Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

TUBUHKU!!! DINIKMATI & SALING MENIKMATI BERSAMA KAKAK IPARKU.

Arghh keren suhu update nya. Ga sabar liat mereka tuker pasangan dan menuhin fantasi mereka. Eko keknya bakal jadi lelaki beruntung selanjutnya yang bakal bisa nikmatin aset mbak rani. Tapi keknya dia 11 12 deh kek mas bayu, gede nafsu doang tapi stamina kurang wkwkwkwk
 
Pov Rudi ;

Setelah pagi harinya aku mengantarkan adik iparku iva menuju kantor tempat ia bekerja pada hari itu. Selanjutnya aku mendapat kabar darinya bahwa ia telah selesai dengan kegiatannya hari itu. Sangat singkat sekali waktu yang aku rasakan ketika ia mengantarkan ia pergi bekerja, bahkan aku belum tiba dirumah pada saat itu. Aku yang awalnya berusaha untuk mengalihkan pikiran nakalku tentang dirinya, malah kini aku menjadi kembali teringat dan bahkan menjadi menggebu-gebu karenanya.

"Hmmmmm"

Aku sempat mendehem sendiri, kini aku tengah memikirkan sesuatu.

Singkat cerita kini aku telah tiba kembali di tempat awal aku mengantar dirinya tadi, tampak saat itu dalam pandanganku iva terlihat sangat menggoda sekali.

"Kenapa dia terlihat begitu menggairahkan"

Aku memperhatikannya ketika melihat sosok iva dari kejauhan.

Sebenarnya itu bukanlah merupakan sebuah keanehan, sebagai laki-laki normal tentu aku juga menyukai sosok perempuan seperti dirinya. Di usianya yang kini tentu dibawah aku, rasanya akan sangat menyenangkan sekali jika aku bisa melakukan hal yang lebih jauh dengannya. Bentuk tubuh yang dimiliki iva tentu cukup jauh berbeda dengan istriku, walaupun keduanya sama-sama memiliki payudara yang berukuran montok. Tetapi payudara milik iva tidak sebesar milik istriku, namun ukurannya terbilang pas jika dipadukan dengan bentuk badannya yang lebih terlihat kecil jika dibandingkan dengan istriku.

"Gede juga kontolmu mas"

Aku kembali teringat akan kata-kata yang tadi malam itu ia ucapkan padaku.

Terkesan sangat berani dan menantang sekali ucapan darinya tersebut.

"Apakah ini sebuah ajakan??"

Aku mulai menerkah maksud dari ucap iva tadi malam.

Terlebih apa yang baru saja kami alami pagi ini, iva terkesan sangat berani dan terkesan terus memberikan godaan padaku. Bahkan dengan sangat berani ia membahas hal pribadi yang seharusnya tidak dibicarakan. Dengan sangat berani sosok iva sebagai seorang perempuan dengan statusnya yang jelas adalah adik ipar dariku.

"Seharus dan sewajarnya ia tidak akan membahas hal ini jika tidak ada maksud dan tujuan lain dibaliknya"

Aku mencoba menekan pikiranku untuk menganalisa kemungkinan yang ada kearah sana.

Hingga tanpa terasa kini iva telah membuka pintu mobil yang berhenti di dekatnya.

"Kok agak lain??"

Aku melihat iva yang kali ini sikapnya jauh berubah dari apa yang ia tampakkan tadi pagi. Sekarang ia terkesan sedikit berbeda dan kembali bersikap seperti biasanya dahulu kepadaku.

"Duh jadi ngerepotin nih mas"

Ucapnya ketika pertama kali masuk kedalam mobil.

Tentu sebuah kata-kata yang tadi pagi sama sekali tidak aku dengar ia ucapkan. Kini nada bicaranya telah berbeda, ia terkesan tidak menampakkan kecentilan yang tadi pagi selalu tampak pada dirinya.

"Apakah ini pertanda aku harus melakukan hal yang sama,,?"

Aku mulai menimbang keadaan yang kini terjadi antara kami.

"Aahhh sudahlah,, pagi ini akan aku nikmati tubuh adik iparku itu"

Aku mencoba terus menguatkan keyakinanku.

Pertimbanganku saat ini adalah sangat rasional menurutku, belakangan ini istriku telah banyak menikmati penis laki-laki lain menyodok vaginanya. Bahkan ia telah merasakan apa yang selama ini secara jujur ingin ia rasakan juga, walaupun ia mengakuinya secara malu-malu kepadaku. Tetapi belakangan ini dengan jujur ia telah mengakuinya.

"Mama udah lama sih sebenarnya paa pengen diewe dua laki-laki sekaligus"

Perkataan dari istriku tersebut terus terang saja membuat aku sangat bergairah karenanya.

Tentu itu adalah harapan yang telah sejak lama aku sampaikan padanya, tetapi barulah belakangan ini semua itu dapat terlaksana. Bahkan beberapa hari belakangan ini istriku terang-terang menerima kehadiran Pak sugeng dan juga Pak Slamet dirumah kami. Istriku diewe habis-habisan dengan penuh gairah oleh keduanya pada malam itu. Mengingat kejadian tersebut, seketika penisku menjadi mengeras dibalik celanaku. Dengan gairah yang kini mulai memuncak itulah, aku kini bertekad untuk membawa iva untuk hanyut dalam persetubuhan bersamaku.

"Rasanya adil saja kalau aku ngewe sama adik istriku yang sepertinya sangat liar menggemaskan ini"

Aku semakin yakin dengan tekad dalam diriku kini.

Terlebih saat aku melihat kondisi iva yang saat ini mulai menampakan sikap malu-malu kepadaku. Entah kenapa aku merasa semakin gemas melihatnya. Bahkan obrolan yang terjadi antara kami saat ini, tidak begitu aku hiraukan kemana arahnya. Aku terus saja mendesak dan membawa pembicaraan yang terjadi antara kami saat ini, kearah yang aku inginkan.

"Aku akan menggodanya hingga ia terbawa masuk kedalam keinginan yang aku harapkan"

Kini aku terus memperhatikan sosok silva yang terlihat duduk canggung disebelahku. Aku melihat payudara iva yang bergoyang-goyang ketika terkena hentakan jalan berlubang yang kami lalui.

"Montok sekali"

Aku semakin tergoda melihatnya.

Terlebih saat ini ia mengenakan setelan celana ketat yang prees dengan tubuh bagian bawahnya. Terlihat paha iva yang padat berisi itu begitu menggoda dipandanganku.

"Sama montok dengan paha milik istriku, tetapi paha iva terlihat lebih jenjang"

Sebuah hal yang wajar saja, karena memang iva lebih tinggi dari istriku.

Menimbang hal tersebut kini membuat aku semakin bertekad untuk menggodanya. Tetapi tetap saja aku tidak ingin menggodanya dengan cara-cara yang vulgar.

"Biar berjalan natural, tentu jika ia juga ada pikiran pada arah yang sama. Ia akn mengarah kesana dengan sendirinya"

Begitulah aku menyimpulkan.

Namun walaupun begitu keputusan akhir pikiranku saat ini, godaan dan ucapan terus mengarah kepadanya tetap aku lancarkan. Tentu saja aku terus membahas hal yang tadi pagi ia sampaikan tentang istriku. Dengan penyampaian tersebut aku melihat gelagat iva mulai tidak nyaman, ia terkesan ingin mengalihkan obrolan kami yang mengarah saat ini.

"Tetapi tunggu dulu"

Aku mencoba mengamatinya sejenak.

Aku melihat kondisi iva saat ini mulai sedikit tampak gelisah, wajahnya memerah dan seperti ia tengah menahan sesuatu untuk ia ungkapkan. Menyadari hal tersebut aku mulai semakin meningkatkan pertanyaan yang sedikit lebih intens kepadanya. Aku mendesaknya untuk berbicara lebih gamblang mengenai hal itu.

"Aku denger suara kalian lagi ngentot tadi malam mas"

Dengan sangat mengejutkan iva mengucapkan itu kepadaku.

Seketika hal itu sungguh membuat aku sangat terkejut. Dengan mulai tidak fokus aku mengendarai mobil saat ini, lalu aku memutuskan untuk menepi dan berbicara dengan lebih jelas dengannya. Dan betapa terkejutnya aku ketika iva mengaku telah mendengar fantasi yang kami ungkapkan tadi malam. Tetapi yang membuat aku mulai merasa sebuah keanehan, sikap dari iva saat ini. Terlihat olehku ia berubah menjadi lebih rileks setelah mengucapkan hal itu.

"Liar banget sih kalian"

Lanjutnya, bahkan ia ucapkan sambil tertawa.

Dari gelagatnya itu lah aku mulai menarik kesimpulan yang entah benar atau tidak.

"Aku yakin ia tergoda dengan apa yang ia dengar tadi malam"

Aku mulai menyimpulkan.

Kini aku mulai mengaitkan semua kejadian yang terjadi tadi malam. Mulai ia yang tampak biasa saja melihat penisku, bahkan saat aku melihat melihat vagina yang tembem itu ia tampak hanya sedikit canggung saja.

"Seharusnya ia akan sangat terkejut dengan apa yang ia lihat, tetapi kenapa ia biasa saja?? Apa ini artinya ?"

Aku mulai semakin menemukan arah yang harus aku lakukan selanjutnya. Ditengah pembahasan kami saat ini, tiba-tiba aku meraih tangannya ketika ia masih asik terus tertawa dan terus berusaha memojokkan aku. Tentu hal ini menjatuhkan mentalnya dan membuat ia terdiam seketika. Tangan iva aku bawa menuju ke gundukan depan celanaku yang telah mengeras isi dibaliknya.

"Kokk??"

Kata-kata tersebut dari pancaran wajah iva saat ini, tetapi hal itu tidak ia ucapkan.

Namun ia tidak segera menarik tangannya darisana. Dari sikapnya itu, aku mulai menarik kesimpulan.

"Ini waktunya"

Aku semakin yakin.

Untuk lebih meyakinkan diriku, aku mencoba merapatkan posisi dudukku mendekat dengannya. Sikap yang ia tampakkan masih sama, maka saat ini aku sudah mengambil keputusan.

"Iva memang memiliki hasrat yang sama"

Aku menyimpulkan penilaian akhirku padanya.

Dengan keyakinan itu, kini aku memacu mobil yang kami naikki menuju kerumah kami. Setelah tiba dirumah, aku tidak ingin menyiakan kesempatan yang telah berada tepat di hadapanku. Hal yang sama dengan iva kini aku rasakan, tampaknya ia terkesan biasa dengan apa yang baru saja aku lakukan padanya.

"Harusnya wanita yang tidak menginginkan itu terjadi, akan menampakan rasa risih dan tidak nyaman"

"Bahkan mungkin akan histeris dan berontak"

Namun iva tidak menampkkan hal itu.

Dengan semua tekad tersebut, setelah turun dari mobil dan kami telah berada didalam rumah.

"Cklekkk"

Aku mengunci pintu depan rumah kami.

Kembali aku melihat ekspresi wajah iva.

"Ayoo lakukan apa yang kamu mau mas"

Aku menangkap ekspresi tersebut dari wajahnya, tetapi ia hanya terdiam saat aku melakukan hal tersebut. Tidak menunjukkan sebuah keterkejutan yang seharusnya terjadi.

"Kamu menggoda sekali dek"

Ucapku seraya aku merapatkan tubuhku kepadanya. Aku merangkul tubuhnya, dan kembali ia hanya diam saja.

Yang terjadi selanjutnya aku membawa iva masuk kedalam kamar, ia hanya menuruti tarikan dariku tersebut. Bahkan saat aku mulai mendaratkan ciuman pada pipinya.

"Hmmm"

Guman iva, sambil memejamkan matanya.

Merasa mendapatkan angin segar dari sikapnya tersebut, aku mulai merasa semakin berani untuk melangkah lebih jauh. Selanjutnya aku membawa tubuh iva untuk berbaring diatas ranjang kamar kami.

"Iiihhhh mass"

Guman iva dengan nada genit.

Sontak saja aku semakin bergairah karenanya, selanjutnya aku mulai makin intens menggerayangi tubuhnya. Payudara perempuan yang montok dan selalu jadi hasrat objek seksual tertinggi dalam diriku. Kini aku dapatkan kembali payudara berukuran montok tersebut dari tubuh milik iva.

"Eeghhh"

Dengusnya pelan ketika aku mencium bibirnya sambil aku meremas payudaranya.

Aku semakin tersenyum puas mendengar dengusan iva tersebut.

Kini iva mulai membalas ciuman yang aku lakukan padanya.

"Kenapa mas jadi gini sih,,?"

Iva mulai berani untuk berbicara denganku.

"Hhmmm,,, menurutmu dek,,??"

Balasku padanya.

"Karena kamu genit"

Balasnya kembali sambil ia meramas penisku.

"Ini yang semalam tegang,,, dasar,,"

Iva kembali berucap.

"Ini yang semalam bikin mbak mu teriak-teriak,,, sekarang giliran adiknya"

Balasku menggodanya.

"Hihihiii"

Kami sama-sama cekikikan saat ini.

Selanjutnya kami mulai saling meraba dan saling memberikan rangsangan. Pakaian bagian atas yang menutupi tubuh iva kini telah terbuka kencingnya, dengan BH yang kenakan telah terrsingkap. Tak kalah montok dan menggemaskan payudara milik iva jika dibandingkan dengan istriku. Walaupun tentu saja payudara istriku adalah yang terbaik bagiku. Entah kenapa payudara perempuan lain bagiku akan kalah menarik dengan milik istriku, sangat menggairahkan bagiku meski telah bertahun menikmati 'Asset' miliknya itu.

"Duhhh mass"

Keluh iva ketika aku memencet putingnya.

Aku : Keras banget dek,, sama kayak mbak mu nih. Paling gak tahan kalau main disini.

Ucapku sambil memberikan kecupan ringan pada payudaranya.

"Eeghhhh"

Desah iva.

Iva : Gedean punya mbak Rani dong ya mas??

Aku : Kalau itu sih gak perlu dijawab dong.

Iva : hmmm,, gitu ya.

"Udah lama sih gak liat mbak Rani telanjang, baru tadi malam liat dia hampir bugil dengan handuknya yang kekecilan"

Lanjut iva.

Aku : Makin gede dong sekarang pastinya, ma isepin terus pastinya.

Balasku menggodanya.

Iva : Iya,,, haha,,, lagi dirumah ibu aja gak bisa nahan,, huuu,,, gak tau apa ada yang lagi jauh sama suami,,? mana suaranya berisik banget lagi bikin merinding aja,,,hihiii,,,"

Ucap iva sambil tampak sombong jengkel.

Aku : Jadi semalam kamu gairah,,?

Aku mencoba semakin menggoda dirinya.

Iva : Gak tau aaahhh

Balas iva tersipu.

Aku : Gairah karena dengar kami lagi ngewe apa karena ini??

Ucapku sambil menempel penisku diatas memeknya yang masih tertutup dengan celananya.

"Dua-duanya,,, Emmmhhhh"

"Cuppp"

Iva mencium dan selanjutnya memangut bibirku.

Iva : Semalam aku colmek dikamar gara-gara kalian,,,huuuu,,,

Lanjut iva sok kembali merajuk.

Aku : Hmmmm...kamu gemesin banget dek,, dari dulu kamu emang nakal sih..hehehe

Iva : Iiihhh jangan suka bahas itu deh mas,,huuu,,,

Aku : Iya,,, iya dek..

Ucapku tak ingin memperpanjang perdebatan dengannya.

Iva : Kalau tau mbak Rani punya dildo,,, tadi malam aku pinjam dulu deh,,, hihiii

"Hahahha"

Kembali kami tertawa bersamaan mendengar celoteh dari iva tersebut.

Aku : Isepin dek,,

Ucapku meminta iva mengulum penisku.

Iva : Buka aja mas,,,

Mendengar jawabannya tersebut aku tak berpikir lebih jauh lagi, aku segera membuka celanaku dan mengarahkan penisku pada mulutnya.

"Uggghhh liar sekali kamu dek"

Ucapku ketika iva langsung mencaplok telurku pertama kali ketika melihat penisku.

Iva melakukan hal tersebut sambil ia sedikit menungging dan bersimpuh didepan selangkanganku.

"Kamu kalau lagi posisi kayak gini, dimasukin penis dari belakang mau gak dek,,?"

Ucapku mencoba membawa iva dalam fantasiku.

Harapanku ia bisa menyambut dengan berpura-pura saja mengiyakan hal tersebut.

"iiihhhh apa sihh mass,,,?? Gak mau lah aku,,,"

Ucapku dengan ekspresi menolak pertanyaan dariku barusan.

"Kalau penis aku gak mau mas,, kalau kontol aku mau"

Balas iva sambil megedipkan matanya.

Sontak aku menjadi gemas dengan perlakuannya tersebut.

"Tahan dek"

Ucapku sambil memegang dagunya.

Iva pun berhenti sejenak, dan aku lanshj f berdiri dan berjalan menuju lemari.

"Pakai ini mau ya Dek??"

Ucapku sambil menunjukkan dildo milik istriku tadi padanya.

"Duhhh,, gak mau iiihhhh,,"

Tolak iva sambil berusaha untuk menjauh.

Namun justru penolakan darinya tersebut membuat aku semakin tertantang. Dengan cepat aku menyergap tubuhnya, dan aku melepaskan celana beserta celana dalam yang ia kenakan.

"Tak salah penilaianku tadi malam dek,,hmmm,,, kamu emang top,,"

Ucapku memujinya.

"Apasihh mas,,??"

Iva bertanya kepadaku.

Sebuah pertanyaan yang tentunya aku ketahui itu hanyalah untuk mendapatkan pengakuan dariku. Aku tau saat ini ia ingin mendengar aku memuji keindahan dari memek nya yang mulus dan tembem itu.


"Memek kamu bagus banget"

Ucapku menggodanya.

"Hihhhiii ,,, dasar,,,"

Rajuk iva kepadaku.

Kini aku merasakan tidak ada lagi penolakan dari iva ketika aku telah bersimpuh di depan memeknya.

"Masukin aja mass,, aku udah biasa kok pake itu juga sama mas Eko"

Sebuah ucapan yang membuat aku makin kegirangan dibuatnya.

Mulai aku berkeinginan untuk segara memasukkan dildo ini kedalam vaginanya, tetapi terlebih dahulu aku ingin menjilati vaginanya terlebih dahulu.

"Ugghhhh"

Keluh iva karena aku yang tiba-tiba memasukkan dildo tersebut kedalam vaginanya sembari aku terus menjilati memeknya.

* Tampak di video *


"Ughhhh...masss,,,,"

Desah iva selanjutnya.

Aku melihat ekspresi wajah iva yang meringis dan terus terpejam. Hal tersebut membuat aku semakin bernafsu dengannya.

"Eeeghhh masss,,, awwwww,,,ww,,"

Desah iva selanjutnya ketika aku memasukkan penisku kedalam vaginanya, sembari aku terus menggosokkan dildo di permukaan vaginanya.

"Aku aja mas"

Pinta iva sambil meraih dildo yang berada ditanganku.

* Selanjutnya dapat suhu lihat bagaimana liarnya iva menggosokkan bahkan berusaha memasukkan dildo tersebut pada vagina mulusnya, sembari penisku yang terus keluar masuk menggenjot vaginanya *

"Clooppp...clooooppp...cloppppp"

Terdengar suara vagina iva yang semakin becek karena ulahnya tersebut.

*BERSAMBUNG*
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd