You know you're everything to me and I could never see
The two of us apart
And you know I give myself to you and no matter what you do
I promise you my heart
I've built my world around you and I want you to know
I need you like I've never needed anyone before
I found you... ucapku sambil kakiku melangkah mendekatinya. Mendekati wanita dengan celana ketat model legging dengan tank-top putih yang sebagian ditutupi oleh jaket kainnya. Tas mungil berada disamping kanannya ya walau aku tidak bisa melihatnya dengan jelas, ada tali panjang yang menggantung di samping kananya.
hiks hiks hiks hiks... tangisnya, kedua tangannya memeluk perutnya.
Langkah kakiku semakin mendekatinya, angin menyapaku membuat semua telingaku membisu. Hati serasa ingin menangis ketika melihatnya...
hiks hiks hiks hiks... tangan kanannya mengusap air matanya
hiks hiks hiks hiks... hiks hiks you found me before... suaranya memecah kekakuan diantara kami berdua langkahku terhenti, berdiri mematung layaknya arca di pintu gerbang sebuah istana dengan tatapan yang tertuju pada wanita itu
Pandangannya lurus kedepan, seakan tak menghiraukan kedatanganku...
iya kan? Kamu telah menemukanku sebelumnya? Hiks hiks hiks ucapnya kembali, setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya membuatku semakin membisu, pandanganku terjatuh ke tanah dihadapanku
Hiks hiks hiks... kenapa? kenapa diam? hiks lanjutnya semakin tak kuasa aku berkata-kata, keegoisanku hanya mampu membuatku mendengar lagi dari sematponnya
I live my life for you
I wanna be by your side in everything that you do
And if there's only one thing you can believe is true
I live my life for you
Aku sudah mencoba untuk membangun duniaku disekitarmu... tapi apa? Apa yang selama ini aku dapat? Setiap kali aku mencoba mendekatimu, setiap kali aku sudah merasa dekat denganmu kamu semakin menjauh hiks hiks hiks... apa sih sulitnya mendengar? Apa sih sulitnya memaafkan? Apakah memang benar aku ini tidak bisa dimaafkan? lanjutnya, membuatku memandangnya kembali memandang wajah itu untuk kesekian kalinya
APA SIH MAUMU?! teriaknya tanpa sama sekali memandangku
eh... aku sedikit terkejut dengan teriakannya
Alunan nafasku merasakan ketakutan, karbon dioksida pun terasa malas untuk keluar dan rasa bersalah kepadanya membuatku semakin tertancap di tempatku berdiri...
Aku tahu aku memang salah, aku mencarimu, aku menunggumu... mencoba untuk bisa mengerti akan dirimu... hiks hiks hiks
Aku tahu aku salah, tapi apa salahnya kamu mendengar sedikit saja penjelasan dariku hiks hiks... felix? ahhhh... hiks... oke aku tahu salah karena pernah jatuh hati kepadanya, tapi apakah hatiku bisa menerimanya dan melupakan bocah itu begitu saja? TIDAK!
memang benar aku telah menyakiti hati ketika aku dilamar, tapi seandainya hati itu tahu aku juga meraskan sakit karena telah membohongi hatiku sendiri. AKU TIDAK MENERIMANYA! KARENA AKU... AKU MEMILIH HATI YANG SELAMA INI AKU CARI! teriaknya
DENGAR TIDAK?! Hiks hiks hiks lanjutnya dengan teriakan-teriakan menghakimi egoku, membuatku semakin tak mampu untuk melangkah mendekatinya
Apa hanya karena apa yang dilihat oleh matamu kamu tidak mau mendengarkan kata hatimu dan mencoba mendengar penjelasanku? Egois! ucapnya mengingatkan aku tentang apa yang aku lihat ketika wanita ini dipaksa diruang dosen
I dedicate my life to you, you know that I would die for you
But our love would last forever
And I will always be with you and there is nothing we can't do
As long as we're together
I just can't live without you and I want you to know
I need you like I've never needed anyone before
Kenapa hanya diam? Marahi aku yang selama ini menyakitimu... aku sudah putus asa... aku mendatangimu dan mengatakan siapa aku, tapi kamu malah menjauhiku... Apa?
Apa hiks apa salahku? Hiks hiks hiks hiks Saat itu aku sudah ingin menyerahkan hatiku, hati yang selama ini mencarimu, hati yang malu ketika bertemu denganmu hiks hiks kenapa? kenapa menjauh hiks hiks hiks... ucapnya dengan isak tangis yang semakin menjadi, kucoba melangkah mendekatinya.
Aku kotor... ucapku lirih bertepatan dengan satu langkahku mendekatinya
kotor? Kotor bisa dibersihkan, rusak bisa diperbaiki! Kenapa selalu menyalahkan diri sendiri? apa tidak ada keyakinan dalam batin untuk bisa berubah? Dan kenapa harus menjauh? AKU TIDAK INGI JAUUUUUUUUUUUUUUHH! ucapnya, membuatku semakin menjadi manusia terbodoh di dunia ini
kenapa sih tidak memberikan sedikiiiiiiiit saja untuk hati berpikir, berkeyakinan kalau semua pasti bisa diperbaiki tanpa harus menjauh, tanpa harus menyakiti!... hiks hiks hiks hiks... bisa kan untuk saling mengerti? lanjutnya, memang benar jika wanita selalu lebih dewasa dari lelaki. Kakiku semakin membeku dengan alunan angin malam yang dingin
Ayo ngomong dong hiks hiks hiks... katanya ahli bela diri... semua orang takut kepadamu... semua orang merinding di hadapanmu... tapi he he hiks hiks dengan hati saja tidak bisa jujur, memangnya hidup hanya untuk berkelahi! Hiks hiks hiks ucapnya, aku semakin terpaku dibuatnya
Aku yang salah... ucapku lirih
Ini bukan pengadilan hiks hiks hiks bukan untuk mencari siapa yang benar atau salah hiks hiks hiks... in tentang bisa tidaknya manusia menghargai hatinya sendiri lanjutnya, hati? Apa benar aku mempunyai hati. Kenapa aku diam? Apakah karena hatiku sudah tidak ingin mengalah lagi?
I live my life for you
I wanna be by your side in everything that you do
And if there's only one thing you can believe is true
I live my life for you
kenapa masih ganjel karena di marahi sama cewek judes dan ndak jelas? Iya kan?
Pakai hati? Pakai perasaan, punya ndak sih!... wanita itu mikirnya pakai perasaan, wanita itu inginnya dimengerti kenapa sih lelaki selalu berpikir pakai logikaaaaaaaaaaa terus hiks sekali saja...sekaliiiiii saja... pakai hati, pakai perasaan... hiks hiks tanyakan pada hati kenapa sih ada cewek marah-marah kepadaku? Pasti ada jawabannya, pasti hiks hiks kalau pakai hati mikirnya! Hiks hiks hiks lanjutnya... aku tertunduk dan semkin tak mampu berkata-kata lagi, mungkin memang karena terlalu egois dan tidak mau disalahkan
Srrsssrrrssshhhh.... angin dingin menerpa kami berdua, suasana semaikin dingin dengan setiap deru tangisnya
Anda? Iya kan laki-laki itu kan? Apakah hati tidak mengatakan untuk berjuang? Apakah karena kotor harus kalah? Menjatuhkan puluhan laki-laki dengan kepalan tangan saja bisa, tapi menunjukan kata hati... hiks hiks hiks kenapa malah mengalah? Apakah hatimu memang sudah berpaling dariku? Katakan kepadaku? ucapnya yang kini memandangku dengan air mata yang mengalir di pipinya
Aku... aku ... maafkan aku... ucapku
kenapa mas? Apakah janjimu dulu kepadaku adalah bohong? Aku selalu mengharapkan janji itu mas... selalu... karena bocah itu, adalah lelaki pertama yang membuatku menjadi seorang wanita dengan kata-katanya... hatiku juga sudah berjanji untuk menemukannya dan yakin akan bertemu dengannya...
dan... sekarang aku bertemu dengannya tapi... tapi apakah dia masih ingat akan janjinya? Hiks hiks hiks... aku terlalu bodoh... terlalu bodoh mengharapkannya... benarkan mas? Aku ini bodoh? Katakan mas kalau aku ini bodoh... iya kan he he aku bodoh ya mas hiks hiks hiks sangat bodoh tepatnya kan mas hiks hiks hiks ucapnya memandangku,
Eh... tidak ucapku
Aku langsung melangkah mendekatinya dan berlutut dihadapannya, kupegang kedua bahunya...
tidak, kamu tidak bodoh, aku yang bodoh... akulah yang selama ini salah... aku yang salah maafkan aku... aku tidak pernah bisa menangkap apa yang kamu inginkan maafkan aku... ucapku kepadanya memandang kedua matanya
aku benci! Aku benci kamu! dasar lelaki sok ganteng! Dasar lelaki bodoh... aku benci... aku sngat benci kamu... hiks hiks dasar lelaki sok jago... lelaki suka menyakit hati perempuan... aku benci... kamu itu gak ganteng... kamu itu jelak hiks hiks... mahasiswa jelek... ucapnya, ke dua tangannya mengepal memukuli dadaku
suka bohong... ndak mau jujur aku benar-benar benci kamu... gak ganteng, jelek, suka nyakitin, bodoh hiks hiks sok ganteng hiks ndak mau ngalah ndak mau jujur hiks pokonya benci aku benci kamu.. benci... benci... benci... benci... benci... benci... benci... benci... benciiiiiiiiiiiiiiiiii... ucapnya terus menerus sambil memukuli dadaku, walau aku tahu bukan itu kata hatinya
Aku memeluknya, kedua tanganya berkumupul didadaku...
hiks hiks hiks aku benci kamu... benci... sama kamu hiks hiks hiks... sangat benci kamu hiks hiks hiks ucapnya disertai isak tangis
iya... aku tahu maafkan aku... ucapku
Dasar bodoh! Hiks hiks hiks ucapnya
Aku mencintaimu... ucapkku tepat ditelinga kanannya
Kedua tanganya yang semula berkumpul didadaku, menelusup masuk diantara tangan dan dadaku. Kedua tangannya memelukku dengan erat...
dasar bodoh laki-laki bodoh... hiks hiks hiks... ucapnya
I LOVE YOU ucapku mengulangi
bodoh hiks hiks pintanya
I LOVE YOU ucapku mengulangi
lagi.... pintanya
katanya bodoh... sedikit godaku dalam haruku
cepetaaaaaaaaan! Hiks hiks hiks ucapnya dengan masih memelukku
I LOVE YOU ucapku mengulangi
ndak denger... masih benci... pintanya
I LOVE YOU ucapku mengulangi
masih benci hiks hiks... pintanya
benci... benar-benar cinta kan? ucapku
hiks hiks huum hiks hiks... pintanya
benar-benar cinta kamu... ucapku
bodoh!... ucapnya yang semakin manja
lagiiiiii pokoknya lagiiiiiii.... pintanya
I LOVE YOU... I LOVE YOU... I LOVE YOU ucapku mengulangi
ndak dengger.... pintanya
I LOOOOOOOOOOOOVE YOU ucapku panjang
ENGGAK DENGER! Who is you? hiks pintanya semakin manja
AKU CINTA DIAN RAHMAWATI ucapku keras
Aku siapa? hiks pintanya kembali semakin manja dengan sedikit tangis yang belum reda
ARYA MAHESA WICAKSONO CINTA DIAN RAHMAWATI ucapku kembali dengan pelukan semakin erat, aku mencium bahunya
Ndak denger... ucapnya datar kelihatan judesnya
HEIIIII SEMUANYA REMBULAN ANGIN MALAM LANGIT POHON-POHON .... AKU ARYA MAHESA WICAKSONO CINTA DAN SANGAT MENCINTAI DIAN RAHMAWATI DOSENKU SENDIRI teriakku dengan sedikit melepas pelukannya,
Kupegang kedua pipinya...
sudah dengar? ucapku
ndak denger apa-apa... jawabnya sambil sedikit menggelengkan kepala
beneran belum dengar? ucapku kembali memandangnya dengan tatapan cinta
belummmhhhhh.... mffffhhhh.... ucapnya, seketika itu pula ketika dia menjawab aku memajukan bibirku dan menciumnya. Ya bibir kami saling melekat.... Hingga sebuah lagu dari firehouse (I live my life for you) berhenti dan sebuah agu lawas kembali berputar
I could stay awake just to hear you breathing
Watch you smile while you are sleeping
While you're far away and dreaming
I could spend my life in this sweet surrender
I could stay lost in this moment forever
Every moment spent with you is a moment I treasure
Kedua tangannya memeluk leherku, tubuhnya di jatuhkannya ke tubuhku. Dibalasnya ciumanku, aku duduk terjatuh dan perlahan aku jatuhkan tubuhku kebelakang. Kedua kakiku terbuka lebar, tubuhnya berada diatasku. Kedua tanganku berpindah dan memeluknya dai bawah ketiaknya. Kupeluk erat tubuhnya, kedua tanganya yang masih berada di belakang kepalaku berpindah di atas dadaku. Kini wajahnya tepat berada diatas wajahku, dia tersenyum kepadaku dan aku membalasnya. Tiba-tiba saja sedikit air mataku mengalir.
cengeng... begitu ucapku
hiks... jelek... ucapnya
biarin yang penting dapat dosennya sendiri ucapku menggodanya, dia hanya tersenyum dan sedikit mengangguk
Bodoh... ucapnya yang kemudian beringsut kebawah, pipinnya direbahkan di atas dadaku. Ah wanita, memang sulit dimengerti. Sedikit kuangkat kepalaku untuk melihatnya kembali. Kulihat dia sangat nyaman berada di atas dadaku, aku pun begitu.
bodoh bodoh bodoh bodoh bodoh bodoh bodoh bodoh bodo jelek jelek jelek jelek... ucapnya, sambil jari telunjuknya menekan-nekan di dadaku
cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta... balasku sambil sedikit tersenyum, kuusap air mataku dan kembali memeluknya dengan pandangan ke langit atas
lagi... ucapnya manja
ndak mau... balasku sambil nyengir dan aku tahu dian tidak melihatku
auuuuch... iya aku cinta dian... ucapku karena kesakitan di cubit pada bagian dadaku
ndak denger... ucapnya lirih tapi aku merasa dian mengatakan dengan sedikit senyuman di bibirnya
arya cinta dian... lanjutku, tangan kananku perlahan berpindah ke kepalanya, kuelus rambut panjangnya yang terurai
Aku merasakan remasan erat dari tangan kanannya tatkala tangan itu berada di pundakku. Deru tangisnya mereda seketika itu, hati kami seakan menjadi satu malam ini. ya menjadi satu kembali setelah beberapa tahun terpisah. Memang kebodohanku mungkin ketika orang yang dulu mmm teptanya seorang perempuan yang dulu pernah aku temui aku campakan begitu saja. Rasa bersalahku kepadanya tetap masih ada walau sekarang mulai sedikit ditenangkan oleh hatinya. Hembusan nafasnya sangat terasa di dadaku, tubuhnya terasa hangat mungkin karena hatinya memang benar-benar hangat. Rembulan, ya rembulan itu masih sama dengan yang dulu ketika aku membuatnya benar-benar menangis. Argh... mungkin rembulan yang selama ini identik dengan keindahan perempuan tidak terima dengan apa yang aku lakukan padanya. Mungkin jika rembulan itu bisa berbicara kepadaku, dia akan memaki-makiku pada saat itu tapi kelihatannya dia sedang tersenyum kepadaku saat ini.
mau bobo disini? ucapku memecah kesunyian
huum... ucapnya tanpa mau menggeser tubuhnya
ntar digigit nyamuk lho... ucapku
asal sama mas... ucapnya pelan tapi membuatku seakan menjadi seorang ksatria, aku tersenyum.
dek, geser yuk... tubuh kamu berat banget.. ucapku
eng... ucapnya sambil sedikit memukul dadaku
maksud mas ade gendut gitu? ucapnya
endaaak... eh itu... sebentar erghhh... ucapku bingung, salah ngomong bisa berubah ini suasana
Sedikit aku angkat tubuhnya, aku duduk dan begitupula dia kupandang matanya yang masih sembab karena tangisan. Kami berdua saling melempar senyum, walau dipipi kami berdua masih ada sisa air yang jatuh dipipi kami berdua. Aku bergeser dan bersandar pada bangku tempat duduk bagian bawah, kutarik masuk tubuh dian ke dalam pelukanku. Dengan posisi kedua lututku tertekuk keatas, kupeluk erat tubuhnya. Pipi kanannya di rebahkan di dadaku dengan posisi tubuhnya miring, kini aku dapat melihat wanita ini dengan jelas. Kukecup keningnya... seketika kedua tangannya beralih ke belakang memelukku, tubuhnya kini benar-benar menempel di dadaku. Dari keningnya kuarahkan bibirku ke telinga kirinya...
terima kasih... karena telah memilih hatiku... terima kasih karena telah mau menjadi sandaran hatiku...
I Love You... ill fix my life with you... ucapku
I don't wanna close my eyes
I don't wanna fall asleep
'Cause I'd miss you, baby
And I don't wanna miss a thing
'Cause even when I dream of you
The sweetest dream will never do
I'd still miss you, baby
And I don't wanna miss a thing
keep close to me... I Love You Too... Arya ucapnya
Ill keep my heart close to you, not only my heart but me, myself and i... will always close to you... ucapku
Huum... me too... give me hug, its cold... ucapnya, yang langsung aku peluk lebih erat lagi
Wajahnya terbenam ke dalam dadaku, ditutupi oleh kepalaku yang tepat berada didepannya. Wajahku memandang wajahnya, wajah yang terasa sangat nyaman. Matanya terpejam, seakan tak ingin lepas dan beranjak dari tempat ini begitupula denganku.
Lying close to you
Feeling your heart beating
And I'm wondering what you're dreaming
Wondering if it's me you're seeing
Then I kiss your eyes and thank God we're together
And I just wanna stay with you
In this moment forever, forever and ever
Ujung jari telunjuk kananku menaikan dagunya membuat dian membuka matanya. Kudaratkan bibirku sekali lagi di bibirnya tanpa embel-embel dedek arya.
hatching... ada yang membicarakanku? Ah tidur lagi, dingin ucap dedek arya
Tubuhnya yang semula mendekapku, berpindah posisi bersandar ke dadaku tanpa melepaskan ciuman. Punggun kecil ini bersandar di dadaku, kupeluk erat perutnya dengan kedua tangannya melingkar di belakang kepalaku. Lama kami berciuman, dengan aroma nafas kami berdua. Aku tarik bibirku dari bibirnya dengan maksud mengakhiri ciuman, tapi tangannya yang melingkar di kepalaku menahan dan bibirku kembali tersungkur di bibirnya untuk ketiga kalinya.
I don't wanna close my eyes
I don't wanna fall asleep
'Cause I'd miss you, baby
And I don't wanna miss a thing
'Cause even when I dream of you
The sweetest dream will never do
I'd still miss you, baby
And I don't wanna miss a thing
Perlahan dilepaskannya bibir merahnya dari bibirku, tangannya berpindah memeluk kedua tanganku yang mendekap perutnya. Tatapanya beralih dari menatap wajahku ke arah rembulan yang bersinar sempurnya. Aku masih tetap memandang wajahnya yang kini tampak dari samping.
rembulannya indah ya mas ucapnya
jelek... bagus rembulan yang ini ucapku sembari mengecup pipi kananya
emm... gitu sekarang...godanya
heem... bagusan yang mas lihat ucapku, kemudian wajahnya berpaling dan memandangku yang sedari tad terus memandangnya
yang mana? ucapnya
ini... ucapku sambil telunjuk tanganku menyentuh hidungnya
Tangan kanannya mengelus pipi kananku dan menarik lebih dekat lagi...
kenapa mmmmhhhhff.... untuk keempat kalinya bibir kami bertemu tapi tak selama yangketiga tadi
Maafkan aku... ucapku lirih
sudah tidak ada yang perlu dimaafkan, sekarang kita lanjutkan apa yang sudah kita lalui... tanpa harus mengulang dari awal, karena kita tidak bisa kembali lagi dimasa seorang bocah duduk berdua di halte bis bersama seorang perempuan... ucapnya tersenyum kepadaku
aku akan memperbaiki semuanya... ucapku
heem ade akan selalu bersama mas... ucapnya
hem dengan ade...ucapku yang langsung aku tempelkan pipiku di leher bagian kanannya, kupeluk erat tubuhnya dengan tangannya mengelus-elus kepalaku
We will fix what has been broken...
dan kita akan membangun kebahagiaan dari serpihan-serpihan kesedihan kita...
together... ucapnya
Yes, I Will.... balasku
Tangan halusnya mengangkat pipiku, aku memandangnya...
I Love you... ucapnya sambil merebahkan keningnya tepat di pelipis kiriku
I Knew... I love you too... ucapku dengan pelukan semakin erat di tubuhnya
I don't wanna miss one smile
I don't wanna miss one kiss
Well, I just wanna be with you
Right here with you, just like this
I just wanna hold you close
Feel your heart so close to mine
And just stay here in this moment
For all the rest of time
Don't wanna close my eyes
Don't wanna fall asleep
'Cause I'd miss you, baby
And I don't wanna miss a thing
'Cause even when I dream of you
The sweetest dream will never do
'Cause I'd still miss you, baby
And I don't wanna miss a thing
Semilir angin masih menemaniku disini, menemani disetiap kebersamaan kami. Benar-benar lengket, dari aku dan bu dian eh sayang eh ade he he he he... tidak ada satu pun yang ingin lepas dari pelukan. Kini wanita yang selama ini selalu dan hanya bisa aku pandang untuk kedua kalinya bisa aku peluk. Jadi teringat masa-masa dimana aku dan dia sedang bermain hingga aku bisa memeluknya dari belakang, kini? He he he he jangan salah, sudah aku peluk dengan erat.
Tubuhnya kembali bergeser, merebahkan tubuhnya miring ke dalam dekapan pelukan sang pangerannya. Pangeran? Yah... sekali-kali dunkz biarkan aku ini menyombongkan diri, baru ini lho arya punya pacar. Hiks hiks hiks setelah sekian lama, akhirnya hiks hiks hiks.... sebenarnya aku yang bodoh atau memang aku yang sok ganteng? Ah tapi sudahlah, perempuan berbaju SMA saat itu, perempuan yang selalu dalam ingatanku, perempuan yang selama ini selalu aku harapkan dalam mimpi malamku, akhirnya berada dipelukanku. Ah... apakah ini mimpi? Jika memang benar ini adalah mimpi... tolong jangan pernah bangunkan aku. Matanya yang indah, hidungnya... sekarang dalam dekapanku, aku tak akan pernah lagi melepaskannya.
Wajahnya tampak sekali lelah, matanya terpejam memeberikan isyarat kepadaku agar tak mengganggunya sementara ini. Alunan nafas yang teratur, terasa hangat didadaku. Aroma wangi rambutnya yang sedikit acak-acakan ini sangat terasa menusuk hidungku. Tangan kananku meraih kepalanya menekan ke dalam dadaku, tangan kiriku memeluk erat pinggangnya. Pipi kiriku aku rebahkan di atas kepalanya.
Pulang? ucapku lirih
Kalau mas bareng ade...
ade baru mau pulang jawabnya
Kalau mas pulang, ade mau disini saja... ucapnya yan sebenarnya aku tidak begitu mengerti
Iyaa... bareng ade, yuk, dingin... ucapku
Tubuhnya bangkit, lepas dari pelukanku. Matanya terbuka perlahan, sangat indah yang kemudian menatap mata hina ini. dian tersenyum kepadaku, ya dian dan mengangguk ke arahku mengisyaratkan bahwa dia setuju untuk pulang. Aku kemduian bangkit dengan kedua telapak tangannya aku genggam sembari aku berdiri aku tarik kedua tangannya agar ikut berdiri bersamaku.
ternyata kamu kecil ya? godaku
iih apaan sih... huh... ucapnya sambil meleparkan pukulan ringan ke dadaku
iya iya... ndak papakan kecil tapi pacarnya tinggi ucapku dengan senyuman, sebenarnya tidak kecil ini cewek, standarlah. Hanya mungkin karena aku tinggi saja dia kelihatan kecil.
heem... ucapnya tersenyum tepat didepanku, kakinya sedikit berjinjit dengan kedua tangannya bertautan dilakang tubuhnya. Aku letakan tangan kiriku tepat di atas kepalanya.
cup... kucium keningnya
Tangan kananku meraih dagunya...
mmmhhh mmmhhh mmmhhh mmmhh mmh mmhhh mhh... sekali lagi aku menciumnya, yes yes!
Sssssttt... maunya... ehem... ayo pulang mas... ajaknya
Maunya? Jelaslah... kamu kan perempuan yang aku mau sejak aku SMP dulu. Hmmm... kulihat dia mengambil tas dan sematponnya yang masih memutar lagu klasik. wanita ini kemudian berdiri dan tersenyum kepadaku, aku bergerak ke arah kirinya dan meraih tangan kirinya.
Yuk.... ucapku, dijawabnya ajakanku dengan pandangan sipit matanya karena bibirnya tersungging ke atas
Dosenku pacarku dan juga kekasihku, akan aku usahakan semampuku untuk menjadi istriku. Mungkin judul cerita yang paling tepat adalah jalan cintaku bersama dosenku. Berjalan beriringan, memandangnya dan juga dipandang olehnya. Seakan jalan di taman ini semuanya memihak kepada kami berdua, melebar dan tak ada halangan.
aduh.... ucap dian, tiba-tiba kakinya sedikit kesleo hingga dia terjatuh namun dapat aku raih tubuhnya.
Kulihat ke sepatu yang dipakainya, ternyata hak pada sepatunya patah. Segera aku jongkok di depannya, kulepas sepatunya dan aku lihat hak sepatunya.
Sudah mas, aku lepas saja ucapnya
ndak papa ndak pakai sepatu? ucapku
heem ndak papa... kan ada mas ucapnya sambil tersenyum kemudian berdiri
aku bawakan saja sepatunya ucaku sambil aku meraih kedua sepatu yang dicincing oleh tangan kirinya
Beberapa langkah kemudian aku berjalan kembali...
Aw... mas... ucapnya yang kaget ketika aku bergerak kebelakangnya dan membopongnya
Aku tidak menjawab keluhan dari bibirnya. Dengan manjanya kepalanya dimasukan ke dalam dadaku. Senyumnya semakin melebar, aku sedikit meliriknya kebawah. Langkahku aku lambatkan agar lama aku menggendongnya.
waktu ade datang kesini, rasanya tadi dekat jalan dari tempat parkir sampai ke bangku tadi... ucapnya dengan kedua mata terpejam
... aku tidakmenjawabnya
masih jauh kah? ucapnya menggoda dengan senyumnya
sangat jauh... ucapku
sangat jauh atau dibuat jauh? ucapnya kembali
dibuat jauh... walau berat ucapku
iiiih... berarti ade ndut gitu maksudnya? ucapnya sambil membetet hidungku
auch... awas nanti aku betet hidung ade... ucapku
emang berani? tak kasih C nanti TA-nya ancamnya
tegan banget... kalau mas jadi dosen ade, mas kasih A ucapku
enggak ah... C aja, bagus kok balasnya
kan bagusan A rayuku
C... Cinta... ucapnya kembali memjamkan matanya dengan bibir semakin melebar
A... Aishiteru... balasku
Tak ada perbincangan diantara kami berdua, semuanya terdiam dengan senyum masing-masing. Aku berjalan walau lambat akhirnya aku sampai di depan REVIA. Dapat aku merasakan REVIA tersenyum kepadaku.
Non... sudah sampai... ucapku
... tak ada jawaban tapi bibirnya tetap tersenyum
adeeeee... sudah sampai, apa mau dibonceng didepan? ucapku
heem... balasnya, waduh gimana cara mboncenginnya?
Dengan susah payah aku posisikan duduk dan memmangku dian....
iiih beneran didepan, ntar ade jatuh lagi... ucapnya tiba-tiba dan sedikit melompat, membuatku sedikit kehilangan keseimbangan dan hampir jatuh
dibelakang saja... ucapnya yang langsung membonceng di belakang
katanya tadi di depan.... ucapku
ndak, pengen dibelakang bisa meluk mas... ucapnya dengan pipi direbahkan di punggungku dan memelukku dengan sangat erat
Entah mimpi apa sebenarnya aku semalam, memboncengkan dian dosenku. Aku nyalakan REVIA dan berjalan dengan kecepatan sangat cepat, 40 Km/jam menuju rumahnya. Tangan kiriku mendekap kedua tangannya yang memeluk tubuhku. Perjalanan sangat indah ini aku lalui dengan hati yang bermawar-mawar. Akhirnya memasuki daerah kota yang penuh dengan keramaian malam, melewati keramaian di sebuah warung pinggiran yang berjajar.
Cinta mas... ucapnya
AKU CINTA DIAAAAAAAAAAAAAAAAAAAN! balasku dengan teriakan keras
ih... mas keras banget banyak yang denger tuh ucapnya dengan dagu bersandar di bahuku
biarin semua orang tahu... balasku
tuh pada lihatin kita mas ucapnya
Aku berhentika motorku di tengah-tengah warung berjajar...
WOI.... INI PACARKU AKU CINTA DIA... teriakku membuat semua orang yang berada dalam warung keluar melihat kami
Woooo... Arya koplak... ucap seorang dari mereka yang mengenalku
mas... sudah... ayo pulang, iiih... ucapnya sambil mencubitku
auch... iya... he he he balasku
Beberapa orang kemudian masuk ke dalam warung lagi, dan aku jalankan lagi motorku.
Woi cat... ojo lali mangan-mangane (jangan lupa makan-makannya) teriak seseoranng, yang setelah aku lihat ternyata wongso dan asmi. Aku balas acungan jempol ke arahnya, dan mereka hanya tersenyum kepadaku.
kok malah sembunyi? ucapku
iiih mas, kan ndak perlu gitu juga... ucapnya
berarti malu punya pacar mas? balasku
ndak... jawabnya
he he he... jawabku cengengesan
AKU JUGA CINTA ARYA! teriaknya
Aku terkejut mendengar teriakan wanita yang aku bonceng dibelakangku. Pelukannya semakin erat dan semakin membuatku terhanyut dalam alunan cintanya. Tak kupedulikan orang-orang yang melihatku dan kadang menertawakanku. Masa bodoh,kalau cinta, dunia milik kami berdua yang lain harus bayar uang sewa. Tak terasa perjalananku akhirnya sampai di gerabang perumahan ELITE, dengan santai satpam keluar dari posnya dan langsung mengijinkan aku masuk. Sesampainya di depan rumah bu dian kumatikan motorku, bu dian kemudian turun tapi sebelumnya mengecup leherku. Dengan cepat bu dian membuka pintu gerbang rumahnya, aku memandangnya dengan takjub akan kecantikan wanita ini.
Mas.. dimasukin... ucapnya,
eh... aku pulang saja ade.... kan udah malam balasku, tiba-tiba dia jongkok menutupkan wajahnya di lipatan lutunya
Sudah sana pulang... pergi saja! Ndak usah kembali lagi ucapnya yang sangat terlihat marah, apakah ini maksud dari kata-kata tadi kalau mas bareng ade, ade mau pulang. Dasar laki-laki kurang peka terhadap perempuan.
Aku sebenarnya bingung juga, masa aku tidur dirumah dosenku. Tanpa pikir panjang aku nyalakan motorku dan kujalankan. Aku arahkan motorku ke dalam rumah bu dian, kulihat dian kembali berdiri dan tersenyum kepadaku. Setelah masuk ke dalam aku segera aku turun dari motor dan kutarik pintu gerbang rumahnya dengan posisi dian masih di luar. Hanya kepalaku yang terlihat dari luar.
Maaf mbak mau nyari siapa? Ini sudah malam mbak... nyonya lagi tidur ucapku
Mas, apaan sih! Bukain pintunya... jawabnya sambil kedua tanganya menarik gagang pintu gerbang rumahnya
mbak tolong, nyonya sudah tidur, nanti kalau keganggu saya bisa dipecat mbak...godaku
maaaaaaaaaassss... eng eng eng... ucapnya sambil memukul-mukul pintu gerbangnya, kulihat dia sedikit akan menangis
iya... iya silahkan masuk ucapku dengan membuka pintu gerbang rumahnya
Dengan pipi yang mencembung, dian masuk. Wajahnya tampak sedikit judes ketika itu, marah mungkin karena ku goda. Segera aku tutup dan berbalik kerahnya, kulepas helmku dan mendekati wanita yang berdiri dihadapanku.
"jangan marah... ntar tambah cantik lho godaku dari belakangnya
berarti kalau senyum tambah jelek? ucapnya yang berbalik ke arahku
ndak juga, kalau marah tambah cantik berarti kalau senyum tambakh semakin cantik rayuku
iiih... gombal... dasar jelek! ucapnya
beneran jelek? balasku, dian hanya menjawab dengan gelengan kepalanya
peluk ucapnya
Aku maju dan kemudian memeluknya... ditariknya tanganku, dengan bergandengan kami berjalan menuju pintu rumahnya. Setelah pintu terbuka, dian kemudian masuk dan melepaskan gandengan tangannya. Dian berdiri didalam rumah dengan kedua tangan bertautan memandangku, kadang kakinya berjinjit-jinjit.
Selamat datang, sekarang ini rumah mas ucapnya sambil menunduk, aku letakan helmku di kursi teras rumahnya
permisi bu, saya mau bimbingan boleh? godaku kembali
iiih... mas... bercanda mulu! ucapnya yang kemudian bersedekap dan membuang muka
bimbingan cinta maksudnya lanjutku
heem... ucapnya dengan kedua tangan kembali bertautan dibelakang tubuhnya
Aku kemudian masuk dan kututup pintu rumahnya. Dian kemudian maju dan meraih kedua tanganku. Menariku masuk ke dalam kamarnya yang gelap. Ditinggalkannya aku tepat di pintu kamarnya. Dian kemudian masuk dan menyalakan kamarnya, aku begitu terkejut ketika lampu telah menyala. Benar-benar terkejut ketika melihatnya....