Update 10
Sesampainya aku dirumah, seperti biasa suasana terasa sepi. Tak ada suara seorangpun, karena hanya keluarga Kwehni yang tinggal disekitar sini dan sepertinya Rio masih tidur dikamarnya. Samar terdengar cekikikan, geraman maupun suara-suara lain dari para hantu yang sedang beraktivitas. Yang terdengar jelas hanya suara serangga kecil seperti jangkrik dan hewan nokturnal lainya.
Udara menjelang pagi disini sangat dingin, karna memang lokasinya yang berada didaerah perbukitan. Sambil menunggu pagi, aku memilih duduk diatas tembok setinggi setengah meter diteras rumah. Dari arah gerbang kulihat sesosok hantu menju kearahku, sempat ku kira kalau itu Tomi. Namun semakin dekat, semakin jelas itu bukan Tomi.
" permisi, numpang tanya... " ujarnya menyapaku sambil tersenyum, senyuman yang jauh dari kata manis malah cenderung menyeramkan.
" iyah... mau nanya apa? " jawabku ramah.
" aku kesini mencari Tomi, apa Tominya ada? " tanyanya terlihat sopan.
" biasanya sihh jam segini dia belum pulang, tapi coba kau lihat di aula belakang rumah ini. Kamu bisa kesana dengan melewati pinggir rumah " jawabku, menunjukan tempat tinggal para hantu.
" oh makasih kalo begitu, biar aku lihat sendiri kesanah " ucapnya tersenyum seram.
" iyah silahkan.. " jawabku tak lupa tersenyum. Senang rasanya kalo bertemu dengan hantu yang sopan, walaupun wajah mereka memang menakutkan.
Kemudian dia beranjak pergi menuju aula di halaman belakang, melewati jalan yang aku tunjukan tadi. Disaat bersamaan muncul Faruk berjalan didepanku, sambil sesekali menguap dia tanpa permisi berjalan melewatiku.
" stopp... Tunggu dulu... " teriaku, membuat Faruk dan sipocong yang belum pergi jauh melirik kearahku. Terlihat raut kebingungan diwajah mereka.
" apa aku salah jalan...? " tanya si pocong bingung.
" tidak.. Kau tidak salah jalan, tapi kucing ini baru saja dari aula. Lebih baik kita tanya dia dulu " jawabku.
" hmm gitu yah " ujarnya, sepertinya mengerti dengan ucapanku. Dia kembali melompat-lompat kearahku.
" Faruk.. apa kau lihat Tomi di aula belakang..? " tanyaku pada Faruk.
" tidak ada siapa-siapa di sana, barusan saat aku bangun tidur disana sudah sepi tak ada siapapun. Karena aku merasa takut sendirian, makanya aku pergi kesini " jawab Faruk.
" kau memang takut dengan apa? " tanyaku pada Faruk.
" apa kau takut hantu? kau sendiri kan hantu " lanjutku bingung akan tingkahnya.
" ahh... pokoknya aku takut.. " ujar Faruk.
" hoammm... sudah, aku mau tidur lagi. Lumayan masih ada waktu sebentar lagi " lanjut Faruk sambil sesekali menguap. Kemudian dia memanjat keatas pohon, lalu tidur di dahanya.
Aku hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku Faruk yang tidak pernah berubah.
" sepertinya Tomi masih belum pulang " ucapku pada si pocong.
" apakah masih lama pulangnya? " tanya si pocong.
" biasanya bentar lagi juga pulang " ujarku.
" kau tunggu saja, silahkan kalo mau duduk.. " lanjutku menawarkan si pocong untuk duduk disampingku.
" iyah makasih.. " ujar si pocong, ku balas dengan anggukan kepala. Kemudian si pocong duduk disebelahku.
" shhttthsh shhtjhhs jsjjskd, sjsdda sssmsm ssghhjt " si pocong bergumam sendiri namun tak jelas apa yang dia ucapkan.
Cukup lama dia bergumam sendiri seperti itu, sampai akhirnya aku memberanikan diri berbicara kepadanya.
" oh iyah.. kalo boleh tau, nama kamu siapa yah? " tanyaku pada si pocong.
Si pocong menoleh kearahku...
" namaku, Ivan Stalinkotnov " jawab si pocong, menyebutkan namanya.
" wihhh... namanya kaya orang Rusia yah. apa kamu ada turunan dari rusia atau yang lainya? " ujarku penasaran dengan nama uniknya.
" hahahahaha... " si pocong tertawa.
" aku gak ada turunan dari Rusia, aku asli dari indonesia " lanjut si pocong.
" terus kenapa namanya Stalinkotnov mirip orang Rusia gitu.. " tanyaku masih penasaran dengan namanya.
" ok aku kasih tau... " ucap si pocong.
" arti dari Stalinkotnov itu adalah berasal dari kata Sta yang berarti Stasion, Lin yang berarti Lintas dan Kot yang berarti kota. Itu menunjukan tempat aku lahir yaitu di Stasion Lintas Kota " lanjut si pocong menjelaskan arti dari namanya.
" wah.. begitu yah.. unik namanya hehe " ujarku tersenyum mendengar penjelasan si pocong.
" eh kan Stalinkotnov, terus itu Nov artinya apa? " tanyaku kembali belum puas dengan jawabanya.
" oh... kalo Nov artinya November, itu bulan kelahiranku " jawab si pocong.
" hmm bagus namanya hehe " ucapku.
" oh iyah, namaku Hiro Kwehni.. " lanjutku memperkenalkan diri.
" aku sudah tau kok, Tomi sering bercerita tentangmu dan keadan disini " ucap sipocong.
" oh begitu yah... " ujarku.
" aku permisi dulu yah mau masuk dulu kedalam rumah " lanjutku.
" oh iyah silahkan... " jawabnya mengangguk sambil tersenyum seram.
Kemudian aku masuk kedalam rumah, berjalan menuju arah dapur untuk memasak air panas. Air yang sudah matang aku campur dengan susu kental manis, nikmat rasanya di pagi hari yang dingin minum segelas air susu hangat. Sesaat aku melamun sendiri di dapur, teringat kembali dengan Hani. Rasanya aku ingin sekali cepat bertemu denganya, memastikan bagaimana keadaanya saat ini.
Kulihat jam sudah menunjukan pukul lima pagi. Aku lalu menuju kamar Rio untuk membangunkanya. Tak banyak percakapan yang terjadi saat aku membangunkan Rio, karena aku sedang malas berbicara. Yang aku ingin saat ini hanya kabar tentang Hani.
Setelah membangunkan Rio, aku menuju kamarku lalu masuk kedalam kamar mandi. Selesai mandi aku dan berpakaian seragam, aku kembali melamun memikirkan Hani.
" tok... tok... tok... " terdengar suara pintu kamarku diketuk.
" kak... Kaka gak bikin sarapan? " tanya Rio dari luar kamar.
" tidak.. kau masak saja mie instan, didapur masih banyak " jawabku.
" iya baik kak.. apa kaka mau aku bikinin juga? " tanya Rio lagi.
" ngga usah, aku sedang malas makan " jawabku.
tak terdengar lagi suara Rio diluar kamar, sepertinya dia sudah pergi ke dapur.
Pukul enam aku berangkat sekolah bersama Rio, aku tidak banyak bicara denganya. Rasanya pikiranku saat ini berada ditempat lain.
" apa kabar kamu, sayang? " tanyaku dalam hati.
Sesampainya dikelas, kulihat bangku yang biasa ditempati Hani masih terlihat kosong. sedikit terbayang tawa dan candanya disana. aku lalu duduk dibangku ku, jelas ada yang lain suasana kelas hari ini. Tanpa Hani disampingku.
" kau seperti tak semangat hari ini " tanya seorang hantu wanita yang tiba-tiba sudah muncul disampingku.
" ah tidak, aku biasa saja " jawabku.
" eh pacarmu kemana? biasanya dia selalu datang paling pagi. Dia selalu membersihkan mejamu setiap pagi " ucapnya.
" pantas mejaku selalu terlihat sangat bersih sejak duduk bersamanya " ujarku dalam hati.
" hihihi... biasanya kan mejamu selalu kotor tak pernah dibersihkan " ucapnya meledeku.
" hmmm sialan dia meledeku " ucapku dalam hati, sambil melirik tajam kearahnya.
" hhe jangan marah dong ganteng " ujarnya membuatku merinding.
" oh iyah, kau belum jawab kemana pacarmu tidak sekolah " tanyanya lagi.
" hmm dia sedang sakit.. " jawabku dingin.
" sakit apa? " tanyanya lagi menyelidik.
" pokoknya sakit..! Udah ah aku sedang malas bicara " jawabku.
aku lalu menyandarkan kepalaku diatas meja, dengan kedua tanganku menjadi bantalanya.
" hey... Hiro... " ucapnya memanggil.
tak kujawab panggilanya, dia tak juga mengerti kalo aku sedang malas bicara.
" Hiro... kamu tidur? " tanyanya lagi, membuatku menjadi kesal.
aku berbalik, sambil memarahinya..
" ganggu aja dasar sett.. " saat aku berbalik ternyata itu Mita, tak kuteruskan ucapanku.
" eh maaf aku ganggu yah " ucap Mita minta maaf, diwajahnya terlihat rasa bersalah atau mungkin rasa takut.
" ehhh engga kok, ada apa Mit? " ujarku sedikit salah tingkah, hampir saja aku tadi berkata buruk padanya.
" hihihihihi... " ku lihat si hantu tadi tertawa mengejeku, membuatku semakin kesal padanya.
" hmm kamu gapapa kan? " ucap Mita berbalik bertanya.
" aku lihat tadi kamu seperti bicara sendiri " lanjutnya.
" engga kok, gapapa " jawabku.
" eh gimana, kamu udah ada kabar kondisi Hani ? " lanjutku bertanya pada Mita kabar Hani.
Wajahnya terlihat sedikit sedih...
" aku belum tau kondisi Hani gimana, tapi kemarin sore Sinta langsung pergi kerumah Hani " jawab Mita.