Thread ini saya pindahkan dari tempat sebelumnya karena salah penempatan thread, maaf jika membuat tidak nyaman.
Cerita ini hanya fiksi belaka, tidak ada unsur mistisnya........ jika ada kesamaan nama, tokoh dan organisasi hanyalah kebetulan saja
Di pagi buta yang cukup mendung ini, Bayu masih sibuk menyusun koran dan majalah yang akan diantarkan kepada langganannya. Ada banyak langganannya yang menanti koran dan majalah itu tiba di rumah mereka dalam keadaan baik. Melihat cuaca yang sedikit tidak bersahabat, menambah pekerjaan extra Bayu, ia mulai membungkus satu persatu koran dan majalah itu dengan plastik, agar tidak kebasahan jika hujan akhirnya turun.
Itulah kegiatan Bayu sehari2, sebelum ia berangkat ke kampusnya. Hidupnya yang miskin membuat ia harus bekerja keras untuk membeli buku2 kuliahnya dan membiayai sekolah kedua adik perempuannya yang masih SMA, sementara sang ayah hanyalah seorang satpam dirumah seorang Dokter. Sedangkan ibu mereka hanyalah buruh cuci dirumah sang Dokter. Kehidupannya yang miskin tidak membuat Bayu berkecil hati, walau karena kemiskinannya, ia sering direndahkan oleh teman2 kuliahnya. Bayu selalu mengalah jika dilecehkan oleh teman2 kuliahnya yang merupakan anak2 konglomerat dan pejabat di Ibukota tersebut.
Setelah menghantarkan semua koran dan majalah ke rumah para langganan dengan motor bututnya, Bayu biasa langsung berangkat ke kampus. Ada beberapa orang teman kuliahnya yang juga berlangganan majalah modis kepadanya. Walau teman2nya tersebut sering melecehkannya, namun mereka sering memberikan tips yang besar saat membayar uang langganan perbulannya. Hal tersebut cukup menghibur Bayu, karena ia sangat butuh uang itu untuk biaya kuliah adik2nya nanti, walau tidak banyak, ia perlahan2 mulai menabung demi persiapan kuliah adik2 perempuannya, ia tidak ingin adik2 perempuannya mengalami pelecehan yang sama jika mereka kuliah nanti.
“hai kacung….. dimana majalahku………..”
Bayu langsung menolehkan wajahnya mendengar suara keras yang sangat ia kenal. Alex Triono, anak kedua dari generasi ketiga keluarga besar Triono, merupakan konglomerat urutan 20 terkaya di Ibukota.
“sekalian bawakan tasku, saya sudah membayar uang langganan saya ke rekeningmu, dan memberikan cukup banyak tips disana” lanjut Alex, setelah menerima majalah sport dari Bayu, ia melempar tasnya kearah Bayu, yang langsung dengan sigap ditangkap oleh Bayu. Alex berjalan angkuh diiringi 3 orang temannya, banyak mata memandang kejadian itu. Ada yang merasa kasihan terhadap Bayu, ada pula yang merasa jijik dengan Bayu. Kalau bukan karena kepintaran Bayu, tidak mungkin ia bisa kuliah di kampus elite ini, hampir semua konglomerat besar di kota itu mengkuliahkan anaknya di kampus ini, demi mendongkrak prestasi kampus, Rektor kampus memberikan biasiswa pada beberapa siswa pintar dari kalangan menengah kebawah. Dan Bayu salah satu siswa yang beruntung mendapatkannya. Dan 5 orang lagi dari berbagai jurusan, Jelita, Rahayu, Tari, Yunita dan Uchi. Mereka semua berbeda2 jurusan, namun kadang Rektor memanggil mereka berkumpul untuk memberikan pengarahan2an penting agar mereka tidak menyinggung anak2 dari konglomerat yang merupakan para d0natur (jadi d0natur HANYA melalui admin team, BUKAN lewat staff lain) besar di kampus itu. Disanalah mereka akhirnya saling kenal, dan sering berkumpul di perpustakaan kampus.
Mereka berenam sudah biasa direndahkan dan dilecehkan dikampus itu, terutama saat sedang istirahat di kantin. Mereka harus menempati meja paling pojok di kantin itu, semua teman mereka seolah merasa jijik dengan kehadiran mereka di kantin. Bahkan ada yang suka terang2an melempari meja mereka dengan makanan. Namun hal tersebut tidak membuat mereka berkecil hati. Tujuan mereka adalah ingin menuntut ilmu dan segera mendapatkan pekerjaan yang layak untuk masa depan mereka.
Menjelang sore hari, Bayu melangkahkan kakinya kearah parkiran motor, ia lelah sekali hari ini, begitu banyak mata kuliah yang ia jalani hari ini. Begitu sampai di parkiran motor, ia terkejut melihat dua ban motor bututnya dalam keadaan ban kempes, sebenaranya ia sangat marah sekali. Sudah beberapa kali ia mengalami hal ini, dan mengeluarkan banyak uang untuk mengganti ban dalam motor kesayangannya itu. Jika bukan karena ia sangat membutuhkan motor itu untuk mngantarkan koran dan majalah ke langganannya, rasanya ia ingin menjual saja motor tua itu.
Akhirnya Bayu memutuskan untuk mendorong motor tuanya. Ia pun berjalan menuntun motor butut itu keluar kampus, diiringi tawa dan sindiran teman2nya yang kebetulan melihat dia.
“hehehehehehe……. kiloin aja motor gitu mah, lumayan buat jajan……..”
“motor gitu ngerusak pemandangan kampus aja……..”
“hati2 nanti jalan kampus rusak gara2 motor butut lu nyet………”
Dan banyak umpatan sindiran lainnya mengiringi langkah Bayu ke pintu gerbang kampus yang cukup jauh. Ketika Bayu tiba didepan pintu gerbang kampus.
Bremmm…..
Tiba2 berhenti sebuah mobil Toyota Alphard keluaran terbaru, tepat di depan Bayu.
Bayu diam, menunggu siapa yang hendak melecehkannya lagi, belum puaskah mereka membuatnya menahan marah.
Tiba2 pintu depan mobil itu terbuka, keluar kaki Panjang yang mulus dari pintu depan mobil itu, tampak seorang wanita ramping dan cantik dengan tinggi 175, mengenakan rok span hitam dan jas hitam. Berjalan mendekati Bayu.
Bayu tertegun sesaat, sementara semua orang yang berdiri di sekitar gerbang juga terpana dengan kecantikan wanita itu. bertanya2 dalam hati mereka…….
“Bayu Perkasa……..?” ucap wanita itu Anggun
“ya….? Saya…….?” Ucap Bayu gugup.
“Mohon Tuan Bayu ikut saya……. Nyonya Besar ingin bertemu……. biarkan motor itu disini, nanti akan ada yang mengurusnya.” Ucap wanita itu sambil berjalan kearah pintu mobil, membukakannya untuk Bayu.
Setelah menggeser motornya kearah trotoar, lalu menguncinya, Bayu segera menghampiri wanita itu, lalu masuk kedalam mobil.
Setelah pintu ditutup, wanita itu kembali ke masuk ke kursi depan mobil, menutupnya, lalu mobil itu melaju pergi, meninggalkan berjuta pertanyaan dibenak orang yang menyaksikannya.
Beberapa teman Bayu menyaksikan hal itu……. bertanya2 ada apakah gerangan? Suruhan konglomerat dari keluarga mana wanita cantik itu? apakkah Bayu telah menyinggung salah satu dari keluarga konglomerat di Ibukota?
Mobil itu melaju kearah pusat kota, lalu memasuki halaman sebuah gedung bertingkat, langsung berhenti didepan pintu utama gedung tersebut. Tampak berbaris sepuluh orang wanita cantik berbadan cukup tegap, dengan menggunakan setelan jas hitam dan celana hitam menyambut mereka.
“Selamat datang Tuan Bayu, Selamat Sore Nona Cantika “ ucap mereka bersamaan sambil membungkukan badan mereka, ketika Bayu turun dari mobil itu.
“Silakan Tuan Bayu ikuti saya” ucap wanita itu yang ternyata bernama Cantika.
Mereka berjalan bersama memasuki gedung dengan ketinggian 20 lantai tersebut. Semua orang membungkukan badannya ketika berpapasan dengan Bayu dan Cantika. Mereka menuju lift, lalu naik ke lantai paling atas gedung itu.
Setibanya diatas, mereka disambut dengan dua wanita yang tidak kalah cantiknya dengan Cantika, memakai jas hitam dan celana panjang hitam, mereka berdua langsung mengiringi langkah Bayu dan Cantika. Menuju ruangan dengan pintu jati yang besar.
tok……tok…..tok……
“Nyonya, Tuan Bayu sudah datang……..” triak Cantika.
“Masuk……..” ujar suara wanita dari dalam ruangan tertutup itu.
Cantika langsung membuka pintu besar itu.
“mari Tuan Bayu……… “ ucap Cantika mempersilakan Bayu masuk terlebih dahulu, diikuti Cantika, namun kedua wanita yang tadi mengiringi mereka tetap berdiri di luar pintu.
Ketika Bayu masuk, wanita cantik dan anggun dengan tinggi 165 cm yang sedang berada dibalik meja besar, segera berdiri, langsung menghampiri Bayu.
“Halo Dik Bayu, masih ingat saya?” ucap wanita itu sambil memeluk Bayu yang masih diam kebingungan.
Tercium harum wangi parfum mahal dari tubuh wanita itu, sangat kontras dengan bau baju Bayu yang sudah berkeringat akibat aktifitasnya seharian. Bayu menatap wajah cantik wanita yang diperkirakan Bayu berumur 35an itu, sambil mencoba mengingat2 dimana mereka pernah bertemu, serasa familiar sekali wajah wanita itu.
Wanita itu menyuruh Bayu untuk duduk dahulu di bangku sofa yang ada di ruangan itu. setelah Bayu duduk, wanita itu duduk pula disamping Bayu persis, sambil dua tangannya yang halus menggenggam kedua tangan Bayu. Sementara Cantika terlihat sibuk menyiapkan dua cangkir teh di salah satu meja yang ada di sudut ruangan yang sangat luas itu.
“Perkenalkan dulu nama saya Aulia Ningrum” ucap wanita itu yang ternyata bernama Aulia Ningrum.
“kamu ingat, dua tahun yang lalu saat terjadi kerusuhan di jalan Ketapang” lanjut Aulia.
“Oh iya, saya ingat….. “ jawab Bayu kembali ingat dengan wajah wanita cantik di depannya.
“saat itu saya terjebak ditengah2 kerusuhan, dik Bayu menolong saya, ketika mobil saya di hancurkan dan dibakar orang, semua barang saya termasuk dompet dan handphone saya ikut terbakar saat itu, bahkan kepala saya sempat terluka akibat terkena lemparan batu. Dik Bayu sempat menyelamatkan saya ke rumah dik Bayu. Lalu membawa saya kerumah sakit Harapan, saya tidak tahu waktu itu Dik Bayu bahkan membayar lunas biaya perawatan saya, sebelum dik Bayu pergi menghilang. Bahkan saya belum sempat memperkenalkan diri saat itu. Sejak saat itulah saya bertekad mencari Dik Bayu, saya sedikit mengalami kesulitan, rumah dik Bayu berada di kawasan yang ramai, dan saya sedikit lupa arah saat itu. satu bulan yang lalu kebetulan saya melewati kampus dik Bayu, melihat dik Bayu keluar sambil membawa motor itu, motor yang dik Bayu pakai mengantar saya kerumah sakit kala itu. makanya saya yakin itu dik Bayu sang penolong saya” ucap Aulia mencoba mengingatkan Bayu awal pertemuan mereka.
“iya, maaf saya harus segera pergi waktu itu, karena khawatir dengan kedua adik perempuan saya.” ucap Bayu.
“akhh….. dik Bayu punya dua orang adik perempuan rupanya” ucap Aulia.
“iya…. Bagaimana kabar ibu sekarang?” lanjut Bayu.
“duh jangan panggil saya Ibu dong, saya belum menikah, kalau bawahan saya wajar memanggil saya ibu atau nyonya hehehehhehehehe…….. dik Bayu kan bukan bawahan saya. Panggil saya mbak Aulia saja” ucap Aulia sambil tersenyum, dan masih terus memegang erat tangan Bayu.
“iya Mbak Aulia….” Ucap Bayu tersenyum juga.
“sebenarnya saya punya sedikit masalah dik Bayu…….” Ucap Aulia dengan wajah sedih.
“masalah apa Mbak Aulia?” tanya Bayu.
“sebenarnya sudah sejak empat tahun lalu saya terkena penyakit kangker, minggu kemaren saya sudah divonis dokter, saya hanya bisa bertahan paling lama enam bulan lagi”
“akhh…… saya ikut sedih mendengarnya” ucap Bayu pelan.
“saya sempat takut awalnya, namun saya sudah pasrah sekarang, sebab itu saya ingin bertemu Dik Bayu” lanjut Aulia.
“apa yang bisa saya bantu Mbak? apakah Mbak butuh seorang donor organ, saya bersedia jika memang cocok, yang saya minta, tolong jaga adik2 saya nanti jika memang organ penting saya yang Mbak butuhkan” ucap Bayu.
“duh….. Dik Bayu baik sekali, sejak awal bertemu saya langsung bisa tahu kebaikan Dik Bayu yang benar2 tulus, tidak ada donor yang bisa menolong saya, jadi bukan itu yang saya minta” lanjut Aulia terharu, hingga sempat menetes air matanya.
“lalu Mbak Aulia minta tolong apa? Akan saya lakukan jika saya sanggup” lanjut Bayu.
“saya ingin Dik Bayu melanjutkan kerja keras saya selama ini” ucap Aulia.
“maksud mbak…?” Bayu kebingungan.
“saya ingin mewariskan seluruh kekayaan saya kepada Dik Bayu, dengan satu syarat” ucap Aulia dengan wajah serius.
“saya….? hehehehe Mbak Aulia bisa aja bercandanya….” Ucap Bayu yang sempat terkejut.
“saya tidak bercanda Dik Bayu…… namun Dik Bayu harus siap menerima syaratnya terlebih dahulu” lanjut Aulia.
Bayu pun menatap mata lentik Aulia, terpancar keserius disana.
“apa syaratnya……..” tanya Bayu dengan wajah serius juga.
“ikut saya………” ucap Aulia sambil berdiri menggandeng tangan Bayu.
“panggil semua pengacara saya, suruh tunggu di ruang rapat…… saya tunggu Cantika di ruang aula, jalankan yang seperti saya arahkan tadi pagi” ucap Aulia tegas kearah Cantika.
“baik Nyonya……. “ jawab cantika langsung melakukan beberapa panggilan.
Aulia dan Bayu berjalan menuju lift, turun satu lantai kebawah. Begitu keluar lift, terdapat ruangan kecil dengan satu meja dan satu bangku disamping pintu putih. Aulia terus berjalan menuju pintu putih itu. sambil tetap memegang tangan Bayu erat2.
Begitu pintu itu terbuka……
“Selamat Sore Nyonya……… Selamat Sore Tuan Muda………..” bergema suara dari 30 orang wanita dengan pakaian beladiri berwarna hitam, mereka semua menundukan kepala. Berbaris mengelilingi matras besar yang ada ditengah2 ruangan. Sementara di sekeliling ruangan banyak tergantung alat2 latihan beladiri dan alat2 olahraga lainnya. Bayu sampai terkagum2 melihat kelengkapan alat2 olahraga dan alat beladiri yang tersedia dalam ruangan itu, tertata rapi. Olahraga Bayu selama ini hanyalah lari, itupun ia lakukan paling banyak hanya tiga kali seminggu, saat mata kuliah sedang tidak banyak, sehingga ia punya waktu buat olahraga disore hari.
Disalah satu sisi matras terdapat sebuah sofa panjang dengan meja kecil di depannya.
Aulia menarik tangan Bayu kearah meja kecil itu.
“kita tunggu sebentar…….” Ucap Aulia, sambil menarik Bayu untuk duduk di sofa panjang itu.
Setelah mereka duduk, ketiga puluh wantia tersebut langsung menegakan kembali badan mereka secara bersamaan. Bayu smpat terkagum2 melihat kekompakan mereka, tubuh mereka rata2 tingginya mencpai 170-175.
Bayu dan Aulia berbincang2 sejenak, Aulia menjelaskan sedikit tentang wanita2 yang ada dihadapan mereka, yang rupanya merupakan pengawal pribadi Aulia, Cantika adalah kepala keamanan sekaligus orang kepercayaan nomer satu Aulia. Pengawal pribadi ini di bentuk pertama kali sejak kejadian kerusuhan dua tahun yang lalu itu. Aulia tidak mau keselamatannya terancam lagi seperti kejadian itu.
“Pagi nona Cantika……..” kembali bergema suara ketiga puluh wanita.
Bayu menengokan kepalanya kearah pintu, sementara Aulia masih santai menyeruput teh manisnya.
Terlihat Cantika memasuki ruangan, dengan mengenakan baju beladiri ditubuhnya. Disamping aulia juga berjalan dua wanita yang tadi menyambut mereka di ruangan Aulia. Merekapun sudah mengenakan seragam beladiri yang sama.
Cantika dan dua wanita itu langsung menuju tengah matras, menghadap Bayu dan Aulia.
“kami siap menerima perintah….” ucap Cantika sambil membungkukan badan, bersamaan dengan dua pendampingnya.
“Dik Bayu, perkenalkan nona Cantika, nona Siska dan nona Santi…..” ucap Aulia kepada Bayu.
Bayu pun segera menundukan kepala, dibalas oleh tundukan kepala ketiga wanita tersebut.
“Mereka semua bertiga, dan tiga puluh lainnya adalah ahli bela diri” lanjut Aulia.
Bayu manggut2 pelan tanda mengerti.
“Syarat yang saya ajukan jika dik Bayu mau menerima warisan kekayaan saya adalah….. dik Bayu harus membuat mereka bertiga tumbang, tidak sanggup berdiri atau menyerah, gaya bertarung seperti apa? Dik Bayu yang tentukan, mereka akan ikuti aturan Dik Bayu, namun harus adil aturannya” ucap Aulia tegas.
“hah……………?” Bayu terkejut. Menatap Aulia sesaat, lalu menatap ketiga wanita di depannya.
“kenapa? Dik Bayu tidak sanggup?”
“sebentar…. sebentar….. biar saya berpikir sesaat……” ucap Bayu sambil bangkit berdiri, berjalan mengelilingi sofa. Bagaimana ia melawan tiga ahli bela diri dan membuat mereka menyerah atau tumbang….. gaya bertarung……? Bahkan ia tidak pernah belajar beladiri seumur hidupnya.
Sementara Aulia terlihat santai sambil menyilangkan kedua kaki mulusnya, hingga rok nya sedikit tersingkap pada bagian pahanya.
Saat melihat paha mulus Aulia, langsung terbersit sebuah ide dalam otak cerdas Bayu.
“Baik saya terima tantangannya, namun saya minta ijin mandi dahulu dan minta seragam yang sama buat bertarung” jawab Bayu.
“nona Cantika, siapkan segera…” ucap Aulia datar, sembil sibuk dengan handphonenya, membalas pesan2 yang masuk.
“Baik Nyonya……” ucap Cantika.
Cantika langsung memberi kode kepada wanita2 yang ada di sekeliling lapangan. 6 wanita segera bergerak, satu mengantarkan Bayu ke kamar mandi yang ada di dalam ruang Latihan, sementara lima lainnya segera mangambil perlengkapan mandi dan pakaian ganti yang diminta Bayu.
30 menit kemudian……
Bayu keluar dari kamar mandi dengan rambut basah. Tubuhnya dengan tinggi 175 berat badan 65 terlihat sedikit atletis, namun tidak terlalu berotot. Bayu terlihat berjalan santai.
“ok saya sudah siap……” ucap Bayu setelah sampai di depan Aulia.
“cara bertarung apa yang kamu mau mereka lakukan?” tanya Aulia.
“cara bertarung kentu…….” Jawab Bayu sambil menghadap Cantika, Siska dan Santi……….
“Kentu….?” Mata Aulia menyipit kebingungan.
“apa…………..?” triak semua wanita yang ada disana dengan pipi merona merah terlihat pada sebagian wajah wanita2 cantik itu.
“iya, Kentu merupakan pertarungan syahwat, dan membutuhkan keahlian serta setamina yang kuat. Dan saya rasa semua wanita dewasa tahu cara kentu. Jadi sama2 adil……. Kecuali Mbak Aulia mau menarik ucapannya tadi, bawah cara bertarung dan aturan saya yang nentukan” ucap Bayu santai sambil tersenyum puas.
“baik saya terima cara pertarungan kentu” ucap Aulia.
“tapi Nyonya……..”
“kenapa nona Cantika, apakah anda mengaku kalah sebelum bertarung?” potong Bayu.
Cantika menoleh kearah Siska dikanannya, Siska menganggukan kepala tanda siap, Cantika menolehkan kepala kearah Santi, Santi pun menganggukan kepala tanda siap.
“Baik, saya siap…… apa aturannya…..” ucap Cantika sambil menganggukan kepalanya.
“Aturannya gampang, harus telanjang bulat sebelum menyerang, yang sudah tidak sanggup berdiri atau menyatakan menyerah, maka dinyatakan kalah, bagaimana?” tanya Bayu.
“Ok siap…….” Jawab Cantika yakin, mereka bertiga, masa kalah dengan pemuda bau kencur seperti Bayu. Walau Bayu tampan, namun melihat tubuhnya yang tidak kekar, Cantika yakin Bayu akan kehabisan nafas hanya dalam beberapa menit saja.
Namun Cantika tidak mengetahui, bahwa Bayu memiliki strategi tersendiri dalam pertarungan ini.
Bayu pun segera melangkah Maju ketengah arena.
Bayu sudah pada posisi. Cantika, Siska, dan Santi membentuk formasi mengelilingi Bayu. Mereka menunggu aba2 dari Aulia.
“Siap……………. Mulai……………….” Triak Aulia memberi aba2.
Tiga puluh wanita disekeling arena terlihat tegang, menunggu siapa yang memulai serangan terlebih dahulu.
Tampak Bayu masih diam ditengah, melirik kea rah Cantika, Santi dan Siska secara bergantian. Sementara Cantika, Santi dan Siska bergerak memutari tubuh Bayu dengan mengambil ancang2 siap menyerang……………….
Sett…. Sett… sett…..
Cantika, Santi dan Siska melakukan serangan bersamaan, mereka segera melepas semua pakaiannya beserta pakaian dalamnya, menyerang maju, langsung berlari mengelilingi Bayu, berusaha membuka seluruh pakaian Bayu.
Bayu yang melihat sasarannya sudah dekat langsung memberikan serangan balasan, saat mereka sedang berusaha membuka baju Bayu, tangan Bayu sudah bermain di itil Cantika dan Siska. Mulutnya secara bergantian menghisap payudara Cantika dan Siska. Sementara Santi yang berada dibelakang Bayu, luput dari serangan Bayu.
Jari tangan Bayu langsung mengelus2 celah memek Cantika dan Siska, bermain2 sebentar di itil mereka yang sudah mulai mengeras, lalu mengelus2 lagi, membuat Cantika dan Siska sedikit kewalahan mendapat serangan nikmat dimemek mereka yang sudah mulai basah. Santi berhasil melepas baju Bayu, Santi melanjutkan membuka bagian celana Bayu, Cantika yang tidak mau kalah, sibuk mengelus2 dada Bayu yang berbulu, Siska menurunkan badannya saat melihat celana Bayu sudah turun, Siska dengan sigap segera menarik celana boxer Bayu, hendak memberikan serangan blowjob dikontol Bayu, namun Siska terpental kaget hingga terduduk mengangkang di matras, saat melihat kontol Bayu yang besar dan Panjang melompat keluar saat celana boxer itu turun.
Cantika dan Santi terkejut melihat Siska yang jatuh tertegun, lalu mereka berdua menoleh kearah kontol Bayu yang sudah ereksi maksimal.
“Akhhhh…………….” Mereka menutup mulut mereka bersamaan, terkejut melihat ukuran kontol Bayu, diperkirakan panjangnya 20cm diameternya sekitar 6cm, dengan 3 baris gerigi dipangkal kepala kontolnya, membuat kontol itu semakin terlihat lebar.
Melihat Siska terpental dengan kaki mengangkang, memperlihatkan celah memeknya yang sudah mulai basah, Bayu langsung melompat kearah kedua kaki Siska, kepalanya langsung menyerang pangkal paha Siska yang terbuka, lidahnya langsung terjulur keluar. Bayu dengan rakus menjilat2 memek basah Siska. Siska pun tidak siap dengan serangan mendadak Bayu.
“akhhhhh…………sttthhhhhhh……………stttthhhhhh………..” Siska mendesah2 nikmat saat memeknya dijilat dengan rakus oleh Bayu.
Cantika dan Santi hanya diam terpaku, mereka masih syok melihat kontol Bayu yang begitu besar dan Panjang. Percaya diri mereka langsung hilang, tubuh mereka mendadak lemas seolah tak bertenaga, membayangkan kontol besar itu sebentar lagi akan mengaduk2 memek mereka yang masih sempit.
Tiga puluh wanita yang berdiri mengelilingi arena pun terkejut, bahkan ada yang jatuh bersimpuh, tidak kuat menahan kaki mereka yang mendadak lemas.
Sementara Aulia masih santai sambil menonton, tidak ada keterkejutan dimatanya, ia sudah menebak, sebab waktu itu, ia dapat merasakan tonjolan besar kontol Bayu, saat ia tidak sengaja menyenggol kontol Bayu ketika dipapah Bayu di bahunya saat Bayu menyelamatkan ia dulu.
Sementara itu Bayu mulai melakukan serangan pamungkasnya, mengarahkan kontol besarnya kearah memek basah Siska. Langsung menghentak kuat.
“argggkhhhhhhhh……………………….” Lolong Siska, saat memek sempitnya serasa terbelah dua, saat kontol besar Bayu menyeruak masuk langsung menyentuh mulut rahimnya dengan keras.
“akhhhhhh…………akhhhhh…………………akhhhhhhhhhhhhhhhhhh……………………..” triak Siska saat mendapat orgasme pertamanya dengan 4 sodokan kontol besar Bayu, tubuhnya bergetar hebat.
Bayu tidak menghentikan pompaannya, ia terus menggoyang dengan cepat memek basah Siska.
“akhhhh……akhhhhh……akhhhhh…….akhhhhhhh…………………” jerit Siska lagi hanya dalam waktu kurang dari 10 detik. Siska terus mendapatkan orgasmenya tanpa henti, seiring pompaan kontol Bayu yang tidak mau berhenti.
“saya…… akhhhh…… nyerah………akhhhhh……………………….” Siska mengaku kalah pada orgasmenya yang ke sepuluh, hanya dalam waktu kurang dari 3 menit. Sudah terlalu ngilu ia rasakan dimemeknya, bahkan memeknya sudah terlihat sangat memerah. Siska hanya bisa berbaring pasrah, segera 4 orang wanita yang ada dipinggir menggotong tubuh Siska, dibawa keluar arena, di letakan di sisi luar arena.
Setelah mencabut kontolnya dari memek Siska, Bayu langsung berdiri dan berbalik badan menghadap Cantika dan Santi, mereka berdua merinding sambil menatap kedua mata Bayu, terpancar aura syhawat yang sangat dahsyat dikedua mata Bayu.
Tampak tersirat ketakutan dimata Cantika dan Santi. Hingga membuat kaki mereka lemas, hingga mereka berdua pun jatuh berdampingan, tanpa sadar memek mereka berdenyut seolah menanti serangan Bayu.
“akhhh…………………..” jerit ketakutan Cantika, saat Bayu menjilat memek basahnya, ia mengira Bayu akan langsung menacapkan kontol besarnya itu kememeknya………..
Mendapat serangan jilatan dari Bayu, membuat birahi Cantika langsung naik.
Melihat temannya diserang dengan ganas, Santi yang sempat lemas ketakutan, langsung bangkit membantu Cantika, ia langsung bergerak cepat kebawah tubuh Bayu, memasukan kontol besar itu kemulutnya, memberikan hisapan dan kocokan yang dahsyat di kontol besar itu, namun serangan Santi sedikit mengalami kesulitan dikala mulut mungilnya hanya bisa memasukan ujung kepalanya saja, kontol besar itu tidak muat dimulut mungil Santi.
Tanpa menyia2kan waktu Bayu langsung bangkit, sesaat setelah yakin memek Cantika sudah sangat basah, sehingga membuat kontol besarnya terlepas dari mulut Santi. Bayu langsung menempatkan kontol besarnya pada celah sempit Cantika, lalu menghujamkan dengan kuat. Hingga menekan dengan keras mulut rahim Cantika.
“akhhhhhhhhhhh…………….. tidak……………. ini terlalu besar……………… akhhhhhhhhhhh…………….”
Jerit Cantika saat knotol besar itu mulai membelah memek basahnya.
Bammmm…………
Bammmm………….
Bammmm………….
“akhhhhhhhhhhh…………………………..” tubuh Cantika langsung bergetar hebat hanya dengan tiga hantaman keras kontol besar Bayu.
Bayu terus melakukan pukulan2 beruntun pada rongga basah memek hangat Cantika, tidak memberikan waktu kepada Cantika untuk berpikir dan bernafas.
“akhhhh……..akhhhhh……..akhhhhhh………akhhhhhhhhhhhhhhhhh…………..” Cantika mendapatkan multi orgasmenya secara berturut2 dalam waktu singkat.
Santi yang melihat temannya kewalahan melayani gempuran dahasyat Bayu, langsung mengambil posisi dibelakang Bayu, memutir2 putting Bayu, memberikan serangan rangsangan tambahan kepada Bayu, untuk memperlemah serangan Bayu kepada Cantika.
Namun serangan Santi tidak banyak mempengaruhi Bayu, hujaman kontol Bayu tidak melambat, malah Bayu makin mempercepat hantaman kontol besarnya, ia ingin segera mengakhiri pertarungan ini.
Bammmm………….
Bammmm…………
Bammmm………….
“akhhhhhhhhh…………………” tubuh Cantika kembali bergetar hebat, entah sudah berapa puluh kali Cantika mendapatkan orgasmenya, namun Cantika tetap berusaha bertahan semaksimal mungkin, mengharapkan nanti Santi dapat menyelesaikan pertarungan dengan kemenangan ditangan mereka.
Melihat lawannya sudah mulai lemah, walau Cantika belum berteriak nyerah, Bayu langsung memutar badannya, ia langsung melumat bibir manis Santi, mendorong dengan keras tubuh santi keatas matras.
Bukkk………….
Tubuh Santi jatuh terlentang, kedua kaki Bayu berada diantara sela kaki Santi, sambil terus melumat bibir Santi, kedua tangan Bayu memberikan serangan remasan lembut dikedua payudara santi yang sangat kencang. Kontol besaranya juga memberikan serangan bawah yang tepat pada celah basah dan itil Santi.
“sssttthhhh…….. sssthhhh…… sssthhh……….. “ desah Santi kewalahan mendapatkan serangan balik dari Bayu.
Cantika yang terkejut melihat Bayu melepaskan dirinya, ia langsung berusaha bangkit untuk menolong Santi, namun baru saja hendak berdiri, tubuhnya langsung terjatuh lemas kembali kelantai matras. Ia sudah tidak sanggup lagi untuk berdiri, tubuhnya sudah terlalu lemas setelah mendapatkan hampir dua puluh kali orgasme dahsyat. Cantika akhirnya hanya bisa pasrah terlentang.
4 orang segera memasuki arena, menggotong tubuh Cantika kepinggir arena.
Sementara itu Bayu terlihat sudah mulai mengarahkan kontol besarnya kelobang sempit Santi. Membuat Santi langsung ketakutan, Santi tidak sempat mengelak dari serangan Bayu yang teramat cepat dan mendadak.
Bammmm………………….
“akhhhhkkkk……………………………. Sakit………………. “ triak Santi melolong dahsyat, Santi langsung pingsan seketika, ketika Bayu berhasil merobek selaput dara Santi, rupanya Santi masih perawan tingting. bahkan Bayu belum sempat mulai mengayunkan pinggulnya.
Hampir 15 orang wanita yang berada dipinggir arena terduduk lemas melihat keganasan kontol Bayu.
Bayu langsung bangkit saat melihat lawannya telah pingsan. Ia berdiri dengan senyum kemenangan menghadap Aulia.
Plok….plok….plok…..
Aulia memberikan tepuk tangan kepada Bayu…………
“Selamat…….. tapi ini belum berakhir…………… serang………..” ucap Aulia memberikan aba2 kepada 30 wanita yang ada disekeliling arena.
Mendapatkan perintah dari Nyonya Besar, mereka semua langsung menanggalkan pakaian mereka, walau ada rasa takut dihati mereka, namun mereka tidak berani membantah perintah dari Nyonya Besar.
Sett……sett…..sett….sett….sett…..sett….sett….
30 puluh orang wanita yang telah telanjang bulat bergerak dengan sangat cepat, bergerak hendak menyerang setiap inci tubuh Bayu.
Bayu hanya santai berdiri, bahkan ia belum menggerakan tubuh sama sekali.
Bammm…..
Bammm…..
Bammm…..
Kurang dari 10 menit sudah tiga tubuh wanita berada dalam posisi nungging dan lemas.
Bammm……
“akhhhhh…………”
Bammm…..
“akhhhhhh…………..”
Terdengar benturan pertarungan kelamin yang sangat keras, diiringi teriakan2kan wanita yang berjatuhan mendapatkan orgasme hebatnya.
Hanya dalam waktu kurang dari 4 jam ke tiga puluh wanita tadi tumbang tak bergerak, ada yang dalam posisi terlentang lemas, ada yang dalam posisi nungging lemas, bahkan ada yang dalam posisi saling tindih lemas ketika kontol Bayu secara brutal menghajar memek mereka bergantian.
Sementara tubuh Bayu sudah berdiri tegak kembali, dengan kontol besar dan panjangnya masih mengacung keras kearah Aulia, keringat deras mengalir dari tubuh Bayu. Dikelilingi gelimpangan tubuh wanita2 yang sudah tidak dapat bangkit lagi, terlihat sebagian wanita itu menyinggungkan senyum puas di bibir mereka.
plok…..plok…plok…..
“hebat….. tidak salah saya mewariskan seluruh kekayaan saya pada Dik Bayu…. Saya dapat melihat aura mendominasi dan ambisi yang kuat dari mata Dik Bayu” ucap Aulia sambil mendekati Bayu, lalu menutupi tubuh Bayu dengan kimono.
“terimakasih Mbak Aulia” ucap Bayu tersipu malu mendapatkan sanjungan dari Aulia.
“mari….. sekarang kita ke ruang rapat, menemui pengacara saya, biarkan mereka disini beristirahat” lanjut Aulia sambil menarik tangan Bayu…..
Setibanya di ruang rapat, telah menunggu delapan orang berpakaian rapi duduk berjejer, mereka menunggu kedatangan Nyonya Besar dari 5 jam yang lalu. Menunggu dengan sabar, sambil menikmati suguhan ringan dihadapan mereka.
“Nyonya Besar…………Tuan Bayu………..” mereka bangkit dan membungkukan badan ketika melihat Aulia memasuki ruangan bersama seorang pemuda tampan yang nyaris telanjang, hanya memakai kimono menutupi tubuhnya.
“silakan duduk……..” ucap Aulia, setelah ia dan Bayu mengambil tempat dihadapan delapan orang itu.
“sudah kalian persiapkan dukumen yang saya minta” tanya Aulia dengan wajah seriusnya.
Terlihat sebuah kamera besar berdiri merekam semua kegiatan yang sedang berlangsung.
“sudah, begitu Nyona Besar tanda tangani dan Tuan Bayu tanda tangani, maka seluruh asset kekayaan Nyonya besar akan menjadi milik Tuan Bayu begitu Nyonya Besar meninggal nanti” ucap salah satu dari mereka yang kelihatannya merupakan pemimpin dari mereka.
Aulia pun mengambil berkas itu, lalu menandatanganinya, lalu menyerahkan berkas itu untuk Bayu tandatangani. Setelah Bayu tandatangani, berkas itu diambil lagi oleh pemimpin mereka.
“Perkenalkan mereka adalah pengacara kita, Tuan Nixon merupakan direktur utama diperusahan lawyer yang kita miliki” ucap Aulia kepada Bayu sambil menunjuk kearah pemimpin mereka.
“Senang berkenalan dengan anda Tuan Nixon” ucap Bayu.
“Jangan sungkan Tuan Bayu, sekarang saya adalah bawahan anda” ucap Nixon sambil membungkukan badan. Nixon lalu menyodorkan sebuah handphone Apple keluaran terbaru kehadapan Bayu.
“jika butuh saya dan semua bawahan anda, data nomernya sudah saya susun rapi dalam kontak di hanphone ini, sesuai permintaan Nyonya Besar” ucap Nixon.
Bayu terkejut, handphone N2300 adalah handphone yang selama ini ia miliki, mendapatkan handphone mahal seperti itu membuat ia ragu untuk mengambilnya.
“heheheheh……… “ Aulia tertawa melihat reaksi polos Bayu, bahkan ia sudah mewarisi kekayaan dengan nilai yang sangat luar biasa, handphone itu tidak ada artinya sama sekali.
“Saya permisi dulu Nyonya Besar, Tuan Bayu…… “ ucap Nixon sambil membungkukan badan, 7 anak buah Nixon pun membungkukan badan, dan mereka segera keluar dari ruangan itu setelah memberekan kamera rekaman yang sejak tadi merekam kegiatan mereka.
Aulia langsung menarik tangan Bayu yang sedang melihat2 handphone barunya, untuk berdiri. Aulia menarik Bayu kearah kursi utama di meja rapat itu, sudah berjejer dua kursi besar diujung meja berbentuk oval memanjang itu.
Setelah mereka duduk, Aulia segera memencet tombol kecil ditelpon meja yang ada dihadapannya.
“Suruh mereka masuk…………..” ucap Aulia dimuka telpon.
Terlihat enam orang memasuki ruangan, dua orang terlihat membersikan meja, empat orang lainya menata ulang meja kembali. Setelah enam orang itu keluar, tampak masuk 12 orang dengan pakain jas yang terlihat mahal, kedalam ruangan rapat itu, mereka segera menempati kursi mereka masing2. Sesuai peran dan kedudukan mereka.
“Nyonya Besar…. Tuan Bayu…… “ ucap mereka kompak sambil membungkukan badan, sebelum mereka semua duduk.
“perkenalkan mereka semua adalah direktur2 yang mengepalai beberapa cabang usaha yang perusahaan kita kelola” ucap Aulia kepada Bayu.
“Tuan Hendro adalah direktur Investasi dan Keuangan Pusat perusahan kita, Tuan Wahyu adalah direktur Wisata dan Hiburan pusat, Tuan Danu merupakan direktur Pendidikan, Teknologi dan Pengembangan Pusat, bahkan kampus tempat Dik Bayu belajar milik perusahan kita, Tuan Hanif adalah ….. bla….bla….bla…..bla…..” Aulia memperkenalkan mereka satu persatu kepada Bayu.
“Kantor mereka semua ada di 13 lantai pertama Gedung Utama kita ini, sementara perusahaan2, gedung2, pabrik2 , peternakan, perkebunan, hotel2 dan lain2 milik kita banyak tersebar di berbagai penjuru dunia” lanjut Aulia
Bayu hanya manggut2 terkejut sekaligus kagum dengan begitu banyak cabang usaha yang perusahaan miliki.
“Cantika akan menjadi asisten Dik Bayu, dan akan menjadi penghubung Dik Bayu kepada mereka semua. Tuan Hendro akan menjadi mentor Dik Bayu agar lebih memahami cara kinerja perusahaan kita, nomer mereka semua dan orang2 yang penting diperusahaan ada di handphone yang baru saja Dik Bayu terima” lanjut Aulia memberikan pengarahan dengan serius ke Bayu.
Setelah berbincang2 sesaat dengan 12 direktur itu, Aulia dan Bayu segera keluar meninggalkan ruang rapat, kembali ke ruangan kerja Aulia.
Sesampainya di ruang kerja utama. Aulia langsung menyuruh Bayu kembali duduk di sofa. Terlihat Cantika juga telah hadir disana, dan sudah memakai kembali jas hitamnya dengan rok hitam.
“Ini Dik Bayu pegang, ada cukup uang disana untuk kamu gunakan sehari2” ucap Aulia sambil menyerahkan dua buah kartu hitam dan dua buah kartu emas ATM dari sebuah Bank ternama.
Bayu berpikir hanya kartu ATM biasa, mungkin hanya ada beberapa juta disana.
Setelah berbincang2 dan sedikit bernostalgia.
“Dik Bayu bisa pulang ke vila dengan salah satu mobil dari koleksi yang ada di parkir khusus, Nona Cantika akan menjadi supir sekaligus asisten anda”
“wah……… tidak dapatkah saya kembali kerumah orangtua saya? Dan saya hanya ingin motor kesayangan saya kembali” ucap Bayu sedikit terkejut.
“hehehehe silakan Dik Bayu, jika itu membuat dik Bayu nyaman, namun alangkah baiknya demi keamanan Dik Bayu, menggunakan salah satu mobil yang ada saja” ucap Aulia sedikit khawatir.
“saya rasa saya akan baik2 saja, karena motor adalah keahlian saya. Saya cukup handal mengendarainya” ucap Bayu, ia tidak ingin perubahan yang terjadi mendadak ini diketahui oleh keluarganya dulu. Ia khawatir akan banyak pertanyaan dari orangtuanya yang telah mendidik dia dengan tegas.
Setelah berpikir sesaat akhirnya Aulia mengijinkan hal itu. Aulia hanya khawatir keselamatan ahli warisnya.
“Nona Cantika lakukan seperti yang sudah saya arahkan…….” Ucap Aulia kepada Cantika.
“Baik Nyonya Besar….. mari Tuan Bayu, motor Tuan ada digarasi kita” ucap Cantika mengajak Bayu.
Bayu pun pamitan kepada Aulia, lalu mengikuti Cantika menuju motor kesayangannya. Mereka memasuki lift lalu menuju B2 tempat parkir khusus perusahaan. Hanya kendaraan yang dimiliki Aulia yang berada disana dengan pengamanan extra ketat.
Setibanya di parkiran tampak berjejer beberapa mobil mewah dan motor sport mewah disana, terselip diantara motor mewah itu tampak motor tua Bayu sudah bersih dengan kondisi ban diganti baru.
Bayu pun langsung terlihat senang, ia langsung menaiki motornya.
“Tuan Bayu, jangan lupa sepulang kuliah langsung ke sini untuk belajar dan berlatih” ucap Cantika, sambil membungkukan badan.
“terima kasih nona Cantika “ sambil Bayu mengedipkan matanya.
Wajah Cantika seketika merona digoda Bayu sedemikian rupa.
Bayu pun segera mengendarai motor tuanya meninggalkan gedung itu. sepanjang perjalanan keluar gedung banyak orang yang membungkukan kepala mereka saat berpapasan dengan motor Bayu.
Bersambung.......................
Cerita ini hanya fiksi belaka, tidak ada unsur mistisnya........ jika ada kesamaan nama, tokoh dan organisasi hanyalah kebetulan saja
Di pagi buta yang cukup mendung ini, Bayu masih sibuk menyusun koran dan majalah yang akan diantarkan kepada langganannya. Ada banyak langganannya yang menanti koran dan majalah itu tiba di rumah mereka dalam keadaan baik. Melihat cuaca yang sedikit tidak bersahabat, menambah pekerjaan extra Bayu, ia mulai membungkus satu persatu koran dan majalah itu dengan plastik, agar tidak kebasahan jika hujan akhirnya turun.
Itulah kegiatan Bayu sehari2, sebelum ia berangkat ke kampusnya. Hidupnya yang miskin membuat ia harus bekerja keras untuk membeli buku2 kuliahnya dan membiayai sekolah kedua adik perempuannya yang masih SMA, sementara sang ayah hanyalah seorang satpam dirumah seorang Dokter. Sedangkan ibu mereka hanyalah buruh cuci dirumah sang Dokter. Kehidupannya yang miskin tidak membuat Bayu berkecil hati, walau karena kemiskinannya, ia sering direndahkan oleh teman2 kuliahnya. Bayu selalu mengalah jika dilecehkan oleh teman2 kuliahnya yang merupakan anak2 konglomerat dan pejabat di Ibukota tersebut.
Setelah menghantarkan semua koran dan majalah ke rumah para langganan dengan motor bututnya, Bayu biasa langsung berangkat ke kampus. Ada beberapa orang teman kuliahnya yang juga berlangganan majalah modis kepadanya. Walau teman2nya tersebut sering melecehkannya, namun mereka sering memberikan tips yang besar saat membayar uang langganan perbulannya. Hal tersebut cukup menghibur Bayu, karena ia sangat butuh uang itu untuk biaya kuliah adik2nya nanti, walau tidak banyak, ia perlahan2 mulai menabung demi persiapan kuliah adik2 perempuannya, ia tidak ingin adik2 perempuannya mengalami pelecehan yang sama jika mereka kuliah nanti.
“hai kacung….. dimana majalahku………..”
Bayu langsung menolehkan wajahnya mendengar suara keras yang sangat ia kenal. Alex Triono, anak kedua dari generasi ketiga keluarga besar Triono, merupakan konglomerat urutan 20 terkaya di Ibukota.
“sekalian bawakan tasku, saya sudah membayar uang langganan saya ke rekeningmu, dan memberikan cukup banyak tips disana” lanjut Alex, setelah menerima majalah sport dari Bayu, ia melempar tasnya kearah Bayu, yang langsung dengan sigap ditangkap oleh Bayu. Alex berjalan angkuh diiringi 3 orang temannya, banyak mata memandang kejadian itu. Ada yang merasa kasihan terhadap Bayu, ada pula yang merasa jijik dengan Bayu. Kalau bukan karena kepintaran Bayu, tidak mungkin ia bisa kuliah di kampus elite ini, hampir semua konglomerat besar di kota itu mengkuliahkan anaknya di kampus ini, demi mendongkrak prestasi kampus, Rektor kampus memberikan biasiswa pada beberapa siswa pintar dari kalangan menengah kebawah. Dan Bayu salah satu siswa yang beruntung mendapatkannya. Dan 5 orang lagi dari berbagai jurusan, Jelita, Rahayu, Tari, Yunita dan Uchi. Mereka semua berbeda2 jurusan, namun kadang Rektor memanggil mereka berkumpul untuk memberikan pengarahan2an penting agar mereka tidak menyinggung anak2 dari konglomerat yang merupakan para d0natur (jadi d0natur HANYA melalui admin team, BUKAN lewat staff lain) besar di kampus itu. Disanalah mereka akhirnya saling kenal, dan sering berkumpul di perpustakaan kampus.
Mereka berenam sudah biasa direndahkan dan dilecehkan dikampus itu, terutama saat sedang istirahat di kantin. Mereka harus menempati meja paling pojok di kantin itu, semua teman mereka seolah merasa jijik dengan kehadiran mereka di kantin. Bahkan ada yang suka terang2an melempari meja mereka dengan makanan. Namun hal tersebut tidak membuat mereka berkecil hati. Tujuan mereka adalah ingin menuntut ilmu dan segera mendapatkan pekerjaan yang layak untuk masa depan mereka.
Menjelang sore hari, Bayu melangkahkan kakinya kearah parkiran motor, ia lelah sekali hari ini, begitu banyak mata kuliah yang ia jalani hari ini. Begitu sampai di parkiran motor, ia terkejut melihat dua ban motor bututnya dalam keadaan ban kempes, sebenaranya ia sangat marah sekali. Sudah beberapa kali ia mengalami hal ini, dan mengeluarkan banyak uang untuk mengganti ban dalam motor kesayangannya itu. Jika bukan karena ia sangat membutuhkan motor itu untuk mngantarkan koran dan majalah ke langganannya, rasanya ia ingin menjual saja motor tua itu.
Akhirnya Bayu memutuskan untuk mendorong motor tuanya. Ia pun berjalan menuntun motor butut itu keluar kampus, diiringi tawa dan sindiran teman2nya yang kebetulan melihat dia.
“hehehehehehe……. kiloin aja motor gitu mah, lumayan buat jajan……..”
“motor gitu ngerusak pemandangan kampus aja……..”
“hati2 nanti jalan kampus rusak gara2 motor butut lu nyet………”
Dan banyak umpatan sindiran lainnya mengiringi langkah Bayu ke pintu gerbang kampus yang cukup jauh. Ketika Bayu tiba didepan pintu gerbang kampus.
Bremmm…..
Tiba2 berhenti sebuah mobil Toyota Alphard keluaran terbaru, tepat di depan Bayu.
Bayu diam, menunggu siapa yang hendak melecehkannya lagi, belum puaskah mereka membuatnya menahan marah.
Tiba2 pintu depan mobil itu terbuka, keluar kaki Panjang yang mulus dari pintu depan mobil itu, tampak seorang wanita ramping dan cantik dengan tinggi 175, mengenakan rok span hitam dan jas hitam. Berjalan mendekati Bayu.
Bayu tertegun sesaat, sementara semua orang yang berdiri di sekitar gerbang juga terpana dengan kecantikan wanita itu. bertanya2 dalam hati mereka…….
“Bayu Perkasa……..?” ucap wanita itu Anggun
“ya….? Saya…….?” Ucap Bayu gugup.
“Mohon Tuan Bayu ikut saya……. Nyonya Besar ingin bertemu……. biarkan motor itu disini, nanti akan ada yang mengurusnya.” Ucap wanita itu sambil berjalan kearah pintu mobil, membukakannya untuk Bayu.
Setelah menggeser motornya kearah trotoar, lalu menguncinya, Bayu segera menghampiri wanita itu, lalu masuk kedalam mobil.
Setelah pintu ditutup, wanita itu kembali ke masuk ke kursi depan mobil, menutupnya, lalu mobil itu melaju pergi, meninggalkan berjuta pertanyaan dibenak orang yang menyaksikannya.
Beberapa teman Bayu menyaksikan hal itu……. bertanya2 ada apakah gerangan? Suruhan konglomerat dari keluarga mana wanita cantik itu? apakkah Bayu telah menyinggung salah satu dari keluarga konglomerat di Ibukota?
Mobil itu melaju kearah pusat kota, lalu memasuki halaman sebuah gedung bertingkat, langsung berhenti didepan pintu utama gedung tersebut. Tampak berbaris sepuluh orang wanita cantik berbadan cukup tegap, dengan menggunakan setelan jas hitam dan celana hitam menyambut mereka.
“Selamat datang Tuan Bayu, Selamat Sore Nona Cantika “ ucap mereka bersamaan sambil membungkukan badan mereka, ketika Bayu turun dari mobil itu.
“Silakan Tuan Bayu ikuti saya” ucap wanita itu yang ternyata bernama Cantika.
Mereka berjalan bersama memasuki gedung dengan ketinggian 20 lantai tersebut. Semua orang membungkukan badannya ketika berpapasan dengan Bayu dan Cantika. Mereka menuju lift, lalu naik ke lantai paling atas gedung itu.
Setibanya diatas, mereka disambut dengan dua wanita yang tidak kalah cantiknya dengan Cantika, memakai jas hitam dan celana panjang hitam, mereka berdua langsung mengiringi langkah Bayu dan Cantika. Menuju ruangan dengan pintu jati yang besar.
tok……tok…..tok……
“Nyonya, Tuan Bayu sudah datang……..” triak Cantika.
“Masuk……..” ujar suara wanita dari dalam ruangan tertutup itu.
Cantika langsung membuka pintu besar itu.
“mari Tuan Bayu……… “ ucap Cantika mempersilakan Bayu masuk terlebih dahulu, diikuti Cantika, namun kedua wanita yang tadi mengiringi mereka tetap berdiri di luar pintu.
Ketika Bayu masuk, wanita cantik dan anggun dengan tinggi 165 cm yang sedang berada dibalik meja besar, segera berdiri, langsung menghampiri Bayu.
“Halo Dik Bayu, masih ingat saya?” ucap wanita itu sambil memeluk Bayu yang masih diam kebingungan.
Tercium harum wangi parfum mahal dari tubuh wanita itu, sangat kontras dengan bau baju Bayu yang sudah berkeringat akibat aktifitasnya seharian. Bayu menatap wajah cantik wanita yang diperkirakan Bayu berumur 35an itu, sambil mencoba mengingat2 dimana mereka pernah bertemu, serasa familiar sekali wajah wanita itu.
Wanita itu menyuruh Bayu untuk duduk dahulu di bangku sofa yang ada di ruangan itu. setelah Bayu duduk, wanita itu duduk pula disamping Bayu persis, sambil dua tangannya yang halus menggenggam kedua tangan Bayu. Sementara Cantika terlihat sibuk menyiapkan dua cangkir teh di salah satu meja yang ada di sudut ruangan yang sangat luas itu.
“Perkenalkan dulu nama saya Aulia Ningrum” ucap wanita itu yang ternyata bernama Aulia Ningrum.
“kamu ingat, dua tahun yang lalu saat terjadi kerusuhan di jalan Ketapang” lanjut Aulia.
“Oh iya, saya ingat….. “ jawab Bayu kembali ingat dengan wajah wanita cantik di depannya.
“saat itu saya terjebak ditengah2 kerusuhan, dik Bayu menolong saya, ketika mobil saya di hancurkan dan dibakar orang, semua barang saya termasuk dompet dan handphone saya ikut terbakar saat itu, bahkan kepala saya sempat terluka akibat terkena lemparan batu. Dik Bayu sempat menyelamatkan saya ke rumah dik Bayu. Lalu membawa saya kerumah sakit Harapan, saya tidak tahu waktu itu Dik Bayu bahkan membayar lunas biaya perawatan saya, sebelum dik Bayu pergi menghilang. Bahkan saya belum sempat memperkenalkan diri saat itu. Sejak saat itulah saya bertekad mencari Dik Bayu, saya sedikit mengalami kesulitan, rumah dik Bayu berada di kawasan yang ramai, dan saya sedikit lupa arah saat itu. satu bulan yang lalu kebetulan saya melewati kampus dik Bayu, melihat dik Bayu keluar sambil membawa motor itu, motor yang dik Bayu pakai mengantar saya kerumah sakit kala itu. makanya saya yakin itu dik Bayu sang penolong saya” ucap Aulia mencoba mengingatkan Bayu awal pertemuan mereka.
“iya, maaf saya harus segera pergi waktu itu, karena khawatir dengan kedua adik perempuan saya.” ucap Bayu.
“akhh….. dik Bayu punya dua orang adik perempuan rupanya” ucap Aulia.
“iya…. Bagaimana kabar ibu sekarang?” lanjut Bayu.
“duh jangan panggil saya Ibu dong, saya belum menikah, kalau bawahan saya wajar memanggil saya ibu atau nyonya hehehehhehehehe…….. dik Bayu kan bukan bawahan saya. Panggil saya mbak Aulia saja” ucap Aulia sambil tersenyum, dan masih terus memegang erat tangan Bayu.
“iya Mbak Aulia….” Ucap Bayu tersenyum juga.
“sebenarnya saya punya sedikit masalah dik Bayu…….” Ucap Aulia dengan wajah sedih.
“masalah apa Mbak Aulia?” tanya Bayu.
“sebenarnya sudah sejak empat tahun lalu saya terkena penyakit kangker, minggu kemaren saya sudah divonis dokter, saya hanya bisa bertahan paling lama enam bulan lagi”
“akhh…… saya ikut sedih mendengarnya” ucap Bayu pelan.
“saya sempat takut awalnya, namun saya sudah pasrah sekarang, sebab itu saya ingin bertemu Dik Bayu” lanjut Aulia.
“apa yang bisa saya bantu Mbak? apakah Mbak butuh seorang donor organ, saya bersedia jika memang cocok, yang saya minta, tolong jaga adik2 saya nanti jika memang organ penting saya yang Mbak butuhkan” ucap Bayu.
“duh….. Dik Bayu baik sekali, sejak awal bertemu saya langsung bisa tahu kebaikan Dik Bayu yang benar2 tulus, tidak ada donor yang bisa menolong saya, jadi bukan itu yang saya minta” lanjut Aulia terharu, hingga sempat menetes air matanya.
“lalu Mbak Aulia minta tolong apa? Akan saya lakukan jika saya sanggup” lanjut Bayu.
“saya ingin Dik Bayu melanjutkan kerja keras saya selama ini” ucap Aulia.
“maksud mbak…?” Bayu kebingungan.
“saya ingin mewariskan seluruh kekayaan saya kepada Dik Bayu, dengan satu syarat” ucap Aulia dengan wajah serius.
“saya….? hehehehe Mbak Aulia bisa aja bercandanya….” Ucap Bayu yang sempat terkejut.
“saya tidak bercanda Dik Bayu…… namun Dik Bayu harus siap menerima syaratnya terlebih dahulu” lanjut Aulia.
Bayu pun menatap mata lentik Aulia, terpancar keserius disana.
“apa syaratnya……..” tanya Bayu dengan wajah serius juga.
“ikut saya………” ucap Aulia sambil berdiri menggandeng tangan Bayu.
“panggil semua pengacara saya, suruh tunggu di ruang rapat…… saya tunggu Cantika di ruang aula, jalankan yang seperti saya arahkan tadi pagi” ucap Aulia tegas kearah Cantika.
“baik Nyonya……. “ jawab cantika langsung melakukan beberapa panggilan.
Aulia dan Bayu berjalan menuju lift, turun satu lantai kebawah. Begitu keluar lift, terdapat ruangan kecil dengan satu meja dan satu bangku disamping pintu putih. Aulia terus berjalan menuju pintu putih itu. sambil tetap memegang tangan Bayu erat2.
Begitu pintu itu terbuka……
“Selamat Sore Nyonya……… Selamat Sore Tuan Muda………..” bergema suara dari 30 orang wanita dengan pakaian beladiri berwarna hitam, mereka semua menundukan kepala. Berbaris mengelilingi matras besar yang ada ditengah2 ruangan. Sementara di sekeliling ruangan banyak tergantung alat2 latihan beladiri dan alat2 olahraga lainnya. Bayu sampai terkagum2 melihat kelengkapan alat2 olahraga dan alat beladiri yang tersedia dalam ruangan itu, tertata rapi. Olahraga Bayu selama ini hanyalah lari, itupun ia lakukan paling banyak hanya tiga kali seminggu, saat mata kuliah sedang tidak banyak, sehingga ia punya waktu buat olahraga disore hari.
Disalah satu sisi matras terdapat sebuah sofa panjang dengan meja kecil di depannya.
Aulia menarik tangan Bayu kearah meja kecil itu.
“kita tunggu sebentar…….” Ucap Aulia, sambil menarik Bayu untuk duduk di sofa panjang itu.
Setelah mereka duduk, ketiga puluh wantia tersebut langsung menegakan kembali badan mereka secara bersamaan. Bayu smpat terkagum2 melihat kekompakan mereka, tubuh mereka rata2 tingginya mencpai 170-175.
Bayu dan Aulia berbincang2 sejenak, Aulia menjelaskan sedikit tentang wanita2 yang ada dihadapan mereka, yang rupanya merupakan pengawal pribadi Aulia, Cantika adalah kepala keamanan sekaligus orang kepercayaan nomer satu Aulia. Pengawal pribadi ini di bentuk pertama kali sejak kejadian kerusuhan dua tahun yang lalu itu. Aulia tidak mau keselamatannya terancam lagi seperti kejadian itu.
“Pagi nona Cantika……..” kembali bergema suara ketiga puluh wanita.
Bayu menengokan kepalanya kearah pintu, sementara Aulia masih santai menyeruput teh manisnya.
Terlihat Cantika memasuki ruangan, dengan mengenakan baju beladiri ditubuhnya. Disamping aulia juga berjalan dua wanita yang tadi menyambut mereka di ruangan Aulia. Merekapun sudah mengenakan seragam beladiri yang sama.
Cantika dan dua wanita itu langsung menuju tengah matras, menghadap Bayu dan Aulia.
“kami siap menerima perintah….” ucap Cantika sambil membungkukan badan, bersamaan dengan dua pendampingnya.
“Dik Bayu, perkenalkan nona Cantika, nona Siska dan nona Santi…..” ucap Aulia kepada Bayu.
Bayu pun segera menundukan kepala, dibalas oleh tundukan kepala ketiga wanita tersebut.
“Mereka semua bertiga, dan tiga puluh lainnya adalah ahli bela diri” lanjut Aulia.
Bayu manggut2 pelan tanda mengerti.
“Syarat yang saya ajukan jika dik Bayu mau menerima warisan kekayaan saya adalah….. dik Bayu harus membuat mereka bertiga tumbang, tidak sanggup berdiri atau menyerah, gaya bertarung seperti apa? Dik Bayu yang tentukan, mereka akan ikuti aturan Dik Bayu, namun harus adil aturannya” ucap Aulia tegas.
“hah……………?” Bayu terkejut. Menatap Aulia sesaat, lalu menatap ketiga wanita di depannya.
“kenapa? Dik Bayu tidak sanggup?”
“sebentar…. sebentar….. biar saya berpikir sesaat……” ucap Bayu sambil bangkit berdiri, berjalan mengelilingi sofa. Bagaimana ia melawan tiga ahli bela diri dan membuat mereka menyerah atau tumbang….. gaya bertarung……? Bahkan ia tidak pernah belajar beladiri seumur hidupnya.
Sementara Aulia terlihat santai sambil menyilangkan kedua kaki mulusnya, hingga rok nya sedikit tersingkap pada bagian pahanya.
Saat melihat paha mulus Aulia, langsung terbersit sebuah ide dalam otak cerdas Bayu.
“Baik saya terima tantangannya, namun saya minta ijin mandi dahulu dan minta seragam yang sama buat bertarung” jawab Bayu.
“nona Cantika, siapkan segera…” ucap Aulia datar, sembil sibuk dengan handphonenya, membalas pesan2 yang masuk.
“Baik Nyonya……” ucap Cantika.
Cantika langsung memberi kode kepada wanita2 yang ada di sekeliling lapangan. 6 wanita segera bergerak, satu mengantarkan Bayu ke kamar mandi yang ada di dalam ruang Latihan, sementara lima lainnya segera mangambil perlengkapan mandi dan pakaian ganti yang diminta Bayu.
30 menit kemudian……
Bayu keluar dari kamar mandi dengan rambut basah. Tubuhnya dengan tinggi 175 berat badan 65 terlihat sedikit atletis, namun tidak terlalu berotot. Bayu terlihat berjalan santai.
“ok saya sudah siap……” ucap Bayu setelah sampai di depan Aulia.
“cara bertarung apa yang kamu mau mereka lakukan?” tanya Aulia.
“cara bertarung kentu…….” Jawab Bayu sambil menghadap Cantika, Siska dan Santi……….
“Kentu….?” Mata Aulia menyipit kebingungan.
“apa…………..?” triak semua wanita yang ada disana dengan pipi merona merah terlihat pada sebagian wajah wanita2 cantik itu.
“iya, Kentu merupakan pertarungan syahwat, dan membutuhkan keahlian serta setamina yang kuat. Dan saya rasa semua wanita dewasa tahu cara kentu. Jadi sama2 adil……. Kecuali Mbak Aulia mau menarik ucapannya tadi, bawah cara bertarung dan aturan saya yang nentukan” ucap Bayu santai sambil tersenyum puas.
“baik saya terima cara pertarungan kentu” ucap Aulia.
“tapi Nyonya……..”
“kenapa nona Cantika, apakah anda mengaku kalah sebelum bertarung?” potong Bayu.
Cantika menoleh kearah Siska dikanannya, Siska menganggukan kepala tanda siap, Cantika menolehkan kepala kearah Santi, Santi pun menganggukan kepala tanda siap.
“Baik, saya siap…… apa aturannya…..” ucap Cantika sambil menganggukan kepalanya.
“Aturannya gampang, harus telanjang bulat sebelum menyerang, yang sudah tidak sanggup berdiri atau menyatakan menyerah, maka dinyatakan kalah, bagaimana?” tanya Bayu.
“Ok siap…….” Jawab Cantika yakin, mereka bertiga, masa kalah dengan pemuda bau kencur seperti Bayu. Walau Bayu tampan, namun melihat tubuhnya yang tidak kekar, Cantika yakin Bayu akan kehabisan nafas hanya dalam beberapa menit saja.
Namun Cantika tidak mengetahui, bahwa Bayu memiliki strategi tersendiri dalam pertarungan ini.
Bayu pun segera melangkah Maju ketengah arena.
Bayu sudah pada posisi. Cantika, Siska, dan Santi membentuk formasi mengelilingi Bayu. Mereka menunggu aba2 dari Aulia.
“Siap……………. Mulai……………….” Triak Aulia memberi aba2.
Tiga puluh wanita disekeling arena terlihat tegang, menunggu siapa yang memulai serangan terlebih dahulu.
Tampak Bayu masih diam ditengah, melirik kea rah Cantika, Santi dan Siska secara bergantian. Sementara Cantika, Santi dan Siska bergerak memutari tubuh Bayu dengan mengambil ancang2 siap menyerang……………….
Sett…. Sett… sett…..
Cantika, Santi dan Siska melakukan serangan bersamaan, mereka segera melepas semua pakaiannya beserta pakaian dalamnya, menyerang maju, langsung berlari mengelilingi Bayu, berusaha membuka seluruh pakaian Bayu.
Bayu yang melihat sasarannya sudah dekat langsung memberikan serangan balasan, saat mereka sedang berusaha membuka baju Bayu, tangan Bayu sudah bermain di itil Cantika dan Siska. Mulutnya secara bergantian menghisap payudara Cantika dan Siska. Sementara Santi yang berada dibelakang Bayu, luput dari serangan Bayu.
Jari tangan Bayu langsung mengelus2 celah memek Cantika dan Siska, bermain2 sebentar di itil mereka yang sudah mulai mengeras, lalu mengelus2 lagi, membuat Cantika dan Siska sedikit kewalahan mendapat serangan nikmat dimemek mereka yang sudah mulai basah. Santi berhasil melepas baju Bayu, Santi melanjutkan membuka bagian celana Bayu, Cantika yang tidak mau kalah, sibuk mengelus2 dada Bayu yang berbulu, Siska menurunkan badannya saat melihat celana Bayu sudah turun, Siska dengan sigap segera menarik celana boxer Bayu, hendak memberikan serangan blowjob dikontol Bayu, namun Siska terpental kaget hingga terduduk mengangkang di matras, saat melihat kontol Bayu yang besar dan Panjang melompat keluar saat celana boxer itu turun.
Cantika dan Santi terkejut melihat Siska yang jatuh tertegun, lalu mereka berdua menoleh kearah kontol Bayu yang sudah ereksi maksimal.
“Akhhhh…………….” Mereka menutup mulut mereka bersamaan, terkejut melihat ukuran kontol Bayu, diperkirakan panjangnya 20cm diameternya sekitar 6cm, dengan 3 baris gerigi dipangkal kepala kontolnya, membuat kontol itu semakin terlihat lebar.
Melihat Siska terpental dengan kaki mengangkang, memperlihatkan celah memeknya yang sudah mulai basah, Bayu langsung melompat kearah kedua kaki Siska, kepalanya langsung menyerang pangkal paha Siska yang terbuka, lidahnya langsung terjulur keluar. Bayu dengan rakus menjilat2 memek basah Siska. Siska pun tidak siap dengan serangan mendadak Bayu.
“akhhhhh…………sttthhhhhhh……………stttthhhhhh………..” Siska mendesah2 nikmat saat memeknya dijilat dengan rakus oleh Bayu.
Cantika dan Santi hanya diam terpaku, mereka masih syok melihat kontol Bayu yang begitu besar dan Panjang. Percaya diri mereka langsung hilang, tubuh mereka mendadak lemas seolah tak bertenaga, membayangkan kontol besar itu sebentar lagi akan mengaduk2 memek mereka yang masih sempit.
Tiga puluh wanita yang berdiri mengelilingi arena pun terkejut, bahkan ada yang jatuh bersimpuh, tidak kuat menahan kaki mereka yang mendadak lemas.
Sementara Aulia masih santai sambil menonton, tidak ada keterkejutan dimatanya, ia sudah menebak, sebab waktu itu, ia dapat merasakan tonjolan besar kontol Bayu, saat ia tidak sengaja menyenggol kontol Bayu ketika dipapah Bayu di bahunya saat Bayu menyelamatkan ia dulu.
Sementara itu Bayu mulai melakukan serangan pamungkasnya, mengarahkan kontol besarnya kearah memek basah Siska. Langsung menghentak kuat.
“argggkhhhhhhhh……………………….” Lolong Siska, saat memek sempitnya serasa terbelah dua, saat kontol besar Bayu menyeruak masuk langsung menyentuh mulut rahimnya dengan keras.
“akhhhhhh…………akhhhhh…………………akhhhhhhhhhhhhhhhhhh……………………..” triak Siska saat mendapat orgasme pertamanya dengan 4 sodokan kontol besar Bayu, tubuhnya bergetar hebat.
Bayu tidak menghentikan pompaannya, ia terus menggoyang dengan cepat memek basah Siska.
“akhhhh……akhhhhh……akhhhhh…….akhhhhhhh…………………” jerit Siska lagi hanya dalam waktu kurang dari 10 detik. Siska terus mendapatkan orgasmenya tanpa henti, seiring pompaan kontol Bayu yang tidak mau berhenti.
“saya…… akhhhh…… nyerah………akhhhhh……………………….” Siska mengaku kalah pada orgasmenya yang ke sepuluh, hanya dalam waktu kurang dari 3 menit. Sudah terlalu ngilu ia rasakan dimemeknya, bahkan memeknya sudah terlihat sangat memerah. Siska hanya bisa berbaring pasrah, segera 4 orang wanita yang ada dipinggir menggotong tubuh Siska, dibawa keluar arena, di letakan di sisi luar arena.
Setelah mencabut kontolnya dari memek Siska, Bayu langsung berdiri dan berbalik badan menghadap Cantika dan Santi, mereka berdua merinding sambil menatap kedua mata Bayu, terpancar aura syhawat yang sangat dahsyat dikedua mata Bayu.
Tampak tersirat ketakutan dimata Cantika dan Santi. Hingga membuat kaki mereka lemas, hingga mereka berdua pun jatuh berdampingan, tanpa sadar memek mereka berdenyut seolah menanti serangan Bayu.
“akhhh…………………..” jerit ketakutan Cantika, saat Bayu menjilat memek basahnya, ia mengira Bayu akan langsung menacapkan kontol besarnya itu kememeknya………..
Mendapat serangan jilatan dari Bayu, membuat birahi Cantika langsung naik.
Melihat temannya diserang dengan ganas, Santi yang sempat lemas ketakutan, langsung bangkit membantu Cantika, ia langsung bergerak cepat kebawah tubuh Bayu, memasukan kontol besar itu kemulutnya, memberikan hisapan dan kocokan yang dahsyat di kontol besar itu, namun serangan Santi sedikit mengalami kesulitan dikala mulut mungilnya hanya bisa memasukan ujung kepalanya saja, kontol besar itu tidak muat dimulut mungil Santi.
Tanpa menyia2kan waktu Bayu langsung bangkit, sesaat setelah yakin memek Cantika sudah sangat basah, sehingga membuat kontol besarnya terlepas dari mulut Santi. Bayu langsung menempatkan kontol besarnya pada celah sempit Cantika, lalu menghujamkan dengan kuat. Hingga menekan dengan keras mulut rahim Cantika.
“akhhhhhhhhhhh…………….. tidak……………. ini terlalu besar……………… akhhhhhhhhhhh…………….”
Jerit Cantika saat knotol besar itu mulai membelah memek basahnya.
Bammmm…………
Bammmm………….
Bammmm………….
“akhhhhhhhhhhh…………………………..” tubuh Cantika langsung bergetar hebat hanya dengan tiga hantaman keras kontol besar Bayu.
Bayu terus melakukan pukulan2 beruntun pada rongga basah memek hangat Cantika, tidak memberikan waktu kepada Cantika untuk berpikir dan bernafas.
“akhhhh……..akhhhhh……..akhhhhhh………akhhhhhhhhhhhhhhhhh…………..” Cantika mendapatkan multi orgasmenya secara berturut2 dalam waktu singkat.
Santi yang melihat temannya kewalahan melayani gempuran dahasyat Bayu, langsung mengambil posisi dibelakang Bayu, memutir2 putting Bayu, memberikan serangan rangsangan tambahan kepada Bayu, untuk memperlemah serangan Bayu kepada Cantika.
Namun serangan Santi tidak banyak mempengaruhi Bayu, hujaman kontol Bayu tidak melambat, malah Bayu makin mempercepat hantaman kontol besarnya, ia ingin segera mengakhiri pertarungan ini.
Bammmm………….
Bammmm…………
Bammmm………….
“akhhhhhhhhh…………………” tubuh Cantika kembali bergetar hebat, entah sudah berapa puluh kali Cantika mendapatkan orgasmenya, namun Cantika tetap berusaha bertahan semaksimal mungkin, mengharapkan nanti Santi dapat menyelesaikan pertarungan dengan kemenangan ditangan mereka.
Melihat lawannya sudah mulai lemah, walau Cantika belum berteriak nyerah, Bayu langsung memutar badannya, ia langsung melumat bibir manis Santi, mendorong dengan keras tubuh santi keatas matras.
Bukkk………….
Tubuh Santi jatuh terlentang, kedua kaki Bayu berada diantara sela kaki Santi, sambil terus melumat bibir Santi, kedua tangan Bayu memberikan serangan remasan lembut dikedua payudara santi yang sangat kencang. Kontol besaranya juga memberikan serangan bawah yang tepat pada celah basah dan itil Santi.
“sssttthhhh…….. sssthhhh…… sssthhh……….. “ desah Santi kewalahan mendapatkan serangan balik dari Bayu.
Cantika yang terkejut melihat Bayu melepaskan dirinya, ia langsung berusaha bangkit untuk menolong Santi, namun baru saja hendak berdiri, tubuhnya langsung terjatuh lemas kembali kelantai matras. Ia sudah tidak sanggup lagi untuk berdiri, tubuhnya sudah terlalu lemas setelah mendapatkan hampir dua puluh kali orgasme dahsyat. Cantika akhirnya hanya bisa pasrah terlentang.
4 orang segera memasuki arena, menggotong tubuh Cantika kepinggir arena.
Sementara itu Bayu terlihat sudah mulai mengarahkan kontol besarnya kelobang sempit Santi. Membuat Santi langsung ketakutan, Santi tidak sempat mengelak dari serangan Bayu yang teramat cepat dan mendadak.
Bammmm………………….
“akhhhhkkkk……………………………. Sakit………………. “ triak Santi melolong dahsyat, Santi langsung pingsan seketika, ketika Bayu berhasil merobek selaput dara Santi, rupanya Santi masih perawan tingting. bahkan Bayu belum sempat mulai mengayunkan pinggulnya.
Hampir 15 orang wanita yang berada dipinggir arena terduduk lemas melihat keganasan kontol Bayu.
Bayu langsung bangkit saat melihat lawannya telah pingsan. Ia berdiri dengan senyum kemenangan menghadap Aulia.
Plok….plok….plok…..
Aulia memberikan tepuk tangan kepada Bayu…………
“Selamat…….. tapi ini belum berakhir…………… serang………..” ucap Aulia memberikan aba2 kepada 30 wanita yang ada disekeliling arena.
Mendapatkan perintah dari Nyonya Besar, mereka semua langsung menanggalkan pakaian mereka, walau ada rasa takut dihati mereka, namun mereka tidak berani membantah perintah dari Nyonya Besar.
Sett……sett…..sett….sett….sett…..sett….sett….
30 puluh orang wanita yang telah telanjang bulat bergerak dengan sangat cepat, bergerak hendak menyerang setiap inci tubuh Bayu.
Bayu hanya santai berdiri, bahkan ia belum menggerakan tubuh sama sekali.
Bammm…..
Bammm…..
Bammm…..
Kurang dari 10 menit sudah tiga tubuh wanita berada dalam posisi nungging dan lemas.
Bammm……
“akhhhhh…………”
Bammm…..
“akhhhhhh…………..”
Terdengar benturan pertarungan kelamin yang sangat keras, diiringi teriakan2kan wanita yang berjatuhan mendapatkan orgasme hebatnya.
Hanya dalam waktu kurang dari 4 jam ke tiga puluh wanita tadi tumbang tak bergerak, ada yang dalam posisi terlentang lemas, ada yang dalam posisi nungging lemas, bahkan ada yang dalam posisi saling tindih lemas ketika kontol Bayu secara brutal menghajar memek mereka bergantian.
Sementara tubuh Bayu sudah berdiri tegak kembali, dengan kontol besar dan panjangnya masih mengacung keras kearah Aulia, keringat deras mengalir dari tubuh Bayu. Dikelilingi gelimpangan tubuh wanita2 yang sudah tidak dapat bangkit lagi, terlihat sebagian wanita itu menyinggungkan senyum puas di bibir mereka.
plok…..plok…plok…..
“hebat….. tidak salah saya mewariskan seluruh kekayaan saya pada Dik Bayu…. Saya dapat melihat aura mendominasi dan ambisi yang kuat dari mata Dik Bayu” ucap Aulia sambil mendekati Bayu, lalu menutupi tubuh Bayu dengan kimono.
“terimakasih Mbak Aulia” ucap Bayu tersipu malu mendapatkan sanjungan dari Aulia.
“mari….. sekarang kita ke ruang rapat, menemui pengacara saya, biarkan mereka disini beristirahat” lanjut Aulia sambil menarik tangan Bayu…..
Setibanya di ruang rapat, telah menunggu delapan orang berpakaian rapi duduk berjejer, mereka menunggu kedatangan Nyonya Besar dari 5 jam yang lalu. Menunggu dengan sabar, sambil menikmati suguhan ringan dihadapan mereka.
“Nyonya Besar…………Tuan Bayu………..” mereka bangkit dan membungkukan badan ketika melihat Aulia memasuki ruangan bersama seorang pemuda tampan yang nyaris telanjang, hanya memakai kimono menutupi tubuhnya.
“silakan duduk……..” ucap Aulia, setelah ia dan Bayu mengambil tempat dihadapan delapan orang itu.
“sudah kalian persiapkan dukumen yang saya minta” tanya Aulia dengan wajah seriusnya.
Terlihat sebuah kamera besar berdiri merekam semua kegiatan yang sedang berlangsung.
“sudah, begitu Nyona Besar tanda tangani dan Tuan Bayu tanda tangani, maka seluruh asset kekayaan Nyonya besar akan menjadi milik Tuan Bayu begitu Nyonya Besar meninggal nanti” ucap salah satu dari mereka yang kelihatannya merupakan pemimpin dari mereka.
Aulia pun mengambil berkas itu, lalu menandatanganinya, lalu menyerahkan berkas itu untuk Bayu tandatangani. Setelah Bayu tandatangani, berkas itu diambil lagi oleh pemimpin mereka.
“Perkenalkan mereka adalah pengacara kita, Tuan Nixon merupakan direktur utama diperusahan lawyer yang kita miliki” ucap Aulia kepada Bayu sambil menunjuk kearah pemimpin mereka.
“Senang berkenalan dengan anda Tuan Nixon” ucap Bayu.
“Jangan sungkan Tuan Bayu, sekarang saya adalah bawahan anda” ucap Nixon sambil membungkukan badan. Nixon lalu menyodorkan sebuah handphone Apple keluaran terbaru kehadapan Bayu.
“jika butuh saya dan semua bawahan anda, data nomernya sudah saya susun rapi dalam kontak di hanphone ini, sesuai permintaan Nyonya Besar” ucap Nixon.
Bayu terkejut, handphone N2300 adalah handphone yang selama ini ia miliki, mendapatkan handphone mahal seperti itu membuat ia ragu untuk mengambilnya.
“heheheheh……… “ Aulia tertawa melihat reaksi polos Bayu, bahkan ia sudah mewarisi kekayaan dengan nilai yang sangat luar biasa, handphone itu tidak ada artinya sama sekali.
“Saya permisi dulu Nyonya Besar, Tuan Bayu…… “ ucap Nixon sambil membungkukan badan, 7 anak buah Nixon pun membungkukan badan, dan mereka segera keluar dari ruangan itu setelah memberekan kamera rekaman yang sejak tadi merekam kegiatan mereka.
Aulia langsung menarik tangan Bayu yang sedang melihat2 handphone barunya, untuk berdiri. Aulia menarik Bayu kearah kursi utama di meja rapat itu, sudah berjejer dua kursi besar diujung meja berbentuk oval memanjang itu.
Setelah mereka duduk, Aulia segera memencet tombol kecil ditelpon meja yang ada dihadapannya.
“Suruh mereka masuk…………..” ucap Aulia dimuka telpon.
Terlihat enam orang memasuki ruangan, dua orang terlihat membersikan meja, empat orang lainya menata ulang meja kembali. Setelah enam orang itu keluar, tampak masuk 12 orang dengan pakain jas yang terlihat mahal, kedalam ruangan rapat itu, mereka segera menempati kursi mereka masing2. Sesuai peran dan kedudukan mereka.
“Nyonya Besar…. Tuan Bayu…… “ ucap mereka kompak sambil membungkukan badan, sebelum mereka semua duduk.
“perkenalkan mereka semua adalah direktur2 yang mengepalai beberapa cabang usaha yang perusahaan kita kelola” ucap Aulia kepada Bayu.
“Tuan Hendro adalah direktur Investasi dan Keuangan Pusat perusahan kita, Tuan Wahyu adalah direktur Wisata dan Hiburan pusat, Tuan Danu merupakan direktur Pendidikan, Teknologi dan Pengembangan Pusat, bahkan kampus tempat Dik Bayu belajar milik perusahan kita, Tuan Hanif adalah ….. bla….bla….bla…..bla…..” Aulia memperkenalkan mereka satu persatu kepada Bayu.
“Kantor mereka semua ada di 13 lantai pertama Gedung Utama kita ini, sementara perusahaan2, gedung2, pabrik2 , peternakan, perkebunan, hotel2 dan lain2 milik kita banyak tersebar di berbagai penjuru dunia” lanjut Aulia
Bayu hanya manggut2 terkejut sekaligus kagum dengan begitu banyak cabang usaha yang perusahaan miliki.
“Cantika akan menjadi asisten Dik Bayu, dan akan menjadi penghubung Dik Bayu kepada mereka semua. Tuan Hendro akan menjadi mentor Dik Bayu agar lebih memahami cara kinerja perusahaan kita, nomer mereka semua dan orang2 yang penting diperusahaan ada di handphone yang baru saja Dik Bayu terima” lanjut Aulia memberikan pengarahan dengan serius ke Bayu.
Setelah berbincang2 sesaat dengan 12 direktur itu, Aulia dan Bayu segera keluar meninggalkan ruang rapat, kembali ke ruangan kerja Aulia.
Sesampainya di ruang kerja utama. Aulia langsung menyuruh Bayu kembali duduk di sofa. Terlihat Cantika juga telah hadir disana, dan sudah memakai kembali jas hitamnya dengan rok hitam.
“Ini Dik Bayu pegang, ada cukup uang disana untuk kamu gunakan sehari2” ucap Aulia sambil menyerahkan dua buah kartu hitam dan dua buah kartu emas ATM dari sebuah Bank ternama.
Bayu berpikir hanya kartu ATM biasa, mungkin hanya ada beberapa juta disana.
Setelah berbincang2 dan sedikit bernostalgia.
“Dik Bayu bisa pulang ke vila dengan salah satu mobil dari koleksi yang ada di parkir khusus, Nona Cantika akan menjadi supir sekaligus asisten anda”
“wah……… tidak dapatkah saya kembali kerumah orangtua saya? Dan saya hanya ingin motor kesayangan saya kembali” ucap Bayu sedikit terkejut.
“hehehehe silakan Dik Bayu, jika itu membuat dik Bayu nyaman, namun alangkah baiknya demi keamanan Dik Bayu, menggunakan salah satu mobil yang ada saja” ucap Aulia sedikit khawatir.
“saya rasa saya akan baik2 saja, karena motor adalah keahlian saya. Saya cukup handal mengendarainya” ucap Bayu, ia tidak ingin perubahan yang terjadi mendadak ini diketahui oleh keluarganya dulu. Ia khawatir akan banyak pertanyaan dari orangtuanya yang telah mendidik dia dengan tegas.
Setelah berpikir sesaat akhirnya Aulia mengijinkan hal itu. Aulia hanya khawatir keselamatan ahli warisnya.
“Nona Cantika lakukan seperti yang sudah saya arahkan…….” Ucap Aulia kepada Cantika.
“Baik Nyonya Besar….. mari Tuan Bayu, motor Tuan ada digarasi kita” ucap Cantika mengajak Bayu.
Bayu pun pamitan kepada Aulia, lalu mengikuti Cantika menuju motor kesayangannya. Mereka memasuki lift lalu menuju B2 tempat parkir khusus perusahaan. Hanya kendaraan yang dimiliki Aulia yang berada disana dengan pengamanan extra ketat.
Setibanya di parkiran tampak berjejer beberapa mobil mewah dan motor sport mewah disana, terselip diantara motor mewah itu tampak motor tua Bayu sudah bersih dengan kondisi ban diganti baru.
Bayu pun langsung terlihat senang, ia langsung menaiki motornya.
“Tuan Bayu, jangan lupa sepulang kuliah langsung ke sini untuk belajar dan berlatih” ucap Cantika, sambil membungkukan badan.
“terima kasih nona Cantika “ sambil Bayu mengedipkan matanya.
Wajah Cantika seketika merona digoda Bayu sedemikian rupa.
Bayu pun segera mengendarai motor tuanya meninggalkan gedung itu. sepanjang perjalanan keluar gedung banyak orang yang membungkukan kepala mereka saat berpapasan dengan motor Bayu.
Bersambung.......................