Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG The Pursuit of Orgasm

sooon rekkk soon.....

or later ya :haha:
 
:hua: juwahat... ud mao masuk SS kok.. hahahaha [ngelles poll]
 
suweeeeerrr real bnget deh :cup:
 
sabaaar om boa... lagi merangkai mood :(
 
sabaaar om boa... lagi merangkai mood :(
 
Suwene Suwe yen kesuwen tak cubles peniti lhooo ben Kempess :pandajahat:
 
wadoooh benda laknat itu di bawa'' terusss :((
 
gimana mau kelar klo moodnya ilang2 terus gara2 tante vam pokokna :galak:
 
The Final – The Dreams Came True

Sebelumnya di The Pursuit of Orgasme...
"waktu papa disini sudah habis, jaga pemberian terakhir papa ya ma..." belum sempat Angel mengucapkan apa apa sosok penuh cahaya itu kian lama kian memudar ditelan sebuah cahaya putih yang menyilaukan mata.
"Ngeeel..... Angeelllllll" suara manja itu meanggil manggil memekakan telingga mencoba membangunkan sahabat karibnya.

****
Perlahan lahan Angel mulai membuka mata, melirik sedikit kekanan dan kekiri. Dia mengenal tempat ini, ini adalah ruang keluarga apartementnya. Melihat Angel yang perlahan lahan membuka mata Winda medekatkan wajahnya diatas wajah sahabatnya.

"Bangon woyyy tiduur muluuu gw laperr neeee"

Dengan rona wajah heran Angel bangkit berdiri, didapatinya dia tidur disova mengenakan daster yang tadi dia pakai waktu membersihkan dapur dan ada selimut yang menghangatkan badannya.

"dimana gw?" tanya Angel bingung.

"lha.. di rumah lu lha" jawab Winda enteng.

"Mas frans?"

"udah pergi..."

Angel mengerutkan dahinya saat mendengar jawaban Winda, saat ini Angel masih bingung apa yang sebenarnya terjadi.

"ada acara kantor katanya" imbuh Winda selesai menelan habis snack yang dikunyahnya.

"tapi mas Frans ga papa kan?"

"kenapa gimana dah?"

Tanpa menjawab Winda, Angel menggapai handphone nya dan menelpon Frans.

"h-halo pa?"

"iya ma?"

"papa dimana?"

"masih di pom bensin ma, masih nunggu anak anak yang lain belum dateng"

"papa gak papa kan?"

"ha? Kenapa ma?"

"e-engak papa pa, ya udah ati ati ya dijalan"

"iya... love you ma..."

"love you more...."

Ctit...

"cieeeeeeee yang lagi ehem ehem... baru ditinggal uda segitunya" goda Winda.

"apaan sih.."

"itu..." tunjuk Winda dengan gerakan mata yang nakal.

"apaan?"

"itu kalung keren kayaknya.. boleh dong dipinjem.. hahahaha"

"kalung?" dengan cepat Angel meraba bagian bawah lehernya dan mendapati sebuah liontin indah berwarna merah muda.

"enak aja.... Ga boleh kalo yang ini hahahha" jawab Angel seolah tidak ingin larut dalam kebingungan antara mimpi dan realita.

"masakin saya dong buuuuk...." Rengek Winda dengan wajah memelas.

"bentar deh.. kok lu bisa ada disini?"

"ngusir ni maksudnya?"

"ya nggak cincaaahh nanyak aja"

"tadi mas Frans nelpon minta tolong buat nemenin elu yang lagi molor, gw dateng baru deh doi keluar"

"ooooh.. kalo gitu gw masakin yang special buat dirimuuuu"

"bener ye... masak apaa tuh"

"Indomie goyeng, hehehehe"

"yaahhh itu sih gw bisa sendiri odooooon"

"lho.. sepcial ini.. goyeng bukan goreng lho"

" hahahahahaha " tawa mereka berdua memenuhi sudut ruang keluarga apartement Angel.

****
Sementara itu areal pom bensin dekat kost Bagas, ditempat yang mereka janjikan...

"lama bener ni anak" gerutuku dalam hati.

Hello my friend we meet again...
It's been a while where should we begin...
Feels like forever....​

"hallo bro uda sampe?"

"dari tadi kali.. lo dimana Gas?"

"udah deket kok bro, tadi habis jemput temen buat kita?"

"hah kita? Gw aja kali, hehehehehe"

"idih... mau loe !! hahahaha"

"ya udin, buruan"

"iyak sabar yaaa"

Ctit.....

Pikiranku pun melayang, mencoba menerawang apa yang disiapkan oleh Bagas untukku. Dalam hening tiba tiba mata elangku menangkap sosok indah nan seksi, berbalut kaos ketat berwarna kuning dan mempertontokan paha indahnya yang dihiasi sebuah hotpants. Sedang berdiri seperti menunggu seseorang di dekat pintu mini market yang ada di SPBU ini.

"fuuuuhhhsss..." aku mengeluarkan nafas menderu saat memperhatikan siluet pinggul dan payudara perempuan itu.

Sesekali aku masih mencuri pandang kearah salah satu mahluk Tuhan yang paling seksi itu, kulihat sesekali perempuan itu juga mencuri pandang ke arahku.
"that's is the code dude" [ lesson number one kalo anda cowo normal dan sedang ada diposisi seperti ini, plis brave your heart and make an action... kalo apes palingan di cuekin paling apes digampar hehehehe kalo urursan malu nomer sekian deh toh besok belum tentu ketemu dia lagi ]
Melihat gesture tubuh gadis itu yang seolah mengatakan 'hello there, come here and see what will happen' aku melangkahkan kakiku dengan pasti menuju perempuan itu.

Saat aku mulai berjalan kearahnya, dia memainkan ujung rambutnya dengan jari lentiknya dan megirimkan senyuman manis dari bibirnya ke arahku. Sedikit kupercepat langkah kakiku, ketika sampai di depannya aku tidak berhenti. Hanya bergeser sedikit dan kembali melangkahkan kaki ku masuk kedalam mini market dengan bonus senyuman lembutku ke arahnya.

Setelah masuk kedalam mini market kulihat dia menghentakan kakinya seperti gadis kecil yang sedang kesal. Setelah membayar di kasir aku kembali mengahampirinya.

"ini..." kusodorkan sebuah kaleng minuman kearahnya.

"hah? Nga makasih" dengan wajah kesal dia menolak minuman pemberianku.

"ambil aja, aku khusus beliin buat kamu kok"

"o, makasi..." dia mengambil softdring kalengan dari tanganku walau dengan wajah kesal.

"nah.. kalo gini kan ada alesan buat ngobrol sama kamu" ucapku sedikit menggoda.

Dia hanya tersenyum tanpa melihat ke arahku dan hanya memainkan kaleng minuman yang kuberikan.

"itu aman kok, ngga aku kasih apa apa dalemnya"

Mendengar perkataanku dan mungkin dia merasa tidak enak dia menjawab dengan sedikit kaget

"e-nga kok, cuman takut muncrat hehhehehe"

"eh? Muncrat? Kan kalo ngga di kocok dulu ga bakalan muncrat hehehhe"

"ihh... jorok"

"lho.. kok jorok? Kan bener... dikocok dulu baru bisa muncrat..."

"iyaa.. iya, yakin ni ga di apa apain minumannya?"

"ya elah ga percaya amat..."

"diapa apain juga ga papa sih... hehehehe"

Mendengar jawabannya aku hanya bisa menggaruk garuk kepala.

"lagi nunggu siapa?" tanya ku.

"temen... uda telat setengah jam tapi ga dateng - dateng"

"hummm sama.. aku malah uda hampir satu jam nungu disini"

"menunggu emang hal yang menyebalkan" katanya.

"hmmm.. setuju ngga setuju aku" jawabku dengan penuh misteri.

"kok bisa? Mana ada menunggu yang enak ?"

"uhmmm ada, nungguin temen yang ga dateng dateng sambil ngobrol ama cewe cantik"

"hahhahahahaha, gombal"

"Vani..." ucapnya diringi tegukan softdrink kalengan yang kuberi dan sodoran tangan.

"Frans..." jawab ku dengan menjulurkan tanggan kearahnya menyambut tangan halusnya.

Bbbrrruuhmmmm....

Kulihat sebuah mobil memasuki areal parkir.

"uhmmm... itu temenku uda dateng.. . bye mas, makasi minumnya"

"oke..." jawabku sambil terenyum.

Vani berjalan menghampiri mobil yang baru saja berhenti dan mematikan mesin itu, sedangakan aku mengambil jedah beberapa menit untuk melihatnya dari belakang dan menikmati keindahan yang dimiliki tubuhnya baru berjalanan menuju areal parkir untuk kembali menunggu Bagas.

Dalam perjalanna menuju areal parkir, terlihat ada empat orang didalam mobil yang dihampiri oleh vani, dua orang gadis keluar dari pintu belakang dan seorang lagi keluar dari pintu penumpang, pengemudinya?

"ah sialan" batinku.

"wasaap bro... sory telat" sapa Bagas, yap Bagas.

Bagas datang bersama tiga orang gadis gadis seksi dan cantik ditambah dengan Vani berarti ada empat gadis cantik yang akan menemani malam kami.

"girls... buy some snack dulu gih" kata Bagas pada empat gadis itu.

"duidnya?" kata seorang gadis berambut hitam sepinggang yang nampak memiliki buah dada paling besar diantara mereka berempat.

"nih..." jawab Bagas memberikan sebuah credit card.

"yang banyak, jangan sungkan sungkan ya" kataku kepada gadis itu.

"so pasti mas..." jawab gadis itu manja dengan kerlingan genitnya seraya meningalkan kami berdua.

"sapa aja tu bro?"

"temen kampus dulu"

"namanya?"

"yang barusan Mia, yang pake baju item itu Sisca, yang itu Devi. Kalo yang baju kuning ga kenal hahahahha, temennya Devi pokoknya" kata Bagas.

"Vani" jawabku.

"lha, lu kenal sob?"

"kenal dong... gw gt loch" canda ku diringi tawa kami berdua.

"eh, semuanya ayam?" tanya ku serius.

"ya... iya iya enggak si bro, mereka mau kalo lagi butuh duid aja ato kalo ga ya gara-gara ga kuat ngelihat tampang cusstomerna... kaya gw gini deh, hahahahha"

"diihhhh... pede benerr"

"btw ada rules yang perlu gw tau ga?" tanyaku semakin serius.

"uhm... palingan ga ada, emang mau hardcore Pak?" tanya Bagas dengan nada bercanda.

"idihh gila apa gw, kita kan pecinta sofcore palingan anal doang"

"hmm...hmmmm klo anal yang available Devi sama Mia aja, kalo Sisca belum brani katanya"

"Vani?" tanya ku singkat.

"nah.. itu yang gw ga tau... ntar deh lu coba tanya langsung "

"wah... ogah, tengsin gw masa baru kenal nanya gituan.. lu aja deh yang nanya "

Setelah keempat perempuan cantik itu selesai berbelanja kamipun bersiap berangkat menuju vila.

Dalam perjalanan ke vila, Mia yang duduk di bangku penumpang membuka sebuah botol minuman, samar samar mata elangku menangkap sebuah lambang yang tak asing, ah pasti Jack Daniel's. Dengan sigap Mia mengambil sebuah gelas kecil yang cukup tinggi untuk ukuran sloki. Sedikit bergoyang karena goncangan mobil Mia dengan lihai menuangkan tetes demi tetes minuman jahat itu kedalam sloki.

Tegukan pertama untuk sang driver, disusul aku, Devi, Vani, Sisca dan terakhir Mia. Putaran demi putaran telah terlewat hingga tetes terakhir dari botol itu berhasil meluncur mulus kedalam sloki. Kuperhatikan wajah ketiga perempuan di samping ku sudah ulai memerah dengan mata sedikit memicing tanda sebagian dari kesadaran mereka sudah dikuasai oleh minuman iblis ini.

Bukannya berhenti Sisca yang sudah sedikit sempoyongan duduknya menaikan kakinya keatas jok mobil dan mencondongkan badannya ke arah jok mobil paling belakang yang dijadikan 'bagasi' tempat menampung perbekalan kami selama di vila nanti.

"Jeng.. Jeng....." dengan wajah tak bersalah seperti anak kecil Sisca seolah memamerkan sebuah botol yang ada di tangannya.

"uhmm... red... red apa tuh babe?" tanya Devi dengan Mata sipitnya akibat air setan pemberian Mia.

"ini red label sayaang...." Jawabku ditambah pagutan singkat kearah bibir Devi.

"ihhh genit... aku kan malu" protes Devi tanpa perlawanan.

"iihh main sosor ajah" protes Sisca di samping kiriku.

"hmmmm mau juga? Sini sayaaaang... uhmmmpsss" ganti kulumat bibir basah Sisca dengan ganas.

Vani yang tampak sudah mabuk berat tidak bersuara sedikitpun,sesekali dia hanya melirik melihat kelakuan ku dan kedua temannya.

Mia? Ah aku baru sadar selama aku bermain bibir dan lidah dengan Devi dan Sisca, Mia juga tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Di sela sela bibirku melumat Devi mata elangku mencoba menerawang keberadaan Mia.

"Shit...." Batinku.

Kulihat Mia tengah sibuk menaik turunkan kepalanya di selah selah paha Bagas. Sayup sayup kudengar erangan erangan nikmat dari mulud Bagas.

"uhmm.... Uda beraksi ni" kata Sisca mengagetkan Mia.

"hahahaha, ini barang ga bole dianggurin" jawab Mia singkat dan melanjutkan oral sexnya.

"mas Frans mau?" tanya Devi.

"Do what ever you want babe" jawab ku.

"ok... uhmmmpss..uhmmmmss" jawab Devi diikuti lumatan lidah basahnya kedalam muludku.

Pelan tapi pasti sapuan lidah Devi sedikit demi sedikit turun kearah daguku, sedikit bermain main di leher kanan kiriku, hingga dia menarik kaos yang kupakai. Seperti bayi yang mendapat mainannya Devi melumat habis kedua putingku bergantian.

Sisca yang mulai terbawa suasana hanya bisa menggaruk garuk kepalanya diiringi gerakan kepalanya seakan mencari sesuatu.

"lha terus aku ngapain......" kata Sisca sedikit manja.

Sontak Devi menghentikan kegiatannya di pennis ku yang sudah tidak terlindung oleh sangkar emasnya.

"hmmm siniii sayaaang... kita saling berbagi pennis mas Frans yang WAOW banget ini" kata Devi.

"uhm.... Bole ya mas..." tanya Sisca kepada ku dengan tatapan sayu.

"lho... bole aja, siapa yang ngelarang. Hehehehhe"

"hahhahahahahha" tawa Bagas tiba tiba ikut menyeruak dalam diskusi kecil antara aku Sisca dan Devi.

"heh itu yang didepan nyupir aja ya ga perlu ikut ikutan liat liat kebelakang" goda ku.

"siaap juragan.... Lagian jalannan uda sepi ginihs... ssampe setan aja ga berani jalanhs sendirian" jawab Bagas dengan sedikit menahan erangan kenikmatan yang didapat dari Mia.

Tanpa menjawab Bagas aku sibuk melumat bibir Sisca dan meremas kedua bongkah payudaranya yang masih terbungkus rapi oleh kaos

"uhmmpp....uhmpppss...."

Puas bermain lidah dengan Sisca aku memberi kode agar Sisca naik keatas badanku dengan pennis tegak yang masih dilumat oleh Devi, aku dihadapkan oleh dua buah bongkahan bulat dengan ujung putting yang nampak coklat. Tak kuasa aku menahan tantangan didepanku aku langsung menghisap habis payudara sebelah kiri milik Sisca.

"aaahhhhhss.... Masssss... Enaaakkk maaasss...." racau Sisca.

Vani? Dalam keadaan menikmati suguhan daging kembar Sisca tiba tiba aku teringat Vani, kulihat kesebelah kiri, Vani sepertinya sudah tertidur akibat Jack Daniels dan sedikit Red Label tadi.

Kulihat Devi sibuk meloloskan celana yang di pakai Sisca, mungkin karena risih dengan gesekan gesekan jeans yang di pakai Sisca di rambutnya. Setelah SIsca berhasil Devi telanjangi, perhatian Devi sedikit terbagi antara pennisku dan bongkahan pantat serta vagina Sisca, secara bergantian Devi melumat pennisku dan vagina Sisca. Sesekali Devi menikmati lubang anus Sisca dari belakang dengan lidah liarnya.

"ungghhhsss...." Erang Sisca saat jari tengah Devi menyeruak masuk kedalam vaginanya yang sudah sangat basah.

"uhngsss... Dev, bole ya aku duluan..?" tanya Sisca.

"oke sayang..."

Dengan lembut Devi mengarahkan batang pennis ku kearah vagina Sisca.

"uhngss......" lenguh ku saat perlahan batang pennisku ditelan habis oleh vagina Sisca.

Tanpa membuang waktu, ditemani jalanan kota Batu yang lengang ku hujamkan pennisku kedalam vagina Sisca dengan tempo secepat cepatnya. Sehingga pennis dan vagina kami yang sedang beradu ilmu mengeluarkan bunyi khas yang menambah ke-erotisan inova yang Bagas kemudikan. Sepertinya Bagas dan Mia juga tak mau kalah, terdengar erangan erangan nikmat dari mulud bagas.

Devi? Devi yang suda duduk di sebalh kiriku menggantikan tempat duduk Sisca sudah melucuti semua pakiannya dan pakaian Vani juga yang masih tertidur pulas. Dengan rakus Devi melahap vagina Vani yang di tidurkan sehingga membuat pantat Devi menunging di sampingku. Dan dengan leluasa aku menancapkan jari manis dan jari tengahku kedalam vaginanya.

Seperti kesetanan kami ber enam berlomba lomba menggapai orgasme kami. Hentakan demi hentakan yang lebih kuat, dalam dan cepat. Gesekan gesekan jari jemari pada klitoris yang semakin cepat, dan hisapan hisapan Mia pada pennis Bagas yang makin menggila nampaknya membuat Bagas akan memuntahkan berjuta juta sel sperma kedalam mulud Mia.

"Arrgghhh....." erang bagas diiring suara dentuman benda keras.

Gelap...
Dimana ini.. .
Dimana yang lain...


Apa yang terjadi... a-aku tidak bisa merasakan kaki dan tanganku. K-kenapa ini !!

Seperti terbangun dari mimpi buruk tiba tiba aku membuka mata, pemandangan apa ini? Semua berserakan, pecahan kaca mobil dimana mana, kaki ku... aku tidak bisa menggerakan kakiku, ah sial... tanganku terjepit. Bahkan aku tak bisa berteriak.

Kulirik kekiri, terlihat tubuh Mia terkoyak oleh kaca depan mobil, Sisca? Aku tak menemukan siapa siapa lagi dalam sudut mataku.
Cahaya itupun datang hingga membuatku memejamkan mata.

Aku tersadar, dimana aku? Aku tidak bisa menolehkan kepalaku, yang kulihat hanya nyala lampu yang bergerak cepat hilang dan muncul.
Apa aku di rumah sakit? Apa aku sedang didorong melewati koridor rumah sakit? Apa yang terjadi?

Samar samar terdengar suara seseorang yang seperti berbicara kepadaku, kucoba mencari asal suara itu dengan kedua sisa tenaga mata elangku. Sosok itu, seperti perawat atau dokter kamar operasi yang ada di film film.

Kucoba bertanya namun suaraku tak bisa keluar. Kucoba sekuat tenaga untuk berbicara tapi suaraku tak muncul juga.

Pandanganku terhenti, tidak ada lagi lampu lampu yang hilang dan muncul lagi. Tapi, aku tau lampu ini. Ini adalah lampu kamar operasi. Sebuah lingkaran yang memiliki delapan mata didalamnya. Aku bisa mendengar berbagai peralatan medis yang sepertinya memenuhi ruangan ini, tapi... tapi kenapa aku tidak bisa mengeluarkan suara sama sekali.

Cukup lama aku mencoba menyadari dimana aku sekarang berada dan apa yang terjadi padaku sekarang. Kuputar kembali memori dalam kepalaku.
Aku ngat apa yang kami lakukan dama mobil, tapi aku tidak isa mengingat apa yang terjadi selanjutnya, hanya hitam dan gelap. Sepertinya Bagas menabrak sesuatu.

Angel... apa yang akan dipikirnya jika tau perbuatanku? Oh Tuhan, apa yang akan kulakukan.....
Dalam diam kumenemukan cahaya, sebuah cahaya putih. Apa ini yang dialami oleh orang orang yang akan meninggal? Jika aku menghampiri cahaya itu apa aku akan meninggal? Sejenak ku berpikir. Meskipun aku hidup, apa aku masih bisa menatap wajah cantik istriku? Tidak, lebih baik aku mati daripada melihat wajah kecewa istriku akan perbuatanku.

Perlahan ku dekati cahaya itu, terang.... Sangat terang.... Hingga membuat aku tidak bisa melihat apa apa.

Just close your eyes...

The sun is going down

You'll be alrigth...

No one can hurt you now

Come morning ligth

You and I'll be safe and sound.....


"H-halo..." suara serak khas orang yang terbangun tidurnya dan menjawab sbuah telpon.

"Selamat pagi bu, apa benar ibu anggota keluarga dari bapak Frans Verone?"

"B-benar pak, kenapa ya?"

"mohon maaf bu, pak Frans mengalami kecelakaan tadi malam dan beliau meninggal dunia di rumah sakit saat akan di lakukan operasi"

"A-pa pak?Bapak jangan bercanda ya. Ini dari mana!?"

"Saya dari kepolisian kota Batu bu, untuk lebih jelasnya mengenai kronologi kecelakaan ibu bisa datang ke rumah sakit Baptis tempat jenazah pak Frans di semayamkan"

Tak kuasa ku membendung air mata saat mendengar berita yang sangat mengejutkan ini, padahal baru semalam sahabatku Angel bercerita tentang mas Frans yang sudah mulai kembali seperti dulu, apa yang harus kukatakan kepada Angel?
Ya Tuhan bantu kami melewati ini.


"B-baik pak sebentar lagi saya kesana bersama istri mas Frans"

Ctit....

"Kenape buk... bangun tidur nangis...." Tanya Angel heran saat masuk kedalam kamar.

"m-mas Frans..."

"Ga!! Ga mungkin!!! Ini cuman mimpi!!!" seperti tau apa yang aku sampaikan Angel tiba tiba berteriak dan menangis.

Kucoba menenangkannya dan kami pun pergi ke rumahsakit tempat jenazah mas Frans di semayamkan.

Sesampainya kami di rumah sakit kami langsung mencari seorang anggota polisi yang bertugas menjaga jenazah mas Frans, kami pun dipersilahkan meilhat jenaza mas Frans yang sudah sedikit di bersihkan oleh pihak rumah sakit, seklias aku melihat ada jahitan panjang di leher mas Frans hingga ke bagian dada dan akupun meninggalkan Angel bersama mas Frans berdua.

"pak bagaimana kronologisnya?"

"menurut saksi mata, mobil yang di tumpangi melaju dengan kecepatan tinggi dan menabrak sebuah pohon di tepi jalan, keadaan korban sungguh mengenaskan. Hampir semua tidak berpakaian, kami juga menemukan beberapa botol minuman keras yang berserakan di tempat kejadian"

"berapa banyak pak korbanya?"

"total enam orang mbak, dua pria dan empat wanita. Tiga orang diantaranya tidak berbusana, sedangkan jenaza pak Frans ditemukan dalam keadaan tidak berbusana juga."

Ya Tuhan apa yang mas Frans lakukan....

"keadaan para korban juga sangat mengenaskan, beberapa bagian tubuh mereka terlepas, hanya mas Frans yang... maaf mbak, masih utuh"

"t-terima kasih pak, saya mohon kronologis ini jangan di bicarakan dengan istri almarhum, cukup saya aja yang tau."

"i-iya mbak, kebetulan saat kejadian kami sedang patroli didekat tkp jadi tidak ada media yang meliput"

"terima kasih banyak pak atas infonya" akupun meninggalkan pak polisi yang bernama Burhan itu menuju ke dalam kamar jenazah untuk menjemput Angel.

***
"kenapa mas?? Kenapa!!"

"kenapa disaat hubungan kita kembali seperti dulu mas Frans tega meninggalkan aku!!!"

Lututku seakan tak mampu menahan berat tubuhku, aku terjatuh, terlutut di bawah meja tempat suamiku berbaring. Kuingat akan mimpiku semalam, hampir sama. Semuanya seakan sudah pernah kulihat sebelumnya. Ruangan ini, rumah sakit ini. Kenapa Tuhan!!! Kenapa!!!!!

Pandanganku kabur...

gelap... semakin gelap...

Terdengar derap kaki dan teriakan memanggil namaku yang kian mendekat tapi kian tak terdengar olehku.

Gelap...


Aku terbangun......

Mimpi?

Aku bangkit dari tidurku...

"Tidaaaaakkkkk....!!!" Air mataku kembali meleleh di pipiku saat aku sadar ini adalah kamar rawat rumah sakit.

Dalam tangis ku merenung, mengingat pesan mas Frans dalam mimpiku semalam.

" Jaga Pemberian Terakhir Papa...."
[TAMAT]




:rose::rose::rose::rose::rose::rose:








Dibuang sayang....​


Sedikit narasi dari junior... berikut adalah tulisan junior yang sudah sedikit dirancang untuk ending yang karena kegalauan junior, junior ga jadi ngasih ending kayak ini... here we go....


Dibuang sayang....


Setelah Bagas datang bersama tiga perempuan sexy ditambah Vani yang cantik, kami berangkat menuju Vila. Atau tempat pemberhentian petualangan liarku yang terakhir. Karena aku sudah berjanji akan menyerahkan seluruh hidupku untuk Angel istriku tercinta.

Sesampainya di vila yang memiliki empat buah kamar tidur dan sebuah kolam renang di halaman belakang, kami memilih untuk melantunkan irama kencang dan menghentak khas club club malam. Dengan diringi putaran demi putaran minuman keras untuk sedikit menghangatkan badan, Devi Mia Sisca dan Vani mulai berjoget.

Aku dan Bagas menikmati gelas demi gelas minuman penghangat tubuh itu. Lama kelamaan karena faktor minuman yang mereka teguk, keempat gadis itu mulai sedikit beraksi. Mereka mulai melucuti satu persatu pakian teman mereka.

Damn.. live strip!!!

Alunan musik yang tiada henti membuat detak jantung seakan mengikuti irama musik, ditambah dengan sajian live strip dari keempat gadis imud nan cantik didepan mata membuat sedikit berontak pennisku.

Entah siapa yang memulai, keempat gadis itu mulai saling memagut, mulai saling meraba dan meremas.

"uhhnnggssss" erangan dan lenguhan lembut samar samar terdengar di antara suara bass dari musik house yang Bagas mainkan dari hand phonenya yang disambung ke portable speaker.

Seakan terpangil untuk bergabung aku bangkit berdiri dan ikut mendekap Devi dan Vani, sedikit bergoyang dan menggesek gesekan pennisku dari balik celana kepaha dalam Devi. Dengan penuh nafsu ku lumat bibir tipis Vani, sedikit berperang lidah dengan Vani hingga dia melepaskan kuluman lidahnya pada muludku dan mengambil sedikit nafas.

Tanpa menunggu lagi ku terkam leher jenjangnya dengan rakus dan sesekali mejilatinya. Devi yang sudah sedikit bernafsu mulai jonkok di depan pennisku dan memaksa pennisku keluar dari dalam peraduannya.

"ohhsss...." Lenguhku saat Devi melahap batang pennisku dengan rakus.

Sedikit lupa akan leher jenjang Vani kedua tanganku mencengkram kepala Devi agar bisa memainkan tempo kocokan muludnya pada pennisku. Vani yang sedikit sadar sudah tidak kubelai menyerangku dengan lidah beracunnya. Lidahnya mejelajahi centi demi centi bagian tubuhku. Kubantu dia dengan membuka kaosku agar dia bisa leluasa memainkan putting ku.

"masss... aku uda ga tahan.."

"pleasseee..... fuck me hard" kata Devi.

"as your wish babe"

Kuplorotkan celana jeans beserta celana dalamku yang menggantung di lututku. Devi sudah siap dengan posisi menunging di atas karpet yang menjadi lantai dansa kami.

"uhnggsss...." Lenguh Devi.

"enak?"

"do me..."

"enjoy..."

"aaaarghhhhhhssssssss" erang Devi saat pennisku menyeruak masuk menyentuh rahimnya.

Dengan tempo yang membabi buta ku genjot vagina basah Devi tanpa perasaan. Sedikit rasa sakit yang menemani berjuta juta kenikmatan yang ku rasakan, atau mungkin yang kami rasakan.

Baru lima menit aku menghujamkan pennis dengan sangat cepat dan menggila, vagina Devi sudah menyempit dan menyemburkan cairan orgasmenya.
"aahhnggsss..... geg-gelii masss" teriak Devi saat tak kuhentikan kocokan pennisku dalam vaginanya yang sedang menyemburkan cairan kepuasannya.
Tanpa memperdulikan Devi ku hujamkan pennisku makin cepat dan cepat, ini membuat tenagaku hampir habis sekaligus membuat Devi mencapai orgasmenya kembali.

Puas dengan dobel orgasmenya Devi menjatuhkan tubuhnya terlungkup di atas karpet. Meninggalkan batang pennisku yang mengkilap karena cairan orgasmenya.
Vani yang melihat Devi sudah kelelahan mengetipkan matanya padaku dan memberi kode untuk kluar dari lantai dansa ini.
Saat bangkit berdiri mata elangku menangkap dua sosok mahluk yang sedang menaik turunkan pinggulnya di atas tubuh Bagas. Nampaknya Mia yang terlebih dulu menghangatkan vaginanya dengan pennis Bagas, sedangkan Sisca sibuk menaik turunkan pingulnya di depan wajah Bagas.
Dengan genit Vani menarikku kedalam pelukannya.

"panas mas..."

Byurrr........

"what !! jam 2 pagi berenang? Di cuaca sedingin vaginna penghuni panti jompo?!!!" batinku.

"ga dingin?" tanyaku

"uhmmm... dingin klo sendirian" jawab Vani genit ditambah pilinan ibu jari dan telunjuknya di kedua putting mancung berwarna merah muda miliknya.

Byuuuurrrr.....

kolam renang ini cukup luas kira kira kedalaman tempat ku dan Vani berdiri sekarang 60cm. sebatas pinggangku.
Tanpa menunggu lagi ku dekap Vani dan melumat bibir tipisnya lagi. Tanpa perlu surat jalan kedua tanganku sudah hinggap di kedua buah dada Vani yang kenyal.

"uhngs......" lenguh Vani.

Dengan gerakan sensual aku memutar badan Vani tanpa melepaskan pagutan bibirku.

Dengan posisi aku ada dibelakangnya kedua tanganku semakin leluasa mencengram dan meremas meremas kedua buah dada vani. Begitu juga dengan vani, tangan kanan Vani leluasa mengocok pennisku di dalam air.

Dengan kocokan Vani yang semakin cepat, tangan kanan ku turun untuk menggapai vagina Vani.

"ohhhss....hnnnnggg..." erang Vani saat jari tengahku menekan klitorisnya.

Sedikit lama aku memainkan vagina dan klitoris Vani sampai jariku bisa membedakan antara air kolam dan cairan vagina Vani yang keluar begitu banyak.
Setelah memastikan batang pennisku sudah siap tempur, Vani sedikit menggeser tubuhnya tepat di depanku, dengan bersandar di dinding kolam kuangkat kedua kakinya hingga bisa mengunci pinggulku.

Dengan sedikit tenaga ku tekan pinggulku menusuk vaginanya dengan pennisku.

"ahhs..... gede masss"

"i-iyaa... Van... punyamu sereetttt..."

Ketika hampir seluruh batang pennisku berhasil masuk kedalam vagina Vani, kuhentikan sejenak penetrasi pennisku.

"sempit banget Van"

"hehehehehe, pennis mas Frans yang kegedean kali" jawab Vani.

"pelan pelan ya mas"

"iya sayang"

Dengan lembut kupompa sedikit demi sedikit vagina Vani. Dengan tempo yang beranjak naik riak riak air kolam mengeluarkan irama tersendiri mengiringi lenguhan, racauan dan hentakan pinggul kami berdua.

"ohhssss... massss"

"massss..... cepetttin masss...."

"V-vani mauuuuuuhhssss.. aahhhhsss..." kedua kaki Vani makin erat menguci pinggulku diringi tubuhnya yang seakan menegang pertanda dia telah mendapat orgasme pertamanya.

"hash...hash...." Deru nafas kami berdua memenuhi sudut kolam renang.

"ga dingin?" tanyaku.

"hehehehe dingin..."

"yuk masuk lagi" ajaku.

Didalam rupanya pertarungan antar anak manusia sudah berakhir dengan hasil semuanya tertidur di karpet karena kelelahan.
"ke kamar?" tanya ku.

"hm.... Iyah" jawab Vani manja.

Dalam perjalanan menuju kamar, aku membawa serta sebotol. Tepatnya setengah botol Red Label sebagai penghangat tubuh kami.
Setelah kami menghabiskan minuman penghangat tubuh kami, persetubuhanku dengan Vani dimulai. Hingga Vani sukses mencapai orgasme nya yang ke empat malam ini dan ditutup dengan orgasmeku yang menumpahkan seluruh spermaku dimulut imud Vani.

Suara riuh rendah air kolam membangunkan ku. Kulihat dari jendela kamar ternyata Bagas Mia Sisca dan Devi sedang berendam di kolam dengan diringi dentuman musik dari samping kolam. Akupun ikut dalam suasana berendam dini hari dan berpesta sex didalam kolam bersama sama.

Vani? Dia mungkin terlalu lelah untuk bangun.

Semalaman suntuk kami bergantian menumpahkan cairan orgasme kami satu sama lain. Hingga keesokan harinya kepalaku terasa berat dan pusing. Vani yang nampak sudah segar kembali memberiku sebuah minuman kaleng yang ampuh untuk menetralisir alkohol alkohol yang ku teguk semalaman. Hingga saat kami pulang Bagas masih bersenggama dengan sisca dan Devi bergantian. Bahkan di dalam mobilpun mereka masih bercinta layaknya tak ada hari esok. Sedangkan Vani yang selama perjalanan pulang menajdi co-driverku hanya senyum senyum manis dengan menggengam tangan kiriku diatas perseneling mobil.

****************

Setelah pesta sex, Frans dan Bagas terpisah jarak dan waktu. Frans sudah tidak lagi berpetualang, seluruh hidupnya hanya untuk istri tercintanya. Hingga Astrid yang sudah pulang dari liburannya mulai menjadi anak didik Frans di kantor.

"Pagi pak Frans...." Ucap seorang gadis lembut.

Sedikit terpana akan kecantikan gadis itu Frans dengan sedikit gugup menjawab sapa gadis itu.

"i-iya siang" dengan sopan Frans menjulurkan tangan kepada gadis itu.

"Astrid" ucap gadis itu lirih dengan sedikit usapan ibu jarinya di punggung tangan Frans ditambah senyuman genit Astrid.

"oh Tuhan... kuatkan iman ku!!"

[TAMAT]​

:rose::rose::rose::rose::rose::rose::rose::rose::rose::rose:







Credit :
Music
Arash Ft, Helena – Broken Angel (Winda Ringtones)
Safe Sound – Taylor Swift Ft. The Civil War ( Angel Ringtones)
My Sacrifice – Creed (Frans Ringtones)


Picture of character
Akun Real Ava @bella_***
Akun twiterr @girlstat****
Forum tercinta 96.30.41.93 (IGO)


Buat Tuhan YME yang sudah membantu terselesaikan sebuah karya yang jauh dari kata sempurna ini. Dan buat para pembaca setia yang selalu senan tiasa menunggu apdetan dari junior yang lama pake banget pake sumpah. Terima kasih :ampun:

penampakan karakter The Pursuit of Orgasm

http://i1357.photo*bucket.com/albums/q743/vondz89/1368203794_zps9c481238.jpg
[ANGEL VERONE]

http://i1357.photo*bucket.com/albums/q743/vondz89/1368204506_zps2f94a0fe.jpg
[WINDA]

http://i1357.photo*bucket.com/albums/q743/vondz89/1369583856_zps0c101535.jpg
[MIA]



http://i1357.photo*bucket.com/albums/q743/vondz89/1368204550_zpsf6269ef7.jpg
[SISCA]


http://i1357.photo*bucket.com/albums/q743/vondz89/304_zps860f1387.jpg
[DEVI]



http://i1357.photo*bucket.com/albums/q743/vondz89/1368953866_zps39c5eca5.jpg
[VANI]

untuk seluru char pria anggap saja agan pemerannya :D

oh... hampir aja lupa penampakan salah satu therapyst panti pijat yang dikunjungi Frans.

http://i1357.photo*bucket.com/albums/q743/vondz89/1368205448_zps40eba103.jpg
[CINDY]

:rose::rose::rose::rose::rose: demikian cerita bersambung perdana junior :rose::rose::rose::rose::rose:
 
Terakhir diubah:
reserved dulu :ngupil:

*mantap :jempol: kepanjen yak? :jempol:
ane inget kejadian itu :sendirian: :galau:
jadi inget apa yg ane alamin... :galau:
*jejak ditinggalkan :galau:
 
Terakhir diubah:
ngga pake :ngupil: dong !!!!
 
Ada beberapa typo tapi gak pa2 mungkin karena bahasa jempol :D
Itu nelponnya di dalem POM apa di luar?
Ini 30%nya yg mana ya? Apa pas mobilnya nubruk :D
Lagian supirnya strez di dalem lg pd maen malah belagak Need for Speed
 
Bimabet
Dah :baca: Sekilas :D :D

Aaaaaaaaaannnddd

~Tarraaaaaaaaaaa~​


:konak:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd