Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Underestimated

Didapatinya ida berbaring lurus menelungkup dengan memakai sarung yang hanya bisa menutupi setengah paha telanjangnya sampai kepunggung.

“Apa pula maksud anak ini ... minta diurut lagi? Nggak tau diri, minta bayaran, minta nyaman, minta enak” Tapi mangsa tetap mangsa, jangan biarkan mangsa merdeka.

Apa yang diharap ida lain yang didapat, tapi surprise, dirasakannya jilatan di bongkahan bokongnya, menelusuri belahan, dan lekuk pinggul belakang, naik keatas terasa lidah kasar menjelujuri punggung, sembari pakde menyingsingkan sarung keatas. Kurang ajar pakde memelorotkan cdnya sedikit kebawah agar bisa gumpalan pantatnya digerayangi tangan dan lida. Kontan geli menyengat menggelinjangkan Ida. Sambil menjilati pakde memelorotkan kembali cdnya sampai lepas. Mencuekkan bagian yang lain pakde berkonsentrasi diwilayah yang kemarin lusa kurang tergarap. Dari belakang dijjilatinya sisi paha belakang dan dalam, sesekali digigit ringan. Paha Ida merapat lututnya rapat menekuk kegelian, tak sengaja mengangkat bokongnya. Tanpa menyikan kesempatan tangan kirinya menelusup kebawah perut, menjangkau bibir liang, empat jarinya memegang disana, tangan kadannya memerah sisi dalam pangkal batang paha sambil menyentuh-nyentuh bibir kemaluan.

Cunnilingus-07-Forbidden-Fruit-0-0.jpg
FORBIDDEN FRUIT

Kontan Ida mendapatkan pijat vitalitas dan mandi kucing. Semakin kegelian, Ida semakin mengangkat pinggulnya tingi, pakde sigap meraih bantal mengganjal bawah perut agr pinggul itu tetap tinggi.

Semakin intens bibir kemaluannya digarap dari atas dan bawah, depan dan belakang. Semakin kurang ajar, jari tangan kanan pakde bergantianmenekan bibir kemaluan bawah ke liang anus, menggunakan jari tengah dan jempol. Semakin tinggi pinggul itu melengkung, ditahan kemari pakde dikedua lipatan paha. Beban tubuh atas Ida menumpu di kedua tangan, pipi menempel dikasur, pinggul diangkat tinggi menahan dera geli dan nikmat. Sarung sudah melorot ke leher. Posisi Ida kini hampir seperti mengungging. Keasikan menggeliat semakin membubungkan pinggul, mengabaikan bahaya mengancam

Kembali pakde menunjukkan kesabarannya, berkutat hanya disekitar itu, benar-benar memprioritaskan, area kemarin yang paling terabaikan Liang itu kini sudah basah berlendir. Jemari Ida hanya mampu meremas-remas kasur, menahan gemas dan nikmat yang mendera.

Tanpa sedikitpuan melepaskan korekan jemari dari atas dan bawah, pakde setengah berlutut, Tangan kirinya menekan kuat pinggang Ida agar semkin turun, tangan kananya mengarahkan rudal menyentuh liang yang kini cukup terekspose. Sedari tadi liangnya dikorek, Ida tak menyadari bahaya baru, pusat komandonya langsung dirudal batang yang keras. Terbalik dari kemarin, pusat komando dihajar paling belakang, kali ini dihajar duluan.

REAR ENTRY
Rear-19-Rear-Entry-0-0.jpg

Pakde langsung menekan kuat, hanya mampu melesakkan topi baja.
“Aduhhhh....” jerit Ida, campur antara kaget, nyeri dan nikmat, sama sekali tak menyadari bakalan dicoblos. Karena sedari tadi memang menikmati siksaan pakde dipusat kepekaannya.

Pakde mengerahkan tenaga lagi, sembari sebelah tangan tetap menekan pinggang kebawah, tangan yang lain menahan bokong tak bergerak, amblas sepertiga

“Ahhhhhh.....” mengeluh, tidak kaget lagi, hanya sedkit nyeri dan cubitan nikmat

Sekali lagi pakde menekan paksa, mengamblaskan lebih separuh “Shhhhh....” Ida melenguh....

Sejenak pakde diam, membiarkan relung kewanitaan Ida, membiasakan diri disumpal batang keras.

Sedikit lega, tak sadar Ida merentangkan tangannya lebar lebar, seperti orang mau disalib, sia sia mencari cengkraman, selain spreit yang dicengkram. Ida masih tak bisa menggerakan pinggulnya yang dicengkeram pakde dengan kuat.

Perlahan kini pakde menarik mundur pinggulnya, hampir lepas sebatas helm, dan dengan perlahan didesakkan kembali masuk kedepan. Berulang-ulang perlahan=lahan, melontarkan Ida yang mendesah-desah kelangit ketujuh. Dengan ritmik pasti semakin ringan pakde menghajar liang Ida dari belakang, menghantar Ida yang tak berdaya mencapai klimaksnya.

“Hhhhh........hhh......hhh......hhhh......” pakde menuntun Ida menjelajahi klimaksnya, dengan hujaman batang keras maju dan mundur, dengan ritme desahan nafas Ida, Tapi semakin lama tenaga desakannya semakin dperbesar, kian mengamblaskan, sehingga akhirnya tiap menghujam mampu mementoki ujung rahim Ida.

Hingga akhirnya pakde membiarkan Ida lunglai sejenak.

LAP DANCE
Rear-15-Lap-Dance-0-0.jpg

Pakde melanjutkan permainan berikutnya, dirinya yang setengah berlutut, dihempaskan duduk kekasur, sembari mencengkeram erat-erat pinggul Ida, dimana didalamnya batang nya telah tertancap maksimal. Tersentak kebelakan tubuh Ida, menjadi terduduk terpangku membelakangi pakde yang bersila menumpu bokong Ida.

Punggung Ida rapat menempel bidang dada Pakde, kini mulai diurut urut sperti kemarin menciptakan kenyamanan. Bedanya kini, liang vagina Ida, tetap memberoleh hukuman, tanpa diberi keringanan sedikitpun. Punggung yang lembab berkeringat banyak membantu egek nyaman diurut.. Urutannya beralih ke otot-otot ditulang selangka, yaitu antara bahu dan leher, urat yang sering pegal bila terlalu lama duduk atau menunduk. Posisi memijat dari belakang memungkinkan pakde mengerahkan tenaga cukup, dengn santai. Pijatannya beralih ke sekujur leher dan kulit kepala.

Ida merasa nyaman sekaligus enak, mencengkeram paha yang didudukinya.

Dimesrai demikian perlahan namun pasti mulai menimbulkan bibit kasih dalam sanubarinya. Wwakaupun lelaki asing, tapi perlakuannya ruarrrr biasa. Kali ini pun demikian, kejutan demi kejutan melanda dirinya, yang selalu berakhir dengan kenikmatan dan kemesraan. Bila awalnya mencemooh dan merendahkan, dan mengejek dalam hati sebagai kakek tua dan loyo, kini dirasakannya kejantanannya jauh diatas Yanto suaminya, yang puluhan tahun lebih muda.

“Mmmhhhh.....pakde.....enak deh mijatnya...” Ida membalikan badannya kebelakang, wajahnya mencari wajah pakde, dan mendadak mencium bibir lelaki tua ini dengan mesra. Ida mengeluarkan teknik menciumnya mulai menumpahkan benih rasa sayangnya.

Pakde tetap saja santai memijat kali ini turun ke kedua paha Ida yang lurus rapat. Pijatannya dimulai dari pangkal paha maju kearah dengkul, dengan gaya masing masing tangan memerah batang paha.

“Mmhhhh pakde sayangghhhh....” Sekian lama bibirnya menumpahkan rasa sayang dengan lumatan bernafsu, sambil ditahannya rasa nyaman dan geli dari remasan pijat di batang paha .

Tentu saja pakde bisa merasakan perbedaan ini, ciuman kali ini yang diterimanya adalah ciuman sayang, persis seperti empat hari yang lalu diterimanya dari ponakannya.

Karena kian geli tak tertahan, Ida melepas ciumannya, melenguh, menggeleng-gelengkan kepala, karena hanya itu yang bisa dilakukannya. Menggerakkan pinggul tak berani.

Kini pakde mulai menggigiti bahu menambah titik geli baru. Sebaliknya pijatan nya mulai berkutat diseputar pangkal paha, menimbulkan desir nikmat baru, sekaligus rasa nyaman, penghiburan kesesakan diliang yang tak kunjung reda.

“Mau enak lagi sayang ...” pakde membalas bisikan mesra Ida,

“Nggghhhhh....” tak menolak aritnya mengharap

“Masih kuat...” pak de meggoda

“Asal pakde jangan nakal ....shhhh” entah apa pula maksud bocah ini agar tidak nakal, wong dari kemarin terus dikurangajari, semakin geli pijatan dipangkal pahanya.

Kini pakde mulai menyerang, kedua payudara yang sedari tadi bergelantunan terlupakan. Posisi tangannya sangat pas membelai belai dari belakang, sebebas-bebasnya. Belaiannya merambah kemana mana dari dengkul, menjelujuri paha, naik keperut, merambah daging montong yang bergantungan, sekian lama semakin mendesir nikmat.

“Sayang....hhhh...” Ida mulai lagi mendesis, kali ini mulai bersayang-sayang

Disambut dengan belaian yang merambah kemana mana. “Shhh....”

Sesekali pakde meremas keras payudara motok, menambah gelinjangan. Pakde konstan mempertahankan intensitas belaiannya Ida mulai mendaki, tapi tak mampu bergerak

“Pakde....ohhh.. sayang ohhh...ayooo...ohhh” Ida mengharap dibantai kembali

Bukannya membantai, malah santai bangkit, sembari mendorong bokong Ida, naik, kembali seperti posisi awal, Ida menungging. Sedkit beda kali, pakde sempurna tegak berlutut.

Bila tadi pinggulnya menghantam, sekarang dicengkerammua bongakah bokong, didorongnya kedepan, mencabut perlahan batang keras, dan kemudian menarik kembali kuat perlahan, kembali mengamlaskan batang. Beberapa kali diulangnya dorongan dan tarikan bokong, seolah mengajari, “beginu loo ndukkk”

Merasakan kelegaan dan deraan nikmat, perlahan Ida mengerahakn tenaganya menarik pinggulnya “Shhhh...” dan perlahanmendorong mundur ‘nggghhhh...’ terasa berat mengganjal.

Upaya Ida menari dan mendorong pinggul sangat peralah, lebih pelan dari ritme pakde sebelumya, “Ooooo ini anak awalnya doyan lembutttt sekali.”

Belasan kali sangat perlahan Ida mengulangi tarikan dan dorongan pinggulnya, menahan deraan nikmat dan keseakan diliangnya, “Hhhhh.....hhhhhh....hhh.....” lenguhannya seiring tarikan dan dorongan, masih sangat perlahan. Akhirnya gerakan pinggulnya mulai sedikit bervarias, Ida melengkungkan pinggangnya saat menarik , pakde merasa perasan kuat dibatangnya, yang tentusaja menggandakan kenikmatan yang sedari tadi dikejar Ida.

Cepat juga ida mencapai klmaks ketiganya. Rupanya perempuan ini menyukai hujaman ekstra lembut. Hati hati pakde, bergerak selanjutnya, disingkirkannya bantal yang ada, tangan kananya menekap paha Ida agar tetap menempel, didorongnya pinggulnya merebahkan Ida tertelungkup, tanpa membuat batangnya terlepas. Pakde menyelipkan pergelangan kaki untuk ditindih kedua paha Ida dan mengambil posisi berlutut. Direbahkan tubuhnya menindih rapat dengan pergelangan tangan menyelip dibalik ketiak, dalam posisi ini, pakde meraskan batang yang tertanam lebih dari separuh, Kedua tangnya menangkup sepasang payudara montok yang gepeng tertindih, dengan telunjuk dan ibu jari kontan memilin puting.

Kembali pakde memulai aksi yang terbilang nakal bahkan kurang ajar. Menekan kebawah pingggulnya sekuat tenaga, mengakibatkan batannya bak mendongkel keras diding lvagina Ida. “agghhhhhh...” Ida memekik

JOCKEY
Rear-13-Jockey-0-0.jpg

Ditirunya ritme kesukaan Ida, kembali pinggulnya menekan keras.

“Sayang... terimalah ini ....” pakde membisik ditelinganya dihujaman ketiga sekuat tenaga.. yang diniatkan pakde merasuk kealam bawah sadar Ida, yang sudah lepas kendali sedari tadi

Ditekannya lagi... dan lagi... dan lagi sambil membisikan kata sayang

Diberlalunya badai, pakde tetap menelungkupkan badan diatasnya, menimbulkan kesan mesra didekap kaut., dibiarkanya lama, mungkin lima menit.

Ida mulai kembali membuka matanya, lunglai tubuhnya dideera klimaks beruntun ‘Yangg ...geser’, Pakde menelentang, ganti Ida yang menelungkup. Kali ini Ida yang bertingkah mengecup-ngecup mesra seluruh wajah laki tua. Sekian lama akhirnya disadari sesuatu mengganjal keras diperutnya, dengan sedkit nakal, digeserkan perutnya membuat batang itu bak tergerus kiri kanan.

“Yang ... aku kan nggak bisa ngurut, ngurut yang lain yaaa” Ida mulai kian kerap membahasakan yang sayang.

Walaupun masih terasa lemas, Ida menurunkan wajahnya, mulutnya menggapai tiang keras yang ada menngganjal. Dijilatnya topi baja, bak memberikan salam.Diselomotinya batang atas, ditimpali dengan kocokan cepat saling bergantian

“Wah ...tak kalah lihatinya ni anak, sebanding dengan Widia” heran juga kembali mendapati perempuan muda bisa ‘cock sucker’

“yang kamu jangan crita pada siapapun tak bisa ngurut, terutama ke Widia dan Abie. Cuma ini alasan kita bisa berdua”

“Tapi kan memang aku nggak bisa ngurut, malah yayang yang jago” kenes seraya tetap mengocok

“Betul kok nggak salah, yayang jago ngurut... tuuu..., sedari tadi adik kecapaian, langsung segar yayang urut”

“Nggghhhh...bisa aja” slurup menyelomoti lagi.

Mulai terasa berdenyut siotong berlama-lama dikocok dan dikemot.

“Yang....sepertinya sudah lama....” khawatir Widia ngecek, pakde beralasan.”Gini aja pakde keluar menjaga sikon, kalau tak ada suara, yayang bisa langsung pulang, tutup kamarnya, seperti kemarin. Kemarin gawat lho hampir kepergok, kelamaan.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd