Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Apakah Agung akhirnya akan bersanding dengan Sari ???


  • Total voters
    252
  • Poll closed .
lanjutan part 4


Singkat cerita, setelah menyelesaikan acara prasmanan pagi, aku dan yulita berpamitan dengan seluruh orang yang berada di rumah yulita, kami pun mulai perjalanan dengan kulihat tampak senang dan sangat menikmati momen bersamaku.

Lain halnya dengan bulik sari yang tadi kulihat agak murung meski sering menampilkan senyumnya saat melihat aku dan yulita tampak akrab.

Setelah mobil yang kukemudikan melewati pertigaan pasar cipluk yang di pagi menjelang siang itu masih ramai, aku ambil arah ke utara untuk langsung menuju kotamadya.

Sejauh perjalanan ini, yulita belum sekalipun mengajakku bercakap cakap lagi meskipun ketika akan berangkat tadi dia sangat cerewet.

Aku yang tak tau harus ngomong apa akhirnya hanya cuek dan terlihat serius menyetir di jalanan bulak yang tak terlalu ramai seperti saat melintas di jalanan sekitar pasar cipluk tadi.

Sampai kemudian hpku berdering sebuah video call dari fadil.

"Lit boleh minta tolong angkat telpon ngga" pintaku meski sebenarnya bisa saja ku jawab sendiri.

Yulita hanya diam tanpa menjawab apapun namun tangannya sigap meraih ponselku dan menatapi screen sesaat sebelum akhirnya menjawab panggilan dari fadil yang berulang ulang itu.

"Suee lu gung lama amat angkat telponnya...e...ehh..." ujar fadil kulihat salah tingkah mendapati bukan aku yang menjawab telponnya.

"Ada apa seh dil...rempong aza" jawabku ketika lita mendekatkan hp yang di pegangnya ke dekatku.

"Begini dodol...dengerin tadi orang dari perumahan datang dan nyerahin kunci rumah elu kan kata elu mau langsung di tempati, tapi dia minta dp dulu juga kalo mau di bayar cash" ujar fadil

"Trus kamu kasih dulu ngga dp nya...." tanyaku tanpa melihat ke hp karena harus fokus liat jalan yang mulai ramai, setelah mendekati kawasan pabrik.

"Kukasih gocap tapi nanti elu kudu balikin secepatnya soalnya duit itu buat biaya kawinan gue bro" kata fadil.

"Ohhh..." jawabku.

"Kok cuma ohh..ngerti ngga seh lu... gue talangin dulu dp rumah elu 50 juta.. ini kwitansinya klo pengen liat" ujar fadil serius yang membuatku hanya tersenyum saja cuek karena harus fokus nyetir.

"Iya iya bro paham kok, gitu aza udah kaya mau orang kau hehe lagian klo minta di ganti sekarang aku ga bisa soalnya lagi di jalan ini males klo berhenti berhenti" kataku.

"Eh itu tadi saha gung, ibu negara elu yah..cakep juga..." ujar fadil yang membuat yulita agak tersenyum.

"Ya gitu deh..." jawabku tetap cuek sok cool, walo dalam hati takut juga klo yulita kurang berkenan.

Tapi saat kulirik yulita hanya senyum senyum saja.

"Ya udah dil off dulu yah nanti ku hubungi" kataku sambil memencet tombol yang mematikan panggilan tanpa dengar jawaban dari fadil.

Bukannya gimana soalnya selepas melewati jembatan besar jalanan makin padat saja serasa jadi makin sempit, apalagi di tunjang dengan beberapa pengguna jalan yang tidak tau norma di jalan yang asal serobot bikin gemas.

Beberapa saat yulita kulihat dengan santainya buka buka galeri di hpku yang tentu saja banyak terdapat foto bulik dengan berbagai pose dan kondisi meski tidak ada yang naked.

"Ini bakal rumah yang akan kau beli itu gung" tanya yulita sambil tetap menatapi screen hp.

"Iya...gimana lit jelek yah" ucapku.

"Hmmm bagus banget tempatnya juga adem kayanya pasti mahal ya gung" kata yulita lagi.

"Standarlah masih terjangkau" jawabku.

"Kayanya kamu begitu perhatian yah gung dengan lik sari" tanya lita yang membuatku diam sesaat.

"Tentu saja...hanya dia satu satunya yang ku punyai" jawabku pelan.

"Lik anto kan justru dia yang saudaramu, tapi malah akrab sama lik sambung" kata lita lagi

"Apakah salah..." tanyaku.

"Ngga seh gung hanya saja kok agak aneh juga, maksudnya ini kliatan sekali loh klo kau perlakukan lik sari dengan spesial, hampir semua isi galeri adalah foto lik sari kan ga ada foto lik anto atau siapa gitu pacar atau cewemu" ujar lita sambil mengamati beberapa gambar bulik yang terlihat sangat cantik.

"Ah buat apa ngisi galeri dengan gambar si jemblung bikin virus aza" jawabku yang membuat yulita tertawa.

"Si jemblung siapa yang kau maksud gung"

"Om anto" jawabku santai yang membuat yulita makin ktawa ngakak.

"Pacarmu..jangan bilang kau belum punya pacar gung" ujar yulita sambil menatapku meski aku tak membalasnya.

"Mau gimana lagi aku memang belum pernah punya pacar"

"Masa seh gung"

"Lah kamu itu nanya atau interogasi lit" kataku sambil menatap wajah cantik di sebelahku itu saat mobil kami berhenti di lampu merah perempatan new solo city.

Yulita hanya tersenyum tipis yang justru membuatnya makin tampak manis.

"Dua duanya" ucapnya.

"Lit..."

"Yah"

"Tempat toko kain batik yang bagus dimana" tanyaku

"Ya batik DH lah" jawabnya

"Di klewer ada" tanyaku lagi.

"Banyak tapi lebih baik kita langsung ke gerai penjualannya langsung klo mau yang bener bener bagus tapi harganya lumayan mahal loh" jawabnya

"Berapa"

"Ratusan ribu sampai jutaan"

"Iya gpp"

"Klo gitu kita ke gerai penjualannya langsung di Nngan dekat jl.SR" kata yulita tampak senang.

Setelah melaju dengan sangat lambat seperti keong, kami sampai juga di tempat yang di tunjukkan yulita.

Disana kami bahkan langsung di layani cs dan pembuat motif nya langsung yang dengan cukup ramah menjelaskan pada kami tentang produk mereka.

Pada akhirnya aku menghabiskan hampir 2 jt rupiah untuk membeli 4 buah kain panjang kwalitas premium yang motifnya sungguh sesuai harganya.

Saat yulita terlihat tertarik dengan baju batik sarimbit pun tanpa pikir panjang aku mengambilnya yang membuat yulita sangat semringah.

Dari situ kami ke pasar sanggar seni di dekat alun alun utara dan membeli dua buah wayang kulit yang akan kuhadiahkan ke atasanku yang berkebangsaan jepang.

"Gung kain panjang yang tadi titipan temanmu semua ?" tanya lita saat kita sedang menikmati cendol dawet yang di jajakan di depan pasar sanggar.

"Ngga donk titipan temanku cuma satu kok"

"Lah kok beli empat mahal mahal lagi" ujar lita seakan ga terima.

"Tau ngga itu yang lain buat siapa" tanyaku

"Bodoo..buat siapa ?" tanya lita dengan ketus.

"Bulik satu trus buat kado calon bininya fadil satu" jawabku

"Trus dua lagi buat siapa" tanya lita lagi dengan wajah cemberut.

"Yang satu kan titipan fadil buat emaknya nah yang satu lagi buat mamakmu lit gimana kira kira setuju kan" kataku sambil tersenyum begitu juga raut wajah lita yang tadinya cemberut langsung cerah.

"Ya itu terserah kamu lah" kata lita pura pura cuek.

"Kok kayanya kamu kurang senang gitu lit" tanyaku menggodanya.

"Lah apa yang harus kusenangi mamak dan lik sari di belikan aku malah tidak" kata yulita ngomel.

"Lah kan tadi kamu pengen sarimbit kan, sarimbitan sama siapa aku ngga tau rugi aku" kataku pura pura mengerutu

"Jadi kamu ngga ikhlas gung belikan baju sarimbit untukku" tanya yulita dengan nada keras.

"Ssttt..pelan pelan lit..tentu saja buatmu semua akan aku ikhlaskan" ucapku dengan nada tulus meskipun berkesan merayunya.

"Kirain hihi...itu sarimbit buat kita, kan tadi sudah ku suruh kamu coba bajunya tapi kamu ngga mau" ujar yulita

"Loh bukan buat kamu sama pacarmu tow lit" tanyaku menggodanya lagi.

"Ihhhh....mbuh ah"


Bersambung still part 4
 
Terakhir diubah:
lanjutan part 4


Singkat cerita, setelah menyelesaikan acara prasmanan pagi, aku dan yulita berpamitan dengan seluruh orang yang berada di rumah yulita, kami pun mulai perjalanan dengan kulihat tampak senang dan sangat menikmati momen bersamaku.

Lain halnya dengan bulik sari yang tadi kulihat agak murung meski sering menampilkan senyumnya saat melihat aku dan yulita tampak akrab.

Setelah mobil yang kukemudikan melewati pertigaan pasar cipluk yang di pagi menjelang siang itu masih ramai, aku ambil arah ke utara untuk langsung menuju kotamadya.

Sejauh perjalanan ini, yulita belum sekalipun mengajakku bercakap cakap lagi meskipun ketika akan berangkat tadi dia sangat cerewet.

Aku yang tak tau harus ngomong apa akhirnya hanya cuek dan terlihat serius menyetir di jalanan bulak yang tak terlalu ramai seperti saat melintas di jalanan sekitar pasar cipluk tadi.

Sampai kemudian hpku berdering sebuah video call dari fadil.

"Lit boleh minta tolong angkat telpon ngga" pintaku meski sebenarnya bisa saja ku jawab sendiri.

Yulita hanya diam tanpa menjawab apapun namun tangannya sigap meraih ponselku dan menatapi screen sesaat sebelum akhirnya menjawab panggilan dari fadil yang berulang ulang itu.

"Suee lu gung lama amat angkat telponnya...e...ehh..." ujar fadil kulihat salah tingkah mendapati bukan aku yang menjawab telponnya.

"Ada apa seh dil...rempong aza" jawabku ketika lita mendekatkan hp yang di pegangnya ke dekatku.

"Begini dodol...dengerin tadi orang dari perumahan datang dan nyerahin kunci rumah elu kan kata elu mau langsung di tempati, tapi dia minta dp dulu juga kalo mau di bayar cash" ujar fadil

"Trus kamu kasih dulu ngga dp nya...." tanyaku tanpa melihat ke hp karena harus fokus liat jalan yang mulai ramai, setelah mendekati kawasan pabrik.

"Kukasih gocap tapi nanti elu kudu balikin secepatnya soalnya duit itu buat biaya kawinan gue bro" kata fadil.

"Ohhh..." jawabku.

"Kok cuma ohh..ngerti ngga seh lu... gue talangin dulu dp rumah elu 50 juta.. ini kwitansinya klo pengen liat" ujar fadil serius yang membuatku hanya tersenyum saja cuek karena harus fokus nyetir.

"Iya iya bro paham kok, gitu aza udah kaya mau orang kau hehe lagian klo minta di ganti sekarang aku ga bisa soalnya lagi di jalan ini males klo berhenti berhenti" kataku.

"Eh itu tadi saha gung, ibu negara elu yah..cakep juga..." ujar fadil yang membuat yulita agak tersenyum.

"Ya gitu deh..." jawabku tetap cuek sok cool, walo dalam hati takut juga klo yulita kurang berkenan.

Tapi saat kulirik yulita hanya senyum senyum saja.

"Ya udah dil off dulu yah nanti ku hubungi" kataku sambil memencet tombol yang mematikan panggilan tanpa dengar jawaban dari fadil.

Bukannya gimana soalnya selepas melewati jembatan besar jalanan makin padat saja serasa jadi makin sempit, apalagi di tunjang dengan beberapa pengguna jalan yang tidak tau norma di jalan yang asal serobot bikin gemas.

Beberapa saat yulita kulihat dengan santainya buka buka galeri di hpku yang tentu saja banyak terdapat foto bulik dengan berbagai pose dan kondisi meski tidak ada yang naked.

"Ini bakal rumah yang akan kau beli itu gung" tanya yulita sambil tetap menatapi screen hp.

"Iya...gimana lit jelek yah" ucapku.

"Hmmm bagus banget tempatnya juga adem kayanya pasti mahal ya gung" kata yulita lagi.

"Standarlah masih terjangkau" jawabku.

"Kayanya kamu begitu perhatian yah gung dengan lik sari" tanya lita yang membuatku diam sesaat.

"Tentu saja...hanya dia satu satunya yang ku punyai" jawabku pelan.

"Lik anto kan justru dia yang saudaramu, tapi malah akrab sama lik sambung" kata lita lagi

"Apakah salah..." tanyaku.

"Ngga seh gung hanya saja kok agak aneh juga, maksudnya ini kliatan sekali loh klo kau perlakukan lik sari dengan spesial, hampir semua isi galeri adalah foto lik sari kan ga ada foto lik anto atau siapa gitu pacar atau cewemu" ujar lita sambil mengamati beberapa gambar bulik yang terlihat sangat cantik.

"Ah buat apa ngisi galeri dengan gambar si jemblung bikin virus aza" jawabku yang membuat yulita tertawa.

"Si jemblung siapa yang kau maksud gung"

"Om anto" jawabku santai yang membuat yulita makin ktawa ngakak.

"Pacarmu..jangan bilang kau belum punya pacar gung" ujar yulita sambil menatapku meski aku tak membalasnya.

"Mau gimana lagi aku memang belum pernah punya pacar"

"Masa seh gung"

"Lah kamu itu nanya atau interogasi lit" kataku sambil menatap wajah cantik di sebelahku itu saat mobil kami berhenti di lampu merah perempatan new solo city.

Yulita hanya tersenyum tipis yang justru membuatnya makin tampak manis.

"Dua duanya" ucapnya.

"Lit..."

"Yah"

"Tempat toko kain batik yang bagus dimana" tanyaku

"Ya batik DH lah" jawabnya

"Di klewer ada" tanyaku lagi.

"Banyak tapi lebih baik kita langsung ke gerai penjualannya langsung klo mau yang bener bener bagus tapi harganya lumayan mahal loh" jawabnya

"Berapa"

"Ratusan ribu sampai jutaan"

"Iya gpp"

"Klo gitu kita ke gerai penjualannya langsung di Nngan dekat jl.SR" kata yulita tampak senang.

Setelah melaju dengan sangat lambat seperti keong, kami sampai juga di tempat yang di tunjukkan yulita.

Disana kami bahkan langsung di layani cs dan pembuat motif nya langsung yang dengan cukup ramah menjelaskan pada kami tentang produk mereka.

Pada akhirnya aku menghabiskan hampir 2 jt rupiah untuk membeli 4 buah kain panjang kwalitas premium yang motifnya sungguh sesuai harganya.

Saat yulita terlihat tertarik dengan baju batik sarimbit pun tanpa pikir panjang aku mengambilnya yang membuat yulita sangat semringah.

Dari situ kami ke pasar sanggar seni di dekat alun alun utara dan membeli dua buah wayang kulit yang akan kuhadiahkan ke atasanku yang berkebangsaan jepang.

"Gung kain panjang yang tadi titipan temanmu semua ?" tanya lita saat kita sedang menikmati cendol dawet yang di jajakan di depan pasar sanggar.

"Ngga donk titipan temanku cuma satu kok"

"Lah kok beli empat mahal mahal lagi" ujar lita seakan ga terima.

"Tau ngga itu yang lain buat siapa" tanyaku

"Bodoo..buat siapa ?" tanya lita dengan ketus.

"Bulik satu trus buat kado calon bininya fadil satu" jawabku

"Trus dua lagi buat siapa" tanya lita lagi dengan wajah cemberut.

"Yang satu kan titipan fadil buat emaknya nah yang satu lagi buat mamakmu lit gimana kira kira setuju kan" kataku sambil tersenyum begitu juga raut wajah lita yang tadinya cemberut langsung cerah.

"Ya itu terserah kamu lah" kata lita pura pura cuek.

"Kok kayanya kamu kurang senang gitu lit" tanyaku menggodanya.

"Lah apa yang harus kusenangi mamak dan lik sari di belikan aku malah tidak" kata yulita ngomel.

"Lah kan tadi kamu pengen sarimbit kan, sarimbitan sama siapa aku ngga tau rugi aku" kataku pura pura mengerutu

"Jadi kamu ngga ikhlas gung belikan baju sarimbit untukku" tanya yulita dengan nada keras.

"Ssttt..pelan pelan lit..tentu saja buatmu semua akan aku ikhlaskan" ucapku dengan nada tulus meskipun berkesan merayunya.

"Kirain hihi...itu sarimbit buat kita, kan tadi sudah ku suruh kamu coba bajunya tapi kamu ngga mau" ujar yulita

"Loh bukan buat kamu sama pacarmu tow lit" tanyaku menggodanya lagi.

"Ihhhh....mbuh ah"


Bersambung still part 4
Matur suwun huu,..wes di abdet meneh. Amboko...ngenteni kesuen
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd