Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Rara

Bimabet
Update 06

***

Balai Desa dipenuhi warga malam ini. Deretan kursi rapi dan hampir penuh terisi. Sekretaris Camat, Kepala Desa, perangkat desa dan dosen pamong dari dua kampus berbeda mengisi beberapa kursi terdepan.

Kudengarkan suaraku sendiri, mengoceh panjang lebar dalam bahasa normatif yang setengah dihapalkan. Kata-kata basi perpisahan resmi, mewakili rekan-rekanku dari dua almamater.

“...kembali ke jurusan di universitas masing-masing. Sesibuk apapun, kami tentu selalu ingat bahwa kami pulang membawa banyak hal. Pengalaman nyata, pendidikan dalam skala praktis dan semangat untuk mengabdi.

Di benak kami masing-masing, satu sama lain sudah menjadi sesuatu. Teman, sahabat, saudara..”

“..Spiderman..” sebuah suara nyeletuk.

Aku tergagap karena celetukan itu. Kuangkat wajah ke sumber suara. Beberapa kepala ikut menoleh mengikuti arah pandangku ke wajah Citra. Alis-alis mengernyit heran, tidak mengerti konteks pembicaraan.

Aku dan Citra bertatapan dalam senyum. Mataku terpaku ke matanya, bertaut-pandang dalam tatapan yang jauh melampaui kata mesra. Kulanjutkan pidatoku, serangkaian kata yang terasa tidak lagi bermakna, terkalahkan oleh tatap mata Citra.

***

“Jadi kamu Mary Jane?”

Citra tergelak. Kami duduk di beranda, sedikit terpisah dari teman-teman yang lain, yang berkumpul di sisi lain rumah-posko.

Ini malam terakhir kami di desa ini sebagai mahasiswa KKN. Semua sudah berkemas pulang dan akan langsung ke Makassar besok setelah upacara pelepasan di Kantor Bupati.

“Bukan. Aku lebih suka jadi Gwen.”

Citra bangkit berdiri. Dia melangkah ke ambang tangga, berdiri sejenak dan menoleh ke arahku. Gerak samar di bahunya jelas mengajakku mengikutinya. Kami berjalan membelah desa, seperti remaja dengan rasa gugup yang begitu kentara.

“Gwen?” tanyaku kemudian.

Citra mengangguk. Kakinya lincah melompat ke tepi jalan, berbelok ke area persawahan. Sinar bulan yang tidak terang sedikit memberiku petunjuk bahwa senyum Citra masih terkembang. Aku melangkah mengikutinya dari belakang, berjalan beriringan menuju dangau di tengah sawah.

Kami duduk bersisian di dangau tanpa dinding itu. Struktur kayu yang mengingatkanku pada jingle stasiun TV swasta jaman dulu (Kok bisa ada tivi di tengah sawah? Haha..)

“Gwen siapa?” aku bertanya.

“Duh, kamu gak baca The Amazing Spiderman?” Citra balas bertanya.

“Nggak, hihi.. Gwen itu pacarnya Spiderman yah di versi The Amazing?”

“Ish, kamu gak asik, ih.. Masa aku yang mesti jelasin sendiri..”

“Haha.. Maaf.. Aku memang gak tau versi yang itu. Emang apa bedanya?” Tanyaku.

Rambut Citra bergerak diembus angin, menguarkan aroma wangi yang lembut, mengingatkanku pada harum telapak tangan ibu. Citra begitu mempesona di terangnya siang dan begitu cantik di bawah temaram bulan.

Bibirnya yang mungil bergerak lincah ketika dengan lancar dia bercerita,

“Di versi The Amazing, pacarnya namanya Gwen, anak perwira Polisi. Gwen itu blonde bukan ginger. Trus Gwen itu dari awal sudah tau identitas si Spiderman, gak kayak MJ yang taunya belakangan.”

“Gwen itu tau hampir semua tentang Peter Parker, dan langsung mengerti, gak nuntut banyak, gak seperti MJ versi komik yang cemburuan..”

Mata kami saling menatap, Citra melanjutkan dengan perlahan,

“..dia tau dan mengerti semua kekurangan laki-laki ini. Dia tahu resiko yang akan dihadapinya. Tapi dia memilih gak peduli..”

Benakku mengira-ngira, apakah yang diucapkannya barusan masih tentang Spiderman?

“..trus di versi movie, yang terkenal dari MJ adalah ciuman terbaliknya, ingat gak?” Kata-kata Citra semakin lirih.

“Kalo sama Gwen, ciumannya gak kebalik?”

Sepertinya itu pertanyaan yang paling sesuai dengan suasana saat ini. Sesuai dengan jarak di antara wajah kami yang mulai menghilang, inci demi inci.

“Nggak. Ciumannya gak kebalik kalo sama Gwen..”

Manis napas Citra menyapu rambut halus di wajahku.

“Kalo gak kebalik, rasanya gak seru dong..”

Kuberanikan diri mengulurkan tangan, menapaki pipinya yang dingin. Citra memejamkan mata, mengikuti naluri, menenggelamkan diri.

“Gak perlu seru. Ciuman memang gak perlu seru..”

Aku dan Citra berubah apatis. Persetan dengan udara yang terbuka. Tak kami pedulikan lagi resiko terlihat warga.

Bibir Citra begitu lembut, ciumannya begitu hangat namun menuntut. Lengannya melingkar di leherku, menjalin jari di sela rambutku yang meriap berantakan.

“Mmmmmmmhhhhh.. Akhh..” Rintihan mengganti desahan, ketika tanganku meremas pinggulnya dengan keras.

Citra menarik wajah, menatapku dengan mata setengah redup,

“Jangan berhenti..” Pintanya.

Kuselami kembali bibirnya yang terbelah membuka. Citra merebahkan tubuh, menarikku menindihnya di atas bilah-bilah bambu yang berderik seirama gerak tubuh kami yang mulai liar tak terkendali.

Semesta menghilang, malam itu kami tidak terpisahkan..

***

Upacara penutupan masa KKN selesai sesaat menjelang sore hari. Bupati Bone memberi sambutan panjang kepada segenap mahasiswa KKN yang tersebar di tiga kecamatan. Kantor Bupati dipenuhi warna merah dan oranye yang menyatu secara gradual, memantulkan cahaya siang yang hangat.

Citra tidak pernah jauh dariku sejak kami berdua menghabiskan malam. Kami berdua sadar, kebersamaan kami akan berakhir dalam hitungan jam. Citra tertidur di sampingku di ruang tamu posko, menempel padaku dalam perjalanan menuju Kantor Bupati, dan terus menggenggam tanganku sepanjang seremoni.

Dia seperti tidak peduli terhadap pandangan heran beberapa teman-teman kami. Kemesraan yang tiba-tiba ini sangat mencolok dan mengundang tanya. Terutama karena beberapa teman sudah tahu bahwa aku bukan pria jomblo ketika itu, dan Citra pun sepertinya begitu.

Aku menunggangi motorku, bersiap untuk berangkat pulang seusai pelepasan oleh Bupati. Citra memelukku rapat dari belakang, condong mengikuti kontur motorku yang didesain untuk kecepatan tinggi.

Lalu keramaian di depanku tersibak, membuka pandangan menuju seraut wajah yang begitu akrab. Jas oranye dan kerudung biru terang membingkai wajah dengan hidung bangir dan mata yang indah.

Hara tersenyum dan melambai padaku dari ujung yojana.

***

“Yang tadi siapa?” Citra bertanya di bahuku, ketika laju motorku menjadi pelan di daerah perbatasan Bone-Maros yang penuh tikungan tajam.

“Yang mana?”

“Yang tadi di Kantor Bupati. Cewek yang manis. Mantan kamu yah, hihi..”

Citra terkikik di belakangku. Dagunya bertumpu di bahuku. Pelukannya terasa erat, memanjakan punggungku dengan gundukan dadanya yang hangat mengganjal.

“Bukan. Dia teman lama yang baru ketemu lagi.”

Keheningan lama menemani kami dalam perjalanan sisanya. Citra mengeratkan pelukan ketika kami memasuki wilayah Kota Makassar dari utara sore itu. Motorku meliuk-liuk dengan kecepatan yang tidak berkurang. Keramaian lalu lintas seperti ini memang selalu menjadi tantangan mengadu skill dalam kecepatan tinggi.

Citra meminta diturunkan di fakultasnya, keluarganya akan menjemput di sana, katanya. Di depan palka Fakultas Kedokteran Gigi, Citra berjingkat turun dari motorku.

“Thanks, yah, Nan..” Citra tersenyum berkata. Dia berdiri dua langkah lebih jauh dari biasanya.

Cahaya lampu hanya menerangi sebagian pipinya, menyembunyikan wajahnya yang chubby. Kuraih tangannya. Citra meremas tanganku singkat, lalu melepasnya cepat-cepat. Aku tahu, jika setelah ini kami bertemu kembali, tidak akan ada lagi kemesraan seperti sebelumnya.

“Yang di sana biarkan tetap di sana..” Katanya lagi, lalu berbalik pergi.

***

Yang terjadi selanjutnya adalah apa yang sudah nubi ceritakan dalam part akhir Husna dan Lily.

Update kali ini singkat, datar namun sedikit “menyentil jeroan” nubi sendiri. Ini disengaja, sebab pada bagian ini, parallel-timeline sudah berakhir, update selanjutnya (ke-7) akan sama sekali lepas dari thread terdahulu. Timeline akan bergerak maju.

Semoga suhu sekalian masih mau menunggu.. :)
 
Terakhir diubah:
Mas....adegan kentu nya ndi mas...tak enteni kok malah semesta menghilang...

Eling ku langsung ke kosmik...

Silver surfer...

:p
 
Akhirnya update jg...
:baca: dl y suhu
 
Ehm...memang keliatan sekali datarnya goresan suhu pada.chapter ini. Sempat bengong ngebacanya. Blank. Mana msh ada.unsur "parallel-timeline" pula dgn last chapter pada thread "husna & lili". Terpaksa buka lg deh thread satu itu. Tapi ternyata msh gagal faham kali ini. Hadehhhhh... bingung deh si oot. Terpaksa ngumpet di pojokan sambil nunggu chapter ke 7. Lanjutken suhu. Thks for update. :beer:
 
Cuma bisa mesem-mesem..
Hihi..

Mas..eling mas...iki cerpan mas...
Emang penulisan nya sesuatuh bingits...
Deskripsi yang elok nian..
Tapih...tapih...akuh pengen sex scene nya yang hots mas...se hot piring nya steak black papper..mak nyooos kena lengen...
:marah:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Thanks updatenya Suhu...
Jadi, rara itu hara atau citra yaa..??
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd