Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Titin Gadis Kebumen

Titin Gadis Kebumen 04

(sebelumnya:
”Agghhh pak, rasanya Titin mau keluarrrr.”
”Yah, Tin, keluarin sayang.”
Aku menjerit kencang ”Paaaaaakkkkkk, ooougghhhrrgghh.” mendekapnya kuat-kuat.
”Aku nyusul Tin, sama-sama” teriaknya. ”Ooogghhhhh..hh”
Semprotan hangat terasa di dalamku. Croooottt...croooott..crut..crut. Rasanya sungguh tak terkatakan. Vaginaku masih berkedut-kedut, berbarengan dengan kontolnya yang berkedut-kedut di dalamku. Kami saling bertatapan. Aku membayangkan menjadi pengantin baru. Kami pun berciuman lamaaaaa sekali. Lalu pak Iwan menarik tubuhnya rebah di sampingku. Sambil rebah dalam dekapannya, pak Iwan menarik tisu dan melap batang kontolnya. Terlihat memang noda merah di tisu itu, tapi ga ada darah yang mengalir seperti yang aku bayangkan dari cerita-cerita orang.

”Gimana rasanya Tin?” senyumnya ganteng sekali.
”Enak banget Pak” aku tersipu sambil mencubit dadanya.
Lalu dia mengecupku lagi, dan mendekap aku lebih erat. Kami sama-sama diam sambil terpejam...
Hari ini mengawali babak baru lagi dalam hubunganku dengan Pak Iwan.
Aku tidak tahu akan sampai kemana kisah ini. Lihat saja nanti
.)


Kami masih ingin berlama-lama memadu kasih di hotel itu, tapi bunyi WA yang barusan masuk di HP pak Iwan mengingatkan kami bahwa hal itu tidak mungkin. Ibu mertua pak Iwan menanyakan kapan urusan Paket C-nya selesai.

Pak Iwan membalas, ”Ini kita lagi otw ke rumah Mamah.”
Ia mencium bibirku, kami saling melumat beberapa lama.

”Ngaceng lagi ni Tin. Gimana? Kita udah ditungguin Eyang sama Tiara nih.”

”Gapapa Pak, sekali lagi aja...”

”Hus, jangan gegabah! Kita musti main bersih, kalo ga kepengen bikin orang lain curiga.”
(aku salut dengan pak Iwan yang benar-benar tidak mau gegabah)

”Kalo sekali lagi, ga mungkin sebentar. Lagian yang kedua biasanya lebih perih, kalo kamu baru pertama kali. Musti pake gel.” (Waktu itu aku belum tahu gel itu apa)

”Udah cuci-cuci aja yuk, musti buru-buru ke rumah Eyang nih.”

Sewaktu keluar dari hotel itu, aku jadi tahu lokasi hotel tempat kami bercinta tadi. Letaknya berseberangan dengan ITC Cempaka Mas.
Sambil menyetir pak Iwan bilang: ”Tin, masih ngaceng berat nih. Keluarin di mulutmu boleh ya?”
Sekali lagi aku merebahkan kepala ke kontol pak Iwan, mengeluarkannya dari resleting celana dan mengemutnya sepanjang perjalanan, mengocoknya sampai dia keluar di mulutku.


Sesampainya di rumah ibu mertua pak Iwan, beliau tanya: ”Gimana ujian paket C-nya”

”Tadi coba ujian langsung, tapi ga bisa Mah.” jawab pak Iwan. ”Masalahnya Titin musti ambil kursus persiapan ujiannya beberapa kali. Jadwalnya siang. Kalo ga ikut kursus, ga bakal bisa ujian Mah. Saya masih di kantor siang-siang, ga ada yang jagain Tiara di rumah kalo dia kursus.”

”Ya udah, biar Tiara sama Mamah aja. Kasih tau aja kapan jadwal kursusnya. Ntar Tiara biar Mamah jemput, terus Mamah ajak maen dulu. Ntar Mamah anter ke apartemen.”

”Wah, thanks ya Mah” kata pak Iwan sambil tersenyum ke arahku.

Ibu mertua pak Iwan juga tersenyum, ”Ya, kita kan musti bantuin Titin supaya maju. Iya kan Tin?”

”Terima kasih banyak Bu” jawabku dengan hormat. Dalam hati aku bisa menduga rencana pak Iwan. Sebab sebetulnya aku tidak perlu kursus siang-siang. Semua materi bisa dipelajari sendiri di rumah. Kalo toh mau kursus, jadwalnya di hari Sabtu, itupun tidak wajib.


===================


Sejak hari itu, kami benar-benar seperti ketagihan. Hampir tiap hari pak Iwan pulang ”makan siang”. Seringkali pula pak Iwan pulang jam 3, supaya bisa bercinta denganku lebih lama. Bila dia datang jam segitu, aku langsung tahu Tiara sudah dijemput Eyangnya dan baru akan pulang menjelang maghrib. Dia mengajariku banyak hal tentang sex. Aku belajar tentang menghitung kalender menstruasi, supaya tahu kapan saat aman untuk keluarin di dalam. Aku juga kenal istilah-istilah WOT, MOT, CIM, facial, doggy style, dll.

Saat istri pak Iwan tugas keluar kota adalah saat yang paling kami tunggu-tunggu. Saat itulah aku bisa merasakan selengkapnya berperan sebagai istri pak Iwan. Setelah Tiara terlelap, Pak Iwan akan langsung masuk ke kamarku. Kadang-kadang kami juga melakukannya di ruang TV sambil menonton film JAV atau X-Art, pernah juga dari ruang tengah ia mengajakku keluar ke balkon sambil telanjang. Kami bercinta dengan posisi aku dipangku sambil memandangi lampu kota Jakarta dan bintang-bintang.

Yang paling aku senangi bila bu Nanda keluar kota adalah saat pagi hari.
Biasanya aku sedang menyiapkan teh dan sarapan untuk pak Iwan dan Tiara. Lalu dia diam-diam akan memelukku dari belakang dan mencium leherku. Rasanya bahagiaaaaa sekali. Saat itu aku merasa pak Iwan benar-benar menganggapku sebagai istrinya. Biasanya aku akan membalas ciumannya, dan kami berciuman sambil saling meraba di dapur.
Lalu hampir selalu aku akan memberikan hadiah spesial buat pak Iwan: berlutut sambil menghisap kontolnya. Rasanya puas sekali saat melihat pak Iwan tengadah sambil meremas rambutku. Yang paling sering dia akan ngecrot di mulutku (CIM). Kadang-kadang dia menarik kontolnya lepas dari mulutku dan mengeluarkannya di wajahku sambil meratakan spermanya dengan kontolnya di wajahku. Aku cuma terpejam sambil tersenyum kalo dia menggosok-gosokkan kontolnya di sekujur wajahku setelah mengeluarkan spermanya dan membuatnya merata di pipi, pelupuk mata, hidung dan bibirku. Kadang juga dia menarik aku berdiri dan membalikkan badanku bertumpu pada meja dapur, sambil menusukku dari belakang, memompaku dengan cepat sambil berdiri. Karena tubuhku mungil dan pendek, biasanya dia mengangkat pinggulku sampai kakiku melayang. Dengan posisi begitu aku bisa merasakan kontol pak Iwan melesak seluruhnya saat dia menghentak-hentak pantatku dari belakang. Rasanya nikmat sekali. Aku sering orgasme lebih dulu bila diperlakukan seperti itu. Biasanya sebelum pak Iwan keluar dia akan memberi kode untuk berlutut dan mengeluarkannya di mulut atau wajahku.


Selain ”gaji tambahan” yang rutin aku terima tiap bulan dari Pak Iwan, dia juga kerap membelikan aku bh dan celana dalam yang mahal. Juga baju dan rok yang bagus dan seksi. Tapi pak Iwan wanti-wanti agar aku mencuci dan menjemurnya di tempat bu Lidya aja, supaya tidak terlihat oleh istrinya. Bu Lidya adalah tetangga kami. Pak Iwan dan bu Nanda memang mengijinkan aku untuk bekerja di apartemen tetangga sebelah setelah tugasku di rumah selesai.


Suatu hari pak Iwan mengirim WA pagi-pagi dari kantor, mengirimiku link folder video di google drive yang diberi judul anal tutorial.
Aku penasaran pelajaran baru apalagi yang akan aku terima. Ternyata semuanya berisi video mengenai bersetubuh lewat lobang pantat. Ada video yang menunjukkan bagaimana 2 pria Jepang memberikan persiapan-persiapan untuk si gadis mencoba hubungan yang sekarang aku tahu disebut anal seks.

Mereka menjilat-jilat lubang si gadis dan tampaknya membuat si gadis merasakan nikmat, apalagi saat lidah laki-laki itu dimasuk-masukkan ke lubang itu. Lalu mereka tidak segera menyetubuhi lubang pantatnya.
Ada alat-alat yang dipakai secara bertahap, ada yang batang, ada yang seperti kalung dengan butiran-butiran kelereng, dimasukkan satu-satu lalu ditarik pelan-pelan dari anusnya.

Aku memang sering merasakan nikmatnya dijilat di lubang itu. Pak Iwan pun sering meminta aku menjilati lubang pantatnya sambil menungging ke arahku dan aku mengocok kontolnya dari belakang. Tapi memasukkan batang kontol yang besar itu ke anusku, rasanya aku masih ngeri membayangkannya.

Lagi-lagi bukan pak Iwan kalo tidak bisa bersabar. Sama seperti waktu aku menyerahkan perawanku, pak Iwan juga tidak memaksa aku untuk berhubungan anal. Setelah meminta aku menonton video anal, dia tetap bercinta seperti biasa kalo pulang jam makan siang. Paling- paling saat mencumbu dan menciumi seluruh badanku, lidahnya akan mampir lama di lubang anusku, menggelitik-gelitik, menimbulkan rasa geli dan enak.

Suatu siang saat berbaring di dekapannya, setelah sama-sama orgasme, pak Iwan membelai- belai rambutku sambil tanya:
”Tin, kamu udah tonton video yang aku kirim?”

”Sudah Pak.”

”Aku ga maksa kamu melakukan itu lho, cuma penasaran aja rasanya gimana. Soalnya katanya, banyak juga cewek yang suka anal. Emang sih pertama-tamanya katanya panas apa pedes gitu. Tapi begitu udah biasa mereka jadi ketagihan.”

”Ini, aku bawain di tas alat-alat yang bisa dipake buat mempersiapkan diri untuk anal seks. Tapi kamu ga harus nyoba kalo ga mau. Besok, aku ada tugas ke Australia seminggu. Kamu pasti bakalan kangen banget sama si otong ini siang-siang” ucapnya sambil ketawa memegang kontolnya.

Malam itu aku ga bisa tidur memikirkan pak Iwan akan pergi selama seminggu. Tersiksa dengan perasaan itu, aku tempelkan telinga ke dinding kamar pak Iwan. Aku justru mendengar desahan-desahan dan erangan bu Nanda dan pak Iwan kekasihku. Bu Nanda pasti juga merasa kehilangan mau ditinggal suaminya selama seminggu.

Perasaanku tambah tidak karuan mendengar suara-suara itu. Campur aduk antara birahi dan cemburu. Baru jam 4 pagi aku kembali ke kamar, setelah suara-suara itu tenang dan tidak terdengar lagi.

Entah kenapa, sikap pak Iwan yang tidak mau memaksa justru membuat aku ingin memberikan sesuatu yang lebih kepadanya. Aku ingin memberi kejutan saat dia pulang dari Australia nanti. Waktu sendirian di kamar, sambil bertelanjang di depan cermin, aku mulai membuka tas kecil yang pak Iwan tinggalkan. Ada alat-alat seperti yang aku lihat di video dan 2 tube, yang satu bertuliskan KY Jelly, yang satu lagi Durex Lubricant gel. Aku coba pilih KY Jelly, aku usap-usap dengan jari di anusku. Rasanya enak dan membuatku terangsang. Tangan kiriku mengusap-usap payudaraku sambil merasakan jari kananku mulai menyusup pelan-pelan ke lubang anusku. Kalo rasanya agak panas, aku tambah lagi gel di jariku dan terus merangsang anusku lagi, makin lama makin dalam. Sambil memasukkan jari tengah, jempolku mengusap-usap kelentitku sendiri...ohh... rasanya semakin nikmat. Sambil mengeluarkan masukkan jari ke lubang anusku makin lama makin cepat, aku terus merangsang kelentitku dan jari-jariku yang lain memilin-milin puting kiriku... oh aku tahu aku akan segera orgasme... aaaggghhhh seluruh tubuhku mengejang sampai ke ujung jari kaki. Aku rasakan vagina dan anusku berdenyut-denyut beberapa saat. Hhhhehh... aku rebahkan badan ke belakang, rasanya lemas. Saat orgasmeku mulai lemah, jari tengahku masih tertanam di lubang anusku.

Aku merasakan panas saat jari itu aku tarik. Aduuh... tapi aku masih penasaran. Aku ingin mencoba alat-alat yang ada di tas itu. Aku ingin membuat lubang anusku ini siap melayani anal seks saat pak Iwan nanti pulang seminggu lagi. Aku ingin membuat kekasihku bahagia. Biarpun aku cuma berstatus kekasih gelap dan istri di siang hari. Aku tetap ingin membuatnya merasa bahagia dengan diriku.


(bersambung)
 
Terakhir diubah:
Titin Gadis Kebumen 05

(sebelumnya:

Sambil mengeluarkan masukkan jari ke lubang anusku makin lama makin cepat, aku terus merangsang kelentitku dan jari-jariku yang lain memilin-milin puting kiriku... oh aku tahu aku akan segera orgasme... aaaggghhhh seluruh tubuhku mengejang sampai ke ujung jari kaki. Aku rasakan vagina dan anusku berdenyut-denyut beberapa saat. Hhhhehh... aku rebahkan badan ke belakang, rasanya lemas. Saat orgasmeku mulai lemah, jari tengahku masih tertanam di lubang anusku. Aku merasakan panas saat jari itu aku tarik. Aduuh... tapi aku masih penasaran. Aku inginmencoba alat-alat yang ada di tas itu. Aku ingin membuat lubang anusku ini siap melayani anal seks saat pak Iwan nanti pulang seminggu lagi. Aku ingin membuat kekasihku bahagia. Biarpun aku cuma berstatus kekasih gelap dan istri di siang hari. Aku tetap ingin membuatnya merasa bahagia dengan diriku)


Tiga diantara 6 video yang dikirim pak Iwan adalah video bersambung mengenai cara melatih anus untuk anal seks. Judulnya berbahasa Inggris How to Prepare Yourself for Anal vol.1 – 3. Tadinya aku merasa aneh melihat alat yang bulat-bulat seperti kalung, tapi waktu melihat videonya aku tahu bahwa sebaiknya mencoba yang itu dulu sebelum memakai yang lonjong panjang yang disebut dildo. (Aneh dan lucu mendengar namanya). Aku mengikuti video itu, pertama-tama memakai KY jelly yang banyak diusap-usapkan di bibir anus, lalu mulai memasukkan pelan-pelan ujung jari sampai ruas yang pertama. Keluarkan lagi, tambah pelumas lagi, masukkan lagi beberapa kali persis seperti yang dicontohkan di video itu. Aku mulai merasa lebih mudah mengeluarmasukkan ruas jari pertamaku ke dalam anus. Kemudian video itu mencontohkan mulai memasukkan lebih dalam, sampai ruas jari yang kedua. Begitu lagi berulang-ulang, sampai akhirnya tiga ruas jari bisa masuk seluruhnya. Tidak sepanas kemaren waktu aku coba-coba sendiri, karena tidak terburu-buru.

Lalu cewek di video itu mulai mencoba memasukkan jari telunjuknya sedikit bersama dengan jari tengah. Aku mengikutinya sampai sedikit demi sedikit dua jari bisa masuk... uuhh... memang agak pedas dan panas rasanya, tapi aku coba bertahan. Aku bayangkan pak Iwan yang sedang menyetubuhi anusku dengan kontolnya, dan aku tidak mau mengecewakannya. Aku coba tahan terus di dalam, sampai tiba-tiba otot di dalam mengejan sendiri dan mendorong jari-jariku keluar. Aku tidak lagi memperhatikan video di layar hapeku dan mencoba lebih rileks. Hanya kata itu yang aku tangkap dari penjelasan di video dan dikatakan berulang kali. Yang lainnya aku ga ngerti karena bahasa Inggris. Setelah rileks aku coba lagi dengan jari tengah, kali ini jauh lebih mudah untuk memasukkan semuanya, terus aku tambah dengan jari telunjuk.

Lain lagi rasanya waktu aku mulai mencoba mengikuti video kedua dengan memasukkan bola-bola kecil seperti kalung. Aku ga lupa menambahkan pelumas setiap kali, supaya mempermudah. Aku jadi paham mengapa alat ini dipakai untuk latihan anal, karena rasanya seperti batang yang dipotong sedikit-sedikit, masuknya per bagianbagian tidak terlalu sakit, tapi berkumpul di dalam menjadi seperti satu batang. Aku terus mencoba memasukkan sampai butir yang terakhir. Kurasa-rasakan dulu beberapa lama, aku lihat benangnya yang tebal tapi lembut itu terjulur keluar lubang anusku. Ada cincin di ujungnya untuk menarik pelan-pelan. Ada rasa nikmat waktu butiran-butiran itu melewati lubang anusku keluar. Aku keluarkan pelan-pelan sambil mengocok kelentitku. Ooohhh aku mulai merasakan nikmatnya, sambil membayangkan wajah pak Iwan saat dia mencapai puncak kepuasan. Aku tarik terus pelan-pelan sampai semuanya keluar dari anusku. Sekarang rasanya lorong anusku jadi lebih terbuka seperti menganga. Aku masukkan jariku, sleeepp... ternyata mudah sekali dan terasa longgar. Aku jadi ketagihan mencoba lagi. Kuulangi lagi dari awal sampai berulang kali. KY jelly yang kupake sudah hampir habis. Aku belum berani mencoba dildo. Besoknya aku ulangi lagi denganpelumas yang satunya lagi mereknya Durex. Makin terbiasa makin bisa kurasakan kenikmatannya. Keinginanku untuk memberikan surprise pada kekasihku pak Iwan semakin kuat menjelang kepulangannya. Dua hari sebelum dia pulang aku sudah berhasil mencoba dildo itu di anusku. Kubayangkan pak Iwan yang sedang menyetubuhi anusku, ohhh tak sadar aku melenguh keras sekali. Tangan kiriku mengocok vagina dan kelentitku, sambil membayangkan raut muka pak Iwan aku makin cepat memompa anusku dengan dildo. kubayangkan wajahnya saat hampir orgasme, dan ooooohhhhh vaginaku berdenyut-denyut, aku membayangkan pak Iwan orgasme bersamaan denganku dan menyemprotkan spermanya di anusku.



===========


Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Pak Iwan pulang ke Jakarta. Tiara dan mamanya menjemput di bandara. Aku kangen sekali, sewaktu dia datang bersama bu Nanda dan Tiara rasanya ingin memeluknya. Tapi aku sadar dengan posisiku. Aku tahan-tahan saja dan erusaha bersikap biasa. Apalagi aku masih sangat menghormati bu Nanda yang baik dan sopan dengan pembantu. Pak Iwan membawa oleh-oleh untuk istri dan anaknya. Aku pun juga mendapat oleh-oleh t-shirt. Pak Iwan kemudian mengajak kita semua makan malam di Mal.


Malamnya aku lagi-lagi tersiksa seperti malam sebelum pak Iwan berangkat ke Australia. Tak usah menempelkan telinga di dinding, aku bisa mendengar suara birahi mereka dari ruang tengah tempat aku menonton tv. Untungnya Tiara termasuk anak yang ”keblug” (bhs.Kebumen), kalo udah tidur susah bangunnya. Aku tidak bisa konsen menonton sinetron kesayanganku. Bu Nanda rupanya sudah teramat kangen, sehingga tidak peduli bahwa erangan dan jeritannya bisa terdengar dari ruang tengah. Akhirnya kumatikan tv dan masuk ke kamarku. Aku kunci kamar, dan kubuka semua pakaianku. Rasanya seperti gila menahan birahi seperti ini. Vaginaku basah, aku ga tau apa yang harus kulakukan. Aku buka jendela kamar, membiarkan udara malam masuk lewat terali. Aku coba menghirup napas dalam-dalam sambil melihat ke arah jendela-jendela dan balkon apartemen di seberang. Ada yang kelihatan menyala, barangkali mereka bisa melihatku telanjang. Aku ga perduli. Sentuhan angin yang masuk dan menyentuh kulitku justru membuatku merasa sensasi yang makin merangsang. Kedua putingku mengencang terkena angin dingin. Aku seperti kehilangan akal. Kuambil tube pelumas Durex dan dildo dari tumpukan pakaian di lemari. Kutempelkan badanku ke teralis jendela, biarkan siapa saja yang diseberang bisa melihat. Aku oleskan pelumas yang banyak ke anusku. Aku masukkan kepala dildo itu dari belakang. Jari tanganku yang satu lagi merogoh lubang vaginaku yang sudah becek. Oooohhh... aku tempelkan badanku kuat-kuat ke teralis

membayangkan Pak Iwan yang mendorong dan mendesakku dari belakang. Terus kusetubuhi anusku dengan tanganku sendiri, makin lama makin kuat dan makin cepat. Tangan kiriku merangsang kelentit dan vaginaku sendiri. Aku membayangkan disetubuhi dari belakang sambil berdiri. Payudaraku terasa dingin menempel di terali. Aku terus mengocok anus dan vaginaku sendiri. Waktu kubuka mata, aku lihat ada bapak-bapak di seberang sana sedang mengamatiku sambil merokok di balkonnya. Tangannya yang satu lagi terlihat menggosok-nggosk bagian tengah celananya. Herannya aku tidak takut dan berhenti. Malah memejamkan mata lagi dan meneruskan kocokanku kuat-kuat, makin cepat... sampai akhirnya.. agghhhhahhhh... aku orgasme dengan dildo masih tertanam di anus. Aku melorot ke bawah tidak sanggup berdiri lagi. Untuk beberapa saat aku sengaja tergeletak di lantai yang dingin.
”Pak Iwan.... aku kangen.... bisikku. Aku ambil kemeja lengan panjang pak Iwan yang masih tergantung di kamar setelah aku setrika.

Aku pelukkan lengannya di badanku, seolah dia sedang memelukku dari belakang.

Akhirnya aku tertidur dengan keadaan seperti itu.


..............................


Keesokan harinya segala sesuatu berjalan seperti biasa. Tapi siangnya pak Iwan WA ke hpku, ”Tin, aku belum bisa ”makan siang di rumah” ya, masih banyak yang harus dikerjakan nih pulang dari Australia :)

”Gpp pak” jawabku,” tapi pelumasnya udah hampir habis pak.”

”Hah!” dia kaget di WA, ” wah emangnya diapain Tin pelumasnya?” tanyanya pura-pura tidak tahu.

”Dipake buat belajar pak” jawabku sambil menambahkan lambang senyum :)

”Hmmmm aku makin sayang deh sama kamu Tin.”

Ya ampuuuun, WAnya yang terakhir itu membuatku melayang-layang rasanya.
Aku lalu memikirkan sebuah surprise untuk kekasihku yang ganteng itu.
Aku tersenyum-senyum sendiri membayangkan hal itu.

=====================

Akhirnya kesempatan untuk memberikan surprise itupun tiba.

Pak Iwan telpon ke hpku siang-siang,”Tin, tadi eyangnya Tiara setuju untuk jemput dan ngajak Tiara maen ke rumah Eyang. Kan udah lama ga ketemu cucunya. Kamu aku jemput di lobi jam 2 ya.”

”Ya pak.” jawabku sambil tersenyum, ”aku musti bawa apa pak?”

”Oh ya bawa aja semua peralatan yang kemaren kamu pake belajar.. he he he..”

”Iya pak,”

”Sampe ketemu ya sayang”

”Iya,,,”
(aku masih belum berani membalas menyebutnya dengan panggilan Sayang).

Jam 2 tepat aku memakai rok sedikit mini dan jaket putih. Di dalamnya aku pake kemben warna hitam tanpa BH.
”Kog pake jaket?” tanyanya waktu aku masuk ke mobil pak Iwan.

”Ntar lihat aja dalemnya” jawabku sambil tersenyum.

”Wah, ga sabar jadinya, musti ngebut nih.”

Pak Iwan benar-benar ngebut sampe aku sedikit takut dan berpegangan ke paha kirinya.
Tidak lama sampailah kami ke hotel transit C'One yang sudah jadi langganan. Kali ini pak Iwan menolak tawaran orang yang bicara di telpon untuk pesan makanan atau minuman. Dia bilang nanti saja akan telpon lagi kalo udahmau pesan.

Rupanya pak Iwan sudah benar-benar tidak sabar. Ditrubuknya aku hingga telentang di kasur lalu kami berciuman sambil dia menindihku.
Bibirnya menyedot-nyedot lidahku seolah seperti mau menariknya keluar, kami berciuman sangat lama dan penuh nafsu.
Tangan pak Iwan kemudian masuk ke dalam jaketku tapi kutahan.
Dia bengong melihat ke arahku. Aku tersenyum sambil mendorong badannya ke arah kursi di samping tempat tidur. Aku berdiri di depannya sambil memeluk wajahnya. Dia menengadah dan kini aku yang menciumnya. Biasanya aku yang pasrah menyambut ciuman pak Iwan, tapi kini aku yang menciumnya. Aku cium matanya yang terpejam sambil kubelai-belai rambutnya. Lalu aku tarik tangannya ke resleting jaket di bawah leherku. Sambil tersenyum dia menarik pelan-pelan ke bawah.”Waaaaahh, kamu seksi sekali Tin” setelah dia melihatku hanya berbalut kemben hitam tanpa BH.

Lalu aku berputar membelakanginya. Ia pun menarik resleting rok miniku ke bawah. Aku memakai celana G-string hitam yang dibelikannya. ”Wahhhh, ga kebayang kamu seseksi ini sayang.” diciuminya pantatku terasa geli.

Tangannya pun meraba selangkanganku dan menemukan cincin disitu.
”Loh, ini apa Tin?... Jadi dari tadi kamu....?” segera dia tahu apa yang ditemukannya.

Dipelorotnya celana dalamku dan melihat cincin dengan benang halus bergantung dari anusku.
”Ha ha ha.... kamu bener-bener belajar ya Tin.”

”Hi hi hi Ini hadiah pak,” jawabku, ”silakan tarik pelan-pelan”

Dia menarik kembenku melorot ke pinggang lalu mendorong punggungku ke depan, tanganku bertumpu di pinggir tempat tidur sambil membungkuk. Pantatku menghadap ke wajah pak Iwan yang sedang duduk di kursi. Dia mulai menarik bola-bola dari anusku pelan-pelan. Benar-benar perlahan. Setiap kali keluar satu, dia berhenti dan meremas-remas pantatku atau menciuminya. Sesekali sambil menarik bola dari anusku, tangannya yang lain menjangkau ke depan merangsang putingku.

”Ahhhhh,” aku hanya bisa mendesah menunggu tindakan dia selanjutnya. Entah berapa lama akhirnya keluar semua bola-bola itu dari anusku. Pak Iwan pun membuka tasnya.

Rupanya dia sudah membeli KY Jelly yang baru. Dioleskan ke jari tengahnya, lalu dimasukkan ke anusku yang masih menganga karena sudah lwbih dari setengah jam dijejali dengan bola-bola tadi. Jari pak Iwan kurasakan masuk tanpa kesulitan. Dia tambah lagi KY jelly, lalu dilumurinya cukup banyak ke mulut anusku. Rasanya enak waktu dia menggosok-gosok bibir anusku. Dia memberi tanda untuk posisi merangkak di kasur– doggy style- katanya.


”Ini saatnya” batinku sambil menggigit bibir bawah. Tapi lagi-lagi bukan pak Iwan kalo ga jagonya bersabar.
Sambil menciumi punggungku dia tanya, ”Tin, kamu tadi udah orgasme sendiri ga?”

”Engga, belum pak”

”Oh, kata teori yang aku baca, kamu musti orgasme dulu biar lebih rileks dan enak nantinya.”

”Wah, ilmu seks juga ada teorinya,” pikirku.

Lalu dia membalikkan badanku dan menciumi puting kanan dan kiriku. ”Ohhhhhhh” aku paling ga tahan dijilati puting kiriku. Sambil begitu tangannya tetap menggosok-gosok anusku. Lalu jilatannya pun turun kebawah, ke pusar lalu mendarat di vaginaku. Dijilatinya vagina dan kelentitku sambil mengocok anusku pelan-pelan dengan jarinya. Tangan kirinya merangsang putingku kanan dan kiri. Aku memejamkan mata menengadah,

”ahhhhh enak banggget paaaakkk..”
Tak berapa lama aku punmerasakan orgasmeku datang, ”Ooouggghhhh” vagina dan anusku mengejan-ngejan, terasa jari pak Iwan di dalamnya.

Lalu dia mencium bibirku sekali lagi, kemudian kakiku ditekuknya ke arah dadaku. Kini kurasakan kepala kontolnya menempel di anusku, sambil pak Iwan menyemprotkan lagi KY jelly ke lubang anusku dan kontolnya sendiri. Sambil meraba-raba kelentitku digesek-gesekkan kepala kontolnya ke lubang anusku. Lalu persis seperti saat memerawaniku dulu, didorongnya kepala kontol pelan-pelan melesak ke dalam. Aku merasakan ini tidak sama dengan bola atau dildo. Rasanya besar dan penuh.

Lalu pak Iwan bicara,” Ahhh, Tin. Sumpah aku belum pernah merasakan ini sebelumnya. Cuma kamu yang mau memberikan kenikmatan seperti ini. Baru masuk kepalanya aja rasanya udah luar biasa Tin.”

Aku memandanginya dengan tersenyum. Dia menunduk mencium bibirku lembut sekali. Aku benar-benar merasa diperlakukannya sebagai istri.

”Nanti kalo aku tambah masukkan lagi, kamu barengi ngeden kayak lagi kentut. Katanya akan lebih gampang.”

”Coba ya Tin, ” katanya sambil menekan lebih ke dalam. Benar juga kalo aku ngeden, liang anusku jadi lebih longgar untuk dimasuki. Setelah beberapa kali, kontol pak Iwan sepenuhnya berada di anusku. Dia menarik pelan, terasa sedikit panas, aku meringis. Pak Iwan berhenti. ”Jangan berhenti pak, gapapa.” sahutku,

Dia tarik lagi pelan, lalu mendorong kembali ke dalam. Tarik lagi pelan, dorong lagi.
Begitu terus sampai kami berdua sama-sama bisa merasakan dinding anusku sudah lebih rileks, ga tegang lagi. ”Sekarang gimana rasanya Tin?” sambil memompa anusku pelan.

”Sekarang udah terasa pak enaknya.”

”Beneran kamu bisa merasakan enak?”

”Ya pak, pedes sedikit tapi enak”

Lalu dia menciumi puting kiriku, pak Iwan sungguh tahu kelemahanku, kontolnya memompa anusku, kali ini lebih kuat dan lebih cepat. ”Aaaaghhh sayang” erangku sambil memeluk leher pak Iwan. ”Ohhh ya sayang, enak sekali rasanya...” bisik pak Iwan di kupingku, ”makasih ya sayang...”

”Iya pak, keluarin aja pak. Entotin yang kuat gapapa”

Tanpa ragu lagi dia pun memompa semakin cepat semakin kuat. Kakiku masih melipat dipindahkan ke bahunya. ”Ooooggghh" aku tengadah mulai kurasakan kenikmatan seks anal. Dia masih memompaku dengan kuat dan cepat. « Iya… pak, keluarin pak… »

Tiba-tiba dia berhenti. Terasa kontolnya setengah menggembung, dia menarik nafas panjang dan kurasakan kontolnya berkedut-kedut sedikit. Rupanya pak Iwan sedang menunda ejakulasinya.
Lalu kakiku diturunkan ke samping dan diputar sambil kontolnya masih tertanam di anusku. Kini aku tengkurap, pak Iwan menciumi leher dan punggungku rasanya merinding. Kakiku dirapatkannya, kedua kaki pak Iwan mengapit kakiku dan ia mulai memompa lagi anusku sambil menciumi telingaku. ”Oggghhh...pak Iwan.... enak pak!”

Aku menoleh ke belakang mencari lidahnya. Lidah kami bertautan saling menjilat dan menghisap. Sodokannya di anusku semakin kuat dan dalam.
Dan akhirnya kontolnya terasa menggembung di anusku, dia mengejang ” Aggghh aghhhh ahhhh...” teriakan pak Iwan di telingaku. Sperma pak Iwan akhirnya muncrat di dalam anusku. Kontolnya terasa berkedut-kedut di liang anusku, terasa seperti batang yang tegang dan keras sekali. Lalu lemaslah badannya ambruk di atasku sambil mencium bibirku mesraaa sekali. Aku tertindih ga bisa napas. Agak terengah-engah waktu dia melepaskan ciuman dan rebah di sampingku. Aku memiringkan badan menoleh ke arahnya. Dia tersenyum puas. Aku kecup keningnya Dia pun mengecup kening dan hidungku. Kami terdiam agak lama. Aku merasa puas sekali dalam hati karena bisa memuaskan keinginan pak Iwan. Memberikan apa yang ga pernah dia dapat, bahkan dari istrinya sendiri bu Nanda. Lalu dia menarikku ke dadanya.

”Hhhmm hhhhh...” aku memejamkan mata rebah di dada pak Iwan.

Dia juga merem sambil mengelus-elus rambutku. Kami pun menikmati kehangatan ini berdua. Sementara di anusku terasa ada yang mengalir keluar, sperma pak Iwan rupanya meleleh keluar dari anusku. Aku pun tidur di pelukannya. Benar-benar merasa bangga menjadi ”istri” yang bisa memuaskan ”suami”nya.


Titin Gadis Kebumen 06
(bersambung)
 
Terakhir diubah:
keren om
thx updatenya
 
Belajar upload punggung Titin
26249559f526a0f6b1dd2ce0452b58969e96cb31.jpg
 
Titin Gadis Kebumen 04

(sebelumnya:
”Agghhh pak, rasanya Titin mau keluarrrr.”
”Yah, Tin, keluarin sayang.”
Aku menjerit kencang ”Paaaaaakkkkkk, ooougghhhrrgghh.” mendekapnya kuat-kuat.
”Aku nyusul Tin, sama-sama” teriaknya. ”Ooogghhhhh..hh”
Semprotan hangat terasa di dalamku. Croooottt...croooott..crut..crut. Rasanya sungguh tak terkatakan. Vaginaku masih berkedut-kedut, berbarengan dengan kontolnya yang berkedut-kedut di dalamku. Kami saling bertatapan. Aku membayangkan menjadi pengantin baru. Kami pun berciuman lamaaaaa sekali. Lalu pak Iwan menarik tubuhnya rebah di sampingku. Sambil rebah dalam dekapannya, pak Iwan menarik tisu dan melap batang kontolnya. Terlihat memang noda merah di tisu itu, tapi ga ada darah yang mengalir seperti yang aku bayangkan dari cerita-cerita orang.


”Gimana rasanya Tin?” senyumnya ganteng sekali.
”Enak banget Pak” aku tersipu sambil mencubit dadanya.
Lalu dia mengecupku lagi, dan mendekap aku lebih erat. Kami sama-sama diam sambil terpejam...
Hari ini mengawali babak baru lagi dalam hubunganku dengan Pak Iwan.
Aku tidak tahu akan sampai kemana kisah ini. Lihat saja nanti
.)


Kami masih ingin berlama-lama memadu kasih di hotel itu, tapi bunyi WA yang barusan masuk di HP pak Iwan mengingatkan kami bahwa hal itu tidak mungkin. Ibu mertua pak Iwan menanyakan kapan urusan Paket C-nya selesai.

Pak Iwan membalas, ”Ini kita lagi otw ke rumah Mamah.”
Ia mencium bibirku, kami saling melumat beberapa lama.

”Ngaceng lagi ni Tin. Gimana? Kita udah ditungguin Eyang sama Tiara nih.”

”Gapapa Pak, sekali lagi aja...”

”Hus, jangan gegabah! Kita musti main bersih, kalo ga kepengen bikin orang lain curiga.”
(aku salut dengan pak Iwan yang benar-benar tidak mau gegabah)

”Kalo sekali lagi, ga mungkin sebentar. Lagian yang kedua biasanya lebih perih, kalo kamu baru pertama kali. Musti pake gel.” (Waktu itu aku belum tahu gel itu apa)

”Udah cuci-cuci aja yuk, musti buru-buru ke rumah Eyang nih.”

Sewaktu keluar dari hotel itu, aku jadi tahu lokasi hotel tempat kami bercinta tadi. Letaknya berseberangan dengan ITC Cempaka Mas.
Sambil menyetir pak Iwan bilang: ”Tin, masih ngaceng berat nih. Keluarin di mulutmu boleh ya?”
Sekali lagi aku merebahkan kepala ke kontol pak Iwan, mengeluarkannya dari resleting celana dan mengemutnya sepanjang perjalanan, mengocoknya sampai dia keluar di mulutku.


Sesampainya di rumah ibu mertua pak Iwan, beliau tanya: ”Gimana ujian paket C-nya”

”Tadi coba ujian langsung, tapi ga bisa Mah.” jawab pak Iwan. ”Masalahnya Titin musti ambil kursus persiapan ujiannya beberapa kali. Jadwalnya siang. Kalo ga ikut kursus, ga bakal bisa ujian Mah. Saya masih di kantor siang-siang, ga ada yang jagain Tiara di rumah kalo dia kursus.”

”Ya udah, biar Tiara sama Mamah aja. Kasih tau aja kapan jadwal kursusnya. Ntar Tiara biar Mamah jemput, terus Mamah ajak maen dulu. Ntar Mamah anter ke apartemen.”

”Wah, thanks ya Mah” kata pak Iwan sambil tersenyum ke arahku.

Ibu mertua pak Iwan juga tersenyum, ”Ya, kita kan musti bantuin Titin supaya maju. Iya kan Tin?”

”Terima kasih banyak Bu” jawabku dengan hormat. Dalam hati aku bisa menduga rencana pak Iwan. Sebab sebetulnya aku tidak perlu kursus siang-siang. Semua materi bisa dipelajari sendiri di rumah. Kalo toh mau kursus, jadwalnya di hari Sabtu, itupun tidak wajib.


===================


Sejak hari itu, kami benar-benar seperti ketagihan. Hampir tiap hari pak Iwan pulang ”makan siang”. Seringkali pula pak Iwan pulang jam 3, supaya bisa bercinta denganku lebih lama. Bila dia datang jam segitu, aku langsung tahu Tiara sudah dijemput Eyangnya dan baru akan pulang

menjelang maghrib. Dia mengajariku banyak hal tentang sex. Aku belajar tentang menghitung kalender menstruasi, supaya tahu kapan saat aman untuk keluarin di dalam. Aku juga kenal istilah-istilah WOT, MOT, CIM, facial, doggy style, dll.

Saat istri pak Iwan tugas keluar kota adalah saat yang paling kami tunggu-tunggu. Saat itulah aku bisa merasakan selengkapnya berperan sebagai istri pak Iwan. Setelah Tiara terlelap, Pak Iwan akan langsung masuk ke kamarku. Kadang-kadang kami juga melakukannya di ruang TV sambil menonton film JAV atau X-Art, pernah juga dari ruang tengah ia mengajakku keluar ke balkon sambil telanjang. Kami bercinta dengan posisi aku dipangku sambil memandangi lampu kota Jakarta dan bintang-bintang.

Yang paling aku senangi bila bu Nanda keluar kota adalah saat pagi hari.
Biasanya aku sedang menyiapkan teh dan sarapan untuk pak Iwan dan Tiara. Lalu dia diam-diam akan memelukku dari belakang dan mencium leherku. Rasanya bahagiaaaaa sekali. Saat itu aku merasa pak Iwan benar-benar menganggapku sebagai istrinya. Biasanya aku akan membalas ciumannya, dan kami berciuman sambil saling meraba di dapur.
Lalu hampir selalu aku akan memberikan hadiah spesial buat pak Iwan: berlutut sambil menghisap kontolnya. Rasanya puas sekali saat melihat pak Iwan tengadah sambil meremas rambutku. Yang paling sering dia akan ngecrot di mulutku (CIM). Kadang-kadang dia menarik kontolnya lepas dari mulutku dan mengeluarkannya di wajahku sambil meratakan spermanya dengan kontolnya di wajahku. Aku cuma terpejam sambil tersenyum kalo dia menggosok-gosokkan kontolnya di sekujur wajahku setelah mengeluarkan spermanya dan membuatnya merata di pipi, pelupuk mata, hidung dan bibirku. Kadang juga dia menarik aku berdiri dan membalikkan badanku bertumpu pada meja dapur, sambil menusukku dari belakang, memompaku dengan cepat sambil berdiri. Karena tubuhku mungil dan pendek, biasanya dia mengangkat pinggulku sampai kakiku melayang. Dengan posisi begitu aku bisa merasakan kontol pak Iwan melesak seluruhnya saat dia menghentak-hentak pantatku dari belakang. Rasanya nikmat sekali. Aku sering orgasme lebih dulu bila diperlakukan seperti itu. Biasanya sebelum pak Iwan keluar dia akan memberi kode untuk berlutut dan mengeluarkannya di mulut atau wajahku.


Selain ”gaji tambahan” yang rutin aku terima tiap bulan dari Pak Iwan, dia juga kerap membelikan aku bh dan celana dalam yang mahal. Juga baju dan rok yang bagus dan seksi. Tapi pak Iwan wanti-wanti agar aku mencuci dan menjemurnya di tempat bu Lidya aja, supaya tidak terlihat oleh istrinya. Bu Lidya adalah tetangga kami. Pak Iwan dan bu Nanda memang mengijinkan aku untuk bekerja di apartemen tetangga sebelah setelah tugasku di rumah selesai.


Suatu hari pak Iwan mengirim WA pagi-pagi dari kantor, mengirimiku link folder video di google drive yang diberi judul anal tutorial.
Aku penasaran pelajaran baru apalagi yang akan aku terima. Ternyata semuanya berisi video mengenai bersetubuh lewat lobang pantat. Ada video yang menunjukkan bagaimana 2 pria Jepang memberikan persiapan-persiapan untuk si gadis mencoba hubungan yang sekarang aku tahu disebut anal seks.

Mereka menjilat-jilat lubang si gadis dan tampaknya membuat si gadis merasakan nikmat, apalagi saat lidah laki-laki itu dimasuk-masukkan ke lubang itu. Lalu mereka tidak segera menyetubuhi lubang pantatnya.
Ada alat-alat yang dipakai secara bertahap, ada yang batang, ada yang seperti kalung dengan butiran-butiran kelereng, dimasukkan satu-satu lalu ditarik pelan-pelan dari anusnya.

Aku memang sering merasakan nikmatnya dijilat di lubang itu. Pak Iwan pun sering meminta aku menjilati lubang pantatnya sambil menungging ke arahku dan aku mengocok kontolnya dari belakang. Tapi memasukkan batang kontol yang besar itu ke anusku, rasanya aku masih ngeri membayangkannya.

Lagi-lagi bukan pak Iwan kalo tidak bisa bersabar. Sama seperti waktu aku menyerahkan perawanku, pak Iwan juga tidak memaksa aku untuk berhubungan anal. Setelah meminta aku menonton video anal, dia tetap bercinta seperti biasa kalo pulang jam makan siang. Paling- paling saat mencumbu dan menciumi seluruh badanku, lidahnya akan mampir lama di lubang anusku, menggelitik-gelitik, menimbulkan rasa geli dan enak.

Suatu siang saat berbaring di dekapannya, setelah sama-sama orgasme, pak Iwan membelai- belai rambutku sambil tanya:
”Tin, kamu udah tonton video yang aku kirim?”

”Sudah Pak.”

”Aku ga maksa kamu melakukan itu lho, cuma penasaran aja rasanya gimana. Soalnya katanya, banyak juga cewek yang suka anal. Emang sih pertama-tamanya katanya panas apa pedes gitu. Tapi begitu udah biasa mereka jadi ketagihan.”

”Ini, aku bawain di tas alat-alat yang bisa dipake buat mempersiapkan diri untuk anal seks. Tapi kamu ga harus nyoba kalo ga mau. Besok, aku ada tugas ke Australia seminggu. Kamu pasti bakalan kangen banget sama si otong ini siang-siang” ucapnya sambil ketawa memegang kontolnya.

Malam itu aku ga bisa tidur memikirkan pak Iwan akan pergi selama seminggu. Tersiksa dengan perasaan itu, aku tempelkan telinga ke dinding kamar pak Iwan. Aku justru mendengar desahan-desahan dan erangan bu Nanda dan pak Iwan kekasihku. Bu Nanda pasti juga merasa kehilangan mau ditinggal suaminya selama seminggu.

Perasaanku tambah tidak karuan mendengar suara-suara itu. Campur aduk antara birahi dan cemburu. Baru jam 4 pagi aku kembali ke kamar, setelah suara-suara itu tenang dan tidak terdengar lagi.

Entah kenapa, sikap pak Iwan yang tidak mau memaksa justru membuat aku ingin memberikan sesuatu yang lebih kepadanya. Aku ingin memberi kejutan saat dia pulang dari Australia nanti. Waktu sendirian di kamar, sambil bertelanjang di depan cermin, aku mulai membuka tas kecil yang pak Iwan tinggalkan. Ada alat-alat seperti yang aku lihat di video dan 2 tube, yang satu bertuliskan KY Jelly, yang satu lagi Durex Lubricant gel. Aku coba pilih KY Jelly, aku usap-usap dengan jari di anusku. Rasanya enak dan membuatku terangsang. Tangan kiriku mengusap-usap payudaraku sambil merasakan jari kananku mulai menyusup pelan-pelan ke lubang anusku. Kalo rasanya agak panas, aku tambah lagi gel di jariku dan terus merangsang anusku lagi, makin lama makin dalam. Sambil memasukkan jari tengah, jempolku mengusap-usap kelentitku sendiri...ohh... rasanya semakin nikmat. Sambil mengeluarkan masukkan jari ke lubang anusku makin lama makin cepat, aku terus merangsang kelentitku dan jari-jariku yang lain memilin-milin puting kiriku... oh aku tahu aku akan segera orgasme... aaaggghhhh seluruh tubuhku mengejang sampai ke ujung jari kaki. Aku rasakan vagina dan anusku berdenyut-denyut beberapa saat. Hhhhehh... aku rebahkan badan ke belakang, rasanya lemas. Saat orgasmeku mulai lemah, jari tengahku masih tertanam di lubang anusku.

Aku merasakan panas saat jari itu aku tarik. Aduuh... tapi aku masih penasaran. Aku ingin mencoba alat-alat yang ada di tas itu. Aku ingin membuat lubang anusku ini siap melayani anal seks saat pak Iwan nanti pulang seminggu lagi. Aku ingin membuat kekasihku bahagia. Biarpun aku cuma berstatus kekasih gelap dan istri di siang hari. Aku tetap ingin membuatnya merasa bahagia dengan diriku.


(bersambung)

262506404cd1286ab7d43aad74401084f1e1dcf5.jpg


Titin ga pernah mau difoto. Tapi sempat saya ambil foto dari belakang pas dia tidur pulas sehabis nyoba anal pertama kali.

26250636c8d8d70ff2cb618e2b751b5022745654.jpg
 
Titin Gadis Kebumen 05

(sebelumnya:

Sambil mengeluarkan masukkan jari ke lubang anusku makin lama makin cepat, aku terus merangsang kelentitku dan jari-jariku yang lain memilin-milin puting kiriku... oh aku tahu aku akan segera orgasme... aaaggghhhh seluruh tubuhku mengejang sampai ke ujung jari kaki. Aku rasakan vagina dan anusku berdenyut-denyut beberapa saat. Hhhhehh... aku rebahkan badan ke belakang, rasanya lemas. Saat orgasmeku mulai lemah, jari tengahku masih tertanam di lubang anusku. Aku merasakan panas saat jari itu aku tarik. Aduuh... tapi aku masih penasaran. Aku inginmencoba alat-alat yang ada di tas itu. Aku ingin membuat lubang anusku ini siap melayani anal seks saat pak Iwan nanti pulang seminggu lagi. Aku ingin membuat kekasihku bahagia. Biarpun aku cuma berstatus kekasih gelap dan istri di siang hari. Aku tetap ingin membuatnya merasa bahagia dengan diriku)


Tiga diantara 6 video yang dikirim pak Iwan adalah video bersambung mengenai cara melatih anus untuk anal seks. Judulnya berbahasa Inggris How to Prepare Yourself for Anal vol.1 – 3. Tadinya aku merasa aneh melihat alat yang bulat-bulat seperti kalung, tapi waktu melihat videonya aku tahu bahwa sebaiknya mencoba yang itu dulu sebelum memakai yang lonjong panjang yang disebut dildo. (Aneh dan lucu mendengar namanya). Aku mengikuti video itu, pertama-tama memakai KY jelly yang banyak diusap-usapkan di bibir anus, lalu mulai memasukkan pelan-pelan ujung jari sampai ruas yang pertama. Keluarkan lagi, tambah pelumas lagi, masukkan lagi beberapa kali persis seperti yang dicontohkan di video itu. Aku mulai merasa lebih mudah mengeluarmasukkan ruas jari pertamaku ke dalam anus. Kemudian video itu mencontohkan mulai memasukkan lebih dalam, sampai ruas jari yang kedua. Begitu lagi berulang-ulang, sampai akhirnya tiga ruas jari bisa masuk seluruhnya. Tidak sepanas kemaren waktu aku coba-coba sendiri, karena tidak terburu-buru.

Lalu cewek di video itu mulai mencoba memasukkan jari telunjuknya sedikit bersama dengan jari tengah. Aku mengikutinya sampai sedikit demi sedikit dua jari bisa masuk... uuhh... memang agak pedas dan panas rasanya, tapi aku coba bertahan. Aku bayangkan pak Iwan yang sedang menyetubuhi anusku dengan kontolnya, dan aku tidak mau mengecewakannya. Aku coba tahan terus di dalam, sampai tiba-tiba otot di dalam mengejan sendiri dan mendorong jari-jariku keluar. Aku tidak lagi memperhatikan video di layar hapeku dan mencoba lebih rileks. Hanya kata itu yang aku tangkap dari penjelasan di video dan dikatakan berulang kali. Yang lainnya aku ga ngerti karena bahasa Inggris. Setelah rileks aku coba lagi dengan jari tengah, kali ini jauh lebih mudah untuk memasukkan semuanya, terus aku tambah dengan jari telunjuk.

Lain lagi rasanya waktu aku mulai mencoba mengikuti video kedua dengan memasukkan bola-bola kecil seperti kalung. Aku ga lupa menambahkan pelumas setiap kali, supaya mempermudah. Aku jadi paham mengapa alat ini dipakai untuk latihan anal, karena rasanya seperti batang yang dipotong sedikit-sedikit, masuknya per bagianbagian tidak terlalu sakit, tapi berkumpul di dalam menjadi seperti satu batang. Aku terus mencoba memasukkan sampai butir yang terakhir. Kurasa-rasakan dulu beberapa lama, aku lihat benangnya yang tebal tapi lembut itu terjulur keluar lubang anusku. Ada cincin di ujungnya untuk menarik pelan-pelan. Ada rasa nikmat waktu butiran-butiran itu melewati lubang anusku keluar. Aku keluarkan pelan-pelan sambil mengocok kelentitku. Ooohhh aku mulai merasakan nikmatnya, sambil membayangkan wajah pak Iwan saat dia mencapai puncak kepuasan. Aku tarik terus pelan-pelan sampai semuanya keluar dari anusku. Sekarang rasanya lorong anusku jadi lebih terbuka seperti menganga. Aku masukkan jariku, sleeepp... ternyata mudah sekali dan terasa longgar. Aku jadi ketagihan mencoba lagi. Kuulangi lagi dari awal sampai berulang kali. KY jelly yang kupake sudah hampir habis. Aku belum berani mencoba dildo. Besoknya aku ulangi lagi denganpelumas yang satunya lagi mereknya Durex. Makin terbiasa makin bisa kurasakan kenikmatannya. Keinginanku untuk memberikan surprise pada kekasihku pak Iwan semakin kuat menjelang kepulangannya. Dua hari sebelum dia pulang aku sudah berhasil mencoba dildo itu di anusku. Kubayangkan pak Iwan yang sedang menyetubuhi anusku, ohhh tak sadar aku melenguh keras sekali. Tangan kiriku mengocok vagina dan kelentitku, sambil membayangkan raut muka pak Iwan aku makin cepat memompa anusku dengan dildo. kubayangkan wajahnya saat hampir orgasme, dan ooooohhhhh vaginaku berdenyut-denyut, aku membayangkan pak Iwan orgasme bersamaan denganku dan menyemprotkan spermanya di anusku.



===========


Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Pak Iwan pulang ke Jakarta. Tiara dan mamanya menjemput di bandara. Aku kangen sekali, sewaktu dia datang bersama bu Nanda dan Tiara rasanya ingin memeluknya. Tapi aku sadar dengan posisiku. Aku tahan-tahan saja dan erusaha bersikap biasa. Apalagi aku masih sangat menghormati bu Nanda yang baik dan sopan dengan pembantu. Pak Iwan membawa oleh-oleh untuk istri dan anaknya. Aku pun juga mendapat oleh-oleh t-shirt. Pak Iwan kemudian mengajak kita semua makan malam di Mal.


Malamnya aku lagi-lagi tersiksa seperti malam sebelum pak Iwan berangkat ke Australia. Tak usah menempelkan telinga di dinding, aku bisa mendengar suara birahi mereka dari ruang tengah tempat aku menonton tv. Untungnya Tiara termasuk anak yang ”keblug” (bhs.Kebumen), kalo udah tidur susah bangunnya. Aku tidak bisa konsen menonton sinetron kesayanganku. Bu Nanda rupanya sudah teramat kangen, sehingga tidak peduli bahwa erangan dan jeritannya bisa terdengar dari ruang tengah. Akhirnya kumatikan tv dan masuk ke kamarku. Aku kunci kamar, dan kubuka semua pakaianku. Rasanya seperti gila menahan birahi seperti ini. Vaginaku basah, aku ga tau apa yang harus kulakukan. Aku buka jendela kamar, membiarkan udara malam masuk lewat terali. Aku coba menghirup napas dalam-dalam sambil melihat ke arah jendela-jendela dan balkon apartemen di seberang. Ada yang kelihatan menyala, barangkali mereka bisa melihatku telanjang. Aku ga perduli. Sentuhan angin yang masuk dan menyentuh kulitku justru membuatku merasa sensasi yang makin merangsang. Kedua putingku mengencang terkena angin dingin. Aku seperti kehilangan akal. Kuambil tube pelumas Durex dan dildo dari tumpukan pakaian di lemari. Kutempelkan badanku ke teralis jendela, biarkan siapa saja yang diseberang bisa melihat. Aku oleskan pelumas yang banyak ke anusku. Aku masukkan kepala dildo itu dari belakang. Jari tanganku yang satu lagi merogoh lubang vaginaku yang sudah becek. Oooohhh... aku tempelkan badanku kuat-kuat ke teralis

membayangkan Pak Iwan yang mendorong dan mendesakku dari belakang. Terus kusetubuhi anusku dengan tanganku sendiri, makin lama makin kuat dan makin cepat. Tangan kiriku merangsang kelentit dan vaginaku sendiri. Aku membayangkan disetubuhi dari belakang sambil berdiri. Payudaraku terasa dingin menempel di terali. Aku terus mengocok anus dan vaginaku sendiri. Waktu kubuka mata, aku lihat ada bapak-bapak di seberang sana sedang mengamatiku sambil merokok di balkonnya. Tangannya yang satu lagi terlihat menggosok-nggosk bagian tengah celananya. Herannya aku tidak takut dan berhenti. Malah memejamkan mata lagi dan meneruskan kocokanku kuat-kuat, makin cepat... sampai akhirnya.. agghhhhahhhh... aku orgasme dengan dildo masih tertanam di anus. Aku melorot ke bawah tidak sanggup berdiri lagi. Untuk beberapa saat aku sengaja tergeletak di lantai yang dingin.
”Pak Iwan.... aku kangen.... bisikku. Aku ambil kemeja lengan panjang pak Iwan yang masih tergantung di kamar setelah aku setrika.

Aku pelukkan lengannya di badanku, seolah dia sedang memelukku dari belakang.

Akhirnya aku tertidur dengan keadaan seperti itu.


..............................


Keesokan harinya segala sesuatu berjalan seperti biasa. Tapi siangnya pak Iwan WA ke hpku, ”Tin, aku belum bisa ”makan siang di rumah” ya, masih banyak yang harus dikerjakan nih pulang dari Australia :)

”Gpp pak” jawabku,” tapi pelumasnya udah hampir habis pak.”

”Hah!” dia kaget di WA, ” wah emangnya diapain Tin pelumasnya?” tanyanya pura-pura tidak tahu.

”Dipake buat belajar pak” jawabku sambil menambahkan lambang senyum :)

”Hmmmm aku makin sayang deh sama kamu Tin.”

Ya ampuuuun, WAnya yang terakhir itu membuatku melayang-layang rasanya.
Aku lalu memikirkan sebuah surprise untuk kekasihku yang ganteng itu.
Aku tersenyum-senyum sendiri membayangkan hal itu.

=====================

Akhirnya kesempatan untuk memberikan surprise itupun tiba.

Pak Iwan telpon ke hpku siang-siang,”Tin, tadi eyangnya Tiara setuju untuk jemput dan ngajak Tiara maen ke rumah Eyang. Kan udah lama ga ketemu cucunya. Kamu aku jemput di lobi jam 2 ya.”

”Ya pak.” jawabku sambil tersenyum, ”aku musti bawa apa pak?”

”Oh ya bawa aja semua peralatan yang kemaren kamu pake belajar.. he he he..”

”Iya pak,”

”Sampe ketemu ya sayang”

”Iya,,,”
(aku masih belum berani membalas menyebutnya dengan panggilan Sayang).

Jam 2 tepat aku memakai rok sedikit mini dan jaket putih. Di dalamnya aku pake kemben warna hitam tanpa BH.
”Kog pake jaket?” tanyanya waktu aku masuk ke mobil pak Iwan.

”Ntar lihat aja dalemnya” jawabku sambil tersenyum.

”Wah, ga sabar jadinya, musti ngebut nih.”

Pak Iwan benar-benar ngebut sampe aku sedikit takut dan berpegangan ke paha kirinya.
Tidak lama sampailah kami ke hotel transit C'One yang sudah jadi langganan. Kali ini pak Iwan menolak tawaran orang yang bicara di telpon untuk pesan makanan atau minuman. Dia bilang nanti saja akan telpon lagi kalo udahmau pesan.

Rupanya pak Iwan sudah benar-benar tidak sabar. Ditrubuknya aku hingga telentang di kasur lalu kami berciuman sambil dia menindihku.
Bibirnya menyedot-nyedot lidahku seolah seperti mau menariknya keluar, kami berciuman sangat lama dan penuh nafsu.
Tangan pak Iwan kemudian masuk ke dalam jaketku tapi kutahan.
Dia bengong melihat ke arahku. Aku tersenyum sambil mendorong badannya ke arah kursi di samping tempat tidur. Aku berdiri di depannya sambil memeluk wajahnya. Dia menengadah dan kini aku yang menciumnya. Biasanya aku yang pasrah menyambut ciuman pak Iwan, tapi kini aku yang menciumnya. Aku cium matanya yang terpejam sambil kubelai-belai rambutnya. Lalu aku tarik tangannya ke resleting jaket di bawah leherku. Sambil tersenyum dia menarik pelan-pelan ke bawah.”Waaaaahh, kamu seksi sekali Tin” setelah dia melihatku hanya berbalut kemben hitam tanpa BH.

Lalu aku berputar membelakanginya. Ia pun menarik resleting rok miniku ke bawah. Aku memakai celana G-string hitam yang dibelikannya. ”Wahhhh, ga kebayang kamu seseksi ini sayang.” diciuminya pantatku terasa geli.

Tangannya pun meraba selangkanganku dan menemukan cincin disitu.
”Loh, ini apa Tin?... Jadi dari tadi kamu....?” segera dia tahu apa yang ditemukannya.

Dipelorotnya celana dalamku dan melihat cincin dengan benang halus bergantung dari anusku.
”Ha ha ha.... kamu bener-bener belajar ya Tin.”

”Hi hi hi Ini hadiah pak,” jawabku, ”silakan tarik pelan-pelan”

Dia menarik kembenku melorot ke pinggang lalu mendorong punggungku ke depan, tanganku bertumpu di pinggir tempat tidur sambil membungkuk. Pantatku menghadap ke wajah pak Iwan yang sedang duduk di kursi. Dia mulai menarik bola-bola dari anusku pelan-pelan. Benar-benar perlahan. Setiap kali keluar satu, dia berhenti dan meremas-remas pantatku atau menciuminya. Sesekali sambil menarik bola dari anusku, tangannya yang lain menjangkau ke depan merangsang putingku.

”Ahhhhh,” aku hanya bisa mendesah menunggu tindakan dia selanjutnya. Entah berapa lama akhirnya keluar semua bola-bola itu dari anusku. Pak Iwan pun membuka tasnya.

Rupanya dia sudah membeli KY Jelly yang baru. Dioleskan ke jari tengahnya, lalu dimasukkan ke anusku yang masih menganga karena sudah lwbih dari setengah jam dijejali dengan bola-bola tadi. Jari pak Iwan kurasakan masuk tanpa kesulitan. Dia tambah lagi KY jelly, lalu dilumurinya cukup banyak ke mulut anusku. Rasanya enak waktu dia menggosok-gosok bibir anusku. Dia memberi tanda untuk posisi merangkak di kasur– doggy style- katanya.


”Ini saatnya” batinku sambil menggigit bibir bawah. Tapi lagi-lagi bukan pak Iwan kalo ga jagonya bersabar.
Sambil menciumi punggungku dia tanya, ”Tin, kamu tadi udah orgasme sendiri ga?”

”Engga, belum pak”

”Oh, kata teori yang aku baca, kamu musti orgasme dulu biar lebih rileks dan enak nantinya.”

”Wah, ilmu seks juga ada teorinya,” pikirku.

Lalu dia membalikkan badanku dan menciumi puting kanan dan kiriku. ”Ohhhhhhh” aku paling ga tahan dijilati puting kiriku. Sambil begitu tangannya tetap menggosok-gosok anusku. Lalu jilatannya pun turun kebawah, ke pusar lalu mendarat di vaginaku. Dijilatinya vagina dan kelentitku sambil mengocok anusku pelan-pelan dengan jarinya. Tangan kirinya merangsang putingku kanan dan kiri. Aku memejamkan mata menengadah,

”ahhhhh enak banggget paaaakkk..”
Tak berapa lama aku punmerasakan orgasmeku datang, ”Ooouggghhhh” vagina dan anusku mengejan-ngejan, terasa jari pak Iwan di dalamnya.

Lalu dia mencium bibirku sekali lagi, kemudian kakiku ditekuknya ke arah dadaku. Kini kurasakan kepala kontolnya menempel di anusku, sambil pak Iwan menyemprotkan lagi KY jelly ke lubang anusku dan kontolnya sendiri. Sambil meraba-raba kelentitku digesek-gesekkan kepala kontolnya ke lubang anusku. Lalu persis seperti saat memerawaniku dulu, didorongnya kepala kontol pelan-pelan melesak ke dalam. Aku merasakan ini tidak sama dengan bola atau dildo. Rasanya besar dan penuh.

Lalu pak Iwan bicara,” Ahhh, Tin. Sumpah aku belum pernah merasakan ini sebelumnya. Cuma kamu yang mau memberikan kenikmatan seperti ini. Baru masuk kepalanya aja rasanya udah luar biasa Tin.”

Aku memandanginya dengan tersenyum. Dia menunduk mencium bibirku lembut sekali. Aku benar-benar merasa diperlakukannya sebagai istri.

”Nanti kalo aku tambah masukkan lagi, kamu barengi ngeden kayak lagi kentut. Katanya akan lebih gampang.”

”Coba ya Tin, ” katanya sambil menekan lebih ke dalam. Benar juga kalo aku ngeden, liang anusku jadi lebih longgar untuk dimasuki. Setelah beberapa kali, kontol pak Iwan sepenuhnya berada di anusku. Dia menarik pelan, terasa sedikit panas, aku meringis. Pak Iwan berhenti. ”Jangan berhenti pak, gapapa.” sahutku,

Dia tarik lagi pelan, lalu mendorong kembali ke dalam. Tarik lagi pelan, dorong lagi.
Begitu terus sampai kami berdua sama-sama bisa merasakan dinding anusku sudah lebih rileks, ga tegang lagi. ”Sekarang gimana rasanya Tin?” sambil memompa anusku pelan.

”Sekarang udah terasa pak enaknya.”

”Beneran kamu bisa merasakan enak?”

”Ya pak, pedes sedikit tapi enak”

Lalu dia menciumi puting kiriku, pak Iwan sungguh tahu kelemahanku, kontolnya memompa anusku, kali ini lebih kuat dan lebih cepat. ”Aaaaghhh sayang” erangku sambil memeluk leher pak Iwan. ”Ohhh ya sayang, enak sekali rasanya...” bisik pak Iwan di kupingku, ”makasih ya sayang...”

”Iya pak, keluarin aja pak. Entotin yang kuat gapapa”

Tanpa ragu lagi dia pun memompa semakin cepat semakin kuat. Kakiku masih melipat dipindahkan ke bahunya. ”Ooooggghh" aku tengadah mulai kurasakan kenikmatan seks anal. Dia masih memompaku dengan kuat dan cepat. « Iya… pak, keluarin pak… »

Tiba-tiba dia berhenti. Terasa kontolnya setengah menggembung, dia menarik nafas panjang dan kurasakan kontolnya berkedut-kedut sedikit. Rupanya pak Iwan sedang menunda ejakulasinya.
Lalu kakiku diturunkan ke samping dan diputar sambil kontolnya masih tertanam di anusku. Kini aku tengkurap, pak Iwan menciumi leher dan punggungku rasanya merinding. Kakiku dirapatkannya, kedua kaki pak Iwan mengapit kakiku dan ia mulai memompa lagi anusku sambil menciumi telingaku. ”Oggghhh...pak Iwan.... enak pak!”

Aku menoleh ke belakang mencari lidahnya. Lidah kami bertautan saling menjilat dan menghisap. Sodokannya di anusku semakin kuat dan dalam.
Dan akhirnya kontolnya terasa menggembung di anusku, dia mengejang ” Aggghh aghhhh ahhhh...” teriakan pak Iwan di telingaku. Sperma pak Iwan akhirnya muncrat di dalam anusku. Kontolnya terasa berkedut-kedut di liang anusku, terasa seperti batang yang tegang dan keras sekali. Lalu lemaslah badannya ambruk di atasku sambil mencium bibirku mesraaa sekali. Aku tertindih ga bisa napas. Agak terengah-engah waktu dia melepaskan ciuman dan rebah di sampingku. Aku memiringkan badan menoleh ke arahnya. Dia tersenyum puas. Aku kecup keningnya Dia pun mengecup kening dan hidungku. Kami terdiam agak lama. Aku merasa puas sekali dalam hati karena bisa memuaskan keinginan pak Iwan. Memberikan apa yang ga pernah dia dapat, bahkan dari istrinya sendiri bu Nanda. Lalu dia menarikku ke dadanya.

”Hhhmm hhhhh...” aku memejamkan mata rebah di dada pak Iwan.

Dia juga merem sambil mengelus-elus rambutku. Kami pun menikmati kehangatan ini berdua. Sementara di anusku terasa ada yang mengalir keluar, sperma pak Iwan rupanya meleleh keluar dari anusku. Aku pun tidur di pelukannya. Benar-benar merasa bangga menjadi ”istri” yang bisa memuaskan ”suami”nya.


(bersambung)

Ilustrasi:
262506758a13576ad23b8194501ebc51b97ddf22.jpg

2625067753d9dda257323c1d1aa4f7a3609068e9.jpg

26250679a2e6ca46bd0ed9d54f636e083db6255b.jpg
 
Galeri foto sebelum update part terakhir di page 7:

DISCLAIMER:
Foto yang tampak muka BUKAN foto asli Titin. Titin ga pernah mau difoto. Sebetulnya ada foto NOT NUDE yang kita buat di Lombok. Tapi rupanya sebelum Titin pergi setelah konflik dengan istri saya dia sempat menghapus semua foto yang ada yang kita simpan di PC (hidden folder). Saya cari di recycle bin juga ga ada.

Tapi saya menemukan foto cewek di detik dot com yang wajahnya mirip banget 11/12 sama Titin.

Waktu datang dari kampung dia pake hijab putih persis kayak gini:
2625071589fec4595571001fbde88a5be99193bd.jpg

mukanya mirip banget sama Titin

2625071792d5d01d8bf395bdd6b1330807cb6151.jpg

Cuma rambut Titin ga sehitam ini, agak kecoklatan.

Kalo lagi naked ya kurang lebih kayak gini:
26250720703e44de106096bd4afa64e31aed0b08.jpg
2625072140549aead216dfd87ccdb2fa0237dfd3.jpg


Yang asli fotonya Titin hanya tinggal ini:
262507604d1683d356b8a9a61acba9db76df45a0.jpg

26250636c8d8d70ff2cb618e2b751b5022745654.jpg

262506404cd1286ab7d43aad74401084f1e1dcf5.jpg

262507617934fbaf8b71c4e686c11e8821e448b3.jpg


Udah nyoba nyari di FB dan IG sampe sekarang belum ketemu juga. Padahal pas masih kerja sama kita dia sempat punya FB.
 
skarang dah lost kontak berarti ya hu...?
konflik ma wf nya suhu??
berarti pernah ke gep ya??
saya orang kbmn jg tp ya monggo itu pngalaman hidup sampean hu..
 
skarang dah lost kontak berarti ya hu...?
konflik ma wf nya suhu??
berarti pernah ke gep ya??
saya orang kbmn jg tp ya monggo itu pngalaman hidup sampean hu..
Yup. Lost contact sama sekali. Dan memang sebaiknya begitu. Saya dengar dia sudah nikah di kampung dan punya 1 anak.
Maaf atas kesaman lokasi. Bos saya juga orang Kebumen. 5 rekan sekantor juga orang Kbmn. Nah, kebetulan aja Titin orang Kebumen juga.
Konfliknya krn Titin makin berubah sikap aja. Makin ngeyel dan mudah tersinggung dengan nyonya. Mungkin karena dalam hati merasa bersaing.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd