Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

#3 Senior yang patah hati (true story). No Quote.

Stifmeister

Semprot Lover
Daftar
3 Jul 2019
Post
264
Like diterima
603
Lokasi
Bandung
Bimabet
Kala itu, saya adalah seorang mahasiswa baru disebuah kampus di sekitar Kuningan Jakarta. Di kampus saya tidak mengenal budaya senioritas, selama masih sopan dan menghormati sesama bebas2 saja, sehingga hubungan antar angkatan dapat terbangun selayaknya hubungan pertemanan biasa.

Pada semester 1, kelas dan mata kuliah sudah diatur oleh kampus, sehingga teman2 dalam kurun setengah tahun yang saya kenal adalah orang yang sama. Mulai semester 2, saya mulai menyusun mata kuliah sendiri, sebagai mahasiswa baru yang belum familiar dengan penyusunan mata kuliah, akan sangat natural untuk mencari informasi dari TU dan senior, kebetulan saya sudah memahami prosedurnya namun butuh tips dari senior perihal jadwal mata kuliah dengan dosen2 yang enak, disitulah saya bertemu dengan Niki.

Saya bertemu Niki secara kebetulan saat sedang akan menyusun mata kuliah di warnet sekitar kampus, saya tidak sengaja melihat di layar Niki sedang membuka halaman penyusunan mata kuliah dan tertera di pojok layar bahwa Niki adalah senior 3 angkatan diatas saya.

S: "Permisi kak, saya anak baru di kampus, kakak lagi menyusun mata kuliah juga ya? Ada yang mau saya tanyakan sedikit boleh?"
N: "Oh halo, boleh2 mau tanya apa?"
S: "Cara milih kelas dengan dosen yang enak gimana sih kak? Tadi saya denger senior2 kok sepertinya punya trik gitu"
N: "Kamu ini anak baru bisa saja deh, gini caranya, pada musim penyusunan mata kuliah, kamu ke TU cari Bapak X, beri saja 50rb dan Bapak itu pasti langsung tau maksud kamu apa, nanti kamu akan mendapat ini (sambil menunjukan beberapa lembar kertas hasil fotocopy), ini adalah kode mata kuliah beserta dosen yang mengajar, tinggal kamu cocokan dengan yang ada di online dengan catatan kamu juga udah harus hafal nama2 dosen yang ringan nilai"
S: "Oh gitu, oke deh terima kasih banyak kak!"
N: "Untuk sekarang, kamu pakai ini saja dulu setelah saya selesai menyusun, beberapa menit lagi penyusunan online kan dimulai, biar kamu dapat kelas yang kamu mau, kalau besok sih dijamin sudah penuh sama senior2 deh"
S: "Wah bener kak? Aduh terima kasih banyak kak, saya hutang traktir makan deh kalau begitu"

Niki tersenyum dan lalu kami saling membantu menyusun mata kuliah, kami sempat bertukar nomor telpon lalu kami pulang masing2.
Hari pertama semester 2, saya baru sampai kampus dan sedang merokok di kantin, saya menerima telpon dari nomor tak dikenal.

P: "kamu dimana?"

Saya ragu menjawab karena pacar saya pada waktu itu berbeda kampus dan tau saya sedang ada dimana, tapi kok telpon nanya saya dimana, lalu.

S: "di kantin, ada apa?"
P: "dosen ga masuk, sini dong"

Saya makin penasaran akhirnya saya ke kelas tempat saya seharusnya kuliah dan di depan kelas saya melihat Niki sedang duduk sendirian menunggu.

N: "sampai kampus bukannya kuliah malah ke kantin"

Terjawab ternyata Niki yang menelpon dan singkat cerita dia memiliki 2 HP pada jaman itu dan saya hanya simpan nomor yang satunya.

N: "Tadi ada OB kesini memberi tahu dosen ga masuk, aku bingung mau nunggu dimana, lalu aku ingat kan kita sekelas, yasudah aku telpon kamu"
S: "Emang teman2 angkatan kakak pada kemana?"
N: "yaudah pada jauh mata kuliahnya, aku banyak mengulang untuk perbaikan nilai jadi ga ada teman"

Lalu saya teringat punya hutang traktir makan dan mengusulkan.

S: "Kak, aku bayar hutang aja yuk, makan dikantin?"
N: "Ayo deh, tapi jangan dikantin ah, malu aku senior sudah tua masih aja berkeliaran dikampus"
S: "Oh yaudah, kakak pilih aja mau kemana deh aku ikut"

Berjalanlah kami ke parkiran dan saat saya hendak berbelok ke parkiran motor.

N: "Yeee katanya mau ajak makan, malah misah, naik mobil aku aja, kamu bisa nyetir kan?"
S: "Oh mana aku tau kakak bawa kendaraan juga, yaudah sini kuncinya"

Niki menyerahkan kunci berlogo MB, saya terkejut, belum pernah bawa mobil mewah, pikiran saya kemana2. Duduk saya dikursi pengemudi dan Niki duduk disebelah saya, keringat mulai membasahi punggung padahal mobil parkir di basement dan AC pun sudah menyala.

N: "Kenapa? Ada yang tertinggal?"
S: "Ah tidak, lagi menyesuaikan spion dan tempat duduk"
N:"Haha, iya lupa kamu kan lebih tinggi"

Dimulai dengan doa dalam hati agar tidak kejadian apa2 selama saya bawa mobilnya, sampai lah kami ke Pasar Festival, sangat sepi di siang hari, mobil hanya ada beberapa di parkiran dan pengunjung pun hampir tidak kelihatan, kami makan di food court dan lalu berbincang sedikit lebih dalam.

N: "Kamu punya pacar?"
S: "Punya kak, kuliah di kampus Y, kakak?
N: "Hmm ga tau sih masih dibilang pacar apa tidak, ga jelas lah hehe"
S: "Ada apa kak? Cerita aja, toh aku tidak kenal"
N: "Ga ada sih, seperti sudah ga ada spark lagi aja, kami pacaran dari SMA, sekarang kalau kabar2an lebih terasa seperti saling lapor aja, akupun sudah lama ga disentuh nya"
S: (Kaget dengan jawaban vulgar) "Maaf kak, tidak maksud nanya sedalam itu"
N: "Haha kamu jangan tegang gitu ah, sudah sama2 dewasa sharing soal sex life kan menjadi normal saja haha, kamu belom pernah yaaaaaaa... Hayooo.. Hayooo"
S: "S..udah kok kak, sama mantan pernah sama pacar yang sekarang juga pernah, tadi terkejut saja karena belum terbiasa bicara topik dewasa se-direct itu"
N: "Ah bisa saja kamu, tidak percaya! Hahaha iiiiih perjakaaa"
S: "Beneraaan! Nanti deh aku kenalin sama pacar aku, tanya sendiri"
N: "Ogah! Hiiii perjakaa" (melarikan diri ke arah parkiran)

Saat sudah didalam mobil dan menyalakan mesin dan AC.

N: "Masih lama nih kelas selanjutnya, disini dulu ajalah"
S: "Boleh merokok kak?"
N: "Boleh, merokok saja" (Niki pun mengeluarkan rokok dari tas nya) "Sudah ah, tidak usah formal2 lagi, panggil Niki saja, risih aku lama2"
S: "Oh oke hehe"

Kami mendengarkan musik sambil menikmati rokok dan bersenandung, saya sambil menoleh ke arah jendela saya yang setengah terbuka, tiba2 Niki mengalihkan.

N: "Menurut kamu apa sebaiknya aku sudahi saja sama pacarku?"
S: "Ya kalau sudah sama2 merasa dingin ya sudahi aja Nik, mumpung masih pacar, daripada kalian paksa nikah dengan alih2 sudah lama pacaran sayang kalau tak sampai nikah malah bercerai kan rugi di perempuan, apalagi dengan alasan klise pertama kali "itu" sama pacar kamu hih ga banget"
N: "Macam ngerti aja kamu perjaka!! Haha"
S: (sambil berpaling ke arah Niki) "Dibilang saya sudah per....."

Saya terdiam melihat Niki duduk bersandar ke pintu dengan kaki terbuka lebar, rok sepan nya sudah di pinggang tanpa balutan celana dalam.

N: "Pernah? buktiin!"

Saya terpaku, banyak keputusan didalam kepala saya dan terpecah2 karena apa yang saya lihat, begitu putih, dengan bulu tertata rapih, sedikit cairan berkilau.

S: "Ka.. Kamu tidak pakai underwear dari tadi?"
N: "Pakai, nih (menggantung ditangannya), tapi tadi aku lepas waktu di toilet, basah habisnya"
S: "Ba..sah? Kok bisa?
N: "Tak tau juga, padahal aku cuma melihat kamu mengemudi dan bicara sama aku"
S: "Lalu aku harus buktikan apa dengan ini?"
N: "Jilatin aku, baru nanti aku nilai kamu sudah pernah apa belum" (sambil menggigit bibirnya)

Sex yang paling saya suka adalah bagian dimana saya bisa menjilat dan menghisap vagina, mulut saya sudah berliur hanya dengan menatapnya.
Perlahan saya mendekat dan mulai menjilat, Niki mengerang dan mengambil nafas dalam, sepertinya benar sudah lama dia tidak disentuh, karena reaksi dan vagina nya begitu cepat merespon jilatan saya dengan mengeluarkan banyak cairan.
Saya teringat bahwa jendela terbuka setengah di kedua sisi, saya bangun untuk menutupnya, Niki menarik rambut saya dan mengembalikan saya pada posisi menjilat.

N: "biarin saja, terusin dan jangan berhenti"

Lanjut saya menjilat dan menghisap, Niki mencapai orgasme pertama nya setelah sekian lama. Niki menjambak saya begitu kencang, menahan untuk teriak, dan nafasnya seperti terhenti. Saya jilat dan hisap seluruh cairan yang keluar dari vaginanya lalu saya telan, sungguh nikmat dan harum.

N: "Kok kamu telan? Ga jijik? Gimana rasanya?"
S: "Vagina kamu enak Nik, cairan kamu hampir tidak berasa asam, aku memang paling suka sex ya di bagian ini, mau berulang2 pun aku lakuin hehe"
N: "O..oke, aku percaya sekarang, ehm terima kasih ya, enak banget, akhirnya aku bisa merasakan orgasme seperti ini lagi setelah sekian lama, jari aku saja tak bisa bikin aku sampai seperti ini... Sekarang gantian aku hisap kamu ya?"
S: "Lain waktu saja Nik, kita harus balik kampus"
N: "Bolos saja yuk, kita cari tempat yang lebih private"
S: "Next time saja yaaa (saya peluk dan cium pipinya) Yuk balik?"
N: "Uhmm memangnya masih ada next time? Pacar kamu gimana?"
S: "Liat aku (saya tatap matanya), kalau kamu janji buat merahasiakan ini diantara kita saja, aku juga janji next time itu pasti ada, gmana?"

Niki hanya mengangguk dan memeluk saya, lalu kami mengarah kembali ke kampus. Niki memasang kembali celana dalamnya, merapihkan pakaiannya, sesampainya dikampus, kami berpisah menuju kelas masing2.

Beberapa minggu berlalu, kami bertemu seperti biasa, berpapasan di kampus, dikelas, sesekali makan siang bersama di kedai makan sekitar kampus, dan berbincang via telpon.
Sampai suatu hari saat menuju ke kelas, saya melihat Niki sedang menangis di sebuah kedai, saya hampiri dan saya meminta kunci mobil Niki lalu saya jemput di kedai tersebut. Saya bawa Niki ke Taman Lembang lalu pergi membeli minum dan kembali ke mobil mencoba menenangkan Niki. Niki bercerita bahwa alasan dia menangis adalah saat terakhir bertemu pacarnya beberapa hari lalu, pacarnya mengaku bahwa dia telah memiliki pacar lain selama 1 tahun terakhir. Niki mengaku bahwa dia hendak mengakhiri hubungan dan menceritakan tentang saya namun terpukul dengan kenyataan bahwa pacarnya sudah jauh lebih dulu mengkhianatinya.

S: "Apa yang kamu mau lakukan berikutnya?"
N: (dengan sedikit terisak) "Kamu ingat janji kamu untuk meluangkan waktu denganku? Keberatankah kalau aku minta sekarang?"
S: "Nik, aku tidak mau memanfaatkan keadaanmu yang sedang seperti ini"
N: "Aku hanya tidak ingin sendiri saat ini, bisakah kamu menemaniku? Aku tidak ingin pulang, aku hanya ingin menghabiskan waktu bersamamu untuk melupakan"
S: "Maksud kamu kita menginap? Dimana? Aku tidak punya uang Nik dan aku harus bilang apa sama pacarku?"
N: "Iyaa, aku bisa carikan hotel untuk kita menginap, jangan khawatir aku yang bayar semua pengeluarannya, aku tidak tahu kamu harus bilang apa, tapi kamu sudah berjanji dan aku sangat butuh kamu"
S: "Oke, beri aku waktu sebentar untuk berpikir dan menelpon pacarku"

Saya keluar mobil, menyalakan rokok, dan berpikir alasan apa yang harus saya pakai, pacar saya tipikal orang yang selalu minta dikasih kabar dan jika saya tidak mengabari selalu marah, saya harus mencari alasan agar saya bisa pergi tanpa memberi kabar untuk beberapa waktu.
Akhirnya saya menelpon pacar saya dan mengatakan bahwa saya akan pergi ke kampung dengan orang tua untuk urusan keluarga, saya bilang bahwa saya mungkin tidak bisa selalu mengabari karena kami sama2 tau kekuatan sinyal di kampung saya. Pacar saya menanyakan detail dan saya menjawab tidak tau apa2 karena mendadak orang tua saya telpon untuk mengabari hal tersebut, akhirnya dia berhenti bertanya dan saya kembali ke mobil.
Saya menyampaikan pada Niki bahwa saya bisa menemaninya, Niki bertanya saya bilang apa pada pacar saya dan saya ceritakan.
Niki lalu meminta bertukar tempat duduk dengan saya dan mulai mengemudi. Tak lama kami sampai di Bandara, saya bingung kenapa saya diajak kesini dan tidak ada kecurigaan sama sekali sampai kami berdiri didepan loket dan Niki mengucapkan.

N: "Mbak, 2 tiket untuk penerbangan selanjutnya ke Bali"
S: (sambil terkaget setengah mati dan kebingungan) "Nik.. Nik.. kamu bercanda kan?! Kenapa kita ke Bali? Kita tidak bawa apa2 sama sekali! Aku benar2 tidak ada uang sama sekali buat pergi berlibur!! Dan aku harus bilang apa sama orang rumah dan pacar aku nanti??!!"
N: "Pertama, aku sudah bilang seluruh pengeluaran aku yang bayar. Kedua, kamu sudah bilang akan ke kampung kan pada pacar kamu dan susah sinyal, jadi kamu tidak perlu khawatir. Ketiga, kamu telpon orang rumah bilang bahwa kamu diminta senior untuk melakukan penelitian terhadap perusahaan disana dan semua biaya ditanggung kampus. Sisanya kamu tenang saja, aku yang urus, kamu cukup temani aku saja, oke? Sini KTP kamu"

Sayapun mengeluarkan KTP dan menelpon rumah selagi Niki membeli tiket, orang tua saya hanya bertanya kenapa saya tidak berkemas dan saya beralasan karena orang yang harusnya berangkat mendadak batal dan penerbangan sore ini, maka kampus memberi saya uang ekstra untuk pakaian selama disana, orang tua saya pun percaya dan tidak bertanya apa2 lagi, diruang tunggu saya bertanya pada Niki.

S: "Nik kamu yakin sama rencana ini? Emang orang tua kamu tidak khawatir kamu pergi berdua sama aku? Kamu tidak pakai uang kuliah kan untuk perjalanan ini?
N: (tertawa) "Yakin 1000%, sejak pengakuan mantan aku, aku memang sudah berencana untuk escape entah kemana sama kamu, tapi aku tidak mau escape hanya untuk menangis, maka aku putuskan untuk menangis sepuasnya sebelum aku mengajak kamu namun tangisan itu tak ada habisnya sampai kamu menemukanku dan aku semakin yakin sekarang, Ibuku sudah ga ada. Ayahku sibuk bekerja dan jarang dirumah, Kakak ku sudah menikah dan tinggal dengan keluarganya, kalaupun mereka mencariku paling telpon, ya nanti aku bilang aja di Bali sama pacar baruku. Ayahku memberiku kartu kredit untuk pengeluaran bulananku dan selama ini tidak pernah bertanya aku habiskan untuk apa, jadi ya sudah nikmati saja"
S: "Ya ampun Niki, seharusnya kamu cerita saja sama aku, aku ada bukan hanya untuk bersenang2 sama kamu, tapi juga berbagi saat kamu ada masalah"
N: "Iya aku tau kok, tapi aku tidak mau kencan pertamaku dengan pacarku jadi kenangan yang sedih, maaf yaaa"
S: (baru tersadar tadi Niki akan bilang ke orang tuanya kalau dia pergi sama pacar barunya dan baru saja dia bilang pacar lagi) "Pacar? Tadi kamu akan bilang juga ke ayahmu kalau pergi dengan pacar barumu itu aku??!"
N: "Iya, pacar aku, kamu (sambil menatapku), kenapa? Aku terlalu tua? Tidak suka sama aku? Apa karena aku baru saja putus?"
S: "Kamu ingat kan aku punya pacar? Kamu baru saja putus karena pacarmu memiliki orang lain, kalau sekarang aku pacar kamu berarti kamu terima jadi selingkuhan atau diselingkuhi, lalu kenapa kamu akhiri dengan pacarmu?"
N: "Aku bukan mengakhiri karena hubunganku sudah dingin atau mantan aku sudah memiliki orang lain, aku menemui mantanku mau mengakhiri karena aku bertemu kamu, aku sudah cukup senang dengan tau bahwa kamu milik aku meskipun belum sepenuhnya dan belum tentu kamu juga ingin memilikiku, itu semua sudah cukup buatku sekarang, jadi tidak usah terlalu kamu pikirkan untuk menganggap aku apa, tepati saja janjimu menemaniku, oke?"

Panggilan boarding pun tiba dan selama perjalanan saya hanya terdiam memikirkan kata2 Niki dan bagaimana saya harus meresponnya. Niki tertidur pulas di bahu saya hingga tiba di Bali, saat menuju terminal kedatangan, kami tertawa karena semua orang menatap kami dan kami satu2nya diantara mereka yang tidak membawa apa2 selain pakaian yang kami pakai karena tas kuliah kami tinggal dalam mobil Niki di Bandara. Sesampainya diluar, Niki pergi ke loket taxi dan tak lama ada taxi yang datang untuk mengantar kami. Saya masih terkesima bahwa saya di Bali, terakhir saya ingat ke Bali adalah saat saya masih sangat kecil, jadi saya tidak tau apa2 tentang Bali. Taxi tersebut mengantar kami ke Hotel Tugu di daerah Canggu, saat check-in saya melihat brosur harga kamar adalah $200 lebih per malam, saya tarik Niki menjauh dari resepsionis.

N: "Nik!! Gila kamu ya!! Memang ga ada hotel lain yang lebih murah?! Nanti ayahmu marah kamu pakai uang sebanyak itu!

Datang seorang bule paruh baya berpakaian rapih.

B: "Niki! You're back! Oh god it's been long time since your family is here"
N: "Yes it is, oh I'm not here with my family, meet my boyfriend"
B: "Oooo young nicky first boyfriend hah? Very nice and honor to meet her prince charming"
S: "Hi, nice to meet you too. First boyfriend??"
B: "Yes, Niki and her family came here often, until her mother passed away (menggengam tangan Niki) I am deeply sorry Niki, wish your mother find peace in heaven, she is a very good woman"
N: "Thank you, sorry we didn't come here as we used to after she died, it's hard to come without her around"
B: "I understand Niki, i do. (Melihat ke arah gw) well, you made Niki come back here thank you, you must've been very special for her, this is her family favorite destination every year"

Kami melanjutkan proses check in dan ternyata bule tersebut adalah hotel manager yang sudah kenal keluarga Niki sejak lama. Kami diantar hingga pintu gerbang kamar lalu bule itu pun menyerahkan kunci, ternyata di dalam gerbang kamar masih harus berjalan lagi untuk menuju kamar dan saat sampai di kamar, saya shock sedalam2nya, kamar itu sangat luas dan mewah, bergaya tradisional bali-belanda, ada ruang tamu dan outdoor private pool.
Selesai memberikan room tour, Niki menelpon ayahnya dan menyampaikan bahwa dia berlibur bersama saya di Bali menginap di hotel langganannya, Niki mengubah pembicaraan dengan loud spekaer.

A: "Itu pacarmu yang dari SMA itu?"
N: "Bukan pah, ini pacarku yang baru, mau bicara?"
A: "Ah bagus lah! papah ga pernah suka sama pacarmu yang dulu, urakan!! Bener ini bukan yang dulu ya?! Kalau iya papah telpon hotelnya minta sekuriti seret laki2 itu keluar!"
N: "Bukan pah bener, tanya aja sama si mister"
A: "Ya nanti papah telpon dia, yasudah kamu tidak usah pakai kartu kredit nya untuk menginap, pakai saja untuk yang lainnya, nanti papah minta mister kirim tagihan hotel ke kantor papah saja. Bilang pacarmu yang baru, sepulang dari Bali papah mau ketemu"
N: "Asiiik, oke pah nanti Niki sampein"
Telpon ditutup dan Niki mulai menjelaskan.
N: "Sudah jelas kan kenapa aku memilih disini?"
S: "Iya sudah, tapi aku merasa sungkan karena harganya mahal sekali"
N: "it's okay, tempat ini menjadi kenangan terindah bersama keluargaku dan aku mau bikin kenangan indah bersamamu juga"
S: "Terima kasih ya Nik" (memeluk Niki)
N: "Yasudah kamu mandi dulu sana, aku pesankan makan malam dulu"
Setelah mandi, saya tidak menemukan pakaian saya dan mengenakan jubah mandi, saya keluar untuk menanyakan pada Niki dimana pakaian saya dan saya melihat Niki mengenakan jubah yang sama duduk di meja makan.
N: "Pakaian kita diambil sama room boy untuk dilaundry"
S: "Lalu kita pakai apa sekarang? Jubah mandiku sudah basah untuk dipakai tidur"
N: "Siapa yang bilang kita harus berpakaian untuk tidur? Kamu tidak lihat kamar kita dikelilingi tembok dan gerbang yang tinggi? Pegawai sini pun pasti telpon dulu kalau mau ke kamar. Yuk makan, keburu dingin"

Jantung saya berdegup kencang membayangkan Niki akan tidur tanpa busana, saat saya duduk di meja makan terlihat belahan dada Niki begitu jelas, dadanya lumayan besar untuk ukuran badannya yang mungil, bulat, dan kencang, hingga saya tidak bisa betul2 menikmati makanan yang saya makan.

Selesai makan, Niki mengambil rokok dan berjalan ke arah kolam renang lalu duduk di sisinya menyalakan rokok, saya pun mengikuti. Kami berbincang tentang kampus dan sehari2, lalu Niki berdiri, melepaskan jubahnya dan berjalan ke arah saya di seberang kolam.
N: "Suka dengan yang kamu lihat?"
S: "Badan kamu bagus banget Nik"
N: "Lalu kenapa diam saja, kamu boleh pegang kok" (menuntun tangan saya ke dadanya)
S: "Wow, kenyal dan besar nik"
N: (meraba penis saya yang sudah tegang) "Oh god, punya kamu besar!" (Berlutut, menatap mata saya, dan melebarkan mulurnya)

Saya mendorong penis saya hingga menyentuh mulutnya dan sepertinya tidak muat. Niki mencoba memasukan penis saya ke mulutnya namun hanya masuk setengah batang dan sudah penuh, Niki memainkan lidahnya saat menghisap saya, terasa seperti vagina perawan, begitu sempit dan basah, Niki mencoba memasukan lebih dalam namun berakhir dengan tersedak dan terbatuk2.

N: "Penis kamu terlalu besar sayang"
S: "Bukan, kamu yang terlalu kecil, ikut saya!
Kami berpindah ke shower outdoor disebelah kolam.
S: "Duduk disitu" (menunjuk pada box kayu tempat menyimpan pakaian kotor)
N: "Tapi aku mau hisap kamu"
S: "Iyaa tau, kasihan kamu tadi berlutut di lantai batu, begini lebih nyaman, kalau tidak muat, dijilatin aja Nik eh... Sayang"

Niki tersenyum lebar, matanya berkaca, dan mulai menghisap kembali dengan penuh nafsu, sepertinya mulai terbiasa dengan ukuran penis saya karena sudah sedikit bisa masuk lebih dalam dan terdengar suara tenggorokannya. Niki menjilati biji saya dan menghisap penuh nafsu hingga saya menjambak rambutnya namun itu membuatnya semakin bernafsu dan mengulum biji saya hingga terasa di kepala ngilunya, tapi juga terasa nikmat bersamaan.

N: "Keluarin dimulut aku ya"
S: "Boleh? Emang kamu ga jijik?"
N: "Belom tau, aku mau coba seperti yang kamu lakukan"

Niki menghisap saya begitu cepat dan akhirnya saya mengeluarkan sperma ke mulut kecil Niki hingga luber ke dagu nya, Niki membuka matanya dan menunjukan sperma yang tertampung dimulutnya pada saya, lalu dengan susah payah dia telan, dan membersihkan sisa sperma di mulutnya dan penis saya dengan jari dan dimasukan ke mulutnya lagi.

S: "Gimana?"
N: "Enak, aku suka"
S: "Masa belum pernah?"
N: "Udah, nih sekali sama kamu, aku mau lagi!"

Niki menghisap penis saya yang masih keras dan karena geli, saya cabut dan menahan geli. Saya angkat Niki berdiri dan saya tunggingkan badannya, saya mulai menjilat vagina niki yang sudah basah menanti sambil saya remas kedua dadanya yang menggantung. Niki mengerang begitu menikmati, Niki melebarkan kakinya dan memungkinkan saya menjelajah lebih dalam. Saya jilati bagian dalam vaginanya hingga Niki orgasme dan terkulai lalu saya tahan.

S: "Jangan lemas dulu sayang, it's not over yet"

Saya duduk dan Niki saya dudukan diatas saya, kami saling berpandangan.

N: "Pelan ya, penis kamu besar"

Saya masukan perlahan, begitu sempit dan hangat, sambil saya hisap dadanya bergantian dan mendirong sedikit2 hingga penis saya tertelan sepenuhnya dalam vagina Niki.

S: "Sakit?"
N: "Sakit sayang, Sakit, besar banget, tunggu ya sebentar"

Saya mulai menghisap dada Niki satu persatu, Niki mendesah, kami berciuman. Saya hisap lidah Niki dan nafasnya menderu kencang, Niki menarik kepala saya dan mengigit bibir saya hingga berdarah dan terkulai dipangkuan saya.
S: "Kamu keluar?"
N: "Iya sayang, kamu nafsu banget sih"
S: "Kan aku tidak menggerakan penisku?"
N: "Aku juga tidak tau sayang, saat kamu hisap dada dan lidahku, perasaan itu muncul terus dan terus hingga tak tertahan lagi. Fuck kamu bikin aku keluar 2 kali padahal belum berbuat apa2"
S: "Mau istirahat dulu pesan minum?"
N: "No!! Aku mau lagi, aku mau minum sperma kamu lagi, fuck me dan keluarin dimulut aku"

Saya berdiri dengan Niki masih di pelukan saya, bobot tubuh Niki membuat penis saya tertanam lebih dalam dan Niki membelalak sambil menarik nafas panjang.

N: "Hoooooooouuuww, sobek sayang, sobek, sepertinya ada yang sobek di vagina aku"

Saya letakan Niki di box kayu dan mengeluarkan penis saya perlahan, Niki mencengkram saya menahan sakit, dan saya mulai melihat bercak darah pada penis saya, dan begitu terlepas, ada darah mengalir dari vaginanya. Saya panik dan hendak menelpon ambulance, Niki menghentikan saya.

N: "It's okay, sini sayang aku ga apa2"
S: "Kamu perawan?"
N: "I..Iya"
S: "Fuck Niki, you should've said something! Perawan butuh waktu foreplay lebih lama agar tidak sakit"
N: "Iya maaf sayang, aku malu, setelah aku ejek2 kamu waktu itu"
S: (memeluk dan menggendong ke kamar) "I'm sorry I didn't know sayang, aku harusnya lebih hati2"
N: "Ga apa2 sayang, I'm so happy it was you"

Saya pun membasahi handuk kecil dan meletakan es didalamnya, lalu saya kompreskan pada vagina Niki sambil mengalihkan nya dari rasa sakit dengan bercanda2.
Niki bercerita selama bertahun2 mantannya meminta untuk having sex dengan Niki namun (ini yang dimaksud Niki dengan sentuh selama ini) hanya sebatas saling hand job dan blow job saja, mungkin itu sebabnya mantan Niki mencari orang lain.
Saya tertidur disamping Niki, saya ingat betul saat itu bermimpi sedang having sex dengan pacar saya, namun terasa begitu real, dan ternyata saya terbangun dengan Niki diatas saya sedang memompa penis saya.

S: "Sayang, kamu.. Kalau masih sakit jangan dipaksakan, masih ada lain waktu"
N: (sambil memompa) "lain waktu? Tidak, aku mau memilikimu saat ini juga, kamu milik aku dan aku seorang akan memuaskanmu"

Terasa sangat nikmat dan licin, saya bisa merasakan setiap guratan di dinding vagina Niki. Saya meremas dada Niki dan memainkan puting nya, Niki mengerang, menjepit tubuh saya dengan pahanya.

N: "Ffff.......uuucckk! Oh my god aku keluar, oh god enak banget"

Lalu badannya bergetar keras, dan saat Niki terkulai di dada saya, saya mulai memompanya lagi, Niki berusaha untuk bangun namun saya tahan dengan memeluknya.

N: "fff..uck, oh ffff...uuck, aku mau keluar, don't stop, don't stop!"
Niki menggigit dada saya dan dia orgasme.
N: "Aku ga kuat sayang, aku mau sperma kamu"
S: "Oke sayang"

Niki terlentang dan wajah berada diantara paha saya, saya mulai mengocok penis saya dan Niki membantu dengan mengulum biji saya. Sudah terasa mau orgasme saya masukan penis saya ke mulut Niki dan mulai memompa hingga sperma saya tertumpah dimulutnya, Niki memainkanya dimulutnya dan lalu ditelannya.

N: "Ehmm.. uhmm.. Aku ketagihan"
S: "Trus gimana? Bahaya dong?"
N: "Engga lah, kamu pacar aku, kita satu kampus, jadi tiap saat aku ingin ya tinggal cari kamu aja"
S: "Well if you can catch me, then you deserve a reward young lady"
N: "Young lady? Aku kan tua, apanya yang young!"
S: (sambil berbisik di telinganya) "Whenever i call you young lady, be ready to be fuck, got it?"

Langsung menyambar bibir saya dan kami berciuman lalu tidur tanpa busana.

Paginya, saya terbangun karena dering telpon, saat saya lihat ternyata pacar saya, saya pindah ke ruangan sebelah karena tidak ingin mengganggu Niki yang sedang tidur.

S: "Hai babe, maaf aku belum kasih kabar, tadi malam lelah jadi begitu sampai aku tidur"
P: "Gimana sih! Aku kan bilang begitu sampai kabarin, sms dong paling tidak!"
S: "Iya maaf yaaaa"
P: "Tau ah! Kamu mau tidur lagi?!"
S: "Tidak kok, Sudah waktunya bangun juga"
P: "Oh yaudah kalau gitu, aku lagi di balkon kamar aku nih, turunin celana kamu, aku mau hisap morning wood kamu"

Saya panik, takut Niki dengar, tapi juga tidak bisa menolak karena saya tidak pernah menolak sex dan akan mencurigakan kalau saya tolak, mood pacar saya pun lagi begitu.

S: "Siap bos, sudah terbuka"
P: (suara menghisap) "Uhmmm, aku lepasin tank top aku nih"
S: "Kamu kan di balkon babe, nanti ada yang liat!
P: "Biarkan saja, sudah jatuh ke lantai babe"
S: "Aku remas dada kamu selagi kamu hisap aku dan aku mainin puting kamu"
P: "Aku masukin penis kamu ke tenggorokan nih"
S: "Iya babe, oooh enak babe, aku pompa ya"
P: "Iya babe" (suara menghisap lebih kencang) "babe, aku nungging di balkon nih, lagi nurunin celana dalam aku, udah basah banget, jilatin vagina aku dong dari belakang"
S: "Aku berlutut di belakang kamu dan ngelebarin pantat kamu nih"
P: "Jilat babe, jilat,, Ooh enak babe, suka banget sama lidah kamu,, hoh.. hooh.. masukin lidah kamu babe"
S: "Yes babe, aku lagi jilatin vagina kamu didalam"
P: "Ohhhh.. Oouuhh.. babe aku mau keluar!!"
S: "Keluarin babe, dimulut, kamu tau kan aku suka"
P: "Keluar babe, keluar, Ooouuuhhhh"

Pada saat bersamaan, Niki dengan telanjang dan kedua tangan didadanya meremas dan mengigit bibirnya menghampiri, saya terkejut dan panik harus dimana, Niki memberi kode dengan telunjuk dibibir yang menandakan 'ssuusshh', Niki berlutut di karpet dan mulai menghisap penis saya.

P: "Babe, masukin, masukin penis kamu ke dalamku"

Bingung apakah saya tutup telpon atau lanjutkan, Niki menatap mata saya.

S: "Y....Yes babe, aku masukin pelan2 ya"

Niki berdiri dan membalikan badan, membasahi vagina nya dengan liurnya, dan mulai memasukan penis saya ke vaginanya.

P: "Oooh babe, sudah masuk, hangat banget babe, enak, mulai ya babe"
S: "Iy..ya babe, ini aku gerakin maju mundur"

Bersamaan Niki pun mulai memompa sambil meremas dadanya dan mengigit bibirnya agar tak bersuara.

P: "Oooh enak sayang, geli, besar penis kamu, Oooh seperti merobek2 vagina aku"

Saya mulai mendesah, bukan pura2 tapi menikmati vagina Niki yang memompa penis saya dan menahan untuk bersuara.

P: "Cepetin babe, aku dah mau keluar!"
S: "Aku cepetin babe, keluarin semua di penis aku ya"

Niki seperti mengerti percakapannya dan memompa lebih cepat, sempit, licin, nikmat perlakuannya ditambah desahan pacar saya di telpon membuat saya pun ingin orgasme karena membayangkan dua perempuan bisa saya nikmati bersamaan.

S: "Aku juga mau keluar nih babe!"
P: "Yaudah kita keluar bareng, bayangin keluar didalam aku ya!"

Niki melepaskan penis saya dan menempatakan mukutnya yang terbuka di depan penis saya sambil memberikan handjob.

P: "Ah... Ahhhh... Aku.. keluar.."

Mendengar desahan itu di telpon dan saya pun orgasme, sperma berserakan di mulut dan wajah Niki. Saat saya akan menyudahi telpon Niki sedang mengumpulkan sperma yang berserakan di wajahnya ke dalam mulutnya dan menjilati jarinya. Setelah saya tutup telponnya Niki menelan sperma saya.

N: "Enak sayang bangun tidur sperma kamu adalah yang pertama aku minum"
S: "Maaf ya Nik, aku ga bisa nolak saat pacarku minta agar dia tidak curiga"
N: "Kesal sih, tapi mau gimana, sudah resiko, tapi aku senang karena aku yang dapat spermabkamu dan dia hanya dapat imajinasi"
S: "Hari ini kita kemana?"
N: "Mandi yuk, abis itu kita sarapan di lobi lalu jalan2"

Kami mandi bersama, saling menyabuni, dan berciuman, disitu saya bisa betul2 memperhatikan detail tubuh Niki begitu bersih dan putih, proporsinya bagus, dan wajahnya imut sekali.

Selesai mandi, kami mengenakan pakaian kami yang sudah dicuci oleh hotel dan menuju lobi. Setelah selesai makan, seorang pegawai mengantarkan kunci mobil sewaan yang telah dipesan Niki. Kami berkendara menuju Seminyak untuk membeli beberapa pakaian, Niki masuk ke sebuah toko swimwear dan mencoba beberapa bikini dengan meminta pendapat saya, bikini apapun yang dipakainya terlihat begitu sexy dan menggairahkan, akhirnya dia memutuskan membeli bikini berwarna hitam dengan tali pinggul yang tipis dan atasan yang hanya menutupi dadanya saja sisanya sehelai tali. Setelah itu Niki memilihkan saya celana dan kaos di salah satu toko surf, saat saya melihat harganya yang begitu mahal, saya minta Niki untuk mencarikan yang sedang diskon tapi ditolaknya.

N: "Aku hanya mau memberikan yang terbaik buat kamu, kalau kamu pilih yang murah, beli saja sendiri hehe"

Karena tidak punya uang, akhirnya saya pasrah dan berterima kasih saja. Total belanja habis diatas satu juta untuk beberapa lembar pakaian, bikini, dan kain bali, belum pernah saya menghabiskan segitu banyak hanya untuk pakaian. Selanjutnya, saya ajak Niki untuk mencari underwear.

N: "Kita ga butuh kok" (mengedipkan sebelah mata)
S: "Sayang, bikini yang kamu beli tadi sexy banget, kalau aku tidak pakai underwear lalu aku tegang gimana? Ini celana surf nya kan tipis!"
N: "Kapanpun, dimanapun itu terjadi, kamu bilang saja, nanti aku bantu menurunkan hihihi"
S: "You're the best sayang" (mencium pipinya)

Selesai belanja kami makan siang di salah satu caffe di Seminyak. Niki ke toilet dan kembali dengan berbikini dicover dengan kain Bali, seluruh laki2 di caffe menatapnya saat sedang berjalan balik ke meja kami, Niki duduk di sebelah saya lalu mencium bibir saya dan seluruh tatapan itupun berhenti.

N: "Kamu lihat kan gimana cara para laki2 itu menatap aku? Hanya kamu yang sejak awal ketemu tidak menatapku seperti itu, itu yang aku suka dari kamu. Ciuman tadi untuk menyatakan pada mereka kalau aku milik kamu dan kamu seorang"
S: "Memang gimana caraku memandang kamu? Apa yang beda?"
N: "Kamu memandang aku biasa saja, seperti aku seseorang, bukan sebuah objek, dan saat kamu menyentuhku pun kamu tetap memperlakukanku sebagai seseorang. Karena hal itu, aku tidak akan pernah melepasmu, aku sayang kamu"

Saya masih merasa saat itu kalau membalas ucapan Niki ada yang mengganjal, maka saya hanya balas dengan ciuman di pipi Niki. Setelah makan, kami menuju sebuah pantai di Uluwatu, saya tidak ingat nama pantainya karena baru mengenal nama2 pantai bertahun2 kemudian waktu saya pindah ke Bali dan itupun sudah berubah jauh dengan ingatan saya waktu sama Niki. Pantai tersebut sepi, hanya ada beberapa orang bule sedang berjemur telanjang, tidak ada pedagang dan banyak bebatuan besar. Kami berjalan menyusuri beberapa batu dan kami menemukan pantai kecil milik kami sendiri. Kami menggelar kain bali, meletakan barang2 dan segera berlari ke laut untuk berenang. Salah satu ingatan terjelas adalah saya melihat Niki menggunakan bikini putih dan lekuk tubuhnya luar biasa sexy, wajahnya tampak begitu bahagia seakan tidak ada masalah.

N: "Terima kasih ya" (matanya berkaca)
S: "Aku yang terima kasih Nik, aku tak pernah terpikir bahwa aku bisa berada di Bali sama perempuan secantik kamu, tanpa bawa apa2, seperti orang yang tersesat, tapi aku senang banget"
N: "No, bukan untuk ini. Tadi waktu berenang aku teringat bahwa aku baru putus, somehow aku tidak sedih, tidak menyesal, dan langsung tertawa begitu melihat kamu ada disini. Terima kasih itu untuk tidak membiarkan aku merasa sakit lagi, aku bahagia"
S: "Oooh, iya Niki, aku lega setidaknya bisa bermanfaat buat kamu dalam trip ini, aku merasa membebani keluargamu jadinya"
N: "Then would you grant me a wish for exchange?"

Dalam pikiran saya "jangan pergi/extend beberapa hari lagi/bilang sayang sama dia/ sejenisnya".

S: "Of course my dear, apa?"
N: "Putusin pacar kamu dan jadi milik aku seorang"
S: "Wait, what?! Where is this come from? I did told you I'm in relationship Nik!"
N: (matanya berkaca dan menetes) "Kamu kenapa bentak aku"
S: (tersadar dan memeluk Niki) "God, aku minta maaf Nik, i shouldn't have raise my voice on you, I'm sorry, you caught me in surprised"
N: "Aku minta maaf minta itu, tapi jangan pernah bentak aku, apapun kamu bilang aku tidak akan membantah, tapi aku tidak mau dibentak, apalagi sama kamu" (menangis deras)
S: "Iya sayang, mudah2an tidak terulang lagi, aku tadi kaget kamu tiba2 minta gitu padahal dipikiranku kamu akan minta hal lain dan aku sudah siap2 menjawab"
N: "it's okay, aku minta maaf, tadi pagi, waktu aku bangun dan dengar percakapan kamu sama pacar kamu, aku tak rela, sesak rasanya, makanya aku hampiri kamu dan menahan bersuara, aku ingin kamu lihat aku saja, bukan membayangkan dia" (masih sedikit tersedu)
S: "Okay, thank you kamu sudah menjelaskan. Sejujurnya, hal itu juga masih menjadi beban buatku, aku merasa bersalah juga senang kepada kalian berdua, aku jadi bingung bagaimana menanggapi perasaanmu dan perasaan pacarku, aku minta maaf Nik, belum bisa mengabulkan permintaanmu"
N: "Iya, aku mengerti, kamu benar, kalau aku yang diposisi pacarmu, tidak ada salah tapi ditinggal untuk perempuan lain pasti sakit sekali, aku tarik permintaan itu ya, aku ganti boleh?
S: "Iya, terima kasih, ganti jadi apa?"
N: "Aku minta tempat dihati kamu, aku mau kamu juga sayang sama aku, aku mau apa yang pacar kamu dapat dari kamu juga exactly sama"
S: "Aku coba ya Nik, eh.. Sayang, kalau nanti kamu merasa tidak sama, tolong ingatkan aku"

Sunset pun hampir datang, Niki meminta saya berpakaian karena akan diajak dinner di Jimbaran. Kami makan malam di salah satu restaurant seaffod pinggir pantai sambil menikmati sunset. Saat makan, saya menggoda Niki habis2an karena saya tau hotel tempat kami menginap masih jauh dan kami belum selesai makan. Saat duduk, kami diberi welcome drink dan snack untuk menunggu makanan dimasak.

S: "Ih ini kacang dibumbuin apa sih kok enak gini"

Saya menjilati jari saya senormalnya seseorang menikmati bumbu enak, lalu saya genggam pergelangan Niki dan menghisap jarinya dengan memainkan lidah saya di dalam mulut, mulut Niki menganga melihat saya melakukan itu, lalu saya lap tangannya dan saya letakan di meja lalu pura2 bodoh. Saya melihat ke arah laut menggunakan kacamata hitam, saya melirik Niki masih memandangi saya dengan wajah menanti. Datang makanan, saya menggoda lagi, saya jatuhkan sendok ke bawah (untuk alibi) dan setelah mengambil sendok, saya meraba dari kaki hingga bagian paha dalam Niki dengan pelan dan lembut, Niki kembali memandang saya, kali ini mulai jengkel. Saat sedang makan, saya mirip2kan suara makan kepiting dengan suara saya menghisap vagina Niki dan desahan saya.

S: "Sluuuurppp..!! Hemmmmm... Ouuuh.. fresh banget ini"

Niki menengok ke arah saya lagi.

N: "Terus saja.. Terusin"
S: "Apanya? Ga paham aku?" (pura2 bodoh)
N: "Mau aku telanjang sekarang disini dan naik ke pangkuan kamu?"
S: "Hahahaha ketauan ya"
N: "Jahat ih, sudah tau aku ga akan nolak malah digituin" (mengambek lucu)
S: (berbisik) "Hold on just a little bit, once we got home, I'm your slave" (menjilat telinga Niki)

Niki memangil pelayan dan meminta notanya, saya terkejut belum juga selesai makan kok minta nota.

S: "Sayang, ini masih ada lho" (menunjuk2 makanan)
N: "Ah biarin, awas ya kalau bohong, aku marah"

Ternyata kata2 saya tadi itu trigger nya, mungkin pada saat itu Niki sudah membayangkan apa yang akan kami lakukan sesampainya di hotel, dan saya menjanjikan boleh melakukan ala saja, seperti sudah terguyur bensin saya menyalakan korek api.

Selama perjalanan pulang, Niki menyilangkan kakinya dan tidak menempel pada saya seperti sebelum2nya, dia hanya melihat keluar jendela dan terdiam. Setibanya di hotel Niki bergegas ke arah kamar dan meninggalkan saya memarkir mobil, dalam pikiran saya mungkin daritadi kebelet ke toilet, begitu saya masuk ke dalam kamar.

N: "Kneel!!"
S: (balik badan) "huh.. ap.." (kena tampar)
N: "Aku bilang berlutut sekarang juga!”

Ternyata Niki betul2 mengartikan kata slave bulat2, tapi yaudahlah ikutin saja toh sudah mengucap.

S: "Ya tuan nyonya"
N: "Kamu berani2nya keluyuran sampai jam segini? Kurang ajar kamu ya?!"
S: "Maaf tuan nyonya, saya tadi bertemu teman sebentar, maaf sekali"
N: "Maaf, maaf, kamu pikir bisa seenaknya minta maaf dan tidak dihukum?"
S: "Saya terima hukuman apa saja tuan nyonya"
N: "Baiklah" (melepaskan gaun nya) "Jilat ini!" (menunjuk vaginanya)
S: "ta.. ta.. tapi tuan nyonya, nanti kalau tuan besar tau gimana?"
N: (menampar) "Banyak bicara kamu ya, sudah jilat saja"

Saya mulai menjilati vagina Niki yang putih dan wangi (kami sama2 tidak menggunakan underwear karena memang tidak beli). Niki terduduk di meja tinggi melebarkan kakinya, saya berlutut dan menjilatinya dari bawah, memainkan klitorisnya, menghisap, dan memainkan lidah saya didalam vagina Niki. Niki mendesah dan menjambak saya, dia melihat dirinya sedang dinikmati seseorang dalam pantulan pintu kaca didepannya, meremas dadanya sendiri dan menekan kepala saya agar lidah saya masuk lebih dalam lalu dijepitnya kepala saya oleh kedua paha dan jambakannya semakin keras diikuti suara melengking menahan teriak. Niki menarik saya ke kamar, dia menunggingkan dirinya di kasur, memainkan vaginanya.

N: "Come slave, lick here" (menunjuk vagina)

Saya menjilatnya dari belakang, basah, licin, dan nikmat vagina Niki selalu terbayang. Kali ini Niki membiarkan tangan saya meremas2 dadanya, memainkan putingnya, dan melebarkan pantatnya agar lidah saya bisa menjangkau lebih. Tanpa diperintah Niki, saya masukan penis saya yang sudah keras ke dalam vagina Niki, Niki terkejut karena merasa tidak memberi perintah dan saya bisikan.

S: "Kudeta!"

Saya tutup mulut Niki dengan satu tangan dan mulai memompa penis saya, perlahan2 Niki mulai menikmati, Niki sepertinya mengucapkan sesuatu tapi hanya terdengar mumbling karena tertutup tangan saya, Niki melepaskan tangan saya dari mulutnya.

N: "I want your cum.. I want it so bad.."
S: "Tahan ya sayang, ini enak banget, vagina kamu seperti sedang menghisap penisku"
N: "Iya sayang, terusin aja, aku suka banget posisi ini, penis kamu dalam banget"

Setelah saya merasa mau orgasme, Niki pun seperti hampir orgasme, sebisa mungkin saya tahan, dan begitu Niki menggigil langsung saya cabut penis saya dan mengarahkannya pada mulut Niki dan setiap tetesnya tertampung dalam mulutnya yang mungil, Niki menelannya dan menghisap sisa sperma di penis saya.

Pagi hari berikutnya, kami mengambil paket couple spa yang disediakan hotel, ruang spa yang kami gunakan semi outdoor sehingga saat dipijat kami bisa sambil mendengarkan suara ombak, petugas spa mengenali Niki.

T: "Niki, ingat saya tidak?"
N: "Eh si mbok masih disini!! Ya ampun sudah lama ya mbok.. Oiya ini kenalkan pacar saya"
S: "Halo mbok, senang bertemu"
T: "Aduh pacarnya ganteng! Cocok sama Niki. Saya dulu yang mengasuh Niki setiap berkunjung kesini, nakal sekali ini kecilnya"
S: "Masih kok mbok sampai sekarang hahaha"
N: "Heh!!”
T: "Hahaha ga apa2 kan nakal tapi sudah ada yang mengasuh sekarang, dijagain ya mas Nikinya"
N: "Tuh dengerin!!”

Selesai spa, kami tidur seharian beristirahat, terbangun malam dan mumpung di Bali dan segar baru bangun, saya mengajak Niki untuk ke Club.

N: "Aku belum pernah minum alkohol sayang"
S: "Ya tidak harus kok, nanti pesan jus atau non alkohol ada kok"
N: "Oh ada ya, yaudah ayo kalau gitu"

Kami meluncur ke Legian dimana pada waktu sebelum tragedi bom Bali, Legian merupakan pusat keramaian pada malam hari. Sesampainya disana kami berjalan2 mencari yang terlihat seru pestanya dan kami masuk. Niki melihat bule2 perempuan berpakaian sangat minim dan bahkan ada yang berbikini. Melihat saya jelalatan, Niki lalu melepaskan atasannya dan tersisa celana pendek dengan underwear hitapm mengintip lewat pinggulnya dan bra tipis warna hitam. Dalam sekejap bule2 pria menatapnya, karena takut, Niki lalu memeluk tangan saya, tapi itu tidak mencegah para bule pria menghampiri dan menawarkan Niki sloki demi sloki, Niki melihat saya dan saya hasut dengan tidak enak kalau menolak, terpaksa Niki menerima shot demi shot.

N: "Ternyata setelah beberapa shot, tidak begitu terasa pahit yah, setelah itupun tertutup dengan asin garam dan asam jeruk nya, kamu mau kita beli sendiri aja? Beli sebotol aja berdua?"

Gw terkejut dengan ketidak pahaman Niki terhadap alkohol, mungkin dia pikir sebotol berdua itu cukup.

S: "Sayang, kamu lihat tuh di meja2, mereka sebotol rame saja sudah begitu, kalau kita berdua sih tewas hahahaha"
N: "Hahaha oh gitu ya, kok aku jadi happy banget nih ya hahahaha" (tidak sadar mabuk).

Kami mulai lompat2 di dance floor mengikuti musik, bule2 pria mengangkat Niki ke podium dengan tiang ditengahnya dan saat Niki mulai berjoget dengan tiang itu, bule2 pria disekitar podium nya hanya terdiam dan menatap tanpa bergerak sedikitpun. Tubuh Niki meliuk2 sangat sexy dan sesekali dia meremas dadanya didepan mereka (efek mabuk) dan lalu melihat saya ditengah kerumunan dan turun memeluk dan menciumi saya dengan penuh nafsu didepan pria2 itu. Saya bisa melihat pandangan iri mereka dengan jelas, Niki dengan nafsunya menjilati dan mengigit leher saya dan meremas2 penis saya, itu adalah kode dimana saya harus segera membawa Niki keluar dari sarang penyamun sebelum Niki mulai lebih gila dan saya takut pria2 itu tidak bisa menahan diri karena pengaruh alkohol.

Saya gendong Niki dan saya bawa keluar dari tempat itu dan menuju mobil, Niki masih sibuk menjilati dan mengigit leher saya tanpa sadar itu sudah berjalan ke arah mobil. Semua turis melihat ke arah kami karena penis saya juga menonjol dibawah celana surfing yang begitu tipis tanpa underwear, sungguh malu tapi mau bagaimana lagi. Sampai dimobil saya sudah tenang, Niki duduk disebelah tersandar ke pintu dan mengoceh tidak jelas, saya mulai mengemudi. Ditengah jalan legian yang macet, niki merogoh2 celana saya dan mengeluarkan penis saya lalu menghisapnya begitu dalam, sesuatu yang tidak bisa dilakukannya saat sadar. Saya lepaskan bra nya dan memainkan dadanya selagi dia menghisap, Niki melepaskan celana dan underwearnya selagi menungging membelakangi jendela, saya kunci semua pintu dan berharap tidak ada yang memperhatikan. Tanpa sadar begitu menikmati hisapan Niki, fokus mengemudi dan memainkan vagina Niki dengan satu tangan, saya tidak melihat sudah beberapa bule pria menempel pada kaca Niki dan kaca saya mengacungkan jempolnya, menjilat2 kaca, dan bersorak2, saya begitu malu dan ingin cepat keluar dari jalan itu. Sampai ujung legian, saya belok kiri ke arah pasar kuta karena lebih lancar, disitu Niki menduduki penis saya dan mulai memompa, saya hanya dapat melihat jalan melalui bahu Niki, Niki berteriak dan mendesah begitu kencang tanpa filter.

N: "Fuck!! Fuck!! I liket it deep!! Fuck!!"

Fokus menyetir membuat saya tidak merasakan penis saya dan membuat saya tidak merasa geli atau nikmat, Niki sudah orgasme dua kali sejak tadi pun masih penuh nafsu memompa. Setelah mencapai Jalan Raya Tanah Lot yang pada kala itu masih sepi, saya putuskan untuk berhenti karena Niki begitu sexy dan membara. Saya rebahkan jok hingga maksimal, Niki makin semangat memompa saya, saya remas dadanya dan saya hisap, Niki pun orgasme entah sudah keberapa kali, tak lama saya pun mencapai titik orgasme.

S: "Sayang aku mau keluar"
N: "Iya sayang, keluarin di dalam saja ga apa2, aku mau merasakan hangatnya sperma mu di dalam"

Saya yang juga dalam pengaruh alkohol tidak berpikir panjang dan orgasme di dalam vagina Niki. Sungguh nikmat dan pemandangan terindah saat Niki mencabut dan sperma saya menetes keluar dari vagina mungil Niki, Niki menggapainya pakai tangan dan memasukannya ke mulutnya, lalu menghisap sisa yang menetes dari penis saya.

Kami kembali ke hotel, saya gendong Niki dalam keadaan telanjang dan tertidur ke dalam kamar (untung sudah sepi) lalu saya pun telar disebelahnya.

Hari berikutnya setelah sarapan, kami pulang ke Jakarta. Sesampainya di Jakarta, Niki memberikan saya uang untuk taksi pulang dan kami berpisah karena memang rumah kami tidak searah. Sesampainya dirumah, saya menelpon pacar saya dan mengabari bahwa saya sudah pulang dan seharian kemarin tidak bisa mengabari karena tidak ada sinyal.

P: "Yaudah sebagai gantinya, aku mau ML sama kamu"
S: "Oke babe, besok kita ketemu dihotel saja ya kalau begitu"
P: "Tidak, aku mau sekarang! Kamu tidak tau sudah berapa hari aku menahan kangen sama kamu! Kalau tidak sekarang, jangan berani temui aku lagi!"
S: "Yaudah ayo, ketemu dihotel biasa ya"
P: "Jangan! Dihotel X aja, aku sudah pesan kamar, sekarang ya kamu berangkat!"

Sungguh sangat2 mencurigakan, sejak awal pacaran sampai sekarang, saya dan pacar tidak pernah ke hotel lain selain langganan kami, karena pas ditengah2, aman, dan harga terjangkau, kenapa kali ini pacar minta dihotel X yang rate harganya diatas budget kami. Selama perjalanan saya coba memikirkan banyan skenario, dan sesampainya disana tidak ada satupun skenario yang benar dan ternyata satu skenario yang tidak terpikirkan sama sekali.

Sampai saya didepan kamar yang sudah dipesan, otak masih sibuk memikirkan berbagai skenario buruk, dan saya buka pintu kamar, saya melihat pacar saya terduduk di kasur menghadap saya tanpa busana sedang meremas dada dan memainkan vaginanya, seluruh skenario buruk dalam kepala hilang, saya lega, ternyata pacar saya hanya akan memberikan surprise, berjalan perlahan saya menghampiri sambil melepaskan seluruh pakaian saya dan

SURPRISE!!

Tepat di kiri dimana tadi pandangan saya terbatas oleh tembok kamar mandi ternyata ada Niki dan teman2 perempuan pacar saya.
Saat itu waktu berhenti dan yang terlintas pada kepala saya adalah satu kata "FUCK!!".
Tamparan demi tamparan, makian demi makian, sirup, es teh, dan segala minuman tersiram ke tubuh saya, saya hanya bisa terdiam, Niki pun hanya terdiam melihat saya diGB.

Ternyata dari awal Niki tau siapa saya, Niki merupakan tetangga dari pacar saya dan tak sengaja melihat foto saya dan pacar saya saat main kerumahnya. Saat membicarakan saya, pacar saya menceritakan bahwa saya akan masuk ke kampus yang sama dengan Niki dan ternyata alam semesta mengatur saya bertemu Niki di warnet, saat itu Niki menceritakan pada pacar saya kalau dia tidak bilang kenal dengan pacar saya lalu merencanakan ujian ini.
Saat dimobil kejadian saya menjilat vagina Niki hingga orgasme, disitulah pacar saya dan Niki berkolusi untuk mencoba sejauh mana saya berani mengorbankan hubungan saya yang sudah tahunan demi seorang perempuan yang baru saya kenal.
Ayah Niki diperankan oleh salah satu teman kakak Niki di komplek perumahan mereka.
Niki memang anak orang kaya, tapi dia jomblo dari awal, belum pernah pacaran, kisah sedih yang dia ceritakan merupakan bagian dari skema untuk menarik perhatian saya.

Singkat cerita.
Saya berakhir dengan diusir dari kamar tanpa sehelai benang pun, pihak hotel berbaik hati memberikan saya handuk untuk dipakai pulang.



Terima kasih para suhu yang sudah menyimak cerita ini dari awal dan menunggu hingga selesai. Cerita ini dan cerita2 lain yang nantinya akan saya share senyata2nya, sedetail2nya tentang perjalanan saya menjadi bajingan top di kawasan segitiga emas Jakarta. Selamat menikmati dan semoga Niki ada dalam mimpi anda.

...go to next series...
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Wah, pirame'eun, Mamang ngiring ngampar aaahh ..... Ceritanya Bagus
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd