Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG The Secretary

Bimabet
Love the update, bro...
Konflik batinnya, juga mengena...
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Semangat Suhu! Akhir tahun adalah pemanasan bagi awal tahun yang indah.
 
Ijin bangun rusun
Ijin ikut meramaikan hu..
terima kasih sudah berkunjung...

kapan hu lanjut?
saya penasaran sama nasib dea
Lanjut suhu:tegang:
siap... lanjutya setelah selesai tutup buku ya, dan bonus akhir tahunnya cair :Peace:

Semangat Suhu! Akhir tahun adalah pemanasan bagi awal tahun yang indah.
wah masih setia.. terima kasih... siap.. ditunggu ya...
 
suhu buat buat dea direndahkan, diperkosa, di gangbang sampai titik paling bawah sampai dea trauma apa bila di ajak sex. setelah itu dia gak sadar klau mengandung dan gak tau ayah dari anaknya, cita-cita dan harapan dea seperti terampas begitu saja sampai dea mau bunuh diri.
terus ali tau kalau dea telah main api dibelakangnya, lalu ali tanyak sama dea kamu di apa kan saja. dea jawab dengan jujur dan gak nutupi sedikit pun karena cinta dan rasa bersalahnya sama ali lalu ali balas dea melakukan semua gaya yang dialami dea dengan sama orang jepang dan jawa itu. dea terima semua perlakuan ali, siksaan ali ternyata lebih kejam dari akira san dan sama teman-teman nya dan sampai anak yang dikandung dea meningal dunia karena siksaan ali.
ali pun sadar klau dia sangat cinta sama dea, ali pun bantu dea buat hilangkan traumanya dan mau terima dea dengan keadanya dan kekurangannya sampai nikah dan dea punyak tiga anak dari ali.(3 anak saja cukup)

maaf suhu sebelumnya, saya dan suami mau nyumbang ide klau suhu gak keberatan.
soalnya suamiku gemes dan sedikit emosi sih sama dea klau baca cerita suhu.
 
Terakhir diubah:
Episode 8.4 : Nightmare


POV Hiro


“Hmmm…” gumamku sambil sedikit menahan emosi dan nafsu. Jika begini saja Dea sudah minta break bagaimana nanti malam? Pasti dia akan pingsan. Apa harus kulaporkan ke Akira-san ya? Atau ke Ryuji-sensei saja biar dia bisa menyiapkan obat untuk Dea.

Arrrggghhh…. Aku sudah sangat bernafsu… untuk saat ini jadi manusia aja dulu deh, sampai para 40% itu memunculkan wujud asli mereka.

“Hiro, ku kira kamu sedang melatih Dea”

Aku hanya diam ketika Taka menyapaku dan mengatakan hal konyol setelah dia memakai Dea sebanyak dua kali hari ini. Andaikan ada Anggi, mungkin aku akan menggunakan Anggi.

“Dia sudah lelah dan kotor karena anda” jawabku singkat, sopan, dan menyindir entah dia merasa atau tidak.

“hoo… yasudahlah, masih ada waktu 4 jam lagi sebelum pesta. So manfaatkan waktu itu senikmat mungkin, karena mungkin para 40% akan sedikit merusaknya.” Dan Taka berjalan meninggalkanku yang sedang menunggu Dea bersiap sambil mencari event kampus yang mungkin next bisa disponsori dan mendapatkan Anggi-Dea yang lain.

Ngomong apa sih nih Taka, aku sudah tau, makanya aku bergegas ke kamarnya Dea. Ah biarlah, yang penting Dea setelah ini bisa aku pakai. Untung Anggi cerdas dan paham jadi costume itu yang dia sediakan bisa memperbaiki moodku.

…..

Tok..tok..tok …. Ckrek…

“Kon’nichiwa sensei… (selamat siang pak guru)”
oh my god…

Penampakan Dea
viewfile.php

269427850f825b02d639a06a6c3ac703b04af460.jpg
[/IMG]

Gila… sepertinya Anggi benar-benar sudah mengajarinya supaya jadi seperti ini. Aku harus memberikan Anggi bonus akhir tahun 2x gajinya, persetan dengan Akira, masih ada gaji dan deviden tahun ini.

Huufftt.. aku menarik nafas dalam-dalam dan mulai mengontrol diri supaya tidak terlihat senang dan tetap menajaga image.

“kamu tahu, ini sudah jam brapa!?” aku memulai aktingku dengan nada yang agak meninggi. Karena inilah yang aku suka.

“sumimasen sensei… (maaf pak)” Dea menundukkan kepalnya seperti orang yang bersalah.
“Sudah nilai buruk, suka terlambat, kamu harus sensei hukum sekaligus memberikan pelajaran tambahan!”

Aku memerintahkan Dea untuk duduk bersimpuh dilantai, dengan tetap menunduk Dea menuruti perintahku.

“anak pintar…” lalu aku mulai mengelus rambut Dea yang terurai.
“kamu pahamkan apa yang harus kamu lakuin Dea…”

Dea menatapku dengan tatapan memelas, lalu dia menggelengkan kepalanya. Akupun memasang wajah emosi dan akhirnya perlahan Dea mulai membuka celana pendek yang kukenakan.

Ceplak

Penisku yang sudah tegang semenjak melihat Dea langsung mencuat dan menampar wajah Dea ketika Dea membuka celanaku. Wajah Dea yang terkejut membuatku semakin bernafsu. Perlahan diraihnya penisku dan Dea mulai mengocoknya perlahan.

Tangan halusnya sudah seperti lotion saja, serasa lembut dan hangat. Aku yang sedari tadi memainkan rambut dan telinganya kini kuarahkan kepalanya untuk mengoral penisku. Namun seperti yang sebelum-sebelumnya Dea pasti menolak.

Dea menutup rapat mulutnya, lalu menahan kepalanya ketika aku dekatkan ke penisku dan juga berusaha menjauh. Aku kembali memasang wajah emosi namun Dea tetap menolak.

“jangan sensei, saya belum pernah, saya jijik.” Ucap Dea memelas. Aku yang merasa akting Dea sangat bagus semakin bersemangat untuk segera melahap Dea. Kujambak rambut Dea dan kuangkat hingga dia Berdiri.

“Kamu berani melawan sensei!? Kalau begitu kamu harus saya hukum.” Langsung saja kudorong tubuh Dea hingga dia terlentang di kasur. Kini Dea begitu menggairahkan, Dea terlentang dengan menggunakan seifuku model sailor dan dia berakting seolah-olah akan diperkosa. Dia berusaha menjauh perlahan.

Sepertinya dia sangat jago berakting, cosplayer memang hebat. Kulihat di meja rias ada sebuah penggaris 30cm langsung saja kuambil dan akupun mendekati Dea. Raut wajah ketakuan Dea membuatku semakin bernafsu. Dea paham betul jika aku paling suka jika melihat lawan mainku ketakukan, menangis, dan akhirnya berontak dalam ketidak berdayaannya.

“Jangan sensei, saya minta maaf… Dea janji tidak nakal lagi…” Dea memelas sambil berusaha menjauh namun yang kulihat dia tidak menjauh sedikitpun.

“Tidak, kamu sudah berani membantah! Kamu harus sensei hukum!” Langsung saja kutarik kaki Dea sehingga rok yang dikenakannya terangkat dan terpampanglah celana dalamnya yang berwana putih dan tercetak jelas bahwa Dea juga sudah sangat basah.

Kuarahkan penggaris yang aku bawa ke memek Dea yang sudah basah dan masih terbalut celana dalam. Dea menggeleng dengan raut wajah ketakukan lalu dia menggelengkan kepalanya.

Plak! Plak! Plak!

“AAHH… sakiiitt… ampuunnn….” Desahan Dea ketika penggarisnya kupukulkan cukup keras ke memek Dea.
“Ichi… (satu…)” ucapku sambil kembali aku menggesek-gesekkan pengaris ke memek Dea. Dan seperti tadi Dea hanya menggeleng dengan ekspresi wajah ketakutan.

Plak! Plak! Plak!

“AAHH… sakiiitt… ampuunnn….udaah.. gk mau lagi…” Dea kembali merintih kini kulihat mata Dea mulai berkaca-kaca.
“Ni… (dua…)” sambil tetap menggesekkan penggaris namun sekarang sisi tipisnya kugesekkan dibelahan memek Dea sambil kupandangi wajah Dea yang sesuai dengan fetishku.

Lalu saat aku akan melakukan untuk yang ketiga kalinya Dea langsung merapatkan kakinya dan tangannya menahan tanganku. Sambil wajahnya memelas berharap aku segera menghentikan aksiku. Melihat hal tersebut aku malah semakin terangsang.

Aku yang sudah tidak tahan langsung meletakkan penggaris tersebut dan langsung menindihnya, mencumbunya. Kulahap bibirnya dan tangan kananku meremasi dadanya yang ternyata sudah tidak memakai bra dibalik seragamnya. Sedangkan tangan kiriku menahan tangan Dea keatas.

Aku sempat merasa kecewa karena Dea tidak melakukan perlawanan namun aku salah besar. Aku terkejut ketika merasakan ada benda dingin menyentuh tangan kiriku. Akupun sontak melepaskan ciumanku dan melihat Dea sedang mengediokan sebelah matanya. Aku yang sempat unmood langsung menjadi sangat bernafsu ketika mengetahui benda yang menynetuh tanganku.

Ckrek! Ckrek!

Sekarang borgol sudah terpasang di kedua tangan Dea yang berada dibelakang tubuhnya. Setelah itu aku membalikkan badan Dea sehingga kini kami saling berhadapan. Dea sepertinya sudah mulai berakting kembali. Kini kulihat raut wajahnya sudah kembali bersedih. Dan langsung saja kulumat bibirnya dan Dea sedikit menghindar.

“Jangan sensei…ampun…saya tidak mau menghianati pacar saya” rengek Dea yang mebuatku semakin bernafsu. Dan akupun tetap memaksanya dan akhirnya kami berciuman dengan ganasnuya. Perlahan tanganku mulai meraba perutnya dan turun ke memeknya yg sudah sangat basah.

Tiba-tiba saja Dea berontak. “Ah…jangan disitu saya mohon..hiks..hiks…” rotaan Dea diikuti dengan matanya yang berkaca-kaca.


“sudah nikmati saja pelajaran tambahan kamu”
“tidak…tidak…yamete kudasai (saya mohon hentikan)”
“dasar kamu, pelacur… pasti pacarmu sudah sering ya…”
“tidak… jangan…ampun sensei… aaaahhh….!”

Desahan Dea langsung keluar ketika kucolokkan jari tengah ke memeknya, dan tubuhnya langsung sedikit terangkat. Kukocok memeknya perlahan-lahan dan semakin cepat hingga Dea mendesah kesetanan.

“aaaammmpuunnn….Deaaa….pipiiiss….”

Kurasakan tanganku amat basah dan memek Dea amat becek. Kulepaskan tanganku dan menunjukkannya ke Dea. Dengan ekspresi tidak percaya Dea menggeleng seolah paham dengan apa yang akan aku lakukan. Tanpa menghiraukan Dea langsung saja ku oleskan tanganku yang penuh dengan cairan cinta Dea keseragam yang Dea kenakan.

“sudah…Dea, mau pulang…sudah ditunggu mama…”
“ini baru permulaan Dea…” ucapku sambil melepaskan celana dalam Dea.

“jangan…jangan..sudah sensei, Dea takut…Arrgghhh…!!!”

Desahan seperti orang yang kesakitan terdengar dari mulut Dea yang membuatku berimajinasi sedang memerawani anak sekolahan. Mungkin karena memek Dea yang kembali rapet aku juga merasa ini seperti memek perawan.

“uh..ugh..agh..agh…ampun…sensei…sudah…” desahan dan rengekan Dea yang membuatku semakin bernafsu karena Dea menatapku dengan tatapan berkaca-kaca seperti orang menangis sambil sedikit berontak.

“sialan kamu Dea, ku hamili kamu!” racauku sambil terus menggenjot tubuh Dea.

“ie…dame…jangan hamili saya sensei, saya masih mau sekolah…uh..uh..uh” pinta Dea sambil tetap kugenjot. Kini rontaan Dea semakin kuat karena memang akting Dea adalah penolakan. Hal itu membuatku semakin bersemangat.

PLOK..PLOK..PLOK…PLOK

“terima ini bitch…!!!” CROT CROT CROT
“tidak….jangaan….!!!!” teriakan Dea ketika kusemprotkan spermaku kedalam rahim Dea.


“hiks…hiks…hiks… sensei, harus tanggung jawab…” ucap Dea yang masih terlentang dikasur dengan sprema yang mengalir dari dalam memeknya.

“minta sama pacarmu saja sana. mulai besok sensei akan pindah” ucapku menuntaskan drama kita sambil aku memakai pakaianku kembali.

Kulihat Dea masih terengah-engah mengatur nafas karena ku genjot dengan cepat, entah dia orgasme atau tidak. Kuhampiri Dea dan kubalikkan tubuhnya lalu kulepaskan borgolnya.

“sana kamu pulang, jika ditanya ortumu bilang saja kerja kelompok!” perintahku kepada Dea.

Dea bangkit dari kasur lalu mengambil tas yang aku tidak tau tas siapa itu, merapikan pakainnya dan berjalan menjauh dariku dengan cara berjalan yang sedikit agak pincang benar-benar seperti orang yang baru saja kehilangan perawannya.

Akupun keluar kamar sambil menyesal, karena aku bisa keluar secepat itu. Aku yang bisa tahan 30-45 menit tumbang dalam waktu kurang dari 20 menit. SIAL…!!
Setelah itu, aku menuju kamar mandi dan bertemu dengan Akira-san.

“oh Hiro, nanti kamu siapin stamina ya jangan sampe keluar cepat karena nanti malam Dea akan menjadi fetishmu. Hahaha” lalu kulihat Akira-san menuju kamar Dea

Jangankan nanti malam, sekarang saja aku sudah tumbang. Dea memang bisa menjadi aset terbaik. Mungkin bisa kugunakan untuk menyogok ketua yakuza agar bisnisku lancar. Tapi nanti sajalah, sekarang aku perlu istirahat terlebih dahulu.


POV DEA


Leganya bisa istirahat lebih cepat. Kentang sih tapi setidaknya ketika di colmek tadi sudah keluar sekali aku. Memang benar kata Anggi-senpai soal Hiro, jika aku bisa menjadi festishnya dia pasti cepat tumbang. Hihihi

Berarti sekarang tinggal Akira-san saja. Tapi Anggi-senpai tidak pernah tau cara membuat Akira-san tumbang. Aku harus bagaimana? Tunggu dulu sepertinya dia sado deh, apakah aku harus berteriak kesakitan ya? biarlah nanti saja.

Ckrek!

Akira-san, barusan saja aku pikirkan orangnya sudah datang aja. Mana aku masih belum istirahat dan ganti baju lagi.

“Dea…”
“hai’ Akira-san”
“hmmm… spertinya kamu sudah bersenang-senang ya.”
“……”


“tenang saja, tidak apa, nikmatilah selagi bisa. Hahaha”
“nanti jam 7 kamu datang ke ruang makan, cukup memakai kimono pink itu saja, dan juga bawa jas almamatermu. Tidak perlu kamu pakai.”

Aku terbengong sesaat karena aku berpikir keras, apa yang akan terjadi pada diriku?

“hai’ Akira-san” jawabku singkat karena tidak tahu harus menjawab apalagi.

“oh ya, jangan lupa pakai kaos kaki sama sepatu high heels ya.”

Jbret!

Hufftt… Anggi-senapai, Ali, siapapun tolong aku…


Maaf updatenya sedikit dulu ya, yang penting udpate dulu.
mungkin next last episode nightmare jadi agak panjang.
jika ada saran, atau mulustrasi langsung PM saja okay.
selamat malam…
selamat CHOU LEE…
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd