Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Virus Merah Jambu Bersama Akhwatku (JUST SHARE. SARA JAUH-JAUH)

Status
Please reply by conversation.
Usul tambahin tokoh lagi, entah kenapa lebih greget kalo main mana ukhti yang senior. Hehe
 
Wow MANTAB... aseli ini bkin konak klo ngebayangin ane ma dian hehehe :beer:
 
kaya pengalaman ane dulu, cuman begitu doang udah keras, :D
tp masih takut
 
Semoga Umur Kamu Barokah, Abbas

Kecupan sore itu seperti jadi kunci ajaib yang membuka gembok besi antara aku dan Dian. Semenjak saat itu kami jadi lebih cair dan tak canggung untuk kontak fisik.
Dian sendiri sempat menolak aku hubungi selama dua hari setelah kecupanku, kami baru bisa bicara saat aku hampiri dia digedung kuliahnya dan mengajaknya keluar kelas, kami bicara diruang kelas kosong disebelah kelasnya. Dian mengaku tidak marah, hanya saja dia terkejut atas keberanianku.
"kok kamu bisa senekat itu sih. Iti gak boleh abbas"
"aku cuma pengen milikin Dian sepenuhnya aja" kataku
Dian menunduk, tampak dia kebingungan antara mau bersikeras kecupan tersebut tidak boleh atau dia terpengaruh oleh alasanku. Saat itulah kugenggam lagi tangannya.
"Dian, abbas bener-bener sayang sama kamu"
Dian masih terdiam, dia tampak bingung, aku mencoba untuk meyakinkannya. Walau ada rasa ragu-ragu dan takut, kini tubuhku maju dan berniat memeluk tubuhnya, kuangkat tanganku untuk meraih tubuhnya dan.... Aku memeluk tubuh Dian, aku tak percaya, dan luarbiasanya Dian pasrah dalan pelukanku. Dia menenggelamkan wajahnya pada dadaku, aku yang larut dalam kegembiraan dan berbunga-bunga mencoba mendekapnya lebih erat. Dan kini tangan Dian yang tadinya diam disamping tubuhnya, kurasa terangkat dan mendaratkannya di belakang tubuhku.
"Abbas, Dian gak mau kehilangan abbas"
Dian berbisik lirih ditelingaku..

****

Tak terasa kepengurusan ini sudah berjalan setengah periode. Program-program yang kami jalankan berjalan dengan sangat baik, yang aku syukuri "hubungan gelap" yang aku jalani dengan ketua kemuslimahanku sama sekali tak mengganggu jalannya roda organisasi. Evaluasi yang dijalankan oleh pimpinan dakwah kampus memberikan kami nilai A, yang berarti kinerja kami memuaskan. Hubunganku dengan Dian sendiri semakin terasa nyaman dan hangat. Sejak kami berani berpelukan, aku mulai berani mengajaknya jalan, terhitung sudah tiga kali kami jalan berdua layaknya sepasang kekasih. Pertama kali Dian memang kaku dan malu-malu, walau sudaj kucoba mencairkannya dengan mendekatkan tubuhku padanya sambil menggandeng tangannya, tapi dia nampak belum terbiasa. Saat jalan yang kedua dan ketigakalilah kami mulai tampak seperti sepasang kekasih yg dimabuk asmara, kami benar-benar lupa bahwa kami berdua adalah pimpinan dari organisasi keislaman yang disegani dikampus kami.

****

Kalender menunjukan bulan Mei, yang berarti hari ke 20 bulan ini adalah hari ulangtahunku. Aku sendiri menyikapinya dengan biasa, sejak kecil aku tidak dibiasakan merayakan hari lahir, jadi buatku ya hari itu sama saja seperti hari-hari biasanya.
Tapi firasatku mengatakan tahun ini akan sedikit istimewa, karena malam hari tanggal 19 Mei, Dian menghubungiku via sms.
"Abbas, aku mau minta tolong. Besok sore ke kostan Dian ya, mau nitip sesuatu"
Aku tersenyum membacanya, Dian pasti mau memberikan satu hadiah untukku. Jarang sekali dia minta aku langsung datang ke kostannya. Aku taruh ponselku dan langsung tidur, sms ini tak perlu aku balas.
Hingga esok harinya waktu berjalan cepat. Pukul empat aku langsung mengontak Dian.
"Abbas kesana sekarang ya" sms ku pada Dian.
"Okey" dia membalas singkat. Aku langsung memacu sepeda motorku dari kampus, dan kurang dari sepuluh menit aku sudah tiba dikostannya.
"Aku udah didepan nih" aku sms dia lagi mengabarkan bahwa aku sudah tiba.
"tunggu" balas Dian. Sambil menunggu aku duduk di poskamling yang terletak disebelah bangunan kostan Dian. Sore itu suasana cukup lengang, tak banyak mahasiswa lewat.
Lima menit kemudian Dian keluar dari gerbang, dia keluar dengan baju olehraga panjang dan rok hijau cerah, entah kenapa penampilan Dian yang santai dan simpel malah membuatku semakin terpesona.
"mau nitip apa Dian cakep"
Aku tersenyum sambil mulai menggodanya.
"iih. Mulai deh gombalnya. Ini abbas aku.." Dian tampak malu-malu, wajahnya memerah sehingga dia tampak sangat menggemaskan.
"..selamat ulang tahun ya abbas. Semoga umur kamu barokah. Dan... Bisa segera jadi pangerannya Dian" sambil menyodorkan kotak terbungkus kertas kado.
Deg!! Kalimat terakhir Dian ini membuatku sangat terkejut sekaligus senang, karena itu adalah kalimat romantis pertama yang dia ucapkan buatku. Biasanya kalau aku berusaha menggodanya dengan kata-kata romantis dia cuma membalas dengan senyum malu-malu. Dan satu hal lain yang membakar gairahku secara tiba-tiba adalah wangi parfum yg Dian pakai cukup menyengat, ini sungguh tak biasa. Aku sendiri mencoba tersenyum ditengah rasa terkejutku, setelah menerima bungkusan kado dari Dian, aku langsung mengecup pipi kanannya yang merona merah. Kali ini kecupanku kutahan agak lama, sama sekali tak ada tanda terkejut dan penolakan darinya seperti sebelumnya. Namun gelagat risih masih ditunjukannya walau tak separah sebelum ini, aku yakin ini benar-benar pertamakalinya dia merasa romantis dan menjalin hubungan dgn lawan jenis.
Namun sekarang kecupanku tampaknya tak cukup membuatku puas, apalagi saat ini Dian yang berdiri didepanku tampak sangat segar dan ranum.
"makasih ya Dian sayang.. Kamu ngasih aku apa sih cakep?"
"iih.. Udah kalo mau tau ya buka aja"
Aku lantas mengajak Dian duduk di poskamling sambil membuka bungkusan kado darinya.
Tak tergambarkan senangnya aku ketika ternyata Dian membelikan aku sebuah tas ransel baru, tampaknya dia melihat tas polo ku yg sudah agak kusam. Aku tak keberatan meninggalkan tas yg sudah kupakai sejak SMA ini.
"Bagus banget hadiahnya. Aku suka banget Dian ku sayang. Makasih ya"
Kataku lalu mengecup keningnya. Dian tersenyum manis sekali. Sungguh, aku merasa nyaman berada dekat dengannya saat itu, aku tak ingin momen ini berakhir dengan cepat, aku ingin menghabiskan sisa hari ini dekat dengan Dian kekasihku sayang.
"Dian sayang, Abbas pengen sama kamu seharian ini boleh?"
Kataku memecah keheningan kami setelah beberapa saat. Dian sendiri agak bingung mendengar perkataanku.
"Maksudnya gimana Abbas. Aku kurang faham"
"Iya, aku gak mau langsung pulang sekarang. Aku masib pengen sama Dian"
"Tapi nanti kalo temen-temen kita lewat gimana? Nanti kita ketauan Abbas. Kalo kangen kan tinggal telpon malemnya"
"Tapi Aku masih mau sama kamu. Dian masih mau kan ngobrol sama Abbas?"
"Iya, mau sih.. Tapi... Dimana Abbas. Aku takut kita ketauan"
Kini aku tak kalah bingungnya dari Dian. Hening lagi sesaat sebelum akhirnya entah bisikan setan mana yg memunculkan ide gila dikepalaku.
"Kita masuk ke kamar kost kamu aja ya Dian"
Wajah manis Dian mendadak lenyap berganti dengan ekspresi shock.

Bersambung Next Part...
Keep comment dan support ya agan-agan..
 
huehi:devil:hihahaha.... mereka berdua sudah kehilangan wudlu nya...
tinggal nunggu:pandajahat: merahin jambunya
 
Kayaknya si Abas dah mulai tumbuh tanduk setan deh....

:semangat: gan buat update lagi.

Ditunggu acara ultahnya yaaaaaaa

:beer:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd