Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Tolong izinkan saya berzina dengan anak bapak

Status
Thread ini sudah dikunci moderator, dan tidak bisa dibalas lagi.

notbatman14

Semprot Baru
Daftar
19 Mar 2014
Post
44
Like diterima
1
Lokasi
Ibu Kota Negara
Bimabet
Artikel Yang Frontal Tapi Syarat Akan Makna

Mohon maaf kalau tidak berkenaan, hanya nubitol ingin membagikan sebuah Artikel yang menurut saya sangat bagus dan mungkin akan membuka pikiran kita-kita yang masih berusaha sangat keras untuk memenuhi permintaan calon mertua, maupun para calon mertua yang selalu menunda-nunda pernikahan gadisnya dengan alasan yang semakin dipersulit.
Dan kejadian seperti ini tidak hanya terjadi pada agama tertentu saja, tetapi juga pada semua kalangan.

Cerita ini bukan karya saya, hanya copas dari SosMed sebelah, sebut saja "L".

Kisah Atau Realita Yang Sering Terjadi sekitar kita

Suatu hari sepasang muda-mudi akan pergi untuk berjalan-jalan. Setibanya pemuda di rumah orang tua sang gadis untuk menjemputnya.


Gadis: Masuk dulu ya, bertemu sama ayah

Pemuda : Boleh kah?

Gadis: Masuk saja, saya bersiap-siap dulu.

Masuklah sang pemuda melalui pintu utama. Pintu yang siap terbuka mengelu-elukan kedatangan si pemuda.

Pemuda : Assalamualaikum.


Ayah Gadis : waalaikumussalam!

Mendengar lantangnya suara Ayah si gadis, si pemuda kaku membatu. Lantas si gadis menyadarkan pemuda dari lamunan itu. Entah apa yang dipikirkannya.

Gadis : Mari, silahkan duduk

Pemuda : eh.,iyaa

Setelah mengucapkan salam dan berjabat tangan, duduklah si Pemuda di kursi yang hampir menghadap Ayah si gadis. Hanya koran yang menjadi ‘sitroh’ antara mereka.

Ayah Gadis : hendak jalan kemana hari ini?

Pemuda : ke Kota saja Pak, dia mau mencari barang katanya. entah barang apa saya tidak tahu.

Ayah Gadis : oh..

Pemuda : . . .

Hampir 5 menit suasana senyap tanpa suara. Dan ibu si gadis keluar dari ruang belakang membawa air dan kue kering. Si Pemuda pun tersenyum manis.

Ibu Gadis : Silahkan diminum dulu nak. Kamu sudah sarapan?

Pemuda : eh, Sudah Bu. Terima kasih.

Ibu Gadis : kamu ini malu-malu segala dengan kami.

Pemuda : saya hanya segan Bu. Hehe

Ayah Gadis : kapan kamu mau mengirim rombongan (lamaran)?

Ibu Gadis : eh, ayah ini?

Pemuda : hmm. Saya belum memiliki banyak uang Pak. Hehe

Ayah Gadis : kamu bawa anak kami kesana-kemari. Apa orang kata nanti?

Pemuda: (sebenarnya Malu dengan orang lain, serta malu dengan Allah). Setiap kami pergi kami selalu naik mobil Pak, tidak pernah berdekatan apalagi sampai bergandeng tangan. Oh iya, bisa saya tanya sedikit Pak?

Ayah Gadis : tentu saja, silahkan!

Pemuda : bapak dan ibu ingin saya menyediakan uang berapa untuk lamaran ini?

Ibu Gadis : kalau bisa Rp.20.000.000,-

Ayah Gadis : ehh, tapi kalau bisa lebih besar dari orang sebelah yang naksir juga sama gadis.

Pemuda : Maaf, Berapa itu Bu?

Ayah Gadis : Rp.40.000.000,- syukur-syukur bisa lebih

Pemuda : (Ya Allah, whhooa.. Rp.40.000.000,- darimana saya dapat uang sebanyak itu, aduh) Besar sekali Pak, apakah tidak bisa lebih sedikit, kita buat acara sederhana saja. Cukup mengudang keluarga, saudara dan tetangga dekat?

Ayah Gadis : itu nasib kamu nak, kamu yang akan menikahi anak kami. Lagipula dialah satu-satunya anak perempuan kami.

Si Pemuda pun hampir hilang akal ketika disebutkan ‘harga’ si gadis itu. Dan si Pemuda mencoba kembali berdiskusi dengan orang tua gadis pujaan hatinya.

Pemuda : Boleh saya bertanya lagi, apakah anak bapak pandai memasak?

Ayah Gadis : hmm,.boro-boro. Bangun tidur saja jam 10 lebih, bukan bangun pagi lagi itu. Habis bangun terus langsung makan siang.

Ibu Gadis : Apa sih ayahnya ini, anaknya mau dijadikan istri, dia malah cerita yang jelek-jelek.

Ayah Gadis : Ibunya pun sama suka terlambat bangun juga.

Ibu Gadis : ih ayah ini!

Pemuda: (bengong) Ehh.. iya cukup pak,

sekarang saya sudah tau. Kalau boleh bertanya lagi, bisa kah dia membaca Qur’an?

Ibu Gadis: bisa sedikit-sedikit kok

Pemuda : belajar dengan maknanya?

Ibu Gadis : mungkin.

Pemuda : hmm.

Ibu Gadis : kenapa?

Pemuda : Oh, tidak apa apa bu. Pertanyaan terakhir, apakah dia rajin sholat?

Ayah Gadis : Apa maksud kamu tanya semua ini !? Dia kan dekat dengan kamu. Harusnya kamu juga tahu.

Pemuda : Setiap sedang diluar dan saya ajak sholat, dia selalu bilang sedang datang bulan. Sedikit sedikit datang bulan. Saya jadi bingung, sebenarnya dia bisa sholat tidak.

Ayah dan Ibunya begitu kaget. Dan pada wajahnya begitu kemerahan menahan amarah.

Pemuda : Boleh saya sambung lagi. Dia tak bisa masak, tak bisa sholat, tak bisa mengaji, tak bisa menutup aurat dengan baik. Sebelum dia menjadi istri saya, dosa-dosanya juga akan menjadi dosa bapak dan ibu. Lagipula tak pantas rasanya dia dihargai Rp.40.000.000,-. Kecuali dia hafidz Qur’an 30 juz dalam kepala, pandai menjaga aurat, diri, dan batasan-batasan agamanya. Barulah dengan mahar Rp.100.000.000,pun saya usahakan untuk membayar.
Tapi jika segala sesuatunya tidak harus dibayar mahal mengapa harus dipaksakan untuk dibayar mahal ? Seperti halnya mahar. Sebab sebaik-baik pernikahan adalah serendah-rendah mahar. Mata ayah si gadis direnung tajam oleh mata ibu si gadis. Keduanya diam tanpa suara.

Sekarang ketiganya menundukkan kepala. Memang sebagian adat menjadikan anak perempuan untuk dijadikan objek pemuas hati menunjukkan kekayaan dan bermegah-megah dengan apa yang ada, terutama pada pernikahan. Adat budaya mengalahkan masalah agama. Para orang tua membiarkan bahkan menginginkan anak perempuan dihias dan dibuat pertunjukkan di muka umum.

Sedangkan pada saat akad telah dilafadz oleh suami, segala dosa anak perempuan sudah mulai ditanggung oleh si suami.


Ayah Gadis : tapi kan, ayah hanya ingin anak ayah merasakan sedikit kemewahan. Hal seperti tu kan hanya terjadi sekali seumur hidup.

Pemuda : Bapak ingin anak bapak merasakan kemewahan?

Ibu Gadis : tentulah kami berdua pun turut gembira.

Pemuda : sungguh demikian ? boleh saya sambung lagi? bapak, ibu.. saya bukanlah siapa siapa. Sekarang dosa anak Bapak, Bapak juga yang tanggung. Esok lusa setelah akad nikah terus dosa dia saya yang tanggung.


Belum lagi pasti bapak dan ibu ingin kami bersanding lama di pelaminan yang megah, anak Ibu dirias dengan riasan secantik-cantik nya dengan make up dan baju paling mahal, di hadapan ratusan undangan agar kami terlihat mewah pula. Salain setiap mata yang memandang kami akan mendapat dosa. Apakah begitu penting hal tersebut jika dalam kehidupan sehari-hari kita malah berusaha untuk hidup sesederhana mungkin tanpa berlebih-lebihan.

Ibu si gadis segera mengambil langkah mudah dengan menarik diri dari pembicaraan itu. Si ibu tahu, si pemuda berbicara menggunakan fakta islam. Dan tidak mungkin ibu si gadis dapat melawan kata si pemuda itu.


Ayah Gadis : Kamu mau berbicara mengajari masalah agama di depan kami?

Pemuda : ehh. maaf pak. Bukan saya hendak berbicara / mengajari masalah agama. Tapi itulah hakikat. Terkadang kita terlalu memandang pada adat sampai lupa agama.

Ayah Gadis : sudah lah. Kamu sediakan Rp.40.000.000,- kemudian kita bicarakan lebih lanjut. Kalau tidak ada, kamu tak bisa kimpoi dengan anak ku!

Pemuda : Semakin lama lah hal itu. Mungkin di umur saya 30 atau lebih, saya baru bisa mengumpulkan uang tersebut dan bisa masuk meminang anak bapak.

Baiklah, .kalau memang bapak berharap tetap demikian, maka ’izinkan saya berzina dengan anak bapak’?

Ayah Gadis : hei! Kamu sudah berlebihan!, kamu jaga baik-baik omongan kamu itu.

Pemuda : dengar dulu penjelasan saya pak. Apa bapak tahu alas an orang berzina dan banyak orang memiliki anak di luar nikah? Sebab salah satunya hal seperti ini lah pak. Selalu saja orang tua perempuan menempatkan puluhan juta rupiah untuk mahar, harus menunggu si pria mempunyai pekerjaan dengan gaji begitu tinggi, sampai pihak pria terpaksa menunda keinginan untuk menikah. Tetapi cinta dan nafsu kalau tidak diwadahi dengan baik, setan yang jadi pihak ketiga untuk menyesatkan manusia.

Terlebih di zaman seperti ini yang cobaan dan kondisinya tidak seperti zaman bapak dan ibu dulu. Akhirnya mereka mengambil jalan pintas memuaskan nafsu serakah dengan berzina. Pertama memang hal yang ringan-ringan dulu pak, pegang-pegangan tangan, saling memeluk, dan sebagainya. Tapi semakin lama akan menjadi hal berat. Yang berat-berat itu bapak sendiri pun bisa membayangkan.

Ayah Gadis : lantas apa kaitan kamu dengan hendak berzina pula !?

Pemuda : Begini logikanya. Sepertinya yang terjadi dengan anak-anak lainnya. Bapak tidak memberi izin kami menikah sekarang, biar ada berpuluh juta uang dulu baru bisa menikah.

Kami hendak melepaskan nafsu bagaimana pak? setiap harinya kami mengenal lebih dekat dan semakin dewasa. Dia meminta saya menengoknya, semakin cinta saling melepas rasa rindu. Susah pak, itu Nafsu yang diberikan kepada manusia. Sebab itu saya dengan rendah hati meminta izin pada bapak untuk berzina dengan anak bapak. Terlepas apakah yang penting bapak tahu saya dan dia hendak berzina. Sebab rata-rata orang yang berzina itu orang tua tidak tau pak, tidak. Kelihatannya pemuda -pemudi zaman sekarang biasa-biasa saja padahal sebenarnya sudah pernah bahkan sering berzina. Ironisnya banyak orang menganggap hal itu tidak tabu lagi. Berzina bukan saja hal yang ehem-ehem saja. Ada zina-zina ringan, zina mata, zina lidah, zina telinga dll. Tapi sebab hal ringan itu lah yang akan menjadi berat.

Ayah Gadis : hmm. Kamu ini begitu pelik dan memperumit saja. Beruntung kamu bukan orang lain. Kalau orang lain, sudah dari tadi saya angkat parang. Begini nak, Tapi kalau tidak ada uang, bagaimana kamu akan memberi dia makan??

Pemuda : hehe. Bapak. lupakah Bapak dengan apa yang telah Allah pesankan pada kita.


“Dan menikahlah orang-orang bujang (pria dan perempuan) dari kalangan kamu, dan orang-orang yang sholeh dari hamba-hamba kamu, pria dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka. sesungguhnya karunia Allah Maha luas (rahmat dan karunianya), lagi Maha Mengetahui.” (An Nur 32).


Apakah kita tak yakin dengan apa yang Allah janjikan. Bapak dan Ibu juga pernah lah menjadi muda. Masalah datangnya harta, selagi kita terus berusaha itu adalah Rahmat-Nya yang sudah ditakdirkan pada tiap-tiap hamba-Nya. Lagipula pak, kalau makan dan minum itu Insya Allah, saya sanggup untuk memberikannya. Tempat tinggal bisa kita bicarakan lagi. Kalau hal ini bisa menghalangi kami dari melakukan dosa dan sia-sia. Apakah tidak lebih baik disegerakan. Bapak pun tak mau hal-hal tak tidak diinginkan terjadi.


Bapak si Gadis Diam tanpa kata, merenung kata – kata si pemuda, berusaha memikirkan cara untuk mematahkan kata-kata si Pemuda. Dan ayah si gadis mendapat akal.

Ayah Gadis : kamu tahu lah zaman sekarang ni. Kalau mengikuti cara kamu itu. Mungkin kamu tidak suka dengan acara persandingan yang mewah, Bapak bisa terima. Tapi kamu apa bisa menerima apa yang akan orang-orang katakan. Orang akan mengatakan anak aku ‘kecelakaan’ dan terpaksa menikah dengan kamu. Mau ditaruh dimana muka ini.

Pemuda : bagus juga pikiran bapak itu. Kalau ‘kecelakaan’ mana mau saya menikahi anak bapak. Karena akan selamanya menjadi haram, orang yang zina tidak akan pernah menjadi halal sekalipun dengan pernikahan. Kalau bapak memaksa ya sudah. Bisa ikut nikah masal kan bagus juga bisa berhemat tapi tetap ramai.

Ayah Gadis : serius lah nak!

Pemuda : begini pak, sekali lagi rasanya tidak perlu membayar puluhan juta dan mahar yang berlebihan sehingga memaksa diluar kemampuan. Tapi saya tak mengatakan tidak ada walimatul urus. Sedang walimatul urus itu tetap perlu dan disesuaikan dengan kemampuan. itu cara islam. Saya bukan hendak macam-macam dengan bapak. Syariat memang seperti itu. Maha baiknya Allah sebab masih menjaga kita selama ini, tapi hal sepele seperti ini pun kita masih memandang ringan dan kita tak percaya dengan apa yang telah Allah janjikan.

Saya benar-benar minta maaf kalau ada kata-kata saya yang membuat bapak tidak senag terhadap saya. Tidak juga bermaksud tidak takdzim dengan bapak dan ibu. Segalanya kita serahkan pada Allah, kita hanya bisa merencanakan saja.


Azan dzuhur berkumandang, jaraknya tidak sampai 10 rumah dengan rumah si gadis. Si pemuda memohon untuk ke surau dan mengajak bapak si untuk pergi bersama. Namun ajakan ditolak dengan lembut. Lantas sang pemuda memberi salam dan memohon untuk keluar.

Di pinggir jendela tua si gadis melihat si pemuda mengeluarkan kopiah dari sakunya dan segera di pakainya. Lalu masuk mobil dan hilang dari penglihatan si gadis tadi.


Sedang si gadis yang sedari tadi berdiri di balik tirai bersama ibunya meneteskan air mata mendengar curahan kata-kata si pemuda terhadap ayahnya. Kerudung lebar pemberian si pemuda sebagai hadiah padanya yang lalu digenggam erat. Ibu si gadis juga meneteskan air mata melihat pada perilaku anaknya. Segera ibu dan si gadis ke ruang tamu menghadap ayahnya.


Ibu Gadis : Apa yang anak itu katakan benar. Kita ini tak pernah memperhatikan syariat-syariat ringan agama selama ini. Terlalu melihat dunia, adat dan apa kata orang. Padahal mereka tak pernah juga peduli pada kita.


Ayah Gadis : hmm.. entahlah, ayah tak tahu. Begitu keras yang anak itu katakan tadi. Dia berpesan tadi, kamu suruh bersiap, lalu setelah dzuhur dia jemput kamu.

Gadis : sudah tidak ada semangat untuk pergi ayah. Kemudian si gadis menggapai telepon genggamnya dan mengetik pesan.


Si Pemuda yang selesai mengambil wudhu tersenyum saat membaca pesan yang baru saja diterima dari si gadis,


“Andai Allah telah memilih dirimu untukku, aku ridho dan akan terus bersama mu, apapun yang ada pada dirimu dan yang kamu miliki, aku juga akan terus pada agama yang ada padamu. Siang ini ga ada mood untuk keluar, maaf. Minggu depan ayah menyuruh kirim rombongan (lamaran) untuk ke rumah.“

Terkadang kisah seperti diatas masih saja sering terjadi. Wahai kalian pemuda dan pemudi yang dirahmati Allah, jika kalian merasa telah mampu dan yakin untuk menikah. maka segerakanlah. Sungguh- sungguh merugi orang yang menunda-nunda terhadap rahmatnya Allah.

Akhir kata, bukan mau mengatakan bahwa kita kemudian mencoba melamar anak orang dan mencoba membangun keluarga tanpa memiliki apapun, setidaknya harus memiliki kemampuan untuk memberi makan diri dan sang calon istri dulu. Masalah rumah dan pesta jika dapat dipangkas seminimal mungkin tanpa mengurangi harga diri kedua belah mempelai, dipangkaskan saja. Dengan pengecualian jika sang Pria memang mampu atau akan mampu (dengan pasti) dalam waktu dekat untuk memberikan yang lebih baik.

Tolong jika kurang berkenaan jangan di :bata:

Walaupun hanya share hasil copas, nubitol juga berharap bisa mendapatkan thanks maupun cendol dari para pembaca yang berbaik hati.
Segala komentar juga sangat diterima, untuk nubitol juga dapat semakin berkembang.

Terima Kasih
:kk:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
penuh makna hikmah dan tajam, salut tukTSnya, namun mohon maaf salah room bro...
 
Semoga apa yg di sampaikan ts, memberi kan kebaikan untuk kita smua.. Amin :jempol:
 
Kalo gw jadi bapaknya critanya ga bkal sepanjang itu, langsung gw tebas kepala tu orang minta zinah ma anak gw.
 
semoga bermanfaat untuk semua yg membacanya :)
 
Ane dulu juga nikah muda...sering susah nya drpd suka nya...ngontrak2 rumah, diusir2 krn ketipu ngontrak lwt broker, naik motor prgi pagi plg mlm, kepanasan keujanan, istri juga kerja luar kota plg prgi naik bis...tetapi sedikit2 rejeki dtg dgn sendiri nya, perlahan bisa beli asset dan inventaris yg skrg sy rasa sangat lebih dr cukup..anak 2 dan sehat2...
Bagi para coliers dan meqiers..bila sudah mendapatkan yg sreg...segeralah menikah...jgn kawin mulu..nikah...okey..
 
Lah Lounge sekarang gabung sama HtH ya :bingung:
iya salah tempat pak :D

:kacau:
:maaf:
Mohon maaf sebesar-besarnya, masih nubie, tidak tahu kalau ada SF HtH, hanya sekedar ingin berbagi saja
:galau:

pernah nonton film nya :)
Ada film-nya suhu?
Baru tau, mungkin bisa di-share judul-nya?

ini udah pernah ane baca di grup WA ane...:hammer:
Iya gan, seperti yg sudah saya tuliskan juga, hanya copas dari SosMed sebelah, tapi saya dapatnya dri yg berawalan L, bkn WA

Ane dulu juga nikah muda...sering susah nya drpd suka nya...ngontrak2 rumah, diusir2 krn ketipu ngontrak lwt broker, naik motor prgi pagi plg mlm, kepanasan keujanan, istri juga kerja luar kota plg prgi naik bis...tetapi sedikit2 rejeki dtg dgn sendiri nya, perlahan bisa beli asset dan inventaris yg skrg sy rasa sangat lebih dr cukup..anak 2 dan sehat2...
Bagi para coliers dan meqiers..bila sudah mendapatkan yg sreg...segeralah menikah...jgn kawin mulu..nikah...okey..
Pengalaman pribadi nih kayaknya, semoga hidup semakin sukses dan minta doa-nya semoga suatu hari saya juga bisa sukses seperti agan.
 
jadi ke inget suasana itu
:hua:
ga sesuai dengan ending pemuda di atas
:hua:
org tua gadis bilang mau di kasih makan apa anak saya nanti?
mau tidur di mana kalian nanti?
sang tante gadis berkata kita mencarikan si gadis ini pasangan yang jelas bibit,bebet dan bobotnya
disitu nubiew merasa kayak bukan manusia:hua:
sang ibu gadis hanya menundukkan kepala
akhirnya nubiew di usir dari rumah yang mewah:hua:

andai semua cerita di atas nubiew rasakan
:hua:


maaf jd curhat
nubiew nangis bacanya
jd ke inget yg lalu
:hua:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
Bagus sih ceritanya,cuma kesannya si pemuda emg gapunya apa apa,ngeles bawa bawa ilmu agama.
Nyatanya org tua memang ingin yg terbaik u/ anak.
Kita hidup gabs mengandalkan agama saja, ada kebutuhan yang emg memerlukan kerja keras.
Kalo emg gamampu ya ga mampu aja.
Kalo dengan pemuda kaya gt bsk bsk si perempuan mau dksh makan apa? Doa.
Hidup itu hrs realistis, tp tetap mengandalkan Tuhan.

Iya sis, tapi sebenarnya yg ingin ditekankan di sini bukan bermaksud sebagai seorang pria yg ga punya apa-apa dan hanya mengandalkan agama saja.

Tetapi menekankan agar yg jadi orang tua untuk tidak berharap berlebihan pada calon menantu.
Memintalah sang calon menantu agar memiliki kemampuan sewajarnya untuk memberikan anak-nya hidup yang sederhana dan bahagia.
Tidak harus sampai mewah-mewah, tapi mencukupi dan bahagia saja.
Mewah-mewah hanya kalau mampu, kalau tidak mampu, setidaknya bisa mencukupi juga diberi kesempatan.
:ampun: mohon maaf kalau lancang.
Hanya membagikan pendapat saja.

Tapi setuju juga, jangan sampai si calon menantu juga udh ga punya apapun, tapi malah lancang meminta menikah dengan anak orang.
Setidaknya harus bisa mencukupi hidup ber-dua dengan yang akan menjadi istrinya.
 
Status
Thread ini sudah dikunci moderator, dan tidak bisa dibalas lagi.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd