Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Underestimated

Jika Suhu seorang Arga, suhu bakalan milih siapa?

  • Tari Sandra Aryagina

  • Yona Lusiana

  • Fannisa Khairani Pertiwi


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Status
Please reply by conversation.
EPISODE 21
--PUAS SIH--





“Kamu jadi jemput Tari ntar?”
“Jadi mbak.”
“Ya udah. Ntar kamu bawa aja mobil ini.”
“Hmmm…”
“Aku bisa kok pulang naik taksi.”
“Jangan deh mbak.”
“Trus kamu jemputnya gimana? Vespa kan ketinggalan di Bogor.”
“Tapi mbaaakkk..”
“Udaaahhh.. gak usah nolak. Kamu bawa aja mobil ini. Milih mana? Mobil ini atau mobil operasional?”
“Hmmm…”
“Aku tahu kok kamu orangnya professional dan tahu kapan menggunakan fasilitas kantor.”
“Tapi aku boleh bertanya mbak?”
“Silahkan.”
“Kenapa mbak mau meminjamkan mobil ini?”
“Kan ke kamu aku pinjamin. Gak ke orang lain.”
“Bukan itu mbak. Hmmm…”
“Hehehhe… Aku ngerti kok arah pembicaraan kamu. Kamu masih ingat kata kataku kan? Dan ini salah satu wujudnya. Aku bakalan bahagia, kalau kamu juga senang kok.”
“Hmmm… Makasih ya mbak.”
“Iya sayang.”


Pagi ini, Arga kembali berangkat kerja bersama Yona dikarenakan vespa kepunyaannya harus tinggal di Bogor. Karena kemaren, ia menjemput Yona ke rumahnya. Dan dalam perjalanan, Arga kembali terdiam dengan perlakuan dan kata kata Yona. apalagi disaat Yona memberikan pinjaman mobilnya ini untuk menjemput Tari. Saat ditanya, Yona malah menjawab dengan jawaban yang tulus.

Apalagi panggilan sayang sudah berani mampir di perbincangan mereka. Kata itu sudah terucap dari bibir Yona pada perbincangan mereka semalam. Bahkan, bukan perkataan sayang aja menghiasi malam tadi di apartement Yona tersebut. Hampir saja kejadian malam sebelumnya kembali terjadi malam tadi jikalau Arga tidak berhasil mengendalikan nafsunya.


“Kamu pintar ya ambil hati Yuni apalagi Yeni.”
“Hmmm.. karena mereka juga kok mbak. Mereka termasuk terbuka denganku.”
“Yaaa.. karena itu aku bilang kalau kamu pandai mengambil hati mereka.”
“Mungkin mereka yang memang begitu mbak.”
“Gak.. aku tahu mereka. Mereka susah dekat dengan orang baru. Apalagi Yuni.”
“Orang yang sedikit pendiam dan harus dipancing dulu baru bicara.”
“Yang ngomong juga gitu kok.”
“Eh…”
“Hihihihi… maaf deh.. tapi aku senang kok. Soalnya, ini orang kedua yang bisa sedekat ini dengan adik kembar ku.”
“Hmmm.. yang pertama Christ?”
“Kok dia sih.. malahan, Yeni pernah ngerjain tuh orang saat ke rumah. Dan gak ada kapok kapoknya.”
“Trus?”
“Hmmm.. Mantanku dulu.”
“Hmmm….”



Yona tertunduk lesu mengingat kisah yang sebenarnya ingin ia kubur selama ini. Sikap dan prilakunya sehari hari bahkan sampai sekarang berasal dari efek melupakan kisah itu. sikap yang dingin, seolah acuh, dan killer itu lahir seakan mengubur Yona yang ceria, periang. Hal ini karena kisah yang cukup membuatnya tertunduk lesu saat mengingatnya. Tanpa terasa, air mata itu turun juga membasahi pipinya.


“Hiiikkkssss…”
“Udah mbakkk.. gak usah diceritakan, kalau….”
“Dia adalah cowok yang sangat menjunjung tinggi dirinya sebagai cowok. Paling gak bisa liat wanita sedih. Apalagi orang yang disayanginya. Bagiku, dia adalah sosok pria yang memang selalu diagungkan oleh wanita. Dan mbak dulu termasuk beruntung mendapatkan hatinya. Tapi, karena orang itu datang, semuanya hancur. Menghancurkan semua ini. Menghancurkan semua hidupku. Hikkssss… daan.. dan…”
“Upppsssss… SShsshshhshshs…. Sudah sudah mbak..”



Dengan nalurinya sebagai lelaki, Arga beranjak dari kursinya dan berdiri di belakang Yona. bahkan ia sudah mulai membelai lembut punggung Yona disaat Yona kembali terisak menceritakan sosok pria yang selama ini masih ada di hatinya. Pria yang selama ini ia kubur setengah mati. Tapi malam ini semua usaha melupakan pria itu harus teringat lagi di depan Arga. Kini kepala Yona pun sudah berada di dekapan tubuh Arga. Persis di pinggang Arga.


“Udah mbak.. Udaahhh…”
“Hiiikkkssss.. makasih ya… Terkadang, aku melihat dia di dirimu.”



Mendengar hal itu, usapan lembut di rambut belakang dan punggung Yona berhenti. Arga Cuma terdiam dan mengetahui kalau selama ini tatapan Yona ke dirinya berasal dari pria yang diceritakan oleh Yona. Berbanding terbalik dengan Arga, Yona malah makin merapatkan kepalanya ke badan Arga. Bahkan tangan Yona sudah melingkar di paha Arga makin membuat sang pemilik paha makin terdiam.

Kegugupan Arga bertambah saat tekanan di paha kirinya. Dan matanya tak bisa mengikuti akal sehatnya. Ia melihat apa yang mengganjal pahanya tersebut. Dan tatapannya berhenti di dadanya Yona yang memang memakai kaos santai dengan belahan yang rendah. Buah yang tadi malam ia lihat, pegang, remas itu kembali melihatkan lerengnya. Apalagi tanpa sengaja sesekali lengan Yona menyentuh kemaluannya Arga yang memang masih terdiam itu.


“Udaaahhh… kasihan kan sama makanannya tuh. Aku juga belum kelar makannya mbak.”
“Ehhh.. Hikkksss… maafkan aku..”



Terpaksa Arga menyadarkan Yona, sebelum nafsunya seperti semalam lahir kembali dan menguasai pikirannya. Yona pun langsung melepaskan pelukannya di tubuh Arga yang membuat bajunya yang berwarna pink itu kusut persis di bagian lembah antara dua bukit di dada Yona tersebut. Bahkan, Yona tak menghiraukan hal itu. dan langsung menghapus air matanya dengan tisu yang berada di tengah tengah meja makan tersebut.

Untungnya, Yona bisa mengendalikan emosinya dan melanjutkan makannya yang tertunda tadi. Begitupun dengan Arga yang mulai menyuapi makanannya. Tetapi makannya sekarang sudah tidak fokus lagi. Matanya kini malah melihat ke arah yang seharusnya tak ia lihat itu. Awalnya ia hanya melihat bagian yang kusut dari baju Yona. Tetapi, fantasi liarnya malah memperhatikan bagian yang tidak kusut tersebut yang terlihat menceplak akibat tingginya bukit tersebut.



“Udaahh.. jangan liat terus, ntar susah ngendaliinnya. Malah besok malah diam diaman lagi…”



***


KRRRIIINNNGGGGG
“Halooo…”
“Assalamualaikum..”
“Eh.. waalaikumsalam.. maaf hehehehe… udah nyampe?”
“Udah nih..”
“Bentar ya… aku siap siap duluu..”


Tari yang memang sudah menyiapkan kerjaannya kali ini lebih cepat, kembali tersenyum sumringah setelah mendapatkan telepon barusan. Memang dari siang tadi, ia berkomunikasi dengan Arga melalui pesan WhatsApp. Dan ia merasakan kembali perasaan yang kemaren hilang. Perasaan yang bahagia saat berkomunikasi dengan Arga, pria yang berhasil membuatnya jatuh cinta untuk pertama kalinya.


“Ceria lagi buuukkk?”
“Hehehehehe”
“Kenapa sih? Cerita dong.”
“Nanti gue ceritain yaaa..”
“Hmmm.. ya udah deh. Hati hati yaaa.. Salam buat Arga.”
“Kok lo tw kalau gue pergi sama Arga?”
“Senyum lo itu beda neng,. Have Fun ya.”


Tari yang sedikit kebingungan dengan betulnya prediksi sahabatnya Jeje. Padahal, ini termasuk andil dari Jeje. Kemaren, ia merencanakan hal ini dengan Rian. Bahkan Rian pun harus mengambil suatu langkah yang memang berat dilakukan, karena dia bukan lah ketua ABRD lagi. Tetapi dengan rasa sayangnya kepada Jeje, hal tersebut ia jalani dengan meminta izin ke ketua sekarang dengan “imbalan” yang sangat menggiurkan dari kekasihnya tersebut. Sangat beruntung Tari memiliki sahabat seperti Jeje ini.

Sesampainya di parkiran, Tari tampak bingung dengan mata yang sibuk mencari dimana keberadaan Arga. Berulang kali ia melihat ke parkiran depan dan belakang, tetapi ia tidak kunjung juga melihat si hijau yang pernah ia naiki tersebut. Sedangkan di dalam mobil Yona yang memang sudah berulang kali Tari lewati, Arga hanya tersenyum menahan tawa melihat ekspresi Tari. Apalagi dengan muka yang penasaran, dan langkah yang cepat, membuat Arga tak tahan dengan sikap gadis itu. Dan akhirnya, ia turun juga sesaat Tari hendak melewati mobil itu untuk ketiga kalinya.


“Nyari apa neng? Hahaha….”
“Ihhh…”


Hanya itu yang dijawab Tari dengan langkah kaki yang semakin cepat memasuki mobil hitam kepunyaan Yona tersebut tanpa mempertanyakan terlebih dahulu kepada Arga yang ada dibenaknya. Dengan memanyunkan bibirnya, dan tatapan yang tajam, ia melihat ke arah Arga yang hanya tersenyum senang habis mengerjai wanita tersebut.


“Maaf ya..”
“Rese bangettt…”
“Nih minum dulu.. sampai keluar tuh peluhnya.”


Arga memberikan sebotol air mineral yang memang telah ia sediakan sebelum ia berangkat ke tempat Tari ini. Dan rencana ini juga telah terpikirkan semenjak ia mau memulai perjalanan menjemput Tari. Tanpa basa basi lagi, Tari mengambil dan meminum minuman tersebut dengan cepat yang memang sudah kehausan karena sudah dikerjai oleh Arga tersebut. Tanpa sadar, air tersebut juga jatuh ke lehernya dan membasahi sedikit bajunya.


“Nih…”
“Makasih”
“Makanya, minum itu pelan pelan dong.”
“Abisnyaaaaa… aku dikerjain..”
“Hahaha.. kan udah minta maaf tadi.”
“Iyaaaa…”
“Udah minumnya?”
“Hmmm…”
“Kita jalan lagi ya.”


Setelah memberikan tisu ke Tari, Arga langsung menghidupkan mesin mobilnya dan meninggalkan parkiran gedung ini yang memang masih belum menetapkan tujuannya. Ia lebih memilih berjalan dulu dibanding bertanya dulu. Karena ia tahu, Tari masih dalam suasana jengkel habis dikerjai. Dan betul saja, sudah hampir 10 menit berjalan di jalanan yang padat merayap, Tari masih diam dan hanya melihat ke depan.


“Maafkan aku yaaa..”
“Iyaaaa…”
“Yang tulus dong..”
“Udaaahhh…”
“Senyumnya mana?”
“Hiiiii… udah kan?”
“Hahahha..”
“Kenapa ketawa?”
“Gak gak”


Sebenarnya dalam pikiran Arga saat Tari memberikan senyuman terpaksa adalah kebahagiaan telah melihat senyuman itu lagi. Dan alam bawah sadarnya mengatakan senyum seperti itu saja sudah membuatnya bahagia, apalagi dengan senyuman yang biasa ia terima dari wanita cantik ini.


“Kok kesini??”
“Yaaa.. daripada aku ntar nanya, dan jawabannya terserah. Sedangkan gak jengkel sama aku aja jawabannya terserah. Apalagi….”
“Yaaaa.. habisnyaaaaa…”
“Katanya udah maafin…”
“Capek tahuuu…”
“Hahahha.. lagian kenapa kamu gak nanya. Dan gak nelp aku juga. Lebih milih mondar mandir.”
“Ini mobil mbak Yona ya?”
“Iyaaa.. Vespa aku ketinggalan di rumah mbak Yona di Bogor. Ya, aku dikasih pinjaman deh jemput kamu.”
“Mbak Yonanya?”
“Pulang sama taksi katanya.”
“Eh..”


Tari terdiam mendengar jawaban dari Arga. Ia tak menyangka kalau pikirannya selama ini malah dijawab dengan pinjaman mobil ini untuk dirinya dijemput oleh Arga. Apalagi, Arga tidak hanya menjemputnya, malahan agendanya bersama Arga bisa sampai malam. Mumpung besok juga hari Sabtu. Apalagi mendengar Yona yang pulang menggunakan taksi. Makin membuat Tari merasa bersalah telah menilai yang buruk tentang Yona. Dan ia bertekad akan bertanya langsung ke Arga, apa hubungan Arga dengan Yona.


“Kok diam?”
“Ehh.. gak kok.”
“Ada yang mau Tanya ya?”
“Kok kamu tahu?”
“Keliatan kali, urat bertanya kamu melingkar di kening kamu tuh.”
“Emang hubungan kamu sama mbak Yona apaan?”
“Hmmm…”


Arga sejenak mengambil nafas untuk menjawab pertanyaan Tari yang memang sudah ia prediksi sebelumnya. Malahan, sebelum menjemput Tari saat ini, ia juga sudah mempersiapkan jawaban yang juga didapatnya dari kata kata Yona malam sebelumnya. Kata kata yang selalu membuatnya bertanya dengan kehidupannya yang saat ini diantara Yona dan saat yang sama ia telah menyukai secara dalam ke Tari.


“Saat ini memang mbak sudah menyayangimu lebih dari yang kamu bayangkan, tapi mbak juga tahu, kalau ini bukan waktu yang tepat. Karena di dalam hati kamu susah untuk menggantika Tari. Mbak gak akan merusak itu. Karena bagi mbak, kamu bahagia saja sudah membuat mbak bahagia. Sudah cukup itu.”



“Kamu mungkin sudah bertanya Tanya sebelumnya kan? Apalagi tahu kalau aku tinggal dengan mbak Yona, iya kan?”
“Hmmm..”
“Mbak Yona adalah orang pertama di kota ini yang baik kepadaku. Bahkan sebelum aku tahu kalau ia adalah atasanku. Aku bisa melihat itu karena, ia mau merasakan apa yang aku rasakan saat itu. Dan mulai saat itu, aku juga berjanji pada diriku, kalau aku akan menjaga mbak Yona. Kamu tahu kan aku selama ini sendiri. Dan aku merasa tak sanggup untuk menjaganya. Tapi ia membangkitkan underestimatedku menjadi aku yang percaya diri untuk berguna bagi orang lain. Termasuk ia menyemangatiku untuk melindungimu juga. Ya, aku beruntung memiliki mbak Yona, seperti kakak perempuan bagiku.”


Arga menjawab itu dengan lantang dan tenang. Yang membuat pandangan Tari tak hanya terpana dengan jawaban yang keluar dari mulut Arga. Tetapi juga sedikit lega mendengar kalau Arga dan Yona memang tidak menjalin hubungan seperti yang ada di benaknya. Tanpa sedikitpun ia bertanya lagi yang sebenarnya masih mengira kalau Yona memang merasakan hal yang yang berbeda dengan Arga. Tetapi dengan jawaban dari Arga, ia sudah puas. Tinggal ia yang berjuang sesuai dengan saran Jeje. Sambil menyetirpun, Arga menjawab pertanyaan tersebut sambil menatap ke depan.


“Udah kan?”
“Hmmm… udah sih..”
“Tapiii??”
“Ya Gak ada tapinyaaa…”
“Kata kata sih itu menyiratkan ada sambungannya lho.”
“Hmmm… nanti aja deh..”
“Aku tunggu sampai kapanpun.”


Sebenarnya, Tari hendak bertanya akan perasaan Arga kepadanya. Tetapi ia masih ragu. Sebagai wanita, tentu ia menginginkan sesuatu yang lebih saat seorang pria menungkapkan isi hatinya. Dan Tari juga termasuk yang menginginkan hal itu. Dan untuk saat ini ia sudah bahagia dengan jawaban Arga tentang Yona yang selama ini mengganggu pikirannya.


“Yuk Turun…”


***


“Ibaaasss?? Kok kamuuu??”

Yona yang baru keluar dari lift terkejut dengan sosok yang selama ini memang selalu ada di hatinya berdiri di samping Icha bekerja. Ibas dengan penampilan yang sama saat ia liat terakhir kalinya. Dengan masih tetap berkharisma itu, Ibas pun menatap ke Yona yang memang selama ini ada di hatinya. Bahkan, foto Yona masih berada di atas meja kantornya.


“Hai Na..”
“Kok kamu ada disini?”
“Yaaa.. aku jemput adikku sih.”
“Adik?”
“Icha”
“Ichaaa??”
“Yaaa.. dia adikku.”


Yona yang masih terkejut dengan apa yang didengarnya. Seakan tidak percaya, ia melihat ke arah Ibas dan Icha berulang kali. Iapun tak menemui kemiripan wajah antara mereka berdua. Apalagi ia ingat dengan biodata Icha yang menyebutkan kalau Icha adalah anak tunggal.


“Kak Ibas kakak dari sahabatku buk. Dan aku juga pernah tinggal bersama mereka cukup lama. Jadi, aku sudah anggap kak Ibas sebagai kakakku buk.”
“Hmmm…”


Pertanyaan di benaknya langsung dijawab oleh Icha. Sebagai seorang yang lulusan psikologi, ia mempercayai jawaban Icha. Ia tak melihat sedikitpun kebohongan dari jawaban Icha tersebut. Apalagi dengan mimic wajah dari Ibas menyiratkan kalau kebenaran jawaban itu.


“Manager HRD emang pulangnya jam segini ya?”
“Eh,, gak juga.. aku hanya menyelesaikan kerjaan yang nanggung. Lagian, besok juga libur. Takut kelamaan kalau ditunggu Senin.”
“Kamu sehat?”
“Eh.. sehat kok..”
“Mobil kamu kemana?”
“Dipinjam sama salah satu karyawanku.”
“Arga kan?”
“Kok kamu tahu?”


“Hei kak Ibas. Mau ketemu mas Arga?”
“Kalau ada sih.”
“Sayangnya, barusan mas Arga udah pulang kak.”
“Ke mana?”
“Gak tahu juga sih kak. Tapi kalau dari arahnya, Icha sih yakin kalau ke tempat Tari.”
“Tarii? Tapi aku tadi gak ada berpapasan dengan pengendara vespa.”
“Ya. mas Arga bawa mobilnya bu Yona kak.”
“Pantesan..”
“Pantesan apaan kak?”
“Ehh.. gak kok.. kamu masih lama?”
“Ini masih beres beres kak.”
“Ya udah kakak tunggu ya.”
“Tapi kak. Icha mau buru buru pulang. Soalnya udah ada janji sama Ibu. Lagian ntar Icha ditinggal kek kemaren.”
“Hehehe.. kan semalam udah kakak telpon dan minta maaf.”
“Makanya kakak nanya dulu dan jelasin ke Icha. Untung aja kakak ninggalin uang. Kalau gak, gak tau deh. Tapi kakak udah percaya nih?”
“Yaaa.. kata Ibu juga gitu sih. Di tambah dengan jawaban kamu. Jadinya kakak percaya kalau Arga bukan tunangannya.”
“Ehh.. tuh bu Yona kak. Ehhemmm.. Cieee cieeee..”




“Ya udah.. yuk aku yang antar kamu pulang.”
“Tapppiiii???”
“Kamu juga udah siap kan dek? Kakak tunggu di mobil ya.”
“Yuk Na..”
 
Thanks suhu atas updatenya walaupun motong nya pas sih :hammer: :colok:
Prediksi nubie Arga sama Tari, Yona sama Ibas, Icha sama Madi kalau Christ sama TS nya aja :pandaketawa: :Peace:
 
Sepertinya harapan gw tentang Arga & Yona harus kandas deh... :(

Emang Arga harusnya sama Tari daripada Yona...

Kembalikan Yona Dengan Ibass!!!!​
 
tarimo kasih update tangah malam nyo da, keep semprot taruih lah pokoknyo,.

btw carito sabalah tu manga indak dipoligami an rosi jo afni nyo da, hahahaha
 
tarimo kasih update tangah malam nyo da, keep semprot taruih lah pokoknyo,.

btw carito sabalah tu manga indak dipoligami an rosi jo afni nyo da, hahahaha

hahahaha... tu lah sanak.. jujur, ambo satangah ndak satuju jo poligami,, walau nafsu mintak... hahahaha.. lagian banyak yang minta carito tu mode itu habisnyo sanak...
 
Ibas udh diamankan oleh icha...asekkk...brarti kmungkinan ibas akan selow liat arga deket ama tari akan meningkat pesat

:banzai:

Trims updatenya om... walaupun gada adegan ekse, ane tetep puas:dance::dance:

:hore:

Nanya nih om ada bagian yg membingunkan, kayaknya agak rancu ya kalimatnya:

“Dia adalah cowok yang sangat menjunjung tinggi dirinya sebagai cowok."

Itu aja sih om
:D
:ampun:
 
Bimabet
Woww Yona suka brownies ga ingat umur udah tuwir mau dg Arga mendingan Yona ama Chris aja udah tunangan dan seiman gitu wkwkw. Woww Tari akhirnya dapat jawaban dari Arga langsung ttg Yona . Hehehe ibas nyelidiki Arga melalui icha lama2 bisa naksir nih.
Makasih hu udah update e
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd