Citrus89
Semprot Lover
- Daftar
- 4 Oct 2018
- Post
- 244
- Like diterima
- 1.970
Tak hanya bapaknya vina yang mengundurkan diri. Ternyata 2 orang juga ikut mengundurkan diri yang menjabat sebagai Direktur Utama perusahaan A om stev yang tertuang dalam isi akta itu sebagai dewan direksi dan direktur bagian pemasaran/komersil di perusahaan B koh ferdi yang saat itu langsung gue terima surat pengunduran dirinya dihadapan gue. Jadi mereka bakal jobless? No, mereka berdua juga menjabat sebagai dewan direksi di perusahaan inti bokapnya vina yang masih sehat. Om stev sempat menepuk-nepuk pundak ini dengan kedua bola matanya yang menatap mata ini tanpa berkata apa-apa. Sedangkan koh ferdi sempat mengajak gue pelukan.
“Selamat yah”
“Semoga lancar urus pabrik garmentnya”
Bisik dirinya lalu mereka berdua pergi begitu saja meninggalkan gue mengobrol-ngobrol sempat gue dengar kata “AMANN” lalu tertawa terbahak-bahak diluar ruang RUPS luar biasa .
Disuatu pagi beberapa hari yang lalu ketika gue menemui koh henry di suatu rumah makan padang dekat dengan kantornya.
“Banyak saudara bini gue disana bang”
Ujar koh henry yang sempat meratapi piluh gelas ice tea
“SSH..”
(Deep inhales) Koh henry moment
“Fuhhh….Ada anaknya satpam yang gue masukin kesana juga”
“Anaknya tangga juga ada”
Ujarnya lagi
“Dikantor gue udah penuh bang”
"Di kantor lain juga....."
“Gue bingung harus geser siapa?”
Lanjutnya lagi meneleng-nelengkan kepala
“Kok bisa gitu…..”
Dirinya yang sempat menunduk yang membuat nafas ini terasa sesak rasanya. Haa…..Oh, god please. Help me…Don’t want to be a hero. But, Please….Help me….to save their lives….
“Koh”
Saut gue
“Yah, bang?”
Saut koh henry
“Gue bantu recovery 2 perusahaan itu”
Lanjut gue menatap dirinya yang sedang di landa stress itu hingga membuat kedua bola matanya yang sipit itu terbelalak mendengar permintaan dari gue yang dipikirnya gila itu.
Disuatu pagi beberapa hari yang lalu ketika gue dan koh henry datang minta tanda tangan surat kuasa audit karena gue masih belum punya hak untuk audit perusahaan A dan B itu.
“Apa kamu yakin?”
Tanya bapaknya vina ketika gue datang kekantor doi bersama koh henry meminta tanda tangan untuk surat kuasa audit.
“Yah om saya yakin ini bisa di recovery kok om”
Ujar gue menatap kedua bola mata pria Chinese kalem ini
“Ini hutangnya terlalu banyak Ed”
“Sudah tidak layak lagi untuk di recovery”
“Sudahlah...taken dulu perusahaan om yang masih sehat”
“Om sudah tidak ada niat lagi untuk suntik modal kesana”
Lanjutnya lagi dengan wajah yang cemas
“Saya yakin om pasti bisa”
“Biarkan saya taken dua perusahaan yang mau collaps ini om”
“Jika om tidak mengizinkan saya”
“Saya tidak akan mau taken semua perusahaan punya om”
Ujar mantap gue
“Are you sure?”
Dia yang menatap wajah ini dengan ekspresi wajah yang What the hell? Are you insane?....
“3 bulan masa tengangnya loh Ed” (Pelunasan hutang bank)
Balasnya dengan penekanan nada yang berat sambil mengetuk-ngetuk pulpen diatas surat kuasa audit.
“Sudah….”
“Biarkan bank ambil semua asset perusahaan untuk melunasi hutang”
“Masih banyak perusahaan om yang masih sehat bisa kamu urus Ed”
Ujar pria itu duduk menyender di kursi sambil mengusapi telengkuk lehernya.
“Biarkan om yang menanggung ini”
“Kamu gak perlu”
Lanjutnya lagi berbisik di depan gue dengan ratapan kedua bola matanya yang cemas itu
“Saya akan ikut menangungnya om”
“Percayakan sama saya”
Ujar gue yang sempat membuat dirinya memijat dahinya lalu memandangi wajah gue dengan cemas.
“Kalau begitu setelah kamu ambil itu”
“Kamu ambil yang lain untuk backup modal”
Ujarnya lagi
“Hmfh..”
Dengus senyum gue
“Enggak om…”
“Saya akan focus dua perusahaan ini dulu om”
Balas gue tersenyum yang semakin membuat pria itu gelisah
“Kenapa kamu bisa nekat begini Ed?”
“Kamu belum lihat kan problemnya seperti apa?”
“Pabriknya saja belum kamu lihat”
“Kamu baru datang ke om minta izin untuk audit ulang”
“Ini mau collaps 3 bulan lagi Ed”
Cecar bapaknya vina yang terlihat stress itu sambil mengetuk-ngetuk kesal pulpen diatas surat kuasa audit. Saat itu gue lihat koh henry hanya menunduk saja.
“ Om tidak mau kamu terkena masalah hukum nanti”
“Biar om saja yang menanggung ini”
“Om sudah terbiasa dengan masalah ini”
Lanjutnya lagi yang sempat ngebuat gue mengusap wajah ini lalu mengangguk-angguk.
“Kalau begitu biarkan saya terbiasa dengan masalah om”
“Jika saya memang gagal recovery perusahaan ini”
“Saya siap menjadi black sheep buat om”
Ujar gue menatap mata pria itu yang nampak cemas lalu ia menunduk dengan wajah yang piluh.
“Saya akan berusaha semampu saya untuk recovery perusahaan ini om”
“Saya tidak inggin ribuan karyawan di luar sana”
“Harus pulang tanpa gaji”
Ujar gue meyakinkan dirinya.
“Let me fix it”
Ujar gue menatap wajah dirinya yang sudah tak bisa lagi berkata-kata.
#