Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Vio's Cuck Zone] Perselingkuhan Pacarku, Calon Hidupku.

Membuat cerita yang berbeda dari kebanyakan adalah suatu keputusan yang sangat bagus. Jarang sekali cerita dengan tag cuckqueen.

Oh iya, sedikit saran dari newbie. Bukannya bermaksud menggurui ataupun mengkritik. Hanya saja, kalau bisa. Buatlah paragraf, alias kasih spasi agar lebih enak dan nyaman dibaca. Itu saja sih. Terlepas dari itu semua. Tetaplah semangat dalam berkarya hu. :semangat:
 
wah ganyangka rame banget T_T
langsung post deh buat nemenin kalian saur hehe

plis lanjut
ok kakak
Membuat cerita yang berbeda dari kebanyakan adalah suatu keputusan yang sangat bagus. Jarang sekali cerita dengan tag cuckqueen.

Oh iya, sedikit saran dari newbie. Bukannya bermaksud menggurui ataupun mengkritik. Hanya saja, kalau bisa. Buatlah paragraf, alias kasih spasi agar lebih enak dan nyaman dibaca. Itu saja sih. Terlepas dari itu semua. Tetaplah semangat dalam berkarya hu. :semangat:
ok kakak terima kasih, aku usahain sebelum posting edit rapi dulu
Tag nya ada lesbian, adakah sist ?
ada dong hehehe lesbian incest malahan :p
 


[UPDATE 1]

Tidak terasa aku tertidur dengan sendirinya, mungkin karena sudah terlalu kelelahan dan kurang enak badan sehingga bisa tertidur walau dengan birahi tinggi, akhirnya ku putuskan untuk mandi demi memenangkan diriku.

Ku lihat dulu ke jam dinding kamarku, terlihat sudah pukul setengah 5 sore yang berarti bapak sudah pulang dan ku yakin pacarku juga sudah pulang, mengingat sudah tidak ada suara apapun lagi yang kudengar.

Maka seperti biasanya aku melepaskan seluruh pakaianku di kamar dan pergi dengan mengenakan handuk kecil saja, meski pun adikku laki dan ada bapakku namun aku sudah terbiasa keluar hanya mengenakan handuk kecil saja yang menampilkan pahaku dan tonjolan toket besarku. Kupikir keluarga ku tidak akan nafsu kepadaku.

Setelah keluar dari kamar, beberapa saat aku melihat ke kamar orang tuaku, tidak ada siapapun disana, hanya kasurnya saja yang berantakan, dan tidak lama ku dengar suara motor pacarku pergi menjauh dari kamar, itu artinya mereka baru saja selesai melakukan sesuatu.

Dengan iseng kudatangi ibu dan bertanya pada beliau, “Itu siapa ma??”

“Ga apa apa cuma temen ibu doang, kamu mau mandi? Yang cepet ya ibu juga mau mandi abisnya gerah banget.” Sambil pergi meninggalkanku dan pergi ke kamarnya, ku yakin kalau ibu sedang merapikan kamarnya, maka ku putuskan untuk langsung pergi mandi. Aku tidak menemukan bapak dimana pun, kemungkinan masih bekerja.

Selesai mandi, ku keringkan seluruh tubuhku kemudian kembali mengenakan handuk kecil itu dan keluar dengan kondisi setengah kering, “Syifa bantuin ibu bawain minuman ini.” Ucap beliau sambil sibuk mengambil beberapa cemilan dan makanan.

“Loh ma, aku belum pake baju.”

“Udah ga apa apa, cuma ada bapak, om, sama keluarga kamu yang lain aja koq, cepet bawain, ibu tunggu ya.”

“Engghh iya deh.” Sebenarnya aku ragu dan sangat malu hanya mengenakan handuk kecil dan setengah basah, menampilkan paha mulusku dan tonjolan toketku, namun karena tidak enak hati akhirnya ku putuskan untuk membawa nampan tersebut.

Setibanya disana, bisa ditebak, semua orang terkejut melihat penampilanku yang sangat sexy, apalagi para lelaki disana seolah melotot dan ingin menyentuh paha dan toketku, “silahkan.” Ucapku sambil meletakan teko dan beberapa gelas ke atas meja, pantas saja jumlah gelasnya sangat banyak, ternyata sedang kumpul keluarga.

Saat aku akan pamitan, keluargaku menahanku dengan bertanya beberapa hal sehingga aku hanya bisa pasrah berdiri dan menjadi tontonan keluargaku, jujur saja walaupun ada hubungan darah namun aku sangat malu, seperti di pertontonkan orang banyak, “Ya sudah om, tante, aku ke kamar dulu ya..” namun berbarengan saat aku akan pergi, tiba tiba tukang paket datang ke rumahku.

“syif, mumpung kamu udah berdiri, ambilin gih.” Perintah ibu dengan polosnya.

“ibu ga salah?” Tanyaku sambil menunjuk penampilanku.

“Kan cuma ambil aja.” tatapannya langsung tajam kepadaku, keluarga yang lain pun mendukung ibu.

“Ya udah ma.” Aku pun pergi mengambil paket di depan pintuku, tukang paket itu benar benar melotot melihat penampilanku, dengan cepat ku ambil kotak berukuran besar itu dengan kedua tanganku, saat aku akan membawa ke dalam rumah.

“Sebentar mbak, harus difoto dulu.” Ucapnya dengan cepat.

“Apa?!” Kontan saja aku terkejut dan melotot ke arahnya.

“Paketnya, udah kewajiban perusahaan.”

“Ya udah cepet mas.” Ucapku pasrah, meski dia memotret kotak paket itu, namun aku yakin kalau dirinya sedang memotret seluruh tubuhku.

“Terima kasih.” Ucapnya sambil cepat cepat pergi meninggalkan rumah, aku sangat yakin kalau dirinya sudah memotret seluruh tubuh vulgarku.

“Ya udah lah paling dijadiin bacol orang.” Ucapku sambil pasrah membawa paket tersebut ke dalam rumah, ada sensasi lain yang kurasakan ketika tahu ada orang lain yang memiliki foto vulgarku, aku harap semoga tidak tersebar saja.

Selesai memberikan paket pada ibuku, langsung saja aku masuk ke kamar, tidak peduli ibu yang memanggil diriku yang ternyata paket itu untuk tetanggaku, aku sudah cukup dipermalukan di hadapan keluarga dan orang lain. Barulah setelah mengenakan pakaian dan merias sedikit wajahku, aku keluar kamar dan memberikan paket tersebut pada tetanggaku.

Ketika tiba di kamar, pacarku, Alvin akhirnya menghubungiku melalui telpon, dia berkata kalau sepanjang hari ini sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak sempat memberikan kabar, dia pun bertanya mengenai lemburku, kujawab dengan sesantai mungkin, “Iya sayang ga apa apa, kan kamu juga sibuk kerja, aku baru pulang koq.”

Kami pun ngobrol mengenai banyak hal, namun ketika melihat foto keluargaku di dinding kamar, tiba tiba aku terbayang mengenai apa yang terjadi saat pulang kerja barusan, entah kenapa aku mendadak terangsang dan mengusap memekku dari luar celana. Alhasil kami pun ngobrol sambil membayangkan kalau pacarku sedang berbuat mesum dibalik telepon ini dengan ibuku.

Hingga tiba tiba pacarku berkata, “Sayang lagi pengen nih.”

“Sama sih kebetulan aku juga lagi pengen, Mau VCS aja atau gimana??”.

“Mau VCS, kalau gitu aku tunggu ya.”

Setelah mematikan ponsel, aku segera menyalakan laptop dan memutarkan salah satu lagu EDM, kemudian ku hubungi pacarku lagi dengan video call dan meletakan ponsel tepat di layar laptopku mengarah ke arahku, tanpa basa basi aku langsung bergoyang mengikuti irama musik sambil melepaskan satu persatu pakaianku, pacarku pun mulai mengocok kontol perkasanya sambil menatapku dengan pandangan penuh nafsu.

Kugoyangkan tubuh ini sangat vulgar sambil melepaskan pakaian luarku dan memastikan supaya sangat erotis, namun entah kenapa saat aku hanya mengenakan pakaian dalam saja tiba tiba aku kembali teringat tentang perselingkuhan pacarku dengan ibuku, mendadak birahiku tinggi dan ingin sekali kejadian tersebut terulang, entah karena sengaja ataupun hanya sebatas insiden namun aku ingin sekali kontol yang sedang dikocok di hadapanku berada di dalam memek ibuku lagi. Setelah seluruh pakaianku terlepas semuanya, kuremas toketku sambil mengocok memeknya dengan tatapan sayu menggodanya, mulutku pun terbuka dan mendesah pelan supaya tidak terdengar keluar kamar. Entah kenapa pikiran ini ingin sekali pacarku selingkuh kembali dengan ibu dan aku hanya menikmatinya melalui desahan dan suara mereka.

Kunikmati kocokan kontolnya dan tatapan penuh nafsu yang seolah ingin merasakan diriku hingga pacarku tiba tiba memintaku untuk menaikan satu kaki ke atas kasur dan mengocok memekku semakin cepat sambil menutup mata ini, kuturuti apa yang dia mau karena dengan begitu juga aku bisa bebas membayangkan pacarku sedang selingkuh dengan ibu, remasan toket ini semakin keras, bergiliran kiri dan kanan, kocokan memek pun semakin cepat hingga cairannya berhamburan ke atas lantai.

Setelah kurang lebih 5 menit colmek, aku mengerang panjang dan meminta pada pacarku, “Aahh sayang, kamu udah pengen keluar beluum, aku udah ga tahan pengen keluar banget sayaang, aahh..” Tentu sambil memejamkan mata ini

“Uuhh ga boleh sayang, kamu tahan ya, biar aku aja yang keluar, kamu tahan ya aku masih lama banget”

“Enngghh Ta.. tapi sayang.. Aahh udah ga tahaan.. Pengen keluaar.. Eenhhh..” Pintaku sambil menggigit bibirku, menahan rasa nikmat yang semakin menjalar di sekujur tubuhku, bahkan tubuhku sampai bergoyang maju mundur saking tidak kuatnya.

“Aahh ga boleh sayang, kamu tahan ya, kocok lebih cepat lagi sayang, aahh..”

Aku pun menganggukkan kepalaku sambil menahan orgasme sialan ini, ku kocok semakin kuat dan cepat, tanpa peduli suaranya akan keluar kamar, pacarku bahkan memaksaku untuk berkata kalau aku tidak suka dengan orgasme dan memakinya.

“Aahh aahh.. Aku ga suka orgasme.. Oohh, aku paling benci orgasme.. Aahh aahh.. Aku ga mau orgasme sayang.. Aahh aahh aku ga suka orgasme sialan inii.. Aahh ahh..” Seandainya aku boleh membuka mata pasti kini aku melihat pantulan wajahku di kamera yang sudah memerah karena menahan orgasme dan nafsu yang semakin menguasai diriku.

“Oohh oohh bagus sayang aku mau keluaar.. Aahh.. aahh..” Ku dengar lolongan panjang pacarku yang kurasa sedang orgasme.

Lalu aku mencoba bertanya padanya, “Udah sayang? Boleh aku orgasme ga? Atau mungkin udahan?”

“Uuhh jangan sayang, biarpun aku udah keluar banyak tapi aku masih pengen liat kamu colmek, sabar ya, setengah jam lagi kamu tahan kaya gitu.”

“Ga usah tapi tapian, pokoknya setengah jam kamu harus colmek angkat 1 kaki, ga boleh buka mata sampai aku suruh buat buka dan berhenti, kamu juga ga boleh istirahat sedikitpun, bahkan ga boleh orgasme, aku lagi rekam video ini, kalau kamu melanggar salah satu dari itu, aku sebarin video colmek kamu ini.”

“Aahh ahh.. Iya sayang iyaa.. Oohh” Aku pun kembali mengocok memekku sangat cepat sambil meremas kedua toketku bergiliran dan menggesek klitorisku, rasanya sangat nikmat luar biasa namun justru menyiksaku karena aku dilarang untuk keluar sedikitpun bahkan untuk sekedar beristirahat.

Entah apa yang terjadi setelahnya, aku tidak mendengar apapun dari pacarku namun aku tidak berani membuka mata meski hanya sekedar mengintip, aku takut pacarku serius dan menyebarkan video colmek ku.

Waktu berjalan seolah sangat lambat, keringat pun sudah bercucuran ditubuhku, rasanya seperti sedang mandi padahal suhu kamarku tidak panas ataupun lembab. Semakin lama ku tahan orgasme ini semakin menyiksaku, pikiranku pun melayang entah kemana, ingin sekali orgasme karena rasanya sudah benar benar diujung.

Sampai akhirnya aku kembali mendengarkan suara pacarku, “Sudah setengah jam sayang, kamu boleh lepasin tangan kamu, gimana sayang rasanya nahan orgasme selama ini.”

“Aahh.. nyiksa banget sayang.. [Hahh.. hahh..] Aku udah boleh buka mata?” Kataku sambil mengatur nafasku.

“Belum boleh sayang, tunggu sampai aku suruh, sekarang taruh kedua tangan kamu di atas kepala terus lebarin kedua kaki kamu, tubuhnya agak sedikit turunin, nah kaya gitu, lidahnya keluarin”

Entah apa yang sebenarnya sedang terjadi, aku hanya menuruti apa perintah pacarku meski kini posisiku sangat memalukan, “Kalau kamu pengen orgasme, sekarang waktunya, gerakin tuh pinggul sesuka hati kamu sampe crot, tangan di atas kepala kamu.”

“Ta.. tapi sayang, gimana caranya aku orgasme tanpa rangsangan.”

“Hahaha itu urusan kamu sayang, ayo mulai sekarang juga, ada hukumannya loh, setiap 1 menit sama dengan 2 hari kamu ga boleh orgasme.”

Aku pun menganggukan kepala dan mulai menggoyangkan pinggulku, berusaha merangsang dengan hanya membayangkan saja.

“Hahaha lucu banget toket jumbo kamu goyang kesana kemari, pasti pengen banget ya??

..Nah ayo goyang lebih cepet lagi, bayangin tuh memek ga berguna kamu digenjot orang lain..

..ayo lebih semangat lagi, udah 2 menit nih artinya 4 hari kamu ga boleh orgasme hahaha aku tunggu selama apapun sampai kamu crot pokoknya..”

Pacarku terus memanasi diriku, sialnya aku sama sekali tidak merasakan apapun sekalipun sudah membayangkan sedang ngentot dengan pacarku atau bahkan orang ganteng yang kerap berbelanja di minimarket, terasa benar benar hambar.

“Hahaha udah 5 menit, gimana nih 10 hari loh kamu ga boleh orgasme, mau berapa lama lagi.”

Aku semakin berusaha keras bagaimana caranya orgasme tanpa sentuhan sama sekali, sampai akhirnya ku kembali teringat tentang perselingkuhan pacarku dengan ibu, membayangkan bagaimana pacarku sedang ngentot dengan ibu, dan entah kenapa nafsu birahiku semakin memuncak ketika membayangkan hal tersebut, “ahh ahh..” Aku bahkan bisa mendesah keenakan ketika membayangkan hal tersebut.

“Wah udah mulai nih, kamu ngebayangin apa hayo sampai bisa mendesah kaya gitu?”

Aku hanya menggelengkan kepala saja, wajar karena malu mengakui kalau aku suka dengan perselingkuhan pacarku. Aku pun semakin mendesah keenakan, sampai akhirnya aku mengerang dan akhirnya aku bisa orgasme tanpa disentuh [CROOTT!! CROOTT!! CROOTT!!] yang membuatku tidak menyangka adalah aku bisa orgasme sangat banyak dan hebat padahal tidak disentuh sama sekali, hanya dirangsang melalui imajinasi dan bayangan saja..

“Wah hebat ya bisa orgasme tanpa disentuh hahaha padahal cuma ngebayangin doang, selamat loh sayang, kamu cuma harus tahan orgasme selama 16 hari doang.”

Aku tersenyum dan mengangguk saja, lalu kutanyakan, “Boleh buka mata sayang?”

“Ya udah buka mata pas udah denger nada video call berakhir ya, soalnya aku mau ada perlu sekarang, ga apa apa kan? Udah puas aku kerjain?”

“Iya sayang, terima kasih ya udah ngerjain aku, udah puas banget rasanya direndahkan kamu hehehe.”

Tidak begitu lama nada suara video call pun berakhir pun terdengar, aku langsung membuka mata dan kaget ketika melihat adikku sedang tersenyum sambil menghentikan rekaman ponselnya, entah sejak kapan adikku merekam diriku, namun aku langsung menutup tubuh dengan tanganku dan bertanya padanya, “Adek udah berapa lama disitu?”

Adikku hanya cengengesan saja sambil menghentikan rekamannya dan menutup pintu kamar lalu pergi begitu saja, aku segera menghubungi pacarku dan mengadu pada dirinya, “sayang, adik aku ngeliat dan rekam aku pas kita lagi VCS, pasti karena denger desahan aku deh, aku takut dia ngadu sama ibu dan bapak atau nyebarin ke temen temennya, aku harus gimana? Rebut dan hapus videonya?”

Namun pacarku menjawab, “Ga usah, bacol buat dia tuh, lagian ga mungkin adik kamu sampe nyebarin kakaknya sendiri kan? Logika aja, palingan ngadu sama ortu kamu.”

“Iya sih, ga mungkin juga ade aku tega, terus gimana dong supaya ga ngadu sama ortu aku? Harus aku marahin aja terus hapus videonya?”

Pacarku malah membalas dengan pesan yang sangat mengejutkanku, “Ga usah kamu kirim foto bugil kamu sekarang ke adek kamu terus bilang gini: adikku sayang jangan disebarin ya, kakak janji bakalan kirim terus foto bugil tiap pagi dan malam buat kamu.”

Mataku melotot membaca balasannya, “Sayang, kamu bercanda kan?”

“Kirim kaya gitu sekarang juga!! Ikutin perintah aku!! Kirim foto bugil kamu yang paling jelas keliatan muka dan tubuh kamu, sama foto dari belakang, nungging, lebarin kedua pantat kamu, suruh dia liat kedua lubang kamu atau aku sebarin foto dan video kamu! Nanti kirimin screenshotnya!!”

“Iya sayang.” Dengan berat hati aku pun mencari foto yang sangat jelas menunjukan wajah dan seluruh tubuhku, juga foto nungging dengan memperlihatkan kedua lubangku yang selalu kurawat dan kujaga ini, setelah mengirimkan sesuai dengan apa yang diperintahkan pacarku, lalu ku screenshot dan mengirimkan pada pacarku.

Tidak begitu lama adikku membalas, “Wow serius kak?! Asik tiap hari dapet foto bugil kakak, kalau boleh request foto mandinya juga ya.”

Saat aku akan membalas pacarku pun membalas pesanku, “Nah gitu nurut!! Bagaimanapun dia kan adik kamu, ga mungkin nyebarin foto atau video kamu, lagian tugas kakak kan nyenengin adiknya sendiri.”

Aku pun menyeka air mataku yang mengalir di pipiku lalu membalas pesan keduanya. Setelah itu ku putuskan untuk istirahat, aku tidak mau sakitku kambuh lagi esok hari, untungnya pacarku mau mengerti dan mengizinkan untuk beristirahat. Ku tarik selimut ini, ku pejamkan mata kemudian berusaha untuk tidur tanpa pakaian sehelaipun, karena aku lebih suka tidur telanjang dari pada mengenakan piyama atau gaun tidur seperti perempuan lainnya.

Tiba tiba aku terbangun karena merasa ingin kencing, kulihat jam dinding kamarku, sudah menunjukan pukul tengah malam, “Lama juga aku tidur.” Ucapku sambil bangkit dari ranjangku, karena malas memakai pakaian dan nanti membukanya kembali maka ku putuskan untuk memakai handuk dan melilitkan di tubuhku, setelah aku keluar kamar, aku mendengarkan suara mencurigakan dari kamar orang tuaku, karena kepo aku menguping dari pintunya dan terdengar suara orang ciuman dan sedang mengocok, “wah ayah sama ibu lagi foreplay nih hihihi.” Ucapku sambil berjalan kembali menuju kamar mandi, namun saat melewati ruang keluarga, aku melihat bapak dan om ku sedang ngobrol di sofa, keduanya langsung melotot melihatku yang hanya mengenakan handuk kecil saja memperlihatkan tonjolan toket dan pahaku.

Dengan segera ku pergi dan meninggalkan mereka ke kamar mandi, sambil kencing aku berpikir, “Terus yang di kamar siapa dong??”

Selesai kencing aku berdoa supaya bapak dan om tidak mengejar sampai kamar mandi, untung saja ketika ku buka pintu ini mereka tidak ada di depan pintu, “Ah syukurlah.”

Aku pun kembali ke ruang keluarga, kini om dan bapakku sudah tidak ada disana, “Oh udah masuk kamar, atau jangan jangan lagi foursome?” Pikirku sambil penasaran.

Dengan langkah cepat aku kembali ke kamarku, karena letak kamarku dihapit oleh kamar orang tua dan adikku, apalagi dengan tembok tipis tanpa langit langit, bisa terdengar jelas suara yang terjadi di kedua kamar tersebut, begitu juga mereka yang bisa mendengarkan suara dari dalam kamarku.

Tidak ku sangka aku mendengar suara vulgar dari kiri dan kanan kamarku, aku punya 2 adik, lelaki dan perempuan, aku juga tidak mengerti kenapa mereka ditempatkan di satu kamar yang sama, “Bentar, kalau di kamar ortu ayah dengan om sedang foursome, terus apa yang terjadi di kamar adikku? Apa mereka lagi incest juga?”

Dengan 1000 tanya di pikiranku dan rasa penasaran yang sangat kuat, maka ku putuskan untuk keluar kamar hanya mengenakan handuk kecil saja mengintip melalui lubang kunci apa yang terjadi di kedua kamar itu. Pertama aku mengintip ke kamar ortuku dan terkejut melihat adik lelaki ku sedang dilayani 3 perempuan cantik di keluargaku, saat itu ku lihat ibuku, tanteku, dan keponakanku sedang nyepong dan menjilat kontol adikku sementara dirinya sibuk mengarahkan dengan ponsel ibu sambil menikmati sepongan dan jilatan mereka bertiga, sesekali kulihat salah satu dari mereka bangkit untuk ciuman dengan adikku atau menyodorkan toket jumbo mereka masing masing.

Dari posisiku bisa kulihat dengan jelas pantat dan belahan memek ibu, tante, dan keponakanku, entah apa yang terjadi padaku, tiba tiba saja aku lebih ngiler dengan lubang dan pantat mereka semua ketimbang dengan kontol adikku yang ternyata sangat besar dan panjang, bahkan ukurannya jauh lebih dari pacarku padahal usianya jauh lebih muda, kunaikan bawahan handukku dan mengusap belahan memekku, meski rasanya sangat enak colmek sambil nonton live show orgy namun aku berpikir untuk menikmati tontonan ini dengan cara lain, yaitu hanya saling menggesekan kedua pahaku dan mengusap pahaku dengan tangan ini secara perlahan, “uuhh memekku semakin gatel..” Pikirku sambil terus menonton mereka semua.

Tiba tiba aku kepikiran, “Kalau disini ga ada bapak sama om, itu berarti..” aku pun merangkak menuju pintu kamar adikku, entah kenapa aku memilih merangkak padahal bisa jalan kaki kesana, setibanya di depan pintu kamar adikku, dengan perasaan deg degan ku intip dari lubang kuncinya, benar saja pikiranku, saat itu adikku sedang digenjot ayah dengan posisi misionaris dengan kakinya berada di pundak ayah, sementara itu kontol om sedang disepong oleh adikku. “Uuhh kenapa keluargaku jadi gini semuaa..” aku pun kembali menggesekan kedua pahaku sambil mengusapnya dengan tanganku, “Uuhh pengen dientot jugaa.. Aahh kayanya enak digenjot ayah kaya gini.. Oohh tapi penasaran pengen jilat juga..” jujur saja aku tergoda melihat pantat bapak, seolah ingin sekali melebarkan pantat itu dan mengulum lubangnya, namun aku jauh lebih tertarik dengan milik ibu, tante, dan keponakanku.

Aku pun melepaskan mataku dari lubang kunci lalu merangkak dan kembali mengintip ke kamar ortu melalui lubang kunci, kini terlihat ibu sedang WOT adikku sambil mengarahkan ponselnya, sementara tangan adikku mengocok memek keponakanku dengan tangan kirinya sementara telapak tangan kanan adikku terdiam di memek tanteku, terlihat wajah keenakan keponakanku namun berbeda dengan tanteku yang terlihat frustasi namun hanya menggigit bibirnya saja tanpa bergerak sama sekali, “Aahh lagi ngentot.. Aahh pengen ngentotin adek juga..” Ucapku dalam hati sambil kembali menggesekan kedua pahaku, berbeda dengan sebelumnya, tangan kananku mengusap kedua paha dan perutku bergantian, sementara tangan kiriku memilin dan mengusap toketku dari luar handuk ini.

“Setelah anak kamu crot di memek kamu, langsung gilir sama Alya sampe crot abis itu kalian sepong barengan lagi, Tante Mira ga usah soalnya gagal jalankan tugas.” Aku melotot sampai terdiam mendengar suara pacarku yang ternyata dalang di balik ini semua.

Tante ku pun membalas, “Aahh terus tante cuma gini doang sayang? Nanggung banget rasanya aahh pengen goyang..”

“Ga boleh!! Suruh siapa gagal!! Hukuman buat tante buat 3 hari kedepan ga boleh ngentot sama siapapun atau colmek, ngerti!?”

“Aahh iya ngerti sayang.”

“Sini dek supaya kamu ga nanggung amat.” Setelah memberikan ponsel pada Alya, ibu langsung merangkul pundak tante dan langsung ciuman dengannya.

“Oohh pengen ciuman sama ibu kaya gitu..” ucapku sambil kembali merangsang diriku dengan menggesekan paha dan mengusap toketku dari luar handuk ini, rasanya benar benar nanggung dan benar benar ingin merasakan apa yang terjadi di dalam sana.

Lalu tanteku terlihat begitu nafsu membalas ibu sampai menggoyangkan pinggulnya, reflek saja tangan ibu mencengkram kedua sisi pinggul tante, “Huus jangan digerakin, kamu lagi di hukum.”

“Abisnya kaa.. Emhh Gatel banget.” Balas tante Mira sambil menatap ibu dengan pandangan sayu, terlihat sekali tante sedang birahi hebat..

“Cup cup cup, ya udah tahan ya, cuma 3 hari doang koq, lagian kamu sih gagal ngejalanin tugas.”

“Abis nya.. Abisnya..” Belum sempat membalas ibu langsung mencium bibir tanteku dan tante pun membalasnya dengan penuh nafsu, membuatku ngiler ingin juga merasakan bibir ibu.

Aku benar benar tidak habis pikir, tidak tahan lagi dengan birahi ini, aku segera kembali ke kamarku dan membayangkan apa yang sedang terjadi, aku pun rebahan di atas kasurku sambil menggesekan kedua paha ini sambil mengusap toket, paha, dan perutku dari luar handuk, menikmati desahan di kedua kamar ini, sampai samar samar aku seperti mendengarkan suara musik persis seperti apa yang diputarkan saat VCS dengan pacarku.

Segera ku hentikan diriku dan pergi merapatkan gelas plastik yang ada di kamarku lalu merapatkan telingaku ke pantat gelas itu agar suara di kamar sebelah semakin jelas terdengar, ternyata memang benar, dikamar ibu sedang diputarkan rekaman saat aku VCS dengan pacarku, lalu terdengar suara tanteku yang berkata, “Anakmu lonte banget sih sampe gini amat goyangnya, mau kita ajak aja? Atau kita lontein aja? Lumayan duitnya buat bagi bagi.”

Aku terkejut dan langsung membayangkan diriku dijual oleh ibu atau tanteku namun uangnya 100% jadi milik mereka, namun Ibuku segera menjawab dengan tegasnya, “Ga usah!! udah biarin aja anak itu menikmati hidupnya dengan colmek aja, bener kan sayang?”

Lalu terdengar suara pacarku, “Iya sayang, aku juga lebih seneng mainin dia, nanti kalian bisa liat sendiri di video rekaman gimana dia nurut banget waktu aku suruh tahan orgasme hahaha malah ku hukum 16 hari tanpa crot.”

“Hahaha kasian banget, aku aja 3 hari ga tahan, apalagi 2 minggu lebih hahaha.” Mereka pun tertawa bersamaan.

Wajahku langsung merona kemerahan ketika mereka merendahkan diriku, namun entah kenapa aku justru sangat menyukainya. Lalu ku dengar ibu cerita tentang diriku, “Oh iya, tadi sore juga aku suruh dia ambil paket keluar rumah loh cuma pake handuk kecil doang, terus belahan toket besar dan pahanya difoto sama kurir, pasti sekarang jadi bahan coli tuh foto anakku hahaha Kita bikin kaya gimana lagi ya biar dia makin malu lagi?”

“Gimana kalau..” dengan segera langsung kulepaskan telinga dari gelas plastik ini, jujur saja aku penasaran apa yang akan dilakukan ibu, pacarku, atau tanteku untuk mempermalukan diriku, namun aku memilih untuk menutup telingaku dengan kedua tanganku supaya tidak mendengarkan apa yang mereka rencanakan, setelah 10 menit berlalu, ku lepaskan tangan dari telinga dan kembali menguping kembali melalui pantat gelas yang dirapatkan ke dinding kamar, terdengar suara ibu yang berkata “..jadi ga sabar, pasti dia malu banget tuh, uuh seneng deh lecehin dan permalukan anak sendiri hahaha.” Mereka pun tertawa bersamaan, jujur saja aku jadi penasaran apa yang akan ibu lakukan untukku.

“Ya udah abis giliran Alya kalian puas puasin ngentot deh sampai ketiduran, kecuali buat tante ya, inget tante masih masa hukuman, cuma boleh sepong dan jilatin memek doang, ngerti?”

“Iya sayang ngerti, lagian Miya jagain aku koq, iya kan sayang?” Kemudian aku mendengarkan suara seperti orang sedang ciuman, kemungkinan tante Mira dan ibuku, Miya sedang ciuman.

“Nah gitu dong, sebagai budak kalian harus saling mengingatkan, ya udah kalau gitu aku tidur dulu, nanti kasih tau suami kalian ya.”

“Okay.”

Karena penasaran aku langsung beralih ke dinding satu lagi dan menguping ke kamar adikku dengan cara yang sama, tidak begitu lama terdengar suara pintu dibuka dan terdengar suara ibu yang berkata, “Sayang, katanya kita udah boleh tidur, kayanya 1 jam lagi kita mau tidur duluan deh, gimana sayang rasa memek anak kita? Enak kan?”

“Uuhh memek Alma jauh lebih nikmat dari memek kamu sayang aahh mantab.”

Lalu om Hamid pun berkata, “Ah gara gara si Mira gagal ngejalanin tugas kepaksa cuma boleh ngerasain mulut aja, lagian apa susahnya sih disuruh nahan orgasme sebentar doang.”

“Bukan salah istri kamu juga sayang, toh Mira juga kan dikasih perangsang sapi makanya dia ga kuat, lagian digangbang kasar 20 orang siapa yang kuat nahan orgasme sih sayang, udah ya ga usah ngambek lagi, aku sepongin deh Sluurpp.. Sluurpp.. Sluurpp..”

Aku kembali menggesekan pahaku sambil mengusap toket ini, membayangkan kalau ibu sedang nyepong kontol Om Hamid. Tidak sampai disitu saja tiba tiba bapak berkata, “Wah memek kamu masih netes sperma Andi hahaha aku kocokin ya sayang.” Dan tidak lama kudengar suara orang sedang mengocok sangat cepat dan kuat.

Seketika ku gigit bibir ini dan membayangkan sedang dikocok oleh bapak, rasa nikmat pun kembali menjalar di tubuhku, apalagi ketika ku dengan suara desahan ibu yang nampak keenakan karenanya, “Aahh ahh.. Enak sayang.. Aahh.. kamu memang paling jago ngocok.. Oohh apalagi digenjot sama kontol kamu.. Ayo sayang sekali aja genjot memek aku.. [PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!!] Oohh oohh.. Iya sayang aahh enak bangeet.. Oohh..”

[Croott!! Croott!! Croott!!] Aku pun orgasme sangat hebat hanya mendengarkan suara desahan ibu, hentakan, dan membayangkan sedang digenjot oleh bapak, padahal sama sekali tidak menyentuh memek atau toketku, “Uuhh aku udah ngelanggar perintah.. Besok aku harus minta hukuman sama pacar aku..” aku pun meletakan gelas di meja kamar dan mengambil ponsel sambil rebahan di kasur dan mengetikan sesuatu di salah satu aplikasi chat, “Sayang aku ga sengaja orgasme, kamu mau hukum aku?” Namun tidak mengirimnya supaya besok hanya tinggal mengirimkan saja.

Ku Letakkan ponsel dan menarik selimut ini, aku pun memejamkan mata berusaha untuk tidur sambil menikmati desahan yang semakin bersahutan ini, “Uuhh pasti enak sekali bisa puas puasin ngentot semaleman.”
 
Ku kira cuck cowok ternyata cewek...mantap sist.. lanjutkan... ditunggu updatenya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd