needlenbitch
Guru Semprot
- Daftar
- 5 Nov 2014
- Post
- 531
- Like diterima
- 295
Namaku Ani, mahasiswi tingkat
tiga di sebuah perguruan tinggi
negeri di Bandung. Aku dan
saudaraku empat bersaudara,
aku anak nomor tiga. Kakakku
yang paling besar, Mbak Ine
sudah menikah dan tinggal
bersama suaminya di Jakarta.
Kakakku nomor dua, Mas Doni
bekerja di Batam, dan adikku
Toni yang paling bungsu masih
kelas satu SMU negeri di
Bandung.
Pertama kali aku melakukan
hubungan seks dengan kakakku
nomor dua saat aku masih kelas
dua SMU. Saat itu kakakku
sedang cuti dan pulang ke
Bandung, aku sangat senang
sekali. Kami bertiga pergi ke
Cipanas dan kami menyewa
sebuah pondokan di sana.
Malam harinya saat aku sedang
tertidur lelap di kamarku, aku
merasa ada sesuatu di
kemaluanku. Mula-mula rasanya
enak sekali seperti ada yang
membelai dan menghisapnya,
tetapi tiba-tiba rasanya sangat
sakit seperti ada yang menekan
dan berusaha masuk, dan
kurasakan juga seperti ada yang
sedang menindihku.
Saat aku membuka mataku, aku
melihat kakakku sedang
menindihku dan berusaha
memasukkan batang
kemaluannya, aku mencoba
berontak tapi tenagaku kalah
kuat.
Mas Doni jangan, aduh sakit
Mas.., sakit..!
Ah diem aja dan jangan coba
teriak..! kata kakakku.
Malam itu kegadisanku diambil
oleh kakakku sendiri. Tidak ada
rasa nikmat seperti yang kubaca
di buku, melainkan rasanya sakit
sekali. Aku hanya bisa pasrah
dan menahan sakit di bagian
liang kewanitaanku saat kakakku
bergerak di atas tubuhku.
Gerakannya kasar seperti ingin
mencabik-cabik tubuhku. Aku
hanya bisa menangis tersedu-
sedu. Saat kulihat tubuh kakakku
mengejang dan kurasakan ada
sesuatu yang hangat
menyemprot ke dalam liang
senggamaku, semakin hancurlah
perasaan hatiku.
Pagi harinya aku hanya terdiam
di kamar, karena tubuhku
rasanya lemas dan sakit. Saat
kakakku mengajakku pergi, aku
hanya memalingkan wajahku dan
menangis. Sore harinya kakakku
masuk ke kamarku, dia minta
maaf atas kejadian semalam dan
berusaha untuk memperbaikinya,
tapi aku hanya diam saja. Malam
harinya kakakku datang lagi ke
kamarku. Aku sangat ketakutan,
tapi dia hanya tersenyum dan
mencoba mencium bibirku, aku
kembali berontak. Aku memaki-
maki kakakku, tapi dia tidak
peduli dan kembali mencium
bibirku sambil meremas
payudaraku, lama-lama aku
menjadi terangsang karenanya.
Dan malam itu kembali aku dan
kakakku melakukannya, tapi lain
dari malam yang kemarin, malam
ini aku merasakan kenikmatan
yang luar biasa dan kami
melakukannya dua sampai kali.
Sebelum kakakku kembali bekerja
di Batam, saat mengantar
kakakku di Bandara, aku
meminta hadiah perpisahan
darinya.
Di kamar mandi Bandara kami
melakukannya lagi, Ah Mas
Doni.., terus Mas.. akh..
Akh Ani, kamu cantik sekali,
akh.. Ani, Mas Doni mau keluar,
akh..!
Ani juga Mas.., akh.. Mas, Ani
keluar Mas.., akhh..!
Mas Doni memelukku erat-erat,
begitu juga diriku. Setelah
beberapa saat kami berciuman
dan kembali lagi ke ruang
tunggu dengan alasan habis dari
kantin beli makanan. Aku hanya
bisa menangis saat Mas Doni
pergi, tapi aku juga sangat
bahagia dengan hadiah yang
diberikannya.
Sejak saat itu aku seperti
ketagihan dengan seks, dan
untuk melampiaskannya aku
hanya dapat melakukan
masturbasi di kamar mandi. Aku
sudah punya pacar dan kami
melakukannya sampai sekarang,
tapi aku jarang merasakan
kenikmatan seperti yang
kudapatkan dari kakakku. Dan
saat adikku mulai beranjak
dewasa, aku melihat sosok
kakakku, tapi adikku lebih
tampan dan gagah bila
dibandingkan dengan kakakku.
Aku sering merasa terangsang,
tapi hanya bisa kutahan dan
lagi-lagi hanya bisa
kulampiaskan dengan jalan
masturbasi. Entah berapa lama
aku bisa menahan keinginan
untuk melakukannya dengan
adikku.
tiga di sebuah perguruan tinggi
negeri di Bandung. Aku dan
saudaraku empat bersaudara,
aku anak nomor tiga. Kakakku
yang paling besar, Mbak Ine
sudah menikah dan tinggal
bersama suaminya di Jakarta.
Kakakku nomor dua, Mas Doni
bekerja di Batam, dan adikku
Toni yang paling bungsu masih
kelas satu SMU negeri di
Bandung.
Pertama kali aku melakukan
hubungan seks dengan kakakku
nomor dua saat aku masih kelas
dua SMU. Saat itu kakakku
sedang cuti dan pulang ke
Bandung, aku sangat senang
sekali. Kami bertiga pergi ke
Cipanas dan kami menyewa
sebuah pondokan di sana.
Malam harinya saat aku sedang
tertidur lelap di kamarku, aku
merasa ada sesuatu di
kemaluanku. Mula-mula rasanya
enak sekali seperti ada yang
membelai dan menghisapnya,
tetapi tiba-tiba rasanya sangat
sakit seperti ada yang menekan
dan berusaha masuk, dan
kurasakan juga seperti ada yang
sedang menindihku.
Saat aku membuka mataku, aku
melihat kakakku sedang
menindihku dan berusaha
memasukkan batang
kemaluannya, aku mencoba
berontak tapi tenagaku kalah
kuat.
Mas Doni jangan, aduh sakit
Mas.., sakit..!
Ah diem aja dan jangan coba
teriak..! kata kakakku.
Malam itu kegadisanku diambil
oleh kakakku sendiri. Tidak ada
rasa nikmat seperti yang kubaca
di buku, melainkan rasanya sakit
sekali. Aku hanya bisa pasrah
dan menahan sakit di bagian
liang kewanitaanku saat kakakku
bergerak di atas tubuhku.
Gerakannya kasar seperti ingin
mencabik-cabik tubuhku. Aku
hanya bisa menangis tersedu-
sedu. Saat kulihat tubuh kakakku
mengejang dan kurasakan ada
sesuatu yang hangat
menyemprot ke dalam liang
senggamaku, semakin hancurlah
perasaan hatiku.
Pagi harinya aku hanya terdiam
di kamar, karena tubuhku
rasanya lemas dan sakit. Saat
kakakku mengajakku pergi, aku
hanya memalingkan wajahku dan
menangis. Sore harinya kakakku
masuk ke kamarku, dia minta
maaf atas kejadian semalam dan
berusaha untuk memperbaikinya,
tapi aku hanya diam saja. Malam
harinya kakakku datang lagi ke
kamarku. Aku sangat ketakutan,
tapi dia hanya tersenyum dan
mencoba mencium bibirku, aku
kembali berontak. Aku memaki-
maki kakakku, tapi dia tidak
peduli dan kembali mencium
bibirku sambil meremas
payudaraku, lama-lama aku
menjadi terangsang karenanya.
Dan malam itu kembali aku dan
kakakku melakukannya, tapi lain
dari malam yang kemarin, malam
ini aku merasakan kenikmatan
yang luar biasa dan kami
melakukannya dua sampai kali.
Sebelum kakakku kembali bekerja
di Batam, saat mengantar
kakakku di Bandara, aku
meminta hadiah perpisahan
darinya.
Di kamar mandi Bandara kami
melakukannya lagi, Ah Mas
Doni.., terus Mas.. akh..
Akh Ani, kamu cantik sekali,
akh.. Ani, Mas Doni mau keluar,
akh..!
Ani juga Mas.., akh.. Mas, Ani
keluar Mas.., akhh..!
Mas Doni memelukku erat-erat,
begitu juga diriku. Setelah
beberapa saat kami berciuman
dan kembali lagi ke ruang
tunggu dengan alasan habis dari
kantin beli makanan. Aku hanya
bisa menangis saat Mas Doni
pergi, tapi aku juga sangat
bahagia dengan hadiah yang
diberikannya.
Sejak saat itu aku seperti
ketagihan dengan seks, dan
untuk melampiaskannya aku
hanya dapat melakukan
masturbasi di kamar mandi. Aku
sudah punya pacar dan kami
melakukannya sampai sekarang,
tapi aku jarang merasakan
kenikmatan seperti yang
kudapatkan dari kakakku. Dan
saat adikku mulai beranjak
dewasa, aku melihat sosok
kakakku, tapi adikku lebih
tampan dan gagah bila
dibandingkan dengan kakakku.
Aku sering merasa terangsang,
tapi hanya bisa kutahan dan
lagi-lagi hanya bisa
kulampiaskan dengan jalan
masturbasi. Entah berapa lama
aku bisa menahan keinginan
untuk melakukannya dengan
adikku.