Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Underestimated

Jika Suhu seorang Arga, suhu bakalan milih siapa?

  • Tari Sandra Aryagina

  • Yona Lusiana

  • Fannisa Khairani Pertiwi


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Status
Please reply by conversation.
Thanks updatenya suhu :thumbup Saya suka ... Saya suka :dance:

Hmmmm........ Harusnya yona ngomong.

"Arga jangan bunuh christ... dikebiri aja..... "
:galak::galak::galak:

Tapi nubie curiga nih.....

Itu kenapa kamarnya arga disemprot pengharum???? jangan2 abis dipake ibas sama yona
:remas: :papi: :jempol:

Christ kayanya udah duga arga akan datang, jangan2 udah nyiapin rekaman
:huh:
 
EPISODE 23
--AKU AKAN SELALU BERUSAHA MENEPATI JANJIKU--




“Kakak darimana? Kok baru pulang?”
“Arga, bisa kita bicara sebentar?”
“Tapi kak.”
“Ini urusan laki laki. Kamu milih kakak suruh masuk ke dalam atau berdiri disini nungguin sampai selesai saja dek ?”
“Baik kak. Tari menunggu disini saja.”


Bastian yang baru sampai di rumahnya langsung disambut oleh adiknya, Tari yang sedang mengobrol di teras rumah bersama Arga. Memang seharian tadi, mereka sudah menghabiskan waktu bersama. Acara yang di set oleh Rian tersebut hanya akal akalan semata yang menyebabkan mereka hanya mengisi waktu seharian dengan berkeliling dengan mobil Yona yang memang masih berada di tangan Arga. Sebenarnya Tari ragu membiarkan Arga berbicara dengan kakaknya. Mengingat kemaren malam kakaknya marah seakan melarang Tari dekat dengan Arga sampai berbuat kasar padanya untuk pertama kalinya. Tetapi saat ini ia melihat tatapan lain dari sang kakak yang menyiratkan bahwa ini semua untuk dirinya, adik kesayangan Bastian. Sehingga ia merelakan Arga untuk mengikuti kak Ibas untuk berbicara tanpa dirinya tahu.


Bagi Arga sendiri, ia hanya tenang mengikuti Ibas, kakaknya Tari. Akhirnya ia bisa bertemu dengan kakaknya Tari yang selama ini hanya ia dengar dari cerita Tari. Cerita Tari yang memang menyayangi dan menghormati kakaknya tersebut.


“Akhirnya kita bisa ketemu. Saya Ibas. Kakaknya Tari.”
“Saya Arga kak. Iya kak, saya telah mendengar kakak dari cerita Tari.”
“Hmmm… Kita langsung saja ya. Saya gak mau membuat adik saya cemas dengan tetap melihat kita disana. Dan saya bisa melihat dia mencemaskanmu.”
“Iya kak. Ada yang bisa saya bantu atau apa kak?”
“Gak kok. Saya hanya ingin berbicara dengan kamu. Begini, Saya sudah mengenal kamu selama ini dari beberapa orang kepercayaanku. Dan itu beragam info yang saya dapatkan. Tapi entah kenapa saya merasa kalau kamu orang baik dan mampu menjaga Tari dengan baik. Tapi, jika kepercayaan saya ini kamu khianati, kamu pasti tahu akibatnya.”
“Hmmm.. mungkin saya mengerti maksud kakak. Dan Insyaallah saya akan menjaga kepercayaan kakak. Tapi boleh saya tahu, siapa informan kakak?”
“Nanti kamu bakalan tahu dengan sendirinya kok.”
“Hmmm.. baik kak.”
“Dan satu lagi.”
“Ya kak?”
“Jangan sampai kamu membuat Tari menangis. Karena saya gak akan tinggal diam kalau sampai hal itu terjadi. kamu paham kan maksud saya?”
“Paham kak.”
“Ya sudah. Saya rasa kamu akan merahasiakan pembicaraan kita ini dari siapapun. Maupun dari Tari sekalipun. Ayo kita kembali. Dan jangan lupa apa kata kata saya tadi.”
“Iya kak. Insyaallah.”


Setelah menjabat tangan Ibas, Arga pun kembali mengikuti Ibas yang telah dahulu melangkah mendekati Tari menuju rumah. Tari yang memang sedari tadi berdiri melihat kedua pria tersebut berbicara menjauhinya bernafas lega sesaat Ibas mengusap kepalanya sampai rambutnya berantakan dan memasuki rumah. Sebelum memasuki rumah, Ibas sempat memberi kode untuk melanjutkan pembicaraan mereka yang terpotong olehnya. Cukup heran dengan perlakuan kakaknya.


Arga yang datang selanjutnya hanya bisa menyengirkan mukanya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal tersebut. Ia bisa melihat muka Tari yang menyiratkan pertanyaan yang mungkin tidak akan ia jawab sesuai janjinya tadi pada Ibas. Arga pun mencairkan suasana tersebut dengan mengajak Tari kembali untuk duduk sambil tersenyum yang menenangkan perasaan dan pikiran Tari.


“Ngomong apaan?”
“Gak kok. Hanya perbincangan orang dewasa.”
“Jadi aku gak boleh mengetahuinya? Kamu pikir aku masih anak anak? Gitu?”
“Eh salah, maksudku itu perbincangan pria dewasa.”
“Kamu gak berusaha menutupi dariku kan?”
“Hehehe… Gimana ya. kan aku udah janji sama kak Bastian. Aku harap kamu ngerti Tar. Kali ini aja aku main rahasia-rahasiaan ya.”



Sedikit perbincangan adiknya dan Arga yang terdengar di telinganya sampai akhirnya ia memutuskan untuk tidak mendengar lebih banyak. Ia tersenyum saat Arga yang berusaha untuk menutupi pembicaraan mereka tadi. Walau Arga sendiri susah untuk menutupinya. Dari hal itu, ia bisa menyimpulkan kalau Arga orang yang jujur. Sesuai dengan perkataan orang yang selalu ada di hatinya. Memang Yona sudah menceritakan semua tentang Arga, mulai dari awal pertemuannya sampai akhirnya Yona menyuruh Arga untuk tinggal bersamanya.


“Aku memang lemah Na. sampai sampai aku tidak menemukan kesalahan dari kata katamu. Termasuk penilaianmu terhadap pemuda ini.”


***


“Kamu udah pulang?”
“Mbak mau kemana?”
“Pertanyaanku kamu jawab dengan pertanyaan lagi ya. Hmmm.. mbak mau ketemu sama teman. Katanya ada yang urgent.”
“Mau aku antar?”
“Gak usah. Kan kamu capek. Seharian mengadakan acara amal.”
“Acaranya gak jadi kok mbak?”
“Kok gak jadi?”
“Ya gitu deh mbak. Ini akal akalan pimpinan ABRD aja.”
“Hmmm.. semakin banyak ya yang dukung kamu sama Tari.”
“Kok mbak bisa tau?”
“Gak mungkin kalau pulangnya jam segini kalau gak berduaan sama Tari kan?”
“Hmmm.. maafkan aku ya mbak.”
“Buat?”
“Yaaa.. aku kan make mobil mbak. Dan aku……”
“Udaaahhh… mbak ngerti kok. Mbak pake ya mobilnya sekarang.”
“Hmmm.. itu kan mobil mbak. Kok pakai izin segala.”
“Hahaha.. kamu lupa dengan perkataanku? Kan semua yang mbak punya, punya kamu juga sayang.”
“Hmmm….”
“Udah ih. Jangan mikir jorok kamu. Ketahuan kali.”
“Hmmm…”
“Hihihi.. ketahuan ya. sini kunci mobilnya.”


Arga pun memberikan kunci mobil yang ada ditangannya tersebut. Dengan sedikit paksaan, akhirnya kunci tersebut sudah ada ditangan Yona. Arga yang ketahuan mulai berpikiran tidak tidak hanya mematung. Bagaimana tidak ia memikirkan hal lain, jika Yona seakan mengingatkan kejadian kehilangan perjakanya bersama Yona. Dengan dandanan yang memang seadanya, Yona akhirnya sudah meninggalkan ruang apartemen tersebut setelah berhasil menggoda Arga.


Sepeninggal Yona, ada hal aneh yang dipikirkan Arga. Pertama, tak biasanya Yona pergi selarut ini. Apalagi dengan dandanan yang bisa disebut seadanya. Wajar sih, katanya dadakan. Tetapi dengan berusaha tenang sampai membuat Arga terdiam tadi, seakan menyiratkan kalau dia ingin pergi sendiri. Kedua, Arga mengingat informasi dari Yeni dan Yuni. Bahwa Yona memang orang yang pandai menyimpan sesuatu dengan sendirinya. Ia takutkan kalau Yona saat ini memang menyembunyikan sesuatu. Dan sesuatu itu akan menyebabkan dirinya dalam keadaan bahaya.


Alasan ketiga Arga merasakan hal aneh adalah sikap Yona dua hari ini. Apalagi semalam setelah ia pulang agak malam setelah mengantarkan Tari, Arga melihat mata Yona yang sembab. Seperti orang sudah menangis. Tetapi tidak merasakan seorang yang sedang sedih. Dan tentunya seperti seorang yang sedang menutupi sesuatu.


“Eh… udah pulang. Gimana ngedate nya?”
“Mbak belum tidur?”
“Kebiasaan.”
“Eh… aku gak ngedate kok.”
“Gak ngedate tapi pulangnya ceria kali ya.”
“Hmmm…”


Arga yang baru pulang jam 10 malam tersebut menemukan Yona yang masih nonton TV. Memang ia tak melihat sesuatu berbeda dari Yona selain matanya. Kantong mata yang seakan menyiratkan orang yang habis menangis. Tetapi ia enggan untuk bertanya langsung ke Yona.

“Hmmm… mbak udah makan?”
“Udah kok.”
“Mbak baik baik saja kan?”
“Yaaa… kamu liat sendiri kan.”
“Hmmm… aku ke dalam dulu ya mbak.”


Sambil berjalan ke kamarnya, Arga masih sempat melihat Yona yang seakan sibuk dengan aktifitasnya. Ia tahu kalau Yona sedang menyembunyikan sesuatu. Entah itu apa. Sesampainya di dalam kamar, Arga merasakan kalau hawa kamarnya beda. Memang ia bisa merasakan hal yang berbeda di indra penciumannya. Seperti kamarnya yang baru disemprotkan pewangi ruangan yang memang ia sendiri tidak terlalu suka dengan baunya. Dan ia melihat kalau kamarnya makin rapi semenjak ia tinggalkan tadi pagi.

Setelah berganti pakaian, ia beranjak ke dapur sekedar untuk membuat teh. Saat ia membuka kulkas, ia mengerinyitkan urat di keningnya. Ia mengingat kalau minuman bersoda kesukaannya tinggal tiga. Dan sekarang ia melihat malah hanya tinggal satu. Ia tahu kalau Yona tidak menyukai minuman bersoda tersebut. Jadi, siapa yang meminumnya. Dan ia putuskan kalau ada yang datang dan Yona seakan menyembunyikan darinya.

“Mbak mau aku buatkan teh?"
“Gak usah.. aku mau tidur juga Ga.”
“Ya udah mbak.”


Makin tinggi kecurigaan Arga kepada Yona. apalagi biasanya kalau ia membuat teh, pasti Yona memintanya lebih. Dan kembali ia ingat ingat sejak ia pulang tadi. Yona seakan menyembunyikan matanya yang sembab dari penglihatannya. Dan ini diperkuat dengan kepergian Yona ke dalam kamarnya dengan alasan sudah ngantuk tanpa melihat ke arahnya lebih dahulu. Arga makin merasakan hal yang aneh dari Yona.



“Mbak Yona kenapa ya? Aku kok takut mbak Yona kenapa napa ya?”


***


“Tau darimana kalau aku kemaren dijemput Ibas?”
“Sebagus apapun kamu menyimpannya. Aku bakalan tahu kok. Hahahaha.”
“Aku mohon jangan sampai Ibas tahu semua ini.”
“Cepat atau lambat, dia bakalan tahu kok Yona.”
“Tapi biarkan dia tahu dari mulutku langsung.”
“Yaaa.. lebih cepat kamu ceritakan kepadanya. Daripada aku yang bakalan kasih tahu dia.”
“Jangaaannn.. biar aku saja.”
“Hahahaha.. kamu masih mencintainya ya. sampai sampai menceritakan ini saja kamu tidak sanggup. Ingat Yona, kamu itu tunanganku. Tunangan sahabatnya Ibas. hahahaha”
“Hmmm…”
“Okeee.. aku gak bakalan kasih tahu dia. Tapi……”
“Tapi apa?”
“Sebagai tunanganku, kamu pasti tahu jawabannya.”
“Gak.. aku gak mau. Aku datang kesini hanya ingin……”
“Hahahha.. Yona Yona… kamu ingat gak, kalau selama ini kamu janji bakalan gak ketemu sama Ibas lagi? Nyatanya semalam di apartemen kamu…..”
“Gak …. Aku gak ngapa ngapain sama Ibas kok.”
“Gak mungkin orang berduaan di satu apartemen gak melakukannya. Kamu gak ada pilihan lagi sekarang Yona.”


Sore tadi memang Yona mendapat telepon dari Christ yang memberitahu kalau ia bersama Ibas. Awalnya Yona bisa bersikap tenang dengan informasi Christ tersebut. Tapi yang membuat Yona cemas adalah Christ tahu kalau ia kemaren bertemu dan diantar pulang oleh Christ. Dan Yona pun menemui Christ ke apartemennya untuk menjelaskan dan menahan agar Christ tidak memberitahukan dahulu ke Ibas. Karena sampai saat ini saja, dia tidak kuat untuk memberitahukan langsung ke Ibas.


“Kamu jangan ngancam aku kek gini Christ.”
“Hahahaha.. kamu terancam? Lebih baik kamu nikmati saja Yona.”
“Gak akan…”
“Hahaha.. aku ragu bakalan besok Ibas tidak tahu Yona. lagian sudah hampir 2 tahun ini masih menjadi rahasia.”
“Aku mohon Christ. Beri aku waktu lagi.”
“Oke.. tapi kamu tahu kan syaratnya apa?”
“Aku…. akuu sedang kedatangan tamu.”


Yona makin tersudut dengan situasi sekarang. Dimana ia sudah masuk dalam perangkap Christ saat ini. Memang sebelumnya tubuhnya ini sudah dinikmati oleh tunangannya tersebut. Tetapi semua itu murni keterpaksaan. Tak seperti Ibas dan Arga yang ia sendiri menikmati hubungan badan tersebut. Ia mencoba memberikan alasan supaya Christ mengurungkan niatnya untuk menjamah dirinya saat ini.


Tapi bukan Christ namanya yang termakan dengan alasan Yona. Ia mendekati Yona yang telah terpojok di pojok ruangan tengah apartement tersebut. Dengan masih menghisap rokoknya, ia sekarang sudah tepat berada di depan Yona yang hanya berjarak beberapa centi. Dan ia menghembuskan asap rokoknya ke muka Yona. Yona yang menerima asap tersebut sibuk dengan mengibas ngibaskan udara di depan wajahnya. Dan itulah kesempatan Christ untuk meraba celana ketat Yona dengan tujuan memeriksa apakah memang ada pembalut yang melekat di bagian tersebut. Sampai akhirnya ia merasakan tak ada pembalut yang melekat di tubuh Yona karena tangannya sudah memasuki celana dalam Yona.


“Hahahaha… kamu berusaha untuk membohongiku?”
“Pleaseee.. Pleaseee Christtt.. jangaaannnn…”
“Kamu sudah salah dengan alasan barusan. Dan kamu harus tanggung jawab.”


Tanpa menunggu reaksi Yona lebih lanjut, Christ sudah langsung mencoba untuk mencium leher Yona sambil tangannya sudah berada di payudara Yona yang memang menggiurkan tersebut. Tangan satunya lagi mencengkram lengan Yona yang berusaha lari menghindar dari perlakuan Christ.


“Ahhh.. Lepasin Christ.”


Dengan sedikit perjuangan lebih, Yona berhasil melepaskan diri dari Christ. Ia tidak berfikir akan akibat ia menolak syarat itu lagi. Dan sudah menerima akibat jikalau Ibas bakalan tahu kalau ia dan Christ, sahabat Ibas sudah bertunangan. Dalam pikirannya saat ini, bagaimana ia bisa lepas dan keluar dari apartemen ini dan langsung menemui Ibas untuk memberitahukan semuanya.


Dan usaha Yona yang sudah membuka kunci pintu tersebut sia sia dengan sigapnya Christ menangkap tubuhnya dan ia tarik menuju sofa yang berada di tengah tengah ruangan tersebut. Sampai akhirnya, Yona sudah terbaring di sofa yang memang berbentuk setengah ranjang tersebut.


“AAAUUUHHHH….!” Teriak Yona dan langsung malingkan muka dan mejemin kuat matanya tersebut. Yona yang tak bisa berbuat banyak itu sudah berada dibawah tubuh Christ.


“Aku mohon Chrrriiiissstttt… sudaaaahhhh…”


Kata kata Yona sudah berakhir disaat mulutnya sudah dibekap langsung oleh mulut Christ. Christ pun menciumi bibir Yona tersebut dengan liarnya. Karena masih merasakan perlawanan di bibirnya, Christ tak habis akal. Ia langsung menciumi leher jenjang itu dengan liar. Yona pun merasakan hal yang sangat geli karena memang selain payudaranya, lehernya inilah titik sensitive tubuhnya.


“MMMMMMHHH…. Chrrriiiisssstttt.. Lepaaaasssss MMMMHHHHH kaaaannnnn….!!!!”


Christ pun memulai aksi tangannya yang selama ini hanya memegang lengan Yona dengan sedikit paksaan. Ia mulai dengan meremas payudara Yona yang masih terhalang baju dan BH nya tersebut. Yona masih mencoba meronta ketika payudara dan lehernya sudah dijamah oleh Christ, tapi hal itu sia sia saja. Tubuhnya terlalu lemas untuk melawan, apalagi Christ memang dalam posisi menghimpit tubuh Yona itu. dan disaat seperti inilah Yona menyadari betul akan ketidakberdayaan dirinya, rasa sesal mulai hadir di dalam hatinya, yang tidak mengerti maksud Christ sampai akhirnya termakan jebakan ini.


“Kamu ingin aku berbuat lebih kasar dari ini?”


Pertanyaan Christ hanya dibalas dengan gelengan sambil meneteskan air matanya. Dengan melihat ketidak berdayaan Yona tersebut, Christ berdiri membiarkan tubuh Yona yang sudah tergeletak di sofa setengah ranjang tersebut. Sejenak dikaguminya tubuh Yona yang tergolek tak berdaya tersebut. Dengan pakaian yang masih utuh, namun acak acakan tersebut semakin menambah fantasi birahi Christ.


Yona pun merasa ada kesempatan untuk melarikan diri. Ia terjangkan kakinya menuju perut Christ. Namun, Christ yang sudah mengetahui hal itu lebih awal menangkap kaki Yona dan memegang kaki tersebut dengan keras dan membalikkan tubuh Yona. tanpa membuang waktu, Christ sudah memegang kedua pergelangan tangan Yona dengan satu tangannya sambil kaki Yona ia himpit dengan tubuhnya dengan posisi menduduki tersebut.


“Hahahaha… lo lebih memilih main kasar ya sayang. “


Kata Kata Christ yang ia bisikkan langsung ke telinga Yona. Yona yang menerima perlakuan tersebut semakin tersudut dan hanya pasrah kali ini. Benar benar pasrah karena dengan posisi begini ia tidak tahu bagaimana cara untuk melarikan diri lagi. Hanya meringis kesakitan sambil terisak yang keluar dari mulutnya kali ini selain intensitas nafas yang semakin naik.


Christ pun mengambil kemeja yang dipakainya tadi siang yang tergeletak di sandaran sofa tersebut dan langsung mengikat kedua tangan Yona. setelah berhasil mengatasi perlawanan di tangan, ia melepaskan kaos yang dipakainya untuk mengikat kedua kaki Yona. sampai akhirnya Yona memang tak bisa berbuat apa apa lagi dengan kondisi sekarang. Yona hanya bisa berguling sebisanya tanpa berhasil membalikkan tubuhnya.


“AAAHHH… Lepas Chrissstttt… Sakkkiiitttt…”
“Ini akibatnya kalau kamu terlalu keras kepada tunanganmu sendiri sayang.”
“Lepaaaaassss…”
“Nikmati saja ya. hahahaha”
“Hiiiikkksss.. aku mohon Christ.. lepaskan akuuu.. aku janji bakal ceritain ke Ibas secepatnya.”
“Aku mulai bosan dengan janjimu sayang. Lebih baik aku nikmati tubuhmu yang memang menggairahkan ini.”
“Hikkksss.. Jangan Chrissttt…”


Dengan kondisi dada dan wajahnya yang menyentuh sofa tersebut, Yona masih berusaha memohon kepada Christ. Namun Christ sudah gelap mata kali ini. Kedua tangannya kini sudah mengusap usap bagian pantat Yona, dirasakan olehnya pantat Yona yang sekal. Sesekali tangannya menyabet bagian itu bagai seorang ibu yang tengah menyabet pantat anaknya yang nakal.


PLAAAKK PLAAAKKK
“Waahh.. semakin sekal pantatmu ya. Apa sudah dirasakan oleh pemuda itu?” ujar Christ sambil terus mengusap usap dan memijit mijit Yona yang memang dengan kondisi menelungkup saat ini tampak semakin terangkat tersebut.


Yona hanya diam pasrah, sementara tangisannya seakan tertahan tersebut mulai terdengar. Apalagi saat ini tangan Christ sudah berada di kancing celananya seakan membuka kaitan tersebut dan membuka celana yang dipakainya. Namun, Christ sedikit memainkan birahi Yona dengan tidak membuka secara keseluruhan celana Yona. tetapi ia biarkan tangannya masuk menyusup melalui celah kecil ke dalam celana tersebut dan telah berada di bibir vagina Yona. Bahkan salah satu jari Christ sudah memegang tonjolan yang berada di bibir vaginanya tersebut.


Kontan saja hal ini membuat badan Yona agak menggeliat, dan mulai sedikit meronta-ronta. Namun, jari tengah Christ tersebut sudah mulai memasuki lobang vagina Yona.


“EEGGGHHHHMMMMM” Yona menjerit sambil badannya mengejang tatkala jari Christ tersebut sudah masuk dalam liang kewanitaannya itu.
“Kamu mulai menikmatinya sayang?”
“AAHHH… Lepasin aku…”
“Hahahaha.. memek kamu saja sudah menginginkannya.”
“AAAHHHH… sudaaahhh.. lepasin tanganmu Chrisstttt… SSSHHHH….”


KREEEEKKKKK


Christ dan Yona pun terkejut dengan pintu yang terbuka. Christ yang memang terkejut dengan kedatangan seorang pemuda di apartemennya. Apalagi Yona, ia yang hanya menolehkan kepalanya ke arah pintu melihat sosok pemuda yang selalu menjaganya selama ini berdiri tegap. Dan doanya selama kondisi terikat tadi dikabulkan dengan pertolongan Arga.


Arga sendiri yang langsung mendidih amarahnya saat kondisi Yona yang seakan disiksa tersebut. Ia langsung berjalan cepat menuju Christ yang sudah berdiri di samping tubuh Yona tergeletak. Apalagi ia melihat air mata Yona sudah mengalir deras tersebut, membuat amarahnya semakin menjadi.


“Tamu tak diundang datang juga.. hahaha….”
“Anjiiiiinggggg….”


Arga langsung menggerakkan tangannya ke Christ yang memang tak bisa mengilak lagi setelah berhasil mengilak dan menahan sejauh ia bisa. Dengan gelap mata, Arga menghajar Christ dengan membabi buta. Ia memakai prinsip untuk menghabisi Christ saat ini juga. Christ pun mencoba menahan serangan tersebut sebisanya. Tetapi ia akhirnya menyerah saat pertahanannya terbuka dan menyebabkan pukulan Arga mengenai di tubuhnya.


Christ langsung terduduk di sofa kecil tepat berada disamping sofa utama tadi. Dengan posisi tersebut semakin membuat pertahanannya semakin terbuka. Pukulan pukulan Arga makin membabi buta menghampiri tubuhnya sampai akhirnya pukulan tersebut berhenti setelah darah segar keluar dari wajahnya tersebut.


“Kenapa lo berhenti ha??”
“Gue akan buat mati lo sekarang juga. Tapi dengan perlahan. Liat saja.”


Arga yang berhenti menghajar Christ melihat Christ memang tidak berdaya lagi. Dengan kaki masih di kepala Christ, Arga membuka ikatan di kaki dan tangan Yona. dan ikatan itu berpindah ke kaki dan tangan Christ. Sampai akhirnya, Christ tergeletak di lantai dengan posisi terikat.


“Oke.. saatnya kamu terima semua perlakuan kamu pada mbak Yona.”


Arga yang makin gelap mata tersebut menendang sejadi jadinya tubuh tak berdaya Christ tersebut. Christ yang menerima tendangan tersebut masih tetap tertawa dengan tujuan menaikkan amarah Arga. Arga yang mendengar tertawa Christ tersebut jongkok sambil menarik kerah baju Christ dan langsung melayangkan tangannya ke wajah Christ yang memang sudah berlumuran darah tersebut.


“Hahahaha…”
“Anjiiiinggg… masih berani ketawa lo?”
“Kalaupun gue mati kali ini, kalian gak akan tenang hidup kok.”
“Emang aku peduli?”


Arga mendudukkan tubuh Christ ke sofa kecil tadi setelah tinjunya tepat sasaran di perut Christ. Lalu, ia melihat Yona yang masih melihatnya tanpa berkomentar sambil menggeleng sambil mengeluarkan air matanya tersebut. Arga beranjak mengelilingi ruangan apartement tersebut mencari suatu alat untuk menghabisi Christ. Sampai akhirnya ia menemukan sebuah pedang yang terpajang di dinding ruangan itu.


Yona yang melihat Arga sudah memegang pedang tersebut langsung menghampiri Arga dan berusaha menenangkan Arga. Namun, ia gagal dengan hal tersebut dan Arga sudah sampai di depan Christ yang sudah tak berdaya itu.


“Sampaikan salam gue ke malaikat maut.”
“Argaaaaa…. Jangaaaaannnn….” Yona masih berusaha menahan Arga tersebut dengan memeluk tubuh Arga dari belakang.
“Lepasin aku mbak.”
“Mbak mohooonnn… ampuni dia. Sekali lagi mbak mohon ke kamu Ga.. hikkkssss…” kata Yona yang membenamkan mukanya ke punggung Arga.


Mendengar permohonan Yona, Arga pun luluh dengan menurunkan pedang yang memang belum keluar dari sarangnya tersebut. Ia melemparkan pedang tersebut ke lantai dan mencoba melepaskan pelukan Yona dan mendudukkannya di sofa tempat ia terbaring tadi. Setelah ia mengusap air mata di pipi dan bawah mata Yona, ia kembali ke Christ sambil menarik kerah baju itu kembali.


“Ingaaatttt… sekali lagi…. Ya.. sekali lagi lo berani nyentuh mbak Yona. tangan ini yang akan menghabisi nyawa lo. Lo ingat itu..”
“Hahahaha.. anak kampung hanya gertaknya saja ya.”


Arga kembali merebahkan tubuh Christ ke sofa dan menarik tangan Yona untuk meninggali apartemen tersebut. Memang di pintu apartemen tersebut banyak orang yang melihat kebrutalan Arga, tapi mereka hanya diam saja seakan mengerti dengan situasi yang terjadi. Arga pun melewati mereka sambil menutup kembali pintu tersebut.


Sesampainya di depan lift, ia ditanya oleh satpam yang memang baru datang dari bawah. Tapi ia hanya menyuruh bapak berbadan subur tersebut untuk membawa penghuni apartemen tersebut ke rumah sakit dan melaluinya sambil kembali menarik tangan Yona. Yona hanya terdiam mengikuti tarikan Arga. Dalam pikirannya kali ini adalah terkejut dengan amarah Arga yang memang ia sendiri takut melihatnya.


Sampai akhirnya, mereka sudah berada di mobil yang sudah melaju ke apartemen Yona. Tanpa suara masih menghiasi perjalanan mereka. Yona masih terdiam mengingat aksi Arga tadi. Arga sendiri masih mengingat kejahatan yang dilakukan Christ. Sambil memegang erat stir mobil tersebut. Ia sesekali memukul stir tersebut.


“Hmmm…”
“Aku tadi mengikuti mbak. Karena aku merasakan hal yang tidak enak.” Kata Arga seakan mengetahui apa maksud Yona.
“Aku melihat mobil yang mbak naiki memasuki apartemen itu. Lalu aku mengikuti mbak dan aku melihat mobil Christ diparkirannya. Aku langsung saja berpikiran yang tidak tidak. Aku memaksa satpam tadi memberitahukan posisi kamar Christ.” Tambah Arga menjelaskan kenapa ia bisa datang menyelamati Yona.
“Hiiikkksssss….”
“Aku hanya menjaga janjiku mbak. Dan berusaha menepatinya. Karena dalam hidupku, mbak sudah aku anggap keluargaku. Orang yang aku sayangi. Dan aku harap mbak tidak merugikan diri sendiri lagi.”
“Makasih… hikkkssss…”
“Ada lagi yang mbak tutupi lagi selain ini?” Yona hanya menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan Arga.
“Jadi yang semalam ke apartemen itu, Christ?”
"Haaaaa????"
Ditunggu versi movie nya ya suhu .. biar masuk boxmovies hehe
 
Berani apa bang? Buat nembak cewek? Wkwk kaga =)):sendiri:

ogah lah bang :tidak: siapa yang naro bibit kok nyuruh gue tanggung jawab :ngupil:



napa nggak lo bunuh aja sih Ga si christ nya :marah:
 
Makasi updatenya om TS
:jempol:
Ane agak bingung kok kesannya arga pulang kerumah 2x ya?

1:
“Eh… udah pulang. Gimana ngedate nya?”
“Mbak belum tidur?”
“Kebiasaan.”

2:
“Kamu udah pulang?”
“Mbak mau kemana?”



Ada typo dikit nih om...
Christ tahu kalau ia kemaren bertemu dan diantar pulang oleh Christ.

Kalo ane bisa masuk ke dalam cerita ini... ya, ane patahin dulu jari2 nya si christ, ama tulang keringnya jg ane pastikan patah dulu baru ane brenti gebukin.
:galak::galak::galak::galak::galak:


Ane terbawa suasana jadi naik darah mlulu kalo nyimak tingkahlaku christ.


Om, kok update ini gada bonusnye yg bagian dokter n pacarnye di klinik?
:benjol:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd