Gimana Bud, udah bisa dilumpuhin? tanya Insane yang terlihat sudah tidak sabar ingin segera memuntahkan peluru dari senjata yang dia pegang.
Belum San, agak sulit. Mereka sudah membentengi jaringan mereka dengan cukup baik, sepertinya perlu waktu lebih lama untuk bisa membobolnya, jawab Budi yang masih mengotak-atik laptopnya.
Hmm, jadi mereka sudah bisa menebak apa yang akan kita lakukan ya? Sepertinya hari ini bakal benar-benar menjadi hari yang seru, ujar Assassin ikut mengomentari.
Ya, mereka sudah memperkirakan langkah-langkah kita, makanya kita harus lebih berhati-hati lagi. Budi terlihat sedikit kesulitan, karena selain harus menembus jaringan musuh, ternyata Steve dan David juga sedang melacak keberadaannya.
*****
Shit! tiba-tiba terdengar Steve memaki, membuat David terkejut.
Whats wrong bro?
Other people trying to attack our server.
Other people? Who?
I dont know. Go find him.
Okay.
Dave, i thing we should tell the boss.
Yeah, i think so.
David kemudian mengambil ponselnya dan menghubungi Bastian yang sekarang sedang berada di bangunan utama dari villa ini. David memberitahu tentang apa yang sedang mereka alami, dan Bastian hanya menjawab bahwa dia akan segera kesana.
How?
Hes coming here.
Dave, masih belum bisa dilacak? tanya Bastian kepada David.
Belum boss, sulit juga ini sama seperti Venom, tapi sepertinya dia tidak berasal dari luar negara ini, jawab David dengan kedua tangan masih sibuk di keyboard komputernya.
Hmm, siapa hacker di negeri ini yang memiliki kemampuan setara dengan Venom? Kupikir Venom sudah yang terbaik, Bastian bergumam sambil memikirkan kemungkinan-kemungkinan siapa yang sedang menyerang mereka selain Budi.
Mungkin temannya Budi di Vanquish Bas, ujar Rio memberikan pendapatnya.
Kayaknya nggak deh, di Vanquish yang ahli ginian kan cuma si Budi.
Lu lupa masih ada 1 orang lagi yang kita nggak tahu kemampuannya seperti apa?
Oh iya, bener, si Unknown. Bisa jadi dia sih. Dave, Steve, do your best.
Siap boss.
Bastian kemudian mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
Halo, mereka udah disini. Kalian berempat bawa orang-orang itu naik, nanti kalau sudah dengar suara-suara tembakan, kalian sikat mereka dari belakang.
Siapa Bas, Mata Angin? tanya Rio saat Bastian selesai menelpon.
Iya, udah waktunya buat mereka naik.
Emang senjata kita sama orang-orang yang disini nggak cukup?
Jaringan kita sebentar lagi pasti bisa dibobol sama mereka, dan orang-orang kita mungkin dengan jumlah segitu masih bisa mereka atasi. Tapi gue yakin mereka bakal kelimpungan kalau dapet serangan dari belakang juga.
Yah percuma dong kalau senjata kita bisa dilumpuhin mereka, rugi banget ngeluarin duit sebanyak itu tapi nggak bisa dipakai Bas.
Lu pikir gue ngeluarin duit sebanyak itu cuma buat dilumpuhin?
Maksud lu?
*****
Done! pekik Budi setelah berhasil melumpuhkan jaringan lawannya. Dia kemudian menyerahkan laptopnya kepada Shadow dan mempersiapkan senjatanya sendiri.
Jaka, gimana kondisi disana? tanya Insane kepada Jaka dengan menggunakan radio.
Mereka sudah bersiap. Posisinya seperti yang sudah digambarkan tadi, jadi kalian bisa menyerang sesuai rencana.
Oke kalau gitu. Aku, Assassin, Insane dan Hurricane masuk dulu, Shadow dan Queen lindungi dari belakang, Mas Jaka back up sisanya, ujar Budi yang menjadi pemimpin operasi pagi ini.
Siap! jawab mereka serentak.
Are you ready guys? Lets have a party started!