Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

THE HIMAWAN FAMS

Selasa, 18 Januari 2021, 05:10
Kami menuruni tangga menuju ruang keluarga
" Atatatah.. Ngging bubu... Hkkng..." ucap Ajeng manja
" Iya sebentar ya.. Eh panggil dulu ateu nahnya..." jawabku
Ajeng mengangguk senang..
" Naaah... Nininih uuu... Ngging.... Mmmm." celoteh Ajeng
" Hahaha.. Anak ayaah.. Mwh.. Mmmwh.. Mmmmwh... Si pintar.. Si cantik si lucu.. Mmmwh..." ucap istriku sambil menciumi Ajeng gemas
" Mmmwh.. Suamiku.. Sayangku.. Cintaku.. Hmmmh.. Gemes gemesh.." istriku menciumi sambil mencubit mesra pipiku
" Mana de Ajengnya yaaa..." ucap Nenah
" Naaah... Ninih uuu.." ucap Ajeng memanggil Nenah.
" Uuuh... Hknnng... " Ajeng menoleh kanan kiri mencari Nenah
" Baa... Adaaa..." ucap Nenah yang muncul dari balik sofa
" Haaaaw.. Hahahaha... Naah.. Nggong uuu.." celoteh Ajeng riang
" Ayoo.. Ajeng mau mimi susu ateu.. Mau mimi susu.. " jawab Nenah sambil mengambil Ajeng dari gendonganku
" Nah.. Jadwal imunisasi Ajeng kapan ?" tanya istriku
" Minggu depan bun. Kalo liat di buku catatan dari dr. Anna mah..." jawab Nenah
" OK... Jangan lupa ingetin ya.. " ucap istriku
" Iya bun.. Eh bun.. Susu de Ajeng tinggal 1 kaleng da. Harus beli lagi.." ucap Nenah.
" Buat berapa hari 1 kaleng teh? " tanyaku
" Eummmh.. 1 mingguan lah yah.. Tergantung selera de Ajeng juga. Kemaren kemaren mah emang sedang lahap nyusu. Kemarin siang emamnya lahap.." jawab Sari memperinci
" Ooo.. Iya atuh.. Disiapin aja ya say daftarnya.." pinta istriku.
" Siap Bun..." jawab Nenah dan Sari kompak
Seperti biasa istriku mempersiapkan sarapan untuk kami
" Sarapan sandwich aja ya yah..?" tanya istriku
" Iya bun.. Boleh.. Boleh..." jawabku semangat
Saat mempersiapkan sandwich, Vilda keluar dari kamarnya.
" Daag ayaah... Bundaa.. " ucapnya ceria
" Daag schaat.. Hmm.. Semangat banget jawabku sambil menikmati kopi
" Hmm.. Ngga tau tuh yah... Pokonya udah siap segalanya " jawab Vilda sambil memelukku. Kukecup keningnya sebagai tanda sayang.
" Bundaa.. " ucapnya manja
" Mmmwh... Cantiknya bunda.. Mmwh.. Boneka wantik.. Mmwh.. Mau sandwich apa? " tanya istriku setelah menciumi Vilda
" Mau kaya ayah aja. Biar ngga repot bunda bikinnya.." jawab Vilda sambil menyiapkan teh manis.
" Gulanya make punya si Nong Vil. " ucap istriku
" Iya bun.." jawabnya
Rani keluar dari kamar sambil cemberut.
" Sini nong.." panggil istriku
Rani menghampiri istriku
" Kenapa cemberut sayangnya teteh..?" tanya istriku
" BH aku putus..." jawabnya pelan
" Ya Allah.. Kan masih ada yang lain sayangkuu.. Mmmwh.. Mmmwh.. Mmmwh.." ucap istriku sambil menciuminya.
" Iya da ini mau dibuang.. Emang udah lama.." ucapnya
" Hati hati buangnya.." ucapku
Rani melangkah dan membuang bh nya yang putus dengan teliti. Lalu ia kembali ke meja makan dan memelukku manja.
" Kamu mau sandwich ngga? "tanyaku
" Mau... Tapi isiannya kaya yang waktu abang bikin... Make.spicy crab..." pintanya manja
Istriku mengangguk sambil tersenyum.
Selesai membuat sandwich untuk kami ia.memeriksa Cici.
Terdengar sedikit obrolan ceria diantara mereka yang diwarnai tawa
Lalu mereka keluar kamar.
" Ayah.. Si Cici pumya fans sekarang mah. Kata mereka pengen meet and greet.. Hahaha.." ucap istriku ditingkahi tawa ibu dan anaknya
" Hahaha.. Iya coba wa.. Nanti takut malah kaya si Bowo tiktok.. Hahaha.." jawab Cici
Aku tertawa mendengar ucapan Cici.
" Hmm.. Bunda, Nong, Vilda dan Cici. Kalian sekarang mulai pumya fans. Kehidupan kalian diluaran nanti ngga akan terlepas dari sorotan mereka. Bahkan ngga jarang ada fans yang fanatik dan agak agak freak.. Ayah minta kalian bisa bijak bersikap dan jaga perilaku. Bukan apa apa. Fans buat kalian adalah pasar terkuat. Dan buat endorser merupakan peluang emas. Jadi kalo bisa simbiosis mutualis antar kalian, fans dan produsen, ini akan jadi peluang yang menguntungkan. Tapi juga ayah minta, buat yang kerja tetap utamakan pekerjaan, buat yang sekolah tetap pentingkan pelajarannya.." ucapku mengingatkan
" Iya ayah.. Iih.. Ayaah.. Makasih udah diingetin..." ucap istriku sambil memelukku diikuti ketiga gadis kami.
Ucapan yang kusampaikan kepada mereka direkam oleh Dinar.
" Pak.. Boleh ngga saya upload ke medsos. Ucapan bapak penting banget buat banyak orang banyak..." ucap Dinar
Aku mengangguk sambil tersenyum.
Lalu, seperti biasa, kami.sarapan bersama
" Gua pen makan nasi ah hun.. " ucap Budi lalu melangkah ke.dapur dan membuka kulkas disana.
" YESSS.. Sate masih ada.. Sedaap.." ucap Budi. Lalu ia membawa ke kitchen dan menghangatkan sate itu di oven microwave.
" Gua bagi ya cuy.." pintaku
Budi mengangguk
Tak lama kemudian aku dan Budi menikmati nasi dan sate maranggi.
Rani dan Cici meminta disuapi olehku. Yang kulayani dengan bahagia.
Selesai sarapan mereka berempat kembali take action menggunakan kosmetik endorse.
Dan seperti biasa Dinar akan melakukan editing dikantor agar leluasa.
Akhirnya kami harus berangkat ke kantor.
Saat akan ke mobil Cici sempat panik..
" Waikiii.. Laptop Cici ngga ada..." ucapnya menahan tangis
Aku sempat kaget tapi..
" Cicii.. Kan sedang diupgrade dikantor.. Sama Haryo..." jawab Rani
" Oh iyah.. Aa Cici lupa." rengeknya
Aku tertawa melihatnya
" Yaudah ayo berangkat..." ajakku
Lalu Cici menggandeng lenganku.

Selasa, 18 Januari 2021, 07:42
Kami tiba dikantor. Pegawai kami masih punya waktu luang selama 18 menit kedepan. Ada yang mempersiapkan pekerjaan, ada yang memeriksa perlengkapan bahkan ada yang sedang nyeduh kopi.
Istriku memperhatikan beberapa karyawati yang ada dikantor. Sambil sesekali menyapa mereka. Berbagai polah mereka, ada yang girang disapa istriku, ada yang gugup planga plongo, dan ada pula yang menjawab penuh kesiapan.
" Waiki.. Wantik pulang dari Singapore kapan? " tanya Cici
" Ngga tau nak. Itu juga kan sempat ada bahasan mau langsung ke negara lain.." jawabku
" Ooh.. " jawabnya
" Emang kenapa nak? " tanya istriku
" Kangen.." jawabnya dengan raut sedih.
" Ooh.. Yasudah.. Nanti sebelum jam makan siang kita video call sama wantik ya..." ajakku
Cici mengangguk. Lalu ia menuju ruangan IT dan mendapati tantenya sedang asyik memeriksa laporan.
Selesai memeriksa laporan Rani melihat keponakannya sedang bersedih. Ia melangkah kearah Cici dan memeluknya.
" Temenin ateu meriksa ke workshop yu " ajak Rani
" Hayu.. " jawab Cici singkat
Tak lama kemudian keduanya asyik ngobrol sambil berjalan menuju workshop IT di lantai 1.
" Pagi bu Rani... Mbak Cici.." sapa Venna
" Hai.. Pagii.. " jawab Rani sambil membelai bahu Venna
Kedua gadis itu melanjutkan langkah mereka.
" Heiii.. Mau kemana?? " tanya istriku
" Meriksa kerjaan di workshop teh.." jawab Rani
" Ooh.. Kalo mau kemana mana ngasih tau yaa.." ucap istriku
" Iya wapit..." jawab Cici
Lalu mereka melanjutkan langkah menuju workshop. Diperjalanan sekelompok pekerja menggoda mereka
" Suitt.. Suitt... Cewek.. Boleh dong minta no wa nya.." ucap Nurdin seorang pekerja Las
" Ntar saya ajak makan seblak di warung bang Jedow..." sambung Ratno..
Kedua gadis iitu hanya tersenyum sambil lalu.
" Mentang mentang cantik. Susah bener ditanya no wa aja..." omel Nurdin
" Haryo. Laptopnya Cici beres belum? " tanya Rani
" Udah bu.. Udah beres. Ada di meja saya..." jawab Haryo
" Ooh.. Ya sudah ngga apa apa. Nanti aja..." sambung Rani.
Lalu mereka terlibat percakapan soal pekerjaan dan progressnya.
" Pengumuman... Diberitahukan kepada seluruh staff dan personil PT Enggan Bersahaja, bahwa hari ini dilaksanakan jamuan makan siang bersama. Untuk itu diharapkan agar semua bisa hadir pada jam 11:45 di Lobby utama. Demikian atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih." Suara Tresna menyampaikan pengumuman.
Rani melihat jam tangannya. Sudah menunjukkan jam 11.
" Cici.. Yu..." ajak Rani
Haryo ikut mendampingi karena ia akan melaporkan hasil pekerjaaannya. Sekaligus menyerahkan kepada Rani
Saat melewati kelompoknya Ratno dan Nurdin. Kembali Rani dan Cici digoda dengan cara yang kurang sopan.
Haryo berhenti sejenak dan berbicara dengan mereka. Nurdin terlihat agak emosi. Tapi kawannya menahan dan membawanya pergi.
Lalu Haryo menyusul Rani dan Cici. Sesampai diruangan ia menjelaskan apa saja penggantian yang dilakukan pada laptop Cici. Dan sekaligus memberi kesempatan kepada.Cici untuk mencoba laptopnya
" Ateeeuuu.. Kereenn.. Bootingnya ngga lama.. Hehehe.. Makasih ya Om Haryo.." ucap Cici.
" Heeey.. Kalian dicariin sama Wapit..." ucap Dinda.
" Iya bentar sedang meriksa laptop dulu..." jawab Rani dan Cici.
Setelah mengucapkan terima kasih, keduanya kembali ke ruanganku.
" Laptopnya bereees.. " Ucap Cici gembira.
" Hmm.. Udaah.." tanyaku
" Udah dong waa..." jawab Cici
" Hayu kita test food tea.." ajak Terry dan Kania
" Siaap.." jawab kami

Selasa, 18 Januari 2021, 11:47
Kami sampai di Lobby tempat dilaksanakannya test food. Setelah berbincang sejenak dengan pihak catering, diputuskan bahwa jamuan makan siang akan dilaksanakan setelah shalat dzuhur.
Sambil menunggu waktu dzuhur. Pihak catering mempersilahkan kami menikmati Welcome drink berupa iced honey lemon tea. Minuman favorit Cici.
" Maaf pak... Bu.. Ada tamu dari shampoo Pantune.. Katanya sudah ada appointment dengan bu Yasna." Ucap seorang Satpam
" Oh.. Iya pak Sopyan. Bawa kesini aja.. Sama sekalian kalo ada dari Shampoo Extremee dan Humairoh Collection " jawab Yasna
" Siap Bu.." jawab Sopyan
Tak lama tamu untuk Yasna sudah tiba. Dan disusul kumandang adzan dzuhur hang memanggil kami. Kami menuju musholla untuk melaksanakan shalat dzuhur berjamaah.
" Bang.. Dimsum cekernya kaya yang enak ya..." ucap Dinda
" Iya... Merah segerr.." jawabku
Obrolan terhenti karena kami sudah memasuki musholla. Setelah berwudhu kami melaksanakan dzuhur berjamaah dan diikuti dengan dzikir.
Tepat jam 12:15 Dzuhur berjamaah seleaai dilaksanakan dan semua karyawan di arahkan ke Lobby.
Rani menghampiriku dan istriku. Ia mencium tanganku.
" Mmmwh.. Jadilah si bungsu yang sholehah ya nong.." pintaku sambil mengecup pipi dan keningnya
" Mmmwh.. Kemanjaanku... Mmmwh.. Kesayanganku.. Mwh.. Bungsuku.." ucap istriku.
" Anak uwaa..." ucapku sambil memeluk.Cici
" Makasih buat semuanya ya wa.." ucap Cici
Aku mengangguk sambil tersenyum. Lalu Cici memeluk istriku.
" Anak gadis uwa.. Mmmmwh.. Sayangku.. Mmmmwh.. Si cerdas..." ucap istriku
" Ayah..." ucap Vilda sambil memelukku
" Jangan goreng adat. Jaga nama baik keluarga kita ya Vil.." ucapku sambil mendekap Vilda penuh sayang
" Iya yah.. Bundaaa.." ucap Vilda sambil memeluk istriku. Kecupan bertubi dan ungkapan sayang meluncur dari hati istriku.
" Buset itu siapa yang melukin cewek tadi..? " tanya Nurdin kepada Ratno
" Kalo liat wajahnya mirip banget. Kayanya adik kakak..." jawab Ratno
Kami melanjutkan langkah menuju Lobby.
" Nah mbak Diandra. Mangga silahkan kita mulai." ucap Kania
Lalu Diandra memperkenalkan diri dan menjelaskan menu yang disajikan siang ini.
" Baik pak dan bu Dicky juga pak dan bu Budi. Dipersilahkan untuk menikmati sajian menu kami..." ucap Diandra
Aku mengawali dengan mengambil Chicken Curry dengan Roti pita. Keharuman kari ayamnya benar benar menggoda. Istriku memilih menu yang sama
Aku mulai memyuap roti pita yang telah dicelupkan kedalan kari.
" Hmmm.. Enak.. Beneran enak.." ucapku
" A bang... " pinta Rani
Aku menyuapi Rani dengan Roti pita
" Hmm.. Mantap.. Mantap." Ucapnya sambil mengunyah..
" Cici.. A.. " ucap istriku sambil menyuapi Cici
" Enak wa.." ucapnya
" Nah mbak mbak. Itu pak Dicky pimpinan kami. Dan yang sedang disuapi itu adik bungsu bu Fitri. Namanya bu Rani. Dia Chief IT department kami... Sementara yang memakai kemeja biru muda itu bu Fitri, dan hadis itu kemenakannya mereka.." ucap Yasna
" Hmm.. Keliatan penuh kasih sayang banget ya pasangan ini.." ucap Temy
Yasna memperkenalkan anggota keluarga yang lain dan mengajak para endorser untuk bergabung.
Suasana makan siang makin hangat dengan obrolan ringan dan candaan.
" Cici nak.. Sayangku.. A dulu nak.. Ini terakhir nak.. Terakhir.." bujuk istriku
" Tapi abis ini Cici mau dimsum ceker sama baozi ya wa.." pinta Cici
" Boleeh... Tapi ini habisin dulu.. A.." jawab istriku sambil membujuk Cici yang lantas menerima suapan terakhir roti pita dan kari.
" Mmm.. Belepotan makannya.." ucap istriku sambil melap bibir Rani.
" Enak ngga dimsum cekernya? " tanya istriku
" Beugh.. Enak banget bun.." jawabku
" Mau wa.." ucap Cici
Kusuapi Cici dengan penuh sayang.
" Mm.. Kurang aroma wijennya.." kritik Cici yang kebetulan didengar Diandra
" Eumh.. Kurang aroma wijennya ya mbak.." tanya Diandra
" E.. Eh.. Maaf mbak Diandra. Kemenakan saya ngasih kritik.. Hehehe.. " ucap istriku
" Ibu ngga apa apa bu... Biar jadi bahan pertimbangan kami.." jawab Diandra
" Iya.. Kebetulan mamanya dia asli dari Hongkong. Jadi yaa.. Oriental food lidahnya banget.." ucap istriku
Lalu mereka terlibat obrolan sambil istriku menyuapi Cici dengan dimsum dan bhaozi alias bakpau.
" Hmm.. Manja banget ke uwa ya.." ucap Diandra sambil membelai pipi Cici
Sementara Rani masih menikmati hidangan yang tersaji tanpa memegang piringnya.
" Buat Johan sama pras udah? " ucapku mengingatkan
" Udah tadi dikirim ke rumah.." jawab Terry
Acara makan pun terus berlangsung hingga hidangan nyaris tak bersisa.
Akhirnya acara santap siang selesai dan kami merehatkan perut kami sejenak sambil mengobrol.
" Pak.. Itu boss besar bukan? " tanya Nurdin kepada Yatimin sambil menunjuk ke arah diriku
" Iya.. Itu adik bungsunya.. Nah yang disana bu Fitri sama anak gadisnya kalo ngga salah.. Kenapa din..?" tanya Yatimin
" Mampus gua.. Pantesan aja anak IT tadi marah.." ucap Nurdin lemas. Sementara wajah Ratno memucat
Opik menghampiri mereka...
" Kebiasaan buruk kalian jadi masalah. Saya dapet komplen dari departemen IT. Mereka melaporkan bahwa kalian bersikap tidak sopan kepada bu Rani Kepala departemen IT dan mbak Cici putri dari pak Dicky. " ucap Opik pelan dan tajam
" I.. Iya pak.. Saya ngga tahu siapa merwka soalnya..." jawab Nurdin
" Tahu ataupun tidak, tata krama tetap harus dipakai. Bukan sok.jago kaya gitu.. Kalian masih mau kerja sama saya nggak? Masih. Isa ngehargain saya ngga? " tanya Opik
" Mau pak.. Saya mohon jangan pecat kami pak.." ucap Ratno memohon
" Kita kesana dan kalian minta maaf ke bu Rani dan mbak Cici sekarang...!" perintah Opik tegas
" Baik pak..." jawab mereka
Lalu mereka menghampiriku
" Siang pak.." ucap.Opik
" Eh pik.. Hmm.. Ada apa ?" tanyaku
" Ini pak. Opik ada.perlu sama bu Rani dan mbak Cici..." jawab Opik
" Ooh.. Silahkan.." jawabku santai
" Siang bu... Maaf bu ada waktu nggak? " tanya Opik
" Oooh.. Iya kenapa pak.." tanya Rani saat melihat Nurdin dan Ratno yang tadi menggoda mereka.
" Kalian bicara sekarang! " ucap Opik
" Baik pak... Bu kami minta maaf sama ibu dan mbak karena tadi sikap kami kurang ajar ke ibu dan mbak.." ucap Ratno
".Hmm.. " ucapku saat mendengar ucapan Ratno.
Lalu Rani mengkuliahi mereka tentang tata krama dan etika sebentar. Nurdin dan Ratno tertunduk lesu dan malu.
Aku angkat bicara untuk menengahi.
" Bukan karena Rani adik bungsu saya.. Juga bukan karena Cici anak saya.. Tapi ini karena sikap. Andaikan ini terjadi ke keluarga kamu, pasti kamu akan marah mas. Nah... Saya minta mulai saat ini dan seterusnya kalian bisa memperbaiki diri ya.." ucapku kepada Ratno dan Nurdin.
" Baik pak.." jawab mereka
" Sebelum pulang kalian tanda tangan SP." ucap Opik
" Hmm.. Ngga usah dulu pik.. Kayanya kita kasih sanksi yang lain aja. " pintaku
" Udah gini aja.. Kalian berdua kena hukuman bantuin yang piket buat bersihin dan nyiapin musholla selama seminggu sama tempat wudhunya. Kelewat sehari berarti mulai lagi dari nol. Kecuali ada halangan yang ngga bisa ditinggal.." ucap Budi
" Baik pak.. Kami akan laksanakan..." jawab Nurdin
" Ya sudah. Kembali gabung sama yang lain. Ingat jaga tata krama.. Dan saling hargai ya mas.." ucap istriku lembut berwibawa
" Baik bu.. Terima kasih pak.. Bu.. Kami mohon diri dulu.." ucap Nurdin
" Iya.." jawab kami
Lalu kegiatan berlanjut dengan endorsement. Pihak Pantune dan Extremee sama sama sama ingin mengendorse istriku, Rani, Vilda dan Cici.
" Gini. Maaf banget saya ikut campur. Kalo sama sama kukuh. Ngga akan ketemu solusinya. Nah ini tawaran saya : istri saya dan anak saya plus Yasmin dan Yasna untuk shampo Pantune. Kenapa ? Karena kalian punya produk hijab. Nah Extremee saya tawarkan Terry, Vilda Rani dan Kania. Sementara untuk Humairoh ngga ada masalah. Kenapa saya menawarkan solusi seperti ini. Karena saya ngga mau karena endorse keluarga saya, kalian jadi saling menjatuhkan. Itu ngga etis dimata saya.. Dan saya ingin walaupun beda produk dan ada kompetisi, jalinan silaturahmi tetap harus ada. Dan akan saya masukkan kedalam klausul kontrak." ucapku
" Baik pak. Saya mewakili Extremee setuju dengan penawaran bapak. " Jawab Angela.
" Ngga nyangka dapet solusi juga.. Baik saya sepaham dengan mbak Angela. Mbak maafin ya saya sempat ngotot.. " ucap Temy sambil memegang lengan Angela
" Ya sudah ngga apa apa mbak Temy.." jawab Angela sambil tersenyum danbalas menepuk lwmbut tangan Temy
" Baoak sendiri kalau keramas pake shampo apa pak? " tanya Temy
" Make shampo mobil...." jawab Budi seenaknya
" Lho....???" reaksi ketiga endorser
" Ih abang gua mah ajaib..." jawab Budi seenaknya
" Nah sekarang silahkan diatur masalah selanjutnya. Biar bisa beres semuanya. Saya pamit dulu karena ada yang harus saya selesaikan " ucapku sambil memiting Budi untuk pergi.
Tawa mereka terdengar cukup panjang..
Lalu merekapun terlibat diskusi soal kontrak.
Akhirnya kontrak dengan ketiga endorser ditanda tangani.
Dan produk shampoo dari kedua produsen langsung diterima saat itu juga. Sementara dari Humairoh Collection sistemnya berupa Foto Shoot produk mereka. Dan dilakukan hanya pada hari libur Atau pada special event.
Aku setuju dan bisa menerima keputusan ini tanpa protes lagi.
Semua kegiatan berjalan normal. Hingga tak terasa waktu pulang kerja pun tiba.
" Ayo kita pulang." ajakku kepada istriku
" Hmm.. Ayah... Makasih buat segalanya.." ucap istriku
" Ayah yang seharusnya berterina kasih sama bunda..." jawabku sambil memeluknya
Dan kamipun melangkah menuju kendaraan yang akan membawa kami pulang....
 
Terakhir diubah:
Selasa, 18 Januari 2021, 05:10
Kami menuruni tangga menuju ruang keluarga
" Atatatah.. Ngging bubu... Hkkng..." ucap Ajeng manja
" Iya sebentar ya.. Eh panggil dulu ateu nahnya..." jawabku
Ajeng mengangguk senang..
" Naaah... Nininih uuu... Ngging.... Mmmm." celoteh Ajeng
" Hahaha.. Anak ayaah.. Mwh.. Mmmwh.. Mmmmwh... Si pintar.. Si cantik si lucu.. Mmmwh..." ucap istriku sambil menciumi Ajeng gemas
" Mmmwh.. Suamiku.. Sayangku.. Cintaku.. Hmmmh.. Gemes gemesh.." isteiku menciumi sambil mencubit mesra pipiku
" Mana de Ajengnya yaaa..." ucap Nenah
" Naaah... Ninih uuu.." ucap Ajeng memanggil Nenah.
" Uuuh... Hknnng... " Ajeng menoleh kanan kiri mencari Nenah
" Baa... Adaaa..." ucap Nenah yang muncul dari balik sofa
" Haaaaw.. Hahahaha... Naah.. Nggong uuu.." celoteh Ajeng riang
" Ayoo.. Ajeng mau susu ateu.. Mau susu.. " jawab Nenah sambil mengambil Ajeng dari gendonganku
" Nah.. Jadwal imunisasi Ajeng kapan ?" tanya istriku
" Minggu depan bun. Kalo liat di buku catatan dari dr. Anna mah..." jawab Nenah
" OK... Jangan lupa ingetin ya.. " ucap istriku
" Iya bun.. Eh bun.. Susu de Ajeng tinggal 1 kaleng da. Harus beli lagi.." ucap Nenah.
" Buat berapa hari 1 kaleng teh? " tanyaku
" Eummmh.. 1 mingguan lah yah.. Tergantung selera de Ajeng juga. Kemaren kemaren mah emang sedang lahap nyusu. Kemarin siang emamnya lahap.." jawab Sari memperinci
" Ooo.. Iya atuh.. Disiapin aja ya say daftarnya.." pinta istriku.
" Siap Bun..." jawab Nenah dan Sari kompak
Seperti biasa istriku mempersiapkan sarapan untuk kami
" Sarapan sandwich aja ya yah..?" tanya istriku
" Iya bun.. Boleh.. Boleh..." jawabku semangat
Saat mempersiapkan sandwich, Vilda keluar dari kamarnya.
" Daag ayaah... Bundaa.. " ucapnya ceria
" Daag schaat.. Hmm.. Semangat banget jawabku sambil menikmati kopi
" Hmm.. Ngga tau tuh yah... Pokonya udah siap segalanya " jawab Vilda sambil memelukku. Kukecup keningnya sebagai tanda sayang.
" Bundaa.. " ucapnya manja
" Mmmwh... Cantiknya bunda.. Mmwh.. Boneka wantik.. Mmwh.. Mau sandwich apa? " tanya istriku setelah menciumi Vilda
" Mau kaya ayah aja. Biar ngga repot bunda bikinnya.." jawab Vilda sambil menyiapkan teh manis.
" Gulanya make punya si Nong Vil. " ucap istriku
" Iya bun.." jawabnya
Rani keluar dari kamar sambil cemberut.
" Sini nong.." panggil istriku
Rani menghampiri istriku
" Kenapa cemberut sayangnya teteh..?" tanya istriku
" BH aku putus..." jawabnya pelan
" Ya Allah.. Kan masih ada yamg lain.sayangkuu.. Mmmwh.. Mmmwh.. Mmmwh.." ucap istriku sambil menciuminya.
" Iya da ini mau dibuang.. Emang udah lama.." ucapnya
" Hati hati buangnya.." ucapku
Rani melangkah dan membuang bh nya yang putus dengan teliti. Lalu ia kembali ke meja makan dan memelukku manja.
" Kamu mau sandwich ngga? "tanyaku
" Mau... Tapi isiannya kaya yang waktu abang bikin... Make.spicy crab..." pintanya manja
Istriku mengangguk sambil tersenyum.
Selesai membuat sandwich untuk kami ia.memeriksa Cici.
Terdengar sedikit obrolan ceria diantara mereka yang diwarnai tawa
Lalu mereka keluar kamar.
" Ayah.. Si Cici pumya fans sekarang mah. Kata mereka pengen meet and greet.. Hahaha.." ucap istriku ditingkahi tawa ibu dan anaknya
" Hahaha.. Iya coba wa.. Nanti takut malah kaya si Bowo tiktok.. Hahaha.." jawab Cici
Aku tertawa mendengar ucapan Cici.
" Hmm.. Bunda, Nong, Vilda dan Cici. Kalian sekarang mulai pumya fans. Kehidupan kalian diluaran nanti ngga akan terlepas dari sorotan mereka. Bahkan ngga jarang ada fans yang fanatik dan agak agak freak.. Ayah minta kalian bisa bijak bersikap dan jaga perilaku. Bukan apa apa. Fans buat kalian adalah pasar terkuat. Dan buat endorser merupakan peluang emas. Jadi kalo bisa simbiosis mutualis antar kalian, fans dan produsen, ini akan jadi peluang yang menguntungkan. Tapi juga ayah minta, buat yang kerja tetap utamakan pekerjaan, buat yang sekolah tetap pentingkan pelajarannya.." ucapku mengingatkan
" Iya ayah.. Iih.. Ayaah.. Makasih udah diingetin..." ucap istriku sambil memelukku diikuti ketiga gadis kami.
Ucapan yang kusampaikan kepada mereka direkam oleh Dinar.
" Pak.. Boleh ngga saya upload ke medsos. Ucapan bapak penting banget buat banyak orang banyak..." ucap Dinar
Aku mengangguk sambil tersenyum.
Lalu, seperti biasa, kami.sarapan bersama
" Gua pen makan nasi ah hun.. " ucap Budi lalu melangkah ke.dapur dan membuka kulkas disana.
" Lah.. Sate masih ada.. Sedaap.." ucap Budi. Lalu ia membawa ke kitchen dan menghangatkan sate itu di oven microwave.
" Gua bagi ya cuy.." pintaku
Budi mengangguk
Tak lama kemudian aku dan Budi menikmati nasi dan sate maranggi.
Rani dan Cici meminta disuapi olehku. Yang kulayani dengan bahagia.
Selesai sarapan mereka berempat kembali take action menggunakan kosmetik endorse.
Dan seperti biasa Dinar akan melakukan editing dikantor agar leluasa.
Akhirnya kami harus berangkat ke kantor.
Saat akan ke mobil Cici sempat panik..
" Waikiii.. Laptop Cici ngga ada..." ucapnya menahan tangis
Aku sempat kaget tapi..
" Cicii.. Kan sedang diupgrade dikantor.. Sama Haryo..." jawab Rani
" Oh iyah.. Aa Cici lupa." rengeknya
Aku tertawa melihatnya
" Yaudah ayo berangkat..." ajakku
Lalu Cici menggandeng lenganku.

Selasa, 18 Januari 2021, 07:42
Kami tiba dikantor. Pegawai kami.masih punya waktu luang selama 18 menit kedepan. Ada yang mempersiapkan pekerjaan, ada yang memeriksa perlengkapan bahkan ada yang sedang nyeduh kopi.
Istriku memperhatikan beberapa karyawati yang ada dikantor. Sambil sesekali menyapa mereka. Berbagai polah mereka, ada yang girang disapa istriku, ada yang gugup planga plongo, dan ada pula yang menjawab penuh kesiapan.
" Waiki.. Wantik pulang dari Singapore kapan? " tanya Cici
" Ngga tau nak. Itu juga kan sempat ada bahasan mau langsung ke negara lain.." jawabku
" Ooh.. " jawabnya
" Emang kenapa nak? " tanya istriku
" Kangen.." jawabnya dengan raut sedih.
" Ooh.. Yasudah.. Nanti sebelum jam makan siang kita video call sama wantik ya..." ajakku
Cici mengangguk. Lalu ia menuju ruangan IT dan mendapati tantenya sedang asyik memeriksa laporan.
Selesai memeriksa laporan Rani melihat keponakannya sedang bersedih. Ia melangkah kearah Cici dan memeluknya.
" Temenin ateu meriksa ke workshop yu " ajak Rani
" Hayu.. " jawab Cici singkat
Tak lama kemudian keduanya asyik ngobrol sambil berjalan menuju workshop it di lantai 1.
" Pagi bu Rani... Mbak Cici.." sapa Venna
" Hai.. Pagii.. " jawab Rani sambil membelai bahu Venna
Kedua gadis itu melanjutkan langkah mereka.
" Heiii.. Mau kemana?? " tanya istriku
" Meriksa kerjaan di workshop teh.." jawab Rani
" Ooh.. Kalo mau kemana mana ngasih tau yaa.." ucap istriku
" Iya wapit..." jawab Cici
Lalu mereka melanjutkan langkah menuju workshop. Diperjalanan sekelompok pekerja menggoda mereka
" Suitt.. Suitt... Cewek.. Boleh dong minta no wa nya.." ucap Nurdin seorang pekerja Las
" Ntar saya ajak makan seblak di warung bang Jedow..." sambung Ratno..
Kedua gadis iitu hanya tersenyum sambil lalu.
" Mentang mentang cantik. Susah bener ditanya no wa aja..." omel Nurdin
" Haryo. Laptopnya Cici beres belum? " tanya Rani
" Udah bu.. Udah beres. Ada di meja saya..." jawab Haryo
" Ooh.. Ya sudah ngga apa apa. Nanti aja..." sambung Rani.
Lalu mereka terlibat percakapan soal pekerjaan dan progressnya.
" Pengumuman... Diberitahukan kepada seluruh staff dan personil PT Enggan Bersahaja, bahwa hari ini dilaksanakan jamuan makan siang bersama. Untuk itu diharapkan agar semua bisa hadir pada jam 11:45 di Lobby utama. Demikian atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih." Suara Tresna menyampaikan pengumuman.
Rani melihat jam tangannya. Sudah menunjukkan jam 11.
" Cici.. Yu..." ajak Rani
Haryo ikut mendampingi karena ia akan melaporkan hadil pekerjaaannya. Sekaligus menyerahkan kepada Rani
Saat melewati kelompoknya Ratno dan Nurdin. Kemali Rani dan Cici digoda dengan cara yang kurang sopan.
Haryo berhenti sejenak dan berbicara dengan mereka. Nurdin terlihat agak emosi. Tapi kawannya menahan dan membawanya pergi.
Lalu Haryo menyusul Rani dan Cici. Sesampai diruangan ia menjelaskan apa saja p3nggantian yang dilakukan pada laptop Cici. Dan sekaligus memberi kesempatan kepada.Cici untuk mencoba laptopnya
" Ateeeuuu.. Kereenn.. Bootingnya ngga lama.. Hehehe.. Makasih ya Om Haryo.." ucap Cici.
" Heeey.. Kalian dicariin sama Wapit..." ucap Dinda.
" Iya bentar sedang meriksa laptop dulu..." jawab Rani dan Cici.
Setelah mengucapkan terima kasih, keduanya kembali ke ruanganku.
" Laptopnya bereees.. " Ucap Cici gembira.
" Hmm.. Udaah.." tanyaku
" Udah dong waa..." jawab Cici
" Hayu kita test food tea.." ajak Terry dan Kania
" Siaap.." jawab kami
Selasa, 18 Januari 2021, 11:47
Kami sampai di Lobby tempat dilaksanakannya test food. Setelah berbincang sejenak dengan pihak catering, diputuskan bahwa jamuan makan siang akan dilaksanakan setelah shalat dzuhur.
Sambil menunggu waktu dzuhur. Pihak catering mempersilahkan kami menikmati Welcome drink berupa iced honey lemon tea. Minuman favorit Cici.
" Maaf pak... Bu.. Ada tamu dari shampoo Pantune.. Katanya sudah ada appointment dengan bu Yasna." Ucap seorang Satpam
" Oh.. Iya pak Sopyan. Bawa kesini aja.. Sama sekalian kalo ada dari Shampoo Extremee dan Humairoh Collection " jawab Yasna
" Siap Bu.." jawab Sopyan
Tak lama tamu untuk Yasna sudah tiba. Dan disusul kumandang adzan dzuhur hang memanggil kami. Kami menuju musholla untuk melaksanakan shalat dzuhur berjamaah.
" Bang.. Dimsum cekernya kaya yang enak ya..." ucap Dinda
" Iya... Merah segerr.." jawabku
Obrolan terhenti karena kami sudah memasuki musholla. Setelah berwudhu kami melaksanakan dzuhur berjamaah dan diikuti dengan dzikir.
Tepat jam 12:15 Dzuhur berjamaah seleaai dilaksanakan dan semua karyawan di arahkan ke.Lobby.
Rani menghampiriku dan istriku. Ia mencium tanganku.
" Mmmwh.. Jadilah si bungsu yang sholehah ya nong.." pintaku sambil mengecup pipi dan keningnya
" Mmmwh.. Kemanjaanku... Mmmwh.. Kesayanganku.. Mwh.. Bungsuku.." ucap istriku.
" Anak uwaa..." ucapku sambil memeluk.Cici
" Makasih buat semuanya ya wa.." ucap Cici
Aku.mengangguk sambil tersenyum. Lalu Cici memeluk istriku.
" Anak gadis uwa.. Mmmmwh.. Sayangku.. Mmmmwh.. Si cerdas..." ucap istriku
" Ayah..." ucap Vilda sambil memelukku
" Jangan goreng adat. Jaga nama baik keluarga kita ya Vil.." ucapku sambil mendekap Vilda penuh sayang
" Iya yah.. Bundaaa.." ucap Vilda sambil memeluk istriku. Kecupan bertubi dan ungkapan sayang meluncur dari hati istriku.
" Buset itu siapa yang melukin cewek tadi..? " tanya Nurdin kepada Ratno
" Kalo liat wajahnya mirip banget. Kayanya adik kakak..." jawab Ratno
Kami melanjutkan langkah menuju Lobby.
" Nah mbak Diandra. Mangga silahkan kita mulai." ucap Kania
Lalu Diandra memperkenalkan diri dan menjelaskan menu yang disajikan siang ini.
" Baik pak dan bu Dicky juga pak dan bu Budi. Dipersilahkan untuk menikmati sajianenu kami..." ucap Diandra
Aku mengawali dengan mengambil Chicken Curry dengan Roti pita. Keharuman kari ayamnya benar benar menggoda. Istriku memilih menu yang sama
Aku mulai memyuap roti pita yang telah dicelupkan kedalan kari.
" Hmmm.. Enak.. Beneran enak.." ucapku
" A bang... " pinta Rani
Aku menyuapi Rani dengan Roti pita
" Hmm.. Mantap.. Mantap." Ucapnya sambil mengunyah..
" Cici.. A.. " ucap.isteiku sambil menyuapi Cici
" Enak wa.." ucapnya
" Nah mbak mbak. Itu pak Dicky pimpinan kami. Dan yang sedang disuapi itu adik bungsu bu Fitri. Namanya bu Rani. Dia Chief IT department kami... Sementara yang memakai kemeja biru muda itu bu Fitri, dan itu kemenakannya.." ucap Yasna
" Hmm.. Keliatan penuh kasih sayang banget ya pasangan ini.." ucap Temy
Yasna memperkenalkan anggota keluarga yang lain dan mengajak para endorser untuk bergabung.
Suasana makan siang makin hangat dengan obrolan ringan dan candaan.
" Cici nak.. Sayangku.. Ini terakhir nak.. Terakhir.." bujuk istriku
" Tapi abis ini Cici mau dimsum ceker sama baozi ya wa.." pinta Cici
" Boleeh... Tapi ini habisin dulu.." jawab istriku sambil membujuk Cici
" Mmm.. Belepotan makannya.." ucap istriku sambil melap bibir Rani.
" Enak ngga dimsum cekernya? " tanya istriku
" Beugh.. Enak banget bun.." jawabku
" Mau wa.." ucap Cici
Kusuapi Cici dengan penuh sayang.
" Mm.. Kurang aroma wijennya.." kritik Cici yamg kebetulan didengar Diandra
" Eumh.. Kurang aroma wijennya ya mbak.." tanya Diandra
" Eeeh.. Maaf mbak Diandra. Kemenakan saya ngasih kritik.. " ucap istriku
" Ibu ngga apa apa bu... Biar jadi bahan pertimbangan kami.." jawab Diandra
" Iya.. Kebetulan mamanya dia asli dari Hongkong. Jadi yaa.. Oriental food lidahnya banget.." ucap istriku
Lalu mereka terlibat obrolan sambil istriku menyuapi Cici
" Hmm.. Manja banget ke uwa ya.." ucap Diandra sambil membelai pipi Cici
Sementara Rani masih menikmati hidangan yang tersaji tanpa memegang piringnya.
" Buat Johan sama pras " ucapku mengingatkan
" Udah tadi dikirim ke rumah.." jawab Terry
Acara makan pun terus berlangsung hingga hidangan nyaris tak bersisa.
Akhirnya acara santap siang selesai dan kami merehatkan perut kami sejenak sambil mengobrol.
" Pak.. Itu boss besar bukan? " tanya Nurdin kepada Yatimin sambil menunjuk ke arah diriku
" Iya.. Itu adik bungsunya.. Nah yang disana bu Fitri sama anak gadisnya kalo ngga salah.. Kenapa din..?" tanya Yatimin
" Mampus gua.. Pantesan aja anak IT tadi marah.." ucap Nurdin lemas. Sementara wajah Ratno memucat
" Kebiasaan buruk kalian jadi masalah. Saya dapet komplen dari departemen IT. Mereka melaporkan bahwa kalian bersikap tidak sopan kepada bu Rani Kepala departemen IT dan mbak Cici putri dari pak Dicky. " ucap Opik pelan dan tajam
" I.. Iya pak.. Saya ngga tahu siapa merwka soalnya..." jawab Nurdin
" Tahu ataupun tidak, tata krama tetap harus dipakai. Bukan sok.jago kaya gitu.. Kalian masih mau kerja sama.saya nggak? " tanya Opik
" Mau pak.. Saya mohon jangan pecat kami pak.." ucap Ratno memohon
" Kita kesana dan kalian minta maaf sekarang...!" perintah Opik tegas
" Baik pak..." jawab mereka
Lalu mereka menghampiriku
" Siang pak.." ucap.Opik
" Eh pik.. Hmm.. Ada apa ?" tanyaku
" Ini pak. Opik ada.perlu sama bu Rani dan mbak Cici..." jawab Opik
" Ooh.. Silahkan.." jawabku santai
" Siang bu... Maaf bu ada.waktu nggak? " tanya Opik
" Oooh.. Iya kenapa pak.." tanya Rani saat melihat Nurdin dan Ratno yang yadi menggoda mereka.
" Kalian bicara sekarang! " ucap Opik
" Baik pak... Bu kami minta maaf sama ibu dan mbak karena tadi sikap kami kurang ajar ke ibu dan mbak.." ucap Ratno
".Hmm.. " ucapku saat mendengar ucapan Ratno.
Lalu Rani mengkuliahi mereka sebentar. Nurdin dan Ratno tertunduk lesu
Aku ikut bicara untuk menengahi.
" Bukan karena Rani adik bungsu saya.., bukan karena Cici anak saya.. Tapi ini karena sikap. Saya minta mulai saat ini dan seterusnya kalian bisa memperbaiki diri ya.." ucapku kepada Ratno dan Nurdin.
" Baik pak.." jawab mereka
" Sebelum pulang kalian tanda tangan SP." ucap Opik
" Hmm.. Ngga usah dulu pik.. Kayanya kita kasih sanksi yang lain aja. " pintaku
" Udah gini aja.. Kalian berdua kena hukuman bantuin yang piket buat bersihin dan nyiapin musholla selama seminggu sama tempat wudhunya. Kelewat sehari berarti mulai lagi dari nol. Kecuali ada halangan yang ngga bisa ditinggal.." ucap Budi
" Baik pak.. Kami.akan laksanakan..." jawab Nurdin
" Ya sudah. Kembali gabung sama yang lain. Ingat jaga tata krama.." ucap istriku
" Baik bu.. Terima kasih pak.. Bu.. Kami mohon diri dulu.." ucap Nurdin
" Iya.." jawab kami
Lalu kegiatan berlanjut dengan endorsement. Pihak Pantune dan Extremee sama sama sama ingin mengendorse istriku, Rani, Vilda dan Cici.
" Gini. Maaf banget saya ikut campur. Kalo sama sama kukuh. Ngga akan ketemu solusinya. Nah ini tawaran saya : istri saya dan anak saya plus Yasmin dan Yasna untuk shampo Pantune. Kenapa ? Karena kalian punya produk hijab. Nah Extremee saya tawarkan Terry, Vilda Rani dan Cici. Sementara untuk Humairoh ngga ada masalah. Kenapa saya menawarkan seperti ini. Karena saya ngga mau karena endorse keluarga saya, kalian jadi saling menjatuhkan. Itu ngga etis.." ucapku
" Baik pak. Saya mewakili Extremee setuju dengan penawaran bapak. " Jawab Angela.
" Ngga nyangka dapet solusi juga.. Baik saya sepaham dengan mbak Angela. Mbak maafin ya saya sempat ngotot.. " ucap Temy
" Ya sudah ngga apa apa mbak Temy.." jawab Angela sambil tersenyum
" Nah sekarang silahkan diatur masalah selanjutnya. Biar bisa beres semuanya. Saya pamit dulu karena ada yang harus saya selesaikan " ucapku
Dan merekapun terlibat diskusi soal kontrak.
Akhirnya kontrak dengan ketiga endorser ditanda tangani.
Dan produk shampoo dari kedua produsen langsung diterima saat itu juga. Sementara dari Humairoh Collection sistemnya berupa Foto Shoot produk mereka. Dan dilakukan hanya pada hari libur
Aku setuju dan bisa menerima keputusan ini tanpa protes lagi.
Semua kegiatan berjalan normal. Hingga tak terasa waktu pulang kerja pun tiba.
" Ayo kita pulang." ajakku kepada istriku
" Hmm.. Ayah... Makasih buat segalanya.." ucap istriku
" Ayah yang seharusnya berterina kasih sama bunda..." jawabku sambil memeluknya
Dan kamipun melangkah menuju kendaraan yang akan membawa kami pulang....
Hampir tengah malam
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd