Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA The Slutty Innocent

JUST THE TIP

Sesampainya di rumah, aku dibopong oleh Orlando sampai ke sofa. Kesadaranku mungkin tersisa 75% saja saat ini, sisanya keimpulsifan yang aku pun tak tau akan mengarahkan situasi saat ini ke mana.

Minuman tadi masih sisa ¼ botol nih, Cin. Lanjut kali ya? Sekalian lanjutin curhatan lo tadi” Tanya Orlando sambil membuka tutup botol tanpa menunggu responku.

Udahan ah. Gue udah ga sanggup buat nampung lagi” Jawabku yang sudah tidak kuat lagi jika harus melanjutkan acara mabuk-mabukan ini.

Ayo cheers dulu. Biar galau lo cepet kelar” Orlando menyerahkan sloki minuman tanpa memikirkan keadaanku saat ini.

Setelah getting my shit together, aku menenggak sloki yang diberikan oleh Orlando. Toh, minumannya juga tinggal ¼, biar cepet habis juga biar cepat pulang ini orang. ‘Pikirku’

Duh… gue udah mabok banget nih. Gue tidur duluan ya. Nanti kalo lo pulang tolong pintu dan pagernya lo tutup lagi” Aku berdiri sendiri sempoyongan hampir jatuh.

Sini gue bantu lo masuk kamar” Tegasnya langsung membopongku masuk ke kamar.

Kalau kondisiku masih setengah sadar, mungkin akan ku tolak tawarannya. Namun, saat ini berdiri saja aku sudah tidak sanggup.

Orlando membantuku membuka high heels dan memposisikanku ke dalam selimut.

HUHUHU. Cowo gue kenapa jahat banget ya nyuekin gue? Gue tau gue salah udah selingkuh dari dia. Tapi, kenapa dia ga mau maafin gue?” Ceracauku yang masih menggalau

Udah ga usah sedih lagi, nanti juga cowo lo pasti bakalan ngehubungin lo duluan” Jawab Orlando menenangkanku.

Tiba-tiba…

Ada gue di sini yang nemenin lo sekarang” Lanjutnya sambil memelukku dari belakang.

Kedepannya kalo ada apa-apa, ceritanya sama gue aja ya

Benar sih apa yang dia bilang. Aku pun juga menghubunginya karena dia adalah teman baik pacarku, jadi aku bisa meminta pendapat dari orang yang mengenal pacarku lebih lama. Perasaanku sangat nyaman saat ini, terlebih Orlando sudah berbaik hati mendengarkan curhatanku selama semalaman ini. Aku bisa merasakan nafasnya di sweet spot ku—punggung dan leher adalah area rangsangan yang tak akan bisa kutolak.

Ndo, kita jangan begini. Gue ga mau cheating lagi dari cowo gue” Sadarku melipat tengkuk leher saat aku merasakan Orlando mulai mengeksplor area sweet spot ku.

Chill out, gorgeous. Its not cheating if i don’t penetrate” Rayunya tetap merangsangku.

Sialan. Kayanya dia nemu sweet spot ku deh. Rangsangannya membuatku memutar badanku menjadi terlentang dan Orlando tetap menciumiku hingga ke area wajah.

Ndo, we cannot do this” Masih tersisa pikiran jernih untukku menolak rangsangannya. Tapi, apa dayaku yang terpengaruh alkohol.

Tangannya mulai meremas toketku dari luar yang masih terbungkus oleh kemeja satin putih dan bra hitam di dalamnya. Aku masih berusaha memberikan penolakan dengan menepis tangannya. Akal sehatku berpacu dengan adrenalin saat ini.

Orlando mulai mempreteli kancing kemejaku sampai terbuka. Tangannya mulai mencoba masuk ke dalam bra hitamku. Afeksi skin to skin yang tak dapat ku perdaya.

Ahhh… Ndo” Desahku tanpa sadar saat Orlando mulai meremas dadaku.

Please jangan diterusin, Ndo” Tatapku tajam memohon agar ia menghentikan aksinya.

*Cup* Responnya hanya mencium bibirku. Tentu aku masih menolak ciuman dari Orlando. Perlahan-lahan ciumannya kembali merangsang nafsuku hingga akhirnya aku membuat mulutku dan merespon lidahnya.

French kiss yang menghilangkan akal sehatku memberikan celah bagi Orlando untuk melepaskan kemeja satin putih dan bra hitamku. Orlando mulai menciumiku dari wajah hingga area sekitar toketku. Ketika ia mulai menyedot pentil toketku, tanpa sadar aku ikut mendorong kepalanya agar tetap ada di situ.

Oughhh… mpppfhh… yeah… that way.” Ceracauku sambil mengelus kepalanya yang sekarang berada di dadaku.

Selama kurang lebih 5 menit Orlando merangsang dadaku, tangan kirinya berhasil meloloskan celana jeansku. Namun, saat ia berusaha melepaskan celana dalam model thong berwarna hitam, aku masih menolaknya dengan mengarahkan tangannya ke dadaku.

Its for my boyfriend only” Jelasku kepadanya.

Tanpa disangka, ia malah ke bawah dan melebarkan kedua kakiku agar mengangkang.

Well, if you say so. Nothing bad can happen kalau gue cuma jilatin memek lo, kan?” Jelasnya beretorika yang malah memutar logikaku kalau hal yang kita lakukan ini sah-sah aja untuk dilakuin.

“Oouumppffhhh…” Responku yang kebingungan untuk memberhentikan aksinya, atau tetap membiarkannya.

5 menit berlalu. Perasaan puas dan bersalah menjadi satu saat aku mencapai orgasme pertamaku.

Hahhhh… hahhh… stop it” Reflekku mendorong kepalanya saat diriku kembali utuh dari orgasme tadi.

Eh… Kenapa?” Tanya Orlando kaget.

Cuk..” Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, Orlando sudah berada diatasku yang tak berdaya kelelahan setelah orgasme.

Eh… mau ngapain, Ndo?” Bodohnya diriku masih bertanya seperti itu. Padahal, kontolnya sudah menggesek-gesek memekku.

Setelah orgasme tadi, kesadaranku mulai meningkat. Perasaan bersalahku muncul lantaran aku melakukan hal ini dengan teman baik pacarku yang awalnya hanya ku curhatin masalahku dengan pacarku.

Mpppffthh… We cant do this. Please don’t put it inside” Khawatirku saat kontolnya berusaha mempenetrasi memekku.

Yaudah kalo gitu gue gesek-gesek aja ya, cantik?

Tapi, lepasin dong celana dalemnya” Pintanya sambil mencium bibirku.

Aku membuka celanaku dengan ragu, namun Orlando membantuku tanpa ragu.

Oughhh, Cin. Kok enak banget sih cuma digesek-gesek doang?” Tanyanya sambil terus merangsang memekku dengan kepala kontolnya.

Aku khawatir kalau kontolnya sampai masuk. Aku takut kalau akan ada emotional attach dengannya karena momen saat ini. Pasalnya, kontol pacarku saja belum pernah masuk ke dalam memekku.

Ahhh… janjiihh yahhh jangan dimasukin” Aku mulai keblingsatan dan kebingungan saat Orlando menggesekan kontolnya dimemekku.

Kenapa sihhh gak bolehhh dimasukin?” Tanyanya kemudian diam.

Aku bingung saat ia hanya diam menatapku tajam. Ada perasaan lain yang aku rasakan saat mata kita sama-sama bertemu. Tatapannya tajam, aku merasa terintimidasi.

Kok berhenti?” Heranku.

Abis lo rewel dari tadi ga ngebolehin gue masukin kontol gue” Jelasnya singkat

Kalo gue masukin kepalanya aja bolehhhh?

Jangghh… Ooumppfhh.. Ndo” Protesku yang belum sempat menjawab pertanyaannya

Kok dimashhhukin…” Lanjutku tanpa adanya perlawanan

“Yaudah gue lepas yaaaah” Orlando menggodaku dengan melepaskan kepala kontolnya yang sudah masuk ke dalam memekku.

I said its for my boyfffhh… Ahhhh, Ndo

Kontolnya berhasil masuk semua ke dalam memekku. Tanganku langsung diikat oleh tangan kirinya saat aku berusaha untuk menahannya.

Orlando mulai menggenjotku pelan.

Ahhhh… Ndo. Please stapphhh… Ouummppffthhh… Mwachhh” Protesku yang langsung dikunci oleh mulutnya. Ciumannya benar-benar melempar akal sehatku jauh-jauh.

Ohhh.. enak banget memek lo, Cin” Ceracaunya yang mulai menggenjotku lebih kencang.

Tentunya toket 36D ku menjadi sasaran empuk baginya untuk diremas-remas. Rangsangan bertubi-tubi dilancarkan Orlando agar aku tetap berada dalam pengaruhnya. Aku bahkan tidak sadar kapan Orlando meloloskan semua pakaiannya, yang pasti saat ini posisi kami berdua sudah sama-sama bugil.

Aku memejamkan mata untuk memproses semua ini. Batinku memberontak kalau ini salah untuk dilakukan, karena aku baru saja ketahuan selingkuh dengan kolega kantorku. Satu hari setelahnya, aku terjebak lagi dengan keimpulsifan nafsu birahiku sendiri.

Tak dapat ku pungkiri, kontolnya jauh lebih besar daripada punya pacarku. Kenikmatan setiap inci keluar-masuknya kontol Orlando membuatku lupa akan permasalahan hubunganku.

AHHHH… gila lo, Ndo. Lo gilaaa bang… Mpffthhh… nget” Jeritku yang langsung dikunci lagi oleh mulutnya. Orlando sepertinya sangat suka menciumku.

Kontolnya terus menggenjotku sampai tiba-tiba…

OUUUGHHH…. GUE KELUAR!!!”

Aku orgasme untuk yang kedua kalinya, dan kali ini dalam posisi missionary. Belum pernah aku merasakan orgasme dalam posisi ini dengan siapapun, bahkan dengan pacarku sendiri.

Nafasku memburu. Namun, Orlando tidak memberikan jeda bahkan hanya untuk mengatur nafasku.

Orlando kemudian beranjak ke atas. Dia mengarahkan kontolnya ke mulutku. Aku menutup mulut agar kontolnya tidak masuk. Entah apa yang ku pikirkan, tapi masih ada rasa penolakan yang aku rasakan.

Orlando menampar-namparkan kontolnya ke wajahku. Mulutku masih ku tutup.

Kemudian dia menjambak rambutku dan berkata.

BUKA MULUT LO!” Bentaknya.

Aku seketika reflek kesakitan membuka mulut saat ia menjambakku.

AHHH… Sak… Oumppffthhh…” Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, kontolnya berhasil masuk ke mulutku.

Orlando memaju-mundurkan kontolnya dimulutku dengan kasar.

GLOKK… GLOOKK… GLOOOKKK” rambutku dijambaknya, aku hanya bisa pasrah menerima pompaan kontolnya dimulutku.

Pake tangan lo dong” Orlando melepaskan jeratannya di kepalaku, kemudian mengarahkan tanganku ke kontolnya.

Aku yang tidak bisa merespon apa-apa selain nurut melakukan apa yang dia suruh, akhirnya aku mengoral kontolnya dengan penuh nafsu.

Cloppp… Slurruppp…

Slurpppp…

Cukup lama aku mengoral, sampai akhirnya badanku diarahkan untuk duduk diatasnya. Aku memposisikan kontolnya untuk masuk ke memekku, dan…

OUGHHHH… so fucking good, Cin” Orlando memekik keenakan saat kontolnya sudah penuh di dalam memekku. Tangannya memegang kedua pinggangku untuk membantuku memompa kontolnya.

HOHHH… HAHHHH… I could ride your dick all day” Responku keenakan saat Orlando benarbenar menancapkan badanku kebawah hingga kontolnya sangat mentot di memekku.

Badannya sedikit mengangkat untuk meraih putting toketku. Dihisapnya toket kiriku, tangannya bergerilya di toketku yang kanan.

Oughhh… Shhh… Mpffttt…

Plok… Plokkkk… Plokkk…

Tidak ada suara apapun di ruangan kamarku selain suara bokong dan pangkal paha yang beradu.

Orlando mulai pasif menggerakan tubuhnya. Tangannya bahkan dilipat di kepalanya seakan menikmati pertunjukan seni. Entah mengapa, ini malah membuatku tambah nafsu. Posisinya seakan pasrah saat ku entot, padahal kenyataannya, akulah yang diperdaya.

GOSHH… AHHHH… AAAHHH…” Ceracauku mengejar orgasme yang sedikit lagi akan ku capai.

OUGHHH… NDDOOOO… IM CUMMING…”

MWAAACHHH…. GOSHHH…. OHHHH…” Aku mencium Orlando saat aku mencapai orgasme ketigaku.

BAM! Aku ambruk. Langsung tersandar kepalaku di atas dadanya. Aku lilitkan tangan kiriku di kepalanya, tangan kananku meraba wajahnya.

Kami saling bertatapan. Aku takut terbawa perasaan karena momen ini. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut kami berdua. Bibirnya bergetar ingin mengatakan sesuatu,

That was really good. Exactly like what i want since the first time i met you

Aku bingung merespon apa perkataannya. Dadaku bergemuruh saat dia mengatakan hal itu. Nafsuku kembali memuncak. Ada perasaan senang saat ada orang yang menginginkanku.

Saat aku masih memproses apa yang dikatakan oleh Orlando, tiba-tiba…

*KRING KRING*

Salah satu iOS device yang menempel dipergelanganku berdering. Saat aku lihat siapa yang menghubungiku,

Sialan. Pacar gue telfon

Reflek aku memaki. Kenapa aku bersikap seperti ini ya? Bukankah seharusnya aku senang akhirnya pacarku menghubungiku?

Duh! Gimana nih, Ndo?” Tanyaku

Udah angkat aja” Jawabnya singkat

Aku khawatir kalau tidak aku angkat, pacarku akan punya pikiran buruk terhadapku. Tipikal pacarku ini gampang overthink. Selama aku pacaran, aku selalu mengabari pacarku posisiku di mana, sedang dengan siapa, dan lagi ngapain aja.

Orlando menarik lenganku untuk menekan tombol hijau. Gila juga pikirku.

Ndo, apansih nanti kepencet beneran” Protesku atas sikap konyolnya.

Kalau sampai kepencet beneran, kita berdua akan mati pastinya. Tapi Orlando benar-benar licik, dia memencet answer call dari hpku di sebelahnya yang ada di meja.

Nih ngomong” Katanya menyerahkan hpku tanpa bersuara.

Dalam posisiku yang masih di atas Orlando yang kontolnya masih menancap di memekku, aku menempelkan hpku di telinga,

Halo, Boo?” Sapa pacarku diseberang telfon sana.

Iya. Boo adalah panggilan kesayangan antara aku dan pacarku. Aku lupa kalau saat kami bertengkar kemarin, tidak ada kata putus yang terucap dari kami berdua. Pantas saja dia masih memanggilku dengan sebutan itu.

H-Halo, Boo” Responku menjawab pacarku.

Aku sebenarnya kangen dengan pacarku. Apalagi kondisinya di hubungan kami, harus ada yang dibenahi. Aku ingin sekali berbicara banyak hal. Tapi, kontol Orlando yang masih menancap memberikan sensasi geli saat aku ataupun dia bergerak.

Kamu baik-baik aja, sayang?

Kamu di mana sekarang? Kita ketemu, yuk?

Pacarku mencecarku berbagai pertanyaan. Sekarang sudah pukul 12 malam. Sebenarnya bisa saja aku menyuruh pacarku ke rumah, karena orang rumah sedang pergi keluar kota. Tapi, saat ini bukan itu yang aku khawatirkan, melainkan adanya orang lain yang sedang ada di kamarku, terlebih orang tersebut adalah teman baiknya.

Aku diam sejenak. Mencerna bagaimana aku harus merespon pacarku saat di situasi yang seperti ini. Orlando yang melihatku kebingungan langsung mengambil alih posisi membalikan posisi missionary tanpa mencabut kontolnya.

Ahhh…” Aku memekik saat dia berhasil memposisikanku di bawahnya.

Boo, kamu barusan kenapa?

Kamu kok diem aja?

Pacarku mencecar pertanyaan yang tentunya aku yakin itu adalah rasa kekhawatirannya. Sensasi kenikmatan dan rasa bersalah membelenggu perasaanku.

Tapi seketika semua itu terbuyarkan oleh Orlando yang mulai menggenjot kontolnya lagi. Dia tersenyum kecil, seakan berhasil memenangkanku dari pacarku.

Ahh… Ahku lagi nangis. Shhh…” Jawabku yang juga khawatir. Aku takut pacarku akan curiga dengan reaksiku yang aneh dari tadi.

Maafin aku ya, boo. Seharusnya kita bisa lebih tenang ngobrolin permasalahan kemarin” Respon pacarku mencoba menenangkan tangis kebohonganku.

Aku sangat senang ketika pacarku meminta maaf, walaupun seharusnya aku yang minta maaf karena sudah selingkuh dibelakangnya. Tapi perasaan senang yang aku biasa dapat dari pacarku itu lebih kompleks dari biasanya. Mungkin perasaan senang itu terbelenggu dengan nafsu buta saat ini yang sedang ku lakukan dengan teman baiknya.

Orlando mulai mempercepat genjotannya. Aku mulai kehilangan kontrol atas diriku sendiri. Seketika aku reflek menekan tombol mute agar pacarku tidak mendengar desahanku, dan tombol loudspeaker agar aku tetap bisa mendengar obrolan dari pacarku.

Ohhh… Ahhhh… Stop please

Mmmppfftt… Pacar gue nanti denger

Orlando menghiraukanku. Dia tetap menggenjot badanku hingga toketku yang besar naik turun. Tangan kanannya meraih toket kiriku, dan kepalanya mendekat ke kepalaku.

Tangan kananku masih memegang hp, tangan kiriku meraih kepalanya untuk mencumbunya.

Mwaaachhh… OHHHH… AHHHH…” Aku sepertinya merasakan orgasmeku sebentar lagi.

Aku yakin pacarku diseberang telfon sana kebingungan menunggu responku, atau bahkan dia menerka-nerka apa yang sedang aku lakukan sekarang.

Halo, boo!

Kamu ngapain sih?

Pacarku mulai keki dengan keanehan yang kubuat dari awal percakapan.

Aku yang sudah terlena oleh nafsu, tidak lagi memperdulikan pacarku yang masih mengharapkanku untuk menyelesaikan permasalahan dalam hubungan kami. Hpku sudah tidak tau ke mana, tapi suara pacarku masih ada di seberang sana.

Teerusshhhh, Sayang…

OUGHHH… YEAH… FASTER

Keep going, baby… Ohhh… Hmmpffttt”

Sshhh… Ohhhh… Ahhhh

Racauku tak karuan berusaha mengejar orgasmeku yang sedikit lagi akan sampai. Aku juga merasakan kontolnya Orlando berkedut pertanda sebentar lagi juga akan sampai.

Aku keluarin dalem yaaaa? Shhhh…

Keluar bareng ya, sayanggg…

Sebentar lagi kami sama-sama akan mencapai orgasme. Aku benar-benar lupa diri akan segalanya, kecuali…

Ouughhh… Jahh- Jahhngan di dalem, Ndo

Ahhhh… Ahhhh…

Seakan tidak memperdulikan omonganku. Orlando lebih mempercepat genjotannya dan remasannya di dadaku. Dadanya menempel dipundak kananku, dan kepalanya dekat sekali dengan kepalaku.

Ahhhh… Keluarin, sayang, keluarin

Tapi… Ahhh.. Ahhh… Jangan di dalem yahhhh” Rayuku yang masih mengharapkannya mendengarkan perkataanku.

OUGHHHH… AKU KELUAR, NDO” Jeritku yang berhasil mendapatkan orgasme terenakku belakangan ini.

HOHHHH… HAHHHH… AKU KELUAR SAYANG

*crot crot*

Orlando menembakkan pejunya kurang lebih sebanyak 8x di dalam memekku. Aku bahkan lupa saat ini aku dalam kondisi subur atau tidak. Tapi yang jelas, sex game Orlando sangat memuaskanku malam ini.

OHHHHH… AHHHHH… Kok keluar di dalem sih?” Tanyaku cemberut.

Abis kamu enak banget sih” Responnya sambil melepas kontolnya.

Ahhhh…” Desahku saat Orlando melepas kontolnya.

Orlando langsung ke kamar mandi membersihkan badannya, sementara aku masih memproses segalanya yang telah terjadi barusan dan mengatur nafasku.

Telfon pacarku masih terhubung, pacarku masih berkata

Halo, Boo!”

Boo, kamu ngapain sih dari tadi kok dimute?

Sebelum aku tertidur, aku masih sempat mendengar pacarku berkata,

Aku otw ke rumahmu, ya

Namun, kesadaranku perlahan-lahan menurun, rasa kantuk berat yang tiba-tiba datang, aku sudah tidak memperdulikan lagi pacarku yang masih berbicara di seberang sana, dan akupun tertidur.
 
Terakhir diubah:
sorry readers untuk updatenya yang terlalu lama. ane mencoba untuk revisi dari draft cerita dari part 3 buat dapetin detail yang lebih jelas. ane sangat terbuka untuk segala kritik dan saran dalam bentuk pesan pribadi ataupun komen di mari. enjoy jerking off!
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd