Chapter 13. Stunt Driver
Dan semakin hari semakin spektakuler kedekatan Nurul dengan Udin. Dan semakin jauh pula Udin meninggalkan warteg langganannya. Bagaimana tidak? Peran emaknya dan mbak warteg kini hampir2 digantikan Nurul. Emaknya Udin jelas bahagia. Dapat calon menantu sekaligus tukang masak. Mbak Warteg yang jelas meratapi kehilangan salah 1 pelanggan setianya.
Sering Nurul pagi-pagi bertandang ke rumah Udin buat nyiapin sarapan sebelum sang Arjuna bertolak ke medan perang. Menunya sederhana, nasi goreng seafood dengan menu tambahan ayam bakar, sup jagung kepiting, pokchoy tumis bawang putih dan fuyunghai. Plus telur ayam kampung dicampur madu biar Udin makin greng cari modal untuk melamarnya.
Dan malamnya Nurul menunggu kepulangan Udin dengan setia dirumahnya bersama ikan asin, gulai daun singkong plus sambal terasi.
Tidak heran Udin semakin hari semakin subur. Sayur dimasakkin. Makan disuapin, piring dan kolor dicuciin.
"Please,Din... Kenalin dong ma cewek2 kenalan loe!"ratapku suatu hari di sela kunjungan kenegaraannya di padepokanku.
"Loe gak liat, gue makin kurusan nih. Boro2 ada yang perhatiin, anteran juga udah jarang banget," aku menyindir Udin yang udah jarang sowan sambil ngantar martabak favoritku. Kalo sowan pun selalu tangan kosong dan malah habisin stok kopi bubuk di dapur.
Tiba-tiba kulihat Udin menyeringai. Ditepuknya bahuku.
"Woles,Bro!"
"Ngomong2 SIM ente masih ada kan?"
Aku memang berprofesi sebagai supir mobil tinja dan mobil jenazah cabutan. Kadang2 juga nyupirin mobil pengantin. Intinya pengalamanku dijalanan sudah tidak perlu diragukan lagi.
"Emang kenapa?"
"Lu mau gak dapetin duit sekaligus dapetin cewek?"tawar Udin dengan senyum mengembang.
"Ya mau dong!"sambarku secepat geledek.
"Gini, 3 hari lagi gue kan mo bareng ortu gue n Nurul ke pekanbaru buat nimbrung acara nikahan sepupu gue. Nah,selama gue disana gimana kalo loe bawa aja tuh mobil gue?"
"Tapi ada syarat. Loe mesti nyetor ke gue perhari 300ribu. Bensin lu isi sendiri. Sisanya berapapun semua buat elo. Nah,kalo elo beruntung elo bisa dapet kenalan cewek yang mesen mobil. Gimana?"
Aku takjub. Aku bahagia. Udin dewa penolongku. Aku tak menjawabnya. Kupeluk Udin sebagai tanda terimakasih.
Dan PRANNNGGG....
Dua gelas kopi panas jatuh dari pegangan emak. Mata emak nanar menatap kami berdua.
Emak berbalik dan menangis tersedu-sedu....
Aku dan Udin saling berpandangan. Heran.
"Loh,ngapaen tuh emak lu?"tanya Udin sambil mendorong tubuhku.
3 Days Later
Pagi ini aku bersiap-siap. Tugasku menggantikan Udin dimulai hari ini. Setelah mengantarkan Udin dan keluarganya ke bandara, aku bisa mulai narik. Ya,menarik garis kehidupanku. Semoga hari ini bisa menjadi hari berubahnya arah nasibku. Aminnnn!!!
Hari I - Pelanggan ke 1.
Mas Rico. Asal Surabaya. Datang ke Jakarta untuk menghadiri acara seminar. Orangnya modis,ganteng dan tajir. Body sixpack model kekinian.
Sepanjang perjalanan, aku tidak bisa berkonsentrasi. Parfum pheromone yang kubeli via online salah sasaran. Rico berulang kali mengusap pahaku.
Untungnya jamahannya berakhir. Kami tiba ditujuan. Aku bersyukur. Bencana telah usai dan aku mendapatkan tip sebesar setoran wajib ke Udin.
Hari II - Pelanggan ke 2 dan ke 3
Belajar dari pengalaman hari pertama, aku mengganti parfum pheromone dengan parfum tjap putri duyung.
Pak Teguh dan Keluarganya.
Aku tidak tahu apa sebabnya. Belum 5 menit kami bertolak dari bandara, Pak Teguh dan keluarganya serempak mual2. Terburu-buru mereka membuka kaca dan menghirup udara luar sebanyak-banyaknya.
Hari ini aku juga beruntung. Tugasku selesai mengantarkan mereka pulang ke rumahnya dengan selamat. Walau sepertinya wajah mereka kelihatan merah padam karena menahan nafas. Tipsnya gede,Bro! 200ribu diluar ongkir.
Pak Syamsul dan Istrinya
"Mas make parfum apaan sih?"teriak istri Pak Syamsul. Mereka berdua duduk di mobil dengan wajah yang menderita. Kaca jendela diturunkan mereka pasti kepanasan, tidak diturunkan mereka berdua bakal sesak dengan harumnya parfum tjap putri duyungku.
Hari kedua kuakhiri dengan sukses. Setidaknya Pak Syamsul tidak meraba pahaku.
Hari III pelanggan ke 4
Full day service. Hari ini aku 'dikontrak' seharian penuh oleh kantor langganan Udin. Biasa,bawa tamu mereka dari luar pulau. Hari ini aku kembali menggunakan parfum pheromone. Tamu yang kubawa 3 orang. 1 pria dan 2 wanita. Si pria bernama Handoko. Wanitanya masing2 bernama Sinta dan Santi. Sinta yang paling muda dan cantik. Tubuhnya ramping dan berkulit putih. Hidungnya mancung. Kira2 mirip Taylor Swift versi pulau Jawa.
Dan coba tebak! Lagi2 parfum sialan ini salah sasaran. Pahaku dijamah pria disampingku. Konsentrasiku buyar. Hampir saja mobil Udin mencium pantat bajaj.
Tips seadanya diberikan si Hanny alias Handoko di penghujung hari. Kikir! Uda cabul, ngasih tipsnya cuma cukup buat beli pisau silet untuk cukur jembut.
Hari IV - Pelanggan ke 5
Ibu Retno
Ibu Retno datang sendirian. Asal Jambi dan datang untuk memantau beberapa unit rumah yang disewakannya di beberapa titik di kota Jakarta ini. Plusnya melayani Ibu Retno,makan pasti terjamin. Dari nasi padang sampai makanan korea semua diembatnya bersamaku. Aku segan namun tak kuasa menolak paksaannya. Tak heran tubuhnya sebanding dengan nafsu makannya. Tubuhnya gemuk dan padat. Mirip Kong from the skull Island.
Malamnya. Setiba di depan hotel, bu Retno buru buru turun dari mobil.
"Mas e,tolong barang2 saya diantar ke kamar ya. Kamar 307. Saya kebelet nih."
"Baik,Bu"
Setelah aku memarkirkan mobil, kubawa barang bu Retno ke kamarnya. Kutekan bel kamar 307. Terdengar suara bel dari dalam. Perlahan pintu kamar terbuka.
"Mari masuk,Mas"
Kutenteng barang bu Retno dan kuletakkan di meja di kamarnya. Berbalik aku hendak beranjak keluar. Namun pintu sudah tertutup. Aku baru sadar,ternyata bu Retno hanya memakai daster tipis sebatas paha. Aku terkesima. Bolak balik dari kecil aku sering ke ragunan, ternyata gajah berbaju tidur baru kali ini kujumpai. Itupun di hotel ini, bukan di ragunan.
Bersandar di pintu, Bu Retno menekukkan kaki kanannya. Tangan kanannya menarik sedikit dasternya hingga menampakkan pahanya. Tangan kirinya menempel di belakang kepalanya yang sedikit merebah.
Dari lubuk hati yang paling dalam,aku sebenarnya ingin muntah. Tapi kutahan. Aku teringat pesan Udin,"Bro, apapun yang terjadi jangan menyinggung perasaan pelanggan."
Apa yang harus kulakukan? Menerkamnya? Sorry. Birahiku makin drop. Dan kurasa gula darahku juga semakin drop. Sebaliknya Adrenalinku yang semakin terpacu.
Nafasku panjang pendek mengalir dari lubang hidungku yang berbulu panjang. Aku gemetar.
Dan aku semakin gemetar ketika Bu Retno mendekatiku. Kurasakan hentakan kakinya ke lantai kamar ini menjalar sampai ke kakiku.
Tangan bu Retno kini melingkar di leherku. Mata mesumnya memandangku. Hembusan nafasnya begitu terasa menerpa dadaku.
Aku ingin pingsan. Emak,tolong aku!
"Mas...,"bisik Bu Retno ditelingaku sebelum dikulumnya telingaku. Sialan! Gimana Mbok ini tau kelemahanku disana?
Aku birahi. Ingin sekali aku menolak kenyataan ini. Tapi tubuhku melawan. Semua ini gara2 telinga sialan.
Perlahan aku ditarik Bu Retno. Didorongnya aku hingga terlentang diranjang. Dengan mulutnya satu persatu kancing kemejaku dibukanya. Lidahnya mulai menjilat dadaku. Ditengah jilatannya aku masih bersyukur,sejumbo2nya tubuh bu Retno,setidaknya tubuhnya masih menebarkan wangi yang sensual. Gak kebayang bau badan bu Retno kalau habis berbelanja di pasar induk. Mungkin aku sudah dirawat diruang ICU.
Aku kini terbaring tak berdaya. Melawan pasti gak mungkin. Jelas aku kalah tenaga. Bagaimana dengan kehormatanku? Aku sudah tidak perduli. Aku hanya berharap bisa keluar dengan selamat dari ruangan ini.
Tangan bu Retno kini melepaskan gesper celanaku. Bunyi resleting yang dibuka seolah begitu nyaring di telingaku. Penisku semata wayang kini dalam genggaman bu Retno. Layu tak berkembang. Tangannya berusaha menggelitik telur angsaku. Tangan lainnya mencoba membangunkan penisku. Sia2. Usahanya tak kunjung berhasil. Yang kurasakan malah rasa ngilu karena penisku dipaksa berdiri.
Gunakan otak. Aku teringat Art of War-nya Sun Tzu.
Kupejamkan mataku. Aku membayangkan yang memainkan otongku adalah Kim Kardashian. Perlahan otongku dibawah sana bangkit berdiri. Bu Retno kegirangan. Mulutnya langsung mengulum penisku. Tak lupa,kedua pelerku juga diemutnya dengan penuh semangat. Jelas kontiku semakin tegak mengacung di emut Kim Kardashian.
Kini Kim menjepit otongku dengan kedua tetenya yang supergede. Iya,tete yang berisi lemak. Rasanya ngilu2 nikmat kontiku diperkosa tete si Kim. Birahi ku kini mulai terpancing.
Khayalanku semakin jauh. Kini Kim dengan sepasang payudaranya menyapu seluruh tubuhku. Putingnya yang sebesar anggur ikut menggasak tubuhku hingga aku menggelinjang.
Tiba2 kurasakan Kim menghentikan cumbuannya. Mataku mendelik hampir copot. Kim duduk menimpa selangkanganku. Bobot tubuhnya membuat selangkanganku serasa ditimpa truk. Dan semakin dalam aku terbenam di ranjang.
Kim menggocek penisku dengan tangannya. Begitu tekunnya dia mencoba memasukkan penisku kedalam vaginanya. Kurasakan vaginanya begitu sempit. Lagi2 karena timbunan lemak. Kalo besok masih hidup,aku pasti segera cek kolesterol.
Kontiku sayang,kontiku malang akhirnya masuk kedalam vagina Kim. Perlahan Kim mulai memompa vaginanya. Aku terengah-engah. Sesekali menahan nafas. Kim begitu semangatnya menggenjot kejantananku.
Disaat2 seperti ini aku baru bisa memahami perasaan kacang yang digiling untuk bumbu pecel. Tubuhku persis mirip si kacang. Kim tidak hanya memompa naik turun,kadang patternnya diganti menjadi maju mundur,kadang kanan-kiri.
Nikmat ya? Nikmat pala lu peyang!
Dan rangsangan terakhir yang tak kalah sensualnya,Kim ambruk. Tubuhnya jatuh menimpa tubuhku. Jangan tanya gimana rasanya orgasme meki yang berlemak. Aku tak bisa bernafas. Kucoba mendorong tubuh Kim. Gagal. Bagai memindahkan gunung.
Aku hanya bisa pasrah.
Akhirnya Kim menggeser tubuhnya. Berbaring disampingku. Wajahnya begitu bahagia. Aku masih tersengal-sengal berusaha bernafas. Tak pelak airmataku jatuh.
Ibu,Anakmu sudah ternoda....
Hari V - Pelanggan ke 6
Aku bahagia. Aku senang. Akhirnya aku terlepas dari cengkraman Kong. Dan kabar gembiranya,semalam aku dapat telepon dari Udin. Hari ini aku disuruh menjemput Ratih di bandara.
Aku belum pernah bertemu Ratih. So aku sedikit penasaran. Semoga yang ini beneran cewek. Cewek minimal secakep BCL alias Bunga Citra Lestari. Jangan BCL kek kemaren. Alias Banyak Cadangan Lemak.
Aku jatuh cinta. Aku terpesona....
Akhirnya bidadariku dikirim oleh Tuhan.
Setelah cobaan yang begitu berat kulalui. Kini kesabaranku menuai hasil. Ratih begitu cantik. Lebih dari apa yang kuharapkan.
Dan PLAAAKKKK.....
"WOIIII,MAAAASSS!!!" Teriak Ratih ditelingaku.
Bahkan tamparannya terasa begitu lembut.
"Kok bengong? Ngapain aja sih?"gerutu Ratih sambil naik ke mobil.
.....