NastarPelangi
Tukang Semprot
- Daftar
- 26 Mar 2014
- Post
- 1.140
- Like diterima
- 414
Batu yang keras takkan hancur bila
hanya menyentuh beberapa tetes air
hujan.
Lalu Penambang datang, dan
mencongkel Sang Batu keluar dari
tempatnya, membelahnya jadi dua
bagian sekaligus.
Membuat Sang Batu tak mampu lagi
berpijak pada keutuhan dirinya
sendiri, dia terbelah, lalu keduanya
menjadi berbeda satu sama lain
Sang Batu kini bingung, dia ingin
menyatukan dirinya sendiri, kembali
mnjadi pribadi yang utuh yang tak
berpikir dua arah, namun Penambang itu tak mau tahu,
bahkan lama kelamaan Sang Batu
malah semakin senang bersama sang
penambang, menyaksikan dia bekerja,
berpeluh, beristirahat membuat sang
batu tersenyum dalam hatinya,
lalu kemudian keluarga Si Penambang
datang membawa rantang makan
siang,
"Ah andai aku manusia, aku mau
mengantar makanan untuk si
penambang, namun apa daya ... aku
hanyalah sebuah batu,"
pikirnya sedih.
Lalu sore pun tiba...
pekerjaan Si Penambang usai,
waktunya untuk pulang.
batu batu itu dibawanya pulang,
untuk kelak dijual sebagai
penyambung hidup dia dan
keluarganya
Ya. Sang Batu itu sudah menyiapkan
dirinya sendiri untuk dijual, karena
itu memang nasibnya. Dia pun sedih
karena harus berpisah dengan Si
Penambang.
Sang Batu lupa kalau dirinya sudah
terbelah, dia punya satu bagian dirinya
yang lain...
Si Penambang pun tahu hal itu,
dia menjual batu batu itu, tetapi dia
menyisakan satu bongkahan untuk
dirinya sendiri.
Ya. Seakan Penambang itu tahu bahwa
Sang Batu tak ingin berpisah darinya,
Penambang tersenyum kepada Sang
Batu, "Aku tak kan menjualmu, karena
dari awal aku menginginkanmu, biarlah
bongkahan batu lainnya pergi namun
akan kusimpan kau di rumah,
bersamaku dan keluargaku...
Sang Batu bersorak riang... dia sudah
tak peduli dengan dirinya yang lain,
yang penting dia bisa bersama si
penambang.
"Terima kasih," ucap Sang Batu walau dia
tahu suaranya tak kan terdengar.
"Tapi kau harus ingat, kau hanyalah batu jadi bersikaplah selayaknya karena aku tak mau keluargaku meninggalkanku dan menganggapku gila hanya karena sebuah batu."
============
hanya menyentuh beberapa tetes air
hujan.
Lalu Penambang datang, dan
mencongkel Sang Batu keluar dari
tempatnya, membelahnya jadi dua
bagian sekaligus.
Membuat Sang Batu tak mampu lagi
berpijak pada keutuhan dirinya
sendiri, dia terbelah, lalu keduanya
menjadi berbeda satu sama lain
Sang Batu kini bingung, dia ingin
menyatukan dirinya sendiri, kembali
mnjadi pribadi yang utuh yang tak
berpikir dua arah, namun Penambang itu tak mau tahu,
bahkan lama kelamaan Sang Batu
malah semakin senang bersama sang
penambang, menyaksikan dia bekerja,
berpeluh, beristirahat membuat sang
batu tersenyum dalam hatinya,
lalu kemudian keluarga Si Penambang
datang membawa rantang makan
siang,
"Ah andai aku manusia, aku mau
mengantar makanan untuk si
penambang, namun apa daya ... aku
hanyalah sebuah batu,"
pikirnya sedih.
Lalu sore pun tiba...
pekerjaan Si Penambang usai,
waktunya untuk pulang.
batu batu itu dibawanya pulang,
untuk kelak dijual sebagai
penyambung hidup dia dan
keluarganya
Ya. Sang Batu itu sudah menyiapkan
dirinya sendiri untuk dijual, karena
itu memang nasibnya. Dia pun sedih
karena harus berpisah dengan Si
Penambang.
Sang Batu lupa kalau dirinya sudah
terbelah, dia punya satu bagian dirinya
yang lain...
Si Penambang pun tahu hal itu,
dia menjual batu batu itu, tetapi dia
menyisakan satu bongkahan untuk
dirinya sendiri.
Ya. Seakan Penambang itu tahu bahwa
Sang Batu tak ingin berpisah darinya,
Penambang tersenyum kepada Sang
Batu, "Aku tak kan menjualmu, karena
dari awal aku menginginkanmu, biarlah
bongkahan batu lainnya pergi namun
akan kusimpan kau di rumah,
bersamaku dan keluargaku...
Sang Batu bersorak riang... dia sudah
tak peduli dengan dirinya yang lain,
yang penting dia bisa bersama si
penambang.
"Terima kasih," ucap Sang Batu walau dia
tahu suaranya tak kan terdengar.
"Tapi kau harus ingat, kau hanyalah batu jadi bersikaplah selayaknya karena aku tak mau keluargaku meninggalkanku dan menganggapku gila hanya karena sebuah batu."
============
Terakhir diubah: