Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

The Quest: Faith, Destiny and Despair

MorningFrost

Semprot Kecil
Daftar
9 Sep 2015
Post
67
Like diterima
1
Bimabet
:bye:


Halo para suhu semua, salam dari newbie ya.


Izinkan newbie berkarya diforum kita yang tercinta ini
Mohon bimbinganya ya suhu semua. Beneran newbie nih, sumpah deh gak bohong :kk:


Cerita newbie ini terinspirasi dari sebuah sumber yang ada baiknya tak newbie share (biar gak spoiler) :pandaketawa:


Bagian awal cerita juga berasal dari forum luar yang newbie ubah disana sini. Ya sekitar 1 atau 2 chapter.


Buat agan sekalian yang mencari bahan coli, bukan disini gan tempatnya, newbie baru belajar jadi ss nya juga ala newbie :sendirian:


Ada pepatah mainstream 'Tak Kenal Maka Tak Sayang'
oleh karena itu newbie perkenalkan ras/bangsa yang ada dicerita newbie ini.


Ilustrasi

Human



Ras : Manusia (Sang Penegak Keadilan)


Bangsa Manusia, diciptakan oleh dewa Roha yang memiliki berkat kebijaksanaan. Bangsa ini memiliki sejarah yang paling panjang selama berada di dunia Rohan.

Kerajaan manusia yang telah dibentuk oleh para leluhurnya dan dilanjutkan secara turun-temurun. Kerajaan ini didirikan pada sebuah daerah dengan nama Del Lagos, dengan ibukota bernama Einhoren.

Bangsa ini mudah mengerti, mudah diajak bekerja sama, dan sikap suci merupakan sifat dari bangsa manusia. Oleh karena itu mereka selalu berusaha untuk mencari pengetahuan yang baru, dan mudah diajak bekerja sama dengan bangsa lainnya walaupun dengan adanya perbedaan budaya.

Paladin merupakan bentuk militer yang dikembangkan oleh kerajaan manusia di Del Lagos. Para Paladin ini dilatih untuk selalu menghormati para dewa, setia kepada Raja, dan mengabdikan hidup kepada sesamanya.


Dhan



Ras : Dhan (Dingin dan Berbahaya)


Tahun Rohan ke-74, Raja Kraute Del Lagos, merebut tahta kerajaan dengan menyingkirkan Raja sebelumnya yang tidak bermoral dan mengambil jalan yang salah

Raja itu selalu dikejar oleh pasukan kerajaan bangsa manusia, dia bersama dengan para pengikutnya melarikan diri ke sebuah pulau kecil yang berada dibagian utara. Setelah kejadian itu mereka mendirikan bangsa Dhan.

Latar belakang yang kelam itu membuat para Dhan muda untuk mempelajari jalan sendiri menjadi seorang Assassin yang memiliki tanggung jawab akan pertahanan diri dan pelenyapan musuh. Jauh dari daerah mereka berasal, mereka juga memiliki budaya yang berbeda dengan bangsa asalnya. Bangsa Dhan menciptakan senjata yang berbeda bernama Katar. Di kota yang bebas bernama Par'Talucca, mereka menyembah dewa bernama Ohn dan Edoneh.


Elf



Ras : Elf (Penjaga Cahaya)



Bangsa Elf adalah bangsa yang telah lama menetap di Dunia Rohan. Bangsa yang cantik ini diciptakan oleh seorang Dewi bernama Marea.

Setelah kehilangan sebuah ibukota pertama bernama Regen karena diserang oleh monster, akhirnya mereka memindahkan ibukota ke daerah Via Marea dan diberi nama Vena sebagai Ibukota yang baru.


Dengan adanya akademi magic yang berada didaerah Via Marea, bangsa Elf dapat mengembangkan ilmu magic melebihi bangsa lainnya. Tetapi karena dunia sedang dilanda kehancuran dan kegelapan yang memicu peperangan, maka akademi magic ini digunakan sebagai tempat berlatih untuk menguasai magic sebagai persiapan untuk menghadapi peperangan.


Bangsa Elf memiliki kemampuan magic yang dapat menyembuhkan dan magic lainnya yang dapat membantu dalam sebuah pertarungan untuk mewujudkan sebuah perdamaian.

Dekan



Ras: Dekan (Titisan Naga Biru Armenes)


Tidak seperti bangsa lainnya yang dibuat oleh dewa, bangsa ini merupakan keturunan dari Naga Biru Armenes.

Nama itu diberikan oleh bangsa mereka sendiri setelah mereka diciptakan. Mereka menetap didaerah bagian utara, dengan Ibukota bernama Rev'Deca.

Bangsa Dekan merupakan saingan bangsa Dhan. Bangsa ini selalu membanggakan diri mereka karena mereka merupakan sebuah bangsa yang berasal dari keturunan Naga. Bangsa Dekan terkadang meremehkan bangsa lainnya, karena bangsa lain itu diciptakan oleh dewa.

Bangsa Dekan menggunakan senjata yang sangat unik bernama Zhen, senjata ini hanya dapat digunakan oleh bangsa Dekan. Sebuah Zhen dapat dipecah menjadi senjata 2 tangan sehingga dapat menyerang dengan kecepatan serangan yang lebih besar.

Another Race: Bangsa yang belum muncul dicerita, akan segera diberikan ilustrasinya jika sudah muncul dalam cerita :pandaketawa:


Tokoh Utama

Belun dapet Ilustrasi yang pas :sendirian:


Anyway, selamat membaca ya agan semua :bye:

Newbie gak berharap cendol, sangat menerima kritik dan saran.

 
Terakhir diubah:

Kisah dari negeri Assassin : Takdir Assassin



Negeri Assassin, sebuah negeri yang tercipta karena keegoisan manusia. Dengan latar belakang masalah politik, dengan jatuhnya Raja Kraute Del Lagos yang mencoba menegakkan keadilan. Banyak pengikutnya yang diburu, dibantai secara kejam.

Para penegak keadilan yang seharusnya dipuja, dituduh sebagai pengkhianat dan pembangkang. Ini bukanlah hal yang adil, tidak ada keadilan sama sekali untuk kami. Oleh karena itu kami melarikan diri dari kejaran orang-orang yang hendak menghukum kami atas nama kebaikan dan keadilan, yang kami tahu sebagai dusta.

Dan disinilah kami, pada lokasi tersembunyi, kami mendirikan kota yang kani beri nama Par'talucca. Sebuah peradaban baru yang kami dirikan ditengah rimbunnya pepohonan hutan.

Disetiap hati kami, kami percaya bahwa keadilan itu tidak ada, yang ada adalah hanya kekuasaan, uang, dan ketenaran. Kami menjadi sadar bahwa keadilan hanyalah bualan para manusia yang egois untuk meningkatkan status mereka.

Kami bangsa Dhan, bangsa yang berdiri karena dendam, karena kebencian, karena manusia itu sendiri. Kamilah yang akan menjadi terror bagi mereka dan semua bangsa yang ada di dunia ini. Menuntut balas atas perbuatan buruk yang telah mereka lakukan pada kami.

Inilah keadilan kami!


Chapter 1 : Tugas Assassin

Beberapa orang pria membentuk barisan. Barisan yang terdiri dari 10 orang berbaris kesamping. Mereka adalah calon assassin baru, yang akan diberi arahan. Arahan berupa doktrin untuk menjadikan mereka sebuah alat, umtuk menjadi mesin pembunuh yang tak mengenal belas kasih, diberikan kepada para Assassin yang terdiri dari 10 orang pria tersebut. Mereka semua memiliki penampilan yang gagah dan memiliki tubuh dengan otot yang kencang dan terlatih, melihat nereka bagai melihat serigala yang siap memburu mangsa.

Sang kapten yang berdiri didepan mereka, melangkah kekiri dan kekanan sambil berceloteh tentang bagaimana Assassin harus menyimpan dalam-dalam yang namanya rasa dendam, mengingatkan mereka untuk menganggap diri mereka adalah alat pembunuh yang siap mengorbankan diri untuk mencapai target.

Tidak ada harga diri, tidak ada kehormatan, tidak ada kebaikan atau keburukan. Yang ada adalah menyelesaikan misi secepat mungkin. Itulah yang akan membuat mereka "bernilai".

Setidaknya seperti itulah "bimbingan" yang diberikan kepada Assassin muda itu. Semuanya memasang muka serius tanda bahwa mereka sedang menanamkan sugesti itu kedalam hati mereka. Itulah sebabnya para Assassin kerap terlihat tidak memiliki hati dan kaku.

Diantara mereka ada seorang Assassin yang terlihat berbeda, berbeda karena tatapan matanya tidak tajam seperti Assassin yang lainnya. Tatapan matanya cerah, polos, dan terlihat sedang memikirkan hal lainnya. Hal yang jauh berbeda dengan yang coba ditanam sang kapten kepadanya.

Skizo, itulah nama dari Assassin muda itu. Sejak kecil Skizo berbeda dari anak-anak Par'talucca lainnya. Dikala anak-anak lain senang berceloteh bagaimana ia bisa menyelesaikan misi atau mengorbankan dirinya membunuh bangsa Dekan atau bangsa Manusia, Skizo malah sibuk menceritakan dirinya ingin menjadi kuat demi melindungi orang-orang yang dia sayangi.

Hal tersebut menjadikan Skizo kerap dianggap aneh dan dimarahi orang tuanya. Dhan yang mengatakan hal tersebut adalah aib. Dhan harus bisa menghabisi bangsa lain dengan cepat, harus menjadi terror, karena tidak ada yang namanya baik dan jahat, dengan menjadi terror maka Dhan dapat hidup.

PLAK!

Sebuah pukulan telak menggunakan sisi luar katar sukses mendarat dikepala Skizo.

"Skizo! kamu harus bisa menyelesaikan misi kali ini!", kata sang kapten.

"I...iya! Siap kapten!" Jawab Skizo dengan tegas.

Sang kapten terlihat geram, ia tahu Skizo pasti sejak awal tidak memperhatikan instruksinya.

"Misi kali ini apa!?" teriak sang kapten

Skizo berpikir sejenak, walau melamun bukan berarti ia mengabaikan sang kapten, karena ini sudah kejadian ketiga kalinya ia melamun saat diberikan tugas misi.

"Menghancurkan rombongan dari Einhonren yang hendak menuju Vena untuk mengirimkan surat aliansi." jawab Skizo dengan yakin.

Sang kapten yang hendak berteriak karena menduga Skizo akan salah bicara, terdiam dan karena Skizo menjawab benar lalu kapten itu melanjutkan kata terakhirnya.

"Baiklah, sekarang selesaikan misi kalian, kita harus mengacaukan hubungan para Manusia dengan Elf agar mereka lemah!"

Sang kapten terdiam sejenak untuk mengubah suasana menjadi lebih dramatis. Ia melanjutkan "Misi... Dimulai! Assassin, berangkat!" Lalu sang kapten pergi meninggalkan para Assassin muda.

Para Assassin muda tersenyum, bukan karena senang tapi mereka tertantang untuk menyelesaikan misi, dan pastinya berlomba-lomba menjadi yang terbaik tak peduli bagaimanapun caranya.

Skizo sendiri tidak bisa tersenyum puas, akal sehatnya belum bisa menerima kenyataan yang selama ini terbentang luas di negeri para Assassin. Didalam hatinya selalu terlintas pertanyaan: untuk apa membunuh bangsa lain? Bukankah sekarang Assassin bisa hidup bahagia tanpa terusik?

"Skizo, lebih baik kamu sembunyi saja lah hahahaha, kamu itu adalah makhluk paling rendah di kalangan Assassin" kata seorang Assassin yang bermuka garang berambut cepak.

Assassin lain memaklumi itu dan tertawa keras.

Mereka tidak mengetahui bahwa Skizo setiap hari berlatih keras bahkan disaat Assassin lainnya tidur.


Tanpa mencari sumber suara yang menghinanya, ia tahu persis siapa yang telah menghina dirinya.

"Hahaha.... Jangan sombong kau, aku jauh 10 kali lebih kuat darimu" Skizo membalas dengan penuh percaya diri.

Adalah hal yang wajar Skizo jika memiliki kepercayaan diri tinggi, karena ia selalu diremehkan banyak Assassin, ia terus berlatih dan berlatih. Sayangnya ia tidak pernah bisa mencoba hasil latihannya kepada seseorang.

Tiba-tiba tebasan katar mengenai zirah Skizo, walau tubuhnya berhasil dilindungi oleh zirahnya, tapi tebasan katar tersebut berhasil melukai Skizo walau tidak parah.

"Jangan sembarangan, makhluk kurang ajar", Gendo berkata dengan penuh emosi, Assassin berambut cepak yang barusan menghina Skizo.

Darah Skizo mendidih, ia siap membunuh Gendo kapan saja. Jika terjadi pertarungan, itulah saatnya ia mencoba kekuatannya pada seseorang.

Assassin lainnya memisahkan dan mencoba menenangkan suasana.
"Hei kalian, kita sedang dalam misi, lagipula Gendo... Tolong lakukan hal itu lain kali, jangan sampai misi kita gagal. Ini demi kenaikan pangkat kita" Kata seorang Assassin lainnya.

Skizo masih belum puas, sudah cukup ia merasa direndahkan. Selama sepuluh tahun ia selalu menjadi bulan-bulanan Gendo dan teman-temannya. Karena itu ia berlatih keras selama tiga tahun terakhir ia tidak pernah bertemu Gendo karena masih-masing sibuk menyelesaikan misi. Namun kini ia berbeda, Skizo yang sudah berumur sembilan belas tahun, sudah menjadi Assassin yang kuat, jauh lebih kuat dari yang orang lain bayangkan.

Sesuai nasihat Assassin lainnya. Skizo dan Gendo tidak meneruskan perkelahian mereka.

"Kita lihat nanti, Skizo!" Kata Gendo dengan senyum yang haus akan darah.

Skizo berbalik tersenyum, diluar sifatnya yang polos dan mau melindungi orang-orang yang disayangi, sepertinya inilah yang membuktikan Skizo adalah Assassin sejati, ingin menang dan lebih kuat dari orang lain.

Skizo siap menebaskan katarnya kepada Gendo, karena bisa dibilang Skizo menganggap Gendo sebagai biang onar dan penindas, kabarnya banyak Assassin muda yang diam-diam dihabisi oleh karena tujuan pribadi.
Tidak ada salahnya jika orang sepeti dia dihabisi. Demi keadilan.

Disamping itu seharusnya Skizo harus lebih khawatir akan misinya yang sekarang.
Tiga misi sebelumnya yang ia kerjakan hanyalah mencuri dokumen, membakar persediaan makanan lawan, dan memata-matai salah satu Dekan yang pernah mengamuk dikota.
Skizo sendiri memiliki kemampuan dan yakin bisa membunuh, namun...

Ini adalah tugas membunuh pertamanya. Apalagi melawan puluhan pasukan manusia yang terlatih. Disamping itu ada hal yang mengancam nyama Skizo yang belum diketahuinya: Gendo dan tujuh orang Assassin lainnya sepakat bahwa mereka akan menghabisi Skizo lalu mengatakan pada atasan bahwa Skizo dibunuh oleh pasukan manusia.


[bersambung]

 
Terakhir diubah:
Bzzzzzzz... blom dipost :bata:
 
Chapter 2 : Arah Niat Jahat


Disuatu Tempat di Alam Liar


Malam akhirnya tiba, di perkemahan para Assassin api unggun berkobar membakar hawa dingin yg meliputi mereka. Nampak tiga orang Assassin berpatroli menjaga perkemahan tersebut. Hal ini dilakukan karena mereka berkemah di alam liar. Tempat dimana segala macam monster berbahaya mengancam nyawa setiap orang yang ada, tak terkecuali bagi bangsa Dhan yang dikenal dengan negeri para Assassin.


Setelah beberapa lama mereka bertiga memastikan keamanan kemah, salah satu diantara mereka berbicara.

" Gendo, kapan kau akan menghabisi Skizo?"

" Hmmmm," Gendo berfikir sebentar sebelum mulai berbicara lagi. "Biarkan malam ini dia tidur di tempatnya yang empuk, lagipula ini adalah tidurnya yang terakhir sebelum ia tidur selamanya".

"Hahaha, Gendo aku sudah tidak sabar ingin merobek tubuh Skizo biar tahu rasa makhluk lemah itu" Kata Deska salah satu dari teman si Gendo.

"Iya bersabarlah, kalian semua, kita semua pasti dapat bagian untuk menghabisi dia, tapi ingat kapten Sagara pasti tidak tinggal diam, karena ini masih dalam misi. Apalagi jika misi ini gagal bisa-bisa kita yg di bunuh oleh dia" Ujar Gendo.

"Hahahaha, apakah kau berniat mengambil posisi Sagara, Gendo?" Tanya Assassin yang lain.
"Aku sudah muak terus menjadi bawahan dari Dhan yg lemah" Deska berkata dengan kesal.

"Hahahaha, kita liat saja nanti, saat ini dia masih menjadi kapten dan memiliki beberapa Dhan muda yang patuh padanya. Ketika ada kesempatan, katar ku ini akan membunuhnya dan nyawa Skizo juga akan berakhir, hahahahahah".

"Hahahaha, kau memang kejam Gendo" Tawa Deska beserta Dhan yang lain.


Tak jauh disana di di dalam tenda
Skizo sedang mengasah belati kesayangan-nya sambil berpikir: 'Gendo memiliki ambisi yg besar, tak heran jika kapten Sagara bisa jadi incarannya,'
'Apakah kapten sagara bisa berpikir sampai kesana?" Tanya Skizo pada dirinya sendiri.
'Hhhhh buat apa aku memikirkan hal itu , aku harus waspada, jika bukan Gendo yg mati maka aku yg akan mati'.



Pagi menjelang pagi para Dhan telah bersiap untuk melanjutkan perjalanan.
"Hari ini kita akan tiba di Kai'non dan kita akan menyergap para utusan Einhoren di bukit Mata Naga. Disana darah para manusia akan tumpah untuk dewi Edoneh,"
"Kita harus menyelesaikan misi secepatnya sebelum para Elf tiba disana, apa kalian mengerti?!" Ucap Sagara.


"Siap kapten" Balas para Dhan dengan semangat. Lalu para Dhan melanjutkan perjalanan mereka.


Daerah Sekitar Bukit Mata Naga

Tampak para pasukan Einhoren sedang besiaga.
Para Knight muda saling berlatih, ada yg bercengkrama ada saling berbicara dan beberapa sedang memoles armor-armor kesayangan mereka yang melindungi mereka di medan perang maupun alam liar.


Bukan rahasia lagi jika armor para manusia memiliki kelebihan dibanding armor ras lain.

"Modric, kapten Froc memanggilmu" Ucap seorang Knight.

"Iya baiklah, saya akan segera kesana". Modric berdiri dan langsung menuju tempat kapten Froc. Modric merupakan seorang knight muda yg sangat kuat, dia merupakan knight yg ramah dan selalu melindungi teman-temannya.

"Lapor kapten" Hormat Modric.

"Masuk lah Modric" Ucap kapten Froc.
"Bagaimana apakah utusan para Elf telah sampai?"

"Lapor, mereka belum sampai ke bukit ini kapten" Jawab Modric denan tegas.

"Oww baiklah... Modric, Ibumu kemarin menulis surat padaku dan dia bertanya keadaanmu".

"Benarkah ayah? Ahh, maaf kapten". Modric merasa tak enak hati karena memanggil sang Kapten dengan sebutan ayah.

"Hahaha tidak apa-apa, saat ini hanya ada kau dan aku panggil saja aku Ayah" Ujar kapten Froc yang ternyata ayah Modric.

"Sampaikan kepada ibu kalau aku baik-baik saja ayah" Jawab Modric.

"Iya akan aku sampaikan... Oh iya Modric saya rasa sudah saatnya kau memiliki ini, pedang kebesaran para knight clayborn's truth". Kapten Froc berkata sambil menyerahkan pedang nya kepada Modric.

"Inii.... ayah terima kasih apakah aku sudah pastas memilikinya?"

"Nak, pedang ini ditempa supaya para knight muda dari keluarga kita dapat menghadapi dunia rohan ini dan kurasa saat nya waktumu telah tiba".

"Terima kasih ayah" Ucap modric sambil mengambil pedangnya.
"Nah kembali bertugas, Knight" ucap Froc penuh wibawa
"Siap kapten". Modric bersiap membalik badannya, namun..
"Satu hal lagi, kapan kau akan memberikan ku seorang cucu?"

Modric tersipu malu karena sampai saat ini dia belum menemukan seorang wanita untuk menjadi istrinya. Tugas seorang Knight menyita banyak waktu, membuat Modric sulit mencari pasangan hidupnya. "Aku permisi dulu, kapten". Modric pergi meninggalkan ayahnya.
Melihat sikap Modric, kapten Froc hanya tersenyum geli melihatnya.
"Silahkan, Knight muda. Lanjutkan tugasmu".


Permintaan seorang ayah, yang akan selalu menjadi penyesalan hidup Modric.


Bersambung

 
Terakhir diubah:
Bro... fontsizenya ga usa digedein. Agak kurang nyaman bacanya karena speed gerakan mata ane meningkat drastis
:sendirian:
 
Done om. Good idea om, dikecilin mlah jadi lbh bagus :jempol:

Ini fontsizenya masih =2
Mending ga usa di kutak-katik sizenya bro. Kecuali untuk judul atau hal lain yang sifatnya minor. Kalo untuk keseluruhan text sih menurut ane ga perlu. Krn mengganggu kenyamanan dan lagi mengurangi nilai kerapihannya.

IMHO ya :sendirian:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd