Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Life (by:superpuss)

superpuss

Semprot Addict
UG-FR
Daftar
11 Apr 2012
Post
455
Like diterima
719
Bimabet
Dunia adalah tentang kita, kita yang hidup di bumi ini. Tentang arti saling mengenal, menghargai, memahami dan mencintai satu sama lain. Tuhan selalu memberikan dua pilihan untuk kita. Bahagia dan kesedihan, Kaya dan Miskin, kehidupan dan kematian, dan juga beberapa pilihan lainnya, selalu ada pilihan. Beberapa orang hidup mempunyai tujuan, cita-cita yang akan diraih melalui perjuangan. Beberapa orang lainnya merasa sudah mati bahkan setelah mereka terlahir. Kita tidak perlu menghitung berapa banyak jumlah yang hidup dan mati, biarkan tuhan yang menentukan, dan biarkan waktu yang memberikan kita perjalanan.


-Jakarta, 2013-

Dalam sebuah acara televisi yang cukup ternama, ada sebuah acara talkshow yang mengangkat tentang kehidupan orang-orang yang begitu memberikan inspirasi. Tidak perlu menjadi artis atau politikus untuk memberi inspirasi kepada orang banyak, cukup untuk menjadi seseorang yang berguna dalam keadaan apapun untuk seseorang.

Pembawa acara mulai memberikan sambutan kepada penonton di studio tersebut. Kata-kata indah dari beberapa orang ternama ia ucapkan. Sampai saatnya ia mulai mengucapkan nama seseorang yang akan diundangnya untuk berbincang dengannya selama satu jam.

"Dia adalah seorang pemuda yang cukup memberikan inspirasi tentang sebuah kehidupan kepada orang banyak, pemuda yang berjuang diatas kegelapan untuk memberikan cahaya pada yang lain, tertulis dalam kata-kata yang terlontar indah di setiap bukunya. Inilah dia, Leo!" kata si pembawa acara yang bernama Andy itu.

Pemuda bernama Leo itu pun masuk ke dalam studio, tepuk tangan dari penonton memberikan sambutan yang meriah. Leo bersalaman dengan Andy. Mereka berdua duduk di kursi yang di sediakan.

"Leo, terima kasih sudah menyempatkan waktunya untuk datang," kata Andy memulai pembicaraan.

"Sama-sama," ucap Leo.

"Leo ini adalah seorang penulis muda yang sudah mengeluarkan beberapa buku tentang kehidupan-kehidupan manusia yang berada dalam tekanan hidup, termasuk buku tentang biografi Leo sendiri, benar?" tanya Andy.

"Ya, ya...," jawab Leo singkat.

"Anda termasuk orang yang berada dalam tekanan hidup juga berarti?" tanya Andy kembali.

"Hampir setiap jam," jawab Leo seraya tersenyum.

"Di dalam buku anda yang berjudul; "Ceritaku tentangku" ini," ucap Andy seraya menunjuk sebuah buku. "Apakah sepenuhnya yang tertulis disini adalah kenyataan yang anda alami?"

"Setiap huruf dan kata-kata yang ada di buku itu adalah nyata, tanpa di lebih-lebihkan sedikitpun, apa yang saya alami, saya rasakan adalah sebuah kata, seperti sekarang saya bicara, semuanya adalah tentang kata, kata-kata yang nyata," jawab Leo.

Penonton kembali bertepuk tangan setelah mendengar ucapan Leo.

"Bisa anda ceritakan tentang sebagian kecil dari kehidupan anda yang ada di buku ini?"

"Tentu, dengan senang hati."

Leo tersenyum, ia menarik nafas dalam-dalam sebelum ia memulai untuk menceritakan sebagian kecil tentang kisah hidupnya.


*****​


Terkadang, untuk menjadi seorang yang bahagia, kita perlu untuk merasakan kesedihan. Itulah kehidupan yang akan di lalui seseorang, dan orang itu bernama Leo. Pemuda yang cukup pintar tapi ia tak mengetahuinya. Leo terlahir sebagai orang yang bahagia, ekonomi keluarga yang cukup, kedua orang tua yang menyayanginya, tapi setiap kebahagiaan yang ada, selalu ada pula tentang sebuah kesedihan.

Di sekolahnya Leo terkenal sebagai murid yang pintar tapi penyendiri, bukan karena ia sombong, hanya saja ia merasa sulit berbaur dengan lainnya. Ia adalah penikmat kesendirian. Ia hanya tersenyum untuk kedua orang tuanya dan untuk beberapa orang yang cukup mengenalnya dengan baik. Hanya beberapa, dan itu sangat berarti untuk Leo.

Di masa akhir sekolah menengahnya, Leo mendapat sebagai predikat murid terbaik, ia juga mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya di salah satu universitas ternama di kota Depok. Atau yang biasa dikenal dengan Kampus Biru.
 
Leo tinggal di asrama kampus, jauh dengan kedua orang tuanya. Ia membereskan barang bawaannya di kamar barunya, ia mendapatkan teman satu kamar yang unik, selalu berisik dan tidak bisa diam. Ed namanya. Ia selalu berbicara tanpa kenal lelah, tanpa peduli apakah mulutnya sudah berbusa. Tapi Leo tak merasa terganggu, ia tetap bisa fokus belajar, walau terkadang ia bisa tertawa mendengar lelucon Ed.

Leo hanya mengenal belajar, terkadang rasa kangen terhadap kedua orang tuanya datang, tapi Ed selalu bisa membuat Leo tersenyum. Ed menjadi teman yang baik untuk Leo. Setelah setahun lamanya Leo tinggal di asrama tersebut. Ia berencana untuk pulang, dan berencana untuk menyambut kepulangan kedua orang tuanya sehabis pergi liburan ke luar kota.

Sehari sebelum kepulangan orang tuanya, Leo sudah berada di rumah orang tuanya. Ia merasa kangen sekali dengan rumahnya itu. Meski sedang dalam keadaan liburan, dan tinggal sendiri di rumah, Leo tetap membaca buku-buku, belajar dan belajar sampai ia lelah dan tertidur, lalu bermimpi tentang kedua orang tuanya, yang akan datang esok pagi.

Kriiingggg..., Kriiiingggg..., Kriiiiinngggg....

Telepon rumah Leo berdering pagi itu, Leo yang sedang membaca buku sambil mendengarkan radio pun mengangkat telepon tersebut. Sebuah panggilan yang ternyata memberi sebuah pukulan telak pada jiwa Leo. Gagang telepon rumahnya bergantung di bawah meja, terjatuh seperti air mata Leo.


*****​


Pasca meninggal kedua orang tuanya dalam kecelakaan pesawat. Leo mulai mengurung diri di dalam rumahnya, ranjang kamarnya menjadi tempat favoritnya sekarang. Tak terhitung sudah berapa jumlah air yang keluar dari matanya. Ia adalah seorang yang sedih, seorang yang tengah berada dalam kegelapan.

Leo tak pernah lagi belajar, ia mulai mendapati hobi barunya.

"Hey, Ma, Hey, Pa. Kalian sehat hari ini? Kalian bahagia disana?" ucap Leo sambil memandang foto kedua orang tuanya.

"Apa aku sudah boleh menyusul kalian?" lanjut Leo.

Berbicara dengan foto kedua orang tuanya menjadi kegiatannya aehari-hari, ia menjadi seperti Ed, tak peduli dalam keadaan apapun, ia terus berbicara dengan foto. Bahkan ia mulai mengumpulkan semua foto kedua orang tuanya, dan ia tata rapi di dalam kamarnya.

Leo juga sudah tak peduli dengan keadaan rumahnya yang mulai berantakan. Ia aedang memakan biskuit, tapi ia tak kunjung berhenti bicara, terus dan terus. Bahkan ia tak menyadari kedatangan tamu kecil yang sedang memakan tumpahan-tumpahan biskuitnya. Seekor tikus yang tak mengerti apa yang Leo bicarakan.

Leo mulai sadar kehadiran tikus itu saat menggigit kaki Leo. "Aaauuuwww!" jerit Leo yang terkaget saat kakinya digigit oleh tikus kecil tersebut.

"Kau cukup berani juga makhluk kecil," ucap Leo sambil menatap tikus tersebut yang kemudian pergi setelah Leo menggoyangkan kakinya.

Begitupun hari-hari berikutnya. Kini tikus itu menjadi teman baik Leo. Ia memberi nama Jack pada tikus tersebut. Leo juga mulai sudah berubah banyak dari kehidupan lamanya, ia mulai merokok, mulai meminum minuman keras, dan juga ia selalu membeli biskuit kesukaan teman barunya, Jack.

Bahkan Leo sudah menyiapkan kamar kecil untuk Jack, dan Jack pun seperti dengan senang berada di kamar barunya itu.

"Hey, Jack." ucap Leo saat Jack keluar dari kamar kecil yang ia buat.


*****


Sebulan berlalu, dan Leo masih betah mengurung dirinya. Jack terlihat lebih gemuk. Pendengar yang baik dari apa yang Leo ucapkan.

"Jack, kau sudah tampak besar sekarang. Aku tau, Jack, kau tidak mengerti apa yang ku ucapkan, itu karena kita beda, kan? Ya, ya, kau tikus kecil. Aku manusia. Kita beda, Jack. Tapi kau adalah temanku, kau sahabatku, dan akan selalu seperti itu. Jack, apa kau lihat kedua orang tuaku hari ini? Ya, Mamah dan Papahku. Lihat, mereka tersenyum setiap hari untuk kita, Jack. Tapi hari ini sepertinya tidak, aku tak tau mereka pergi kemana, Jack. Kau tau? Sepertinya tidak."

Jack masih sibuk memakan biskuit kesukaannya.

"Jack, kau suka kegelapan? Hah? Kau suka? Apa kau lebih nyaman seperti ini?" ucap Leo sambil menyalakan api dengan koreknya yang membuat Jack lari ke kamarnya.

"Hahahaha.... sepertinya kau tidak suka terang, Jack. Hahahah, kau pengecut, Jack, kau pengecut. Hahaha!" Leo tertawa.

"Akupun, Jack. Aku juga pengecut sepertimu. Kita pengecut, Jack. Benarkan? Kemarilah, habisi makananmu."

Jack memang teman yang baik, ia kembali datang dan mulai kembali memakan biskuitnya.

Setiap harinya Leo dan Jack menghabiskan waktu berdua. Bagi Leo, semenjak kehadiran Jack, ia mulai sedikit melupakan tentang keadaan orang tuanya yang menurutnya kini telah menghilang, pergi liburan entah kemana.


*****​


Suasana di dalam studio cukup hening, lantunan musik membawa mereka ikut masuk merasakan apa yang sedang Leo ceritakan. Kini Leo berhenti sejenak, ia minum, dan Andy mulai kembali sedikit bertanya.

"Oke, akan kita lanjut nanti, tapi sebelum lanjut, kita bisa kembali mengobrol sedikit tentang bagian yang menurut saya paling menarik," ucap Andy.

"Bagian yang mana?" tanya Leo.

"Hmm.... Tentang sebuah pencarian jati diri. Apa yang sebenernya menjadi bagian paling sulit untuk mengetahui siapa kita?" tanya Andy.

"Yang paling sulit adalah mengalahkan pikiran negatif kita, dan kadang kita perlu menghadapi ucapan orang-orang yang meremehkan kita, merendahkan kita, dan sebagainya," jawab Leo. "Karena bagi saya sendiri, mencari jati diri bukan tentang mengetahui siapa kita sebenarnya, yang paling penting untuk kita tahu adalah kalau kita tak sempurna dan tak akan pernah sempurna, karena hidup adalah sebuah ketidaksempurnaan."

"Maksudnya?" tanya Andy.

"Begini. Kebanyakan orang selalu ingin menjadi terbaik dalam hal apapun, melebihi apa yang namanya cukup, terus dan terus berkompetisi menjadi yang terbaik, melupakan ketidaksempurnaan yang berada dalam diri kita dengan mengabaikannya bukan untuk menutupi ketidaksempurnaan itu. Kasarnya, kita bukan mencari jati diri, tapi kita mencari bagaimana kita dikenal orang. Kebohongan dapat mengabaikan ketidaksempurnaan kita, dan kita akan terus menganggap kita bisa lebih baik dari siapapun."

"Wooohhh.... jawaban yang luar biasa!" ucap Andy yang puas dengan jawaban Leo seraya bertepuk tangan yang diikuti oleh penonton.

"Leo, Leo, lalu, bagaimana anda keluar dari setiap tekanan yang datang saat anda kehilangan diri anda?" lanjut Andy.

"Menciptakan dunia saya sendiri. Saat itu saya berpikir di kesendirian saya, bagaimana saya menghibur diri. Saya butuh teman tanpa harus mencari, tapi saya akan menciptakannya," jawab Leo.

"Berarti anda tidak menyelesaikan masalah pada diri anda sendiri?"

"Yap, benar, saya tidak menyelesaikan masalahnya, saya hanya menghindari tekanannya, karena saya yakin, jika saat itu saya masih hidup, saya akan keluar dari masalah tersebut dan akan mulai melakukan sesuatu. Tidak peduli apa yang orang bilang apakah saya bisa atau tidak, yang jelas saya akan keluar dan menyelesaikannya." ucap Leo.

"Don't tell me, i can't do it. Don't tell me, i can't be done."


*****​


"Jack, aku berharap kau bisa menjaga kedua orang tuaku, Jack. Oke?!" ucap Leo yang sudah mulai bangkit dan berencana kembali ke kampusnya setelah mendapat panggilan dari dosen yang ia hormati.

"Aku hanya sebentar, Jack. Aku akan kembali. Aku akan merindukanmu, Jack," Leo mengelus tikus kecil itu, dan memberi sebuah kecupan hangat.

"Bye, Jack!" Leo menangis saat meninggalkan kamarnya yang sudah hampir tiga bulan ini menjadi tempat favoritnya.

Hidup terus berjalan, dan Leo harus kembali ke dunia nyata, dimana hari-hari berikutnya akan menuntunnya untuk mengenal kehidupan.
 
Setelah kembali di kamar asramanya, Leo mendapati kini ia merasa sendiri, tak ada lagi sosok Ed yang bawel dan gokil itu. Ia mulai bertanya-tanya kemana Ed. Tapi tak ada yang tahu keberadaan Ed, begitupun dengan Dosen yang cukup Leo kagumi, bahkan tak mengenal ada mahasiswa bernama Ed. Aneh, bagi Leo. Tapi bagi yang lain; Leo lah yang aneh.

Leo mulai kembali merasakan apa yang namanya kehilangan, walaupun ia terus mencari kemana Ed, tapi ia tak kunjung menemuinya bahkan mengetahui kabar dari Ed. Beberapa mahasiswa lain menganggap Leo mulai gila, itu juga yang dirasakan dosen yang dikagumi Leo. Bahkan ia mulai mencari tahu apa yang dialami Leo.

Hidup Leo di kampus semakin berantakan, nilai-nilainya turun, dan ia terus bertanya kepada orang. "Apakah kau mengenal, Ed?" atau, "Apa kalian tahu dimana, Ed?". Khawatir dengan keadaan Leo, Dosennya membawa Leo secara paksa ke rumah sakit. Disanalah Leo dan dosennya mengetahui kalau Leo mengidap Skizrofenia.

"Skizofrenia merupakan suatu gangguan kejiwaan kompleks di mana seseorang mengalami kesulitan dalam proses berpikir sehingga menimbulkan halusinasi, delusi, gangguan berpikir dan bicara atau perilaku yang tidak biasa (dikenal sebagai gejala psikotik). Karena gejala ini, orang dengan skizofrenia dapat mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain dan mungkin menarik diri dari aktivitas sehari-hari dan dunia luar."


Akhirnya Leo menetap di rumah sakit tersebut yang akan membantunya untuk memperbaiki diri, agar ia berusaha menyembuhkan dan menghilangkan penyakit yang di deritanya.

Leo berada di taman rumah sakit, ia duduk di bangku taman. Tiba-tiba datang seorang pemuda yang duduk disampingnya dan berbicara dengan Leo.

"Apa kau, Leo?" tanya pemuda itu.

"Ya, kau mengenalku?" jawab Leo sambil menatap pemuda itu dengan raut wajah yang menunjukkan kebingungan.

"Aku mengenalmu sebaik aku mengenal dunia ini," jawab pemuda itu.

"Kau kenal dengan, Ed?" tanya Leo.

"Of course, Aku mengenalnya, ia cukup baik sekarang, dan menjadi seorang guru di luar kota."

"Oh, syukurlah. Aku pikir dia mati."

"Kenapa kau berpikiran seperti itu?"

"Kau tahu, hmm---"

"Oh, iya, aku lupa memperkenalkan diri, aku Tom."

"Kau tahu, Tom, Ed adalah teman sekamarku yang baik di kampus, dan tak ada yang mengenalnya. Ed hilang seperti debu, makanya aku berpikir ia mati dan dibunuh di kampus itu."

"Hahahah... pemikiran yang negatif, huh?"
"Ya, ya, aku tahu.... kenapa kau mau berbicara padaku? Bahkan di kampus, tak satupun orang yang mau berbicara padaku?"

"Maybe, aku mau menjadi temanmu."

"Oke.... sekarang kau adalah temanku."

Mereka berdua bersalaman layaknya orang yang baru berkenalan.

Kedatangan Tom cukup membuat Leo terhibur, Leo mulai kembali berbicara setiap hari bersama Tom. Cerita dan cerita menyenangkan terucap setiap hari dari bibir mereka, diiringi tawa. Leo tetap menjalankan pengobatannya, ia tahu tak akan sembuh dari penyakitnya, tapi paling tidak ia yakin akan keluar dari rumah sakit ini.

Kehadiran Tom mengajarkan Leo tentang kepura-puraan. Di depan para dokter, Leo selalu terlihat lebih baik setiap harinya. Ia cukup sukses sebagai penipu, yang akhirnya membawa Leo keluar dari rumah sakit itu dan kembali ke asrama kampusnya. Hadirnya Tom membawa semangat tersendiri buat Leo, ia mulai kembali belajar dan belajar, mengejar semua ketertinggalannya.


*****​


Tepuk tangan penonton kembali memecahkan suasana hening di studio, banyak dari mereka yang tak tahu apa itu Skizrofenia, tapi cerita Leo cukup membuat mereka tercengang. Hampir mendekati akhir cerita, penonton makin di dalam studio itupun makin dibuat penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Jadi anda mengidap Skizrofenia?" tanya Andy.

"Ya."

"Lalu bagaimana anda bisa tenang menghadapi keramaian saat ini?" lanjut Andy.

"Jujur saya penuh keringat," jawab Leo sambil tertawa. "Saya belum sepenuhnya sembuh, tapi saya sedang belajar untuk berbaur tanpa menyembuhkan penyakit ini.

"Anda tidak berniat untuk sembuh?"

"Not yet."

"Kenapa?"

"Karena saya cukup senang dengan halusinasi saya, mereka yang membawa saya terus mengenal hidup."

Andy dan penonton dibuat bingung oleh pernyataan Leo.

"Lalu sejak kapan anda memulai untuk menulis?" tanya Andy di tengah kebingungannya.

"Sejak saya tahu Jack sudah mati, dan saya berniat untuk mengenangnya," jawab Leo.

"Apakah Jack benar-benar seekor tikus yang nyata?" tanya Andy kembali.

"Itu yang belum saya tahu sampai sekarang," jawab Leo yang lagi-lagi cukup membingungkan.



*****​



Leo mulai serius menghadapi hidupnya, hasil dari belajarnya selama ini membuahkan hasil serta pujian dari dosen-dosen yang membimbingnya. Ia kembali lagi dikenal sebagai si jenius, tak lagi dianggap gila, meski mereka tak tahu kalau sebenarnya Leo terus menyimpan siapa Tom sebenarnya. Tom yang selalu hadir kapanpun Leo butuhkan.

Dan akhirnya, tibalah hari wisudanya. Leo memang dikenal sebagai jenius, tapi pada akhirnya, tujuannya untuk kembali mendapatkan predikat terbaik kali ini harus gagal. Tapi Leo cukup bangga, saat ia ditawari sebagai dosen di salah satu kampus ternama di luar kota. Ia meminta waktu untuk memutuskan apakah ia menerima tawaran tersebut atau menolaknya.

Leo kembali kerumahnya. Ia begitu rindu pada rumah itu, ia sudah berencana mengenalkan Tom pada Jack dan kedua orang tuanya. Ia berbelanja beberapa kebutuhan hidup kedepan, termasuk biskuit favorit Jack. Tapi saat ia sampai, ia mendapatkan Jack sudah mati di kamarnya yang Leo buat. Leo cukup terpukul, ia kembali lagi merasakan kehilangan. Untungnya ada Tom yang kini bisa memberinya semangat lebih.

"Apa kau begitu menyayangi, Jack?" tanya Tom.

"Sangat."

"Kau akan mengingatnya selalu, ia memang mati, tapi tidak dalam pikiran dan hatimu," ucap Tom.

"Aku tahu, Tom. Lalu apa yang akan kulakukan?"

"Kenang Jack sebagai mana kau menyayangi dalam setiap untaian kata."

"Aku menulisnya?"

"Ya. Kau sanggup?"

"I will...."

Maka di hari itu juga, Leo mulai menulis tentang teman kecilnya yang bernama Jack. Tikus kecil yang menemaninya dalam beberapa bulan. Leo menyadari kalau ternyata ia sudah cukup lama meninggalkan Jack. Dalam setiap kata yang ia tulis, ia selalu mengucapkan, "Im sorry, Jack, Im sorry."

Seperti apa yang dilakukan Bumi, terus berputar. Apa yang dilakukan jam, terus berdetak. Itulah hidup, dan bagaimana waktu memastikan semua kehidupan berjalan dengan baik. Seperti hari-hari Leo yang terus berputar dan berdetak, berjalan sebagaimana waktu menghendakinya. Arah mana yang akan dilalui, tak ada yang tahu, yang jelas, kita hanya ingin sampai di tujuan akhir. Itulah yang kini dicari Leo.

Menulis menjadi kegiatannya saat ini, fokusnya berada pada setiap kata-kata yang ia tuangkan dalam kertas putih. Leo mulai menemukan kesibukan baru, ia mulai menutupi ketidaksempurnaannya dengan menulis. Melupakan siapa Ed, Jack dan Tom, karena Leo berpikir kalau mereka bertiga hanyalah tokoh fiksi yang ia tuangkan dalam cerita tulisannya.

Puluhan halaman tentang dirinya sudah tertulis dalam bukunya. Ia juga mulai riset untuk memperdalam ilmunya lagi tentang beberapa penyakit psikologi, banyak kisah hidup seseorang yang akhirnya ia dapat. Dari seorang yang keterbelakangan mental, pengidap Phobia tingkat tinggi, Obsessive-Compulsive Disorder dan lain-lain. Ia menyadari setiap orang punya perjalanan hidup yang berbeda- beda, walaupun pada akhirnya hanya kematian yang kita tunggu.

Ia mencari tentang ketidaksempurnaan, karena begitulah hidup, bukan masalah kita terlahir lengkap tanpa cacat dan kita anggap sempurna, selalu ada ketidaksempurnaan dari setiap manusia, cacat ataupun tidak. Leo mengingatnya baik-baik, pelajaran yang berharga untuk hidupnya. Ia mengingat saat ia di tinggal selama-lamanya oleh kedua orang tuanya. Ia dihadapkan dengan pilihan; Hidup atau mati.


*****​


"Terima kasih," ucap Leo saat ia mengakhiri ceritanya.

Penonton dan Andy bertepuk tangan semeriah mungkin menunjukkan kepuasan mereka terhadap cerita tentang perjalanan hidup Leo. Standing applause dari semua penonton yang hadir.

"Apakah sampai saat ini anda sudah lebih baik dari sejak anda pertama kali mengalami skizrofenia itu?" tanya Andy.

"Very Well."

"Anda tadi bilang kalau teman halusinasi anda ialah yang membawa anda pada perubahan dalam diri anda, bukankah itu termasuk kalau anda juga lah yang merubah diri anda?"

"Setiap dari mereka memberi perubahan."

"Apa sekarang anda bisa merasakan kehadiran teman anda?"

"Tom yang akan menjawab," jawab Leo seraya menunjuk ke hamparan kosong.

Andy dan penonton tertawa mendengar candaan Leo.

"Lalu, setelah anda mengetahui apa tujuan akhir anda, apa yang anda harapkan untuk kedepan?" tanya Andy.

"Mati dengan tersenyum." jawab Leo.







--2015
 
Bravo ganPuss :jempol::jempol::jempol::jempol::jempol::jempol:


"setiap orang mempunyai perjalanan hidup yang berbeda-beda, walaupun mempunyai perhentian yang sama.." Suka banget sama kalimat yang ini gan..:kk:
 
Bravo ganPuss :jempol::jempol::jempol::jempol::jempol::jempol:


"setiap orang mempunyai perjalanan hidup yang berbeda-beda, walaupun mempunyai perhentian yang sama.." Suka banget sama kalimat yang ini gan..:kk:

makasih agan caesar :kk:
 
Suram banget. Sesuram hidup ane sekarang :((
mantap ganpuss langsung tamat :jempol:
 
"mati dengan tersenyum.."

ajib!? simple tapi ngena.. lnjutkan perjuanganmu kisanak :D
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd