Jumat, 1 Januari 2021, 13:11
Para lelaki baru pulang dari masjid setelah melaksanakan shalat jum'at berjamaah.
" Assalaamu'alaikum..... " ucap kami.
Aku menghampiri istriku
" Bunda... Maafin ayah kalo selama tahun 2020 banyak hal yang membuat bunda kesal marah dan kecewa. Ayah janji akan memperbaiki semua walaupun ngga sekaligus... Ayah sayang bunda.." ucapku
" Ayah... Bunda juga minta maaf kalo bunda sering membebani ayah selama ini.. Bunda sangat mencintai ayah.. " ucap istriku sambil berlinangan air mata.
" Bunda bukan beban.. Tapi bunda adalah tanggung jawab ayah dunia akhirat. Begitu pula anak anak kita... Adik adik kita. Dan semua anggota keluarga kita bunda..." jawabku lalu kukecup dahi dan pipinya
" Attataah.. Hnnng... Nananan.. Bububu... Nininini...." suara Ajeng protes melihatku mesra dengan bundanya. Aku tertawa melihat kelakuan putriku.
" Bundaa... Abang sayang bunda..." ucap Maher
" Kaka sayang bunda...." ucap Mahesh
" Bunda sayang kalian juga... " ucaonya lalu memeluk keduanya...
" Abang..." ucap Rani sambil memelukku.
Kuucapkan permintaan maafku dan nasihat serta ungkapan sayang kepadanya
Selesai memelukku, ia memeluk istriku dan seikat ungkapan sayang dari istriku tersampaikan.
Selesai bersalaman, kami menuju meja makan
" Hmm... Ikan asin sambel lalap...." gumamku sambil menata menu yang kuingin di piring lalu kubawa ke tengah rumah. Papap mamah dan kakak kakaku sudah lebih dulu ada disana.
Satu persatu anggota keluarga yang lain menyusul ke tempat kami.
Siang ini aku menyuapi istriku yang sambil mengendong Ajeng.
" Wa lalap ini enak ngga wa ?" tanya Cici sambil menunjuk daun kenikir.
" Enak.. Ini enak juga.." jawabku sambil mengambil daun ramidang segar. Kucolekkqn pada sambil dan kusuapi Cici. Stelah beberapa kunyahan.
" Eumh... Enak wa... Enak..." ucap Cici dengan mata berbinar.
" Wangi kan Ci ?" tanya istriku
" Iya wa pipit... Ngga tau wanginya mirip apa tapi enak.." komennya sambil mengunyah
Lahap menikmati makan siangnya sambil berhadapan denganku dan istriku. Sesekali ia nyelimit makanan milikku
" Cici ambil sendiri nak.." ucap
@samcoki yang melihatnya.
" Ngga apa apa sam... Biasa aja... Sama gua ini..." ucapku
" Iya sam... Kaya sama siapa aja...." tambah istriku
Cici meleletkan lidahnya meledek ayahnya
" Ahahaha... Hey Cici... Ngaledek ka bapa teh..." ucap a Wawan sambil tertawa puas. Evelyn ikut tertawa melihat situasi yang tejadi. Semburat bahagia terpancar diwajahnya.
" Ikan asinku kemana ya? " ucap Herlambang heran
Ia mencari ikan asinnya di tumpukkan lalap.
Teh Minah tersenyum tertahan melihat wajah Herlambang.
Herlambang melangkah menuju meja makan untuk mengambil ikan asin. Saat kembali ia melihat lalapannya tinggal sedikit.
" Hlaah... Lalapanku... Ooh... Lalpan... Kemanakah dirimu berlalu..?" ucapnya dengan wajah melas
Budi sang otak pelaku menyembunyikan wajahnya dibalik tubuh istrinya. Terry tak kuat menahan tawanya
" Bas... Wajah kamu itu lho.. Hahaha..." ucap Terry sambil tertawa ngakak..
Alline juga ngga mampu menahan tawanya melihat wajah dan perilaku calon suaminya.
" Bancet... Elu mah... Pengen lalap ngga mau gerak... Gimana sih...." aku memprovokasi
Johan gelagapan ngga ngerti masalah. Wajahnya terlihat dungu dan polos
" Hahahahahah. Makan siang kaya gini... Hahahaha...." suara teteh terdengar dalam bahana tawanya.
Pras sudah ngga mampu melanjutkan suapannya,
" Papi..." suara Tata seperti ingin protes
" Ahahaha.. Si Pras dimarahin anaknya..." teh Uzzy ngakak melihat kejadian itu
Tak pelak kejadian siang ini mengundang tawa kami semua.
" Alhamdulillah... Kebahagiaan ini selalu kami rasakan..." ucapku sambil merasakan kenyang diperutku
" Mmmwh... Ngomong sendiri.... Mmmmwh...." ucap istriku.
Aku tertawa saat istriku menciumku. Rasa bahagia makin membuncah di dadaku.
Obrolan kami masih berlanjut...
" Bas kamu pernah jadi among tamu? " tanya teh Minah
" Dulu pernah waktu ada acara selamatan desa dikampung saya teh... Waktu itu....." ucapnya dengan mata menerawang
Semua menunggu lanjutan cerita Herlambang.
" Lama amat mas Bas... " protes Revka
" Hloh nungguin tho ??" tanya Herlambang
" Diyyh... " omel Dhilla
" Tadi tuh kukira bakal seperti sineteon azab di indosiar... Ada adegan backflash ke masa lalu.. " jawabnya enteng
Tak pelak semua terkiyal kiyal ngakak mendengar ucapan Herlambang.
" Ih.. Si kanyut... Pernah belum ??" tanya a Dudi
" Hehehe... Pernah mas... Pernah.. Hehehe " jawabnya
" Nah kitu..." ucap a Dudi
Teteh masih ngakak begitu juga kang Pri.
" Iya mas... Biasanya Kan kalo ada tamu tertentu jadi tugas among tamu untuk mengantarkan dan menempatkan di tempat yang sudah tersedia. Makanya dibutuhkan among tamu yang punya karakter ngemong dan ramah kepada tamu " papar teh Ervin
" Kenapa nda coba mas Budi jadi among tamu ?" tanya Herlambang jail
" Dah kalo sama dia mah tamunya bakal diseret bukan dianter ke kursinya... Baas.." protes teh Uzzy
" Oh hiyah hiyah hiyah... Hehehe..." jawab Herlambang sambil cengengesan
Kamipun terpancing tawa karena polahnya yang kocak dan apa adanya.
" Heeey... Coba geserin kursinya biar kaya susunan di acara resmi..." pinta teteh
Serentak kami menyusun kursi sesuai dengan reka adegan dalam acara undangan resmi.
" Okay... Misalkan a Dudi dan teh Minah itu tamu penting. Nah kamu jadi among tamunya menerima dan mengantarkan ke tempat duduk nya..." pinta teteh lagi
A Dudi dan teh Minah mengambil posisinya
Herlambang menghampiri lalu...
" Waduh pak Dudi dan Bu Minah... Selamat datang dan terima kasih atas kehadiran bapak ibu di acara ini.. Berkenan kiranya bapak dan ibu mengikuti saya ke meja yang telah kami siapkan untuk bapak dan ibu... Monggo.." ucap Herlambang khidmat
" Iyaaa. Perfect.. I like that... Perfect... Nah sekarang yang datang Kubil sama Jarot..." ucqp teteh
Kubil dan jarot berdiri...
" Heh.... Ngapain mau kemeja Sana heh ? Kesana.. Sana.. Hayoh kalo nda nurut ta slenthik lho. Neng kene wae ngopi karo aku Bil.." ucap Herlambang
Sontak tawa dari yang ada membahana di ruangan
" Masa ada among tamu kaya gitu... Hahaha..." mamah tertawa
" Itu among tamunya kemasukan siluman kopi hitam..." komen Edo santai
" Hehe... Ya nda tho... Yang benar itu beginiii... " jawab Herlambang lalu ia mempraktekkan gaya among tamunya.
" Weeyyy... Wikwiiw... Udah wantik.. Ombas aja among tamunya sama Edo..." ucap Edo
" Ya sudah... Terry sama Wulan ngurusin konsumsi ya..." ucap teteh
" Siap teh..." jawab keduanya
" Cici, Valdi, Zulfi, Dhilla, Alline, Stella, Ratri jadi penerima tamu di depan." usul Rani.
" Bisa... Nanti malam aja kita susun semua...." ucap teteh sambil meminum ea lemon tea milik Yasmin.
" Aaa... Asyeemmm... " ucap teteh..
" Bule. Lee. Minta lemon squash dong..." pinta teteh
" Sama Yasmin aja teh..." ucap Yasmin
" Akang juga mau... " ucap kang Pri
Satu persatu kami memesan lemon squash
" Udah kita banyak aja.. Yang mau tinggal kucurin..."usul Stephanie
" Oh iya iyah Stev...." ucap Yasmin.
Keduanya mempersiapkan lemon squash request kami. Juga cemilan siang yang memang disediakan oleh wa Eros dan Bibi ikut di susun doatas piring.
Tak lama kemudian..
" Taraa.. Lemon squash sama cemilannya udah siap..." ucap Yasmin
Vilda mengambil 2 gelas untuk teteh dan kang Pri. Tak lupa cemilan yang tersedia juga ia siapkan untuk kakakku
Kami melanjutkan obrolan sambil menikmati segarnya lemon squash dan cemilan ringan vuatan wa Eros dan Bibi. Sementara bi Imas menyiapkan ayam kampung untuk malam nanti
Tak terasa waktu merambat dan mata kami makin berat. Hingga akhirnya satu persati kami terlelap di tengah rumah.
Jumat, 1 Januari 2021, 16:09
Kami terbangun dari tidur. Aku bangkit dan membangunkan istriku
" Sayangkuu.. Cintakuu.. Ashar dulu ya.." icaoku sambil membelai pipinya.
" Hhmmmh... " jawab Fitri sambil menggeliat dan tersenyum.
Kubacakan doa bangun tidur.
" Ayah. Gendong yah.." pinta istriku
Ku gendong tubuhnya ke kamar mandi. Kejadian ini dilihat oleh berpasang mata keluarga kami yang juga terbangun.
" Masya Allah... Dicky.... Ngemanjain bener sama istrinya.." ucap teh Ita
" Padahal duu watak aslinya slengean... " ucap teteh
Teh Ita pun bercerita saat aku melamar ke garut. Walaupun lelah berkendara, aku tetap menggendong Fitri ke kamar mandi untuk wudhu.
Wajah teteh tersenyum bahagia mendengar kisah teh Ita sekaligus melihatku memperlakukan istriku.
" Jadi pada mau balapan bengong aja nih? " tanyaku lempeng
Satu persatu bangun menuju kamar mandi untuk wudhu.
Akhirnya setelah semua siap, kami melaksanakan shalat ashar dilanjut wirid.
Selesai melaksanakan ibadah ashar, kami keluar rumah untukenikmati uaca sore
" Abang... Kaka.. Ini om ada bawa layang layang... Kita terbangkan ayo.." ajak Dennis.
" Abang mau satu Om.. " ucap Maher meminta layangan kepada Om nya
" Kaka mai diterbangin sama om Dennis aja.. Biar di adu adu sama layang layang itu.." ucao Mahesh sambil menunjuk ke arah layangan yang terbang di angkasa.
" Haaaaa... Kakakammm... Ninininih...." lengkingan suara Ajeng mengagetkan aku dan istriku.
" Apa ini teh cintakuu... Ajeng pengen apa? " tanya bundanya
" Babababah... Nininini.... Hkkng... Uuuww..." ucapnya
" Ooh... Abang suruh kesini.. Ya Allah... Dah banyak omongnya cintaku.. Sayangnya bunda... Mmmmwh... Mmmwh.." ucap istriku
" Atatatah.. Kakakaknngg... Huuw..." jawab Ajeng sambil menunjuk ke arah kakak nya.
Aku mengambil Ajeng dari gendongan istriku lalu kuajak Ajeng dan istriku ke tempat kakak kakaknya yang sedang asyik bermain layang layamg di sore ini.
Cici dan Tata asyik bermain dengan Moniq, Sarah, dan teh Mbot. Mereka memetik bunga bunga berwarna indah dan menyusunnya dalam botol, juga di rambut Tata.
" Aihh.. Putri mami jadi makin cantik... Siapa yang ngasih bunganya? " tanya Mey Lin pada Tata
" Makasih mami. Teh Sarah sama teh Moniq yang ngeriasnya. Mami sama mama juga dirias ya.." pinta Tata
Mey Lin dan Silvia mengikuti maunya Tata. Sarah dan Moniq asyik merias mahkota bunga untuk tantenya.
Sore cerah bermandi cahaya keemasan mentari yang akan surut ke peraduannya. Burung burung terbang menuju sarangnya untuk menikmati istirahat malamnya
Jumat, 1 Januari 2021, 17:21
Kami mengakhiri suasana sore yang ceria dan mulai masuk.
Apalagi wa Eros bawel memanggil Ajeng agar segera masuk kerumah.
Sari dan Nenah membersihkan kedua jagoan kembarku dan mengganti pakaiannya dengak kaus tidur panjang bercorak karakter saint seiya. Selesai si kembar, Ajeng juga dibersihkan dan diganti pakaiannya. Kaus panjang bergambar bunga dan kupu kupu terlihat lucu membungkus tubuh bidadari kami. Kulitnya makin putih mengikuti warna kulit bundanya. Lalu Sari menyerahkan Ajeng pada kami.
" Alah... Alah. Alah... Cintanya bunda udah wangi.. Udah cantik ini teh... Udah salin ya nak? " ucap istriku
" Haaah... Bubububu... Mmm... Uuu... Tetetete... Haaaaaww...." ucap Ajeng
" Ooh... Ajeng disalin bajunya sama ateu Say. Ouuh. Udah bilang makasih belum nak? " ucao istriku
Ajeng menggeleng sambil tersenyum...
" Aaaw... Nananana... Huuuw..." suaranya lucu terdengar sementara kepalanya menggeleng
" Eeh.. Harus bilang dulu sayang. Bilang... Terima kasih ateu say..." ucap istriku
Ajeng masih tetap ribut berceloteh riang dan manja.
Tak lama kemudian waktu maghrib pun tiba. Dan semua melaksanakan kewajiban dengan khusyu.
Selesai maghrib kami masih terlibat candaan dan obrolan hingga waktu isya tiba. Shalat isya pun kami laksanakan dengan khusyu. Tak luoa doa dan permohonan kami panjatkan agar segala urusan kami diberi kemudahan. Makanmalam berlamgsung normal tanpa keluhan. Walaupun ada kejailandan keisengan dari salah satu pesonil. Tapi tidak mengurangi rasa nikmat.
Hingga akhirnya waktu makan malam usai. Sebagian dari kami berada diluar sambil merokok dan menikmati minuman hangat.
" Heey... Rapatnya mau di luar apa dalem? " tanya teteh
" Diluar aja teh.... " jawab kami
" Yaudah... Ayo kumpul..." ucap teteh. Sebagian keponakan dan adik adik menyusun kursi dan bangku sedemikian rupa untuk tempat duduk kami saat rapat.
Acara rapat keluarga pun dimulai
Papap membuka acara dengan singkat
" Makasih buat papap. Nah sekarang kta langsung aja pembentukan panitia inti. Kepianitiaan ini bisa nambah personilnya sesuai kebutuhan dari koordinator. Jadi sekarang kita tentuin aja susunannya." ucap kang Pri
" Nah. Usul dari saya. Dengan melihat, menilai dan mempertimbangkan, ada baiknya ketua panitia di pegang sama mas Budi. Karna secara silsilah paling dekat itu ada di as Budi." ucap Herlambang.
" Iya gua setuju. Selama ini... Orang kedua setelah Bang Dicky adalah bang Budi. " jawab Johan
Semua sepakat menunjuk Budi sebagai ketua panitia.
" Okay. Berat sih. Tapi gua terima penunjukkan ini. Dengan satu syarat kita harus bisa bekerjasama dalam sebuah team. Hal ini sangat bisa kita laksanakan karena dalam keseharian dikantor maupun rumah kita adalah team." ucap Budi
" Sekarang dalam persiapannya kita membutuhkan seksi seksi yang mewadahi kegiatan dalam pelaksanaan resepsi pernikahan Dicky dan Entus. Nong, Kamu pegang sekretaris umum. Tugas kamu melakukan tugas kesekretariatan dan pengelolaan data. Seksi acara dipegang sama siapa sok ajukan " ucap Budi yang kini makin tenang dan dewasa dalam bersikap
" Aku ngajuin Bang Yan buat seksi acara. " ucap Dhilla
" Iya. Koordinasi acara beberapa hari ini aja on schedule." tambah Kania
" Ya tapi kan aku dibantu Nong " jawab Iandi
" Teknis pelaksanaan bisa dibantu siapapun mas Yan " ucap Herlambang
Support dari yang lain memperkuat dukungan untuk Iandi
" Fix. Yan. Lu seksi acara." ucap Budi
" Among tamu laki laki Herlambang perempuannya Alline " ucap a Yahya.
" Iya... Nanti Raka bantu among tamu ya ka... Sama teh Moniq juga..." ucap Budi
" Teh Moniq mah bagian jaga tamu om.. " protes Valdi
" eummmh kalo jaga tamu kta bisa bawa anak anak resepsionis kantor kaya Lanny..." sanggah Dinda
" Kalo aku sih setuju kata Dinda. Anak resepsionis aja libatkan." ucap Terry
" Gimana, Setuju ngga? " tanya Budi. Yang hadir setuju.
" Seksi Peralatan " ucap Budi
" Mamang, Aang, Dibantu Kubil sama Jarot..." usul Aidil..
" Punten gini lo, Kalo Mamang di taro buat koordinir itu lumayan berat alo.. Gimana kalo seksi peralatan di kasih ke Kang Aidil sama Revka. Kami berempat tinggal terima komando aja " jawab Mamang
Ucapan Mamang sangat benar. Apalagi ia berada dilapangan.
" Kayanya kalo kata saya sih tambahin personil di perlatan. Atau seksi umum dibanyakin. Nanti bisa di BKO " usul Aang
" Usulan bagus tah Bud. Kalo seksi umum mah bisa lari kemana mana.." raksi a Wawan yang di setujui oleh Papap.
" Nah kalo gitu susunan utama kepanitiaan udah siap.
Rani diminta mencatat semua keputusan dan menyimpannya.