Matahari mulai merambat naik, memberi hari baru kepada siapa saja yang menyambutnya dengan senyum dan tawa. Sinarnya mulai memasuki dari lubang-lubang kecil rumah yang aku tinggali ini. kepalaku terasa sangat berat untuk bangun, kucoba membuka mata. Segera aku duduk, ku garuk-garuk kepalak sambil sesekali menguap. Kulihat wanita yang semalam bersamaku tidak ada lagi disampingku. Kupandangi sekali lagi kamar yang menjadi tempat aku tidur ini. perasaan bangga tapi juga malu ketika harus melihat kembali foto-foto kenangan yang pernah aku unggah ke jejaring sosial. Tawa dan senyum difoto itu membuatku teringat akan masa-masa indah tanpa ada yang harus dipermasalahkan. Kulirik jam dinding yang menempel indah di kamar ini, jam dinding bertuliskan arya pada titik pusat jam dinding. Aku hanya tersenyum melihat tulisan itu tapi...
Sial sudah jam 10, aduh kenapa tidak dibangunkan bathinku
Aku melangkah ke luar kamar dengan mengucek-ucek mataku tanpa melepaskan garukan di kepalaku. Langkahku terhenti ketika sampai didapur melihat seorang wanita memakai tang-top putih dan hanya bercelana dalam. Wanita itu sedang asyik meracik sayur dan bumbu untuk dimasak, tampak anggun sekali. Tak kusangka aku akan mempunyai seorang wanita secantik bersamaku.
hoaaaaaaaaam.... aku menguap
ih, mas sudah bangun ya? ucapnya tersenyum kepadaku
bu dian kenapa ndak bangunkan aku ucapku, kulihat wanita itu kembali ke aktifitasnya dan tak ada jawaban darinya
bu diaaaaan... ditanya malah diem saja to ucapku, tak ada respon darinya sama sekali.
Apa ada yang salah dengan apa yang aku ucapkan? Kenapa wannita ini malah diam dan wajahnya sedikit cemberut? Aku berpikir sambil melangkah mendekatinya, semakin dekat aku baru sadar.
Ayang... kenapa ndak bangunin mas? tanyaku yang berjarak kurang lebih satu meter darinya
Seketika itu wanita yang sedang asyik dengan acara masaknya melepaskan semua yang dia pegang dan berbalik kearahku sambil tersenyum lebar. Dia kemudian melompat kearahku, digantungkannya kedua tangannya ke leherku. Jelas sekali sekarang terlihat tank-top berenda pada bagian atasnya.
habis tadi ayang tidurnya lelap sekali ucap dian kepadaku
ya kan dibangunin subuh dong yang ucapku
Suka deh dipanggil ayang sama mas ucapnya, aku tersenyum dan kukecup keningnya
awas kalau tidak dikampus jangan panggil ade dengan sebutan itu ucapnya
iya... iya... ayang, adeku jawabku
ugh... bau sana, mandi dulu sayang... baukucapnya sambil memundurkan kepalanya dan menutp hidungnya
yee... bau bau gini ayang juga suka kan? ucapku
emang kalau sudah sayang, sudah cinta terus ndak mandi gitu? ucapnya
iya adeku sayang iya ucapku
Sekali lagi aku mengecup keningnya dan melepaskan pelukanku. Dian tersenyum dan kembali ke aktifitasnya sedangkan aku segera mandi. Tak kuhiraukan semua peralatan mandi dikamar mandi ini, semua aku pakai toh ini semua punya dian. ndak papalah bekas wanita cantik, lumayan. Kupakai kembali pakaianku dan keluar kamar mandi.
mas kaosnya diganti, di almari yang sebelah kiri sudah ada ucapnya dari dapur sambil menata makanan
ndak usah yang, ntar dikasih warna pink lagi weeeek ledekku
yeee dilihat dulu sana, masa pakai kaos kotor terus ucapnya
daripada ade, pakai itu-itu terus. Ndak paka celana lagi ucapku
nggak suka ade pakai begini? ucapnya
eh... suka sih tapi... kenapa dari semalam ndak pakai celana? ucapku
biasanya ade kalau dirumah juga ndak pernah pakai weeeek... dan biar mas betah dirumah ucapnya dengan wajah memerah dan membuang muka
heeh gitu saja ucapku spontan sambil berlalu dan menuju ke kamar
Aku membuka almari pakaian yang ditunjukan kepada dian. dan aku terkejut untuk kedua kalinya, kaos-kaos yang diletakan di hanger semuanya sama persis dengan kaos-kaos miliku d jug asebuah celana jeans yang menggantung di hanger. Semua kaos berwarna gelap, dan hanya sedikit corak pada kaos-kaos yangmenggantung. Celana jeans model cutbray berwarna abus-abu dan gelap. Ketika aku melihat kaos-kaos ini membuatku kembali ke masa-masa sebelum bertemu dian. aku pakai salah satunya dan kupakai celana jeans.
mas... ucap dian dari belakang membuatku terkejut
copot... ade nganggetin saja ucapku
yeee... mas saja yang lebay, ni celana dalamnya. Celana dalam mas dimasukan ke mesin cuci ucapnya
eh... aku menerima celana dalam yang masih berbungkus
itu ukurannya ada dua, ade kan ndak tahu ukurannya mas jadi tadi pagi ade belikan dua ukuran ucapnya
kenapa ndak bangunin mas saja, kasihan ade kan pasti malu beli celana dalam cowok ucapku
biasa saja kali... weeekk.... cepetan ganti, terus maem. Ndak usah pakai celana jeans panjangkenapa, itu ada celana jeans pendek kan ucapnya mengecup pipiku dan berputar meninggalkanku, pandanganku terus kearahnya hingga dian menghilang dibalik pintu
Setelah aku berganti pakaian, kubawa pakaian kotorku. Dian yang sudah menungguku sambil melihat televisi menunjukan letak mesin cuci. Setelahnya aku makan bersama dian, wanita ini memang dari atas kebawah mencoba memancing syahwatku. Mungkin memang dia ingin melakukannya denganku, atau dian hanya ingin memancingku? Semalam aku sudah bisa menolaknya tapi kalau setiap hari seperti ini, huft semoga bisa semoga bisa. Aku ingin menikmatinya nanti kalau semuanya sudah selesai dan dia sah menjadi miliku. Kalau bisa?!
maem... aaak... ucap dian sambil mengambilkan sesuap nasi dan diarahkannya kemulutku
Ketika aku berganti menyuapinya dian malah tidak mau. Huh malah seperti anak kecil saja kalau begini. Aku hanya bisa mengikuti permainannya. Hingga selesai makan dian membersihkan dan aku membantunya sambil kita bercanda kesana kemari. Kadang aku usapkan busa sabun ke pipinya, dian pun juga membalasnya. Jika di masukan ke guiness book of record mungkin ini adalah acara mencuci piring yang sangat lama walau akhirnya selesai juga.
Sambil nonton TV dian duduk minta dipeluk olehku yang duduk bersandar disofa depan TV
yang, anda gimana? tanyaku sambil menciumi rambutnya
hi hi hi... sok jago dia yang, sayang juga aneh dibilangin gitu sama anda malah ugh! ucapnya
auch... sakit sayang... jawabku
ade kan sudah tahu dia sebelumnya, ade sama anda kan cuma teman. Anda sendiri yang pdkt, kalau ade sudah bilang sama dia kalau kita cuma teman. Semenjak ngajak makan, ade selalu tidak mau tapi dianya selalu memaksa. Lagi pula anda itu sudah pernah punya hubungan sama mbak erna, mbak erna sendiri yang bilang. Pas kemarin anda bilang gitu ke mas, setelahnya ade semprot anda mengenai hubungan dia sama mbak erna. Eh, dia-nya langsung kaya orang bloon gitu, dan akhirnya dia mengakuinya mas. Dan satu lagi... ucap dian sambil beranjak kemudian duduk, didekatkannya wajahnya ke wajahku
stay close! ucapnya dengan wajah judesnya
eh... i... iya... ade wajahnya kaya gitu, mas takut nih jawabku
hi hi hi biarin weeeek... ucapnya
Seharian aku bersama dian, mulali bercanda dan bergurau bersamanya. Ternyata di balik wajah judesnya tersimpan sifat manja yang tak kalah dengan seorang anak kecil. Benar-benar kewalahan aku dibuatnya. Tapi menjadi cerita sendiri bagiku yang selama ini belum pernah sama sekali merasakan memiliki pacar. Itulah kenapa wanita selalu menyembunyikan sifat aslinya ketika dia bersama lelaki yang bukan miliknya. Wanita penuh misteri? Mungkin benar apa kata Bon Jovi, Shes Mystery dalam album yang Crush.
Maaaaaaaaas, gatel... ucapnya manja sambil mengangkat tangannya mendekatkan ke arahku yang duduk memeluknya
lha terus? balasku
garukin... ucapnya
jaded (manja)... balasku lirih
ndak suka? ucapnya sambil tanganku menggaruk pelan kulit yang selalu membuat tanganku terpeleset
ndak nyangka saja ade manja banget he he he padahal kalau dikampus hiiiii ucapku
oooo jadi kalau dikampus njengkelin gitu iya? heem... gitu? ucapnya dengan nada super judesnya
ndak judes kok, tapi banyak he he he ucapku
Langsung saja aku ditimpanya dengan bantal, tak berani aku membalasnya. Hanya mampu meringkuk di atas sofa. Dian, dian... Dari mau mengambil minum saja harus digendong, mau mandi harus digendong sampai ke dalam kamar mandi tapi akunya langsung keluar. Gatal saja, dia ndak mau garuk sendiri, minta digarukin. Hadeeeeeeh... dosenku dosenku.
Ade punya plestesien juga to? ucapku ketika kami bersantai didepan TV kembali
huum... kan ade suka game, tapi ya ndak suka-suka banget. Cuma buat refreshing saja, sekarang ndak mau main lagi. Dah ada yang bisa buat refreshing ucapnya
huh? Emangnya apa? ucapku
mas... kalau mas disini ade ndak perlu ngegame lagi hi hi hi ucapnya
Akhirnya aku main game pe-es juga bareng dian. dia duduk disofa atas tepat dibelakangku dan aku duduk dibawahnya. Kami main balapan sembari menikmati waktu kebersamaan bersamanya.
tadi mama telepon ucap dian
mama? tanyaku heran
ibunya mas ucapnya
ke sematpon mas? balasku sambil kepalaku mendongak ke atas
ndak, ke telepon rumah ade. Mama bilang kalau mama sekarang sama tante ratna ucapnya mendekatkan wajahnya ke wjahku
eh... mas akan telepon ibu dulu, boleh? ucapku berbalik ke arahnya
ya boleh lah, masa ade nglarang mas buat nelepon mama. Tapi ingat lho... ucapnya sambil menggoyang jari telunjuk tangannya
heem... jawabku sambil tersenyum
Aku kemudian menelepon ibu dari telepon rumah dian. untung saja aku menyimpan nomor telepon tante ratna di sematponku.
halo
tan, ni arya. ibu ada?
eh kamu mblo... mbak arya telelpon
halo
ibu, ibu dirumah tante ratna?
eh sayangnya ibu, iya kemarin setelah kamu keluar rumah. Ibu beres-beres terus berangkat ke tante ratna
owh... egh... (Dian memelukku dari belakang)
ada apa sayang?
ndak papa kok bu, ibu kok tahu nomor dian?
ehem... ehem... sudah ndak pakai kata bu nih? Dah jadian ya? hi hi hi...
yeee ibu ditanya malah ndak jawab
ya bisa dong, kan tinggal tanya developernya. Kan punya nenek kamu, lagian perumahan dian itu belum sepenuhnya selesai jadi gampang nyari tahunya. Pasti lagi dipeluk sama dian ya? (dian menarik pundakku dan menempelkan kupingnya)
iya, mah... hi hi hi (Dian menjawab)
eh sini.. sini ibu mau ngobrol lagi sama dian, mumpung kamunya ada disitu
apaan sih ibu (direbutnya telepon dan dian berdiri didepanku tangannya meraih tanganku agar memeluknya)
iya mah (dian)
jagain arya ya, bilang sama arya, ndak usah pulang kerumah kalau perlu rumahnya sekarang di rumah kamu ya sayang
iya mah, mas arya juga denger kok. Mah, mama bicara sama mas arya saja ya
iya, sayang
halo bu, tapi ibu ndak papa kan? (dian berbalik dan bersandar di meja telepon memandanngku sambil tersenyum, tanganku meremas tangannya)
ndak papa, ibu sudah sama tante ratna. Jaga dian ya
iya bu, tapi bu kalau arya dirumah dian apa dia tidak curiga?
sudah kamu tenang saja, ibu sudah telepon ke dia kalau arya akan kos demi memperlancar penelitiannya. Dan ingat kamu harus selalu hati-hati
ya bu
ya sudah, ibu mau bantu tante kamu dulu
iya bu
dah sayang
dah ibu tuuuut
Langsung saja dian memelukku, ada sedikit getir ketika mendengar suara ibu. rasanya aku ingin kembali tapi jika aku kembali tak akan ada perubahan dalam hidupku. Sekarang dianlah yang akan menjadi pendampingku dan ibu adalah ibu suri dikerajaanku. Dan aku harus segera menyelesaikan masalahku. Aku peluk dian dengan erat karena memang dialah waktu yang menghentikan semua kegilaanku
mas kelihatannya ada yang mas sembunyikan dari ade? ucap dian melepas pelukanku dan memandang kedua mataku
belum saatnya kamu tahu yang, nanti mas akan cerita tapi mas mau pulang dulu sore ini ambil pakaian dan beberapa file yang memang mas harus bawa ucapku
iya, mungkin belum saatnya ade tahu. Tapi mas, mas harus hati-hati, karena... sejak mas dikejar-kejar oleh orang-orang itu ade mulai khawatir kalau mas terlibat sesuatu ucapnya
ya, memang terlibat sesuatu tapi tenang saja ade, mas ndak papa, karena mereka tidak pernah tahu jatidiri mas. Yang penting mas akan selalu hati-hati karena skripsi mas belum selesai ntar di judesi lagi sama dosen mas candaku
iya... mmm... dosen mas kaya apa sih? tanyanya
cantik.... tapi.... ucapku
tapi apa? balasnya
judesnya minta ampun huh... dimarahin terus mas kalau bimbingan ucapku, sambil melirik ke arah matanya
oh gitu ya... hmmm... ya ya ya... cantik ya mas? Mmm... mas jangan kepincut sama dosen mas ya... ucapnya. Lho?
ya kalau dia mau sama mas bagaimana? ucapku
kan judes, kalau ade kan enggak. Pokoknya awas kalau mas main dibelakang ade, apalagi sama dosen mas itu ucapnya
ade itu ada-ada saja ucapku sambil menyentuhkan hidungku kehidungnya
Menjelang pukul 18:00, aku segera pulang dan diantar dian hingga ke gerbang pintu. Berbeda dengan dian didalam rumah, ketika dia keluar rumah dia tampak lebih anggun dengan pakaian longgarnya dan celana legging. Kata hati-hati selalu terucap dari bibirnya dan sungguh membuatku sangat nyaman. Aku jalankan REVIA menuju ke rumahku, hingga aku tepat didepan rumah sudah ada mobil ayah yang terparkir di garasi. Pintu rumah terbuka, dan aku segera masuk ke dalam.
Romo.. ucapku menghampiri ayah yang sedang sibuk menata pakaian di dalam kamarnya dan salim tentunya
Oh, kamu. ndak ikut ibu kamu liburan besok? ucap ayahku
ndak mo, aku mau ngekos di temanku. Penelitianku ada yang ndak beres ucapku
ya, ibu sudah kasih tahu. Ibumu di rumah tante ratna tadi romo yang mengantar jawabnya
kapan romo akan berangkat? ucapku
mungkin minggu depan, beberapa hari ini romo akan mengurusi pekerjaan romo dulu sebelum perjalanan dinas romo ucapnya
ya mo, setelah penelitian selesai arya balik ke rumah lagi. Paling juga seminggu sekali arya pulang. Kalau romo? ucapku
ndak usah kembali juga ndak papa. Rumah ini hanya akan jadi kenangan. Romo ndak akan pulang sampai urusan romo selesai ucapnya
maksud romo, jadi kenangan? ucapku
kamu akan tahu sendiri suatu saat nanti jawab romo
ya sudah arya mau menata barang arya ucapku, tanpa menghiraukan jawaban dari ayahku
Sambil melangkah menuju kamarku, ingatanku terbawa ke waktu bersetubuh dengan ibu. semua tempat dirumah sudah aku coba dan aku ciprati dengan cairan kenikmatan kami berdua. Tapi mungkin tak akan ada lagi semua itu. setiap langkah menaiki tangga, pikiranku masih berputar pada keindahan tubuh ibu. hingga di dalam kamarpun aku duduk dan memandang seisi kamarku. Hatiku berkecamuk dengan semua hal yang pernah terjadi, di kamar ini lah semua berawal. Ah, memang semuanya harus berakhir.
Segera aku mengemasi beberapa pakaianku yang akan aku kugunakan dirumah dian, wlaau sebenarnya tidak perlu karena disana sudah lengkap. Kunyalakan komputerku dan aku pindahkan file-file penting yang aku butuhkan, dan tentunya menghapus semua history dari komputerku. Tidak lupa aku mengambil sematpon KS dan juga kalung dari nenek mahesawati. Setelah semua beres aku duduk kembali di samping kamarku, kulihat sekelilingku dengan tangan masuk dalam saku jaketku. Ketika tangan kiriku memegang sesuatu yang berada di saku jaket, kutarik keluar dan kulihat. Aku hanya tersenyum...
mungkin suatu saat nanti... bathinku
Aku kembali berjalan keluar kamarku dan menghampiri ayahku. Wajahnya masih tetap sama, wajah tak peduli kepadaku. Apalagi kalau ada ibu, sama saja tidak ada kepedulian sedkitpun. Segera aku berpamitand dan keluar dari rumah ini. rumah yang akan menjadi kenangan. Aku jalankan REVIA menjauhi rumahku. Tiba-tiba dalam benakku kembali bergejolak karena teringat perkataan ayahku.
kamu akan tahu sendiri suatu saat nanti
Apa mungkin memang waktunya sudah semakin dekat? Apakah mungkin? Ah kenapa aku jadi gugup seperti ini. kenapa juga rani belum memberitahuku mengenai eri? Dalam perjalanan pulang kerumah baruku, pikiranku berkecamuk kesana kemari. Aku hentikan motorku dan mengrim bbm ke dian tapi sial, aku belum invite ulang BBM-nya setelah emosi saat itu. aku cari sms dan nomor telepon dari history Hpku. Sudahlah mungkin aku harus segera pulang. Ketika hendak menarik gas motor.
Forever and one, i will miss you... (helloween). Ringtone. Nomor tidak diketahui.
Halo
mas...
oh ade, kirain siapa
makanya kalau marah-marah jangan hapus semua nomor sama kontak BBM. Huh!
iya... iya... maafin mas, jangan marah dong
huum
ada apa de?
mas kalau main ma koplak ndak papa, tapi inget ya
iya, mas ingat... tapi kenapa disuruh main sama koplak?
ade ndak mau rumah penuh asap rokok, terakhir mas rokok di ruang tamu waktu itu. baunya ndak karuan
pengertian banget siiiih
Hm... gimana ya, kalau saja bisa ya ndak usah ngrokok
eh... iya, iya mas maen saja. Masalah rokok dibahas kapan-kapan yah
pulangnya jangan malam-malam dan kalau pulang langsung pulang saja ndak usah mampir-mampir!
eh... iya, langsung pulang kok. Oia Ade mas invite lagi dong bbm-nya
ndak mau! Invite saja sendiri weeeeek.... dadah sayang
iya sayangku tuuuut
Ternyata punya pacar tidak selamanya di penjara. Nyatanya aku masih bisa main sama teman-temanku, mungkin dian sadar kalau aku juga butuh sahabat untuk berbagi. Argh, begitu beruntungnya aku. Tapi kenapa tiba-tiba ya? nantilah aku telepon lagi, ku save nomor dian. Ku arahkan motorku ke arah warung wongso, disana sudah ada anton dan dewo.
WEIDIYAAAAAN (GILA) dah punya pacar nih ucap dewo
mas arya, peluk aku dong... ku pengen dipeluk ucap anton dengan gaya cewek
iya sayang aku peluk sini, ARYA CINTA DIAN! timpal dewo dan kemudian sedikit berteriak meneriakan apa yang pernah aku teriakan di depan warung
Ah, matamu su (njing)... biasa saja kali bro, kalian kan juga sudah punya. Masa aku ndak boleh punya? ucapku sambil berjalan menuju ke arah mereka
tapi lebay-nya itu lho ha ha ha ha balas wongso yang keluar dari warung karena mendengar keramaian
Mas, dimasukin saja ah... masuk mas... goda dewo
gundulmu, emang aku seperti kamu leng (leng = celeng = babi hutan) balasku
Oooooo lha bocah! Apa ndak ada kata-kata yang sopan lagi heh! teriak ibu wongso dari dalam warung yang mendorong wongso kedepan
AMPUUUUUUUN NDORO PUTRI! ucap kami bersamaan
kalian ngomong ndak sopan lagi ibuk giles pakai ulekan! ucap ibu wongso
inggih (iya) ndoro putri balas kami, setelahnya ibu wongso masuk ke dalam rumah
Kami kemudian ngobrol, senampan teh panas diantarkan oleh asmi satu persatu mulali meningkatkan gas pemicu pemanasan global. Canda dan gurau kami berbalas dari masing-masing. Beberapa koplak tidak bisa datang karena mungkin banyak kesibukan, keberuntunganku saja bisa bertemu mereka bertiga. Dewo tiba-tiba melakukan foto selfie dengan memperlihatkan kami bertiga bersamanya.
ngapain selfie? Kaya ababil saja kamu wo ucap wongso
alah, sekali-kali kenapa? ucap dewo yang kemudian sibuk dengan sematponnya
Lha kamu kenapa nton? Pakai ngrekam suara kita segala? Mau kamu laporin ke teman-teman kamu? tanyaku
enggak ini lebih darurat daripada temen, penting bro ucap anton yang kemudian sibuk dengan sematponnya juga
Selang beberapa saat mereka memasukan sematponnya. Tiba-tiba aku teringat akan kata-kata ayah kembali, dan...
bro, ada yang janggal tadi waktu aku ketemu sama ayahku ucapku, kemudian aku menceritakan percakapanku dengan ayahku ketika mengambil barang dirumah
ada yang aneh memang, apa mungkin pertemuannya akan diajukan? ucap anton
lha ada kabar dari si buku? ucapku
kalau dari sibuku belum ada, dia ada ditempat yang aman. Sedangkan ara, sudah aku posisikan untuk melakukan aktifitasnya seperti biasa dan tentunya aku suruh dia pasang wajah sedih setiap harinya. Tidak boleh bercanda ataupun memperlihatkan perasaan biasa-biasa saja atas ketidak adanya ayah angkatnya itu ucap anton
wah keren juga kamu nton, sampai segitunya menyetting orang ucap wongso
kalau tidak begitu, ara bisa saja diculik. Kemarin ara didatangi seseorang ucap anton
si siapa nton? ucapku
hantukah? ucap dewo
dewa mabuk! Ini serius ucap wongso
aku tidak tahu jelasnya, ketika itu ara bercerita kalau dia didatangi orang yang tidak dikenal. Menanyakan ayah angkatnya itu, tapi karena dari awal sudah aku atur. Ara menunjukan perasaan sedihnya, bahkan menurut penuturan ara, lelaki itu sangat percaya dengan aktingnya. Bahkan ara sempat menangis dan memohon kepada lelaki itu untuk menemukan ayahnya. Setelah itu semua terjadi tidak ada lagi gerak-gerik mencurigakan yang terjadi pada ara. Kami yang merasa kecolongan karena tidak mengawasi ara merasa lega dan sekarang ara aman, karena kita sudah mengirim empat orang secara bergantian untuk mengawasi ara ucap anton
oia cat, ada kabar dari rani? ucap wongso
belum ada kabar, ada sebuah pesan yang dikirimkan ke sematpon ayahku dan ibuku membacanya ucapku kemudian menceritakan isi dari pesan yang masuk. Semua kemudian hening dan terdiam.
darah dan sisanya... ucap wongso
kalau minum darah ndak mungkin ya? mereka kan bukan drakula, masa iya minum darah mereka... hiii ngeri dah, gimana ngrasainnya ucap dewo. Anton tiba-tiba terhenyak dan memukul bahu dewo yang sedang mengankat gelas berisi teh hangat
makasih wo! teriak anton
uhuk wasu celeng! Alon-alon (pelan-pelan) to ndes! ucap dewo yang tehnya tupah kemana-mana
kamu menemukan sesuatu ton? ucapku dan wongso bersamaan
begini, maksud dari darah dan sisa adalah mungkin eri akan diambil dulu keperawanannya dan sisanya akan dilemparkan ke ayah arya dan temannya itu ucap anton
Membuat mataku terbelalak seakan tidak percaya dengan apa yang aku dengar. Kami semuanya terdiam tidak tahu harus berbuat apa, tak ada pesan dari rani ataupun telepon darinya. Bagaimana mungkin kami bisa mencegah itu semua jika tak ada satu orang pun diantara kami yang mengetahui keberadaan Eri. Aku kirimkan pesan ke rani mungkin saja akan ada jawaban dari rani. Tapi lama kami menunggu sambil mengobrol kesana kemari pun juga tidak ada balasan dari rani. Seperti kapal bajak laut tanpa kompas tak tahu harus berbuat apa.
ah, sudahlah itu hanya perkiraan saja. Kalau ada yang tidak beres pastinya rani akan telepon kita kan? Ucap dewo menenangkan kami semua
benar juga ya, kenapa juga kita seperti orang ling-lung ha... hahaha... ucap wongso
iya ya... ha..... hahaha ucapku
dasar ketawa nggak ikhlas kalian ha ha ha ha ucap anton
Kami kembali ke asal kami, masa bodoh dengan urusan yang tidak jelas sama sekali. Kami kembali ngobrol menemani malam yang sudah semakin dingin. Canda gurau selalu bersama kami walau kami tahu dalam hati masing-masing dari kami semua sedang dalam kebingungan. Lawakan dewo, selalu dibalas dengan lelucon dari anton, aku pun tak mau kalah dengan mereka berdua. Apalagi wongso yang juga tidak mau ketinggalan.
Tringting.... ringtone sms
From : Dian Angel Rahmawati
Mas pulang sudah malam,
lama sekali ngumpulnya
To : Dian Angel Rahmawati
Iya ade, bentar gih
From : Dian Angel Rahmawati
CEPET!
Langsug kubalas sekenannya, widih ini cewek ternyata galak juga. Baru saja sampai di warung wongso jam delapan malam. Kumpul baru satu setengah jam sudah disuruh pulang, bagaimana nanti kalau dia jadi istriku? Bisa jadi aku ndak bisa keluar-keluar? Haduuuuuuuh tapi tak apalah kalau ndak boleh keluar, mending tak masuki saja si dian kalau sudah aku nikahi. Senyum cengengesan karena membaca sms dan membayangkan hal yang lain membuat aku dibully oleh mereka berempat.
Sms dari pacar tuh.... ucap dewo
baru Lejom bro, maklum ha ha ha ucap wongso
apaan lejom? ucap anton
lepas jomblo ha ha ha ucap wongso diikuti gelak tawa mereka berdua
ah sialan kalian, memangnya kalian ndak pernah ngrasain apa? ucapku
ya pernah sih, malahan waktu itu si asmi ck ck ck... sssstttt... aku lagi BAB saja ditungguin di depan pintu. Risih sebenarnya tapi mau bagaimana lagi? ucap wongso berbisik
beneran itu wong? Saking cintanya sama kamu ya wong tanyaku dan wongso menganggukan kepala
Parah lagi si dewi bro... sssstttt.... kemanapun aku pergi harus ngirim foto aku bareng sama teman-teman. Bahkan kalau aku lagi keluar daerah, semua harus aku foto dengan sudut pandang yang berbeda. Takutnya kalau foto perjalanan sebelumnya aku kirim ulang ucap dewo
hah?! Kamu kan bisa foto beberapa tempat dengan sudut pandang yang berbeda? ucapku
aku dulu mikir kaya gitu buat bohongin dia, tapi setelah ketemu isi sematpon di geledah semua bro. Dilihat detail gambar, kalau ndak ada gambar yang sama gimana coba? Aku pernah gitu satu kali dan yah... ngambek satu minggu bro si dewi, bahkan aku datang kerumahnya saja malah dikasih fotonya dia, dianya masuk ke kamar. terus kalau aku pulang karena jengkel, dia bakalan marah lebih lama! Gila nggak?! ucap dewo
berarti nasib kita sama... si anti juga seperti itu, tapi bedanya aku harus rekam suara percakapan kalian per jamnya dan aku kirimkan via email. Kalau sudah bareng, ndak boleh lepas gandengan. Mau BAB saja aku senasib sama wongso ucap anton
tapi kalian betah? tanyaku keheranan
YA BETAHLAH BRO! NAMANYA JUGA CINTA! ucap mereka bertiga serempak
kalau ndak ada asmi mungkin sama halnya aku ndak ada koplak. Bisa hancur masa depanku, dia yang selalu mendampingiku bro. Seandainya tidak ada dia, mana mungkin warung ini bisa jalan. Kalian tahu semenjak kebakaran itu fisik ibu sedikit melemah, tapi asmi yang menyediakan semua kebutuhan ibu. Dari mandi sampai BAB saja asmi yang ngurus, dari sakit menjadi sehat juga asmi yang ngurus. Jadinya ya, aku termasuk suami-suami takut istri tapi ya tidak sepenuhnya takut, karena aku juga laki-laki. Asmi paling takut kalau aku marah... ucap wongso
kalau aku, kalau ndak ada anti ya, duniaku bisa-bisa hambar. Seposesifnya dia, tetap saja dia yang number one. Karena jarang ada cewek seperti anti yang mau menerima segala kekuranganku semenjak SMA. Kalian tahu sendiri kan aku dari keluarga yang biasa-biasa saja, dan yang paling aku suka dia hanya dandan kalau ada aku walau sebenarnya ndak dandan pun dia tetap cantik. Pernah aku mengintainya, ada beberapa cowok mendekatinya lebih tajir dari aku, dia nolak. Bahkan kalau keluar ketika ndak bareng aku dandanannya biasa saja, tapi kalau pas ada aku wuiiiiih.... cuantiknya, setiap kali selesai jalan-jalan langsung aku tubruk ugh.. mangsatbz! ucap anton
kalau aku, dewiiii engkaulah... pujaan hatiku huoooooo.... seorang dewo tanpa dewi, well goodbye my life... kenapa aku bisa berhenti dari kebiasaan minumku, karena dewi. Kenapa aku tidak sebrutal dulu juga karena kamu yang mempertemukan aku dengan dewi ar, dia itu ugh... aku selalu bertekuk lutut dihadapannya. Apalagi hiks hiks hiks kalau dia sudah buka baju dan celananya, aku... aku hiks hiks hiks ndak tahan ucap dewo dengan gaya orang menangis
Benarkah yang mereka katakan tentang pacar-pacarnya?
hei ar, kita itu seperti hewan liar... kamu masih ingatkan bagaimana kita dulu? Nah mereka pacar-pacar kita adalah pawang kita. Coba kamu lihat si hermawan, berapa kali dia ganti-ganti pacar? Kalau dia tidak ketemu sama Hermi, jomblo dia. Cuma hermi yang bisa menjinakan hermawan. Seperti halnya aku, anton dan dewo ucap wongso
dan satu hal lagi cat, aku memang dari dulu senang ketika kamu dekat dengan dian. karena dian yang akan menjinakan keganasanmu diluar, aku ndak pengen kamu membabi buta kaya dulu lagi ar ucap anton
benar tuh cat, coba dian suruh telanjang mungkin kamu akan menemukan sesuatu didalamnya ha ha ha ucap dewo
dasar ngeres! ucap anton dan wongso
Aku tersenyum melihat mereka, aku sendiri juga sudah mulai merasakan hal yang sama seperti mereka. preman-preman yang takut pada istrinya, tapi jika dilihat dari pernyataan mereka bukan takut dalam artian sebenarnya. Takut karena memang mereka ingin selalu bersama dengan pasangan mereka. sama halnya pasangan mereka takut akan kehilangan mereka.
oke bro,terima kasih buat share-nya... mau pulang dulu ucapku
mau pulang ke dian? betul kan? ucap wongso
iya, kok tahu? ucapku
lha itu tas segede trailer kamu bawa ha ha ha
aku juga pulang dulu ucap anton
aku juga, sudah ada warning nih ucap dewo
maaaas, tanganku gatel, garukin! ucap asmi dari dalam
iya dindaku... ucap wongso yang langsung mendekati asmi kedalam warung, sambil mengacungkan jempol dan mempersilahkan kami pulang
Kami melihat itu hanya tersenyum, teringat ketika dian memintaku menggarukan kakinya yang gatal. Aku kemudian berpisah dengan koplak menuju rumah, dalam perjalanan aku senyum-senyum sendiri mengingat cerita mereka. tak terasa aku telah sampai di rumah dian. aku masukan motor dan masuk ke dalam rumah, maklum sudah punya kunci serepnya.
adeeee... teriakku pelan memanggil ketika menutup pintu depan. Tak ada balasan dari dalam, aku kembali melangkah ke dalam rumah kudapati dian sedang menonton televisi
kok diem de? ucapku sambil berlutut bersandar pada bagian samping sofa dimana dian berada didepanku
ndak usah pulang sekalian saja! ucap dian
eh... waduh dia marah bathinku
maaf-maaf namanya juga kumpul-kumpul, dah lama ndak kumpul sayang. Senyum dong sayang ucapku merayu
iiih... sudah dikasih waktu buat main malah pulangnya malam, jelek jelek jelek ucapnya sambil mencubit lenganku
ouch... sakiiit ade... balasku pelan
awas kalau besok-besok lagi pulang larut malam. Maem dulu mas ucapnya sambil berdiri menuju ke dapur.
Aku tersenyum ketika melihat tingkah dian. wanita dengan tank-top hitam dan celana payet berwarna hitam tapi ada yang aneh hmmm... aku mencoba mengamati lebih detail lagi. Akhirnya aku menemukannya, kenapa dadanya sekarang tampak lebih besar ya? hmmm... apa perlu aku menanyakannya? Aku kemduian ke dapur dan makan malam bersama dian.
ade tuh dah lapar, mas disuruh main maksudnya bias ade bisa masakin mas. Malah mas pulangnya malam banget ucap dian
he he he maaf ndak tahu... ucapku
besok besok lagi kalau main dibatesi, mas sudah punya pacar. Dan pulangnya harus kesini, pokoknya kesini ucapnya dengan wajah ngambek
uke... jawabku cengengesan
Kenapa sekarang aku seperti memiliki istri ya? padahal belum juga disahkan oleh KUA. Tapi tak apalah, semua pasti ada jalan kedepannya. Aku tidak ingin tergesa-gesa seperti koplak yang lain. Aku sudah pernah merasakannya dan untuk yang satu ini, nanti dulu. Setelah selesai makan malam, aku membantu dian memebersihkan meja makan dan piring dicuci. Aku kemudian ke kamar mandi karena perutku terasa sangat mulas, sedari pagi belum setor. Memang benar-benar enak kalau BAB, tapi sayang tidak ada rokok yang menemaniku. Lama aku didalam kamar mandi.
Maaaaaas ngapain sih lama banget didalam kamar mandi? ucap dian dari balik pintu
Sial! Kenapa nasibku sama seperti wongso dan anton bathinku
lagi BAB sayang, perut mas sakit ucapku
BAB lama, pasti sambil mainan Hape! ucap dian
ndak mainaaan, Hp mas ada di kantong jaket dilihat deh ucapku
cepetan! Ade ngantuk! bentak dian
iya sebentar balasku
Segera aku membersihkan diriku, muka, dan gosok gigi. Selama membersihkan diri, pikiranku terus melayang kenapa dian bertingkah seperti ini ya? mungkin karena memang aku harus diseperti inikan. Tak apalah, aku akan menikmatinya. Aku kemudian keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju kamar, kulihat dian mencembungkan pipinya didepan pintu kamar. tanpa ngomong apa-apa dia langsung masuk ke kamar. sebenarnya wanita itu lebih dewasa atau lebih kekanak-kanakan ya? kenapa dia bisa semanja itu? dikamar aku langsung berganti celana dari balik pintu almari, kulihat dian sudah memejamkan mata dengan memeluk guling. Aku bergerak dibelakangnya dan memeluknya dari belakang.
met bobo sayang ucapku tanpa canggung
bodoh! ucapnya dan aku hanya tersenyum mendengarnya
mas... ucapnya
apa? balasku
mas ndak malu kan pacaran sama cewek yang lebih tua? ucapnya
ndak, memang kenapa? ucapku
ndak papa... hi hi ucapnya dengan tawa kecil
ade, apa ndak papa kalau mas tidur dirumah ade terus. Secara kita kan belum... ucapku tidak melanjutkan
ndak papa... ade ndak mau jauh lagi dari mas, dan ini salah satu cara agar ade bisa ngawasi mas... to fix you jawabnya
terima kasih... ucapku
Aku memeluknya dan kami terlelap dalam tidur. Aku merasa seperti seorang mahasiswa-mahasiswa lainnya, yang kadang tidur di kos-an pacarnya. Tidur dirumah pacarnya atas seijin orang tuanya, dilayani layaknya seorang suami. Hmmm... begitu beruntungnya aku. Jika dilihat kembali, beberapa teman kuliahku juga ada yang seperti aku sekarang ini, tapi entahlah mereka memang sayang atau hanya mencari kehangatan. Tapi yang jelas aku disini, karena aku tidak ingin jauh darinya, aku ingin selalu dekat dengan dian. malaikatku...