Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [TRUE STORY] BOBO SAMA CEWEK TERCANTIK BUAT DAPAT RUMAH

21

Pertemuan Budi dengan Dodi dan Amanda di Singapura itu seperti sudah takdir. Waktu itu seminar yang diikuti Budi mengambil tema entrepreneurship dan perubahan mindset. Bagus banget isinya sampai-sampai Budi tercengang-cengang. Di dalam tempat seminar, dia duduk di sebelah Dodi dan langsung tahu kalau Dodi itu orang Indonesia. Amanda duduk di sebelah Dodi. Setelah seminar selesai, Budi, Dodi dan Amanda makan di restoran sambil ngobrol.

Budi berceritalah alasan kenapa dia ikut seminar ini. Ketika Budi bertemu Dodi dan Amanda, mereka sudah punya bisnis banyak. Bukan cuma kedai makanan Tiongkok, mereka sudah merambah ke bisnis fashion. Amanda punya butik yang dibangun dengan bantuan Dodi. Mereka juga punya franchise makanan ringan yang modelnya daging ayam digoreng crispy sampai beberapa cabang. Kedai makanan Tiongkoknya pun sudah banyak dan ada dua restoran yang menyewa tempat permanen dengan konsep fancy meal. Amanda dan Dodi juga punya bisnis ekspedisi yang sedang naik daun. Bahkan, Dodi dan Amanda ini sedang memikirkan untuk mendirikan perusahaan serba ada semacam Kawan Lama Group. Cuma modalnya belum cukup.

Mendengar cerita Budi, Dodi terpancing jiwa pebisnisnya dan memberi banyak nasihat untuk menghidupkan lagi usaha Budi. Saran pertamanya adalah jangan sampai PT dia tutup permanen. Hidupkan lagi. Budi mempertimbangkan saran Dodi. Kebetulan waktu itu PT Budi ada satu proyek yang masih mangkrak karena perusahaan yang menyewa mereka kesulitan dana jadi deadline-nya diperpanjang.

Saran kedua Dodi adalah Budi harus mempekerjakan seorang sales dan marketing yang handal. Saran kedua ini sedikit memberatkan karena Budi tidak punya uang lagi untuk menggaji karyawan. Solusi Dodi adalah: dia dan Amanda akan menginvestasikan uang di PT Budi. Tapi sebelum itu, Dodi bertanya buanyak hal soal kemampuan dan kesungguhan Budi.

Obrolan mereka melewati tengah malam. Dari restoran mereka pindah ke lobi hotel tempat Dodi dan Amanda menginap. Sampai jam dua subuh mereka masih mengobrol. Dari lobi, mereka pindah ke kamar hotel Dodi lalu lanjut ngobrol di sana. Di kamar itu mereka bertiga membuat konsep kontrak kerja dan pembagian keuntungan. Sekitar jam empat subuh, Amanda sudah tertidur di kasur sementara Dodi dan Budi masih mengonsep bisnis mereka. Jam lima lewat, Budi sudah tidak kuat. Dia pamit pulang.

Di depan pintu kamar hotel, Budi bilang ke Dodi, “Itu Amanda enggak disuruh pindah kamar tidurnya?”

“Oh, kita nginap berdua, kok, di kamar ini,” jawab Dodi.

Budi terdiam. Di kamar itu kasurnya cuma ada satu. “Oke,” kata Budi.

**

Besoknya Budi bangun dengan semangat. Dia dan Dodi janjian ketemu di Indonesia karena waktu itu Budi pulang duluan. Hal pertama yang Budi lakukan ketika sampai di tanah air adalah menelepon perusahaan yang proyeknya masih on-going. Dia janjian ketemu sama Direkturnya dan berhasil dapat appointment besok sorenya.

Rapat dengan direktur perusahaan itu membuahkan hasil. Katanya perusahaan mereka sempat goyang secara finansial. Maklum, start up suka naik turun. Tapi sekarang sudah mulai stabil dan mereka minta software untuk kantor mereka segera diselesaikan. Budi ngebut. Dia bekerja lebih keras dan lebih baik dari sebelumnya. Dua minggu kemudian, Budi menyerahkan software buatannya dan dapat bayaran yang membuatnya mampu menggaji satu karyawan sales dan marketing.

Sebelum mempekerjakan karyawan, Budi bertemu Dodi dan Amanda. Mereka bertiga berdiskusi dan mewawancarai beberapa kandidat. Ditemukan satu kandidat yang oke. Namanya Indah. Fresh graduate tapi berapi-api. Indah dibayar murah, tidak lebih dari UMR, dan ditarget mesti dapat klien dalam waktu satu bulan. Dia dapat.

Proyek kecil yang dikerjakan dengan sepenuh hati. Lalu Indah mulai dapat klien baru dari perusahaan start up yang warnanya hijau. Kecil juga tapi berarti. Lalu dari berbagai perusahaan audit, sekuritas, keamanan, daaaan banyak lagi.

Ketika pekerjaan mulai banyak, Budi dan Dodi bersama Amanda meeting lagi. Dodi mau masuk untuk ikut mengembangkan bisnis. Dodi dan Amanda menjadi bagian divisi Business Development. Mereka berhasil menjebolkan proyek software jalan tol dan proyek software pengamanan gedung. Uang besar masuk.

Selama dua tahun Budi, Dodi, Amanda dan Indah membangun perusahaan itu sampai mapan. Setelah mapan, Indah diangkat menjadi General Manager, Dodi dan Amanda cabut dari perusahaan dan bertindak sebagai pemegang saham, lalu Budi mempekerjakan delapan karyawan termasuk programmer untuk menyokong operasional. Hari ini perusahaan Budi adalah salah satu perusahaan yang mengembangkan software chat terenkripsi yang dipakai aplikasi-aplikasi ternama di Indonesia. Fokus perusahaan mereka berubah dari pengembangan software menjadi perusahaan yang membuat sistem pembayaran dan pengamanan gedung.

Tahun 2014, Budi sempat diwawancara oleh TV sebagai anak muda yang sukses. Tahun 2015 sampai 2017, perusahaan sempat goyang tapi Budi bangkit dan bisa bertahan di bisnis softwarenya.

Salah satu proyek Budi adalah membuat sistem keamanan, pembayaran, dan absensi di sebuah dealer mobil mewah bermerek MB yang dimiliki seorang anak muda keturunan keluarga kaya raya. Nama anak itu Candra.

Candra lahir di keluarga pengusaha. Ayahnya punya dealer mobil yang mereknya berinisial M yang kotaknya tiga, sama mobil M juga yang logonya huruf M meleyat meleyot. Bisnis dealer mobil Candra untuk mobil MB ini juga diberikan oleh ayahnya. Tapi karena dulu Candra masih muda dan tidak begitu peduli dengan bisnis, dealer itu dipegang oleh orang lain. Tentu saja uang terus mengalir ke Candra.

Sebagai anak yang masih muda, rupawan, dan kaya, sudah pasti hidup Candra digelimangi harta dan dosa. Hanya saja kisah Candra ini lumayan sedih dan menyayat hati. Buat saya.

Masih ingat Indah yang dipekerjakan Budi? Candra dan Indah punya kisah yang panjang.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd