Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG The Nameless

Part 3



Dimasa sekarang, uang adalah sesuatu yang penting. Memang sih uang tak bisa dimakan, tapi dengan uang kita bisa beli makanan.

Raka yang tak memiliki uang, terpaksa harus bekerja. Selama beberapa hari ia jadi buruh kasar membatu warga.

Perjuangan yang tak begitu melelahkan pun berbuah hasil. Salah seorang warga yang ingin mengantarkan sayuran ke kota menawarkan diri memberi tumpangan tanpa perlu membayar.

"Terimakasih ya pak... Hati-hati di jalan"

Si pria yang mengantar membalasnya dengan lambaian tangan.

"Baiklah maomao, kita lanjutkan petualangan kita."

"Meow~"

"Tapi sebelum itu, kita makan dulu."

"Meoww~"

Setelah puluhan kali bertanya, sampailah keduanya di depan pintu pagar mewah yang tinggi menjulang.

"Apa ini benar alamatnya?"

"Meow meoww~"

"Masuk saja? Hei, aku bukan pencuri"

mengamati sekitarnya, Raka menemukan alat intercom yang tertanam di tembok gerbang. Ia laku memencet tombol yang ada disana. Beberapa saat berselang muncul wajah seorang wanita dilayar.

WoWw...

"Halo..."

Wanita itu mengernyitkan dahi ketika mendapati lawan bicaranya adalah seorang dengan pakaian kumel dan acak-acakan, layaknya gelandangan.

"Cari siapa?" Tanyanya ketus.

"Apakah benar ini rumah Irawan."

"Ya.."

"Apakah dia dirumah?"

"Tidak. Dan dia tak punya waktu untuk menemui orang sepertimu."

Intercom di ditutup. Raka kembali menekan tombol itu lagi.

"Apa lagi?" Jawabnya malas.

"Bisakah kau memberitahu Irawan jika ada yang datang menemuinya?"

"Heh, kamu pikir kamu siapa? apa kamu pantas bertemu dengannya? Ngaca!!

"..."
Interkom ditutup sebelah pihak. Raka menekan tombol itu lagi.

"Kau lagi.. sudah kubilang tuan Irawan tidak ada dirumah. Pergi sana..!"

"..."
Raka memencet lagi.

"Kau, berapa kali ku bilang, Pergi!! atau aku panggilkan petugas keamanan."

"..."
Raka memencet lagi.
Kali ini wajah wanita itu muncul dengan penuh kerutan.

"Dasar sialan. Apa kau tuli! Tuan irawan tidak ada dirumah!"

"..."

"Jangan pencet tombol itu lagi..! Apa kau pikir semua orang pengangguran sepertimu yang bisanya cuma minta-minta! Pergi sana! Kau membuang-buang waktuku saja."

"..."
Apa yang salah dengan wanita itu, kenapa dia marah-marah ga jelas. Aku kan hanya ingin dia menyampaikan pesanku saja, dasar gila. pikir Raka.

Raka kembali menekan tombol itu. Tapi kali ini layarnya tak menampilkan gambar apapun.

"..."
Ia kembali menakannya lagi berkali-kali.

"Hei apa yang kau lakukan!" Teriak seorang berpakaian hitam sambil mengacungkan tongkat satpam miliknya.

"Kabur..!"
Raka dan maomao berlari menjauhi kejarannya.

"Jangan lari, sini kau!"

Mereka berdua menambah kecepatan dan hilang di tikungan.

"Kemana perginya mereka, dasar sialan. Awas aja jika tertangkap!"

"Dari mana asalnya orang itu, bagaimana bisa dia sampai kesini tanpa melawai pos penjagaan."

"Kita akan menanyainya ketika dia sudah tertangkap."

Melihat satpam telah pergi, Raka dan si kucing turun dari pohon dan kembali ke gerbang rumah tadi.

"Sekarang apa yang akan kita lakukan maomao?"

"..."

"Maomao?"

Raka melihat kebawah dan mendapti maomao telah merebahkan tubuhnya.

"Ah, sudahlah."

Raka ikut duduk bersandar di tembok gerbang dekat dengan maomao.

Sebenarnya ia ingin pergi dari sini, mencari tempat lain dan kembali lagi ketika Irawan ada di rumah. Tapi uang yang ia punya sudah habis, ia juga tak mengenal kota ini.

"Huft..."
Ia menarik nafas panjang dan memejamkan mata.


////////////////////////////////////////////////////////


Sebuah mobil sedan mewah berhenti di depan taman kanak-kanak. Sang supir segera turun dan membukakan pintu penumpang. Keluarlah sesosok pria dengan setelan jas rapi.

"Daddy!"
Si gadis kecil segera mengahapirinya dan pria itu pun memeluknya.

"Gimana sekolahnya, senang?"

"Un.. Tadi bu guru ngajarin aku gambar!"

"Oh, ya coba tunjukin sama Daddy." Ucap pria itu sambil masuk kedalam mobil.

Si sopir menutup pintu dengan rapat lalu mulai memposisikan dirinya dibalik kemudi.

"Langsung kerumah."

"Baik tuan Irawan." Balas si sopir.

Mobil yang biasanya langsung menuju ke depan rumah kini tertahan di depan pintu gerbang.

"Ada apa?"

"Itu... ada orang disana"

Mengikutil arah yang ditunjuk si supir, Irawan mengalihkan pandangannya dan menemukan ada seorang yang bersandar di gerbang.

"..."

"Daddy, daddy, apa itu?" Ucap si gadis kecil yang melihat dari balik kaca.

"Bolehkah aku menyentuhnya? Dia terlihat imut."

"..."
Si sopir dan si bos terbengong.

"Coba kamu periksa." Kata Irawan pada sopirnya.

Si sopir membangunkan lelaki itu, lalu keduanya terlibat percakapan hingga akhirnya lelaki itu menyerahkan sesuatu kepada si sopir.

"Ini tuan..." Si sopir memberikan kepada bosnya.

"Apa ini? Surat?"

Irawan membuka surat itu dan membacanya.

Dia terlalu lama tinggal dihutan, tolong bantu dia memulai hidup yang baru. Dia juga butuh berinterkasi dengan remaja seumurannya, ikutkanlah dia dalam ujian masuk ke Universitas. Bila dia diterima, antar dia ke sebuah tempat, aku akan memberikan alamatnya nanti.
-Pak tua.

'Pak tua itu kelihatannya baik-baik saja.' Kata Irawan dalam hati sembari teringat dengan pria yang pernah menyelamatkannya.

"Oh. Oh, Daddy lihat, dia bergerak. Boleh ya aku pegang. ya, ya...?" Ucap si gadis kecil dengan mata berbinar.

"..."

///////////////////////////////////////////////////////////

Merasakan ada yang mendekat Raka tersadar, namun karena ia tak merasakan aura buruk yang mengancam. ia pun tetap memejamkan matanya dan ketika ditepuk, ia pura-pura terbangun dari tidurnya.

Pria berbaju hitam itu kemudian menanyainya beberapa pertanyaan dan Raka mengutarakan maksudnya kemari. Ia lalu memberikannya wasiat sang kakek.

Beberapa menit kumudian ia dipanggil ke dalam mobil.

"Lucu..."
Kata pertama yang ia dengar.

"Daddy, kucingnya lucu. Bolehkan aku pegang?"

Irawan menatap Raka seolah meminta persetujuannya. Ia tak bisa menolak permintaan gadis kesayangannya itu.

Raka mengangguk dan menyuruh maomao untuk tak melukai si gadis kecil.

"Boleh"

Si gadis segera memeluk maomao. "Oh, lembutnya.."

"Meow~" Maomao berusaha melepaskan diri, tapi tak bisa.

"Jadi siapa namamu?" Tanya Irawan.

"Raka."

"Apakah pak tua itu sehat?"

"Ya, dia sehat, aku tak yakin dia bisa sakit."

Mereka pun sampai kedepan rumah, seorang pelayan membukakan menyambut mereka.

Si gadis lalu meminta ijin kepada ayahnya untuk bermain mersama maomao dan snow (anjingnya)

"Ikuti aku" Kata Irawan.

Raka pun mengikutinya ke ruang kerja. Mereka duduk berhadapan. Irawan bertanya beberapa hal.

"Jadi kau belum pernah sekolah, sekolah dasar pun tidak?"

"Be-begitulah..." Jawabnya dengan malu.

"Astaga, apa yang dilakukan pak tua itu, dia membuat permintaan gila. Bagaimana bisa orang yang tak pernah sekolah bisa masuk Universitas."

"Aku cepat belajar."

"Ha?"

Irawan menarik nafas panjang. "Baiklah, aku akan mencarikanmu orang untuk mengajarimu. Jangan harap kau bisa bermalas-malasan."

"Aku siap."

"Tapi sebelumnya kita harus lakukan sesutu dengan penampilanmu. Kau seperti manusia goa"

"..."

Irawan lalu membawa Raka ke salah satu ruangan. Dalam perjalan tanpa sengaja Raka melihat wanita yang ada dalam layar.

"..."
Wanita itu menunduk.

"Oh..."

Raka menyeringai.

'Astaga, apa yang sudah aku katakan tadi, ternyata dia benar-benar mengenal tuan.' Wajah wanita itu jadi pucat.

Saat berpapasan, ia berhenti sejenak.

Wanita itu makin ketakutan.

"Apa kau mengenalnya?" Tanya Irawan.

Raka tidak ingin membuat seseorang dipecat hanya karena hal sepele. Terlebih lagi wanita itu hanya menjalankan tugasnya, walaupun sedikit kasar.

"Tidak, hanya wajahnya mirip dengan petani yang ku kenal"

"...."

Meraka lalu lanjut berjalan.

"Jadi, kenapa aku disini?"

Raka duduk di depan cermin besar, tubuhnya dari bagian leher ditutupi oleh selembar kain.

"Kau perlu di makeover."

Seorang pelayan kemudian melepas ikatan rambut Raka, menyemprotkan air, lalu menggunting rambutnya dengan cekatan.

"Daddy!"

Si gadis kecil datang diikuti oleh dua binatang. Ia lalu merajuk kepada sang ayah.

"Laper..."

Si gadis kecil melihat bayangan Raka di cermin, matanya tak berkedip, ia penasaran...

Si gadis kecil mendekati Raka,

"Apa kau prince charming?"

"..."




//////////////////////

Bersambung...

 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd