Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Tukang Haji Naik Bubur XXX

Sempet baca dulu bgt... tp lupa di kopi pasta, hiks hiks
 
Nemu lanjutan ceritanya tbnh xxx ampe 12 episode, tp pendek2 buangets... boleh share alamat situs dimari ga ya?
 
Browse aja keyword di mbah google nya "ceritabuatcoli bubur xxx"
Ada 12 ep, walau pendek tp lumayanlah, hehe...
 
Bimabet
Malam ini tak terlalu cerah, cahanya bulan yang
mengintip dari balik awan, dan beberapa bintang di
langit yang seolah kesepian, gelapnya malam
seolah murung dengan heningnya kampung dukuh.
Sebuah kampung di bawah pimpinan sang haji dua
kali, bapak haji Muhidin.
Namun situasi malam ini bertolak belakang dengan
keadaan di sebuah rumah, disebuah kamar, dua
insan sepasang suami istri sedang membakar
birahi dalam pergumulan yang panas.
"Oough, rum jangan kenceng kenceng dong
ngenjotnya, tar kontol abang patah...egh...e
gh...egh..."
"ouugh...baaang, memek rum ga tahan...eeengh.
..enak bang..."
Robi yang berada dibawah tampak kualahan
menghadapi gempuran dari rumana yang melonjak
lonjak dengan semangatnya di atas tubuh robi
dengan kontol yang menancap.
"Rum...Aaargh...abang dah ga kuat
rum...ough...abang mau keluar...".
"Aaangh...jangan keluar dulu bang...Engh...ough,
rum belum puas bang..."
"AAAAAARRGH...abang keluar rum, ough...ough...o
ugh..."
"bang robiii...aangh, rum belum puas bang..."
Rumana terus saja melonjak lonjak sampai
akhirnya kontol robi yang menciut lepas dari
cengkraman memeknya, sejenak rumana terdiam
dengan expresi kecewa, sementara robi
memejamkan mata dengan nafas tersengal sengal
kelelahan.
Tak lama kemudian robi terlelap, sementara
rumana beranjak dari atas tubuh robi, dengan
birahi yang masih tinggi tentunya rumana merasa
gusar, dan akhirnya rumana mengambil senjata
pamungkasnya.
"engh...hsstt...engh...ough..."
Disamping suaminya yang terlelap pulas rumana
mencari kepuasan sendiri dengan mengocok liang
memeknya dengan senjata pamungkasnya sebuah
dildo.
sambil meremas tete nya sendiri dan mata yang
merem melek rumana sangat menikmati hantaman
dildo di memeknya.
"Aiih...aiih...AAAAEEEEHHH...Ough...ough...ough"
Akhirnya rumana mencapai kepuasannya setelah
bekerja keras sendiri selama 30 menit, dan dalam
keadaan masih telanjang, rumana ikut terlelap
disamping suaminya.
Rumana, meskipun ia berhijab tapi nafsunya
sangat besar bahkan robi suaminya sering
kualahan melayani nafsu rumana.
Menjelang pagi, udara masih terasa dingin langit
pun masih muram menanti sinar mentari.
"rum..***m...udah pagi" robi membangunkan
istrinya yang masih terlelap di balik selimut.
"eehm..***m masih ngantuk bang.." sambil
menyingkap selimut rumana menggeliatkan
tubuhnya, tentu dalam keadaan yang masih
telanjang hal ini akan sangat menggairahkan karna
tete rumana akan semakin membusung.
"iya...abang cuma mau pamit berangkat kerja...".
"oh...yadah, hati hati dijalan..."
Rumana mencium tangan suaminya, dan robi
membalas dengan ciuman di kening
"yadah abang kerja ya, assalamualaikum...".
"waalaikumsalam...".
baru dua langkah robi menjauh dari rumana,
langkahnya terhenti seperti ada sesuatu yang
terlupakan.
"kenapa bang, ada yang lupa...?"
Robi berbalik arah dan tanpa menunggu lama robi
langsung menubruk rumana yang masih dalam
keadaan telanjang bulat, tanpa kompromi robi
langsung melumat bibir rumana dan meremas tete
nya dalam tindihan tubuhnya.
"rum...sebentar aja, puasin abang"
Robi bangkit dari tubuh rumana yang terlentang
dan membuka ikat pinggang, celana dan
melorotkan beserta CDnya, mengacunglah kontol
robi yang tak seberapa besar di hadapan rumana.
Rumana langsung meraih kontol suaminya hendak
di masukan kedalam mulutnya, namun segera di
tahan oleh robi.
"rum abang mau langsung aja, rum nungging
ya...".
"yadah tapi ludahin dulu memek rum bang, kan
memek rum masih kering..."
tanpa disuruh dua kali rumana langsung nungging
memamerkan bongkahan pantat yang membuat
robi semakin bernafsu, robi beberapa kali meludahi
tangannya dan mengusapkannya ke memek
istrinya, dan langsung mengarahkan kontolnya ke
liang memek rumana, dengan satukali hentakan
kini kontol robi menusuk jauh ke dalam sorga
dunia para lelaki.
"Aaauh...bang...ayo bang yang kenceng
enjotnya...eeengh...memek rum udah enaaakh...".
"Agh...iya rum...memek rum enak banget...ough..."
"truuus...trus bang robi...aaach...enakh
baaangh...ouch...ouch...ouch"
"RUUUMAAANAAA...AAARGH...ough...ough...ough"
Tak sampai 15 menit robi sudah menyemburkan
laharnya di dalam memek istrinya, tak lama robi
mencabut kontolnya dan mendorong tubuh rumana
kesamping sampai terlentang, dan mengarahkan
kontolnya ke mulut sang istri.
"rum bersihin kontol abang dong..." dengan telaten
rumana menghisap kontol suaminya yang mulai
lunglai sampai bersih dari sisa sperma.
Selesai Robi langsung merapihkan celananya dan
meninggalkan istrinya dalam keadaan bugil,
dengan nafsu yang belum tertuntaskan, lagi lagi
rumana harus mencari kepuasannya sendiri.
Rumana membuka laci yang berada di samping
tempat tidurnya dan mengambil senjata
pamungkasnya sebuah dildo kesayangannya.
"eeengh...hsssttt...eeengh...ough...eeengh...
aaach..."
sambil mengocok dildo di memeknya, rumana
membayangkan andai saja kontol suaminya
sebesar dildo ini dan sekuat dildo ini, maka
hidupnya akan sempurna.
Baru sesaat menikmati hantaman demi hantaman
dildo di memeknya, kenikmatannya harus
terganggu dengan ketukan pintu dari luar.
tok...tok...tok
"assalamualaikum..."
Ingin rasanya rumana mengabaikan salam
tersebut, namun konsentrasinya sudah pecah dan
tak dapat lagi menikmati kegiatan sex nya, sambil
menggerutu rumana memakai daster lengan
panjang berbahan tipis warna biru tanpa
mengenakan daleman sehelaipun, dan jilbab model
bergo untuk menutupi rambutnya yang kusut
akibat pertempuran semalam.
"siapa sih pagi pagi gini namu..."
Rumana melangkah keluar kamar dan menuju pintu
rumah, setelah membuka pintu ternyata yang
datang dua hansip malih dan tarmizi.
"pagi..***mana...komandan boz haji rw nya ada..."
malih sedikit tertegun melihat tampang kusut
rumana.
"Abah lagi di bantar kambing, di rumah ki daud
emangnya bang malih dan bang tarmizi ada perlu
apa sama abah..."
"gini rum...secara logika inikan dah akhir bulan jadi
kita mau minta uang bulanan hansip, secara beras
di rumah dah kosong banget"
Rumana merasa kasihan juga, kalo harus nunggu
abahnya pulang dari bantar kambing bisa bisa
keluarga malih dan tarmizi kelaparan.
"yadah bang malih dan bang tarmizi masuk aja
dulu..." langkah rumana di ikuti oleh malih dan
tarmizi ke ruang tamu, namun dari belakang
tampak daster yang di kenakan rumana menyelip di
belahan pantatnya, sampai sampai malih dan
tarmizi menelan ludah mereka sendiri.
"gila tar...lo liat kaga, pantatnya rumana..."
"iya lih, menurut ana lih rumana ga pake celana
dalem, abisnya daster sampe nyelip gitu..."
"jangan jangan nih tar, rumana abis ngentot sama
robi..."
"dan jangan jangan, rumana juga ga pake
BH...hik...hik...hik..."
sementara rumana di dalam kamar menyiapkan 2
amplop berisi 500 ribu, tiba tiba terbersit dalam
pikiran rumana untuk menggoda malih dan tarmizi,
toh selama ini rumana tak pernah puas dengan
permainan suaminya, dan bukan sekali dua kali
rumana menyuruh robi terapi membesarkan kontol
tapi tak pernah di gubris, jadi jangan salahkan kalo
istrinya mencari kepuasan dari orang lain, siapa
tahu dengan di entot dua orang sekaligus rumana
bisa lebih puas.
Keluar dari kamar rumana pun menghampiri malih
dan tarmizi, dan tanpa di sadari ternyata daster
yang dikenakan rumana tampak basah di sekitar
area selangkangan, di tambah lagi puting tete
rumana yang menjiplak samar karena rumana tidak
menggunakan BH.
"jadi gini bang malih dan bang tarmizi, abah kan
pulangnya masih minggu depan, jadi untuk
sementara uang bulanannya rum talangin separo,
sisanya nanti pas abah pulang" rumana
menjelaskan sambil menyerahkan dua amplop
berisi uang ke malih dan tarmizi.
"ga apa apa rum, malah kita terima kasih banget
sama rumana udah nalangin uang bulanan
kita...iya ga tar"
"bener banget tuh malih...untung ada rumana, kalo
ga, ga tahu lagi deh anak bini kita mw makan
apa..." sambil menerima amplop mata malih dan
tarmizi terus mengekor ke arah tete rumana yang
tampak putingnya menjiplak dari balik daster tipis
yang di kenakan rumana.
Tampaknya rumana menyadari apa yang sedang di
perhatikan malih dan tarmizi.
"bang malih dan bang tarmizi liatin apa sih...ada
yang aneh sama rum...".
"e...e...engga rum, ga liat apa apa ko..." malih
tampak salah tingkah diikuti sikap tarmizi yang
langsung mengalihkan pandangan keseliling
ruangan.
"rum tahu ko bang malih sama bang tarmizi lagi
liatin apa, nanti rum laporin ke abah loh...".
Rumana mulai melancarkan strateginya
"yaaah, jangan dong rum, bang malih minta maaf
deh bang malih khilaf"
"iya rum bang tarmizi juga minta maaf, jangan di
laporin ke komandan bos haji rw..."
rumana tersenyum manis melihat tingkah malih
dan tarmizi.
"yadah, rum maafin tapi ada saratnya...bang malih
harus gendong rum ke kamar, trus bang tarmizi
kunci pintu depan abis itu ikut kekamar rum..."
malih dan tarmizi hanya bengong sebenarnya
mereka sudah menduga apa yang akan terjadi,
seorang wanita cantik minta di temani di dalam
kamar, tapi ini terlalu mengejutkan.
"KO DIEM SIH...MAU GA, ATAW RUM LAPORIN AJA
KE ABAH..." rumana membentak mereka sontak
malih langsung menghampiri rumana dan tarmizi
langsung kearah pintu depan untuk menguncinya.
Malih membopong tubuh sintal rumana, hanya
terbalut daster tipis tentu lekuk tubuh rumana
sangat terasa di tangan malih, sementara rumana
mengalungkan tangannya di leher malih.
Sesampainya dikamar malih meletakan tubuh
rumana diatas ranjang yang biasa di pakai bercinta
bersama suaminya, malih hanya terpaku tak tahu
apa yang harus dilakukan.
"bang malih, hampir tiap malem rum di entot bang
robi, tapi rum ga pernah puas, bang robi cuma
gede nafsunya doang, bang malih mau kan entotin
rum, bergantian sama bang tarmizi, puasin rum
bang malih..." rumana yang terbaring menarik
tubuh malih ke arahnya.
Malihpun tanpa ragu langsung melumat bibir
rumana, tentunya sambil meremas tete ruamana,
melepaskan jilbab bergo rumana dan langsung
menjalarkan lidahnya ke leher rumana.
"eeengh...ough, bang malih...daster rum di buka
aja bang..."
malih menghentikan aktifitasnya diikuti rumana
yang bangkit berlutut, tanpa kesulitan berarti
daster rumana di tanggalkan, malih makin melotot
sambil menelan ludah, menyaksikan keindahan
tubuh rumana, tanpa terkontrol malih langsung
menyerbu tete rumana ,melumatnya bulat bulat.
"oOOUUugh...bang malih, isep trus
bang...aAAAagh...enaaakh...truuush...ough...".
Malih terus melumat bongkahan tete rumana,
membenamkan wajahnya diantara belahan tete
rumana, tiba tiba pintu kamar terbuka membuat
malih dan rumana terkejut dan menghentikan
aktifitasnya.
"ya elah, elo tar kirain siapa, ganggu gue aja loh..."
ternyata tarmizi yang masuk, dengan terperangah
tarmizi perlahan mendekati malih dan rumana.
"ente kaga salah malih, " tarmizi makin bingung
melihat rumana yang tersenyum senyum.
"ga salah ko bang tarmizi, rumana yang nyuruh
bang malih ngisepin tete rum...".
"iya tar, gue bukan lagi merkosa rumana, tapi
rumana sendiri yang minta di entotin..." malih
melanjutkan aktifitasnya kali ini malih memeluk
rumana yang sedang duduk di ranjang sambil
meremas tete dan menjilati leher rumana dari
belakang.
"Eeengh...ough...bang maliiih...entar dulu dong...".
"Apa lagi sih rum...bang malih dah ga tahan nih,
secara kontol bang malih dah tegang bener nih..."
"sabar dong, coba liat rum udah bugil gini masa
bang malih masih pake baju...bang tarmizi juga
kalo mau ikut buka bajunya dulu dong...".
malih langsung beranjak dari tempat tidur dan
menanggalkan satu per satu pakaian yan melekat
di tubuh nya
"eh tarmizi ayo cepet buka baju lo, emang kaga
mau lo, ngentot sama perempuan paling cantik di
kampung dukuh..."
"mau lah, ya ampuun ngimpi apa ane semalem
bisa ngentot sama bidadari kaya rumana..."
Sedangkan rumana menantikan dua hansip
melepaskan pakaian sambil duduk di tepian kasus,
rumana tersenyum melihat malih dengan perut
buncitnya tapi bukan itu yang terpenting, yang
terpenting adalah benda yang mengacung di bawah
perut mereka.
"bang malih, bang tarmizi sini dong rum kan mau
pegang kontol bang malih sama bang tarmizi..."
rumana menggapai kontol mereka dengan kedua
tangannya, kontol tarmizi sedikit lebih besar.
"ehm...bang malih kontolnya gede, kalah kontol
bang robi...tapi kontol bang tarmizi lebih gede,
lebih panjang, rum bisa kelojotan nih dientot sama
kalian berdua".
Rumana terus mengocok kontal mereka berdua.
"aduh...tar baru di kocok pake tangan aja udah
enak bener..."
"iya lih, apalagi kalo di kocok pake mulut, ataw
paling enak pake memeknya...ajiiip" malih dan
tarmizi tampak terlena sambil sesekali membelai
rambut rumana.
"emang bang malih sama bang tarmizi mau
kontolnya rum isepin" rumana menatap malih dan
tarmizi yang langsung mengangguk.
Pertama rumana memasukan kontol malih ke
mulutnya, di hisap dan dikocok di dalam mulutnya.
"Ouugh..*** nyangka rumana jago ngisep
kontol...eghhh...terus isep rum...".
"eh...lih gantian dong, kontol ane juga pengen
ngerasain service mulutnya rumana..." tarmizi
protes padahal baru sebentar juga rumana
menghisap kontol malaih.
"iya bang tarmizi, sabar dong, mulut rum kan cuma
satu...sini dong bang kontolnya mau di isep ga..."
tarmizi langsung menyodorkan kontolnya ke mulut
rumana...
"ough...kaga salah ente lih sepongan rumana
emang aziiip..."
rumana terus memaju mundurkan mulutnya walaw
aga susah karna ukuran kontol tarmizi emang
besar. Sementara malih berusaha meraih tete
rumana dari belakang meremasnya dengan keras.
"OOOUGH...TETE RUM SAKIT BANG
MALIH...PELAN PELAN DONG...". Rumana
mengeluh
"eh lih kira kira dong, meres tete orang jangan
disamain ama meres cucian...kontol ane jadi
berenti di sepong kan..."
"iya maaf, abis gue gemes banget sama tetenya
rumana, eh tar gue dah kaga tahan nih, kita entot
rumana sekarang aja yu...".
Rumana yang mendengar itu langsung protes.
"ih...engga...engga kalo bang malih dan bang
tarmizi mau ngentot rum, harus jilatin memek rum
dulu sampe muncrat...baru boleh ngentotin rum..."
"boleh, siapa takut..." tarmizi langsung mendorong
tubuh rumana sampai terlentang.
"lih...ane apa ente yang jilatin memek nya
rumana.."
"gue aja tar, secara gue udah pengen banget
ngerasain peju cewe tercantik di kampung dukuh"
Tanpa menunggu komando lagi malih langsung
mengambil posisi di depan selangkangan rumana,
sementara tanpa disuruh rumana langsung
mengangkangkan kakinya.
"bang malih, bang tarmizi, puasin rumana ya..."
rumana menarik salah satu tangan tarmizi dan
menempelkannya ke tetenya, sontak tarmizi
langsung meremasnya.
Sementara malih langsung menjilati dan menyedot
memek rumana, membuat pemiliknya belingsatan.
"Eeengh...iyah trus bang malih...engh...
AAAWW...iyah itilnya bang malih...enakh...ough..."
sementara tarmizi masih meremas tete rumana,
sambil memandang rumana yang merem melek
menikmati jilatan malih tak berapa lama tarmizi
langsung melumat bibir rumana, menjalar keleher,
trus dan bermuara di kedua bukit kembar milik
rumana.
"AAAAGH....ENAAAKH...OUGH...AYO BANG
MALIH...BANG TARMIZI...PUASIN RUUUM...ISEP
TRUS...JILAT TRUS...." rumana sudah semakin
kesetanan menikmati serbuan dua hansip kampung
dukuh.
Susah payah malih dan tarmizi menahan geliat
tubuh rumana yang semakin tak terkontrol.
"AMPUUUN...BANG MALIH, RUM DAH GA
KUAAAT...EEENGH...ENAKH..***M MAU
KELUAAAAR...AAAAAAGGGHH...OUGH
....OUGH...OUGH..." tubuh rumana beberapa kali
menegang dilanda orgasme di pelukan malih dan
tarmizi, sementara malih menyeruput cairan
orgasme rumana sampai puas.
Tak berapa lama malih langsung mengarahkan
kontolnya ke memek rumana, menyadari hal ini
rumana langsung protes.
"Aaach...bang malih jangan dimasukin dulu,
memek rum masih ngilu...EEENGH...".
"maaf rum, bang malih udah ga tahan banget,
udah nanti juga enak..." malih langsung
memasukan kontolnya sedikit aga sulit mungkin
lobang memek rumana belum menyesuaikan
dengan ukuran kontol malih.
"egh...sial nih memek masih sempit aja...Eeeegh..."
"ouuugh...bang maliih...ngilu baaang...ooouugh
pelan pelan bang..."
perlahan tapi pasti kontol malih akhirnya terbenam
sepenuhnya, menikmati jepitan memek rumana di
seluruh batang kontolny.
malih mulai memaju mundurkan kontolnya
perlahan, sementara rumana terus meringis sambil
tete nya di remas remas tarmizi.
"eegh...sory ya tar, gue entotin rumana duluan,
secara kontol lo kan lebih gede, jadi kalo lo duluan
yang ngentot nanti pas giliran gue dah longgar".
"santai aja lih, ane faham, lagian ane lagi demen
banget maenin tetenya rumana, sekel aziiip..."
lambat laun malih mulai mempercepat sodokannya
membuat tubuh rumana terguncang guncang.
"EEENGH...OUGH...TRUS BANG MALIH...ENTOTIN
MEMEK RUM, AAAEEEGH...IYAAAH...ENAAAKH
BAAANG...TRUSSS..."
"(plok...plok...plok) SIAAAL NI MEMEK ENAK
BANGET...EGH...GIMANA RUM KONTOL BANG
MALIH ENAKH..***CH...(plok...plok...plok)"
"Enak bang, kontol bang malih lebih enak dari
pada kontol bang robi, Eeengh...ouugh...TRUUUUS
BAAANG LEBIH KENCENG..." Malih semakin
memacu kontolnya kebih kencang.
sementara tarmizi masih asik dengan tete rumana,
sesekali sambil menyemangati malih.
"hajar terus malih, jangan kasih ampun enjot terus
memek rumana...ha...ha...ha..."
rintihan, deru nafas, suara benturan dua
selangkangan yang saling menghantam menjadi
irama yang erotis membakar nafsu siapa saja yang
mendengarnya.
"SIAAAL...KONTOL GUE DAH KUAT...OUGH...O
UGH..***M KONTOL ABANG MAU MUNCRAT
NIH...ENGH...MAU DI KELUARIN DI MANA..."
"Di dalem aja bang...memek rum lagi enak
banget...aaagh..."
"AAAAAARRRGGH...ABANG KELUAAAR
RUUUM...OUGH...OUGH...OUGH...ENAAAK..."
akhirnya malih KO duluan, tentu saja rumana yang
masih berapi api langsung meminta tarmizi
mengambil alih posisi malih.
"Bang tarmizi ayo cepet masukin kontolnya"
berbeda dengan malih, tarmizi mengangkangkan
kaki rumana selebar lebarnya dan menekuknya
kearah tete dan menahannya dengan tangan yang
menopang tubuhnya.
"EEEEENGH...BANG TARMIZI KONTOLNYA GEDE
BANGEEET...AUUUWH..."
"Kenapa rum kontol abang kegedean, sakit ya..."
"Iya bang gede, tapi enak bang...enggh...ayo bang
di enjot memek rum...puasin rum bang, entotin rum
sesuka abang"
tarmizi langsung tersenyum licik, dan langsung
memacu kontolnya, tubuh rumana terguncang
dengan cepat.
"AAAAAAACCCHH...BAAAANG...AMPU
UUUN...IYAAAH...TERUUUS..."
"ANJIIING NIH MEMEK...AZIIIP..***M PENGEN
KONTOL GEDE KAN, RUM PENGEN DI ENTOT KAN,
RUM PENGEN DI PUASIN KAN...MAKAN NIH
KONTOL ABANG..."
"IYAAAH BAANG..***M SUKA KONTOL GEDE, RUM
SUKA DI ENTOT, PUASIN RUM PAKE KONTOL
BANG TARMIZI...AAAANGH...TRUS BANG, HAJAR
MEMEK RUM PAKE KONTOL GEDE...OOOUGH
EEENAAAKH..."
Rumana dan tarmizi semakin kesetanan,
sedangkan malih hanya bersandar di tempat tidur
sambil memperhatikan tarmizi yang menyiksa
rumana dalam birahi.
"TENANG AJA RUM...KONTOL ABANG BAKAL
PUASIN MEMEK RUM...EGH...EGH...EGH...".
"BANG TARMIZIII, MEMEK RUM MAU
KELUAR...AAACH...OUCH..."
"KELUARIN AJA RUM...ABANG BAKAL BIKIN
MEMEK RUM KERING KEABISAN PEJU...OUCH...M
AKIN ENAAAKH...NI MEMEKH..."
"AAAAAACH...KONTOOOL...ENAAAKH
...OUGH...OUGH...". Akhirnya rumana orgasme
hebat, tubuhnya melejang lejang, matanya
terpejam.
"bang tarmizi, istirahat sebentar ya, rum capek
banget."
tarmizi mencabut kontolnya tapi bukan untuk
istirahat melainkan berganti gaya.
tarmizi membalikan tubuh rumana dalam posisi
nungging, berapa kali tarmizi mengusap dan
mencium pantat rumana bahkan sempat
menamparnya beberapa kali, hal ini membuat
rumana khawatir kalo kalo dia bakal di sodomi.
"angh...bang tarmizi mau ngapain, tolong jangan
sodomi rum bang..."
"tenang rum...abang masi doyan memek rumana
ko..." tarmizi langsung mengarahkan kontolnya
dan melesakan ke dalam memek rumana, sebelum
menggoyang tarmizi berusaha meraih tete rumana.
"aduuuh bang...memek rum masih ngilu..*** boleh
apa istirahat sebentar..."
"ga boleh rum...katanya bang tarmizi boleh
ngentotin rumana sesuka hati...ha...ha.
..ha...rasain nih kontol abang" tarmizi langsung
menghajar memek rumana, tubuh mereka sudah
bermandikan keringat yang terbakar oleh nafsu,
rambut rumana pun sudah kusut.
"AAAACH...JANGAN CEPET CEPET DULU
BAAANG...EEENGH MEMEK RUM MASIH
NGILU...OUUUGH".
tarmizi tak perdulikan keluhan rumana, malah
semakin gencar mengenjot dan meremas tette
rumana.
"SETAAAAN...SAKIT TETE RUM BANG...JANGAN
KENCENG KENCENG NGEREMESNYA ANJIIING..."
"ABANG GA KUAT NAHAN NAFSU RUM...TUBUH
RUM ENAK BANGET BUAT DI ENTOOOT...AAACH..."
akhirnya lambatan laun rasa ngilu dan sakit
berubah menjadi sensasi yang belum pernah
dirasakan rumana sebelumnya. Memeknya semakin
terasa gatal dan semakin nikmat akibat sodokan
kontol tarmizi yang terasa penuh dan mentok.
Erangan rumana pun semakin menggila,
mengeluarkan sisi liar dan kebinalan rumana.
"ANJIIING...ENAK BANGET BAAANG...AAAACH
...TRUS BANG...OOUUGH...ENTOT RUM
BANG...AAAACH...KONTOL BANG TARMIZI
ENAAAAAKH...".
"DASAR JABLAY...LONTE...RASAIN KONTOL
ABANG...EGH...EGH...EGH..."
Sudah sekitar 20 menit tarmizi menghajar memek
rumana dalam posisi dogy style, tapi belum ada
tanda tanda tarmizi akan ejakulasi, malah rumana
yang sepertinya akan ejakulasi lagi...
"ehg...ehg...ehg...gimana rum ehg...ehg...ehg
...masih sanggup lawan kontol ane..."
"EEEEENGH...ACH...ACH...ACH...MEMEK RUM GA
KUAAAT BANG...ACH...ACH...ACH...EEEEE
ENGH...YANG CEPET BAAANGH...ACH..
.ACH...ACH...MEMEK RUM MAU KELUAR
LAGIII..EEEENGH...."
"rasain nih gempuran kontol ane...ACH...ACH
...ACH...MAKAN NIH KONTOOOL...."
kini posisi rumana menungging tanpa bertumpu
lagi pada tangannya, kepalanya sudah mendarat di
kasur, tubuhnya terguncang guncang akibat
gempuran tarmizi, exspresi wajahnya seperti orang
yang meringis kesakitan, sampai tak berapa lama
pun akhirnya rumana menggapai orgasme yang
kesekian kali.
"AAAAAAAACCCHHH....ENAAAAKH...
BAAANGH...OUCH...OUCH...ouch...ouch..." tubuh
rumana mengejang beberapa kali sampai akhirnya
melemah.
Tarmizi mencabut kontolnya membuat rumana
jatuh kesamping, tarmizi langsung membalik posisi
rumana ke posisi terlentang, tampak rumana yang
masih terengah engah, dengan tubuh berkeringat
dan rambut yang tampak kusut.
Rumana hanya menatap sayu sosok tarmizi yang
berlutut di hadapannya, apa lagi melihat kontol
tarmizi yang masih tegak menantang membuat
rumana takjub.
"bang tarmizi...kuat amat sih...ayo bang entot rum
lagi, rum pengen puasin kontol bang tarmizi...entot
in rum sampe abang puas" rumana
mengangkangkan kakinya lebar lebar di hadapan
tarmizi yang tersenyum lebar.
"yadah kalo rumana masih kuat, abang entotin
rumana sampe pingsan...he...he...he..." tarmizi
mulai mengarahkan kontolnya yang seperti
pentungan hansip ke memek rumana.
"eeengh...ouch...bangh...awhhh..." rumana
merintih menikmati melesaknya kontol tarmizi,
walaw masuk dengan lancar tetap saja sisa
orgasme tadi memberi efek ngilu.
Setelah dirasa mentok tarmizi langsung
menjatuhkan tubuhnya diatas tubuh mulus milik
rumana, pertemuan dada tarmizi dengan bulatan
tete rumana memberikan sensasi tersendiri,
rupanya tarmizi ingin bermain lebut.
sambil mengoyang pantatnya perlahan tarmizi
mulai melumat bibir rumana saling membelit lidah
mereka
"ehhmmmppp...ehhmmppmmuach..." birahi
rumana pun mulai naik lagi tangannya memeluk
kepala tarmizi dan kakinya juga mengait di pantat
tarmizi, sambil ikut menggoyangkan dan menaikan
pantatnya menyambut kontol tarmizi.
tak lama ciuman tarmizi beralih ke leher rumana
membuat desahan rumana semakin kuat.
"eeengh...ouch...trush bangh...ouch...
enaaach...eeengh..." pelukan rumana semakin erat
goyangan tubuh tarmizi seakan memijat tete nya
yang semakin menambah kenikmatan.
setelah beberapa saat tarmizi membalikan posisi
sehingga rumana berada di atas tubuh tarmizi
"ayo rum, sekarang rumana yang goyang kontol
abang..." kini rumana bertumpu pada kedua
tangannya dengan memek menancap di kontol
tarmizi dan mulai menggoyang, menaik turunkan
pantatnya.
"EEENGH...BANGH...ENAKH...OUCH...BANGET..."
rumana mulai mempercepat gerakannya tubuhnya
melonjak lonjak, tetenya terpental kesana kemari
sampai akhirnya di tangkap tarmizi, di remas
kadang di cium
"RUM...TRUS RUM...ARGH...ENJOT YANG
KENCENG OOOUGH...."
"BAAANGH..***M GA KUAAAT...***M
MAU...OUCH...OUCH...KELUAR....LAGI...."
"TRUUUSH..***M...ABANG MAU KELUAR...JUGA..
..AAAAAAAACH..."
"BAAAAANGH....ENAAAAAACH...OUCH...OUCH..."
akhirnya tarmizi menyemprotkan sepermanya ke
rahim rumana dan di susul orgasme rumana.
rumanapun jatuh di pelukan tarmizi dan mereka
tertidur dengan kontol tarmizi yang masih
menancap.
Like like like
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd