagi buat aku. Aku menggeliat-geliat sambil mulutku terus menyambut
permainan bibir dan lidahnya. Lidahnya menerobos mulutku dan bergulat dengan
lidahku.
Tanganku pun aktif menerobos handuk yang dikenakannya dan meremas2 kon
tolnya yang sudah mulai nga ceng itu. Membalas gerakanku itu, tangan kanannya
mulai merayapi pahaku yang mulus. Dia menikmati kehalusan kulitku itu. Semakin
mendekati pangkal pahaku, aku membuka pahaku lebih lebar, biar tangannya lebih
leluasa bergerak. Peralahan-lahan tangannya menyentuh gundukan no nokku yang
masih tertutup CD bikini tipis. Jarinya menelikung ke balik CDku dan menyentuh
bibir no nokku dan menggosok2 itilku. Aku mengaduh tetapi segera dibungkam
oleh permainan lidahnya. Badanku mulai menggeletar menahan nafsu yang semakin
meningkat. Tanganku terus menggenggam kon tol yang besar dan panjang itu.
Ukurannya ketika nga ceng mungkin sekitar 18 cm dengan diameter sekitar 5 cm.
kon tol inilah yang membuat aku menjadi ketagihan. "Pak, besar banget sih kon
tolnya, dipakai in obat apa sih sampai besar begini", kataku sambil mengocok
lembut kon tolnya. "Kamu sukakan sama kon tolku", bukan menjawab dia malah
balik bertanya. "Suka banget pak, kalau sudah masuk semua pasti no nok sintia
sesak deh kemasukan kon tol bapak, apalagi kalau udah bapak enjot, gesekan kon
tol bapak ke no nok sintia pasti terasa banget. sintia udah gak sabar nih pak, udah
pengen ngerasain kon tol bapak nggesek no nok sintia". jawabku penuh napsu.
Kocokan lembut jari-jariku itu membuat kon tolnya semakin nga ceng mengeras.
Dia mengerang-ngerang nikmat. Ia mulai menjilati dagu dan leherku dan sejalan
dengan itu bibir mungilku itu menyentuh pentil nya. Lidahku bergerak lincah
menjilatinya. Dia merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tanganku makin cepat
mengocok kon tolnya yang semakin berdenyut-denyut nga ceng. "Ayo ke
ranjang", bisiknya, "Kita tuntaskan permainan kita." Aku bangkit berdiri, Dia
memelukku. Diangkatnya tubuhku dan lidahnya yang terus menerabas leherku
membuat nafasku terengah-engah nikmat. to ketku lembut menempel lekat di
dadanya. Aku direbahkan di tempat tidur yang lebar dan empuk, Dia menarik
pengikat bra dan CD ku. Aku biarkan dia melakukan semuanya sambil ber desah2
menahan napsuku yang makin menggila.

Setelah tak ada selembar benangpun yang menempel di tubuhku, ia mundur dan
memandangi tubuhku yang telentang bertelanjang bulat, bersih dan wangi sabun
karena habis mandi. Ia memandangi rambutku yang kepirangan tergerai sampai
kepundak, to ketku yang padat dengan pentil yang sudah mengeras, perutku yang
rata dengan lekukan pusernya, pahaku yang mulus dengan pinggul yang bundar
digantungi oleh dua bongkah pantat yang bulat padat dan di sela paha itu terlihat
gundukan hitam lebat jembutku. "Ngapain pak hanya dilihatin saja," protesku. "Aku
kagum akan keindahan tubuhmu", jawabnya. "Semuanya ini milik bapak malam ini",
kataku sambil merentangkan tanganku. Dia mendekatiku dan duduk dipinggir tempat
tidur. Aku dipeluknya dengan erat. "Pak, sintia mau menjilati bapak, gantian ya",
kataku. Dia berbaring, kemudian mulutku mulai menjelajahi seluruh dada termasuk
pentilnya dan perutnya, terus menurun ke bawah mendekati pusar dan pangkal
pahanya. Dengan lincah aku lepaskan belitan handuk dipinggangnya. kon tolnya
yang sudah tegang itu mencuat keluar dan berdiri tegak. Dengan mulut kutangkap
kepala kon tolnya itu. Lidahku dengan lincah memutar- mutar kon tolnya dalam
mulutku. Dia mengerang-ngerang nikmat menahan semua sensasi itu.
Puas mempermainkan kon tolnya aku merebahkan diri di sampingnya. Dia mulai
beraksi. Disergapnya to ket kananku sembari tangan kanannya meremas-remas to
ket kiriku. Bibirnya mengulum pentil to ketku yang mengeras itu. to ketku juga
mengeras diiringi deburan jantungku. Puas to ket kanan mulutnya beralih ke to ket
kiri. Lalu perlahan tetapi pasti dia turun ke perutku. Aku menggelinjang-linjang
menahan desakan birahi yang semakin menggila. Dia menjilati perutku yang rata
dan dijulurkannya lidahnya ke dalam pusarku. "Auu.." aku mengerang, "Oh.. Oh..
Oh.." jeritku semakin keras. Mulutnya semakin mendekati pangkal pahaku. Perlahan
-lahan pahaku membuka dengan sendirinya, menampakkan no nok ku yang telah
merekah dan basah. Jembut yang hitam lebat melingkupi no nok yang kemerah-
merahan itu. Dia mendekatkan mulutnya ke no nokku dan dengan perlahan lidahnya
menyuruk ke dalam no nokku yang telah basah membanjir itu. Aku menjerit dan
spontan duduk sambil menekan kepalanya sehingga lidahnya lebih dalam
terbenam. Tubuhku menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Pantatku
menggeletar hebat sedang pahaku semakin lebar membuka. "Aaa.. Auu.. Ooo..",
jeritku keras. Dia terus mempermainkan itilku dengan lidahnya. Aku menghentakkan
pantatku ke atas dan memegang kepalanya erat-erat. Aku melolong keras. Pada
saat itu kurasakan banjir cairan no nok ku. Aku sudah nyampe yang pertama.
Dia berhenti sejenak membiarkan aku menikmatinya. Sesudah itu mulailah dia
menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhku. Kembali erangan suaraku
terdengar tanda napsuku mulai menaik lagi. Tanganku menjulur mencari-cari batang
kon tolnya. kon tolnya telah nga ceng sekeras beton. Aku meremasnya. Dia
menjerit kecil, karena nafsunya pun sudah diubun-ubun butuh penyelesaian. Aku
didorongnya sehingga rebah ke kasur empuk. Perlahan-lahan dia naik ke atasku.
Aku membuka pahaku lebar-lebar siap menerima masuknya kon tolnya. Kepalaku
bergerak-gerak, mulutku terus menggumam. Mataku terpejam menunggu. Dia
menurunkan pantatnya. kon tolnya berkilat-kilat dengan kepalanya yang memerah
siap menjalankan tugasnya. Dia mengusap-usapkan kon tolnya di bibir no nokku.
Aku semakin menggelinjang. "Cepat pak. sintia sudah nggak tahan!" jeritku. Dia
menurunkan pantatnya perlahan-lahan. Dan.. BLESS! kon tolnya menerobos no
nokku diiringi jeritanku. Aku tidak perduli apakah tamu disebelah kamar mendengar
jeritanku atau tidak. Dia berhenti sebentar membiarkan aku menikmatinya. Lalu
ditekannya lagi dengan keras sehingga kon tolnya yang panjang dan besar itu
menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam liang no nokku. Aku
menghentak-hentakkan pantatku ke atas agar kon tolnya masuk lebih dalam lagi.
Aku terdiam sejenak merasakan sensasi yang luar biasa ini. Lalu perlahan-lahan dia
mulai mengenjotkan kon tolnya. Pantatku kuputar-putar untuk memperbesar rasa
nikmat. to ketku tergoncang-goncang seirama dengan genjotannya di no nok ku.
Mataku terpejam dan bibirku terbuka, berdesis-desis menahankan rasa nikmat.
Desisan itu berubah menjadi erangan dan kemudian akhirnya menjadi jeritan. Dia
membungkam jeritanku dengan mulutnya. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara di
bawah sana kon tolnya leluasa bertarung dengan no nokku. "OH..", erangku, "Lebih
keras pak, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!" Tanganku melingkar
merangkulnya ketat. Kuku-kukuku membenam di punggungnya. Pahaku semakin
lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir no nokku seirama dengan
enjotan kon tolnya. "Aku mau ngecret, Sin", bisiknya di sela-sela nafasku
memburu. "sintia juga pak", sahutku, "Di dalam aja pak ngecretnya. sintia ingin
bapak ngecret di dalam." Dia mempercepat enjotan kon tolnya. Keringatnya
mengalir dan menyatu dengan keringatku. Bibirnya ditekan ke bibirku. Kedua
tangannya mencengkam kedua to ketku. Diiringi geraman keras dia
menghentakkan pantatnya dan kon tolnya terbenam sedalam-dalamnya. Pejunya
memancar deras. Aku pun melolong panjang dan menghentakkan pantatku ke atas
menerima kon tolnya sedalam-dalamnya. Kedua pahaku naik dan membelit
pantatnya. Aku pun mencapai puncaknya. kon tolnya berdenyut- denyut
memuntahkan pejunya ke dalam no nokku.

Sekitar sepuluh menit kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan itu.
Lalu perlahan- lahan Dia mengangkat tubuhnya. Dia memandangi wajahku yang
berbinar karena napsu yang telah terpuaskan. Ia tersenyum dan membelai wajahku.
"Bapak hebat sekali", kataku". "Kamu juga luar biasa Sin", sahutnya, "Aku sungguh
puas karena kamu binal banget, itu yang membuat napsuku juga berkobar2. Kamu
tidak menyesal kan yang ngen tot denganku?" "Tidak", kataku, "sintia malah
pengen dipuasin lagi." "Jangan kawatir, stok pejuku masih banyak" jawabnya. Dia
mencabut kon tolku dan rebah di sampingku. Kami beralih ke kamar mandi. Dia
memandikanku di shower. Kedua tangannya menyabuniku seluruh tubuhku, to ket,
puser, jembut dan no nokku menjadi sasaran elusan tangannya yang dipenuhi busa
sabun. Gesekan, rabaan dan remasan tangannya akhirnya merangsang napsu ku
kembali. Aku heran juga, mengapa napsuku cepat sekali naik, padahal dia baru
selesai mengen toti ku. "Pak, sintia sudah napsu lagi, pengen ngerasain kon tol
bapak keluar masuk di no nok sintia lagi", kataku sambil meremas2 kon tolnya
yang juga mulai mengeras. "Iya, sambil ngeremas2 to ketmu, aku juga napsu, main
lagi yuk, tapi di kamar mandi ya"., jawabnya.

Dia duduk di atas closet dengan kon tolnya yang sudah nga ceng mengacung
tegak ke atas. Aku mengangkangkan pahaku dan mendekatinya dari depan, siap-
siap untuk dien tot. Aku sudah duduk merapat di pahanya. kon tolnya yang sudah
nga ceng tanpa halangan langsung menerobos no nok ku, bersarang sedalam-
dalamnya. Aku disuruhnya segera menggoyang pantatku. Terasa nikmat sekali.
Kedua to ketku diremas2nya dengan penuh. Dia juga mengenjotkan kon tolnya
kedepan kebelakang, walaupun dalam gerakan yang terbatas, tapi ini membuat aku
mengerang keras dan sudah terasa mau nyampe lagi. Hebat benar dia merangsang
napsuku, baru sebentar goyang sudah mau nyampe saking nikmatnya. Aku menjadi
semakin liar dalam menggoyang pantatku. Aku sudah makin terangsang sehingga
akhirnya badanku mengejang-ngejang diiringi erangan kenikmatan. "Auu.. pak!" jerit
ku. Untuk beberapa saat kami terdiam. Ia memelukku erat-erat. "yang, aku belum
ngecret kok kamu udah nyampe", katanya. "Habis, nikmat banget sih rasanya kon
tol bapak nyodok2 no nok sintia", jawabku terengah. "Kita terusin ya", aku hanya
mengangguk lemas.
Dia mengajakku berdiri dan menyuruhku membungkuk di wastafel dan membuka
pahaku lebar2. Dia mendekat dari belakang. Tangannya menyapu lembut pantatku
yang mulus tapi padat. Aku menggigit bibirku dan menahan napas, tak sabar
menanti masuknya kon tolnya yang masih keras. Tangannya melingkari kedua
pahaku lalu diarahkannya kon tolnya ke no nok ku. Perlahan-lahan kepala kon
tolnya yang melebar dan berwarna merah mengkilap itu menerobos no nokku. Aku
mendongak dan mendesis kenikmatan. Sejenak Dia berhenti dan membiarkan aku
menikmatinya, lalu mendadak dihentakkan pantatnya keras ke depan. Sehingga
terbenamlah seluruh kon tol nya di no nok ku. "Aacchh..!!", aku mengerang keras.
Rambutku dijambaknya sehingga wajahku mendongak ke atas. Sambil terus
menggenjot no nok ku, tangannya meremas2 kedua to ketku yang berguncang2
karena enjotannya yang keras, seirama dengan keluar masuknya kon tolnya di no
nokku. Terdengar bunyi kecipak cairan no nokku, aku pun terus mendesah dan
melenguh. Mendengar itu semua, Dia semakin bernafsu. Enjotan kon tolnya
dipercepat, sehingga erangan dan lenguhan ku makin menjadi2. "Oohh..! Lebih
keras pak. Ayo, cepat. Cepat. Lebih keras lagii!" Keringatnya deras menetesi
punggung dan dadaku. Wajahku pun telah basah oleh keringat. Rambut ku semakin
keras disentak. Kepalaku semakin mendongak. Dan akhirnya dengan satu sentakan
keras, dia membenamkan kon tolnya sedalam-dalamnya. Aku menjerit karena
kembali nyampe untuk yang kedua kalinya. Kedua tangannya terus meremas2 to
ketku dengan penuh nafsu. Ia pun makin keras menghentakkan kon tolnya keluar
masuk no nokku sampai akhirnya pejunya menyemprot dengan derasnya di dalam
no nokku. Rasanya tak ada habis-habisnya. Dengan lemas aku rebah di wastafel
dan dia menelungkup di atas punggungku.
Beberapa saat kami diam di tempat dengan kon tolnya yang masih menancap di no
nokku. Kemudian Dia membimbingku ke shower, menyalakan air hangat dan kami
berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat. Akhirnya terasa juga perut lapar yang
sudah minta diisi.Kembali lagi enersiku terkuras ngelayani si bapak. Dia keluar lebih
dulu, terdengar dia menelpon room service untuk memesan makan malem dan
minumannya. Kemudian dia kembali ke kamar mandi dan memelukku yang masih
berada dibawah shower air hangat. "Sin, nikmat sekali ngen tot dengan kamu",
katanya. "iya pak, sintia juga nikmat sekali, masih ada ronde ketiga kan pak?"
harapku. "Pasti dong", jawabnya sambil tersenyum. Terdengar bel pintu, Dia
menyarungkan handuk di pinggangnya dan keluar kamar mandi, ternyata room
service. Setelah itu dia kembali ke kamar mandi, shower dimatikan dan badanku
dikeringkannya dengan handuk. "Sin, kamu masih punya daleman yang lain?"
tanyanya. "Ada pak", jawabku. Aku pun keluar dari kamar mandi bersama dengan
dia, terbungkus handuk. Aku mengambil dalemanku yang kedua dan kembali ke
kamar mandi. Kali ini aku memakai bra tipis model bertali dan g string mini yang juga
bertali, keduanya tipis sehingga sangat terbayang bagian2 tubuhku yang ditutupinya.
Karena g string ku lebih minim daripada CD sebelumnya, praktis jembutku yang
lebat itu berhamburan ke mana2. Aku keluar dari kamar mandi dan duduk di sofa
disebelah Dia. Dari jendela kamar terlihat lampu2 sudah menyala karena memang
tidak terasa sudah gelap di luar sana. Matanya ber binar2 memandangi aku dengan
CD yang lebih minim lagi. Kelihatan sekali dia berusaha menahan napsunya karena
perut sudah keroncongan. Kami makan malam sambil berpelukan. Nyaman rasanya
dalam keadaan yang hampir telanjang dipeluk olehnya. Aku menyandar di dadanya
yang bidang. "Pak, sintia bahagia sekali dengan bapak, mau rasanya sintia tiap
malem dien tot sampai lemas", sambil mengelus2 pentil nya. Dia mengangkat
daguku dan mencium bibirku dengan mesra sekali. Selesai makan, kembali kamu
berpelukan di tempat tidur walaupun seprei sudah kucel akibat pertempuran seru
tadi siang, toh sebentar lagi kami akan membuat seprei itu lebih kucel lagi.
Aku tidur dipelukannya, rambutku yang basah di elus2nya. Karena kenyang, lemas
dan nyaman, aku sampai tertidur dipelukannya. Aku tidur dipelukannya, rambutku yang basah di elus2nya. Karena kenyang, lemas
dan nyaman, aku sampai tertidur dipelukannya. Tidak tahu berapa lama aku tertidur,
tahu aku terbangun karena keningku diciumnya dengan lembut. "Kamu tidur pules
sekali, gimana masih mau lagi tidak?" tanyanya sambil tersenyum. Aku menggeliat,
terbangun dan menuju ke kamar mandi karena ingin kencing. Selesainya aku
kembali ke pelukan dia. Handphone nya berbunyi, dia bangun dan mengambil hp
nya. Terus dia duduk disebelahku di tempat tidur, sambil tersenyum dia bertanya
"Sin, mau main bertiga enggak?" "Pak, ngen tot sama bapak saja sintia udah lemas
begini, apalagi kalo dien tot sama 2 cowok", jawabku. "Bukan 2 cowok yang, tapi 2
cewek' gimana, tadi ada cewek yang kirim sms nanyain kenapa kok aku belum
jemput dia. Memang sih aku ngebook dia untuk malem ini kawatir kamu gak bisa
nemenin aku. Ayu namanya" jawabnya menerangkan. Walaupun aku cemburu lagi
mendengarnya, sepertinya dia akan melaksanakan niatnya "Ya terserah bapak aja
deh". "Ya udah, sekarang kamu tidur2an aja lagi, aku mau jemput Ayu, enggak jauh
kok tempatnya dari hotel", katanya sambil keluar kamar. Karena masih lemas aku
tertidur lagi sampai terdengar ketukan dipintu. Aku bangun dan membukakan pintu.
Dia masuk dengan cewek abg yang dibawanya. Aku diperkenalkan dengan Ayu,
Ayu terbelalak melihat aku yang hanya mengenakan bra dan g string mini yang tipis,
dan membuka jaketnya. Ayu hanya pakai tanktop ketat dan celana pendek yang
mini. to ketnya besar, kayanya lebih besar dari to ketku. Bulu tangannya panjang2
dan kelihatan ada kumis tipis diatas bibirnya. Pantas dia napsu sekali ingin mengen
toti Ayu. Dia memang biasa ngen tot dengan oom oom, katanya setiap weekend
dia selalu ngen tot dengan oom oom. "Sori ya mbak, Ayu enggak tahu sih kalau si
oom sudah janjian dengan mbak", katanya. "Gak apa2 kok YU, kan si oom yang
menentukan dia mau sama siapa", jawabku. dia memperkenalkan aku sebagai
Yayang, dia tidak mau menyebutkan namaku yang sebenarnya.
dia keluar dari kamar mandi hanya dengan balutan handuk, rupanya dia sudah tidak
sabar lagi untuk segera ngen tot dengan Ayu. Ayu segera duduk disebelahnya di
sofa. Dia merangkul Ayu dan mencium bibirnya. Tangannya mulai mengelus to ket
Ayu yang montok itu, desah nafas nikmat terdengar dari mulut Ayu. Ayu pun tidak
tinggal diam, tangannya menerobos handuk dan menggenggam kon tolnya yang
sudah nga ceng sekeras tank baja. "Besar banget kon tolnya oom", kata Ayu.
"Memangnya kamu enggak pernah ngelihat kon tol segede ini YU", katanya sambil
meringis2 kenikmatan karena Ayu mulai meremas2 kon tolnya. "Ngelihat yang gede
sih sering oom, tapi yang segede ini sih Ayu belum pernah lihat. no nok Ayu sudah
empot2an ngelihat kon tol oom segede ini, udah pengen dienjot oom", kata Ayu
yang juga sudah mulai napsu. Dia makin getol meremas2 to ket Ayu dari luar
tanktopnya. Kayanya dia mau Ayu yang aktif lebih dahulu. Ayu segera melepas lilitan
handuk dia sehingga kon tolnya yang besar panjang itu langsung tegak menantang.
Mulut Ayu langsung menyergapnya, kon tolnya yang sudah tegang itu langsung
diemutnya. Cukup lama Ayu mengemut kon tolnya, sampai akhirnya dia sudah tidak
dapat menahan napsunya lagi. Segera tanktop Ayu dan celana pendeknya dilepas,
kemudian menyusul bra dan CDnya sehingga Ayu sudah bertelanjang bulat. to ket
Ayu besar dan kencang, dihiasi dengan sepasang pentil hitam yang besar juga,
mungkin karena sering dihisap oom oom yang mengen totinya. Jembutnya lebih
lebat dari jembutku, mengitari no noknya, sehingga no noknya tertutup oleh
lebatnya jembut hitam itu. Dia menarik Ayu ke tempat tidur, aku memberi tempat
untuk mereka. Kulihat dia berbaring merapat ke Ayu. Kakinya diangkat dan digesek
-gesekkan diatas paha Ayu, sementara tangannya kembali meremas to ket Ayu
yang pentilnya sudah menonjol keras. Perlahan dia turun menciumi leher Ayu dan
memutar-mutarkan lidahnya di pentil to ketnya, sementara tangannya menjelajah ke
pangkal paha Ayu, menyibak jembutnya yang hitam lebat. Dia mengusap bibir no
nok Ayu sehingga Ayu menggelinjangkan pinggulnya. Kuperhatikan Ayu
memejamkan matanya menikmati sentuhan dan rangsangannya sambil meremas2
perlahan kon tolnya. Dia memainkan ujung jarinya menyapu bibir no nok Ayu yang
sudah membasah. Pentil Ayu terus dijilatinya bersamaan dengan menggosok
perlahan perlahan itil Ayu dengan ujung jari telunjuknya. Serta merta Ayu
menggoyangkan pantat dan pinggulnya, menggeleparkan dan membuka lebar
pahanya dan membusungkan dadanya, sementara tangannya menggenggam erat
kon tolnya yang mengeras dan berdenyut-denyut. "Uuff oom, diapakan tubuhku ini,"
Ayu mengerang menahan kenikmatan. Tubuhnya menggelinjang keras sekali, paha
Ayu bergetar hebat dan kadang menjepit tangannya dengan erat saat jarinya masih
menyentuh itil Ayu. kon tolnya terus dicengkeram Ayu dengan keras. Dia juga terus
meremas perlahan to ket Ayu yang tambah mengeras dan membusung itu dengan
tangan kirinya, sementara tangan kanannya terjepit diantara kedua paha Ayu. Ayu
terus meremas kon tolnya, tangan satunya memeluk dia erat sementara paha dan
kakinya menggelepar keras sekali hingga sprei putih itu berserakan tak karuan, Ayu
sudah nyampe sebelum dien tot. Memang dia luar biasa kalau merangsang cewek.
Tanpa berhenti itil Ayu terus dimainkan pelan. Aku yang menonton adegan itu
menjadi sangat terangsang sehingga no nokku juga sudah kuyup, tetapi giliranku
belum tiba sehingga aku harus bersabar sambil menonton adegan super hot itu.
Pentil Ayu terlihat menonjol keras kecoklatan, mungkin Ayu sudah terangsang
kembali. Pahanya telah dibuka lebar-lebar. no nok nya basah, demikian pula
jembut hitam lebat di seputarnya. Dia segera menaiki Ayu, kon tolnya yang sudah
menegang diarahkan ke no nok Ayu. Ujung kon tolnya menguak perlahan-lahan
bibir no nok Ayu. Ayu mendesah nikmat ketika dia perlahan-lahan menyuruk masuk.
kon tol yang besar itu menerobos no nok Ayu yang telah basah berlendir. Ketika
separuh kon tolnya telah menerobos no nok Ayu, dia berhenti sejenak dan
membiarkan Ayu menikmatinya. Kulihat ekspresi wajah Ayu yang menggelinjang
kenikmatan. Tangannya meremas-remas kain seprei. Dari mulutnya keluar desah-
desah nikmat. Setelah aku menikmati ekspresi penuh kenikmatan wajah Ayu di saat
itulah pantat dia kucium. Dia terkejut karena geli. Reakyangya tak terduga. Dia
menyodokkan kon tolnya dengan keras ke arah Ayu. kon tolnya yang besar dan
panjang itu langsung menerobos no nok Ayu sehingga tertanam sepenuhnya. Ayu
tersentak dan membelalakkan matanya sambil mengerang hebat. "Aaoohh oom",
erang Ayu penuh kenikmatan. Ayu menhentak2kan pantatnya ke atas untuk
menerima kon tolnya sepenuhnya. Pahanya yang membelit pinggang dia. Setelah
berhenti sejenak dan memberi kesempatan kepada Ayu untuk menikmati sensasi
ini, dia mulai bergerak. kon tolnya dienjotkan maju mundur. Mula-mula perlahan-
lahan, lalu bergerak makin cepat. Tubuh Ayu bergetar-getar seirama dengan
enjotan kon tolnya. Mulut Ayu terbuka dan mendesis-desis. Dia segera melumat
bibir Ayu dan Ayu membalasnya. Tubuhnya mulai berkeringat, menetes dan
menyatu dengan keringat Ayu. Ayu membuka pahanya lebar-lebar sehingga dia
dapat leluasa menggenjot no nok Ayu. Terdengar kecipak bunyi cairan no nok Ayu
karena sodokan kon tolnya. "Aku mau nyampe oom" erang Ayu. "Ayo, oom.. Lebih
keras! Auu!!" Dia mempercepat gerakannya dan dalam hitungan dua menit, Ayu
menjerit sekeras-kerasnya sambil menghentak-hentakkan pantatnya ke atas.
Tubuhnya menggeletar karena rasa nikmat yang luar biasa. Pahanya ketat
membelit pinggang dia dan tangannya memeluk dengan eratnya. Desah puas
terdengar dari mulutnya.
"Yayang masih menunggu Yu", katanya mengingatkan. Ayu mengangguk dan
melepaskan pelukannya. Dia mencabut kon tolnya yang masih tegak keras dan
berkilat-kilat karena dilumuri lendir no nok Ayu. Dari no nok Ayu kulihat aliran lendir
no noknya. Ayu tetap berbaring dengan paha terbuka dan mata tertutup. to ketnya
membusung ke atas, agak memerah karena remasan dan gigitan dia. dia menoleh
ke arahku "Sekarang giliranmu yang". dia melepaskan bra dan g string yang melekat
ditubuhku dengan cepat, dia sudah tidak sabar untuk segera mengen totiku. Dia
tahu bahwa aku sudah sangat bernapsu dari g stringku yang sudah basah itu.
Langsung dia menyuruh aku menungging, dia rupanya ingin melakukan lagi doggie
style seperti yang dilakukannya di kamar mandi beberapa saat yang lalu. "Ayo,pak,
aku udah nggak sabar, nih. Pengen cepat dienjot kon tol bapak yang gede itu."
"Siapa takut!" sahutnya. Karena aku sudah sangat terangsang, dia tidak menunggu
lama-lama. Langsung saja diarahkannya kon tolnya ke arah no nok ku. Jembutku
yang hitam lebat itu disibaknya tampaklah bibir no nokku yang berwarna merah
muda dan basah berlendir. Aku menurunkan kepalaku hingga bertumpu ke bantal.
Pantat kuiangkat. Aku meremas ujung-ujung bantal dengan nafasnya berdesah tak
teratur. Bulu-bulu halus tubuhku meremang, menantikan saat-saat sensasional
ketika kon tolnya akan menerobos no nokku. Dia makin merapat. Dia mengelus-
elus kedua belahan pantatku. Perlahan-lahan dia mempermainkan jembut lebat
disekitar no nokku yang sudah basah itu dan kemudian menggesek itilku. Aku
mengerang-erang menahan napsuku yang semakin menggila. Pantatku bergetar
menahan rangsangan tangannya. "Ayo, pak", erang ku. "Udah nggak tahan nih!" Dia
mengarahkan kon tolnya yang masih sangat keras itu ke arah no nok ku.
Diselipkannya kepala kon tolnya di antara bibir no nokku. Aku mendesah.
Kemudian perlahan tapi pasti dia mendorong kon tolnya ke depan. kon tolnya
menerobos no nok ku. Aku menjerit kecil sambil mendongakkan kepalaku ke atas.
Sejenak dia berhenti dan membiarkan aku menikmatinya. Ketika aku tengah
mengerang-erang dan menggelinjang-gelinjang, mendadak dia menyodokkan kon
tolnya ke depan dengan cepat dan keras sehingga kon tolnya meluncur ke dalam
no nokku. Aku tersentak dan menjerit keras. "Aduh pak, enak!" jerit ku. dia
mempercepat enjotan kon tolnya di no nokku. Semakin keras dan cepat
enjotannya, semakin keras erangan dan jeritanku. "Aa..h.!" jerit ku nyampe. Aku
terkapar di tempat tidur telungkup, sementara dia belum juga ngecret. Kemudian
aku ditelentangkan dan dia menaiki tubuhku, pahanya menempel erat dipahaku yang
mengangkang. Kepala kon tolnya ditempelkan Ke itilku. Sambil menciumi leher,
pundak dan belakang telingaku, kepala kon tolnya bergerak- gerak mengelilingi
bibir no nokku yang sudah basah. Aku merem melek menikmati kon tolnya di bibir
no nokku, akhirnya diselipkannya kon tolnya. "Aah"' jeritku keenakan. Aku merasa
kenikmatan yang luar biasa dan sedikit demi sedikit dimasukkannya kon tolnya. Aku
menggoyangkan pantatku sehingga kon tolnya hampir seluruhnya masuk. "Pak
enjot dong kon tolnya, rasanya nikmat sekali". Perlahan dia mulai mengenjot kon
tolnya keluar masuk no nokku. Aku menarik2 sprei tempat tidur saking enaknya,
sementara paha ku kangkangin lebar-lebar, hingga akhirnya kakiku melingkar di
pantatnya supaya kon tolnya masuk sedalam-dalam ke no nokku. Aku berteriak-
teriak dan merapatkan jepitan kakiku di pantatnya, sambil menarik kuat-kuat sprei
tempat tidur. Dia membenamkan kon tolnya seluruhnya di dalam no nokku. "Pak,
aku nyampe lagi.. Ahh.. Ahh.. Ahh," jeritku. Beberapa saat kemudian, dia membuka
sedikit jepitan kaki ku dipantatnya, paha ku dibukanya lebar2 dan akhirnya dengan
cepat di enjotnya kon tolnya keluar masuk no nokku. Nikmat sekali rasanya. setelah
delapan sampai sembilan enjotan kon tolnya di no nokku dan akhirnya kurasakan
ada sesuatu yang meledak dari dalam kon tolnya. Croot.. Croot.. Croot.. Croot..
"yang, Aku keluar", erangnya. Pejunya muncrat banyak sekali memenuhi no nokku.
Tanganku mencekal pahaku dan menarik erat-erat ke arah kon tolnya, sehingga kon
tolnya terbenam makin dalamnya di no nok ku. Aku bersimbah keringat,
keringatnya yang bercampur dengan keringatku sendiri. Aku mencengkam seprei
kuat-kuat, menahan rasa nikmat yang melanda sekujur tubuhnya. Dia membiarkan
kon tolnya tetap menancap di no nokku dan mendaratkan bibirnya di bibirku. Kami
berpagutan erat. "Oh! nikmatnya!" kataku. "Bapak luar biasa ya, udah ronde ketiga,
bisa bikin aku 2 kali nyampe, dan ngecretnya tetap banyak". Dia mencabut kon
tolnya dari no nok ku. Pejunya bercampur cairan no nok ku, menetes membasahi
pahaku. Kami bertiga rebah di tempat tidur. Dia ditengah diantara Ayu dan aku. Aku
mencium pipinya, kami hanya berbaring diam merasakan kenikmatan yang masih
membekas. Akhirnya aku kembali terlelap karena kelelahan.
Pagi harinya aku terbangun karena tempat tidur bergoyang dengan keras dan
terdengar erangan Ayu, rupanya dia sudah memulai aktivitas pagi dengan mengen
toti Ayu. Ayu yang telentang mengangkang menjerit keenakan "Aa..", jeritnya. kon
tolnya yang besar dan panjang itu menerobos ke luar masuk no nok Ayu. Ayu
menghentak-hentakkan pantatnya ke atas sehingga kon tolnya menyuruk lebih
dalam lagi. Dia berhenti dan membiarkan Ayu menikmatinya. Ayu terus mendesis-
desis dan mengerang-erang nikmat. Dia terus mengenjotkan kon tolnya keluar
masuk. Erangan Ayu semakin keras. to ketnya bergoncang-goncang seirama
dengan enjotannya. Ayu mencengkam kedua lengan dia sementara dia tetap saja
mengocok kon tolnya keluar masuk dengan cepat. "Cepat.. oom.." gumam Ayu,
"Ayu mau nyampe.." Dia lebih mempercepat tempo enjotannya. Tiba-tiba Ayu
menarik tubuhnya hingga dia rebah sepenuhnya di atas tubuh Ayu. "Aaahh..",
jeritnya. Tubuh Ayu bergetar hebat. Pantatnya dihentak- hentakkannya ke atas.
Pahanya terangkat dan membelit pantat dia sehingga menyatu sepenuhnya.
Nafasnya terengah-engah. Dia mencabut kon tolnya yang berlumuran dengan
cairan no nok Ayu, masih keras karena belum ngecret.
"Sekarang giliranmu yang", bisiknya. Tubuhku diraihnya dan to ketku menjadi
sasaran remasannya. Tangan satunya merambah jembutku yang lebat. "Aah pak",
erangku. "Bapak kuat sekali ya". dia tidak menjawab, hanya terus saja meremas2 to
ketku. Ayu bangun dan segera mengemut kon tolnya, dijilati cairan yang melumuri
kon tol itu, dan kemudian kepalanya yang besar itu terbenam didalam mulut Ayu.
Ayu mengangguk2kan kepalanya sehingga kon tol besar itu keluar masuk di mulut
Ayu. Dia mengerang keenakan. Jari2nya terbenam di dalam no nokku yang sudah
basah karena menonton adegan syur antara dia dan Ayu, napsuku juga sudah
berkobar2 dari tadi. Aku telentang dengan mata tertutup dan pahaku sudah
mengangkang lebar siap untuk dien tot. Ayu menyudahi emutannya. dia menaiki
aku dan mengarahkan kon tolnya yang masih keras ke no nokku. kon tolnya
diusap-usap di bibir no nok ku. Aku mendesis dan mulai menggelinjang. Kepala
kon tolnya perlahan-lahan mulai menguak bibir no nokku yang telah basah. Dia
menekan kon tolnya sedikit demi sedikit dan kurasakan kon tolnya mulai memasuki
no nokku. Aku mulai mendesah-desah. Tiba2 dia menyurukkan kon tolnya ke
dalam no nokku. "Aaa.." jeritku keras. Mataku membelalak. kon tolnya menancap
dalam sekali di no nokku. Kemudian dia mulai menggerak-gerakkan kon tolnya
keluar masuk. Tangannya menyusup ke punggungku dan memelukku erat. Mulutnya
terbenam di leherku. "Lebih keras lagi pak", erang ku. Dia memompa kon tolnya
keluar masuk semakin bersemangat. Keringat mengucur dari seluruh tubuhku,
bercampur dengan keringatnya. Dia mengangkat sedikit dadanya. Mulutnya segera
menerkam to ket kiriku yang berguncang-guncang itu. Dari to ket kiri dia beralih ke
kanan. " Pak, aku mau nyampe lagi", kataku terputus-putus. "Aku juga", sahutnya.
Dia meningkatkan kecepatan genjotan kon tolnya . Aku menjerit-jerit semakin keras,
dan merangkulnya erat-erat. Aku sudah nyampe. Akhirnya dengan satu hentakan
keras dia membenamkan kon tolnya dalam-dalam. Aku menjerit keras. Pantat
kuhentak- hentakkan ke atas. Paha kurangkat membelit pinggangnya mengiringi
muncratnya peju dia ke dalam no nokku. Sungguh pagi yang meletihkan tapi sangat
nikmat.
Sekitar sepuluh menit aku diam membiarkan kenikmatan itu mengendur perlahan-
lahan. Dia melepaskan kon tolnya dan terhempas ke atas kasur empuk di antara
Ayu dan aku. Setelah beberapa saat beristirahat, kami beralih ke kamar mandi dan
membersihkan tubuh. Kami saling menyirami dengan air hangat. Ayu dan aku
menggosokkan body foam ke badannya. Tidak dengan tangan tetapi dengan to ket
mayangg-mayangg. Diperlakukan seperti itu rupanya dia terangsang kembali.
Perlahan-lahan kon tolnya mulai bangun lagi. "Wuii.. Si ujang sudah bangun nih",
goda Ayu sambil mengelus kon tolnya, "Sesudah ini kita makan dan mulai ronde
berikutnya", lanjutnya. Acara mandi selesai dan dia memesan makan pagi untuk kita
bertiga. Ketika pesanan makan pagi datang, Ayu dan aku bergegas kembali ke
kamar mandi karena masih bertelanjang bulat. Dia menerima pesanan makan itu
hanya dengan berlilitkan handuk di pinggang. Makanan yang tersedia disantap
dengan lahap, setelah selesai kembali kami berbaring di tempat tidur yang sudah
acak2an sepreinya.
Ayu segera memulai akyangya, dengan penuh napsu segera kon tolnya diemutnya,
dikocok2nya dikeluar masukkan ke mulutnya sehingga keras kembali. "Ayo",
katanya, "Sekarang kalian menungging. Aku mau doggy-style". Tanpa berkata-kata
Ayu dan aku segera melaksanakan perintahnya. Dia memandang pantat kami,
tangannya mengelus2 no nok kami dari belakang. Itilku digesek2, aku yakin itilnya
Ayu pun demikian. "Ayo oom", kata Ayu, "sudah nggak sabar nih!". Dia
mengarahkan kon tolnya yang sudah mengeras ke arah no nok Ayu. Tanpa
kesulitan, kon tolnya menembus no nok Ayu yang telah basah itu. Beberapa menit
mengenjot no nok Ayu, dia lalu beralih ke aku. Aku menjerit kecil ketika kon tolnya
menerobos no nokku. Dia mengenjot perlahan lalu semakin cepat. Aku mengerang
keras. Beberapa menit kemudian dia beralih ke Ayu. Begitu seterusnya berkali2.
Akhirnya dia mengenjot no nok Ayu dengan keras. Ayu menjerit keras dan terus
mengerang-erang ketika kon tol dia bergerak keluar masuk no noknya. dia
mempercepat gerakan kon tolnya dan menghentak keras. Ayu menjerit keras,
nyampe dan rebah ke atas tempat tidur. Melepaskan diri dari Ayu, dia beralih ke
aku. Dengan cepat dia menelentangkan aku, kemudian dihujamkannya kon tolnya
ke dalam no nokku. Aku juga menjerit keras. to ketku berguncang2 seirama
dengan enjotan kon tolnya. "Aaauu, pak" jeritku, "Aku mau nyampe!" "Aku juga",
balasnya sambil menghentakkan kon tolnya keras-keras. Dia rubuh ke atas tubuhku,
aku ditindihnya. Di saat itu kurasakan deras pejunya memancar ke dalam no nokku.
Aku letih, juga dia dan Ayu. Ayu merangkak mendekat dan mengelus-elus
kepalanya. Aku bangun. dia dan Ayu juga. Aku duduk di tempat tidur. Dari no nokku
pejunya bercampur dengan ciranku menetes keluar. Dia merangkul bahuku. "Terima
kasih yang, terima kasih Ayu", kataku, "Terima kasih untuk weekend yang sangat
nikmat ini". "Harusnya aku yang berterima kasih ke bapak, karena bapak sudah
memberikan kenikmatan yang sangat buat aku". ;)
 
Ternyata ..... FFM :3some:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
asikkk...kapan ya ada yg mau???walopun aku terbilang gantengg..tp ada gkcewek ela 3some
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd