Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG The Secretary

Episode 8.6 : Nightmare

DEA
270894450b7ee82b7db04263098b3e9ceb09f292.jpg


POV Ali

Aku shock ketika melihat pacarku mengeluarkan cairan outih dari putingnya, aku kira hanya ibu-ibu yang sedang hamil saja atau punya anak saja yang bisa mengeluarkan asi tapi ini benar-benar tidak masuk akal. Pikiranku berkecambuk antara nafsu dan emosi serta iri. Memang hebat para nihonjin ini mereka bisa bereksperimen seperti ini. Wajar jika mereka adalah negara dengan produksi film dewasa nomor 1.

Kini kembali fokusku kepada layar yang ada didepanku. Kondisi Dea pacarku yang masih terbaring lemas kini diberdirikan oleh Hiro. Dilepasnya jas yang masih Dea kenakan dan terpampanglah tubuh indah dari pacarku yang dihiasi oleh berbagai cupangan.

“sudah...ampun...Dea butuh istirahat.. ampun tuan...hiks...hiks...” rengek Dea memohon agar mereka memberinya jeda atau mengakhiri ini semua tapi percuma saja.

Setelah Dea berdiri Hiro menyibakkan rambut Dea dan menciumi telinga Dea, turun menuju ke leher Dea sambil tangannya meremasi susu Dea. terlihatlah cairan putih menetes dari puting Dea karena diremas-remas oleh Hiro.

“uugghhh...mmmpphh..” desah Dea diperlakukan seperti itu. kini Taka mendekati Dea dan langsung mencium bibir Dea.

Kulihat pacarku kelabakan diserang dari dua arah depan dan belakang. Matanya terpejam menikmati semua yang terjadi pada dirinya. Lalu denga santainya Taka mengangkat kedua kaki Dea dan langsung memasukkan penisnya.

“ough....” Desahan Dea terdengar ketika penis Taka masuk kedalam vagina pacarku.

Perlahan pinggul Taka bergerak, terlihatlah penisnya yang cukup besar keluar masuk vagina pacarku diikuti dengan desahan Dea pada setiap sodokkannya. Hiro yang semula mempermainkan tubuh pacarku dari belakang melepaskannya dan membiarkan Taka dan Dea. Mengerti maksud dari Hiro, Taka yang sedang menyodok Dea dalam posisi berdiri langsung membanting tubuh Dea ke kasur dan diikuti dengan lenguhan kaget dari Dea. Dea yang terlentang dikasur langsung dibalikkan oleh Taka. Kini mereka berdua dalam posisi doggy style. Hiro menghampiri mereka berdua dan menyodorkan penisnya ke wajah Dea.

Kulihat pacarku hanya memandangi saja, lalu Hiro memukulkan penisnya ke wajah cantik pacarku, digesekkannya ke hidung Dea dan terakhir berhenti tepat di depan mulut Dea yang masih tertutup. Ketika Dea akan mengoral penis itu Hiro menjauhkan penisnya. Dea berusaha mengejar namun ditahan oleh Taka.

“kenapa? Mau ini? Hahaha” ejek Hiro kepada Dea. wajah pacarku menjadi merah menahan malu.

“ugh..ugh...saya mohon tuaann...hhmmppp...” pinta Dea yang disambut dengan gelak tawa semua orang yang ada di ruangan tersebut.

“tidak, saya tidak mau! Saya Cuma mau main dengan wajahmu. Hahaha”
“sekarang tutup mulutmu dan nikmati saja wajahmu saya pake.” Ucap Hiro sambil kembali menamparkan penisnya ke Dea.

“jan*** , nih orang gk waras apa? Apa enaknya coba?” protesku namun aku masih tetap terangsang. Lebih gk waras aku, terangsang sambil melihat pacarku diperkosa.

Kulihat Dea hanya pasrah wajahnya digunakan sebagai pemuas Hiro. Penis Hiro menjelajahi seluruh wajah Dea. dahi, pipi, bibir Dea, lalu hidung dan telinga Dea, dan yang lebih parahnya sesekali Hiro menyodok-nyodok mata Dea. dan Dea hanya bisa merintih keenekan dan kesakitan. Keenakan karena disodok Taka dari belakang dan kesakitan karena matanya disodok sama Hiro.

Setalah 10 menit, Taka mempercepat sodokannya menandakan bahwa dia akan mencapai klimaksnya. Dan benar saja tubuh Taka bergetar hebat begitu pula dengan Dea. mereka berdua mencapai puncak secara bersamaan. Dicabutnya penis Taka dan terlihatlah cairan putih kental meleleh keluar dari vagina pacarku.

“Hiro, cepatlah isi lobangnya ntar keluar itu. Dea tidak jadi Hamil. Hahaha” ucap Taka kepada Hiro dan langsung saja Hiro menyodokkan penisnya kedalam vagina Dea. Dea yang masih lemas hanya bisa pasrah dan mengikuti irama sodokan dari Hiro.

PLOk...PLOK...PLOK...

“ugh..mmpphh...udah...udah.. Dea capek... ampun tuan...” hanya suara desahan dari mulut Dea yang keluar sesekali. Aku yang melihat Dea dengan kondisi seperti itu merasa kasihan namun apadaya.

“oe Hiro, bawa sini... saya mau lagi nih.” Suara Ryuji mengejutkan Hiro dan Dea.

Kini Hiro mencabut penisnya dan nampaklah busa putih dibibir vagina Dea. Ditariknya tangan Dea dan Dea dipaksa untuk berdiri berjalan menuju ke tempat Ryuji duduk. Dengan langkah gontai Dea berjalan menuju ke tempat Ryuji. Dan ketika Dea akan duduk dan memasukkan penis Ryuji, tiba-tiba Ryuji menahan Dea.

“mau apa kamu? Berishkan dulu itu! coba lihat, menjijikkan!” ucap Ryuji denga nada tinggi sambil menunjuk kearah vagina Dea.

Dea yang bingung mencari sesuatu untuk membersihkan vaginanya hanya melihat jasnya saja. akhirnya Dea mengambil jas almamaternya, dan ketikan akan digunakan untuk membersihkan vaginanya, ditahan oleh Ryuji dan dirampasnya jas tersebut. Dengan ekspresi yang kebingungan akhirnya Dea hanya diam saja. lalu kemudian Ryuji membalikkan badan Dea, dan ditariknya badan Dea

BLESS....

“AAAAAHHHHH...SAAAKKIITTT....MASIH KERING ITU....” teriakan kesakitan Dea ketika penis Ryuji masuk kedubur Dea.
Kulihat air mata Dea mengalir, dan pacarku berusaha untuk berdiri mengeluarkan penis yang ada didalam anusnya. Namun usahanya sia-sia karena tubuhnya ditahan dari depan oleh Hiro. Dea berontak, namun semakin Dea berontak semakin sakit karena penis yang ada di dalam anusnya jadi ikut keluar masuk.

“huhuhu...ampunn...cabut tuan..sakitt...mual...” rengek pacarku ditengah ketidak berdayaannya. Lalu Hiro mencium bibir Dea dan memasukkan penisnya kedalam vagina Dea. jadilah Dea kini diapit oleh Ryuji dan Taka.

Perlahan tangisan Dea mulai berubah menjadi desahan. Akria-san yang merekan itu tba-tiba melemparkan jas almamater Dea. “kenakan itu biar publik bagaimana kelakuan mahasiswi * , hahaha” Dea menatap iba Akira-san namun apadaya tubuhnya bukan milik dia lagi, mulai dari tangan kanan dipakainya jas almamaternya sambil tetap disodok dari depan dan belakang, kemudian.

“JAN****K..!!!”

Yah, bukan komputerku yang mati melainkan durasi dari vidionya sudah berakhir. Aku yang masih kentang dan penasaran akhirnya mencoba membuka vidio via aplikasi CCTV namun sayang waktunya sudah terlewat dan rekaman vidio otomatis ke reset.
Kini dikamar aku uring-uringan sendiri. Kulihat jam menunjukkan pukul 9 malam, aku mencoba chat Dea dan untungnya masih dibalas. Aku mencoba menawarkan diri untuk mengantar makanan namun Dea menolak dengan alasan aku harus istiraha dan menyiapkan revisian karena besok aku akan bimbingan.

“ah persetan dengan revisi, cukup bawa rekaman lulus deh.” Gumamku sambil mengecek kembali rekaman antara pak Je, Novi, dan Anggi. Dan ternyata masih aman.

Pikiranku yang kacau, bercampur antara cemburu, emosi, sakit hati, kentang membuatku tidak bisa tidur. Akhirnya kuputuskan untuk push rank, namun itu sebuah kesalahan. Baik di ML, DOTA 2, Onmyoji Arena, bahkan CS:GO sekalipun menjadi down rank semua. Akhirnya kuputuskan untuk tidur saja dan semoga besok bisa mendapatkan mood yang lebih baik.

Maaf, saya baru mood jadi late update.
Maaf jika ada kesalahan dan kurang banyaknya kata.
Maaf juga jika terlalu sara.
dan yang lebih penting no PK, no Sara. Klo kenal PM saja.
Jika gambar tidak muncul berarti anda belum rejeki anda.
Selamat malam, selamat CHOU LEE
 
Lanjut Hu gangbang Dea ama Anggi nya...
Jilat ciumin keteknya Hu...
 
Terakhir diubah:
sebelum update, mau tanya nih kira-kira klo update tanpa adegan ekse gimana ya kira-kira?
lalu apakah ada saran untuk ending?
  1. happy ending (menurut TS)
  2. Sad ending
  3. Revenge ending
  4. Saran kalian (jangan terlalu OOT)
  5. Apa kata TS yang penting Tamat
kasih sedikit cemilan dulu deh :D:Peace:
http://www.media*fire.com/file/90qk7ih3nffsu03/480P_400K_18487892.mp4/file
Revenge ending jangan sampai si jepang yang menang,dan bikin dea menyesal dah nerima tawaran si anggi untuk minta sponsor dri perusahaannya tuh jepang sehingga semuanya hancur mulai dari hubungan pacaran, kuliah sampai keluarga dan teman2 kuliah pun ngecap dea pelacur,yang bikin dea tambah hancur tuh perusahaan jepang jg tdk mau menerima pegawai swperti dea dan anggi karena sebelum acara revenge cwoknya dea udah berhasil bikin tuh jepang menyerahkan perusahaannya ke cwok nya dea
 
nomer 2 suhu
Sad ending aja suhu.. Exse brutal smuanya brg2 smp putus asa
Revenge gan, klo gak sad.
oke terima kasih masukannya...

Kalo menurut ane sih semua versi endingnya di bikin aja :Peace:
tolong saya dipalak... :Peace:

Revenge ending jangan sampai si jepang yang menang,dan bikin dea menyesal dah nerima tawaran si anggi untuk minta sponsor dri perusahaannya tuh jepang sehingga semuanya hancur mulai dari hubungan pacaran, kuliah sampai keluarga dan teman2 kuliah pun ngecap dea pelacur,yang bikin dea tambah hancur tuh perusahaan jepang jg tdk mau menerima pegawai swperti dea dan anggi karena sebelum acara revenge cwoknya dea udah berhasil bikin tuh jepang menyerahkan perusahaannya ke cwok nya dea
hhmmm... omoshiroi... menarik-menarik... okay saran ditampung... semoga tidak seperti ending cerita "perubahan pacarku":Peace:
 
Episode 9.1 : Hadiah Wisudaku



Masih POV Ali

Sesuai dengan prediksiku, ancaman memanglah hal yang sangat menguntungkan “sesaat”. Ya walaupun awalnya pak Je sempat mengelak, namun dengan mengancam akan menghubungi Anggi akhirnya pak Je mengakui dan skripsiku di ACC dan minggu depan aku sidang sehingga aku bisa lulus dibulan berikutnya.

Sedangkan pacarku? Ya, eventnya sukses besar, masuk koran dan memecahkan rekor pengunjung terbanyak. Beruntunglah Dea adalah sosok yang kuat jadi dia tidak mengalami tekanan mental yang parah. Hubungan kami berjalan normal seolah tidak terjadi apa-apa. Dan yang membuatku paling bahagia adalah para nihonjin (orang jepang) sudah hilang semuanya.

Pernah sesekali aku buka hp Dea, dan chat dari Akira-san maupun Anggi sudah tenggelam. Dan aku menjadi tenang menghadapi ujianku. Soal vidio Dea yang direkam oleh Akira-san? aku tidak peduli. Aku pernah menemukan spoiler disalah situs JAV namun beruntung banyak sensor disana.

.....

“Selamat ya sayang...” ucap pacarku disaat selesai acara wisuda. Sambil memeluk dan cipika-cipiki. Aku tersenyum dengan tulus karena aku sudah melupakan kejadian itu. kulihat Dea dan keluarganya sedang bercengkrama dengan keluargaku. Sedangkan Aku berfoto-foto, bersalaman dengan teman-temanku.

“Ali... Selamat ya..” aku terkejut dengan suara itu, ya itu adalah suara Anggi, memang sudah sewajarnya sih karena memang aku teman seangkatan dengannya. Namun aku merasa aneh aja setelah semua yang dia lakukan dan seolah tidak terjadi apa-apa.

Semua hal yang telah kulupakan perlahan-lahan kembali membayangi. Aku hanya bisa tersenyum sambil menyambut tangan Anggi. “Anggi senpai...” sapa Dea lalu kulihat mereka berpelukan.

“mungkin memang Anggi juga merasa bersalah.” Ucapku dalam hati sambil memperhatikan mereka berdua. Namun sebenarnya aku masih penasaran.

Setelah selesai dan akan pergi makan-makan aku sempatkan berbicara dengan Anggi dan memberanikan diri untuk bertanya. “Nggi...” panggilku kepada Anggi. Anggi menoleh dan tersenyum penuh arti aku mendekatinya, belum sempat aku bertanya Anggi sudah menjawab “aku tau kok, jangan sekarang ya, ini adalah hari yang bahagia. Nanti saja aku kabari lagi. Sudah sana ditunggu lho..” Aku terkejut dengan jawaban itu, dan kulihat Anggi berjalan menjauh. Akhirnya akupun juga kembali ke mobil dan berangkat makan-makan.

Malam harinya ketika aku sudah istirahat dan hendak tidur tiba-tiba hp.ku berbunyi. Kulihat ada pesan dari Anggi. “Li... sibuk?” pesan singkat yang penuh arti.

“enggak kok, mau tidur aja. Ada apa?” balasku singkat

“hmmm... bisa ketemu gk? Di lobby hotel f*ve deket kampus” balasan dari Anggi yang ingin sekali aku godain namun aku ingat dengan Dea.

“yaudah aku kesana, Cuma di lobby aja? Gk di kamar? Haha” kubalas dengan gurauan. Setelah itu tidak kuhiraukan lagi chat yang masuk karena aku bersiap. Dan setelah itu aku chat pacarku berpamitan mau tidur. Dan belum di read hingga aku sampai di hotel.

“hey Li, sini...” sapa Anggi dengan gayanya yang supel. Akupun menghampiri Anggi yang sudah menungguku. Anggi terlihat sangat Anggun dengan gamis merahnya dibalut dengan jilbab lebar sewarna.

“Maaf ya lama...” ucapku sambil menyodorkan tangan ke Anggi, namun bukannya Anggi menyalamiku dia malah memelukku dan mencium pipiku. Aku sempat shock dengan perlakuan Anggi. Bukannya tidak mau, ini di tempat umum dan saat ini Anggi berdandan layaknya wanita alim.

“yuk duduk dulu Li, mau pesan apa?” tawar Anggi sambil menggandengku untuk duduk.

“eh... ice americano aja deh Nggi. Tanpa sianida” Ucapku terbata karena masih shock dan berusaha bercanda. Dan berharap memang semoga aja tidak ada sianidanya.

“haha, bisa aja kamu Li, tidak akan aku meracuni cowok setampan, sesabar, dan sekaya kamu.” Lagi-lagi jawaban Anggi membuatku shock. Kenapa dengan diriku ini yang terkejut dengan sikap Anggi. Kita sudah berteman lebih dari 5 tahun.

Setelah memesankan kopiku, Anggi duduk disebelahku. Dan dengan santainya dia menyandarkan kepalanya di pundakku. “Sebelum aku cerita, aku mau tanya dulu, sejauh manakah kamu mengetahuinya?”

Kuangkat kepala Anggi, kutatap dalam matanya “aku ingin tau semuanya dari awal. Tapi aku hanya mengetahui bahwa kamu nyuap pak Je agar bisa lulus cepat dan...” belum aku menyelesaikan kalimatku kulihat wajah Anggi agak sedikit tenang.

“iya memang Li, aku memang menggunakan tubuhku..” ucapnya sambil tersenyum. Memang tidak ada tanda-tanda kebohongan dan aku tidak peduli dengan hal itu karena itu urusan pribadimu.

“kamu hapus ya rekamannya, daripada nanti aku dan pak Je kena kasus.” Ucap Anggi merayuku. Sudah kuduga jika dia tau dari pak Je, tapi memang dari awal aku tidak peduli, yag aku pedulikan adalah Dea.

“sudah aku hapus semuanya, lagian aku juga sudah lulus, sudah tidak butuh itu. tapi Nggi...” akupun terdiam sambil mengumpulkan keberanianku.

“yokatta... tapi apa Li? Kamu mau juga?” ucap Anggi sambil memainkan lidahnya yang membuatku bergairah. Namun aku harus bisa bertahan. Urusan selangkangan nanti dulu yang penting aku harus tau semuanya.

“ehh...mmmm... bentar, aku Cuma mau tau semuanya aja dulu Nggi...” ucapku terbata mulai tidak fokus. Karena ada tangan yang bergerilya ditubuhku. Untung saja ini lobby lagi sepi.

“mau tau apalagi sih Aliando? Kan aku sudah mengaku dan juga memberi tahu perihal pak Je” jawab Anggi sok polos. Dengan masih mencoba merayuku.

Kupegang tangan Anggi, aku mengatur nafas dan aku tatap mata Anggi. “Semuanya Anggi, mulai dari kapan kamu bertemu dengan Akira-san hingga mengapa Dea sampai seperti itu?” tanyaku kepada Anggi dengan wajah serius.

Seketika wajah Anggi menjadi pucat mengetahui hal itu. mungkin dia tidak menyangka bahwa aku mengetahuinya. Perlahan Anggi menundukkan kepalanya dan terdiam sesaat kemudian dia langsung memelukku.

“mmaaf Li... memang aku juga salah, sudah membawa Dea dalam lingkaran setan ini, tapi...” Anggi tidak meneruskannya, aku berusaha melepaskan pelukan Anggi namun dia memelukku semakin erat. Akupun tidak bisa memaksanya.

“jawab aja seperlunya tapi harus jelas.” Ucapku datar berusaha menenangkan Anggi, menahan Emosi, dan menahan nafsu juga. Kurasakan Anggi menganggukkan kepalanya.

“tapi bukan salahku seppenuhnya Li...” jawab Anggi membela diri.

“jika memang begitu tolong kamu jelaskan semuanya.” Ucapku perlahan mulai mengelus kepala Anggi yang masih tertutup jilbabnya. Anggipun melepaskan pelukannya lalu menatapku sejenak dan kini bersandar dipundakku.

“semuanya bermula ketika anak-anak terlambat membuat proposal, lalu tiba-tiba Dea chat aku jika butuh batuan. Aku sebenarnya sudah merekomendasikan ke perusahaan yang lainnya seperti otsuka, sidu, dll. Tapi semuanya menolak karena terlalu mendadak.” Anggi berhenti sebentar untuk minum

“memang benar yang kamu katakan, Dea juga cerita... lalu?”

“dengan terpaksa aku merekomendasikan tsumoto tempatku terjerat ini. Dan sama seperti perusahaan lainnya Akira-san menolaknya. Hingga ketika malamnya sepulang dari mengantar client Akira-san ingin tidur denganku. Akupun menurutinya, lalu ketika kami sedang istirahat beliau membuka handphoneku, kemudian berkata. Hmmm.. aku bisa menyetujuinya dengan syarat dia sendiri yang mengantarkannya dan menunjukkan foto profil Dea.” Anggi terdiam kembali.

“aku tidak bisa menolaknya, akupun mengatakan pada Jay supaya Dea yang mengantarkannya, namun malamnya aku sudah memperingatkan Dea tapi Dea berkata bahwa dia bisa jaga diri.” Anggi bercerita kembali sambil memainkan handphonenya, kemudia menunjukkan chat dia yang memperingati Dea.

Aku melihat itu sedikit bersalah karena sudah menyalahkan Anggi secara sepihak. “lalu kenapa bisa sampai seperti itu di vila?” tanyaku kembali pada Anggi.

“karena memang timmingnya yang salah, Dea mengajukan itu bertepan ketika sahabat dari Akira-san datang. Dan sebuah keharusan untuk mengadakan party. Aku sudah 2x dijadikan jamuan untuk mereka. Dan ketika mereka datang, Akira-san sedang mendapatkan Dea. maka jadilah Dea jamuan untuk Ryuji-sensei, Hiro, dan Taka.” Cerita Anggi yang membuatku sedikit kasihan juga. Jika Dea sekali saja sudah seperti itu, bagaimana dengan Anggi.

“aku paham sekarang situasinya. Tapi... apakah semua yang dialami oleh Dea sudah berkhir? Event juga sudah terlaksana, aku juga tau jika Akira-san hanya menggunakannya hingga event aja.” Akupun mengungkapkan kekhawatiranku kepada Anggi.

Anggi kembali menatapku, namun kali ini yang aku lihat bukan seperti tadi, melainkan tatapan wajah ragu, hingga khawatir. “harusnya kamu tau bahwa Akira-san gemar sekali merekam setiap kegiatan sex gilanya dan dia juga punya fetish yang aneh. Tapi beliau orang yang komitmen dan tidak pernah ingkar janji. Jika perjanjian selesai maka beliau akan pergi. Tapi...” kembali Anggi menundukkan kepalanya.



“Tapi apa Nggi? Jangan buat wa kepikiran seperti ini.” Akupun memaksa Anggi untuk menjawabnya. Namun Anggi hanya diam sambil menatapku. Aku minum kopiku dan kutenangkan diriku.

“hhhmmmm.... apapun jawabannya aku akan menerimanya memang ini sudah resiko, selama Dea masih bisa bebas aku akan bersabar.” Lalu kupeluk Anggi seolah-olah dia adalah pacarku.

“Janji...?” tanya Anggi sambil mengacungkan jari kelingkingnya kearahku.

Aku yang sudah penasaran dan sudah terlanjur basah langsung saja melingkarkan jari kelingkingku “iya janji” jawabku singkat.

“janji, kamu gk bakal marah dan janji kamu gak bakal musuhi aku, dan mau nurut sama aku sekali saja. lalu kamu juga harus janji jangan bilang ke Dea. kamu harus bersikap seolah-olah kamu tidak tau supaya Dea tidak down.” ucap Anggi yang sebenarnya membuatku agak heran.

“baiklah, asal jangan aneh-aneh aja. Dan aku janji tidak akan memberi tau ke Dea.” Ucapku kepada Anggi. Kemudian Anggi beranjak menuju resepsionis dan beberapa saat kemudian Anggi mengajakku naik.

“mau kemana Nggi?” Tanyaku kepada Anggi ketika kami berada di dalam lift. Namun Anggi hanya diam saja. ketika lift terbuka Anggi tersenyum manis sekali dan membuatku tenang, kemudian Anggi langsung menggandeng tanganku dan masuk kedalam kamar.

DEG....!!!!

“DEA...!!!”

Maaf jika Adegan story kali ini no sex sceen dulu ya...
Mata udah berat...
Selamat Malam...
Selamat CHOU_LEE
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd