1 dibagi 3
(
Illustrasi gambar + Nama samaran )
Bang Ajib
Beberapa minggu kemudian entah kapanlah itu, Aku sudah lupa. Cobaan datang secara bertubi-tubi, yang pertama adalah teguran dari RT yang mendapat laporan aku sering membawa seorang wanita keluar masuk rumahku, entah dari mana asalnya laporan reseh itu. Padahal 3 rumah samping kanan, kiri, dan depanku itu sering kosong dan pemiliknya adalah orang yang sama. Waktu itu RT ku adalah seorang TNI kolot yang tidak naik pangkat , Mungkin stress kali yah. Masih inggat aku pernah dipersulit membuat surat keterangan pindah kependudukan untuk membuat KTP depok. Orang idealis tidak mungkin mau di kepret dengan uang, apalagi aku tau istrinya orang kaya. alhasilnya aku menggunakan isi kepalaku untuk mengakalinya .
"Oh, iyah pak, ibu saya memang sedang membuka kost-kostan putri" Jawabku tanpa pikir panjang .
"Kalau sampean ini buka kost. Yo, jangan lupa di pasang plang. Biar warga sini enggak curiga. bener toh?" Ucap pria asli madiun itu.
Untung saja waktu itu doi langsung percaya saja hehe. Cobaan ke 2 membuat kepalaku sakit memikirkanya Yaitu Sari, Awal bulan sari muntah-muntah tidak jelas dan setelah aku belikan testpack, apa yang kutakutkan itu benar-benar terjadi. Sari Hamil. Karena ulah adik ku. Aku tidak memarahi adik ku karena kutau pikiranya masih labil dan yang jelas jika aku selesaikan dengan emosi, bukanya jalan keluar yang kudapat malah mimpi buruk kudapat.
kuketahui Sari ternyata sudah terlanjur sayang dengan adik ku. Karena adik ku tidak pintar mempengaruhi orang sehingga masnya lah yang nge backup. Aku meyakinkan sari dibantu dengan indah dan Nita agar mau melakukan ****** dan jangan sampai keluarganya tau mengenai soal ini, Termasuk dengan echi yang saat itu sudah jarang main kerumahku. Permasalahan lain adalah teh dewik yang jadi seperti merong-rong masalah uang kepadaku. Dia pikir aku bisa diperdaya dengan statusnya yang menjadi istri jadi-jadian itu? dan berpura-pura sayang kepadaku padahal dibelakangku ia masih sering melakukan pesta sex sambil ngobat.
Suatu ketika Perbuatan bejatnya itu pun akhirnya dapat kulihat dengan jelas oleh kedua bola mataku. Biasanya, pulang kuliah aku langsung kerumah teh dewik. Tapi, malamnya aku selalu pulang kerumah. Aku iseng meng-sms dirinya kalau aku tidak main seminggu kerumahnya karena pulang ke jawa. Kutunggu sampai malam ke 3 hingga sekitar jam 10 malam aku kerumahnya tanpa mengabarinya. Dannn apakah yang aku lihat? 2 sepeda motor yang tak kukenal pemiliknya sedang diparkirkan di halaman rumahnya. Dari jarak sekitar 3 meter dari arah rumahnya aku mendengar...
"OOUUHHHHH........." Desah suara teh dewik yang samar-samar kudengar.
"OUuuhhhhhhhmm...Mmmgrmmm" Desah dan erangnya seperti binatang buas.
Sebelum mengetok pintu aku sudah mempersiapkan mentalku dengan apa yang aku hadapi. Apalagi ketika sudah mencapai depan dekat pintu aku mendengar "Plok....Plok...Plok" Suara daging paha yang beradu kasar yang ditambah dengan geraman suara pria. Wah, tampaknya komplotan yang sedang menikmati tubuh molek teh dewik adalah seekor binatang buas yang mencoba untuk menginseminasi lubang kemaluan pasanganya. Kuketok pintu teh dewik hingga membuat sekumpulan pasangan kebo itu menghentikan permainan panas mereka. Aku mendengar suara perbincangan seorang pria yang sedang menggunakan bahasa medan yang sama sekali tak bisa aku cerna dengan otak ku. Sumpah mirip seperti bahasa Alien vs predator yang sama sekali tak ku mengerti. Seorang pria sangar hitam keling bertubuh kuntet membuka pintu rumah teh dewik. Ia sempat melototiku dengan tampang sangarnya. Tubuhnya yang di bumbui oleh tatto yang tak jelas asal usulnya itu, sepertinya aku pernah melihatnya ketika mengunjungi rumah teh dewik.
"Mau cari siapa bang?" Ucap pria itu yang kukenal adalah bang ajib
"Mau cari dewik bang. Ada?" Balasku dengan senyum lebarku seperti badut
"Saya udah booking malam ini . Tapi, kayaknya uda di booking yah bang" Imbuhku yang membuat pria itu sesaat memandangiku dari bawah sampai atas.
"Besok ajalah bang kemari dewik sedang tidak ada" Ucap balas pria itu dengan nada suara yang seperti mengusir dan hendak untuk menutup pintu.
"Bang-bang tunggu dulu bang." Ucapku memegangi pintu
"AH, Kenapa lagi bang?"
"Bang, begini saya lagi kehabisan barang...biasa kan saya beli sama dewik,-"
"Ouwhhh.. ada bang-ada ....sebentar bang" Ucap potong pria itu memanggil temanya.
Aku melihat seorang pria setengah baya berambut botak seperti seorang profesor sedang berjalan kearah kami berdua memberikan sebuah tas pinggang. Perutnya yang buncit seperti petruk dan gigi rompalnya yang seperti habis di hajar itu menginggatkan ku akan sosok maling ayam yang baru saja keluar dari penjara , kukenal nama pria itu dengan sebutan Bang tigor. Setelah memberikan tas pinggang tersebut kepada bang ajib, ia langsung berlari kegirangan masuk kedalam rumah menemui teh dewik yang mungkin sudah menunggu kehadiranya. Bang ajib pun membuka tas pinggang tersebut dihadapanku yang berisikan sebuah barang psikotropika kelas 1 alias sabu-sabu yang sudah dibungkus rapih dengan wadah plastik yang kecil.
"Hmmm..bang...saya beli 10 deh , sekalian buat temen-temen saya" Ucapku yang dikala itu membeli dalam jumlah yang banyak
"Plok...plok...Plok"
"OuuuuuHHhh....Ouuuhhhhmmm..." Desah teh dewik yang semakin jelas kudengar
"Plok..Plok...Plok" suara daging paha beradu
"Waduhh..hehe...itu dewik bang" Ucapku cengar-cengir
"Bentar yah bang" Ucap pria itu masuk kedalam rumah, menegur temannya, hingga suara desah teh dewik pun tak kudengar lagi.
"Iya bang..sorry yah bang. ..si dewik lagi kami pake sekarang..hehe" Ucap pria itu mendadak menjadi ramah
"Jadi gimana bang? Jadi beli 10? " Ucap tawar pria itu.
"Jadi bang" balasku setuju
10 wadah plastik sabu yang hampir seberat 1 gram per 1 plastiknya itu dihargai 2.500.000 juta rupiah yang sengaja tak kutawar agar aku lebih akrab denganya. Karena aku tak membawa uang sebesar itu sehingga aku pun pergi ke ATM dan sempat mengajak bang ajib naik ke mobil kijang baru butut ku yang berplat No L/Surabaya. Aku memang sengaja tidak membawa jeep wrangler ku yang agak sedikit mencolok itu. Di Sepanjang perjalanan, kami berbincang akrab dan ia sempat menawariku barang yang lebih bagus mutunya. Lah wong aku beli hanya untuk modus , buat apa?
Ketika transaksi selesai aku menyuruh bang ajib untuk menaruh 1 per 1 bubuk sabu tersebut masuk kedalam tas kresek , tanpa aku sentuh sama sekali barangnya. Setelah proses transaksi selesai , agar kami lebih akrab aku sempat mengajak bang ajib makan sate di pinggiran jalan . Waktu itu aku mengaku seorang pegawai swasta asal jawa timur yang sedang bekerja sebagai pegawai bank di tangerang.
"Suka main sama dewik yah bang?" Ucap akrab pria itu
"Wah, iyah bang semok abisnya..hahaha" Balasku sambil menikmati sate
Tiba-tiba saja Pria itu sempat memamerkan foto seorang wanita cantik nan bohay sedang menggunakan baju ketat loreng-loreng yang ada di HP bututnya.
"Wihh, siapa tuh bang?" Ucapku dibalas sunggingan senyum bangga dari pria itu.
"InI cewek Aku bang..hahaha" Ucap pria itu tertawa bangga
"Enggak bang, Perek sama kayak dewik" Imbuh candanya
"Wah, boleh nih bang " Ucap balasku dengan senyum mesem
"Mau Kau?" Ucap tawar pria itu.
"Boleh..boleh bang" Balasku dengan girang
Bang ajib pun memberikan nomor PSK bertubuh molek itu kepadaku (Simak kisahku berikutnya), hingga kami berdua saling bertukaran no contact. Setelah mengantar bang ajib kerumah teh dewik. Didepan halaman rumah teh dewik kami sempat berbincang-bincang sejenak, hingga akhirnya aku langsung to the point.
"Bang saya boleh ikutan ga?" Ucapku
"Boleh-boleh ayuk...masuklah.. tak usa malu-malu." Ajak pria itu
"Bang-bang....bentar bang...."
"Bang....saya ngintip aja deh. .. gak enak kalau nanti si dewik ngelihat saya"
"Ah, Ayolah...kita sodok bareng-bareng...Masa aku enak -enak sodok kau cuma nonton?" Ucap ajak paksa bang ajib sambil memperagakan gerakan sodokan pantatnya.
" saya ngintip aja deh bang. Abang aja yang main sama temen-temen abang" Ucapku
"Ah, yang Bener kau ?" Balas pria berlogat medan ini
"Iyah bang, main dimana sih bang?" Ucap tanyaku
"Di kamar belakang bang, kalau kau mau ngintip langsung ke belakang saja bang...-"
"Ah, ayolah bang...main bareng kita.." Ucap ajaknya lagi
"Gak apa-apa bang, saya ngintip aja.." Balasku kekeh
"Belakang bang...Aku bukakan jendelanya.." Ucap pria itu menunjukan arah belakang rumah teh dewik yang masih area sawah.
Ketika aku mengelilingi rumah teh dewik, aku sempat tidak mendengar suara desahan teh dewik maupun daging paha yang saling beradu lagi. Ah, masa udah selesai sih?. Batinku. Kudengar suara jendela terbuka di belakang rumah teh dewik. Saat itu bang ajib memberikan ku sebuah kode untuk stay di tempat karena teh dewik sepertinya sedang kekamar mandi. Karena penasaran aku mengintip sedikit agak menggeser-geser tubuhku agar tidak ketahuan. Aku melihat aktifitas di kamar teh dewik yang ramai dengan kicauan suara 3 orang pria medan yang sedang bertelanjang bulat sedang asik menghisap bong/alat hisap sabu bergantian. Tak lama kemudian aku melihat teh dewik yang sedang mengenakan daster transpran erotis berwarna hijau muda berjalan genit, bergabung dengan mereka. Bang tigor sempat bercengkrama mesra dengan teh dewik yang sedang asik menghisap bong, Sambil meremas-remas buah dadanya.
(
TS Sudah agak sedikit lupa mengenai perbincangan mereka ber 3. Karena banyak campuran bahasa medan yang tidak dimengerti. kira-kira percakapanya seperti ini)
"Ahhh..wik...Montok kali body mu ini" Ucap puji pria setengah baya botak itu sambil meremas buah dada teh dewik.
"Abang teh baru nyadar bodi dewik montok?" balas genit teh dewik
Bang tigor sempat membelai rambut panjang teh dewik hingga mencium pipinya dengan tampang mesumnya itu. Teh dewik pun menanggapi pria botak itu dengan wajah mesemnya.
"Eh-eh kau liat itu si ninin, Bahhh....montok kali bodinya..." Ucap bang tigor
"Ahh...kau gor senangnya sama yang buncit-buncit" Ucap timpali seorang pria berkumis yang kukenal bang togu
"Ah kau juga senang minum susunya...jangan banyak lagak kau" Ucap bang tigor
"Wik...Perut mu itu lebih bagus buncit....Montok wik...lepaslah Spear-spear- ah apalah itu"
"Spiral bang...ah , enggak bang ....dewik teh kapok" Ucap balas teh dewik
"Kalau kami beri Ini (sabu-sabu) gratis kau mau? " Ucap timpali bang ajib
Percakapan mereka sempat hening sejenak di timpali dengan suara bisik-bisik yang tak bisa kudengar. Karena penasaran aku coba balik mengintip lagi tapi sayangnya moment tersebut tidak kudapatkan.
"Ok dehh bang....hehe....beneran loh yah janji" Ucap manja teh dewik
"Nahhh.....Begitu wik! Baru mantap.." Pria botak itu semeringah
"AH...sebelum bikin...latihan dulu kita" imbuhnya mengajak teh dewik di atas ranjang
Dengan posisi tiduran di kasur teh dewik pun membuka kedua kakinya lebar-lebar menyambut bang tigor yang sedang mengarahkan batang jantanya kearah lubang kemaluanya. Besar batang jantanya yang sudah gosong itu juga sempat membuat kedua bola mataku terbelalak. Bagaikan melihat sebuah torpedo gemuk yang memiliki rambut lebat. Tidak panjang hanya saja diameternya yang gembul sama seperti orangnya. Pria itu langsung menghujamkan batang jantanya menerobos lubang sumur teh dewik yang sudah mengikuti bentuk torpedonya itu.
"Plok...plok...splok...plok"
"Grmmrrr....rmmrrrr" Geram suara pria itu seperti binatang buas
"OuuUuuhhhh.....Mmgrmmmmm" Desah lirih teh dewik yang di ikuti suara geramanya
Pria setengah baya berambut botak itu tidak main-main mengeluarkan tenaganya yang seperti kuli itu, menjebol lubang kemaluan teh dewik dengan gerakan pantatnya yang amat cepat, Hingga membuat tubuh teh dewik terhentak-hentak menerima impact dari rentetan serangan torpedonya itu. Tubuh molek teh dewik yang sedang mengenakan daster transpran erotis itu pun menjadi objek serangan mulutnya yang sedang bergreliya di kedua buah dadanya, menghisapi kedua puting susunya dengan liar sambil menyodokan dalam pantatnya, hingga mencuri bibir tebal nan sexy teh dewik dengan giginya yang rompal itu. Bunyi suara ranjang reot berdecit adalah saksi biksu dari kebringasan pria itu yang sedang menghajar liang senggama teh dewik. Tubuhku yang bergeser-geser melihati kebringasan pria itu sempat di lihat oleh bang ajib dan temanya bang togu yang sedang menunggu giliran. Bang ajib sempat memberikan ku kode untuk masuk, sementara itu aku melihat bang togu menanyaiku siapa? Aku melihat bang ajib seperti sedang menjelaskan mengenai diriku kepada temanya itu. Tak lama kemudian temanya itu menghampiriku yang sedang mengintip di jendela.
"Bang...masuk bang..." Ucap ajak bang togu
"Ah, saya disini aja bang" Jawabku
"Ah, jangan begitulah bang...banyak nyamuk...masuklah" balas pria itu
"Ssshhttt...udah bang gak apa-apa" Ucapku sambil memberikan kode untuk diam
"Dibikin enak aja bang..." Imbuh bisiku.
Ketika kami sedang mengobrol di jendela. Sesuatu pun terjadi.
"PLOK....Grmmrrrmm.....PLOK" Suara geram bang tigor yang sedang memompa dalam pantatnya
"Mhrmmmm...Sssshhhhh.......Mhrmmm-mm" Suara geram teh dewik yang dipadu dengan nada desisnya
"Aaahh...Sssshh....wik...enak kali memek kau wik" Ucap puji pria itu
Aku melihati teh dewik yang sedang meremas gemas kedua gundukan buah pepaya bangkoknya itu sambil mengerang dengan kedua bola matanya yang merem-melek. Sepertinya pria itu berhasil memompa dalam cairan maninya yang membasahi liang senggama teh dewik. Hingga membuat teh dewik mengikat erat pingang pria buncit itu dengan kedua kakinya. Bagai melihat seekor anjing betina dimusim kawin begitulah ketika aku melihat teh dewik sedang melototi kedua bola mata bang tigor sambil menyungingkan desis suara gemas. Prilaku nakalnya itu pun membuat pantat bang tigor mengkejang-kejang bagaikan sebuah rentetan senapan machine gun yang sedang menembaki liang senggama teh dewik.
"Ahh-ahhh...Gilak kau wik...." Ucap bang tigor dengan desah patah-patahnya
"Cepet sana bang...Udah bang gak apa-apa" Ucap bisiku menyuruh pria itu untuk pergi
"Ssshhhh....Kenapa seyyy bang?" Ucap desis kedua bola mata teh dewik yang sedang menegur bang togu yang sedang menyapaku diluar.
Ketika teh dewik menengok kearah jendela terus terang aku langsung panik menyembunyikan diriku dibalik tembok. Wow...inikah sensasinya melihat pesta sex? Seakan-akan memicu jantungku berdegup dengan kencang. Hingga membuat batang jantanku manggut-manggut tak karuan. Saat itu aku sungguh menikmati sensasi thrill tersebut sambil mengintip-ngintip teh dewik yang sedang hendak menunganggi batang jantan bang togu. Pria hitam keling berkumis ini ternyata tidak memiliki alat kelamin sebesar kawannya yang sempat membuatku girang sendiri, entah itu membuatku bangga dengan alat kelamin ku sendiri. "SLEP" Aku melihat bongkahan pantat bahenol teh dewik berhasil menelan selangkangan pria yang memiliki alat kelamin kecil itu dari arah belakang. Aku tak melihat sama sekali cairan kental milik bang tigor yang merembas keluar di balik bibir kemaluan lobehnya itu. Mungkin sangking kentalnya cairan tersebut sehingga terjebak didalam liang senggamanya.
"Prott...Plok.....Prott...Plok"
"OUUUuuhhhh.......Ouuuuhh" Desah teh dewik
Aku mendengar suara daging paha beradu yang terdengar seperti dua daging basah yang saling bertabrakan hingga menimbulkan bunyi suara yang terdengar seperti kentut basah. Dari arah belakang tubuhnya aku melihat teh dewik sedang mengocoki batang jantan bang togu dengan gerakan pantatnya yang naik turun, yang dipadu dengan gerakan pinggulnya yang memutar-mutar hingga membuat pria hitam keling itu menikmati sensasi goyang dumang teh dewik sambil menghisap kedua puting susu teh dewik bergantian. Belum lama di goyang pantat bahenol teh dewik. Aku melihat bang togu menekan dalam pantatnya sambil memegangi pinggul teh dewik dengan kedua tangan yang bergemetaran.
"Aaaaahh---wik.....Cepat-cepat lah kau bunting....Ssshh...biar abang bisa minum susu kau" Ucap pria itu sambil berdesis patah-patah.
"iihhh...sabar atuh bang....Besok dewik cabut dech" Ucap genit teh dewik
Ku pikir hanya aku saja yang memiliki pikiran aneh itu. Ternyata banyak juga orang diluar sana yang memiliki pikiran sama sepertiku. Batinku. Aku juga tak menyangka saat itu aku berada di dalam moment yang sangat pas melihat sifat busuk teh dewik.
"Ah, wik sini kau...abang juga mau pakai memek kau" Ucap panggil bang ajib
"Minggir kau gor! badan mu itu seperti ikan paus...Minggir" Imbuh kesal bang ajib menendang bang tigor yang tiduran di ranjang.
"Sssshhhh....Kelaa bang (Bentar bang)......" Ucap teh dewik menyungingkan nada suara desis yang nikmat
Pemandangan erotis sifat nakal teh dewik pun dapat kulihat dengan jelas ketika ia beranjak dari selangkangan bang togu. Teh dewik sempat memposisikan tubuhnya duduk berjongkok sambil menggoyang-goyangkan bibir kemaluanya seolah-olah ia inggin mengusir sesuatu dibalik lubang kemaluanya itu. "Byur" . Sebuah cairan kental bercampur encer pun mencuat keluar membasahi lantai rumahnya ketika teh dewik merekahkan bibir kemaluanya dengan jemarinya yang berbentuk huruf V. Cairan mani yang berasal dari 2 orang pria setengah baya itu, merosot keluar dari balik lubang sumurnya membuat teh dewik menyungingkan nada suara desis nikmat . Tak lama kemudian ia menyusul bang ajib yang sedang menunggunya di ranjang. Karena posisi tubuh teh dewik yang berhadapan langsung dengan jendela. Aku jadi tidak bisa melihat apa yang mereka lakukan selain bunyi suara daging paha beradu dan deruan nafas berat bang ajib. "Plok....plok...plok" Bunyi suara daging paha yang beradu hingga tak lama kemudian. Mungkin belum sampai 5 menit. Bang ajib mendesah dengan nada suara yang patah-patah mengeluarkan isi cairan kentalnya membasahi liang senggama teh dewik.
Aku tak menyangka pria sangar-sangar ini memiliki libido kelas kakap , bahkan seorang newbie pun bisa bermain lebih lama di banding bang ajib dan bang togu. Awalnya saja yang hardcore , tapi cepet muncratnya. Pantas saja aku dapat membuat teh dewik kelepek-kelepek di ranjang. Tapi, sayangnya sifat busuk teh dewik itu yang gampangan tidak secantik wajahnya. Selain itu juga aku cukup ngeri ngelihat cara bersetubuh mereka bertiga menghajar 1 lobang yang sama dan asal main semprot saja. "WAH, kalau begini caranya Aids nih" batinku. Setelah menunggangi selangkangan bang ajib teh dewik pun langsung menghisap bong dengan ketawanya yang cekak-cekik bersama ke 3 teman tidurnya itu.
Aku sempat memberikan kode kepada bang ajib untuk keluar rumah. Ia pun menanggapiku dengan tanganya yang menyapa. Di depan halaman rumah teh dewik kami pun sempat berbincang-bincang sejenak, termasuk dengan siasat kawan-kawanya itu untuk menghamili teh dewik.
"Kenapa bang? kau mau juga? " Ucap akrab pria itu mengajak ku.
"Ah, abang aja, bang-bang...kalau bisa ngebuntingin si dewik pas di puncak aja. Pakai mobil saya bang..hehe" Ucap bisiku cenggas-cengges
"Saya yang bayar bang sewa villanya" Imbuh bujuk rayuku yang di balas tampang pria itu yang cenggas-cengges.
"Tapi, jangan ajak-ajak temen abang. Kita berdua aja" Imbuh bisik ku
"Wah, boleh-boleh Dik. Ah, Pintar juga kau ini" Balas girang bang ajib
"Ah laik...kau mau aku bawa si ninin? Biar sepasang kita" Ucap tawar bang ajib
"Siap bang atur aja" Ucapku
Aku pun pulang kerumahku hingga bertegur sapa dengan bang ajib.
Sesampainya dirumah aku menyimpan barang haram hasil transaksi ku dengan bang ajib di lemari buffet garasi mobilku, hingga menguncinya dengan gembok.