Mamang Oding
Suhu Semprot
- Daftar
- 22 Apr 2014
- Post
- 3.338
- Like diterima
- 943
Aku seorang suami yang berusia 45 tahun dari isteriku yang berusia 43 tahun. Dari perkawinan kami telah diberi seorang anak lelaki yang sekarang berusia 20 tahun, sudah kuliah.
Kehidupan keluarga kami sangat harmonis, apalagi di usia kami sekarang, kami saling melengkapi, saling membahagiakan termasuk di dalamnya saling membahagiakan di ranjang. Kehidupan sex kami normal, dalam seminggu kami masih melakukan 3-4 kali …. Aku akui bahwa memang aku yang memiliki libido yang lebih besar namun kembali aku syukuri istriku dapat mengimbangi libidoku yang “kelebihan”.
Pada suatu ketika, saat aku berselancar di dunia maya, aku membaca kisah hubungan sex bertukar pasangan. Ceritanya sangat bagus dan membuat aku tertarik. Dari rasa ketertarikan itu, kulanjutkan acara berselancarku dan ternyata berbagai macam cerita aku dapatkan dan dari cerita-cerita itu aku mendapatkan “ sensasi lain”.
Karena aku terobsesi, aku mencoba untuk mengajak istriku berfantasy …. Kujelaskan fantasyku tetapi tidak mengarahkannya untuk bertukar pasangan. Cukup aku bilang bagaimana kalau saat bersetubuh, kita seperti melihat pasangan lain melakukan persetubuhan.
Istriku setuju-setuju saja, lalu di kamar, di samping ranjang, aku pasang kaca ukuran 2 x 2,5 m sehingga aktifitas di tempat tidur tergambar secara jelas.
Luar biasa …. Gairah kami bertambah setiap kali kami bersetubuh sambil menyaksikan “pasangan lain” yang ada di cermin ….. siapa saja kami khayalkan, kadang kami sebut itu pasangan selebritis, bossku dengan istrinya, tetangga kami yang istrinya bohay …..
Variasi demi variasi kami lakukan membuat kami menjalani malam-malam yang tidak membosankan di kamar …. Hingga akhirnya tibalah waktunya aku berbicara pada istriku, bagaimana kalau kita jangan melihat kita yang dicermin tapi melihat pasangan lain.
Isteriku awalnya kaget dan aku bisa memaklumi kekagetannya. Dia sempat bilang bahwa aku sudah bosan dan mau mencoba yang baru …. Kubilang bahwa itu bukan tujuan, justru karena aku sangat mencintainya dan ingin lebih besar lagi melimpahkan rasa cintaku padanya.
Perlahan emosinya normal kembali lalu mulailah kami berdiskusi dan akulah yang dominan menjelaskan. Aku ajak dia membaca kisah-kisah swinger , selesai membaca dan usai menuntaskan gairah, kami kemudian ngobrol….intinya isteriku masih ketakutan dan malu. Dia merasa sudah tua, sudah tidak kencang bahkan sempat bilang “Kalau ayah memang sudah bosan sama Ibu, silahkan aja ayah mencari yang masih kencang dan lebih muda”. Kupeluk dia, kubilang tidak terlintas pikiran itu bahkan bila nanti kita mencari pasangan main, kita akan cari pasangan yang seusia karena yang kami cari adalah Sensasi, bukan sekedar mengejar kenikmatan badani semata.
Setelah isteriku mengerti dan menyatakan siap, mulailah aku memasuki tahap kedua … mencari pasangan yang sesuai keinginan kami.
Bukan pekerjaan yang mudah. Di forum-forum yang ku masuki, banyak yang menghendaki tetapi rata-rata mereka berusia 23 s.d 35 …. Tentunya mereka tidak akan mau bermain bareng dengan pasangan lansia seperti kami.
Hampir setahun aku mencari-cari ternyata usahaku berbuah hasil …. Kami menemukan pasangan yang sesuai dengan keinginan kami. Suaminya bernama Tiko, usia 43 tahun sedangkan istrinya Santi berusia 41 tahun … gak jauh-jauh banget.
Ketemunya aku dengan Tiko pada waktu kami sekereta saat perjalanan Bandung Surabaya, kami duduk bersebelahan ….berawal dari ngobrol ringan, berkenalan lalu berkembang ke obrolan lain dan sampai pada obrolan lelaki, apalagi kalau bukan urusan perempuan.
Ternyata kami punya pandangan yang sama soal swinger dan Tiko pun memiliki keinginan yang sama .. maka semakin asyiklah obrolan kami.
Saat berpisah di Surabaya, kami saling bertukar nomor hp dan pin ….. penemuan ini tidak aku kabarkan dulu pada istriku.
Sebulan setelah pertemuan di ketera api, aku dan Tiko janjian ketemu untuk makan siang saat istirahat jam kantor. Siang itu kami bertemu di sebuah rumah makan lalu kami makan bersama dan usai makan, kami kembali membahas fantasi kami, Kami bertukar foto istri tetapi masih dalam kondisi berpakaian …. Kami saling mengagumi istri-istri kami. Lalu kami sepakat, akan saling berkunjung … kepada para istri kami akan bercerita bahwa kami adalah teman lama yang dipertemukan kembali saat dalam perjalanan.
Karena usiaku lebih tua, maka Tiko dan istrinyalah yang akan melakukan kunjungan pertama ke rumahku.
Sore harinya kusampaikan pada istriku bahwa ada teman lama yang akan berkunjung ke rumah … istriku tanpa curiga mengiyakan saja.
Sabtu sore, sesuai dengan obrolan kami, Tiko datang bersama Santi. Ku perkenalkan Tiko adalah teman sepermainan dulu waktu kami sama-sama di Jogja terus kami berpisah setelah kami masuk sekolah.
Obrolan demi obrolan berlangsung lancar dan nampaknya istriku dengan Santi bisa langsung dekat bahkan mereka berdualah yang menyiapkan makan malam kami.
Saat Tiko dan Santi meninggalkan rumah, dia berkata bahwa dia bermaksud menjamu kami di rumahnya dan ku bilang nanti kami akan datang ……
Dua minggu setelah kunjungan Tiko dan Santi, giliran kami yang berkunjung ke rumah mereka.
Suasana sudah lebih akrab dan ternyata Tiko serta Santi sudah mengamankan kedua anak mereka ke rumah orang tua Santi, jadi di rumah hanya mereka berdua saja.
Kami ngobrol bersama, dari soal umum hingga sampai urusan ranjang. Istriku dan Santi hanya menanggapi obrolan kami dengan malu-malu, bahkan kulihat Santi sering mencubit Tiko bila obrolannya terlalu terbuka dan kami hanya tertawa saja melihatnya.
Di pertemuan itu Tiko mengajak kami untuk memutar film semi yang bergenre tentang soft swing ……
Kami duduk di karpet yang sengaja digelar dan ada berbagai penganan ringan di depan kami, sambil menyaksikan film kami menikmati penganan-penganan yang ada.
Film yang diputar sangat bagus sehingga selama film diputar kulihat istriku duduk gelisah begitu pula Santi tapi karena kami masih malu-malu jadi belum ada “aktifitas” lain, yang pasti saat kami di perjalanan pulang, istriku terus-terusan memegang pahaku dan setibanya di rumah, istriku mendadak menjadi buas di ranjang ….. tanpa foreplay yang biasanya agak lama kami lakukan, istriku langsung menyerbuku dan bisa ditebak, malam itu kami sampai main 2 ronde dan keesokan paginya kami bangun kesiangan tetapi kami sangat bahagia …..
Saat malam, setelah ronde pertama …. Sempat terjadi obrolan ringan sambil ku peluk tubuh telanjang istriku.
“ Bu, koq jadi sangar sih ? Inget film tadi yaa ? “ godaku.
“ Ayah mah …. “ kata istriku sambil meremas batangku yang terkulai basah
“ Andai saja itu bisa terjadi pada kita, sepertinya asyik ya Bu “ pancingku
“ Ah, mana ada sih pasangan tua kaya kita mau melakukan itu “ kata istriku
“ Siapa tahu Bu, rasanya gairah kita bakal on terus deh kalau itu terjadi “
“ Memang ayah mau melakukan itu ? Ayah gak kan apa-apa ibu ditiduri laki-laki lain ? “ tanya istriku sambil menatapku
“ Kalau ibu melakukan di belakang ayah, jelas ayah gak mau, tapi kalau di depan ayah … ya itu lain cerita “ jawabku “berdiplomasi”
“ Tapi ayah juga kan meniduri perempuan lain yaa …. “ tanya istriku
“ Kalau swinger yaa tapi kalau soft mah tidak, kita main bersama di satu kamar tapi tidak bertukar … “
Sejenak istriku diam sambil memainkan batangku yang perlahan mulai bangun ……
“ Ibu mau merealisasikan itu ? “ jawabku sambil menyosor lehernya dan meremas dadanya ….
“ Tau ah …” jawabnya dan langsung menganggapi seranganku …. Permainan ronde keduapun dimulai !
Pagi harinya saat istriku di dapur bersama pembantu, aku telepon Tiko dan kusampaikan hasil obrolanku semalam dengan istriku. Tiko pun menyampaikan bahwa Santi istrinya tidak berkata langsung mau tetapi dari sikapnya sepertinya bisa. Akhirnya aku dan Tiko sepakat untuk bertemu senin siang saat istirahat makan.
Keesokan aku dan Tiko bertemu dan berdiskusi mengenai rencana kegiatan dan karena kami sama-sama new comer, maka dibuatlah semacam kesepakatan ( kadang-kadang aku tersenyum sendiri kalau mengingat kesepakatan itu )
Pertama, sewa villa aku yang nanggung sedangkan makan selama kegiatan ditanggung Tiko.
Kedua, tahap pertama kita akan melakukan softswing setelah acara pemanasan
Ketiga, bila masing-masing pasangan sudah benar-benar open maka dilanjutkan ke swing
Keempat, sebagai selingan …. dibuat acara threesome ( diatur pada saat kegiatan )
Di hari yang sudah ditentukan, kami berangkat bersama ke tempat wisata yang berudara sejuk dan banyak bertebaran villa-villa/bungalow yang disewakan. Setelah berkeliling, kami menemukan bungalow yang tidak terlalu berdekatan dengan bungalow lain dan kami semua sepakat memilih tempat itu, kami langsung menyewa untuk dua malam.
Aku dan Tiko mengangkut tas-tas pakaian dari mobil kami masing masing lalu Santi dan istriku kemudian membenahinya di kamar masing-masing.
Sore harinya kami berbincang dan berjalan-jalan bersama di sekitaran bungalow, suasana dekat dan akrab antara istriku dan Santi sudah terbangun dengan baik, aku dan Tiko saling mengedipkan mata sebagai isyarat EIO ( Everything is Oke ).
Kehidupan keluarga kami sangat harmonis, apalagi di usia kami sekarang, kami saling melengkapi, saling membahagiakan termasuk di dalamnya saling membahagiakan di ranjang. Kehidupan sex kami normal, dalam seminggu kami masih melakukan 3-4 kali …. Aku akui bahwa memang aku yang memiliki libido yang lebih besar namun kembali aku syukuri istriku dapat mengimbangi libidoku yang “kelebihan”.
Pada suatu ketika, saat aku berselancar di dunia maya, aku membaca kisah hubungan sex bertukar pasangan. Ceritanya sangat bagus dan membuat aku tertarik. Dari rasa ketertarikan itu, kulanjutkan acara berselancarku dan ternyata berbagai macam cerita aku dapatkan dan dari cerita-cerita itu aku mendapatkan “ sensasi lain”.
Karena aku terobsesi, aku mencoba untuk mengajak istriku berfantasy …. Kujelaskan fantasyku tetapi tidak mengarahkannya untuk bertukar pasangan. Cukup aku bilang bagaimana kalau saat bersetubuh, kita seperti melihat pasangan lain melakukan persetubuhan.
Istriku setuju-setuju saja, lalu di kamar, di samping ranjang, aku pasang kaca ukuran 2 x 2,5 m sehingga aktifitas di tempat tidur tergambar secara jelas.
Luar biasa …. Gairah kami bertambah setiap kali kami bersetubuh sambil menyaksikan “pasangan lain” yang ada di cermin ….. siapa saja kami khayalkan, kadang kami sebut itu pasangan selebritis, bossku dengan istrinya, tetangga kami yang istrinya bohay …..
Variasi demi variasi kami lakukan membuat kami menjalani malam-malam yang tidak membosankan di kamar …. Hingga akhirnya tibalah waktunya aku berbicara pada istriku, bagaimana kalau kita jangan melihat kita yang dicermin tapi melihat pasangan lain.
Isteriku awalnya kaget dan aku bisa memaklumi kekagetannya. Dia sempat bilang bahwa aku sudah bosan dan mau mencoba yang baru …. Kubilang bahwa itu bukan tujuan, justru karena aku sangat mencintainya dan ingin lebih besar lagi melimpahkan rasa cintaku padanya.
Perlahan emosinya normal kembali lalu mulailah kami berdiskusi dan akulah yang dominan menjelaskan. Aku ajak dia membaca kisah-kisah swinger , selesai membaca dan usai menuntaskan gairah, kami kemudian ngobrol….intinya isteriku masih ketakutan dan malu. Dia merasa sudah tua, sudah tidak kencang bahkan sempat bilang “Kalau ayah memang sudah bosan sama Ibu, silahkan aja ayah mencari yang masih kencang dan lebih muda”. Kupeluk dia, kubilang tidak terlintas pikiran itu bahkan bila nanti kita mencari pasangan main, kita akan cari pasangan yang seusia karena yang kami cari adalah Sensasi, bukan sekedar mengejar kenikmatan badani semata.
Setelah isteriku mengerti dan menyatakan siap, mulailah aku memasuki tahap kedua … mencari pasangan yang sesuai keinginan kami.
Bukan pekerjaan yang mudah. Di forum-forum yang ku masuki, banyak yang menghendaki tetapi rata-rata mereka berusia 23 s.d 35 …. Tentunya mereka tidak akan mau bermain bareng dengan pasangan lansia seperti kami.
Hampir setahun aku mencari-cari ternyata usahaku berbuah hasil …. Kami menemukan pasangan yang sesuai dengan keinginan kami. Suaminya bernama Tiko, usia 43 tahun sedangkan istrinya Santi berusia 41 tahun … gak jauh-jauh banget.
Ketemunya aku dengan Tiko pada waktu kami sekereta saat perjalanan Bandung Surabaya, kami duduk bersebelahan ….berawal dari ngobrol ringan, berkenalan lalu berkembang ke obrolan lain dan sampai pada obrolan lelaki, apalagi kalau bukan urusan perempuan.
Ternyata kami punya pandangan yang sama soal swinger dan Tiko pun memiliki keinginan yang sama .. maka semakin asyiklah obrolan kami.
Saat berpisah di Surabaya, kami saling bertukar nomor hp dan pin ….. penemuan ini tidak aku kabarkan dulu pada istriku.
Sebulan setelah pertemuan di ketera api, aku dan Tiko janjian ketemu untuk makan siang saat istirahat jam kantor. Siang itu kami bertemu di sebuah rumah makan lalu kami makan bersama dan usai makan, kami kembali membahas fantasi kami, Kami bertukar foto istri tetapi masih dalam kondisi berpakaian …. Kami saling mengagumi istri-istri kami. Lalu kami sepakat, akan saling berkunjung … kepada para istri kami akan bercerita bahwa kami adalah teman lama yang dipertemukan kembali saat dalam perjalanan.
Karena usiaku lebih tua, maka Tiko dan istrinyalah yang akan melakukan kunjungan pertama ke rumahku.
Sore harinya kusampaikan pada istriku bahwa ada teman lama yang akan berkunjung ke rumah … istriku tanpa curiga mengiyakan saja.
Sabtu sore, sesuai dengan obrolan kami, Tiko datang bersama Santi. Ku perkenalkan Tiko adalah teman sepermainan dulu waktu kami sama-sama di Jogja terus kami berpisah setelah kami masuk sekolah.
Obrolan demi obrolan berlangsung lancar dan nampaknya istriku dengan Santi bisa langsung dekat bahkan mereka berdualah yang menyiapkan makan malam kami.
Saat Tiko dan Santi meninggalkan rumah, dia berkata bahwa dia bermaksud menjamu kami di rumahnya dan ku bilang nanti kami akan datang ……
Dua minggu setelah kunjungan Tiko dan Santi, giliran kami yang berkunjung ke rumah mereka.
Suasana sudah lebih akrab dan ternyata Tiko serta Santi sudah mengamankan kedua anak mereka ke rumah orang tua Santi, jadi di rumah hanya mereka berdua saja.
Kami ngobrol bersama, dari soal umum hingga sampai urusan ranjang. Istriku dan Santi hanya menanggapi obrolan kami dengan malu-malu, bahkan kulihat Santi sering mencubit Tiko bila obrolannya terlalu terbuka dan kami hanya tertawa saja melihatnya.
Di pertemuan itu Tiko mengajak kami untuk memutar film semi yang bergenre tentang soft swing ……
Kami duduk di karpet yang sengaja digelar dan ada berbagai penganan ringan di depan kami, sambil menyaksikan film kami menikmati penganan-penganan yang ada.
Film yang diputar sangat bagus sehingga selama film diputar kulihat istriku duduk gelisah begitu pula Santi tapi karena kami masih malu-malu jadi belum ada “aktifitas” lain, yang pasti saat kami di perjalanan pulang, istriku terus-terusan memegang pahaku dan setibanya di rumah, istriku mendadak menjadi buas di ranjang ….. tanpa foreplay yang biasanya agak lama kami lakukan, istriku langsung menyerbuku dan bisa ditebak, malam itu kami sampai main 2 ronde dan keesokan paginya kami bangun kesiangan tetapi kami sangat bahagia …..
Saat malam, setelah ronde pertama …. Sempat terjadi obrolan ringan sambil ku peluk tubuh telanjang istriku.
“ Bu, koq jadi sangar sih ? Inget film tadi yaa ? “ godaku.
“ Ayah mah …. “ kata istriku sambil meremas batangku yang terkulai basah
“ Andai saja itu bisa terjadi pada kita, sepertinya asyik ya Bu “ pancingku
“ Ah, mana ada sih pasangan tua kaya kita mau melakukan itu “ kata istriku
“ Siapa tahu Bu, rasanya gairah kita bakal on terus deh kalau itu terjadi “
“ Memang ayah mau melakukan itu ? Ayah gak kan apa-apa ibu ditiduri laki-laki lain ? “ tanya istriku sambil menatapku
“ Kalau ibu melakukan di belakang ayah, jelas ayah gak mau, tapi kalau di depan ayah … ya itu lain cerita “ jawabku “berdiplomasi”
“ Tapi ayah juga kan meniduri perempuan lain yaa …. “ tanya istriku
“ Kalau swinger yaa tapi kalau soft mah tidak, kita main bersama di satu kamar tapi tidak bertukar … “
Sejenak istriku diam sambil memainkan batangku yang perlahan mulai bangun ……
“ Ibu mau merealisasikan itu ? “ jawabku sambil menyosor lehernya dan meremas dadanya ….
“ Tau ah …” jawabnya dan langsung menganggapi seranganku …. Permainan ronde keduapun dimulai !
Pagi harinya saat istriku di dapur bersama pembantu, aku telepon Tiko dan kusampaikan hasil obrolanku semalam dengan istriku. Tiko pun menyampaikan bahwa Santi istrinya tidak berkata langsung mau tetapi dari sikapnya sepertinya bisa. Akhirnya aku dan Tiko sepakat untuk bertemu senin siang saat istirahat makan.
Keesokan aku dan Tiko bertemu dan berdiskusi mengenai rencana kegiatan dan karena kami sama-sama new comer, maka dibuatlah semacam kesepakatan ( kadang-kadang aku tersenyum sendiri kalau mengingat kesepakatan itu )
Pertama, sewa villa aku yang nanggung sedangkan makan selama kegiatan ditanggung Tiko.
Kedua, tahap pertama kita akan melakukan softswing setelah acara pemanasan
Ketiga, bila masing-masing pasangan sudah benar-benar open maka dilanjutkan ke swing
Keempat, sebagai selingan …. dibuat acara threesome ( diatur pada saat kegiatan )
Di hari yang sudah ditentukan, kami berangkat bersama ke tempat wisata yang berudara sejuk dan banyak bertebaran villa-villa/bungalow yang disewakan. Setelah berkeliling, kami menemukan bungalow yang tidak terlalu berdekatan dengan bungalow lain dan kami semua sepakat memilih tempat itu, kami langsung menyewa untuk dua malam.
Aku dan Tiko mengangkut tas-tas pakaian dari mobil kami masing masing lalu Santi dan istriku kemudian membenahinya di kamar masing-masing.
Sore harinya kami berbincang dan berjalan-jalan bersama di sekitaran bungalow, suasana dekat dan akrab antara istriku dan Santi sudah terbangun dengan baik, aku dan Tiko saling mengedipkan mata sebagai isyarat EIO ( Everything is Oke ).
Terakhir diubah: